Anda di halaman 1dari 3

Nama : Shafira Nur Ramadhania

Kelas : 4PB2
NIM : 1201617023

Salindia ke-10
1. Akulirik dalam puisi berjalan ke barat waktu pagi hari yaitu aku.
2. Ada delapan larik dalam puisi tersebut.
3. Ada empat enjambemen pada puisi tersebut.

Salindia ke-20
1. Permasalahan yang saya temui di sekolah dalam pembelajaran sastra yaitu daya
imajinasi siswa untuk mengembangkan ide masih kurang dan juga respon siswa
terhadap saya masih tergolong sedikit.

Salindia ke-21
1. Puisi yang cocok diajarkan di sekolah yaitu puisi yang berjudul Aku Ingin Ibu karya
Fatin Hamama.
2. Saya memilih puisi tersebut karena setiap lariknya tidak panjang dan juga diksi yang
digunakan tidak terlalu sulit sehingga siswa akan lebih mudah memahaminya.
3. Tambahan Puisi Ibu
Ibu karya Chairil Anwar
Surat untuk ibu karya Joko Pinurbo
Sajak Ibu karya Wiji Thukul

Ibu

Karya Chairil Anwar

Pernah aku ditegur


Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai

Ibu...
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah

Ibu...
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun...
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu

Ibu...
Aku sayang padamu
Tuhanku....
Aku bermohon pada-Mu
Sejahterahkanlah dia
Selamanya...

Surat Untuk Ibu

Karya Joko Pinurbo

Akhir tahun ini saya tak bisa pulang, Bu.


Saya lagi sibuk demo memperjuangkan nasib saya
yang keliru. Nantilah, jika pekerjaan demo
sudah kelar, saya sempatkan pulang sebentar.

Oh ya, Ibu masih ingat Bambang, 'kan?


Itu teman sekolah saya yang dulu sering numpang
makan dan tidur di rumah kita. Saya baru saja
bentrok dengannya gara-gara urusan politik
dan uang. Beginilah Jakarta, Bu, bisa mengubah
kawan menjadi lawan, lawan menjadi kawan.

Semoga Ibu selalu sehat bahagia bersama penyakit


yang menyayangi Ibu. Jangan khawatirkan
keadaan saya. Saya akan normal-normal saja.
Sudah beberapa kali saya mencoba meralat
nasib saya dan syukurlah saya masih dinaungi
kewarasan. Kalaupun saya dilanda sakit
atau bingung, saya tak akan memberi tahu Ibu.

Selamat Natal, Bu. Semoga hatimu yang merdu


berdentang nyaring dan malam damaimu
diberkati hujan. Sungkem buat Bapak di kuburan.
SAJAK IBU

Karya Wiji Thukul

Ibu pernah mengusirku minggat dari rumah


tetapi menangis ketika aku susah
ibu tak bisa memejamkan mata
bila adikku tak bisa tidur karena lapar
ibu akan marah besar
bila kami merebut jatah makan
yang bukan hak kami
ibuku memberi pelajaran keadilan
dengan kasih sayang
ketabahan ibuku
mengubah rasa sayur murah jadi sedap
ibu menangis ketika aku mendapat susah
ibu menangis ketika aku bahagia
ibu menangis ketika adikku mencuri sepeda
ibu menangis ketika adikku keluar penjara
ibu adalah hati yang rela menerima
selalu disakiti oleh anak-anaknya
penuh maaf dan ampun
kasih sayang ibu
adalah kilau sinar kegaiban tuhan
membangkitkan haru insan
dengan kebajikan
ibu mengenalkan aku kepada Tuhan. (solo, 1986)

Anda mungkin juga menyukai