Penggunaan Dana Desa untuk Bantuan Langsung Tunai Desa ( BLT Desa ).
Setelah saya buka, ternyata banyak sekali hal menarik yang perlu kita pelajari terkait isi dari
slide tersebut.
Hal menarik tersebut, salah satunya, ya mengenai Dana Desa yang akan bisa kita gunakan untuk belanja
Bantuan Tunai Langsung Desa.
Setelah hampir 6 (enam) tahun Dana Desa digulirkan. Baru kali pertama, Dana Desa diarahkan ke
Program BLT.
Bantuan Langsung Tunai atau disingkat BLT, bukanlah hal yang baru di Indonesia.
Terhitung sejak tahun 2005, BLT mulai diluncurkan pertama kali, hingga berlanjut ditahun 2009 dan
berganti nama menjadi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).
Program BLT dikala itu, diselenggarakan atas respon melambungnya harga Bahan Bakar Minyak
(BBM) dunia. Sehingga, masyarakat yang kurang mampu kesulitan untuk memenuhi kebutuhan
hariannya.
Kemudian, Pemerintah memberikan kompensasi berupa uang tunai, pangan, jaminan kesehatan, dan
pendidikan dengan tujuan dapat meringankan beban kebutuhan harian penduduk kurang yang mampu.
Program tersebut dianggap sukses oleh beberapa kalangan dikala itu, meskipun timbul kontroversi dan
kritik.
Lalu bagaimana dengan BLT Desa yang sekarang ?
Secara garis besar sih sama tujuanya, yaitu sama-sama diberikan kepada penduduk yang kurang mampu
untuk memenuhi kebutuhan dasar harian akibat dampak dari pendemi Covid-19.
Yang membedakan hanyalah, apakah bantuan tersebut akan sukses seperti dulu atau tidak. Karena kita
tahu, bahwa kondisi yang sekarang jelas berbeda jauh dengan kondisi pada saat itu.
Perlu langkah nyata untuk dapat memaksimalkan penggunaan dana ini, mulai dari proses pendataan
hingga pada proses penyaluran.
Sehingga, bantuan dana tersebut benar-benar tepat sasaran dan/atau diberikan pada orang-orang yang
berhak menerimannya.
Lebih lanjut, mengenai bagaimana skema,pendataan,mekanisme dan besaran dari BLT Desa tersebut.
Silahkan baca melalui daftar isi yang telah saya sediakan dibawah ini.
Daftar isi :
A. Tujuan
Untuk menjaga kemampuan daya beli penduduk miskin di desa akibat perlambatan ekonomi
yang disebabkan oleh merebaknya wabah COVID-19 dan untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk
miskin.
B. Sasaran
A. Alternati 2
Data penerima BLTDesa menggunakan Data Penduduk Miskin Kemensos, dan Penentuan
penerima BLTDesa dikoordinasikan dengan Kemendes, Kemendagri, dan Kemenkeu.
1.Berdasarkan Perppu No.1 /2020, Kemendes PDTT merevisi Permendes No.11/2019 dengan
mengatur penggunaan Dana Desa untuk BLT Desa,
2. Permendes dijadikan dasar bagi Kepala Desa untuk merevisi APBDes 2020 (bagi yang sudah
mempunyai APBDes),
3. Kepala Desa mengidentifikasi data penduduk miskin penerima BLTDesa dan disampaikan ke
Pemda,
4. Pemda melakukan verifikasi atas data penduduk miskin yang disusun Kepala Desa, dan hasil
verifikasi tersebut ditetapkan dalam bentuk peraturan/keputusan kepala daerah,
5. Peraturan/keputusan kepala daerah disampaikan kepada Kemenkeu, Kemendes, kemendagri dan
Kepala Desa,
6. Kepala Desa menyampaikan surat pemberitahuan kepada penerima BLTDesa,
7. Penerima BLTDesa mengambil BLT ke kantor Kepala Desa dengan melampirkan surat
pemberitahuan dan KTP,
8. Kepala desa menyalurkan BLTDesa kepada penduduk miskin desa penerima BLT,
9. Pemda melalui Dinas PMD dan Kecamatan mengawasi penyaluran Dana Desa,
10.Kepala desa melaporkan penyaluran BLTDesa kepada Pemda, dan
11.Laporan pertanggungjawaban penyaluran BLTDesa menjadi syarat penyaluran Dana Desa tahap
berikutnya.
