Sak Berbasis Ifrs Kelompok 6
Sak Berbasis Ifrs Kelompok 6
NAMA KELOMPOK :
SITI SARAH (141.17.002)
DINNI YORDANIA (141.17.008)
RAWUNG
REZKY FAUZIAH (141.17.016)
LIE RICKY NATALIE (141.17.018)
2020/2021
SAK IFRS
Sejarahnya pun cukup panjang dan berliku. Pada 1982, International Financial
Accounting Standard (IFAC) mendorong IASC sebagai standar akuntansi global.
Hal yang sama dilakukan Federasi Akuntan Eropa pada 1989. Pada 1995, negara-
negara Uni Eropa menandatangani kesepakatan untuk menggunakan IAS. Setahun
kemudian, US-SEC (Badan Pengawas Pasar Modal AS) berinisiatif untuk mulai
mengikuti GAS. Pada 1998 jumlah anggota IFAC/IASC mencapai 140
badan/asosiasi yang tersebar di 101 negara. Akhirnya, pertemuan menteri
keuangan negara-negara yang tergabung dalam G-7 dan Dana Moneter
Internasional pada 1999 menyepakati dilakukannya penguatan struktur keuangan
dunia melalui IAS. Pada 2001, dibentuk IASB sebagai IASC. Tujuannya untuk
melakukan konvergensi ke GAS dengan kualitas yang meliputi prinsip-prinsip
laporan keuangan dengan standar tunggal yang transparan, bisa dipertanggung
jawabkan, comparable, dan berguna bagi pasar modal. Pada 2001, IASC, IASB
dan SIC mengadopsi IASB. Pada 2002, FASB dan IASB sepakat untuk
melakukan konvergensi standar akuntansi US GAAP dan IFRS. Langkah itu untuk
menjadikan kedua standar tersebut menjadi compatible.
Memang, hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting
standard. Namun standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150-an negara,
termasuk Jepang, China, Kanada dan 27 negara Uni Eropa. Sedikitnya, 85 dari
negara-negara tersebut telah mewajibkan laporan keuangan mereka
menggunakan IFRS untuk semua perusahaan domestik atau perusahaan yang
tercatat (listed). Bagi Perusahaan yang go international atau yang memiliki partner
dari Uni Eropa, Australia, Russia dan beberapa negara di Timur Tengah
memang tidak ada pilihan lain selain menerapkan IFRS.
Proses yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS,
yang merupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan
keuangannya berdasarkan standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah
negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa
pelaporan keuangan.
Sejak awal tahun 1980-an telah dirasakan bahwa arus modal lintas Negara
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sehubungan dengan hal itu maka
semakin dibutuhkan pula keharmonisan laporan keuangan yang berguna bagi
investor didunia dalam pengambilan keputusan. Inilah yang diupayakan oleh
International Accounting Standart Board (IASB) dengan menyusun standar
berkualitas tinggi yang diharapkan dapat diterima oleh semua Negara, yang
merupakan kompromi dari standar-standar yang sudah ada.
Tujuan IASB :
1. Menyusun satu set tunggal standar akuntansi global yang berkualitas tinggi
2. Mendorong penggunaan dan mengaplikasi secara cermat standar-standar
tersebut
3. Memerhatikan kebutuhn entitas-entitas kecil dan menengah serta ekonomi
yang baru bermunculan
4. Melaksanakan konvergensi standar-standar akuntansi nasional dan IAS
serta IFRS sehingga tercapai standar yang berkualitas tinggi
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi :
1. Definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan.
Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah
transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva,
hutang, modal, pendapatan dan biaya.
2. Pengukuran dan penilaian.
Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan
keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat
penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca).
3. Pengakuan
Merupakan kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan
keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan
keuangan.
4. Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan
Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan
bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan
keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca,
Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan
keuangan
Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Berdasar IFRS
Elemen Laporan Keuangan
1. Neraca
2. Laporan Laba Komperhensif
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
6. Laporan Posisi Keuangan pada Perioda Komparatif
Basis Pengukuran
1. Biaya Perolehan
2. Biaya Kini
3. Nilai Realisasi dan Penyelesaian
4. Nilai Sekarang.
Konversi PSAK ke IFRS
Sesuai dengan roadmap konvergensi PSAK ke IFRS (International
Financial Reporting Standart) maka saat ini Indonesia telah memasuki tahap
persiapan akhir (2011) setelah sebelumnya melalui tahap adopsi (2008 – 2010).
Hanya setahun saja IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menargetkan tahap persiapan
akhir ini, karena setelah itu resmi per 1 Januari 2012 Indonesia menerapkan IFRS.
Sasaran konvergensi IFRS tahun 2012 adalah merevisi PSAK agar sesuai
dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif tahun 2011/2012 dan
konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan secara bertahap.
Menurut Brown dan Tarca (2005) bahwa adopsi IFRS adalah untuk
meningkatkan kualitas dan daya banding informasi keuangan. Namun standar-
standar IFRS ditujukan untuk perusahaan besar, bukan untuk usaha kecil dan
menengah (UKM). Bagi UKM standar- standar tersebut terlalu mahal, tidak
efisien dan juga tidak efektif. Maka dari itu IASB melakukan suatu proyek
penyusunan standar yang sesuai dengan kondisi UKM.
Daftar Pustaka
https://syahrezamarasutanpohan.wordpress.com/2012/03/23/ifrs-international-
financial-accounting-standard/
https://www.jurnal.id/blog/perbedaan-sak-dan-ifrs/
http://dicilala.blogspot.com/2011/11/sejarah-dan-pengertian-ifrs.html
http://magussudrajat.blogspot.com/2011/06/pengantar-tentang-ifrs.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/jurnal-konversi-standar-akuntansi-
psak-ke-ifrs-international-financial-reporting-standards/