Anda di halaman 1dari 16

1.

Pendahuluan
Jantung merupakan salah satu organ vital tubuh yang berfungsi untuk
memompa darah ke seluruh tubuh dan menampung darah yang telah dibersihkan
oleh paru-paru. Pada jantung terdapat otot yang berkontraksi secara otomatis
hingga dihasilkan arus listrik dalam bentuk potensial aksi atau konduksi jantung
dan ritme jantung dapat dikontrol [14]. Arah konduksi jantung adalah dari
Sinotrial (SA) node menuju Atriventricular (AV) node selanjutnya menuju bundle
of his dan bercabang di serat purkinje yang masing-masing menuju ventrikel kiri
dan ventrikel kanan [12]. Organ vital ini dapat mengalami gangguan yang dapat
menggangu kesehatan. Salah satu cara untuk pencegahan penyakit jantung
tersebut adalah dengan monitoring kondisi kesehatan secara rutin. Salah satu alat
yang digunakan untuk memantau kondisi jantung adalah elektrokardiograf.
Siti Maisyaroh [15] telah melakukan penelitian dengan membuat
elektrokardiograf (EKG) 3 elektroda dengan menggunakan Personal Computer
(PC). Penelitian tersebut memiliki keterbatasan dalam pengolahan sinyal, dimana
kemampuan perangkat lunak Visual Analizer tidak mampu melakukan sampling
pada masukkan analognya sehingga noise tidak tereduksi dengan maksimal. Hal
ini menyebabkan bentuk sinyal yang dideteksi belum mampu diolah untuk
kepentingan analisis sinyal sebagai aplikasi untuk pendeteksian kenormalan atau
ketidaknormalan jantung.
Adanya kekurangan pada alat yang dibuat oleh Siti Maisyaroh, maka akan
didesain rancang bangun EKG dengan menggunakan mikrokontroler untuk
menunjang pereduksi noise dan sistem untuk mendeteksi ketidaknormalan
jantung.

2. Dasar Teori
2.1 Jantung
Jantung merupakan salah satu organ vital tubuh. Secara umum jantung
berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan menampung darah yang
telah dibersihkan oleh paru-paru. Jantung terdiri dari dua bagian, yaitu jantung
bagian kanan dan kiri. Setiap bagian pada jantung memiliki dua ruang yaitu
serambi (atrium) dan bilik (ventrikel). Otot jantung menghasilkan arus listrik dan
disebarkan ke jaringan sekitar jantung melalui cairan-cairan yang dikandung oleh
tubuh. Sehingga sebagian kecil aktivitas listrik ini akan mencapai ke permukaan
tubuh misalnya di permukaan dada, pergelangan tangan, punggung, dan aktivitas
ini dapat disadap dengan elektroda yang terhubung dengan mesin pengkondisi
sinyal [1].
Gambar
1. Jantung dan
strukturnya

Elektrokardiograf merupakan salah satu alat yang digunakan dalam


pemeriksaan jantung. Elektrokardiograf menghasilkan citra grafik dan pernyataan
tentang normal atau abnormal kondisi [20]
jantung
. Elektrokardiograf akan
merekam aktivitas kelistrikan pada jantung yang merupakan sinyal AC dengan
bandwith
antara 5 Hz sampai 100[6]
Hz
.
0,0

2.2 Elektrokardiograf (EKG)

Gambar 2. Sinyal Keluaran EKG [2]


2.2.1 Lead Monitoring EKG
Sinyal EKG diambil menggunakan tiga lead sesuai dengan segitiga
Einthoven. Sinyal EKG yang disadap merupakan beda potensial antar anggota
tubuh, yaitu :
a. Lead I : beda potensial antara left arm (LA) dan right arm (RA).
Memasang elektroda positif pada lengan kiri dan elektroda negative pada
lengan kanan.
b. Lead II : beda potensial antara left leg (LL) dan right arm (RA).
Memasang elektroda positif pada kaki kiri dan elektroda negative pada
lengan kanan.
c. Lead III : beda potensial antara left leg (LL) dan left arm (LA). Memasang
elektroda positif pada kaki kiri dan elektroda negative pada lengan kiri.

Gambar 3. Segitiga Einthoven.


