TOPIK 1
SIFAT DAN
KLASIFIKASI
TANAH
KELOMPOK 1
SJ-5111 REKAYASA PERKERASAN DAN
GEOTEKNIK
SISTEM DAN TEKNIK JALAN RAYA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
Kelompok 1
• Eduardo Neno (26919701)
• Arthika Putri Syahfani (26920006)
• Muhammad Endy Adiyatma (26920011)
• Oktaviani Tri Handayani (26920016)
• Vita Vidyaning Viarsami (26920021)
2
Outline
• Siklus Batuan dan Asal Tanah
Tanah • Definisi Tanah
4
Asal Tanah
▪ Secara umum tanah terbentuk akibat proses pelapukan/penguraian batuan secara kimia, fisik dan
biologi.
▪ Pelapukan merupakan proses pemecahan batuan secara mekanik dan kimiawi menjadi partikel/butiran
yang lebih kecil. Proses pelapukan dapat terjadi pada batuan yang dihasilkan pada siklus batuan, yaitu
pada batuan beku, batuan metamorf dan batuan sedimen.
▪ Pelapukan fisik atau mekanik terjadi akibat erosi oleh angin, air, perubahan suhu atau cuaca. Hasil
pelapukan berupa partikel-partikel kecil yang masih memiliki komposisi yang sama dengan batuan induk,
dapat berupa lanau, pasir, kerikil dan boulder
▪ Pelapukan kimia umumnya terjadi di daerah yang memiliki curah hujan tinggi, mengandung asam yang
tinggi dan suhu yang tinggi. Proses pelapukan terjadi karena reaksi batuan dengan asam, basa, oksigen
dan karbon dioksida, yang hasil akhirnya akan berupa partikel/butiran cristalin berukuran colloid (<0,002
mm) yang dikenal sebagai mineral lempung yang memiliki komposisi yang berbeda dengan batuan
induknya.
▪ Mineral lempung tersebut memberikan properti plastis pada tanah. Jenis mineral lampung ada 3, yaitu :
(1) kaolinite, (2) illite, dan (3) montmorillonite.
▪ Tanah juga dapat berasal dari hasil pelapukan material organik seperti tumbuhan yang membusuk. Yang
disebut tanah organik, biasanya berupa tanah angkutan hasil pelapukan yang bercampur dengan
tanaman yang membusuk.
5
Tanah (Soil)
Merupakan material yang terdiri dari:
Agregat (butiran) mineral-mineral padat
yang tidak terikat secara kimia satu sama
Vs : Volume Tanah lain (uncemented/ partially cemented)
Vw : Volume Air yang dapat berupa lempung, lanau, pasir,
Va : Volume Udara kerikil, boulder atau campuran diantara
Vv : Volume Void material-material tersebut; serta terdapat
Ws : Berat butir Tanah / Solid Air dan Udara.
Ww : Berat Air Tanah berguna sebagai pendukung
W : Berat Total (Ws+Ww) pondasi bangunan dan dapat juga
V : Volume Total sebagai bahan bangunan itu sendiri.
6
Sifat Tanah dibedakan menjadi dua:
Sifat Fisik Tanah (Index Properties)
Dimana,
w : kadar air (%)
Ww : massa air
Ws : massa tanah kering
9
Berat Jenis
Berat jenis (Gs) adalah berat jenis dari butiran tanah
padat yang diperoleh dari perbandingan antara berat
volume butiran padat (γs) dengan berat volume air (γw)
pada temperature 4o C.
Untuk dapat mengetahui berat jenis suatu tanah
dilakukan uji berat jenis di laboratorium.
Dimana,
Gs : berat jenis butiran tanah
Ws : berat butiran
Vs : volume butiran
γw : berat volume air
10
Berat Isi (Volume)
Berat volume (ϒ) didefinisikan sebagai berat tanah per Untuk dapat mengetahui berat volume suatu tanah dilakukan
satuan volume. Berat volume terdiri dari berat volume uji berat volume di laboratorium dimana dalam pengujian
kering (ϒd), berat volume basah (ϒb), dan berat volume tersebut akan dipeoleh juga nilai angka pori dan porositas
jenuh air (ϒs). tanah.
