Anda di halaman 1dari 10

KELUARGA SEHAT BERDASARKAN PENDEKATAN KELUARGA

DI RW 03 KALURAHAN MOJOSONGO SURAKARTA


TAHUN 2016

Ani Nur Fauziah


Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta

ABSTRAK

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan


pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga,
untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsinya secara optimal.
Derajat kesehatan rumah tangga atau keluarga menentukan derajat kesehatan
masyarakatnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran keluarga
sehat di RW 03 Kalurahan Mojosongo Surakarta berdasarkan pendekatan
keluarga dengan menggunakan 12 Indikator keluarga sehat.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian diskriptif pendekatan cross sectional
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga di RW 3 Kalurahan
Mojosongo Surakarta, sedangkan tehnik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling sejumlah 317 Keluarga yaitu keluarga yang memiliki bayi ,
balita maupun ibu hamil. Analisis dari penelitian terdiri yaitu deskriptif dan
dengan menyajikan data melalui tabel data distribusi frekuensi.
Hasil Keluarga mengikuti program KeluargaBerencana (KB) ada 73%, ibu
melakukan persalinan di fasilitas tenaga kesehatan ada 92 % ,bayi mendapat
imunisasi dasar lengkap ada 100%, bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
ada 88 %, Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan ada 88%, penderita
tuberkulosis paru ada 1 orang dan mendapatkan pengobatan sesuai standar,
penderita hipertensi ada 22 orang melakukan pengobatan secara teratur ada 22
orang, anggota keluarga tidak ada yang merokok ada 47 %, keluarga sudah
menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ada 87 %.Keluarga
mempunyai akses sarana air bersih 94 % dan keluarga mempunyai akses atau
menggunakan jamban sehat ada 90 % Ada 2 keluarga akses dalam pelayanan
kesehatan jiwa karena ada 2 orang penderita sakit jiwa yang sudah memanfaatkan
pelayanan kesehatan di rumah sakit jiwa. Simpulan yang indikator terendah
adalah anggota keluarga yang tidak merokok ada 47 % dan yang tertinggi adalah
bayi yang mendapat imunisasi lengkap 100%.

Kata Kunci : Keluarga Sehat, Pendekatan Keluarga

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Upaya pencapaian prioritas pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 dalam
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan mendayagunakan segenap potensi
yang ada, baik dari pemerintah pusat,provinsi, kabupaten/kota, maupun
masyarakat. Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat,

Keluarga Sehat Berdasarkan Pendekatan Keluarga Di RW 03


Kalurahan Mojosongo Surakarta (Ani Nur Fauziah) 101
yaitu keluarga. Pembangunan keluarga, sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga serta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup
dalam lingkungan yang sehat.1
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan
pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga,
untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsinya secara optimal.
Sebagai penjabaran dari amanat Undang-Undang tersebut tersebut,Kementerian
Kesehatan menetapkan strategi operasional pembangunan kesehatan melalui
Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga. 1
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar
gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya
Keluarga adalah suatu lembaga yang merupakan satuan (unit) terkecil dari
masyarakat, terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Keluarga yang seperti ini disebut
rumah tangga atau keluarga inti (keluarga batih). Sedangkan keluarga yang
anggotanya mencakup juga kakek dan atau nenek atau individu lain yang
memiliki hubungan darah, bahkan juga tidak memiliki hubungan darah (misalnya
pembantu rumah tangga), disebut keluarga luas (extended family). Oleh karena
merupakan unit terkecil dari masyarakat, maka derajat kesehatan rumah tangga
atau keluarga menentukan derajat kesehatan masyarakatnya.
Masalah kesehatan adalah masalah yang multi dimensi, yakni banyak sekali
faktor penentunya (determinan). Sebagian besar faktor penentu tersebut bahkan
berada di luar jangkauan (tugas dan wewenang) sektor kesehatan. Oleh karena itu
perlu diupayakan secara menyeluruh dan bersama – sama dengan masyarakat
untuk mengatasinya. 2
Akademi Kebidanan Mamba’ul Ulum Surakarta sebagai salah satu institusi
kesehatan di Surakarta dalam upaya membantu mewujudkan derajad kesehatan di
Surakarta diwujudkan dalam bentuk tridharma perguruan tinggi yaitu pengajaran,
penelitian dan pengabdian masyarakat yang terintegrasi dalam kegiatan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa berupaya melakukan kegiatan
pendekatan keluarga dalam upaya mewujudkan keluarga sehat.
Upaya di atas didukung oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta dengan
ditetapkannya Kalurahan Mojosongo sebagai daerah binaan khusunya adalah di
RW 3 dengan karakteristik masyarakatnya menjadi wilayah yang akan dilakukan
pendekatan keluarga untuk mengetahui keluarga sehat yang ada di daerah
tersebut.

