Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami sampaikan rasa syukurkehadiratTuhan Yang MahaKuasa,


karenaberkatrahmatdan  petunjuk-Nya lahpenulisanmakalahinidapatterselesaikan.

MakalahinidisajikandalamrangkamemenuhitugasmatakuliahKeperawatanKomunitas
II. Mudah–mudahanmakalahinidapatmembantu para pembacauntukmemahamiAskep pada
KelompokHIV / AIDS.

Penulismenyadarisepenuhnyamakalahinibelummemuatbahanmakalahsecaralengkap
dan mendalam. Untukitu,  penulismengharapkapkankritik yang sifatnyamembangun agar
sekiranyadapatmemenuhikesempurnaantugasini.

Cilacap, 14 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Human Immunadeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired
Immunadeficiency Syndrome (AIDS), yang merupakanmasalahkesehatan global baik di
Negara majumaupun di Negara berkembang. Penderita HIV/AIDS lebihdari 45 juta
orang dengan korban meninggal dunia lebihdari 25
jutajiwasejakpenyakitinidilaporkanpertama kali pada tahun 1981. Afrika Sub-Sahara,
Asia Selatan dan Asia Tenggara merupakan wilayah terburuk yang terinfeksi virus HIV.
Di Indonesia sampaimaret 2008 terdapat 6130 penderitainfeksi HIV dan 11868 penderita
AIDS, dengan korban meninggalsebanyak 2486 orang.
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalahsekumpulangejala dan
infeksiatausindrom yang
timbulkarenarusaknyasistemkekebalantubuhmanusiaakibatinfeksi virus HIV. Virusnya
Human Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus yang memperlemahkekebalan pada
tubuhmanusia. Orang yang terkena virus
iniakanmenjadirentanterhadapinfeksioportunistikataupunmudahterkena tumor.
Meskipunpenanganan yang telahadadapatmemperlambatlajuperkembangan virus,
namunpenyakitinibelumbenar-benarbisadisembuhkan. HIV
umumnyaditularkanmelaluikontaklangsungantaralapisankulitdalam (membranmukosa)
ataualirandarah,  dengancairantubuh yang mengandung HIV, sepertidarah, air mani,
cairan vagina, cairanpreseminal, dan air susu ibu.
Penularandapatterjadimelaluihubunganintim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusidarah,
jarumsuntik yang terkontaminasi, antaraibu dan bayiselamakehamilan, bersalin,
ataumenyusui, sertabentukkontaklainnyadengancairan-cairantubuhtersebut.
Penyakit AIDS initelahmenyebarkeberbagai negara di dunia. Bahkanmenurut
UNAIDS dan WHO memperkirakanbahwa AIDS telahmembunuhlebihdari 25
jutajiwasejakpertama kali diakuitahun 1981, dan inimembuat AIDS sebagai salah
satuepidemik paling menghancurkan pada sejarah. Meskipunbarusaja,
aksesperawatanantiretrovirusbertambahbaik di banyak region di dunia, epidemik AIDS
diklaimbahwadiperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup pada tahun 2005 dan
lebihdarisetengahjuta (570.000) merupakananak-anak. Secara global, antara 33,4 dan 46
juta orang kinihidupdenganHIV.Padatahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi
dan antara 2,4 dan 3,3 juta orang dengan AIDS meninggal dunia, peningkatandari 2003
dan jumlahterbesarsejaktahun 1981.
Di Indonesia menurutlaporankasuskumulatif HIV/AIDS sampaidengan 31
Desember 2011 yang dikeluarkan oleh Ditjen PP & PL, Kemenkes RI tanggal 29
Februari 2012 menunjukkanjumlahkasus AIDS sudahmenembusangka 100.000.
Jumlahkasus yang sudahdilaporkan 106.758 yang terdiriatas 76.979 HIV dan 29.879
AIDS dengan 5.430 kamatian. Angka initidakmengherankankarena di awaltahun 2000-
ankalanganahliepidemiologisudahmembuatestimasikasus HIV/AIDS di Indonesia
yaituberkisarantara 80.000 – 130.000. Dan sekarang Indonesia menjadi negara
peringkatketiga, setelahCina dan India, yang percepatankasus HIV/AIDS-nyatertinggi di
Asia.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan HIV/AIDS ?
2. Apa saja etiologi dari HIV/AIDS ?
3. Bagaimana masa inkubasi dari HIV/AIDS ?
4. Bagaimana patofisiologi HIV/AIDS ?
5. Bagaimana pathways penyakit HIV/AIDS ?
6. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS ?
7. Bagaimana gambaran klinis dari HIV/AIDS ?
8. Apa saja diagnosis dari HIV/AIDS ?
9. Bagaimana pengobatan dari HIV/AIDS ?
10. Bagaimana prognosis dari HIV/AIDS ?
11. Bagaimana pencegahan penyakit HIV/AIDS ?
12. Apa saja program pemberantasan penyakit HIV/AIDS ?
13. Apa saja komplikasi penyakit HIV/AIDS ?
14. Apa saja pemeriksaan penunjang penyakit HIV/AIDS ?
15. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pasien dengan HIV/AIDS ?