Berat volume merupakan petunjuk kepadatan tanah 𝑉𝑣 𝑉𝑣
dimana semakin padat suatu tanah, maka makin tinggi 𝑒= 𝑛=
𝑉𝑠 𝑉
berat volumenya. 𝑊 𝑊 𝑊𝑠 +𝑊𝑤
γ𝑑 = 𝑠 γ𝑏 = γ𝑠𝑎𝑡 =
Berat volume sangat berhubungan dengan berat jenis 𝑉 𝑉 𝑉
partikel, jika berat jenis partikel tanah sangat besar 𝑉 = 𝑉𝑠 + 𝑉𝑤 + 𝑉𝑎
maka berat volume juga besar. Namun apabila tanah 𝑉𝑣 = 𝑉𝑤 + 𝑉𝑎
memiliki tingkat kadar air (w) yang tinggi maka berat
jenis partikel dan berat volume akan rendah. Hal ini Dimana,
terjadi jika suatu tanah memiliki tingkat kadar air yang n : porositas
tinggi dalam menyerap air tanah, maka artinya pori-pori e : angka pori
di dalam tanah besar (kepadatan tanah rendah) Ws : berat air
sehingga tanah yang memiliki pori besar akan lebih Vs : volume butiran padat
mudah memasukkan air di dalam agregat tanah. Vw : volume air
Va : volume udara
γs : berat volume butiran padat
γd : berat volume kering
γb : berat volume basah
11
Pengujian Berat Isi (Volume)
12
Batas – batas Atterberg
Berdasarkan kadar air dalam tanah, tanah dapat
dibedakan menjadi 4 keadaan dasar: solid, semisolid,
plastic, dan liquid.
Nilai batas-batas Atterberg menggambarkan batas-batas
konsistensi dari tanah berbutir halus dengan
mempertimbangkan kandungan air tanah. Batas-batas
tersebut adalah batas cair (LL), batas plastis (PL), dan
batas susut (SL).
Batas cair (LL) didefinisikan sebagai kadar air tanah pada
batas antara keadaan cair dan plastis, yaitu batas atas dari
daerah plastis.
𝑃𝐼 = 𝐿𝐿 − 𝑃𝐿 dimana,
PI : indeks plastisitas
𝑤𝑁 −𝑃𝐿 LL : batas cair
𝐿𝐼 = PL : batas plastis
𝑃𝐼
wN : kadar air lapangan
dimana,
wi : kadar air awal ketika tanah diletakan piring uji SL
Δw : kadar air awal – kadar air saat SL
M1 : massa tanah di piring uji saat awal (g)
M2 : massa tanah kering / mass of the dry soil pat (g) 14
Pengujian Batas-batas Atterberg
Pengujian untuk Pasta tanah diletakkan dalam mangkok kuningan kemudian
mendapatkan Batas Cair (LL) digores tepat di tengahnya dengan menggunakan alat
pembuat alur. Dengan memutar alat pemutar, mangkok
kemudian dilepas dari ketinggian sekitar 0,3937 inci (10
mm). Kadar air (dalam persen) dari tanah yang dibutuhkan
agar sampel tanah menutup goresan yang berjarak 0,5 inci
(12,7 mm) sepanjang dasar di dalam mangkok sesudah 25
Alat Uji Batas Cair: Casagrande pukulan didefinisikan sebagai batas cair (Liquid Limit).
15
Analisis Saringan dan Hidrometer
Sifat-sifat tanah sangat bergantung pada ukuran butirannya. Analisis ukuran butiran diperoleh dari kurva hasil
Besarnya butiran dijadikan dasar untuk pemberian nama dan pengujian di laboratorium. Beberapa notasi penting
klasifikasi tanah. Analisis ukuran butiran tanah adalah dalam analisis ukuran butiran adalah sebagai berikut:
penentuan persentase berat butiran pada satu unit saringan,
dengan ukuran diameter lubang tertentu. 1. Notasi (D10), didefinisikan sebagai 10% dari berat
butiran total berdiameter lebih kecil dari ukuran
Pada pengujian di laboratorium :
butiran tertentu. Sebagai contoh D10 = 0,45 mm,
▪ Distribusi ukuran butir untuk tanah berbutir kasar dapat artinya 10% dari berat butiran total berdiamater
ditentukan dengan cara menyaring, yaitu menghitung kurang dari 0,45 mm. Ukuran-ukuran lain seperti
massa persen tanah yang tertahan pada masing- D30 dan D60 didefinisikan dengan cara yang sama.