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar keluarga sehat
yang ada di RW 3 Kalurahan Mojosongo Surakarta melalui pendekatan keluarga.

Keluarga Sehat Berdasarkan Pendekatan Keluarga Di RW 03


Kalurahan Mojosongo Surakarta (Ani Nur Fauziah) 102
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran keluarga
sehat di RW 03 Kalurahan Mojosongo Surakarta berdasarkan pendekatan
keluarga dengan menggunakan 12 Indikator keluarga sehat.

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian diskriptif pendekatan cross sectional
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga di RW 3 Kalurahan
Mojosongo Surakarta, sedangkan tehnik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling sejumlah 317 Keluarga yaitu keluarga yang memiliki bayi ,
balita maupun ibu hamil.

B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah Keluarga Sehat

C. Definisi Operasional
Keluarga sehat yaitu keluarga yang memiliki 12 indikator yaitu :
a. Kesehatan Ibu dan anak :
1. Keluarga mengikuti program KeluargaBerencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas tenaga kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
b. Penyakit menular dan tidak menular :
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
c. Perilaku sehat :
8. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
9. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
d. Rumah / Lingkungan sehat :
10. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
11. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
e. Kesehatan Jiwa
12. Anggota keluarga akses dalam pelayanan kesehatan jiwa

D. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga di RW 3 Kalurahan
Mojosongo Surakarta, sedangkan tehnik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling sejumlah 317 Keluarga yaitu keluarga yang memiliki bayi ,
balita maupun ibu hamil

Keluarga Sehat Berdasarkan Pendekatan Keluarga Di RW 03


Kalurahan Mojosongo Surakarta (Ani Nur Fauziah) 103
E. Alat dan Metode Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi Metode
pengumpulan data penelitian ini dengan pengambilan data primer yang langsung
diperoleh dari responden dengan pendekatan keluarga.

F. Metode Pengolahan dan Analisa Data


Metode pengolahan data adalah cara yang digunakan dalam pengolahan data
yang berhubungan dengan instrument penelitian dengan melakukan editing,
Coding, scoring , data entry dan Tabulating
Analisis dari penelitian terdiri yaitu deskriptif dan dengan menyajikan data
melalui tabel data distribusi frekuensi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “keluarga sehat yang ada di RW 3
Kalurahan Mojosongo Surakarta melalui pendekatan keluarga”, terdapat 317
keluarga yang disajikan sebagai berikut:

Grafik 1. Keluarga yang mengikuti Program KB Di RW 03 Kalurahan


Mojosongo Surakarta Tahun 2016

80
80
70
60
50
40
30 19 19
20 11
4 4 2 0 0
10
0

Adapun banyaknya Pasangan Usia Subur (PUS) dari responden adalah 190
pasangan, yang ikut KB sebesar 139 pasangan (73%0 dan sisanya 51
pasangan (27 %) tidak ikut KB. Dari grafik diatas mayoritas akseptor KB
menggunakan suntik.

Keluarga Sehat Berdasarkan Pendekatan Keluarga Di RW 03


Kalurahan Mojosongo Surakarta (Ani Nur Fauziah) 104
Grafik 2. Bayi dan Balita yang Mendapatkan Imunisasi Lengkap Di RW 03
Kalurahan Mojosongo Surakarta

100 100 100


100 98 98
97 97
96 96
95 91

90

85

Dari grafik 2 diatas diperoleh hasil bahwa semua bayi dan balita mendapat
imunisasi lengkap sesuai dengan usianya, sehingga data yang belum 100 %
itu karena usia bayi belum cukup untuk memperoleh imunisasi yang
bersangkutan.