1.3. TUJUAN PENULISAN


Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang :
1. Pengertian HIV/AIDS
2. Etiologi HIV/AIDS
3. Masa inkubasi penyakit HIV/AIDS
4. Patofisiologi HIV/AIDS
5. Pathways penyakit HIV/AIDS
6. Cara penularan penyakit HIV/AIDS
7. Gambaran klinis HIV/AIDS
8. Diagnosis penyakit HIV/AIDS
9. Pengobatan penyakit HIV/AIDS
10. Prognosis penyakit HIV/AIDS
11. Pencegahan penyakit HIV/AIDS
12. Pemberantasan penyakit HIV/AIDS
13. Komplikasi penyakit HIV/AIDS
14. Pemeriksaan penunjang penyakit HIV/AIDS
15. Asuhan Keperawatan Pasien dengan HIV/AIDS
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI HIV/AIDS


Human Immuno-deficiency Virus (HIV), menurutDepkesRI(2003)
didefinisikansebagai virus penyebab AIDS. Sedangkan Smeltzer (2003)
menegaskanbahwa HIV diartikansebagai retrovirus yang
termasukgolonganasamribonukleat (RNA) yaitu virus yang menggunakan RNA
sebagaimolekulpembawasifat genetic yang diartikansebagai Human T-cell Lymphorropic
Virus tipe III (HTLV III)

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalahsekumpulangejala dan


infeksiatausindrom yang
timbulkarenarusaknyasistemkekebalantubuhmanusiaakibatinfeksi virus HIV. Pengertian
AIDS menurutbeberapaahliantara lain:

1. AIDS adalahinfeksioportunistik yang


menyerangseseorangdimanamengalamipenurunansistemimun yang mendasar( sel
T berjumlah 200 ataukurang )dan memilikiantibodipositifterhadap HIV.
(Doenges, 1999)
2. AIDS adalahsuatukumpulankondisiklinistertentu yang
merupakanhasilakhirdariinfeksi oleh HIV. (Sylvia, 2005)

2.2. ETIOLOGI HIV/AIDS


Penyebabadalahgolongan virus retro yang disebut human immunodeficiency
virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut
HIV.
1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukanlagi retrovirus baru yang diberinama HIV.
2. HIV-2 dianggapsebagai virus kurang pathogen dibandingkaandengan HIV-1.
Makauntukmemudahkankeduanyadisebut HIV.

2.3. MASA INKUBASI HIV/AIDS


Bervariasi, walaupundaripenularanhinggaberkembangatauterdeteksinyaantibodi,
biasanya 1-3 bulan, namunwaktudaritertular HIV hinggaterdiagnosasebagai AIDS
sekitar<1 tahunhingga 15 tahunataulebih. Tanpapengobatan anti-HIV yang efektif,
sekitar 50% dari orang dewasa yang terinfeksiakanterkena AIDS dalam 10
tahunsesudahterinfeksi. Median masa inkubasi pada anak-anak yang
terinfeksilebihpendekdari orang dewasa. Bertambahnyaketersediaanterapi anti-HIV
sejakpertengahantahun 90-an mengurangiperkembangan AIDS di AS dan dibanyak
Negara berkembangsecarabermakna.
Window Period selama 6-8 minggu, adalahsaattubuhsudahterinfeksi HIV
tetapibelumterdeteksi oleh pemeriksaanlaboratorium. Seseorangdengan HIV
dapatbertahansampaidengan 5 tahunjikatidakdiobati,
makapenyakitiniakanbermanifestasisebagai AIDS.