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
masing saringan ( 𝑥100%) Ukuran D10 disebut sebagai Effective size.
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
▪ Distribusi ukuran butir untuk tanah berbutir halus dapat 2. Koefisien keseragaman (Cu)
ditentukan dengan cara sedimentasi menggunakan
tabung hydrometer.
Umumnya tanah bergradasi baik jika distribusi ukuran
butirannya tersebar meluas (pada ukuran butirannya). Tanah 3. Koefisien gradasi (Cc)
bergradasi buruk jika jumlah berat butiran Sebagian besar
mengelompok dalam batas interval diameter butir yang sempit
(gradasi seragam). Tanah juga bergradasi buruk, jika butiran
besar maupun kecil ada, tetapi dengan pembagian butiran yang
relative rendah pada ukuran sedang. 16
Analisis Saringan dan Hidrometer
17
Kurva Analisis Ukuran Butiran
Persentase partikel kerikil, pasir,
lanau, dan tanah liat yang ada di
dalam tanah dapat diperoleh dari
kurva distribusi ukuran partikel.
Sebagai contoh, kita akan
menggunakan kurva distribusi
ukuran partikel yang ditunjukkan
pada Gambar untuk menentukan
partikel ukuran kerikil, pasir, lanau,
dan tanah liat sebagai berikut
(Menurut USCS).
18
Sifat-sifat Mekanik Tanah yaitu sifat-sifat tanah apabila
memperoleh pembebanan dan digunakan sebagai parameter
dalam perencanaan pondasi/subgrade.
▪ Koef. Permeabilitas :
𝑄𝐿
k=
𝐴ℎ𝑡
23
Falling-Head Permeability Test
▪ Tes ini dapat dilakukan apabila air yang merembes dalam
sampel sangat sedikit. Pada tes ini air dari pipa tegak
mengalir melalui sampel tanah. Tinggi tekan awal h1 pada
saat to dicatat. Air mengalir melalui sampai mencapai
tinggi tekan h2 pada saat t. Data ini dan data-data dimensi
sampel tanah dan alat ukur dicatat kemudian
disubstitusikan ke rumus untuk mendapatkan harga k.
▪ Koef. Permeabilitas :
Dimana:
k : koefisien permeabilitas (cm/det)
a : luas penampang pipa tegak (cm2)
A : luas penampang sampel tanah (cm2)
t : selang waktu pengamatan tinggi tekan (detik)
h1 : tinggi tekan pada saat to (cm)
h2 : tinggi tekan pada saat t (cm)
24
Kuat Geser
▪ Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang
dilakukan oleh butir-butir tanah terhadap
desakan atau tarikan.
▪ Sifat kuat geser tanah ini diperlukan untuk
menganalisis masalah stabilitas tanah (bearing
capacity, slope stability dan lateral pressure)
▪ Parameter Kuat Geser Tanah: c (Cohession)
dan (Friction Angle)
▪ Pengujian kuat geser tanah dapat dilakukan
dengan Direct Shear Test, Triaxial CU
(Consolidated Undrained) Test, Triaxial UU
(Unconsolidated Undrained) Test dan Triaxial
CD (Consolidated Drained) Test.
▪ Hubungan Kuat Geser dengan Tegangan
Normal :
25
Konsolidasi
▪ Konsolidasi adalah pemampatan tanah yang ▪ Secara umum. Penurunan tanah (settlement) akibat
disebabkan oleh adanya deformasi partikel tanah, pembebanan terbagi dalam 3 kategori sebagai
relokasi partikel dan keluarnya air atau udara dari berikut:
dalam pori secara berangsur-angsur akibat
pembebanan secara konstan.
1. Elastic Settlement / Immediate Settlement (Se):
disebabkan oleh deformasi elastic tanah kering,
▪ Kebalikannya, Pemuaian (Swelling) adalah lembab dan tanah jenuh tanpa ada perubahan
bertambahnya volume tanah secara perlahan-lahan kadar air.
akibat tekanan air pori berlebihan.