2.3 Aritmia Pada Jantung
Dalam keadaan istirahat, jantung narmal berdenyut dengan irama teratur,
yaitu 60 sampai 100 kali per menit. Karena setiap denyut berasal dari depolarisasi
nodus sinus, irama jantung normal sehari-hari disebut dengan irama sinus normal.
Aritmia merupakan gangguan frekuensi, regularitas atau konduksi impuls listrik
jantung. Irama jantung yang meningkat melebihi 100 kali per menit disebut
takikardi sinus. Sedangkan jika melambat dibawah 60 keli per menit disebut
bradikardi sinus. Seringkali EKG akan menunjukkan irama yang dari semua sisi
tampak sebagai irama sinus normal kecuali bahwa sedikit tidak teratur. Irama ini
disebut dengan aritmia sinus. Seringkali, aritmia sinus merupakan fenomena
normal yang menggambarkan variasi frekuensi jantung akibat adanya inspirasi
dan ekspirasi. Inspirasi mempercepat frekuensi jantung, dan
ekspirasi memperlambatnya [25]. 2.4 Rangkaian Instrumentasi
2.4.1 Rangkaian Instrument Amplifier
Rangkaian instrument amplifier ditunjukkan pada Gambar 4, penguat instrumentasi ini
menggunakan IC AD620.
Gambar 4. Rangkaian penguat instrumentasi
Besar penguatan ditentukan oleh R3, dimana R4=R7, R1=R5, dan R2=R6.
Berikut persamaan penguatannya:

Vout 1 2R4R2Masukan1Masukan2 ……………….….....(1)


 R3  R1
2.4.2 Rangkaian Bandpass Filter
Selanjutnya, sinyal akan masuk ke filter. Bandpass filter berfungsi untuk
menyaring sinyal pada range tertentu. Sinyal EKG merupakan sinyal dengan
bandwith 0,05 Hz sampai 100Hz. Filter yang akan digunakan adalah bandpass
filter dan lowpass filter.

Gambar 5. Rangkaian Bandpass filter


Untuk memperoleh nilai frekuensi cut-off yang sesuai dengan plot Bode
pada filter bandpass maka nilai frekuensi cut-off pada highpass filter harus lebih
kecil daripada frekuensi cut-off pada lowpass filter. Persamaan untuk
mendapatkan nilai frekuensi cut-off adalah :
…….….……......(2)

…….….……......(3)

2.4.3 Rangkaian Notch Filter


Notch filter berfungsi untuk meredam noise yang berasal dari jala-jala listrik
yaitu pada frekuensi 50 Hz.

VINPUT

VOUTPUT

Gambar 6. Rangkaian Notch Filter


Untuk mendapatkan frekuensi cut-off pada rangkaian diatas dapat
diperoleh dari kombinasi nilai R dan C, dengan menggunakan persamaan (2) dan
(3).
fhpf = flpf
= = 50 Hz untuk nilai C1 = C2 = 4,7 nF maka π
π

Dari persamaan diatas diperoleh R1 = R2 = 680 kΩ


2.4.4 Rangkaian Adder
Rangkaian adder berfungsi untuk menambah level tegangan sinyal EKG dengan
tegangan DC, rangkaian ini akan menaikkan level tegangan sinyal sesuai dengan
tegangan DC yang ditambahkan. Penambahan tegangan DC disesuaikan hingga
semua level sinyal EKG menjadi positif.

Gambar 7. Rangkaian adder


Tegangan DC diatur lewat potensio R13 hingga menaikkan semua sinyal
EKG ke level positif. Maka tegangan output yang dinaikkan adalah sebagai
berikut :

IF = I 1 + I 2 = +

…….….….............(4)
Vo = (1 + ) Vinput

Misalkan R12 = R11 dan R9 = R10, maka Vo = 2*Vinput

…….….….............(5)
Vo = 2*(Vi + Vdc )
2.5 Mikrokontroler
Mikrokontroler memiliki pengertian sebagai sebuah IC yang dapat diprogram
berulang kali, baik ditulis atau dihapus [3]. Biasanya digunakan untuk
pengontrolan otomatis dan manual pada perangkat elektronika. Perangkat EKG
memiliki kecepatan sampling sebesar 40 ms. Kecepatan sampling adalah
kecepatan pembacaan sinyal. Kecepatan sampling EKG harus ditunjang dengan
perangkat mikrokontroler dengan kecepatan sampling yang sesuai sehingga
memungkinkan sinyal EKG agar tidak loss. 2.6 Sistem Pemrosesan Sinyal EKG
2.6.1 Analog to Digital Converter (ADC)
Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk
mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal – sinyal digital. Hal-hal yang juga perlu
diperhatikan dalam penggunaan ADC ini adalah tegangan maksimum yang dapat
dikonversikan oleh ADC dari rangkaian pengkondisi sinyal, resolusi, pewaktu eksternal
ADC, tipe keluaran, ketepatan dan waktu konversinya.
2.6.2 Teorema Nyquist
Teorema Nyquist menyatakan agar tidak ada informasi yang hilang ketika
pencuplikan sinyal, maka kecepatan pencuplikan harus minimal dua kali dari lebar
pita sinyal tersebut [23].

Gambar 8. Pencacahan dengan berbagai frekuensi pencacah


2.6.3 Pemrosesan Sinyal Oleh Mikrokontroler
Untuk melakukan sampling terhadap sinyal EKG oleh ADC tanpa terjadi
aliasing maka dengan memenuhi kaidah Nyquist, fs ≥ 2*fc [23].

Sinyal ADC Analisa


EKG maksimal timer ADC Hasil
lokal maksimal
Gambar 9. Alur pemrosesan data oleh mikrokontroler Interval
waktu R-R bias dihitung secara akurat berdasarkan selisih indek lokasi dikalikan
dengan periode sampling untuk menentukan status kelainan [26].
0 R ke-n 0 … R ke-m
Interval
Gambar 10. Analisis interval waktu R-R
Nilai heartbeat dapat diperoleh dengan menghitung waktu interval R-R dibagi
dengan 60.
BPM =

Nilai heartbeat diperoleh dalam satuan Beat Per Minute (BPM). Aritmia dapat
ditentukan dengan menggunakan parameter interval R-R. Apabila interval R-R
tidak konsisten maka jantung tersebut bisa mengalami aritmia.

3. Metodologi
3.1 Prosedur Penelitian

Gambar 11. Bagan Prosedur Penelitian


3.2 Perancangan Perangkat Keras

Elektroda
Pre-Amplifier
Lead I, II, III

Bandpass Filter (0,05 Hz -100 Hz )

Mikrokontroler Rangkaian Adder Notch Filter (50 Hz )


ATmega 328

LCD Grafik
Gambar 12. Blok Diagram Hardware

3.3 Perancangan Perangkat Lunak

Gambar 13. Diagram Alir Program Pemrosesan Sinyal


4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Rancang Bangun Elektrokardiograf
Rancang bangun Elektrokardiograf ini terbagi menjadi dua modul
hardware yaitu blok hardware untuk bioamplifier dan blok hardware untuk
tampilan cardio wave dengan sumber sinyal jantung berasal dari Phantom Patient
Simulator.

Gambar 14. Prototype elektrokardiograf dengan mikrokontroler


4.2 Hasil Pengujian dan Analisis Data
4.2.1 Penguatan Amplifier

Gambar 15. Rangkaian Penguat instrumentasi


Pada rangkaian penguat diatas, sesuai dengan datasheet AD620 diperoleh persamaan
penguatan sebagai berikut,

. Ω…….…..….............(6)
GAD620 = +1

sehingga

GAD620 = .Ω
+ 1 = 127,7 kali

Gambar 16. Rangkaian bandpass filter

GHPF = + 1 dimana R9 = R13 dan R10 = R14, sehingga GHPF = GLPF

GHPF =
+ 1 = 1,59 = GLPF

GBandpass = 2*1,59 = 3,18 kali


Sehingga total penguatan pada amplifier adalah

Gtotal = GAD620*GBandpass
Gtotal = 127.7 * 3,18 = 406,086 kali
4.2.2 Analisis Respon Frekuensi Bioamplifier
Grafik Respon Frekuensi Pre -Amplifier
16
14 14
14
14
14
14
14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
12
Tegangan (Volt)

10
8
6
4
2
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Frekuensi (Hz)

Gambar 17. Grafik Respon Frekuensi Pre-amplifier

Grafik Respon Frekuensi Highpass Filter


6
5 4.8 4.8 4.8
Tegangan (Volt)

