Anda di halaman 1dari 18

Diajukan Sebagai Salah Satu tugas Matakuliah Seminar

Akuntansi Pada Program Studi Strata 1 Akuntansi

NAMA KELOMPOK :
SITI SARAH (141.17.002)
DINNI YORDANIA (141.17.008)
RAWUNG
REZKY FAUZIAH (141.17.016)
LIE RICKY NATALIE (141.17.018)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MADANI


BALIKPAPAN

2020/2021
SAK IFRS

Standar akuntansi keuangan memiliki pengertian sebagai sebuah metode


untuk menyajikan informasi laporan keuangan dari suatu kegiatan usaha dengan
format penyusunan yang telah ditetapkan dengan tujuan agar tercipta keseragaman
dalam penyampaian laporan keuangan dan memberi kemudahan untuk
mendapatkan informasi dari laporan yang ada. Standar Akuntansi Keuangan
yang berlaku telah disusun, dibuat, dan disahkan oleh beberapa lembaga resmi
atau disebut juga Standard Setting Body. Beberapa lembaga resmi yang ikut turun
tangan dalam pembuatan standar akuntansi keuangan antara lain adalah Ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI), Financial Accounting Standard Board (FASB)
yang berlokasi di USA, dan International Finacial Report Standard (IFRS) yang
berlokasi di London.

PSAK-IFRS merupakan singkatan dari Pernyataan Standar Akuntansi


Keuangan – International Financial Report Standard. Kata PSAK sendiri
merupakan nama lain dari kata SAK yang penggunaanya telah diterapkan
sepenuhnya oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) pada tahun 2012. PSAK-
IFRS ini diterapkan untuk badan dengan akuntabilitas publik/umum seperti
perbankan, perusahaan publik, asuransi, BUMN, dan emiten. PSAK memberikan
kemudahan dalam pencatatan laporan keuangan dan menyajikan informasi
yang relevan bagi para pengguna laporan keuangan seperti perusahaan-
perusahaan yang ada di Indonesia.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mengadopsi IFRS sebagai standar


akuntansi umum yang berlaku untuk seluruh perusahaan yang telah terdaftar di
Indonesia pada tahun 2012. Penetapan IFRS sebagai standar akuntansi umum di
Indonesia sendiri bukan tanpa alasan. Hal tersebut dikarenakan Indonesia
merupakan salah satu dari anggota IFAC yang menjadikan IFRS sebagai standar
akuntansi mereka dan sebagai anggota, Indonesia wajib mematuhi kesepakatan
antar anggota IFAC tersebut atau disebut juga Statement Membership
Obligation (SMO).

Sejarahnya pun cukup panjang dan berliku. Pada 1982, International Financial
Accounting Standard (IFAC) mendorong IASC sebagai standar akuntansi global.
Hal yang sama dilakukan Federasi Akuntan Eropa pada 1989. Pada 1995, negara-
negara Uni Eropa menandatangani kesepakatan untuk menggunakan IAS. Setahun
kemudian, US-SEC (Badan Pengawas Pasar Modal AS) berinisiatif untuk mulai
mengikuti GAS. Pada 1998 jumlah anggota IFAC/IASC mencapai 140
badan/asosiasi yang tersebar di 101 negara. Akhirnya, pertemuan menteri
keuangan negara-negara yang tergabung dalam G-7 dan Dana Moneter
Internasional pada 1999 menyepakati dilakukannya penguatan struktur keuangan
dunia melalui IAS. Pada 2001, dibentuk IASB sebagai IASC. Tujuannya untuk
melakukan konvergensi ke GAS dengan kualitas yang meliputi prinsip-prinsip
laporan keuangan dengan standar tunggal yang transparan, bisa dipertanggung
jawabkan, comparable, dan berguna bagi pasar modal. Pada 2001, IASC, IASB
dan SIC mengadopsi IASB. Pada 2002, FASB dan IASB sepakat untuk
melakukan konvergensi standar akuntansi US GAAP dan IFRS. Langkah itu untuk
menjadikan kedua standar tersebut menjadi compatible.

Memang, hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting
standard. Namun standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150-an negara,
termasuk Jepang, China, Kanada dan 27 negara Uni Eropa. Sedikitnya, 85 dari
negara-negara tersebut telah mewajibkan laporan keuangan mereka
menggunakan IFRS untuk semua perusahaan domestik atau perusahaan yang
tercatat (listed). Bagi Perusahaan yang go international atau yang memiliki partner
dari Uni Eropa, Australia, Russia dan beberapa negara di Timur Tengah
memang tidak ada pilihan lain selain menerapkan IFRS.