2. Primary Consolidation Settlement (Sc):
▪ Parameter Konsolidasi: Cv (Indeks Konsolidasi), Cc kompresi tanah akibat proses disipasi air pori.
(Indeks Kompresi). Cs (Indeks Pemuaian) dan Pc
(Tekanan Prakonsolidasi)
3. Secondary Consolidation Settlement (Ss):
kompresi setelah disipasi selesai dengan
▪ Parameter tersebut didapatkan dengan Pengujian One- tegangan efektif yang konstan.
Dimentional Laboratory Consolidation Test.
Total Penurunan / Settlement (St) :
▪ Pada umumnya konsolidasi ini berlangsung dalam satu
St = Sc + Ss + Se
arah saja atau disebut juga one dimensional
consolidation (kondisi regangan lateral nol). Pergerakan
dalam arah horizontal dapat diabaikan, karena tertahan
oleh lapisan tanah sekelilingnya. Selama peristiwa
konsolidasi berlangsung beban diatasnya akan
mengalami penurunan (settlement).
26
Konsolidasi
Prinsip Konsolidasi:
27
Konsolidasi
▪ Normally Consolidated : Tekanan prakonsolidasi atau tekanan
pra konsolidasi = tekanan overburden efektif
▪ Overconsolidated : Tekanan prakonsolidasi > Tekanan
overburden efektif yang ada.
▪ Overconsolidation Ratio (OCR):
Dimana:
𝜎 ′ 𝑐 = 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑜𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖
𝜎 ′ = 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
Klasifikasi Tekstural
AASHTO
USCS
Klasifikasi partikel yang dikembangkan oleh (Massachusetts Institute of
Technology, the U.S. Department of Agriculture, the American
Klasifikasi Tekstural Association of State Highway and Transportation Officials, and the U.S.
Army Corps of Engineers and U.S).
retained no
GW Well Graded Gravels & Gravel-sand Mixture, Little or No fines
50 % retained no
Coarse Grained
Gravel
4 sieve
Gravel
Clean
50 %
GP Poorly Graded Gravels & Gravel-sand Mixture, Little or No fines
200 Sieve
Soil
passin
Grave
g no 4
Fines
Sand
With
ls
s
50% or less
Liquid Limit
elastic silt
50%
Ya GC Clayed Gravel
12-50% PI> 0.73 (LL-20)%
No GM Silt Gravel
KATEGORI TANAH USCS
Berbutir Halus
(Prosedur Klasifikasi)
% Passing # 200 LL > 50 % PI > 0.73 (LL-20)% USGS SYmbol USCS Name
CH Fat Clay
Ya
Ya
Tidak MH Elastic Clay
Persamaan
1. Klasifikasi tanah berdasarkan tekstur (distribusi ukuran) dan plastisitas tanah
2. Mengelompokkan tanah menjadi 2 kategori yaitu tanah berbutir kasar dan berbutir halus yang ditentukan
oleh saringan No. 200
Perbedaan
Parameter AASHTO Unified System
Tanah berbutir halus > 35% lolos saringan No. 200 > 50% lolos saringan No. 200
Tanah berkerikil a. Dikelompokkan berdasarkan a. Dikelompokkan berdasarkan saringan
dengan tanah saringan No. 10 No. 4
berpasir b. Pengelompokkan masih kurang b. Pengelompokkan lebih jelas dan
jelas (hanya dikelompokkan pemisahan jenis tanahnya juga jelas
sebagai grup A-2 (nilai GI)) yaitu pengelompokan dengan simbol
dimana dalam A-2 masih berisi GW, SM, CH, dan lainnya.
jenis tanah yang bervariasi
Tanah Organik Tidak ada pengelompokkan Terdapat pengelompokkan dengan sibol
seperti OL, OH, dan Pt
Perbandingan Sistem AASHTO
dan USCS
Perbandingan Sistem AASHTO
dan USCS
Thank You
Referensi
Principles of Geotechnical Engineering, 8 th
Edition, Braja M. Dias, Khaled Shoban