2.4. PATOFISIOLOGI HIV/AIDS


Sel T dan makrofagsertaseldendritik/langerhans (selimun) adalahsel-sel yang
terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan terkonsentrasidikelenjarlimfe,
limpa dan sumsumtulang. Human Immunodeficiency Virus (HIV)
menginfeksisellewatpengikatandengan protein perifer CD 4, denganbagian virus yang
bersesuaianyaitu antigen grup 120. Pada saatsel T4 terinfeksi dan ikutdalamresponimun,
maka Human Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksisel lain
denganmeningkatkanreproduksi dan banyaknyakematiansel T4 yang juga
dipengaruhiresponimunsel killer penjamu, dalamusahamengeliminasi virus dan sel yang
terinfeksi.
Virus HIV dengansuatuenzim, reverse transkriptase, yang
akanmelakukanpemogramanulangmaterigenetikdarisel T4 yang terinfeksiuntukmembuat
double-stranded DNA. DNA iniakandisatukankedalamnukleussel T4 sebagaisebuah
provirus dan kemudianterjadiinfeksi yang permanen. Enziminilah yang membuatsel T4
helper tidakdapatmengenali virus HIV sebagai antigen. Sehinggakeberadaan virus HIV
didalamtubuhtidakdihancurkan oleh sel T4 helper. Kebalikannya, virus HIV yang
menghancurkansel T4 helper. Fungsidarisel T4 helper adalahmengenali antigen yang
asing, mengaktifkanlimfosit B yang memproduksiantibodi, menstimulasilimfosit T
sitotoksit, memproduksilimfokin, dan mempertahankantubuhterhadapinfeksiparasit.
Kalaufungsisel T4 helper terganggu, mikroorganisme yang
biasanyatidakmenimbulkanpenyakitakanmemilikikesempatanuntukmenginvasi dan
menyebabkanpenyakit yang serius.
Denganmenurunyajumlahsel T4,
makasistemimunselulermakinlemahsecaraprogresif. Diikutiberkurangnyafungsisel B dan
makrofag dan menurunnyafungsisel T penolong. Seseorang yang terinfeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV )dapattetaptidakmemperlihatkangejala (asimptomatik)
selamabertahun-tahun. Selamawaktuini, jumlahsel T4 dapatberkurangdarisekitar 1000
selpermldarahsebeluminfeksimencapaisekitar 200-300 per ml darah, 2-3
tahunsetelahinfeksi.
Ketikasel T4 mencapaikadarini, gejala-gejalainfeksi( herpes zoster dan
jamuroportunistik ) muncul, Jumlah T4
kemudianmenurunakibattimbulnyapenyakitbaruakanmenyebabkan virus berproliferasi.
Akhirnyaterjadiinfeksi yang parah. Seorangdidiagnosismengidap AIDS apabilajumlahsel
T4 jatuhdibawah 200 sel per ml darah, atauapabilaterjadiinfeksiopurtunistik,
kankerataudimensia AIDS.
2.5. PATHWAYS
2.6. CARA PENULARAN HIV/AIDS
HIV dapatditularkandari orang ke orang melaluikontakseksual, penggunaanjarum
dan syringes yang terkontaminasi, transfuse darahatauomponennya yang
terinfeksi;transplantasidari organ dan jaringanterinfeksi HIV. Sementara virus kadang-
kadangditemukan di air liur, air mata, urin dan secret bronchial,
penularansesudakontakdengan secret inibelumpernahdilaporan.
Resikodaripenularan HIV
melaluihubungnasekslebihrendahdibandingkandenganpenyakitmenularseksuallainnya.
Namunadanyapenyakit yang
ditularkanmelaluihubunganseksterutamapenyakitseksualdenganlukaseperti Chancroid,
besarkemungkinandapatmenjadipencetuspenularan HIV.
Determinanutamadaripenularanmelaluihubunganseksualadalahpola dan
pevalensidari orang-orang dengan “Sexual Risk Behavior”
sepertimelakukanhubungansexs yang tidakterlindungdenganbanyakpasanganseks.
Tidakadabuktiepidemiologisataulaboratorium yang
menyatakanbahwagigitanseranggabisamenularkaninfeksi HIV,
risikopenularanmelaluiseks oral tidakmudahditeliti, tapidiasumsikansangatrndah. Dari
15-30% bayi yang dilahirkandariibudengan HIV (+) terinfeksisebelum,
selamaatausegerasesudahdilahirkan.
Penyakitinimenularmelaluiberbagaicara, antara lain
melaluicairantubuhsepertidarah, cairan genitalia, dan ASI. Virus terdapat juga dalam
saliva, air mata, dan urin (sangatrendah). HIV tidakdilaporkanterdapatdalam air mata dan
keringat. Pria yang sudahdisunatmemilikirisiko HIV yang
lebihkecildibandingkandenganpria yang tidakdisunat.
Selainmelaluicairantubuh, HIV juga ditularkanmelalui:\
1. Ibuhamil
a. Secara Intrauterine, Intrapartum, dan Postpartum (ASI)
b. Angka transmisimencapai 20-50%
c. Angka transmisimelalui ASI dilaporkanlebihdarisepertiga.
2. Jarumsuntik
Penularan HIV pada anak dan
remajabiasanyamelaluijarumsuntikkarenapenyalahgunaanobat.
3. Transfuse darahrisikopenularanterbesar 90%
4. Hubunganseksual
2.7. GAMBARAN KLINIS HIV/AIDS
1. Gejalaklinismunculsebagaipenyakit yang tidakkhasseperti :
a. Diarekronis
b. Kandidiasimulut yang luas
c. PneumoystisCarini
d. Pneumonia InterstisialisLifositik
e. EnsefalopatiKronik
2. Ada beberapagejala dan tanda mayor (menurut WHO), antara lain:
a. Kehilanganberat badan (BB) > 10%
b. Diarekronik> 1 bulan
c. Demam> 1 bulan
3. Sedangkantandaminornyaadalah:
a. Bentukmenetap> 1bulan
b. Dermatitis Pruitis (gatal)
c. Herpes Zoster berulang
d. KandidasOrofaring
e. Herpes Simpleks yang meluas dan berat
f. Limfadenopate yang meluas
4. Tandalainnyaadalah:
a. Sirkoma Kaposi yang meluas
b. Meningitis kriptokokal