Proses yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS,
yang merupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan
keuangannya berdasarkan standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah
negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa
pelaporan keuangan.

Konvergasi standar akuntansi Internasional berate penggabuungan atau


pengintergrasian standar akuntansi yang ada disetiap Negara untuk digunakan dan
diarahkan kedalam satu titik tujuan yaitu IFRS (International Financial Report
Standart)

Sejak awal tahun 1980-an telah dirasakan bahwa arus modal lintas Negara
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sehubungan dengan hal itu maka
semakin dibutuhkan pula keharmonisan laporan keuangan yang berguna bagi
investor didunia dalam pengambilan keputusan. Inilah yang diupayakan oleh
International Accounting Standart Board (IASB) dengan menyusun standar
berkualitas tinggi yang diharapkan dapat diterima oleh semua Negara, yang
merupakan kompromi dari standar-standar yang sudah ada.

IASB menyusun standar yang diyakini merupakan standar terbaik yang


paling dapat diterima oleh seluruh Negara, yaitu IFRS (International Financial
Reporting Standart), dan kemudian masing-masing Negara memutuskan untuk
mengadopsi, mengacu pada standar tersebut, atau tetap bertahan pada standar
lama.

Pada awalnya pelaksanaan konvergensi akuntansi dipelopori oleh badan-


badan politik dan organisasi-organisasi akuntansi professional. Kemudian datang
dorongan dari penyusun dan kelompok-kelompok pengguna laporan keuangan
yaitu : MNC, Regulator Pasar Modal, dan Indsutri Sekuritas serta Negara-negara
berkembang. Organisasi-organisasi International pendorong IFRS yaitu :
International Accounting Standard Board (IASB), Europe Commission (EC),
International Organization of Securities Commission (IOSOC), International
Federation of Accountants (IFAC)

Terciptanya satu set tunggal standar akuntansi international dengan


ditanda tanganinya Norwalk Agreement tahun 2002 oleh IASB dan dewan
standar Akuntnasi keuangan AS (FASB). Pada tahun 2004 Australian
Accounting Standarts Board mengadopsi IFRS sebgai standar akuntansi Australia,
China, dan Jepang berkomitmen untuk mengkonvergensi standar akuntansi
keuangan mereka masing-masing terhadap IFRS

Tujuan IASB :

1. Menyusun satu set tunggal standar akuntansi global yang berkualitas tinggi
2. Mendorong penggunaan dan mengaplikasi secara cermat standar-standar
tersebut
3. Memerhatikan kebutuhn entitas-entitas kecil dan menengah serta ekonomi
yang baru bermunculan
4. Melaksanakan konvergensi standar-standar akuntansi nasional dan IAS
serta IFRS sehingga tercapai standar yang berkualitas tinggi

Menerapkan standar keuangan IFRS dapat meningkatkan daya banding


laporan keuangan dan memberikan informasi laporan keuangan yang berkualitas
dalam pasar modal Internasional. Manfaat lainnya yang dapat dirasakan dengan
menerapkan IFRS di perusahaan Anda adalah dapat menghilangkan hambatan
arus modal Internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan
pelaporan keuangan.
Selain itu, IFRS juga dapat mengurangi penggunaan biaya pelaporan
keuangan perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para
analis keuangan perusahaan Anda. IFRS dapat meningkatkan kualitas pelaporan
keuangan perusahaan Anda menuju best practice. Jadi, meski Indonesia harus
menyesuaikan standard keuangan dengan IFRS, namun ternyata hal ini malah
akan mempermudah pelaporan keuangan.

Bukti pengakuan dan dukungan terhadap IFRS :

1. Digunakan lebih dari 150-an Negara sebagai dasar menyusun standar-


standar akuntansi mereka
2. Sedikitnya, 85 negara telah mewajibkan laporan keuangan yang disusun
sesuai dengan IFRS untuk semua perusahaan domestik atau perusahaan
tercatat (listed)
3. Standar-standar tersebut diakui oleh masyarakat Eropa (European
Community, EC) dan badan-badan supranasional lain.

Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan


keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan
keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang :
1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode
yang disajikan.
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan
pada IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para
pengguna.

Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi :
1. Definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan.
Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah
transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva,
hutang, modal, pendapatan dan biaya.
2. Pengukuran dan penilaian.
Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan
keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat
penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca).
3. Pengakuan
Merupakan kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan
keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan
keuangan.
4. Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan
Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan
bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan
keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca,
Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan
keuangan
Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Berdasar IFRS
Elemen Laporan Keuangan
1. Neraca
2. Laporan Laba Komperhensif
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
6. Laporan Posisi Keuangan pada Perioda Komparatif

Basis Pengukuran
1. Biaya Perolehan
2. Biaya Kini
3. Nilai Realisasi dan Penyelesaian
4. Nilai Sekarang.
Konversi PSAK ke IFRS
Sesuai dengan roadmap konvergensi PSAK ke IFRS (International
Financial Reporting Standart) maka saat ini Indonesia telah memasuki tahap
persiapan akhir (2011) setelah sebelumnya melalui tahap adopsi (2008 – 2010).
Hanya setahun saja IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menargetkan tahap persiapan
akhir ini, karena setelah itu resmi per 1 Januari 2012 Indonesia menerapkan IFRS.

Dengan adanya standar global tersebut memungkinkan keterbandingan dan


pertukaran informasi secara universal. Konvergensi IFRS dapat meningkatkan
daya informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang ada di
Indonesia. Adopsi standar internasional juga sangat penting dalam rangka
stabilitas perekonomian.

Manfaat dari program konvergensi IFRS diharapkan akan mengurangi


hambatantan- hambatan investasi, meningkatkan transparansi perusahaan,
mengurangi biaya yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan, dan
mengurangi cost of capital. Sementara tujuan akhirnya laporan keuangan yang
disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) hanya akan memerlukan
sedikit rekonsiliasi untuk menghasilkan laporan keuangan berdasarkan IFRS.

Sasaran konvergensi IFRS tahun 2012 adalah merevisi PSAK agar sesuai
dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif tahun 2011/2012 dan
konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan secara bertahap.

Manfaat Konvergensi IFRS :


1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan
penggunaan Standar Akuntansi keuangan yang dikenal secara
internasional
2. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi
3. Menurunkan modal dengan membuka peluang fund raising melalui
pasar modal secara global.

Menurut Brown dan Tarca (2005) bahwa adopsi IFRS adalah untuk
meningkatkan kualitas dan daya banding informasi keuangan. Namun standar-
standar IFRS ditujukan untuk perusahaan besar, bukan untuk usaha kecil dan
menengah (UKM). Bagi UKM standar- standar tersebut terlalu mahal, tidak
efisien dan juga tidak efektif. Maka dari itu IASB melakukan suatu proyek
penyusunan standar yang sesuai dengan kondisi UKM.

Perbedaan SAK dan IFRS

Perbedaan SAK IFRS

Sumber PSAK No. 1 (Revisi 1988) IAS1 , Presentation Of


Penyajian Laporan Kuagan Financial Statements
NERACA Memerlukan penyajian asset Penyajian bukan aset lancar
lancar maupun asset tidak ataupun aset tidak lancar,
lancar kecuali untuk insdustri hanya bila penyajian
tertentu seperti Bank likuiditas lebih relevan dan
dapat diandalkan untuk item
tertentu
Laporan Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi
Kinerja komprehensif
Kuangan
Laporan Laba/ Sama seperti IFRS. Tetapi ada Tidak memiliki format
Rugi perbedaan rincian pada item standar meskipun
yang disajikan pada laporan pengeluaran harus disajikan
pendapatan yang diterima di dengan memilih salah satu
awal. dari dua format.
Laporan Arus Sama dengan IFRS tetapi Pos standar tetapi ketentuan
Kas ( Format dalam beberapa entitas harus terbatas pada isinya:
Dan Metode ) menggunakan metode menggunakan metode
langsung. langsung atau metode tidak
langsung
Penyajian Diakui adanya keuntungan dan Menyajikan laporan
Keuntungan kerugian yang disajikan dalam keuangan yang mengakui
dan Kerugian laporan perubahan ekuitas keuntungan dan kerugian
yang Diakui pemegang saham dalam catatan terpisah
(Pendapatan ataupun tidak pada laporan
dan perubahan ekuitas
Komprehensif pemegang saham
Lainnya)
Tanggung MANAJEMEN TIDAK DIATUR
Jawab laporan
Keuangan
Komponen Neraca, laporan laba-rugi, Laporan posisi keuangan
Laporan laporan arus kas. dan laporan laba-rugi
Kuangan

Daftar Pustaka
https://syahrezamarasutanpohan.wordpress.com/2012/03/23/ifrs-international-
financial-accounting-standard/
https://www.jurnal.id/blog/perbedaan-sak-dan-ifrs/
http://dicilala.blogspot.com/2011/11/sejarah-dan-pengertian-ifrs.html
http://magussudrajat.blogspot.com/2011/06/pengantar-tentang-ifrs.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/jurnal-konversi-standar-akuntansi-
psak-ke-ifrs-international-financial-reporting-standards/

Anda mungkin juga menyukai