Grafik 3. Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di RW 03


Kalurahan Mojosongo Surakarta

350
99% 100% 98%
92% 95% 94% 945% 92%
300 88,0%88.0% 90%
79% 76,0%
250 73%
62%
200
53%
150

100

50

Keluarga Sehat Berdasarkan Pendekatan Keluarga Di RW 03


Kalurahan Mojosongo Surakarta (Ani Nur Fauziah) 105
Dari grafik 3 diatas dapat diketahui keluarga yang pertolongan persalinannya
dibantu tenaga kesehatan sebesar 95%. Keluarga yang memberikan ASI
eksklusif sebesar 88 %. Keluarga yang memperhatikan pertumbuhan balita
sebesar 88%,. Sedangkan keluarga yang bebas asap rokok sebesar 52%.
Keluarga yang mengikuti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah 73%
dan keluarga yang mempunyai akses sarana air bersih adalah 92% , Ada 90 %
keluarga yang menggunakan jamban sehat.

Grafik 4. Data Jenis Penyakit dalam 6 Bulan Terakhir Di RW 03


Kalurahan Mojosongo Surakarta

25 22
20
10
15 10
10 2 2 5
5 1 2 2
0

Dari grafik 4 bisa dilihat bahwa penderita TBC ada 2 orang, penderita
hipertensi ada 22 orang dan penderita gangguan jiwa ada 2 orang.

B. Pembahasan
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam
gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di
wilayah kerjanya. 1
Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program Indonesia
Sehat karena menurut Friedman (1998), terdapat Lima fungsi keluarga dan
dalam hal ini keluarga melaksanakan fungsi ke lima yaitu: Fungsi perawatan
atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function) adalah untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di
bidang kesehatan. Sedangkan tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan
kesehatan adalah:
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarganya,
b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,

Keluarga Sehat Berdasarkan Pendekatan Keluarga Di RW 03


Kalurahan Mojosongo Surakarta (Ani Nur Fauziah) 106
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya,
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
kesehatan.
Dari grafik 1 diatas terdapat keluarga yang menjadi akseptor KB adalah 73
% dari pasangan usia subur, dan mayoritas menggunakan KB suntik. Metode
kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi yang paling banyak
digunakan terutama metode kontrasepsi suntik 3 bulan. Keuntungan metode
kontrasepsi suntik tiga bulan sangat efektif, tetapi akseptor harus melakukan
kunjungan ulang setiap 3 bulan sekali untuk mendapatkan suntikan agar
kontrasepsinya tetap terjaga. Namun ada beberapa efek samping dapat
menyebabkan akseptor enggan datang kembali untuk mendapatkan suntikan.
Efek samping tersebut diantaranya adalah terjadi perubahan pola haid dan
penambahan berat badan. 3
Jumlah ibu yang melakukan kunjungan kehamilan sesuai standar yaitu
minimal 4 kali ada 92.4% berdasarkan grafik 3. Hal ini didukung dengan
adanya fasilitas puskesmas yang dekat dengan lokasi dengan biaya yang
terjangkau. Dukungan sosial yang paling penting bagi ibu dalam menghadapi
periode perinatal adalah keluarga. Dalam hal ini fungsi dukungan keluarga
bagi ibu hamil yakni akan mendatangkan rasa senang, rasa aman, rasa puas
dan rasa nyaman yang akan membuat ibu hamil akan merasa mendapat
dukungan emosional yang akan mempengaruhi kesehatan jiwanya. 4
Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan
memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal terutama saat pemeriksaan
kehamilan maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan
siap menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Berdasarkan grafik 2 diperoleh bayi mendapatkan imunisasi lengkap
sesuai dengan usianya ada 100 %.Sedangkan pada grafik 3 diperoleh hasil
bayi yang diberikan ASI eksklusif ada 88 %. Guna meningkatkan pengetahuan
ibu tentang pentingnya pemberian ASI eklusif perlu dilakukan penyuluhan
kepada ibu-ibu melalui kegiatan PKK atau kegiatan lain seperti pada saat
kegiatan posyandu. Hal ini sesuai dengan teori bahwa untuk meningkatkan
pengetahuan ibu tentang penting pemberian ASI eklusif perlu adanya
penyuluhan kepada ibu-ibu rumah tangga. Penyuluhan merupakan salah satu
upaya untuk memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. 5
Keluarga yang melakukan pemantauan pertumbuhan balita ada 88 %.
Kebutuhan – kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak terutama dicukupi
oleh ayah, ibu, anggota keluarga serta lingkungan sekitar. Upaya mencukupi
kebutuhan dasar tersebut dilakukan melalui interaksi yang adekuat, terus
menerus, sesuai dengan tahapan umur, Semakin erat dan semakin sering faktor