2.8. DIAGNOSIS HIV/AIDS


Di temukannyaantibodi HIV denganpemeriksaan ELISA perlu di
konfirmasidengan western imunoblot. Tes HIV Elisa (+) sebanyaktiga kali denganreagen
yang berlainan merk menunjukkanpositifmengidap HIV.
Pemeriksaanlaboratoriumadatigajenis, yaitu:

1. Pencegahan donor darahdilakukan 1 kali oleh PMI. Bilapositifdisebutreaktif.


2. Serosurvei, untukmengetahuiprevalensi pada kelompokberisiko, dilaksanakandua
kali pengujianreagen yang berbeda.
3. Diagnosis, untukmenegakkan diagnosis dilakukantiga kali pengujianseperti yang
sudahditerangkandiatas, WHO kinimerekomendasikanpemeriksaandenganrapittes
(Dipstick) sehinggahasilnyabisasegeradiketahui.
2.9. PENGOBATAN HIV/AIDS
Pengobatan pada penderita HIV/AIDS meliputi :
1. Pengobatansuportif
2. Penanggulanganpenyakitoportunisik
3. Pemberianobatanti virus
4. Penanggulangandampakpsikososial
Obatanti virus HIV/AIDS adalah:

1. Didanosin (ddl)
Dosis : 2 x 100 mg, setiap 12 jam (BB < 60 kg)
2 x 125 mg, setiap 12 jam (BB > 60 kg)
2. Zidowudin (ZDV)
Dosis 500-600 mg/hari, pemberiansetiap 4 jam sebanyak 100 mg, pada
saatpenderitatidaktidur.
3. Lamivudin (3TC)
4. Stavudin (d4T)

2.10. PROGNOSIS PENYAKIT HIV/AIDS


Sebagianbesar HIV/AIDS berakibat fatal, sekitar 75% pasien yang didiagnosis
AIDS meninggaltigatahunkemudian, penelitianmelaporkanada 5 %
kasuspasienterinfeksi HIV yantetapsehatsecaraklinis dan imonologis.

2.11. PENCEGAHAN PENYAKIT HIV

1)        Primer

Pencegahan primer dilakukan sebelum seseorang terinfeksi HIV. Hal ini

diberikan pada seseorang yang sehat secara fisik dan mental. Pencegahan ini

tidak bersifat terapeutik, tidak menggunakan tindakan yang terapeutik dan

tidak menggunakan identifikasi gejala penyakit. Pencegahan ini meliputi dua

hal, yaitu:
a. Peningkatan kesehatan, misalnya: dengan pendidikan kesehatan reproduksi

tentang HIV/AIDS, standarisasi nutrisi, menghindari seks bebas screening, dan

sebagainya.

b. Perlindungan khusus, misalnya: imunisasi, kebersihan pribadi, atau pemakaian

kondom.

2)        Sekunder

Pencegahan sekunder berfokus pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) agar tidak

mengalami komplikasi atau kondisi yang lebih buruk. Pencegahan ini dilakukan

melalui pembuatan diagnosa dan pemberian intervensi yang tepat sehingga dapat

mengurangi keparahan kondisi dan memungkinkan ODHA tetap bertahan melawan

penyakitnya. Pencegahan sekunder terdiri dari teknik skrining dan pengobatan

penyakit pada tahap dini. Hal ini dilakukan dengan menghindarkan atau menunda

keparahan akibat yang ditimbulkan dari perkembangan penyakit atau meminimalkan

potensi tertularnya penyakit lain.

3)        Tersier

Pencegahan tersier dilakukan ketika seseorang teridentifikasi terinfeksi HIV/AIDS

dan mengalami ketidakmampuan permanen yang tidak dapat disembuhkan.

Pencegahan ini terdiri dari cara meminimalkan akibat penyakit atau ketidakmampuan

melalui intervensi yang gah komplikasi dan penurunan kesehatan. Kegiatan

pencegahan tersier ditujukan untuk melaksanakan rehabilitasi, dari pada pembuatan

diagnosa dan tindakan penyakit. Perawatan pada tingkat ini ditujukan untuk

membantu ODHA mencapai tingkat fungsi setinggi mungkin, sesuai dengan

keterbatasan yang ada akibat HIV/AIDS. Tingkat perawatan ini bisa disebut juga
perawatan preventive, karena di dalamnya terdapat tindak pencegahan terhadap

kerusakan atau penurunan fungsi lebih jauh. Misalnya, dalam merawat seseorang

yang terkena HIV/AIDS, disamping memaksimalkan aktivitas ODHA dalam aktivitas

sehari-hari di masyarakat, juga mencegah terjadinya penularan penyakit lain ke dalam

penderita HIV/AIDS. Mengingat seseorang yang terkena HIV/AIDS mengalami

penurunan imunitas dan sangat rentan tertular penyakit lain.