4.5
4 3.9
3.9
3.9
3
2.7
2.7
2 1.8
1.8
1.5
1 1.2
1.2

0 0.24
0.18
0.06
3
0 1 2 3 4 5 6
Frekuensi (Hz)

Gambar 18. Grafik Respon Frekuensi Highpass Filter


Grafik Respon Frekuensi Lowpass Filter
15
14
14
14
14
14
141414141414
Tegangan (Volt)

12
11
10 10
8
7 7
5 6
5
4 4
3 3 2.4
2 2 1.81.7
0
0 50 100 150 200 250
Frekuensi (Hz)

Gambar 19. Grafik Respon Frekuensi Lowpass Filter

Grafik Respon Frekuensi Notch Filter


250
Tegangan (mVolt)

200 193.2 202.8

150 156
154.8
147.6 152.4
144
135.6 133.2
112.8121.2
110.4
100 105.6

50
0
0 50 100 150 200 250 300 350
Frekuensi (Hz)

Gambar 20. Grafik Respon Frekuensi Notch Filter


4.2.3 Analisis Kalibrasi Alat
Proses sampling tergantung dari besar bit pada mikrokontroler, pada alat
ini menggunakan mikrokontroler dengan bit sebesar 10 bit, sehingga persamaan
untuk mendapatkan nilai data digital adalah sebagai berikut.

Data digital = * 1024 dengan nilai tegangan referensi sebesar 5 Volt.

Tabel 1. Hasil penguatan bioamplifier


No. Sinyal Input (mV) Hasil Penguatan Bioamplifier (V)
1. 1 0,4
2. 1.5 0,6
3. 2 0,8
Proses untuk menampilkan sinyal ini menggunakan penskalaan nilai data digital
dengan tinggi LCD yaitu pada 64 dot. Perhitungan penskalaan pada LCD terhadap
nilai data digital adalah sebagai berikut.
Skala yang dipakai 220:50, sehingga
1 dot pada LCD bernilai = = 4,4 data digital

1 dot pada LCD bernilai = , * 5 = 0,02 Volt/dot

Tabel 2. Hasil Kalibrasi Amplitudo


Error Hitung
Setting Amplitudo (mV) Amplitudo GLCD (mV)

1 0,98 ± 0 2%
1.5 1,48 ± 0 2%
2 1,98 ± 0 1%
4.2.1 Respon Prototype Terhadap Aritmia
Konsep dari deteksi puncak R tersebut adalah dengan menggunakan selisih
dot yang akan ditampilkan dengan dot yang sudah ditampilkan, apabila selisih dot
antara keduanya tersebut melebihi 4 dot, maka dot yang akan ditampilkan tersebut
adalah puncak R sehingga timer on sampai ketika ada selisih dot yang melebihi 4
dot yang lain dan timer off. Waktu yang terekam tersebut akan dikonversikan ke
BPM dengan persamaan berikut.
BPM =

Aritmia dapat ditentukan dengan menggunakan parameter interval R-R. Apabila


interval R-R tidak konsisten maka jantung tersebut bisa mengalami aritmia.
Tabel 3. Respon Pendeteksian Bradikardi, Normal, dan Takikardi
BPM Deteksi
(Patient
Simulator Error
) Bradikardi Normal Takikardi

30 TRUE 0%
40 TRUE 0%
45 TRUE 0%
60 TRUE 0%
80 TRUE 0%
90 TRUE 0%
100 TRUE 0%
120 TRUE 0%
140 TRUE 0%

5. Kesimpulan
1. Prototype elektrokardiograf dengan menggunakan mikrokontroler dapat
menampilkan sinyal jantung pada LCD Grafik spesifikasi 128x64 dot
dengan penskalaan nilai data digital terhadap tinggi dot LCD sebesar
220:50 dengan perhitungan sebagai berikut.
1 dot pada LCd bernilai= = 4,4 data digital

1 dot pada LCD bernilai = , * 5 = 0,02 Volt

2. Mikrokontroler mempu melakukan sampling sehinggga dapat mendeteksi


intercal R-R untuk memperoleh beat per minute (BPM) jantung dengan
menggunakan persamaan BPM = .

3. Prototype elektrokardiograf menggunakan mikrokontroler mampu


mendeteksi aritmia pada jantung dengan mengkategorikan aritmia
bradikardi, normal, dan aritmia takikardi tanpa terjadi error. /

Anda mungkin juga menyukai