Keluarga Sehat Berdasarkan Pendekatan Keluarga Di RW 03


Kalurahan Mojosongo Surakarta (Ani Nur Fauziah) 107
di lingkungan tersebut berinteraksi dengan anak, maka faktor tersebut semakin
besar peranannya dalam menentukan kualitas tumbuh kembang anak. 6
Penderita TB paru yang berobat sesuai standar ada 1 orang,. Orang yang
sehat yang serumah dengan penderita TB paru merupakan kelompok sangat
rentan terhadap penularan penyakit tersebut. Lingkungan rumah, lama kontak
serumah dan perilaku pencegahan baik oleh penderita maupun orang yang
rentan sangat mempengaruhi proses penularan TB paru. 7
Penderita hipertensi yang berobat teratur ada 22 orang. Penatalaksanaan
perawatan penderita hipertensi sangat diperlukan suatu peran keluarga yang
baik, dalam arti bahwa anggota keluarga mendukung penatalaksanaan
perawatan hipertensi. Adanya keterlibatan anggota keluarga secara langsung
untuk membantu pasien hipertensi merupakan salah satu wujud bentuk
dukungan agar penatalaksanaan perawatan hipertensi dapat berjalan dengan
baik sehingga pasien dapat menjaga tekanan darahnya dengan normal. 8
Keluarga yang bebas dari asap rokok ada 53 % Faktor kebiasaan ini sulit
untuk merubah dalam waktu yang singkat, lebih lebih yang berkaitan dengan
kebiasaan individu dalam keluarga. Sebagai contoh,kebiasaan merokok
seseorang walaupun sudah ada poster-poster tentang bahaya merokok terhadap
diri yang bersangkutan maupun pada orang lain, tetapi kenyataan sulit bagi
seseorang untuk menghentikan merokok tersebut. Hasil penelitian tersebut
senada yang dikemukakan oleh Groth (2010) yang menjelaskan bahwa
kebiasaan merokok seseorang sangat sulit untuk dihentikan walaupun sudah
banyak kampanyekampanye dan poster-poster bahaya merokok baik terhadap
perokok aktif maupun perokok pasif.
Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehata Nasional (JKN) ada
87 %. Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN) merupakan salah satu upaya
kesehatan yang dilakukan pemerintah dalam upaya meningkatkan derajad
kesehatan optimal. 9 Pengetahuan masyarakat yang sangat minim tentang JKN
yang sangat minim perlu diselesaikan secara bertahap dengan cermat dan
teliti. 10
Keluarga yang mempunyai sarana air bersih ada 94 % dan yang
menggunakan jamban keluarga ada 90%.Indikator kriteria jamban sehat
adalah apabila rumah tangga harus memiliki dan menggunakan jamban leher
angsa dan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai penampung
akhir. 11
Anggota keluarga akses dalam pelayanan kesehatan jiwa ada 2 penderita,
dimana keduanya sudah memperoleh pengobatan di rumah sakit jiwa.
Pengetahuan keluarga mengenai kesehatan mental merupakan awal usaha
dalam memberikan iklim yang kondusif bagi anggota keluarganya. Keluarga
selain dapat meningkatkan dan mempertahankan kesehatan mental anggota
keluarganya, juga dapat menjadi sumber problem bagi anggota keluarga yang
mengalami ketidakstabilan mental sebagai akibat minimnya pengetahuan
mengenai persoalan kejiwaan keluarganya. 12
Dari hasil analisa data keluarga sehat yang masih rendah adalah keluarga
yang bebas asap rokok meskipun di RW 03 sudah mulai ada kesepakatan
bersama saat rapat warga tidak boleh ada yang merokok.