Selain hal-hal tersebut, pendekatan yang dapat digunakan dalam upaya pencegahan

penularan infeksi HIV/AIDS adalah penyuluhan untuk mempertahankan perilaku

tidak beresiko. Hal ini bisa dengan menggunakan prinsip ABCDE yang telah

dibakukan secara internasional sebagai cara efektif mencegah infeksi HIV/AIDS

lewat hubungan seksual. ABCDE ini meliputi:

A = abstinensia, tidak melakukan hubungan seks terutama seks berisiko tinggi dan

seks pranikah.

B = be faithful, bersikap saling setia dalam hubungan perkawinan atau hubungan

tetap.

C = condom, cegah penularan HIV dengan memakai kondom secara benar

dan    konsisten untuk para penjaja seksual.

D = drugs, hindari pemakaian narkoba suntik.

E = equipment , jangan memakai alat suntik bergantian.

Upaya penanggulangan penyakit HIV/AIDS dapat dilakukan dengan menyediakan

Rumah Sakit atau tempat perawatan khusus bagi pasien penderita HIV/AIDS dan dijaga

sedemikian rupa sehingga penularan kepada yang sehat dapat dicegah serta melakukan

pemantauan secara terus menerus untuk melihat perkembangan masalah AIDS agar

masalah AIDS ini dapat ditangani dengan baik.


2.12. PROGRAM PEMBERANTASAN
Komisipenanggulangan AIDS nasional (KPAN) tahun 2006
menetukankebijakanpenanggulanganpenyakit HIV/AIDS secaranasional :
1. Peningkatanupayapencegahan:
a. Pengurangandampakburuk (harm reduction) penasunpengguna NAPZA
suntik.
b. Peningkatan program pemakaiankondom 100 % pada
setiaphubunganseksual yang berisiko.
c. pencegahanpenularanibukebayi (PMTCT, prevention of mother to child
transmission).
d. Transfusidarah yang aman.
e. Kewaspadaan universal.
2. Peningkatanjumlah dan mutu
a. Pelayananpengobatan IMS (Infeksimenularseksual)
b. Peningkatanjumlah dan fungsiklinik CCT.
c. Perawatan, dukungan, dan pengobatan (CST, Care Support, Atreatment)
pada ODHA (orang HIV/AIDS).
3. Peningkatanperaturanperundang-undangan dan anggaran.
4. Peningkatan KIE (komunikasiinforamasi, dan edukasi)
Memperkuat monitoring dan evaluasi.