A. Sisi Positif
1.Dasar hukum penggunaan BLT Desa menggunakan Perpu No. 1 Tahun 2020 yang mengatur bahwa
anggaran Dana Desa dapat digunakan untuk bantuan langsung Tunai kepada penduduk miskin di
desa,
1. Diberikan kepada keluarga dengan kondisi sosial ekonomi 25% terendah di daerah pelaksanaan.
Bentuknya berupa Kartu Keluarga Sejahtera, salah satunya dapat digunakan di e-warong terdekat,
2. Tujuan untuk mengurangi beban pengeluaran serta memberikan nutrisi yang lebih seimbang
secara tepat sasaran dan tepat waktu,
3. Bantuan Rp150.000/Keluarga Penerima Manfaat,
4. Tidak dapat diambil Tunai,
5. Hanya dapat dibelanjakan bahan pangan di e-warong,
6. Dapat dibelikan beras dan telur, dan
7. Jika masih sisa, dapat menjadi tabungan.
1. Kartu diberikan kepada para pekerja muda yang akan memasuki dunia kerja dan buruh/karyawan
korban PHK,
2. Tujuan: Menjamin keterampilan SDM sesuai dengan kebutuhan perusahaan,
3. Manfaat: pemegang kartu akan mendapat pelatihan sesuai keterampilan,
4. Syarat: WNI, Usia minimal 18 tahun, sedang tdk mengikuti Pendidikan formal,
5. Metode pelatihan melalui e-leraning dan tatap muka,
6. Anggaran Rp10 trilun,
7. Target peserta 2 juta penerima manfaat, dan
8. Biaya pelatihan hingga 7 juta/orang.
B. Program Keluarga Harapan (PKH)
1. Program perlindungan sosial melalui pemberian uang tunai kepada keluarga sangat miskin, selama
keluarga tersebut memenuhi kewajibannya,
2. Tujuan untuk meningkatkan taraf hidup keluarga penerima manfaat melalui akses layanan
pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan social,
3. Penerima bantuan: keluarga miskin yang memenuhi persyaratan bbrp kriteria, yaitu Ibu hamil,
anak usia di bawah 6 tahun, disabilitas berat, lanjut usia di atas 70 tahun,
4. Keluarga penerima PKH harus terdaftar dan hadir pada fasilitas kesehatan dan pendidikan
terdekat,
5. Peserta PKH diberikan kartu sebagai bukti kepesertaan,
6. Peserta PKH menerima uang tunai, dan
7. PKH disalurkan ke rekening penerima PKH dalam 4 tahap selama setahun.
8. Perbandigan BLT Desa dengan PKH
1. Kemenkeu menyampaikan usulan penyiapan dasar hukum penggunaan Dana Desa untuk BLTDesa
ke Kemendes PDTT.
2. Kemendes PDTT menyiapkan dasar hukum berupa Permendes penggunaan Dana Desa untuk
BLTDesa.
3. Kepala Desa menyusun data penerima BLTDesa berdasarkan data penduduk miskin pada
perhitungan Alokasi Dana Desa.
4. Pemda melakukan verifikasi data penerima BLTDesa dari Kepala Desa, lalu menetapkan data
penerima BLTDesa melalui SK Bupati/Walikota, dan kemudian menyampaikan penetapan data
penerima BLTDesa ke Kepala Desa dan Kemenkeu.
5. Berdasarkan data penerima BLTDesa dalam SK Bupati/Walikota, kemudian Kepala Desa
menyalurkan BLTDesa kepada penerima BLT, dan selanjutnya membuat Laporan Penyaluran
BLTDesa dilampirkan dalam permintaan penyaluran Dana Desa tahap berikutnya
1. Kemenkeu melakukan pemotongan penyaluran Dana Desa tahap II dan/atau tahap III.
2. Berdasarkan dana hasil pemotongan Dana Desa tersebut, kemudian Kemenkeu meminta Kemensos
untuk menyalurkan BLTDesa sebagai tambahan bagi penerima PKH di Desa.
3. Kemensos menerima permintaan untuk menyalurkan BLTDesa dari Kemenkeu, kemudian
Kemensos berkoordinasi dengan Kemendes PDTT dan Kemendagri untuk menentukan penerima
BLTDesa.
4. Kemensos dan Pemda bersama-sama melakukan verifikasi data penerima BLTDesa.
5. Hasil verifikasi data penerima BLTDesa yang dilakukan bersama Pemda tersebut, kemudian
disalurkan bersama dengan PKH.
10. Kesimpulan
Sekarang anda sudah mengerti bagaimana latar belakang, tujuan, sasaran, skema, besaran,
mekanisme dan penyaluran Dana Desa untuk Bantuan Langsung Tunai Desa (BLT Desa).
Ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum anda menyalurkan dana BLT Desa ke masyarakat.
1. Perlu dasar hukum berupa Permendes tentang penggunaan Dana Desa untuk BLT,
2. Perlu data yang valid terkait penerima BLT yang kemudian ditetapkan melalui SK Bupati/Walikota,
3. Perlu merubah APBDes sebelum melakukan penyaluran dana BLT, dan terakhir
4. Baru proses penyaluran dana BLT.
Terkahir sebagai penutup, bagi anda yang belum memiliki slide penggunaan Dana Desa untuk
Bantuan Langsung Tunai Desa bisa download ( disini ).