Keluarga Sehat Berdasarkan Pendekatan Keluarga Di RW 03


Kalurahan Mojosongo Surakarta (Ani Nur Fauziah) 108
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan pendekatan keluarga yang telah dilakukan di RW 03
Kalurahan Mojosongo Surakarta diperoleh hasil :
1. Keluarga mengikuti program KeluargaBerencana (KB) ada 73 % .
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas tenaga kesehatan ada 92 % .
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap ada 100%, bayi mendapat air susu
ibu (ASI) eksklusif ada 88 %, Balita mendapatkan pemantauan
pertumbuhan ada 88%.
4. Penderita tuberkulosis paru ada 1 orang dan mendapatkan pengobatan
sesuai standar.
5. Penderita hipertensi ada 22 orang melakukan pengobatan secara teratur
ada 22 orang.
6. Anggota keluarga tidak ada yang merokok ada 47 %.
7. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ada
87 %.
8. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih 94 % dan keluarga
mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat ada 90 %.
9. Ada 2 keluarga akses dalam pelayanan kesehatan jiwa karena ada 2 orang
penderita sakit jiwa yang sudah memanfaatkan pelayanan kesehatan di
rumah sakit jiwa.
10. Indikator yang terendah adalah anggota keluarga yang tidak merokok yaitu
47 % dan yang tertinggi bayi yang mendapat imunisasi lengkap sebesar
100%.

B. Saran
1. Bagi masyarakat RW 3
Perlu adanya peningkatan kesadaran bebas merokok di keluarga untuk
para bapak di RW 03 Kalurahan Mojosongo Surakarta agar keluarga
bebas rokok bisa meningkat prosentasenya.
2. Bagi Puskesmas
Adanya tindak lanjut dari hasil pendekatan keluarga yang telah dilakukan
untuk peningkatan prosentase keluarga sehat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. 2016. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan


Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kemenkes RI
2. Karwati, dkk. 2011 .Asuhan Kebidanan V / Kebidanan Komunitas. Jakarta:
TIM
3. Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Jogjakarta
:Pustaka Rama
4. Mahmudah, Dedek. 2010. Hubungan Dukungan Keluarga dan Religiusitas
dengan Kecemasan Melahirkan pada Ibu Hamil Anak Pertama

Keluarga Sehat Berdasarkan Pendekatan Keluarga Di RW 03


Kalurahan Mojosongo Surakarta (Ani Nur Fauziah) 109
(Primigravida). Skripsi S1 Fakultas Psikologi Uin Syarif
Hidayatullah,.Jakarta. www.repository.uinjkt.ac.id
5. Notoatmojo.2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka
Cipta
6. Widyastuti S., Soedjatmiko., & Agus F. 2005. Growth and Development
Profile of children at Two Day Care Centers in Jakarta: Paedatrica
Indonesiana
7. Randy,A.N.2011. Studi Kualitatif Faktor yang Melatarbelakangi Drop Out
Pengobatan Tuberkolusis Paru. Jurnal Kesmas, 7(1) : 83-90
8. Yunita Ayu R, Agus Sudaryanto, Kartinah.2013. Dukungan Keluarga dalam
Penatalaksanaan Hipertensi di Puskesmas Candirejo Magetan. Naskah
Publikasi: FIK UMS
9. JKN. 2014. FAQ-Apa itu Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN)?.http://www.jkn.kemkes.go.id diakses pada tanggal
10. Kebijakan Kesehatan Indonesia . 2013. Tantangan Kebijakan Kesehatan di
Indonesia dalam Menghadapi Stagnasi Pencapaian MDG4 dan MDG5, dan
Semakin Meningkatnya Penyakit Tidak Menular dan AIDS.
http:kebijakankesehatanindonesia.net/component/article/1893.html.
11. Dinkes Prov Jateng .2010. Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dalam
Tatanan Rumah Tangga
12. Notosoedirdjo & Latipun. 2005. Kesehatan Mental, Konsep dan Penerapan.
Malang; UMM Press.

Keluarga Sehat Berdasarkan Pendekatan Keluarga Di RW 03


Kalurahan Mojosongo Surakarta (Ani Nur Fauziah) 110

Anda mungkin juga menyukai