2.13. KOMPLIKASI PENYAKIT HIV/AIDS


1. Komplikasi padamata :
Infeksiokular, yaitu uveitis, keratitis, neuritis optik, konjungtivitis,
atrofioptik dan korioretinitis. Kelainanmata yang terbanyakadalah uveitis
(inflamasiintraokular) yang dapatterjadi pada semua stadium dan
dapatsembuhspontan, namunangkakekambuhannyatinggibilasifilistidakdiobati.
2. Komplikasineurologi :
Komplikasiinidapatmengenaisusunansaraftepi dan susunansarafpusat.
Komplikasi yang
dapatmengenaisusunansarafpusatbermanifestasisebagaidemensiaterkait HIV
(7% daripenderita) dengangejalasepertigangguankognitif, motorik, dan
gangguanperilaku.
3. Kandidiasis (infeksijamur yang disebabkan oleh jamur Candida albicans)
bronkus, trakea, paru-paru
4. Kandidiasi esophagus
5. Kriptokokosis (Kriptokokosismerupakaninfeksi yang disebabkan oleh
jamurCryptococcus neoformans, infeksiinisecaraluasditemukan di dunia dan
umumyadialami oleh penderitadengansistemimun yang rendah) ekstraparu
6. Kriptosporidiosis (penyakit yang disebabkan oleh parasit Cryptosporidium,
yang merupakan protozoa parasitdalam divisi Apicomplexa), intestinal kronis
(>1 bulan)
7. Renitis CMV (gangguanpenglihatan)
8. Herpes simplek :ulkuskronik (>1 bulan)
9. Ensefalitis toxoplasma
10. Diare
11. Tuberkulosis.
Umumdikenaldengan tuberculosis, adalahpenyakitumum yang
dideritapenderita Aids dan dapatmematikan. hampirsemuapenderitaHIV/Aids,
juga menderita Tuberculosis.
12. Salmonela.
Menularmelaluimakanan dan air. Gejalanyaialahdiareparah, demam,
menggigil, sakitperut dan muntah.
13. Cytomegalovirus (CMV). 
Adalahjenis virus herpes yang menularmelaluicairantubuh, seperti air liur,
darah, ASI, semen dan urin. Virus inidapatmenyebabkankerusakan pada mata,
sistempencernaan, paru-paru dan organ tubuhlainnya.
14. Candiasis.
Menyebabkanperadangan dan bercakputih pada mulut (lidah),
tenggorokan dan vagina. Bintikputihinimenyebabkannyeri. Akan
lebihparahjikamengenaianak-anak.
15. Cryptococcal meningitis.
Peradangan yang disebabkan oleh infeksijamur pada membran dan
cairansekitarotak dan tulangbelakang. Biasanyaada pada tanah, dapat pula
menyebarmelaluiburungataukelelawar.
16. Toxoplasma.
Umumnyadisebarkanmelaluikotorankucing dan
dapatmenyebarkehewanlainnya. Virus inidapatmenyebabkankematian.
17. Cryptosporidiosis.
Disebabkan oleh parasit yang hidup pada usushewan yang
dapatmenyebarmelaluimakananatau air yang terkontaminasi.
Parasitinidapathidup pada ususmanusia dan dapatmengakibatkan diareparah.
18. Kaposi’s sarcoma.
Adalah tumor pada dindingpembuluhdarah. Gejalanyaadalahkemerahan
pada kulit dan mulut. Penyakitjenisinisangatjarangmengenaimereka yang
bukanpenderita HIV.
19. Lymphomas.
Kanker initerjadi pada seldarahputih, umumnyabermula pada
kelenjargetahbening. Gejalaawalnyaadalahbengkak dan nyeri pada
kelenjargetahbening (leher, ketiak dan pangkalpaha).
20. Esofagitisadalahperadangan pada kerongkongan (esofbgus),
yaitujalurmakanandarimulutkelambung.
21. Leukoensefalopatimultifokalprogresifadalahpenyakitdemielinasi, yaitupenyakit
yang menghancurkanselubungsyaraf (mielin) yang menutupiserabutselsyaraf
(akson). sehinggamerusakpenghantaranimpulssyaraf. Iadisebabkan oleh virus
JC.
22. Kompleksdemensia AIDS adalahpenyakitpenurunankemampuan mental
(demensia) yang ter-iadikarenamenurumyametabolismeselotak
(enselidopatimetabolik) yang disebabkan oleh infeksi HIV: dan didorong pula
oleh terjadinyapengaktifanimun oleh makrofag dan mikroglia pada otak yang
mengalamiinf'eksiHlV, sehinggamengeluarkanneurotoksin.
23. Kankergetahbeningtingkattinggi (limfbmasel B) adalahkanker yang
menverangseldarahputih dan terkumpuldalamkelenjargetahbening.
misalnyasepertilimfbda Burkitt (Burkitt'.slymphomct).
24. Pasien AIDS biasanyamenderitainfeksioportunistikdengange.ialatidakspesifik.
terutamademamringan dan kehilanganberat badan.
Infeksiopodunistikinitemasukinfeksi Mycobacterium avium-intracellulare dan
virus sitomegalo. Virus sitomegalodapatmenyebabkangangguanradang pada
ususbesar (kolitis).
2.14. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tesuntukdiagnosainfeksi HIV:
a. ELISA
b. Western blot
c. P24 antigen test
d. Kultur HIV
3. Tesuntukdeteksigangguan system imun.
a. Hematokrit.
b. LED
c. CD4 limfosit
d. Rasio CD4/CD limfosit
e. Serum mikroglobulin B2
f. Hemoglobulin
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN HIV/AIDS

3.1. PENGKAJIAN
1. Identitas
Meliputinama, umur, tempat dan tanggallahir
2. Riwayat
Test HIV positif, riwayatperilakuberesikotinggi, menggunakanobat-obatan
3. KeadaanUmum
Pucat, kelaparan
4. GejalaSubjektif
Demamkronikdenganatautanpamengigil, keringatmalamhariberulang kali,
lemah, lelah, anoreksia
5. Psikososial
Kehilanganpekerjaaan dan penghasilan, perubahanpolahidup
6. Status Mental
Marah ataupasrah, depresi , ide bunuhdiri, halusinasi
7. HEENT
Nyeri perorbital, sakitkepala, edema muka, mulutkering
8. Neurologis
Gangguanrefleks pupil, nystagmus, vertigo, ketidakseimbangan ,kakukuduk,
kejang, paraplegia
9. Muskoloskletal
Focal motor deifisit, lemah, tidakmampumelakukan ADL
10. Kardiovaskular
Takikardi, sianosis, hipotensi, edemperifer, dizziness
11. Pernapasan
Dyspnea, takipnea, sianosis, SOB, menggunakanotot bantu pernapasan,
batukproduktifatau non produktif.
12. GI
Intake makan dan minummenurun, mual, muntah, BB menurun, diare,
inkontinensia, perutkram, hepatosplenomegali, kuning
13. Gu
Lesiataueksudat pada genital,
14. Integument
Kering, gatal, rash ataulesi, turgor jelek, petekiepositif

1.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Diagnosa Individu

1. Resikotinggiinfeksiberhubungandenganimunosupresi, malnutrisi dan polahidup


yang beresiko.
2. Resikotinggiinfeksi (kontakpasien) berhubungandenganinfeksi HIV,
adanyainfeksinonopportunisitik yang dapatditransmisikan.
3. Intoleransiaktivitasberhubungandengankelemahan, pertukaranoksigen,
malnutrisi, kelelahan.
4. Perubahannutrisikurangdarikebutuhantubuhberhubungandengan intake yang
kurang, meningkatnyakebutuhan metabolic, dan menurunnyaabsorbsizatgizi.
5. Diareberhubungandenganinfeksi GI
6. Tidakefektifkopingkeluargaberhubungandengancemastentangkeadaan yang
orang dicintai.

b. Diagnosa Komunitas

1. Penurunan Kesehatan Masyarakat


2. Perilaku Kesehatan Beresiko
3. Infektif Pemeliharaan Kesehatan

1.3. INTERVENSI KEPERAWATAN


No Diagnosa NOC NIC
1. Penurunan kesehatan Prevensi primer Prevensi primer
masyarakat -Kompetensi masyarakat -Manajemen perilaku
-Derajat kesehatan masyarakat -Modifikasi perilaku
-Manajemen perilaku seksual
Prevensi sekunder Prevensi sekunder
- Tingkat kekerasan - Menjaga kesuburan
masyarakat - - konsultasi
- Kontrol terhadap kelompok - Tindak lanjut melalui
beresiko penularan HIV telepon
Prevensi tersier Prevensi tersier
- Program efektifitas - Konsultasi melalui telepone
komunitas - rujukan
- Perilaku pemeriksaan
kesehatan pribadi
2. Perilaku Kesehatan Prevensi primer Prevensi primer
-Partisipasi dalam promosi - dukungan perlindungan
Beresiko
kesehatan - panduan antisipasi
-Perilaku promosi kesehatan - promosi kesehatan
-Perilaku mencari kesehatan - dukungan pemberi asuhan
-Perawatan diri sendiri - promosi integritas keluarga
-Kinerja pemberi asuhan - dukungankeluarga
keperawatan - terapi keluarga
- peningkatan peran
Prevensi sekunder Prevensi sekunder
- pemulihan penyalahgunaan - Manajemen kasus
seksual - Pendidikan kesehatan
- kesehatan emosi pemberi - Program pengembangan
asuhan - Pemasaran sosial
- kesejahteraan pengasuh - Manajemen penularan
- koping keluarga penyakit
- integritas keluarga - Manajemen lingkungan
- partisipasi keluarga dalam - Skrining keehatan
perawatan secara profesional - Identifikasi resiko
- Surveilence komunitas

3. Infektif Pemeliharaan Prevensi primer Prevelesi primer


- Keyakinan kesehatan - Manajemen kasus
Kesehatan
- Keyakinan kesehatan - Pendidikan kesehatan
kemampuan yang dirasakan - Program pengembangan
untuk melakukan - Pemasaran sosial
Prevelensi sekunder Prevelensi sekunder
- Keyakinan kesehatan - Manajemen penularan
peceived untuk mengontrol - Manajemen lingkungan
- Keyakinan kesehatan untuk - Skrining kesehatan
sumber daya yang dirasakan - Identifikasi resiko
- Oreientasi kesehatan - Surveilence komunitas
- Derajat kesehatan
masyarakat
Prevelensi tersier
- Dukungan terhadap
caregiver
- Dukungan keluarga
DIAGNOSA PERENCANAAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Resikotinggiinfeksiberhubungan Pasienakanbebasinfeksioportun 1. Monitor tanda- Untukpengobatandini
denganimunosupresi, malnutrisi istik dan tandainfeksibaru.
dan polahidup yang beresiko komplikasinyadengankriteriata 2. gunakanteknikaseptik
kadatanda-tandainfeksibaru, Mencegahpasienterpapar oleh
pada setiaptindakaninvasif. kumanpatogen yang diperoleh di
lab tidakadainfeksioportunis, Cucitangansebelummeberik rumahsakit.
tanda vital dalambatas normal, antindakan.
tidakadalukaataueksudat.
3. Anjurkanpasienmetoda
mencegahterpaparterhadapli Mencegahbertambahnyainfeksi
ngkungan yang patogen.

Meyakinkan diagnosis akurat


4. Kumpulkanspesimenunt dan pengobatan
uktes lab sesuai order.

Mempertahankankadardarah
5. Aturpemberianantiinfek yang terapeutik
sisesuai order

Resikotinggiinfeksi Infeksi HIV 1. Anjurkanpasienatau Pasien dan keluargamau dan


(kontakpasien) tidakditransmisikan, orang memerlukaninformasikanini
berhubungandenganinfeksi HIV, timkesehatanmemperhatikan pentinglainnyametodemenc
adanyainfeksinonopportunisitik universal precautions egahtransmisi HIV dan
Mencegahtransimisiinfeksi HIV
yang dapatditransmisikan. dengankriteriaakontakpasien kumanpatogenlainnya.
ke orang lain
dan timkesehatantidakterpapar
HIV, tidakterinfeksipatogen 2. Gunakandarah dan
lain seperti TBC. cairantubuh precaution
bialmerawatpasien.
Gunakan masker bilaperlu.

Intoleransaktivitasberhubungand Pasienberpartisipasidalamkegia 1. Monitor Responbervariasidariharikehari


engankelemahan, tan, dengankriteriabebas responfisiologisterhadapak
pertukaranoksigen, malnutrisi, dyspnea dan tivitas
kelelahan. takikardiselamaaktivitas. Mengurangikebutuhanenergi

2. Berikanbantuanperawat
an yang
pasiensendiritidakmampu

Ekstraistirahatperlujikakarename
ningkatkankebutuhanmetabolik
3. Jadwalkanperawatanpas
iensehinggatidakmenggang
guisitirahat.

Perubahannutrisikurangdarikebu Pasienmempunyai intake kalori 1. Monitor Intake


tuhantubuhberhubungandengan dan protein yang kemampuanmengunyah menurundihubungkandengannyer
intake yang kurang, adekuatuntukmemenuhikebutu dan menelan. itenggorokan dan mulut
meningkatnyakebutuhan hanmetaboliknyadengankriteria Menentukan data dasar
metabolic, dan mual dan muntahdikontrol,
menurunnyaabsorbsizatgizi. pasienmakan TKTP, serum 2. Monitor BB, intake dan
albumin dan protein ouput Mengurangimuntah
dalambatasnormal, BB 3. Aturantiemetiksesuai
mendekatisepertisebelumsakit.
order Meyakinkanbahwamakanansesua
4. Rencanakan diet idengankeinginanpasien
denganpasien dan orang
pentinglainnya.

Diareberhubungandenganinfeksi Pasienmerasanyaman dan 1. Kajikonsistensi dan Mendeteksiadanyadarahdalamfes


GI mengnontroldiare, komplikasi frekuensifeses dan es
minimal adanyadarah.
dengankriteriaperutlunak,
tidaktegang, feseslunak dan
warna normal, 2. Auskultasibunyiusus Hipermotilitimumnyadengandiar
kramperuthilang, e

3. Aturagenantimotilitas Mengurangimotilitasusus,
dan psilium (Metamucil) yangpelan, emperburukperforasi
sesuai order pada intestinal

4. Berikan ointment A dan Untukmenghilangkandistensi


D, vaselinatau zinc oside
Tidakefektifkopingkeluargaberh Keluargaatau orang penting 1. Kajikopingkeluargaterh Memulaisuatuhubungandalambe
ubungandengancemastentangkea lain adapsakitpasein dan kerjasecarakonstruktifdengankel
daan yang orang dicintai. mempertahankansuportsistem perawatannya uarga.
dan Merekatakmenyadaribahwamere
adaptasiterhadapperubahanaka kaberbicarasecarabebas
nkebutuhannyadengankriteriap 2. Biarkankeluargamengu
asien dan ngkapkanaperasaansecara
keluargaberinteraksidengancara verbal
yang konstruktif
Menghilangkankecemasantentan
3. Ajarkankepadakeluarag gtransmisimelaluikontaksederhan
atentangpenyakit dan a.
transmisinya.
BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
AIDS adalahsingkatandari Acquired imune deficiency syndrome
yaitumenurunnyadayatahantubuhterhadapberbagaipenyakitkarenaadanyainfeksi virus
HIV (human Immunodeficiency virus). Antibodi HIV positiftidakdiidentikdengan AIDS,
karena AIDS
harusmenunjukanadanyasatuataulebihgejalapenyakitskibatdefisiensisistemimunselular.
HIV dan AIDS dapatmenyerangsiapasaja. Namun pada
kelompokrawanmempunyairisikobesartertular HIV penyebabAIDS, yaitu :
1. Orang yang berperilakuseksualdenganberganti-gantipasangan
2. Penggunanarkobasuntik
3. Pasanganseksualpenggunanarkobasuntik
4. Bayi yang ibunyapositif HIV

Penularan HIV/AIDS:

1. Hubunganseksual (anal, oral, vaginal) yang tidakterlindungi (tanpakondom)


dengan orang yang telahterinfeksi HIV.
2. Jarumsuntik/tindik/tato yang tidaksteril dan dipakaibergantian
3. Mendapatkantransfusidarah yang mengandung virus HIV
4. Ibupenderita HIV Positifkepadabayinyaketikadalamkandungan,
saatmelahirkanataumelalui air susu ibu (ASI).

4.2. SARAN
Penulismenyadaribahwamakalahinimasihbanyakkekurangan, oleh
karenaitupenulisberharapkritik dan saran yang
membangununtukpembuatanmakalahselanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai