2019
S, Ade Putri
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/16423
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
KARAKTERISTIK IBU HAMIL TERINFEKSI HIV YANG
MEMANFAATKAN PROGRAM PENCEGAHAN
PENULARAN HIV KE ANAK DI RSUP HAJI
ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2017-2019
SKRIPSI
Oleh
ADE PUTRI S.
NIM: 151000097
SKRIPSI
Oleh
ADE PUTRI S.
NIM: 151000097
ii
Pencegahan Penularan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun
2017-2019‟ beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Ade Putri S.
iii
iv
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan rahmat-
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucpan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku dekan Fakultas Kesehatan
3. Ibu dr. Rahayu Lubis, M.Kes.,Ph.D, selaku dosen pembimbing yang telah
4. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku dosen penguji 1 dan Bapak Drs. Jemadi,
5. Ibu Erna Mutiara, Ir., M.Kes., Dr. selaku dosen pembimbing akademik
6. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, Kepala
bagian Rekam Medik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
penelitian.
vi
Abang dan adik penulis tercinta, Arjuna PS, ST., Ave Maria, dan Arga
Rouli Basa yang telah memberikan dukungan doa dan motivasi kepada
11. Teman-teman kos 40A gang Kamboja Padang Bulan yang selalu memberi
ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan
Penulis
Ade Putri S.
vii
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi viii
Daftar Tabel xii
Daftar Gambar xv
Daftar Lampiran xix
Daftar Istilah xx
Riwayat Hidup xxi
Pendahuluan
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 7
Tujuan Penelitian 7
Tujuan Umum 7
Tujuan Khusus 7
Manfaat Penelitian 9
Tinjauan Pustaka
Penyakit HIV/ AIDS 10
HIV/ AIDS 10
Etiologi dan Patogenesis 10
Manifestasi Klinis 13
Penularan 16
Pemeriksaan HIV 18
Upaya Pencegahan 20
Voluntary Counselling and Testing (VCT) 20
Konseling HIV 20
Tes HIV dan Adaptasi Pelayanan VCT 22
HIV Pada Kehamilan 24
Definisi Kehamilan (Transplasental) 24
Cara Penularan HIV Pada Kehamilan 25
Waktu dan Resiko Penularan HIV Dari Ibu ke Anak 27
Program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) 28
Kerangka Konsep 33
viii
Hasil Penelitian
Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian 41
Analisis Deskriptif 43
Sosiodemografi Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 43
Program PPIA
Usia Kehamilan Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 46
Program PPIA
Paritas Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 46
Program PPIA
Cara Penularan Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 47
Program PPIA
Riwayat Infeksi Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 48
Program PPIA
Stadium Klinis Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 49
Program PPIA
Jumlah CD4 Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 49
Program PPIA
Infeksi Oportunistik Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang 50
Memanfaatkan Program PPIA
Durasi Pemakaian Antiretroviral Ibu Hamil Terinfeksi HIV 51
yang Memanfaatkan Program PPIA
Indeks Massa Tubuh Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang 51
Memanfaatkan Program PPIA
Sumber Biaya Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 52
Program PPIA
Analisis Bivariat
Infeksi Oportunistik Berdasarkan Usia 53
Infeksi Oportunistik Berdasarkan Usia Kehamilan 54
Infeksi Oportunistik Berdasarkan Indeks Massa Tubuh 55
Stadium Klinis Berdasarkan Usia 56
Stadium Klinis Berdasarkan Riwayat Infeksi 57
Jumlah CD4 Berdasarkan Usia Kehamilan 58
Jumlah CD4 Berdasarkan Durasi Pemakaian Antiretroviral 59
Paritas Berdasarkan Usia 60
Pembahasan
Sosiodemografi Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 61
Program PPIA
ix
Daftar Pustaka 98
Daftar Lampiran
xi
No Judul Halaman
xii
xiii
xiv
No Judul Halaman
3 Kerangka Konsep 33
xv
xvi
xvii
xviii
No Judul Halaman
xix
xx
Agustus 1997. Penulis beragama Kristen Katolik, anak kedua dari empat
bersaudara dari pasangan Bapak Palti Sihombing dan Ibu Rasmi Tobing.
Ade Putri S
xxi
Latar Belakang
Sindrom (AIDS) merupakan infeksi menular seksual yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat secara global hingga saat ini. Kejadian HIV cenderung
memprihatinkan meskipun pada tahun 2016 kasus baru HIV telah mengalami
penurunan dari 0,40 per 1000 populasi yang tidak terinfeksi menjadi 0,26 per
1000 populasi yang tidak terinfeksi (WHO, 2018). Pada akhir tahun 2017, World
Health Organization (WHO) melaporkan terdapat 1,8 juta orang terinfeksi baru
negara dengan kasus infeksi baru HIV dan kenaikan jumlah kasus HIV tertinggi
setelah India dan China (UNAIDS, 2013). Menurut Pofil Kesehatan Indonesia
2017, terdapat 41.250 kasus HIV pada tahun 2016 meningkat menjadi 48.300
Indonesia sebanyak 1.08% dan diperkirakan pelaporan AIDS yang masih minim
dari setiap daerah pada tahun 2017 (Kementerian Kesehatan RI, 2017). Kondisi
ini menjadi tantangan yang berat dan serius bagi Indonesia untuk mewujudkan
Provinsi Sumatera Utara dalam laporan situasi HIV atau AIDS dan Infeksi
Menular Seksual Januari – Maret 2017 berada pada urutan ketujuh dari sepuluh
KesehatanRI, 2017). Bahkan dalam laporan AIDS tahun 1987 sampai dengan
laporan kasus AIDS paling banyak, yaitu sebanyak 1.573 kasus AIDS (Infodatin
AIDS, 2014).
penemuan jumlah kasus HIV/ AIDS. Pada tahun 2012 Kota Medan berada pada
peringkat tertinggi dengan penderita baru HIV atau AIDS di provinsi Sumatera
Utara dari semua penderita baru dengan persentase sekitar 34,56% (506 kasus)
diikuti Kabupaten Karo sebanyak 23,70% (347 kasus) dan Deli Serdang sebanyak
11,75% (172 kasus) (Dinkes Provinsi Sumatera Utara, 2012). Hal ini menjadi
penyakit dengan fenomena gunung es, tidak terdapat gejala yang khas tetapi
memiliki risiko penularan kepada orang lain, dan berkembangnya stigma HIV
Development Goals (SDG‟s) memiliki target pencapaian tahun 2030 pada butir
ketiga, yaitu memberi jaminan hidup yang sehat dan mendorong hidup sejahtera
bagi setiap orang. Mengakhiri epidemi HIV/ AIDS merupakan salah satu target
yang hendak dicapai di tahun 2030. Target mengakhiri HIV/ AIDS juga berlaku di
34
Virus HIV dapat menular melalui berbagai cara, salah satu diantaranya
adalah penularan HIV dari ibu ke bayi. Laporan epidemi HIV global UNAIDS
2012, menyatakan bahwa sekitar 50% penderita HIV/ AIDS di dunia adalah
perempuan dan 2,1 juta anak berusia kurang dari 15 tahun. Seiring dengan
meningkatnya aktivitas seksual tidak aman oleh laki-laki yang selanjutnya dapat
peningkatan jumlah perempuan yang tertular HIV setiap tahun. Estimasi infeksi
sebanyak 22.000 anak mengalami infeksi HIV dan tanpa memperoleh terapi yang
tepat, sebagian dari anak yang mengalami infeksi tersebut tidak mampu bertahan
AIDS, 2014). Ibu rumah tangga menjadi penderita dengan kasus AIDS tertinggi
penularan pada bayi serta terdapat 1.329 (3,05%) ibu terinfeksi HIVdari 43.624
ibu hamil yang melaksanakan konseling dan tes HIV pada tahun 2012. Lebih dari
90% bayi yang terinfeksi HIV tertular dari ibu dengan HIV positif. Kondisi hamil,
pada kelompok umur 25-49 tahun pada tahun 2016 (Dinkes Kota Medan, 2016).
rumah tangga dan diperkuat dengan suami dengan mobilisasi tinggi. Hal ini
34
berdampak pada penularan HIV/ AIDS pada masa perinatal. Sehubungan dengan
kondisi tersebut, persentase kasus HIV/ AIDS berdasarkan faktor risiko perinatal
di Kota Medan pada tahun 2016 mencapai 0,44% dan masuk ke dalam kasus HIV/
rentang kelompok umur 5-14 tahun kasus HIV positif sebesar 0,9 % pada tahun
risiko tinggi. Penderita HIV/ AIDS pada kelompok laki-laki merupakan kelompok
dengan persentase tinggi, jika jumlahnya meningkat maka penularan dari suami
kepada ibu rumah tangga juga akan semakin meningkat dimana penularan dari
suami pengidap HIV memiliki risiko 20% lebih besar terhadap istri secara
pada siklus reproduksinya, dimana perempuan akan mengalami kehamilan. Hal ini
dapat dicegah secara dini oleh ibu hamil melalui konseling dan pemeriksaan HIV
pencegahan yang sangat efektif terhadap penularan HIV secara vertikal. Terdapat
direncanakan pada ibu terinfeksi HIV, mencegah adanya penularan HIV dari ibu
hamil yang mengidap HIV terhadap bayi dalam kandungannya, dan memberikan
34
dukungan sosial dan perawatan terhadap ibu HIV positif dan juga kepada bayi dan
yang menyebutkan bahwa “pada asuhan antenatal atau menjelang persalinan, ibu
hamil dianjurkan untuk memperoleh konseling serta tes HIV dalam pemeriksaan
laboratorium rutin pada semua ibu hamil yang tinggal di daerah dengan epidemi
terkonsentrasi dan meluas beserta ibu hamil dengan keluhan IMS dan tuberkulosis
populasi tertentu seperti kelompok lelaki seks lelaki (LSL), pekerja seks beserta
dari 5% kasus HIV secara konsisten, sementara pada populasi umum atau
prevalensi kasus HIV pada ibu hamil di bawah 1%. Sementara prevalensi kasus
infeksi HIV lebih dari 1% di antara ibu hamil dan sudah menyebar di populasi
Pemanfaatan upaya PPIA di Indonesia masih minim, hal ini dapat dilihat
Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar sebanyak 10,2% ibu yang cukup
Nuzliati (2016) mengatakan bahwa terdapat 22 orang ibu atau 55% yang cukup
34
program PPIA cenderung dimanfaatkan oleh ibu hamil ketika telah adanya
dirasakan perlu bagi perilaku berisiko, bukan suatu kewajiban, dan menganggap
kehamilan baik tanpa harus melakukan PPIA secara dini. Green (2005)
menyatakan bahwa penyebab minimnya pemanfaatan PPIA oleh ibu hamil adalah
serta pendidikan .
Sampai dengan Oktober 2014, tes HIV pada ibu hamil dilaksanakan pada
915 layanan di Indonesia pada 33 Provinsi (9 Klinik, 743 Puskesmas dan 163
Rumah Sakit) (KPAN, 2015). Penawaran tes HIV pada ibu hamil dengan petugas
Antenatal Care (ANC) di klinik KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Akan tetapi tidak
semua ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal melaksanakan tes HIV. Tes
HIV dianjurkan oleh petugas kesehatan secara aktif dan berkesinambungan oleh
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan salah satu
Rumah Sakit di kota Medan yang telah menjalankan PPIA pada ibu hamil
terinfeksi HIV dan menerima pasien rujukan dari rumah sakit lain. Berdasarkan
studi pendahuluan di RSUP Haji Adam Malik Medan terdapat 108 ibu hamil yang
34
terinfeksi HIV pada Maret 2017 sampai dengan Maret 2019. Ibu hamil dengan
status HIV positif, maka akan memperoleh persalinan bedah sesaria atau
Perumusan Masalah
penelitian ini ialah belum diketahuinya karakteristik ibu hamil terinfeksi HIV
(PPIA).
Tujuan Penelitian
Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019.
34
10. Untuk mengetahui distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang
11. Untuk mengetahui distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang
kehamilan.
Massa Tubuh.
34
infeksi.
17. Untuk mengetahui beda proporsi jumlah CD4 berdasarkan usia kehamilan.
pemakaian Antiretroviral.
Manfaat Penelitian
dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap peningkatan PPIA oleh ibu hamil di
Kota Medan.
vertikal, peningkatan kesehatan reproduksi pada layanan KIA/ KB, dan sumber
daya petugas kesehatan di rumah sakit dapat diperoleh dari hasil penelitian.
c. Bagi peneliti
34
Penyakit HIV/AIDS
dengan HIV merupakan virus yang menyerang imunitas yang dapat menyebabkan
penyakit lain atau memicu infeksi oportunistik (IO) (Kemenkes RI, 2015). HIV
adalah retrovirus RNA yang dapat menyebakan penyakit klinis yang dikenal
terjadi penurunan sistem kekebalan tubuh dan rentan terhadap berbagai infeksi.
AIDS tidak hanya suatu penyakit saja, akan tetapi penurunan daya tahan tubuh
karena adanya infeksi virus, jamur, dan bakteri yang menimbulkan berbagai gejala
Etiologi dan Patogenesis. Pada tahun 1983 ilmuwan Istitute Pasteur Paris
Lymphadenopathy Associated Virus (LAV). Pada tahun 1984, virus lain yang
disebut Human T Lymphotropic Virus Type III (HTLV-III) ditemukan oleh Gallo
dari National Institute of Health, Amerika Serikat. LAV dan HTLV-III dianggap
selanjutnya menyatakan bahwa kedua virus tersebut adalah sama dan dinamakan
10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
HIV-1. Selanjutnya dari seorang penderita yang berasal dari Afrika Barat
ditemukan retrovirus yang tidak sama dari HIV-1 tahun 1985. Peneliti dari Paris
menyebut virus tersebut dengan nama LAV-2 yang memiliki hubungan dengan
AIDS pada manusia.Virus HIV-2 kurang virulen bila dibandingkan virus HIV-1,
akan tetapi 70% individu yang terinfeksi virus HIV-2 akan terinfeksi oleh virus
Tabel 1
Waktu Hasil
Januari 1983 Penemuan retrovirus baru oleh Luc Montagnier dari Prancis pada
seorang penderita limfadenopati. Virus baru ini ia namakan
lymphadenopathy virus, disingkat LAV.
1983 Isolasi virus LAV pada penderita AIDS.
Maret 1984 Penemuan virus penyebab AIDS di Amerika Serikat oleh R.Gallo,
ia sebut HTLV-III.
Juli 1984 Penemuan virus penyebab AIDS di Amerika Serikat oleh J.Levy. Ia
namakan AIDS Related Virus, disingkat ARV.
Agustus 1984Kloning molekul HIV.
Oktober 1984 Cara-cara inaktivasi HIV diketahui.
Januari 1985 Publikasi sekuen lengkap dari virus HIV.
Juni 1985 Biologi dari virus HIV telah diketahui lebih dalam. ELAVIA dari
Institut Pasteur mulai dipasarkan.
1986 Luc Montagnier menemukan virus baru pada 2 penderita AIDS;
LAV-2.
1986 Myron Essex dari Boston, USA menemukan virus baru pada orang
sehat di Afrika yang ia namakan HTLV-IV. Virus ini tidak
menyebabkan AIDS.
Mei 1986 Komisi Taksonomi Internasional memberi nama-nama baru untuk
virus penyebab AIDS, yaitu Human Immunodeficiency Virus yang
disingkat HIV. Gen art, yaitu gen ketujuh dari HIV ditemukan.
Oktober 1986 Institut Karolinska menemukan varian baru yang banyak berbeda
dari HIV dan LAV-II, ditemukan pada seorang penderita AIDS asal
Afrika Barat.
Sumber: Djoerban, 2001
Menurut Sarma (2016), gen HIV serupa dengan retrovirus pada umumnya,
mengandung tiga gen utama, yaitu –gag, -pol, dan –env beserta beserta gen
tambahan yang dibawa oleh HIV termasuk tat, rev, nef, vif, vpr, dan vpu (untuk
HIV-1) atau vpx (untuk HIV-2). Gen utama mengkode untuk komponen struktural
dan fungsional utama dari HIV termasuk protein envelope dan reserve
transcriptase. Gen tambahan tat banyak berperan dalam pathogenesis HIV dan
mengatur ekspresi gen host. Gen rev mengkode protein pengatur yang mengganti
proses transkip viral RNA menjadi pola, sedangkan gen nef menghasilkan protein
pengatur yang memodifikasi sel yang terinfeksi untuk membuatnya lebih rentan
dalam menghasilkan virion HIV dengan cara mempercepat endositosis CD4 dari
permukaan sel yang terinfeksi. Gen vif, vpr, dan vpu mengkode protein yang
tampaknya berperan dalam menghasilkan infeksi dan efek patologi. Lebih spesifik
lagi, vpr memiliki kemampuan untuk menunda atau menghambat sel yang
polipeptida seperti 3G, atau produk protein dari gen APOBEC3G (A3G). Vpu
Retrovirus tidak mampu bereplikasi di luar sel pejamu yang hidup dan
gabungan siklus hidup sel, lingkungan sel pejamu, dan kuantitas virus pada
individu yang terinfeksi. Setelah memasuki tubuh, partikel virus tertarik ke sel
molekul reseptor CD4 yang sesuai dimana dapat melekat dengan cara fusi
terhadap membrane sel yang rentan atau dengan endositosis dan kemudian
memasuki sel. Kemungkinan infeksi adalah gabungan dari jumlah virion HIV
infeksius di cairan tubuh dan jumlah sel yang tersedia di lokasi kontak yang
mungkin resptor CD4 yang sesuai (Sarma, 2016). Sel limfosit CD4 yang telah
terserang HIV akan rusak melalui multiplikasi. Virus-virus baru yang telah
matang dapat merusak sel limfosit CD4 yang lain setelah memasuki sel tersebut
(Murtiastutik, 2008).
Sel T atau respons imun selular ialah efek paling penting dari virus HIV.
Pada awal infeksi, sama halnya dengan infeksi virus yang lain dalam beberapa
hari atau beberapa minggu jumlah sel sitotoksik/ supresor CD8 akan meningkat.
Tetapi meski penderita berada dalam kondisi seropositif sehat, pada paparan
ulangan antigen sel CD8 tidak lagi meningkat. Seseorang terlihat seropositif dan
tidak menunjukkan gejala pada rentang waktu yang lama. Jumlah sel limfosit CD4
yang berkurang secara cepat, sel limfosit CD8 juga bisa ikut berkurang, dan gejala
klinis merupakan tanda progresivitas dari penyakit HIV. Fungsi sel-sel lainnya
seperti monosit, makrofag, dan sel Natural killer juga ikut terganggu karena
produksi limfokin oleh sel CD4 mengalami gangguan. Penurunan imunitas yang
(Murtiastutik, 2008).
Infeksi akut terjadi setelah infeksi primer, dimana pada minggu kedua
sampai ketiga terjadi sindrom retroviral akut yaitu adanya penyebaran luas virus
dan pembenihan pada organ limfoid dengan waktu selama 2-3 minggu. Gejala
ruam, demam, radang pada faring, dan limfadenopati myalgia, artalgia, diare,
terdapat pada fase ini. Selama 1-3 minggu ditemukan gejala tersebut serta jarang
ditemukan pada bayi yang memperoleh infeksi perinatal. Gejala nonspesifik akan
Tabel 2
Klasifikasi Infeksi HIV pada Remaja dan Dewasa menurut Kategori Imunologis
dan Klinis
Tabel 3
a. Derajat I
1. Tanpa gejala
2. Limfadenopati generalisata
b. Derajat II
4. Demam menetap
c. Derajat III
1. Infeksi oportunistik
meliputi paling sedikit 2 gejala mayor dan 1 gejala minor, yaitu (Soedarto, 2010):
a. Gejala mayor
b. Gejala minor
4. Limfadenopati generalisata
5. Kandidiasis orofaringeal
darah terinfeksi HIV dan hubungan seksual beserta secara vertikal, yaitu infeksi
Risiko penularan HIV semakin meningkat bila terdapat infeksi menular seksual
lain yang menyertai, terutama pada ulkus genital. Secara global penularan HIV
infeksi perinatal (5-10%), transfusi darah (3-5%), dan luka kecelakaan akibat
jarum (0,01%). Sekitar sepertiga bayi yang lahir dari ibu terinfeksi HIV dapat
Penularan utama HIV melalui cairan tubuh, seperti air mani, cairan
nyamuk, kutu busuk atau serangga, penularan HIV melalui ASI, air mata dan
keringat belum dibuktikan kebenarannya karena jumlah virus yang sangat sedikit
(Murtiastutik, 2008).
virus, infeksi sekunder, faktor infeksi, kadar virus dalam serum, adanya trauma,
efisiensi fungsi barrier epitel, adanya sel dengan reseptor terhadap virus, dan
90
82.8%
80
70
60
50
40
30
20
10 7.4%
4,0% 2,6% 1,6% 0,7% 0,7%
0 0,2%
Gambar di atas menunjukkan proporsi kasus AIDS pada tahun 2015 yang
sebesar 82,8%, diikuti oleh homoseksual sebesar 7,4% dan perinatal sebesar 4,0%.
tahun 2013 hingga 2015 proporsi penasun secara berturut-turut sebesar 9,3%,
3,3%, dan 2,6%. Penggunaan alat suntik yang telah disterilkan dan akses ke
kesadaran penasun.
menggunakan lisat virus utuh, rekombinan, atau peptide virus sintetis sebagai
infeksi, sedangkan hasil negatif belum tentu menyatakan tidak adanya infeksi.
2. Imunofluoresensi
dari tes ini dapat segera diperoleh dan sangat spesifik. Antibodi HIV yang ada
3. Western Blot
Tes ini memiliki sensivitas dan spesifitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan EIA dengan tingkat akurasi 60-90%, namun membutuhkan biaya yang
Cairan tubuh seperti darah, saliva, serum atau plasma, dan urin adalah
langsung dibaca biaya murah, waktu yang cepat dengan waktu 10-15 menit, dan
dapat mendeteksi HIV-1 maupun HIV-2. Tes ini bersifat sensitive dan spesifik.
PCR adalah cara in vitro untuk memperbanyak target dari sekuen spesifik
untuk analisis cepat atau karakterisasi walaupun material yang digunakan pada
denaturasi, hibridisasi dari “primer” sekuen DNA pada bagian tertentu yang
1. Abstinence, yaitu absen seks atau tidak melakukan aktivitas seksual sama
4. Drug No, yaitu tidak menggunakan narkoba dan jarum suntik secara
HIV/ AIDS.
Hal ini dapat dilakukan melalui penyuluhan kesehatan dari media massa
2008):
Konseling HIV merupakan diskusi yang bersifat long term atau short term
antara konselor dengan klien dengan 2 tujuan umum, yaitu: (1) mencegah
counseling meliputi:
positif
Tahapan konseling dan tes HIV sukarela ialah sebagai berikut (Demartoto
dkk, 2017) :
konseling yang meliputi cara penularan, periode jendela, dan cara pencegahan.
Penilaian klinis dilakukan oleh konselor dan dibutuhkan kejujuran dari klien
untuk menjelaskan segala aktivitas yang berisiko HIV/ AIDS. Konseling sebelum
2. Tes HIV
Dalam tahap ini, darah akan diambil secukupnya dan memerlukan waktu
pemeriksaan kedua dan ketiga dengan ketentuan beda. Sedangkan hasil tes negatif
menyatakan klien belum tentu tidak terinfeksi HIV karena harus diwaspadainya
kerahasiaannya adalah prinsip dalam pelaksanaan tes HIV. Tes serologi adalah tes
yang digunakan untuk mendeteksi antibodi HIV dalam plasma atau serum dalam
1. Hasil Pemeriksaan
Tes A1, A2, dan A3 reaktif menyatakan hasil positif. Hasil A1 non reaktif,
hasil A1 reaktif tetapi saat pengulangan tes A1 dan A2 menunjukkan hasil non
reaktif dan jika salah satu reaktif tapi penderita tidak berisiko menyatakan hasil
negatif. Sementara hasil indeterminate jika dua hasil tes reaktif dan jika terdapat
satu hasil tes reaktif tetapi penderita berisiko atau pasagan berisiko.
Hasil tes HIV positif merujuk penderita untuk memperoleh terapi. Tes
negatif HIV dan penderita yang berisiko maka dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan ulangan paling sedikit dalam waktu 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan
dari pemeriksaan awal hingga satu tahun. Selanjutnya apabila hasil negatif dan
tidak berisiko, maka dianjurkan untuk melakukan hidup sehat. Sementara tes
ulangan dengan spesimen baru setelah dua minggu dari pemeriksaan awal
2006):
yang memiliki status HIV positif ataupun negatif dengan layanan konseling dan
mempertahankan perilaku sehat akan risiko HIV. Oleh karena itu, VCT harus
3. Tes HIV dilakukan secara sukarela tanpa adanya paksaan dan tekanan
sebagai berikut:
ovum atau fertilisasi dan dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi. Masa
kehamilan normal akan berlangsung dalam 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) terhitung sejak fertilisasi hingga bayi dilahirkan. Kehamilan diawali dari
masa konsepsi hingga minggu keduabelas kehamilan. Pada masa ini terjadi
pertama haid terakhir dengan waktu normal berlangsung selama 280 hari.
pada pemeriksaan trisemester pertama, pada usia kehamilan <12 minggu (Husin,
2013).
tinggi terjadi pada saat infeksi baru sehingga pada masa kehamilan terjadi
yang memiliki dua alel muatan yang memiliki gen CCR5 dibandingkan dengan
hanya satu atau tanpa alel yang bermutasi (Garna dkk, 2012).
antara lain rendahnya sel CD4, rendahnya antibodi terhadap virus HIV, adanya
keluhan terhadap infeksi HIV dalam tubuh ibu yang dapat terdeteksi melalui
antigen p24 dalam serum ibu atau metode lain seperti mendeteksi asam nukleat
peradangan, kadar vitamin A serum ibu untuk pengaktifan imunitas tubuh dalam
jumlah sedikit, ibu hamil yang merokok, pengguna obat, infeksi menular seksual
lain yang ikut menyertai dan aktivitas seksual tidak menggunakan pengamanan
2008).
Penularan HIV dari ibu ke bayi selama kehamilan dipengaruhi oleh faktor
Tingginya viral load menjadi faktor risiko utama yang berperan dalam
penularan HIV. Akan tetapi belum ada penelitian yang memeriksa bayi di dalam
kandungan untuk mendeteksi infeksi bayi yang mungkin tertular dari ibu dengan
viral load tinggi. Setelah terinfeksi HIV sangat penting untuk memperhatikan
masa jendela (window period) pada ibu hamil setelah enam bulan, dimana HIV
telah ada di dalam tubuhnya tetapi hasil menunjukkan negatif palsu karena tubuh
2. Infeksi Plasenta
Penularan HIV ke bayi dapat meningkat apabila terdapat IMS atau saluran
Tabel 4
waktu terdeteksinya virus HIV, proses bayi dapat tertular HIV ditentukan dengan
cara PCR atau kultur. Virus dapat dideteksi dalam waktu 48 jam sesudah
kelahiran pada bayi yang tertular dalam masa kehamilan sedangkan deteksi
Kebanyakan bayi tertular pada saat akhir kehamilan atau saat persalinan yang
ditunjukkan dengan terdeteksinya virus dalam darah bayi setelah beberapa minggu
PPIA memiliki risiko penularan baik pada masa kehamilan, bersalin, nifas, dan
Tabel 5
Waktu Risiko
Selama hamil 5 – 10%
Bersalin 10 – 20%
Menyusui (ASI) 5 – 20%
Risiko penularan keseluruhan 20 – 50%
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2013
terutama ibu hamil, calon pengantin, remaja dan pasangan suami-isteri yang
Upaya PPIA pada ibu hamil merupakan pencegahan dan penanganan HIV
mungkin pada bayi adalah mencegah adanya perempuan usia reproduksi tertular
HIV. Langkah ini disebut dengan pencegahan primer. Pencegahan primer memuat
upaya dini dengan tujuan mencegah penularan HIV secara vertikal, bahkan
c. Apabila tes positif, maka diperlukan perawatan dan dukungan sosial yang
berkelanjutan.
terinfeksi HIV
Memberikan kondisi khusus yang aman untuk hamil, bersalin, dan nifas
bagi perempuan terinfeksi HIV dan juga bagi bayi pada selama kehamilan,
persalinan, dan masa laktasi. Oleh karena itu, memanfaatkan layanan kesehatan
Penularan sebanyak 20-50% dapat terjadi pada masa kehamilan bagi ibu
hamil yang tidak memperoleh upaya PPIA. Sedangkan jika diberikan upaya PPIA
pervaginam dan menjalankan masa laktasi pada bayi dapat dijalankan apabila
HIV pada ibu hamil yang terinfeksi HIV ke bayi yang dikandungnya secara
a. Antenatal terpadu
Cegah kehamilan
Perempuan dengan HIV tak direncanakan
Dukungan psikologis,
medis, dan keperawatan
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2015
1. PPIA secara terintegrasi terdapat pada layanan KIA, KB, dan konseling
remaja.
2. Perkiraan jumlah:
reproduksi.
4. Tes HIV dalam kunjungan ANC dilaksanakan pada semua usia kehamilan,
5. Hasil tes HIV1 positif pada ibu hamil, maka ibu hamil dirujuk ke layanan
diagnosa.
pemeriksaan
d. Pemberian gizi
10. Perawatan antenatal dalam menyusui bayi diberikan secara khusus, yaitu
12. Berdasarkan indikasi medis pada ibu atau bayi, persalinan dapat dilakukan
pencegahan infeksi. Jika pada minggu ke 36 kadar viral load < 1000
kopi/mm3 dan telah meminum ARV secara teraur >6 bulan, maka ibu
bayi yang lahir dari ibu dengan HIV, dilanjutkan hingga usia 12 bulan atau
15. Pemantauan dan perawatan yang lebih lanjut di rumah sakit terdekat harus
diterima oleh setiap bayi yang lahir dari ibu dengan HIV.
16. Bayi yang lahir dari ibu dengan HIV dapat memperoleh imunisasi.
17. Demi memastikan bayi tertular HIV atau tidak, maka dilakukan
pemeriksaan PCR atau diagnosis HIV dini pada bayi pada tempat yang
18. Jika tidak ada akses PCR, maka dilakukan pemeriksaan antibodi HIV
19. Perkembangan anak dipantau pada bayi lahir dari ibu HIV.
20. Edukasi dan tes HIV serta sifilis dianjurkan bagi pasangan ibu hamil HIV.
Kerangka Konsep
1. Sosiodemografi
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Suku
Agama
Status pernikahan
Tempat tinggal
2. Usia kehamilan
3. Paritas
4. Cara penularan
5. Riwayat infeksi
6. Stadium klinis
7. Jumlah CD4
8. Infeksi Oportunistik
9. Durasi pemakaian Antiretroviral
10. Indeks Massa Tubuh
11. Sumber biaya
Gambar 3. Kerangka Konsep
Jenis Penelitian
case series.
Malik Medan dengan pertimbangan bahwa rumah sakit ini telah menyediakan
layanan PPIA bagi ibu hamil terinfeksi HIV. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik
Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil terinfeksi
HIV yang memanfaatkan program PPIA pada Antenatal Care di RSUP Haji
Adam Malik Medan pada Maret 2017 sampai dengan Maret 2019 yang berjumlah
Sampel. Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu hamil terinfeksi
HIV yang memanfaatkan program PPIA pada Antenatal Care di RSUP Haji
Adam Malik Medan pada Maret 2017 sampai dengan Maret 2019. Besar sampel
34
Defenisi Operasional
Ibu hamil terinfeksi HIV. Ibu hamil terinfeksi HIV adalah ibu hamil
yang dinyatakan menderita HIV/ AIDS berdasarkan diagnosa dokter yang dicatat
Usia. Usia adalah lama hidup ibu hamil dengan terinfeksi HIV yang
dihitung sejak dilahirkan hingga saat ibu hamil memanfaatkan program PPIA di
RSUP Haji Adam Malik Medan pada kartu status dan dikategorikan atas
(Manuaba, 2001):
telah dicapai oleh ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan PPIA yang
yang memanfaatkan PPIA sesuai yang tercatat pada kartu status yang
dikelompokkan atas:
Suku. Suku adalah keterangan mengenai etnis dan ras yang tertulis pada
kartu status ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan PPIA dan dikategorikan
atas:
1. Jawa
2. Batak
3. Melayu
4. Aceh
5. Minang
6. Lain-lain
Agama. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh ibu hamil terinfeksi
HIV yang memanfaatkan PPIA sesuai yang tertulis pada kartu status dan
dikategorikan:
1. Islam
2. Kristen Protestan
3. Kristen Katolik
4. Buddha
5. Hindu
riwayat pernikahan saat pertama kali dinyatakan hamil positif HIV, terdaftar di
1. Menikah
2. Belum menikah
3. Janda
terinfeksi HIV yang memanfaatkan PPIA menetap sesuai yang tercatat pada kartu
1. Kota Medan
2. Luar Kota Medan
Usia kehamilan. Usia kehamilan adalah waktu kehamilan ibu pada saat
oleh ibu hamil terinfeksi HIV saat memanfaatkan program PPIA pada rekam
1. Heteroseksual
2. Penggunaan jarum suntik/ IDU
3. Transfusi darah
4. Transplantasi organ tubuh
5. Tidak diketahui
mengetahui status HIV positif, terdaftar di rekam medis dan dikelompokkan atas:
1. Saat hamil
2. Sebelum hamil
3. Tidak diketahui
HIV untuk masuk ke tahap AIDS pada ibu hamil terinfeksi HIV yang
Organization):
1. Stadium 1 (Asimtomatik)
2. Stadium 2 (Ringan)
3. Stadium 3 (Lanjut)
4. Stadium 4 (Berat)
Jumlah CD4. Jumlah CD4 adalah jumlah limfosit CD4 saat hamil pada
awal pemanfaatan program PPIA, terdaftar di data rekam medis dan dikategorikan
atas:
yang muncul akibat penurunan imunitas tubuh, terdaftar di data rekam medis dan
dikategorikan atas :
1. Ada
2. Tidak Ada
adalah lama pemakaian Antiretroviral (ARV) oleh ibu hamil terinfeksi HIV yang
1. Belum pernah
2. < 6 bulan
3. 6 – 12 bulan
4. > 1 tahun
2 kategori, yaitu:
1. < 1 tahun
2. > 1 tahun
Indeks Massa Tubuh. Indeks Massa Tubuh adalah ukuran berat badan
lebih atau obesitas pada ibu hamil terinfeksi HIV pada awal pemanfaatan program
PPIA yang tercatat pada kartu status, dikelompokkan menjadi (WHO, 2000):
yaitu:
pemanfaatan program PPIA yang tercatat pada kartu status yang dikategorikan:
Data Sekunder. Data sekunder penelitian adalah data ibu hamil terinfeksi
HIV yang memanfaatkan PPIA pada rekam medik di RSUP Haji Adam Malik
tahun 2017-2019.
komputer dianalisa secara deskriptif dan bivariat, disajikan dalam bentuk narasi,
tabel distribusi proporsi, gambar (diagram lingkaran dan diagram batang). Untuk
Hasil Penelitian
dengan latar belakang yang bervariasi. RSUP. H. Adam Malik Medan juga
RSUP. H. Adam Malik Medan mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991
dengan pelayanan rawat jalan dan pelayanan rawat inap mulai berfungsi tepatnya
pada tanggal 2 Mei 1992, dan pada tanggal 21 Juli 1993 rumah sakit ini mulai
beroperasi secara total. RSUP. H. Adam Malik Medan berlokasi di Jalan Bunga
seluas ± 10 Ha dari Jl. Djamin Ginting yang merupakan jalan raya menuju
Berastagi.
41
Visi, Misi, dan Moto Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan
Visi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Visi Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah “Menjadi Rumah Sakit
Pendidikan dan Pusat Rujukan Nasional yang Terbaik dan Bermutu di Indonesia
Misi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Misi Rumah
berkesinambungan.
Motto Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Motto
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yaitu Mengutamakan
dimuat oleh Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yaitu :
kesehatan maka pelayanan medis harus diberikan dengan cara benar dan
norma-norma religius.
c. Seluruh keputusan dan tindakan akan diambil sesuai dengan peraturan dan
dipertanggungjawabkan.
Sakit Umum Haji Adam Malik Medan. Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik
Pelayanan Rujukan.
Analisis Deskriptif
Tabel 6
Usia
Risiko tinggi (<20 tahun dan 14 13,0
>35 tahun)
Risiko rendah (20-35 tahun) 94 87,0
Pendidikan
SD/ Sederajat 2 1,9
SMP/ Sederajat 9 8,3
SMA/ Sederajat 88 81,4
Akademi/ Sarjana 9 8,4
Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil/ TNI/ 13 12,0
POLRI 7 6,5
Pegawai Swasta 20 18,5
Wiraswasta 11 10,2
Petani 54 50,0
Ibu Rumah Tangga 3 2,8
Lain-lain
Suku
Jawa 27 25,0
Batak 75 69,4
Melayu 2 1,9
Aceh 4 3,7
Agama
Islam 45 41,7
Kristen Protestan 56 51,8
Kristen Katolik 7 6,5
Status Pernikahan
Menikah 93 86,1
Belum Menikah 8 7,4
Janda 7 6,5
Tempat Tinggal
Kota Medan 31 28,7
Luar Kota Medan 77 71,3
Total 108 100
Anak (PPIA) berdasarkan usia adalah kelompok usia risiko rendah (20-35 tahun),
yaitu sebesar 87,0% (94 orang), sedangkan proporsi kelompok umur risiko tinggi
sebesar 13,0% (14 orang). Proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang
sebesar 1,9% (2 orang). Proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang
(IRT) sebesar 50,0% (54 orang), sedangkan proporsi terendah adalah pekerjaan
lain-lain (mahasiswa dan pendeta) sebesar 2,8% (3 orang). Proporsi tertinggi ibu
hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan suku adalah
Batak, yaitu sebesar 69,4% (75 orang) dan proporsi terendah adalah Melayu, yaitu
sebesar 3,7% (4 orang). Proporsi dengan suku Minang tidak ditemukan pada ibu
hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA. Proporsi tertinggi ibu
adalah Kristen Protestan, yaitu sebesar 51,8% (56 orang), diikuti Islam sebesar
41,7% (45 orang), dan proporsi terendah adalah Kristen Katolik sebesar 6,5% (7
orang) serta tidak ditemukan ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan
program PPIA dengan agama Buddha dan Hindu. Proporsi tertinggi ibu hamil
adalah menikah, yaitu sebesar 86,1% (93 orang), sedangkan proporsi terendah
adalah janda 6,5% (7 orang). Proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang
memanfaatkan program PPIA berdasarkan tempat tinggal adalah luar kota Medan,
yaitu sebesar 71,3% (77 orang), sedangkan proporsi dengan tempat tinggal kota
Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan usia kehamilan dapat dilihat pada
Tabel 7
terendah secara berturut-turut pada ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan
program PPIA berdasarkan usia kehamilan adalah trisemester ketiga, yaitu sebesar
73,1% (79 orang), trisemester kedua, yaitu sebesar 24,1% (26 orang), dan
program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan
tahun 2017-2019 berdasarkan paritas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 8
rendah (0-2 orang), yaitu sebesar 88,9% (96 orang), sedangkan proporsi terendah
Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan cara penularan dapat dilihat pada
Tabel 9
adalah cara penularan dengan tidak diketahui (tidak tercatat keterangan cara
penggunaan jarum suntik (IDU), transfusi darah, dan transplantasi organ tubuh
tidak ditemukan pada ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
PPIA.
Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan riwayat infeksi dapat dilihat pada
Tabel 10
hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan riwayat infeksi adalah saat
hamil, yaitu sebesar 62,0% (67 orang), diikuti riwayat infeksi sebelum hamil
sebesar 22,2% (24 orang), dan terdapat 15,8% (17 orang) ibu hamil yang
memanfaatkan program PPIA yang tidak diketahui riwayat infeksi pada kartu
status.
Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan stadium klinis dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel 11
stadium 3, yaitu sebesar 55,6% (60 orang), sedangkan proporsi terendah adalah
Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan jumlah CD4 dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel 12
hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan jumlah CD4 adalah 200-
500 mm³, yaitu sebesar 53,7% (58 orang), sedangkan proporsi terendah adalah
<200 mm³, yaitu sebesar 5,6% (6 orang). Adanya jumlah CD4 yang tidak tercatat
pada kartu status ibu hamil memanfaatkan program PPIA, yaitu sebesar 21,3% (23
orang).
Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan infeksi oportunistik dapat dilihat pada
Tabel 13
adalah tidak ada IO, yaitu sebesar 60,2% (65 orang), sedangkan proporsi dengan
Tabel 14
Antiretroviral adalah durasi >1 tahun, yaitu sebesar 46,3% (50 orang), sedangkan
proporsi terendah adalah durasi belum pernah, yaitu sebesar 12,9% (14 orang).
Indeks Massa Tubuh. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang
Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan indeks massa tubuh dapat dilihat pada
Tabel 15
hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan indeks massa tubuh adalah
berat badan normal (18,5-24,9 kg/mm²), yaitu sebesar 57,4% (62 orang),
sedangkan proporsi terendah adalah obesitas tingkat II, yaitu sebesar 0,9% (1
orang).
Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel 16
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yaitu sebesar 65,7% (71 orang), sedangkan
Analisis Bivariat
HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan
Tabel 17
hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada usia risiko tinggi
adalah dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 64,3%, sedangkan proporsi dengan ada
IO sebesar 35,7%. Selanjutnya, proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang
memanfaatkan program PPIA pada usia risiko rendah adalah dengan ada tidak
ada IO, yaitu sebesar 59,6%, sedangkan proporsi dengan ada IO sebesar 40,4%.
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi infeksi
Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019
Tabel 18
hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada trisemester pertama
adalah dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 66,7% dan proporsi dengan ada IO,
sebesar 33,3%. Selanjutnya, proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang
memanfaatkan program PPIA pada trisemester kedua adalah dengan tidak ada IO,
yaitu sebesar 53,8%, sedangkan dengan ada IO sebesar 46,2%. Proporsi tertinggi
ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada trisemester
ketiga adalah dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 62,0%, sedangkan dengan ada IO
sebesar 38,0%.
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi infeksi
program Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019 berdasarkan indeks massa tubuh dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 19
terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan indeks massa tubuh
normal adalah dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 54,8%, sedangkan dengan ada
IO sebesar 45,2%. Selanjutnya proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang
memanfaatkan program PPIA dengan indeks massa tubuh tidak normal adalah
dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 67,4%, sedangkan dengan ada IO sebesar
32,6%.
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi infeksi
RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan usia dapat dilihat
Tabel 20
Distribusi proporsi stadium klinis ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan
program Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan
berdasarkan usia tahun 2017-2019
terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan usia risiko tinggi (<20
tahun dan >35 tahun) tertinggi pada stadium lanjut sebesar 71,4%, sedangkan
proporsi stadium dini sebesar 28,6%. Selanjutnya, dari 94 ibu hamil terinfeksi
HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan usia risiko rendah (20-35 tahun)
tertinggi pada stadium lanjut sebesar 58,5%, sedangkan proporsi stadium dini
sebesar 41,5%.
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara stadium klinis
berdasarkan usia.
stadium klinis ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program Pencegahan
HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan
Tabel 21
Distribusi proporsi stadium klinis ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan
program Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan
berdasarkan riwayat infeksi tahun 2017-2019
terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan riwayat infeksi saat
hamil tertinggi pada stadium lanjut sebesar 58,2%, sedangkan proporsi terkecil
adalah stadium dini sebesar 41,8%. Dari 24 ibu hamil terinfeksi HIV yang
pada stadium lanjut sebesar 58,3%, sedangkan proporsi terkecil adalah stadium
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara stadium klinis
CD4 ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program Pencegahan HIV ke
Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan usia
Tabel 22
Distribusi proporsi jumlah CD4 ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan
program Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan
berdasarkan usia kehamilan tahun 2017-2019
terdapat proporsi yang sama pada jumlah CD4 berjumlah >500 mm³ dan <500
mm³, yaitu masing-masing sebesar 50,0%. Dari 20 ibu hamil terinfeksi HIV yang
CD4 sebanyak <500 mm³, yaitu 85,0%, sedangkan proporsi terendah dengan
jumlah CD4 sebanyak >500 mm³, yaitu sebesar 15,0%. Selanjutnya, dari 63 ibu
hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada trisemester ketiga,
tertinggi dengan jumlah CD4 sebanyak <500 mm³, yaitu sebesar 73,0%,
sedangkan proporsi terendah dengan jumlah CD4 sebanyak >500 mm³ sebesar
27,0%.
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara jumlah CD4
Distribusi proporsi jumlah CD4 ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan
program Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
bawah ini:
Tabel 23
Distribusi proporsi jumlah CD4 ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan
program Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan
berdasarkan durasi pemakaian Antiretroviral tahun 2017-2019
Antiretroviral >1 tahun, proporsi tertinggi dengan jumlah CD4 sebanyak <500
mm³, yaitu sebesar 72,5% dan proporsi terkecil dengan jumlah CD4 sebanyak
>500 mm³, yaitu sebesar 27,5%. Dari 34 ibu hamil terinfeksi HIV yang
tertinggi dengan jumlah CD4 sebanyak <500 mm³, yaitu 82,4%, sedangkan
proporsi terendah dengan jumlah CD4 sebanyak >500 mm³, yaitu sebesar 17,6%.
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara jumlah CD4
HIV yang memanfaatkan program Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam
Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 24
Distribusi proporsi paritas ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan berdasarkan usia
tahun 2017-2019
Berdasarkan tabel 24 di atas, dapat dilihat bahwa dari 14 ibu hamil yang
terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan usia risiko tinggi (<20
tahun dan >35 tahun) tertinggi pada paritas rendah, yaitu sebesar 57,1%,
sedangkan proporsi terkecil pada paritas tinggi, yaitu sebesar 42,9%. Selanjutnya
dari 94 ibu hamil yang terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan
usia risiko rendah (20-35 tahun) tertinggi pada paritas rendah, yaitu sebesar
93,6%, sedangkan proporsi terkecil pada paritas tinggi, yaitu sebesar 6,4%.
diartikan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara paritas berdasarkan usia.
Pembahasan
program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan usia dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
Usia
13,0%
87,0%
Gambar 4. Diagram pie Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang
memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan usia di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019
Anak (PPIA) berdasarkan umur adalah kelompok usia risiko rendah (20-35
tahun), yaitu sebesar 87,0% (94 orang), sedangkan proporsi kelompok usia risiko
tinggi sebesar 13,0% (14 orang). Usia risiko tinggi, yaitu <20 tahun sebanyak 3
61
ibu hamil (1 orang berusia 16 tahun dan 2 orang berusia 19 tahun), sedangkan >35
tahun sebanyak 11 ibu hamil (3 orang berusia 36 tahun, 1 orang berusia 37 tahun,
2 orang berusia 38 tahun, 3 orang berusia 39 tahun, 1 orang berusia 40 tahun, dan
menunjukkan bahwa pada usia tersebut seorang wanita aktif melakukan hubungan
seksual. Bila dihubungkan dengan faktor risiko HIV, cara penularan yang paling
perkembangan HIV di Indonesia, kategori usia dibedakan atas <20 tahun (3 ibu
hamil), 20-24 tahun (9 ibu hamil), 25-29 tahun (37 ibu hamil), dan ≥30 tahun (59
ibu hamil). STBP mulai dilakukan sejak tahun 2007 dengan populasi sasaran
kelompok risiko tinggi (populasi kunci), sedangkan ibu hamil termasuk dalam
populasi umum. Program PPIA dilakukan sejak tahun 2013 sesuai Peraturan
diperoleh bahwa proporsi tertinggi terjadi pada usia risiko rendah sebesar 85,7%.
Proporsi tertinggi pada usia risiko rendah juga ditunjukkan pada penelitian
Widjajanti (2012) di RSAB Harapan Kita Jakarta dengan rentang usia 21-30 tahun
sebesar 68,4%.
penelitian Muhaimin (2011) yang menggunakan data sekunder ibu hamil dari
program PPIA Yayasan Pelita Ilmu tahun 2003-2010 di delapan ibu kota Provinsi
hamil yang berusia muda, dalam hal ini dikategorikan dalam usia risiko rendah
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan pendidikan
Pendidikan
90
81,4%
80
70
60
50
40 Pendidikan
30
20
10 8,3% 6,5%
1,9% 1,9%
0
SD/ SMP/ SMA/ Akademi Sarjana
Sederajat Sederajat Sederajat
Gambar 5. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan
Pendidikan Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-
2019
dampak buruk dari suatu penyakit semakin baik. Akan tetapi pada penelitian ini
dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang
Hasan Sadikin Bandung dan Hestika (2016) di BKPM Wilayah Semarang bahwa
proporsi tertinggi pendidikan pada ibu hamil dan perempuan dengan HIV/ AIDS
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan
60
50,0% Pegawai Negeri Sipil/
50 TNI/ POLRI
40 Pegawai Swasta
30
18,5%
20 Wiraswasta
12,0% 6,5% 10,2%
10
2,8%
0 Petani
Lain-lain
Gambar 6. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan
Pekerjaan Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-
2019
adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) sebesar 50,0% (54 orang), sedangkan proporsi
orang). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Zahro (2017) di RSUP
Abdul Wahad Sjahranie Samarinda bahwa proporsi tertinggi ibu hamil dengan
penelitian ini merupakan mayoritas pasien rujukan dengan status HIV positif
setelah mengetahui suami mempunyai status HIV positif dan telah mendapat
penularan dari suaminya. Hal ini menguatkan bahwa penularan HIV pada ibu
hamil terjadi di dalam keluarga. Selain itu terdapat temuan bahwa ibu hamil
terinfeksi HIV yang memanfaatkan PPIA mempunyai pekerjaan ibu rumah tangga
program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan suku dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
Suku
3,7% 1,9%
25,0%
Batak
Jawa
Aceh
Melayu
69,4%
Gambar 7. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan Suku
Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-2019.
Batak, yaitu sebesar 69,4% (75 orang) dan proporsi terendah adalah Melayu, yaitu
sebesar 3,7% (4 orang) serta tidak ditemukan proporsi dengan suku Minang.
RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan salah satu rumah sakit yang
memungkinkan pasien dirujuk ke rumah sakit ini, baik masyarakat Kota Medan
maupun dari luar Kota Medan yang mayoritas bersuku Batak. Penyampaian data
ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan PPIA dengan status pernikahan
program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan agama dapat dilihat pada
Agama
6,5%
Kristen Protestan
Islam
41,7%
Kristen Katolik
51,8%
Gambar 8. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan
Agama Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-2019
adalah Kristen Protestan, yaitu sebesar 51,8% (56 orang) dan proporsi terendah
adalah Kristen Katolik sebesar 6,5% (7 orang) serta tidak proporsi dengan agama
Buddha dan Hindu. Hal ini bukan berarti bahwa agama Kristen Protestan lebih
hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan PPIA ke RSUP Haji Adam Malik
Medan mayoritas adalah agama tersebut. Penyampaian data ibu hamil terinfeksi
HIV yang memanfaatkan PPIA dengan status pernikahan belum menikah dan
terhadap norma agama dan sila kesatu Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan status
Status Pernikahan
6,5%
7,4%
Menikah
Belum menikah
Janda
86,1%
Gambar 9. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan Status
Pernikahan Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-
2019
pernikahan adalah menikah, yaitu sebesar 86,1% (93 orang), sedangkan proporsi
terendah adalah janda 6,5% (7 orang). Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Putra (2018) di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan proporsi
tertinggi status pernikahan, yaitu menikah pada ibu hamil dengan HIV/ AIDS di
lebih sering dibandingkan belum menikah atau janda sehingga pasangan dengan
risiko tinggi HIV dapat menularkan pada pasangannya. Adanya status pernikahan
belum menikah sebesar 7,4% pada ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan
PPIA memunculkan suatu temuan baru bahwa terdapat keadaan atau perilaku
yang menyimpang dari norma dan dasar negara, yaitu dapat hamil walaupun
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan tempat
Tempat Tinggal
28,7%
71,3%
Gambar 10. Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan
Tempat Tinggal Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun
2017-2019
tinggal adalah luar kota Medan, yaitu sebesar 71,3% (77 orang), sedangkan
proporsi dengan tempat tinggal kota Medan sebesar 28,7% (31 orang). Hal ini
karena pasien dirujuk dari daerah asal, dimana RSUP Haji Adam Malik
pasien datang berobat dari luar kota Medan. Ibu hamil terinfeksi HIV yang
memanfaatkan program PPIA dengan tempat tinggal dari luar Kota Medan adalah
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan usia
Usia Kehamilan
2,8%
24,1%
Trisemester 3
Trisemester 2
Trisemester 1
73,1%
Gambar 11. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan Usia
Kehamilan Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-
2019
hingga terendah secara berturut-turut pada ibu hamil terinfeksi HIV yang
ketiga, yaitu sebesar 73,1% (79 orang), trisemester kedua, yaitu sebesar 24,1% (26
orang), dan trisemester pertama, yaitu sebesar 2,8% (3 orang). Hal ini terjadi
karena ditemukan banyaknya ibu hamil terinfeksi HIV yang tidak mengalami
terinfeksi HIV dan menunjukkan bahwa ibu hamil terinfeksi HIV memanfaatkan
mengambil data rekam medik ibu hamil di delapan Rumah Sakit dengan program
PPIA milik Pemerintah di Papua bahwa proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi
HIV yang memanfaatkan program PPIA adalah ≥37 minggu (trisemester ketiga)
sebesar 74,3%.
program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan paritas dapat dilihat pada
Paritas
11,1%
Paritas Rendah
Paritas Tinggi
88,9%
Gambar 12. Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan Paritas
Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-2019
rendah (0-2 orang), yaitu sebesar 88,9% (96 orang), sedangkan proporsi paritas
tinggi (≥3 orang) sebesar 11,1% (12 orang). Paritas rendah, yaitu 0 (belum
mempunyai anak) pada ibu hamil sebanyak 24 orang, paritas dengan 1 anak
paritas tinggi ibu hamil, yaitu paritas dengan 3 anak sebanyak 10 orang, paritas
dengan 4 anak sebanyak 1 orang, dan paritas dengan 6 anak sebanyak 1 orang.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Rabrageri (2013) di Tanah
Papua yang menemukan bahwa proporsi tertinggi paritas ibu hamil dengan HIV
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan cara
Cara Penularan
30,6%
Heteroseksual
Tidak Diketahui
69,4%
Gambar 13. Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan Cara
Penularan Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-
2019
adalah cara penularan dengan tidak diketahui (tidak tercatat keterangan cara
penggunaan jarum suntik (IDU), transfusi darah, dan transplantasi organ tubuh
tidak ditemukan pada ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
PPIA.
pada penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Zahro (2017) bahwa proporsi
tertinggi cara penularan pada HIV pada ibu hamil dengan HIV/ AIDS dan
penularan HIV melalui hubungan seksual dengan suami positif HIV dan juga
riwayat infeksi menular seksual sebelumnya. Akan tetapi tidak tercatat data
suami dengan status HIV positif pada rekam medik sehingga tidak dapat diteliti
risiko tinggi suami. Kemenkes (2016) menyatakan bahwa proporsi tertinggi faktor
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan riwayat
Riwayat Infeksi
15,8%
Saat Hamil
22,2%
Sebelum Hamil
Tidak Diketahui
62,0%
Gambar 14. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan
Riwayat Infeksi Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun
2017-2019
hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan riwayat infeksi adalah saat
hamil, yaitu sebesar 62,0% (67 orang), diikuti riwayat infeksi sebelum hamil
sebesar 22,2% (24 orang), dan terdapat 15,8% (17 orang) ibu hamil yang
memanfaatkan program PPIA yang tidak diketahui riwayat infeksi pada kartu
status. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Isni (2014) di Provinsi Jawa
Tengah bahwa lebih dari sebagian responden sebesar 68,8% mengetahui status
HIV ketika setelah kehamilan (fase hamil, menjelang kelahiran atau setelah
kelahiran).
Riwayat infeksi ibu hamil dengan HIV/ AIDS diketahui pada saat hamil
berdampak pada kesehatan bayi dan kesiapan mental ibu hamil. Pada penelitian
ini ibu hamil memanfaatkan program PPIA setelah terinfeksi HIV dijalankan pada
prong 3 (pencegahan penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV positif ke bayi
kepada ibu dengan HIV) sehingga riwayat infeksi HIV sebelum hamil pada ibu
hamil tidak dapat dikendalikan. Ibu hamil yang tidak diketahui riwayat infeksi
adalah ibu hamil yang dirujuk pada trisemester akhir, tidak diketahui dengan pasti
waktu ibu hamil mengetahui status HIV, dan tidak tercatat pada kartu status.
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan stadium
Stadium Klinis
4,6%
18,5%
Stadium 3
Stadium 2
Stadium 1
21,3% 55,6% Stadium 4
Gambar 15. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan
Stadium Klinis Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun
2017-2019
stadium 3, yaitu sebesar 55,6% (60 orang), sedangkan proporsi terendah adalah
stadium 4, yaitu sebesar 4,6% (5 orang). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ibu hamil sudah lama terinfeksi HIV atau sudah terinfeksi beberapa tahun sebelum
pada fase AIDS. Hal ini dapat dihubungkan dengan perjalanan alamiah penyakit
yang memiliki fase asimtomatik yang panjang sehingga ibu hamil tidak
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan jumlah CD4
Jumlah CD4
5,6%
19,4%
200-500 mm³
Tidak Tercatat
>500 mm³
21,3% 53,7% <200 mm³
Gambar 16. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan
Jumlah CD4 Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-
2019
hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan jumlah CD4 adalah 200-
500 mm³, yaitu sebesar 53,7% (58 orang), sedangkan proporsi terendah adalah
<200 mm³, yaitu sebesar 5,6% (6 orang). Adanya jumlah CD4 yang tidak tercatat
pada kartu status ibu hamil memanfaatkan program PPIA, yaitu sebesar 21,3% (23
orang). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Suherlim (2015) bahwa
proporsi tertinggi jumlah CD4 ibu hamil dengan HIV/ AIDS di klinik PPIA di
tubuh karena infeksi HIV yang membunuh sel-sel CD4 (Subowo, 2010). Nasution
(2018) menyatakan bahwa semakin rendah CD4 maka dapat memicu risiko
infeksi yang berisiko tinggi pada ibu hamil. Telaah pustaka viral load pada infeksi
HIV oleh Astari, L., dkk yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat
antara viral load dengan kecepatan penurunan jumlah CD4. Pada penelitian ini
jumlah CD4 <500 mm³, maka sesuai indikasi medis mayoritas ibu hamil terinfeksi
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan infeksi
Infeksi Oportunistik
39,8%
Tidak Ada
Ada
60,2%
Gambar 17. Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan
Infeksi Oportunistik Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Tahun 2017-2019
adalah tidak ada IO, yaitu sebesar 60,2% (65 orang), sedangkan proporsi dengan
ada IO sebesar 39,8% (43 orang). Adapun IO yang dialami oleh ibu hamil adalah
ulkus, radang pada serviks, dan diare kronis. Ibu hamil terinfeksi HIV yang
di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019
ini:
24,1%
Gambar 18. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan Durasi
Pemakaian Antiretroviral Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Tahun 2017-2019
Antiretroviral adalah durasi >1 tahun, yaitu 46,3% (50 orang), sedangkan proporsi
terendah adalah durasi belum pernah, yaitu sebesar 12,9% (14 orang).
Durasi pemakaian Antiretroviral oleh ibu hamil pada penelitian ini adalah
durasi pada awal pemanfaatan program PPIA. Proporsi tertinggi dengan durasi >1
Indeks Massa Tubuh. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan Indeks
Gambar 19. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan Indeks
Massa Tubuh Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun
2017-2019
hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan indeks massa tubuh adalah
berat badan normal, yaitu sebesar 57,4% (62 orang), sedangkan proporsi terendah
adalah obesitas tingkat II, yaitu sebesar 0,9% (1 orang). Nutrisi mempunyai
nutrisi pada pasien HIV/ AIDS dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk
melawan HIV dan infeksi lainnya (Nasution, 2018). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa status gizi ibu hamil terinfeksi HIV pada awal pemanfaatan program PPIA
dalam keadaan baik, dimana Indeks Massa Tubuh mencerminkan status gizi.
Akan tetapi pada penelitian ini tidak ditemukan IMT ibu hamil terinfeksi HIV
pada akhir pemanfaatan program karena ibu hamil masih meneruskan pengobatan
selanjutnya.
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan sumber
Sumber Biaya
34,3%
Jaminan Kesehatan
Nasional
Umum
65,7%
Gambar 20. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan
Sumber Biaya Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun
2017-2019
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yaitu sebesar 65,7% (71 orang), sedangkan
proporsi dengan sumber biaya umum sebesar 34,3% (37 orang). Proporsi tertinggi
dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) karena RSUP Haji Adam Malik
Medan merupakan salah satu rumah sakit yang melayani pasien dengan JKN.
Analisa Bivariat
HIV ke Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-
70
64,3%
59,6%
60
50
40,4%
40 35,7% Infeksi Oportunistik Ada
30
Infeksi Oportunistik Tidak
20 Ada
10
0
Risiko Tinggi (<20 tahun Risiko Rendah (20-35
dan >35 tahun) tahun)
Gambar 21. Diagram Bar Distribusi Proporsi Infeksi Oportunistik Ibu Hamil
Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV ke
Anak Berdasarkan Usia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Tahun 2017-2019
hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada usia risiko tinggi
adalah dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 64,3%, sedangkan proporsi terendah
dengan ada IO, yaitu sebesar 35,7%. Selanjutnya, proporsi tertinggi ibu hamil
terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada usia risiko rendah adalah
dengan ada tidak ada IO, yaitu sebesar 59,6%, sedangkan proporsi terendah
memanfaatkan program PPIA baik pada usia risiko rendah dan tinggi kebanyakan
belum menunjukkan adanya Infeksi Oportunistik. Hal ini dikarenakan setiap ibu
hamil reaktif HIV dapat memulai terapi ARV tanpa memandang usia kehamilan,
jumlah CD4, dan stadium klinis (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Pemberian
ARV dapat mengendalikan jumlah CD4 supaya tidak turun drastis, memantau
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi infeksi
Pencegahan HIV ke Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
tahun 2017-2019 berdasarkan usia kehamilan dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:
80
66,7%
70
62,0%
60 53,8%
50 46,2%
Infeksi Oportunistik Ada
38,0%
40
33,3%
Infeksi Oportunistik Tidak
30 Ada
20
10
0
Trisemester 1 Trisemester 2 Trisemester 3
Gambar 22. Diagram Bar Distribusi Proporsi Infeksi Oportunistik Ibu Hamil
Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV ke
Anak Berdasarkan Usia Kehamilan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan Tahun 2017-2019
hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada trisemester pertama
adalah dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 66,7% dan proporsi dengan ada IO,
yaitu sebesar 33,3%. Selanjutnya, proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang
memanfaatkan program PPIA pada trisemester kedua adalah dengan tidak ada IO,
yaitu sebesar 53,8%, sedangkan dengan ada IO sebesar 46,2%. Proporsi tertinggi
ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada trisemester
ketiga adalah dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 62,0%, sedangkan dengan ada IO
sebesar 38,0%.
Ibu hamil terinfeksi HIV mendapatkan program PPIA pada usia kehamilan
trisemester 1 mempunyai jumlah CD4 yang cukup tinggi dan menekan timbulnya
IO. Ibu dengan usia kehamilan trisemester 2 mempunyai IO yang lebih tinggi
karena mayoritas ibu mempunyai jumlah CD4 yang rendah. Selanjutnya, pada
mayor, yaitu diare kronis lebih dari 1 bulan dan demam lebih dari 1 bulan.
Terdapat 3 gejala minor, yaitu batuk lebih dari 1 bulan, infeksi umum rekuren
seperti herpes zoster, dan oral kandidiasis. Gejala tersebut menunjukkan ibu hamil
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi infeksi
program Pencegahan HIV ke Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan indeks massa tubuh dapat dilihat pada
80
70 67,4%
60 54,8%
45,2%
50
Infeksi Oportunistik Ada
40 32,6%
30 Infeksi Oportunistik Tidak
Ada
20
10
0
Berat Badan Normal Berat Badan Tidak
Normal
Gambar 23. Diagram Bar Distribusi Proporsi Infeksi Oportunistik Ibu Hamil
Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV ke
Anak Berdasarkan Indeks Massa Tubuh di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan Tahun 2017-2019
terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan indeks massa tubuh
normal adalah dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 54,8%, sedangkan dengan ada
IO sebesar 45,2%. Selanjutnya proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang
memanfaatkan program PPIA dengan indeks massa tubuh tidak normal adalah
dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 67,4%, sedangkan dengan ada IO sebesar
32,6%.
kebanyakan menunjukkan tidak ada IO. IMT sebagai gambaran status gizi,
Dalam hal ini ibu hamil terinfeksi HIV mayoritas mempunyai imunitas yang baik
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi infeksi
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019
80
71,4%
70
58,5%
60
50
41,5%
40 Risiko Tinggi
28,6% Risiko Rendah
30
20
10
0
Stadium Dini Stadium Lanjut
Gambar 24. Diagram Bar Distribusi Proporsi Stadium Klinis Ibu Hamil
Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV ke
Anak Berdasarkan Usia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Tahun 2017-2019
terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan usia risiko tinggi (<20
tahun dan >35 tahun) tertinggi pada stadium lanjut sebesar 71,4%, sedangkan
stadium dini sebesar 28,6%. Selanjutnya, dari 94 ibu hamil terinfeksi HIV yang
memanfaatkan program PPIA dengan usia risiko rendah (20-35 tahun) tertinggi
pada stadium lanjut sebesar 58,5%, sedangkan stadium dini sebesar 41,5%. RSUP
Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit rujukan dimana menerima
pasien ibu hamil yang sudah akan melahirkan atau sudah memasuki stadium
lanjut.
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara stadium klinis
berdasarkan usia.
stadium klinis Pencegahan HIV ke Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan riwayat infeksi dapat dilihat pada
70
58,2% 58,3%
60
50
41,8% 41,7%
40
Saat Hamil
30 Sebelum Hamil
20
10
0
Stadium Dini Stadium Lanjut
Gambar 25. Diagram Bar Distribusi Proporsi Stadium Klinis Ibu Hamil
Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV ke
Anak Berdasarkan Riwayat Infeksi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan Tahun 2017-2019
terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan riwayat infeksi saat
hamil tertinggi pada stadium lanjut sebesar 58,2%, sedangkan stadium dini
sebesar 41,8%. Dari 24 ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
PPIA dengan riwayat infeksi sebelum hamil tertinggi pada stadium lanjut sebesar
riwayat infeksi baik sebelum dan saat hamil mayoritas telah memasuki stadium
lanjut karena ibu hamil telah menderita HIV cukup lama hingga terlama 10 tahun.
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara stadium klinis
CD4 ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program Pencegahan HIV ke
Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019
90
85,0%
80
73,0%
70
60
50,0% 50,0%
50
>500 mm³
40 <500 mm³
27,0%
30
20
15,0%
10
0
Trisemester pertama Trisemester kedua Trisemester ketiga
Gambar 26. Diagram Bar Distribusi Proporsi Jumlah CD4 Ibu Hamil Terinfeksi
HIV yang Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV ke Anak
Berdasarkan Usia Kehamilan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan Tahun 2017-2019
terdapat proporsi yang sama pada jumlah CD4 berjumlah >500 mm³ dan <500
mm³, yaitu masing-masing sebesar 50,0%. Dari 20 ibu hamil terinfeksi HIV yang
CD4 sebanyak <500 mm³, yaitu 85,0%, sedangkan proporsi terendah dengan
jumlah CD4 sebanyak >500 mm³, yaitu sebesar 15,0%. Selanjutnya, dari 63 ibu
hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada trisemester ketiga,
tertinggi dengan jumlah CD4 sebanyak <500 mm³, yaitu sebesar 73,0%,
sedangkan proporsi terendah dengan jumlah CD4 sebanyak >500 mm³ sebesar
27,0%. Ibu hamil pada trisemester pertama mempunyai jumlah CD4 yang lebih
tinggi dibandingkan pada trisemester kedua dan ketiga karena pemeriksaan HIV
lebih dini mendukung keberhasilan program PPIA, dimana status HIV diketahui
diartikan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara jumlah CD4 berdasarkan
usia kehamilan.
Distribusi proporsi jumlah CD4 ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan
program Pencegahan HIV ke Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
90
82,4%
80
72,5%
70
60
50
>1 tahun
40
<1 tahun
27,5%
30
17,6%
20
10
0
>500 mm³ <500 mm³
Gambar 27. Diagram Bar Distribusi Proporsi Jumlah CD4 Ibu Hamil Terinfeksi
HIV yang Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV ke Anak
Berdasarkan Durasi Pemakaian Antiretroviral di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan Tahun 2017-2019
Antiretroviral >1 tahun, proporsi tertinggi dengan jumlah CD4 sebanyak <500
mm³, yaitu sebesar 72,5% dan proporsi terkecil dengan jumlah CD4 sebanyak
>500 mm³, yaitu sebesar 27,5%. Dari 34 ibu hamil terinfeksi HIV yang
tertinggi dengan jumlah CD4 sebanyak <500 mm³, yaitu 82,4%, sedangkan
proporsi terendah dengan jumlah CD4 sebanyak >500 mm³, yaitu sebesar 17,6%.
hasil penelitian dapat dilihat bahwa jumlah CD4 pada semua durasi pemakaian
Antiretroviral masih di bawah batas normal. Batas normal jumlah CD4 adalah
500-1500 mm³ (Olson, 2016). Hal ini karena ibu hamil terinfeksi HIV mayoritas
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara jumlah CD4
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan usia dapat
100
93,6%
90
80
70
60 57,1%
50 Risiko Tinggi
42,9%
40 Risiko Rendah
30
20
10 6,4%
0
Paritas Tinggi Paritas Rendah
Gambar 28. Diagram Bar Distribusi Proporsi Paritas Ibu Hamil Terinfeksi HIV
yang Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV ke Anak Berdasarkan
Usia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-2019
Berdasarkan gambar 28 di atas, dapat dilihat bahwa dari 14 ibu hamil yang
terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan usia risiko tinggi (<20
tahun dan >35 tahun) tertinggi pada paritas rendah, yaitu sebesar 57,1%,
sedangkan proporsi paritas tinggi sebesar 42,9%. Selanjutnya dari 94 ibu hamil
yang terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan usia risiko rendah
(20-35 tahun) tertinggi pada paritas rendah, yaitu sebesar 93,6%, sedangkan
proporsi paritas tinggi sebesar 6,4%. Hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil
terinfeksi HIV baik pada usia risiko rendah dan tinggi mayoritas mempunyai
paritas yang rendah. Risiko mortalitas perinatal dengan infeksi HIV meningkat di
diartikan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara paritas berdasarkan usia.
Kesimpulan
yaitu usia risiko rendah (20-35 tahun) sebesar 87,0%, pendidikan SMA/
suku Batak sebesar 69,4%, status pernikahan menikah sebesar 86,1%, dan
95
10. Proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
11. Proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
12. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi Infeksi Oportunistik
13. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi Infeksi Oportunistik
14. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi Infeksi Oportunistik
15. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi stadium klinis
16. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi stadium klinis
17. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jumlah CD4
18. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jumlah CD4
19. Ada perbedaan yang bermakna antara proporsi antara paritas berdasarkan
usia (p = 0,001).
Saran
1. Bagi ibu hamil untuk memanfaatkan program PPIA sejak dini baik
sebelum, saat, dan sesudah hamil untuk menghindari status HIV pada diri
sendiri dan juga calon bayi yang akan dilahirkan. Selain itu, adanya
AIDS.
ibu hamil saja tetapi pada semua perempuan reproduktif supaya penularan
3. Bagi pihak rumah sakit untuk membuat pengkajian yang lebih lanjut
PPIA.
Astari, L dkk. (2009). Telaah Kepustakaan Viral Load pada Infeksi HIV. Jurnal
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. 21 (1), 35. Diakses dari
journal.unair.ac.id/download-fullpapers-Viral Load Vol 21 No 1.pdf
Dinas Kesehatan Kota Medan.(2016). Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2016.
Medan : Anonim.
Fathonah, S. (2016). Gizi dan Kesehatan untuk Ibu Hamil. Jakarta: Erlangga
Garna, dkk.(2012). Buku Ajar Divisi Infeksi dan Penyakit Kronis. Jakarta: Sagung
Seto.
Infodatin AIDS. (2014). Situasi dan Analisis HIV AIDS. Kementerian Kesehatan
RI: Jakarta.
98
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Pedoman Pencegahan HIV dari Ibu ke Anak.
Kementerian Kesehatan RI: Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Laporan STBP 2013 Survei Terpadu Biologi
dan Perilaku. Kementerian Kesehatan RI: Jakarta
Limoa, RM. (2010). Profil Ibu Hamil dengan HIV Positif di BLU dr. Wahidin
Sudirohusada Makassar Periode 1 Januari 2005 – 31 Desember 2009
(Skripsi, Universitas Hasanuddin). Diakses dari repository Universitas
Hasanuddin.
Muhaimin, T. (2011). Prevalensi HIV pada Ibu Hamil di Delapan Ibu Kota
Provinsi di Indonesia Tahun 2003-2010. Jurnal Makara, Kesehatan. 15 (2).
97. Diakses dari https://ui.ac.id
Nasution, S. (2018). Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil Risiko Tinggi HIV/
AIDS dengan Melibatkan Masyarakat. Medan: USU Press.
Putra, R. (2018). Karakteristik Ibu Hamil dengan HIV/ AIDS di RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung Periode 2014-2016. Jurnal Obgynia. 1 (2), 128. Diakses
dari https://obgynia.com
Rabrageri, A. (2013). Faktor Risiko Transmisi Virus HIV pada Ibu Hamil di
Papua. Jurnal Kesehatan Reproduksi. 4 (1), 27. Diakses dari
https://jurnal.ugm.ac.id
Mengidentifikasi masalah
Studi pendahuluan
Mengumpulkan data
Master Data
No U Pend Pkr S A SP TT UK Par CP RI SK CD4 IO DPA IMT SB U2 IMT2 SK2 CD4/2 DPA2
1 30 3 5 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 4 2 1 2 1 1 2 2
2 29 3 2 2 2 3 2 3 2 1 1 4 2 1 4 2 1 2 1 2 2 2
3 33 3 2 4 1 1 1 2 2 1 1 1 4 1 2 3 2 2 2 1 1
4 26 3 1 2 1 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1
5 38 3 3 2 2 1 2 2 2 2 1 3 1 2 4 5 1 1 2 2 1 2
6 35 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 4 2 2 2 1 2 1 2
7 27 3 5 1 1 1 2 3 2 1 1 1 4 2 3 2 1 2 1 1 1
8 26 3 3 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1
9 31 3 5 2 2 1 2 3 1 2 1 3 2 1 3 4 1 2 2 2 2 1
10 28 3 5 4 1 1 2 2 2 2 3 3 2 1 4 2 1 2 1 2 2 2
11 29 3 5 2 3 1 2 3 2 1 3 3 4 2 4 2 1 2 1 2 2
12 28 3 5 2 2 1 2 3 2 1 1 2 1 2 4 4 1 2 2 1 1 2
13 34 5 1 2 2 1 2 3 2 1 2 3 2 1 4 2 2 2 1 2 2 2
14 38 2 5 1 1 3 2 2 1 2 3 4 3 1 2 2 1 1 1 2 2 1
15 28 3 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1
16 29 3 3 4 2 1 2 2 1 2 1 3 3 1 4 2 1 2 1 2 2 2
17 31 3 5 1 1 2 2 3 2 2 1 3 1 1 4 2 1 2 1 2 1 2
18 21 3 4 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1
19 31 2 5 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1
20 35 3 1 2 2 1 2 2 2 1 3 3 2 1 4 1 1 2 2 2 2 2
21 33 3 2 2 1 1 2 3 2 2 1 3 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1
22 43 3 5 1 1 1 2 3 1 2 1 3 4 2 3 4 1 1 2 2 1
23 28 3 4 2 2 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1
24 29 3 1 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 1 4 2 2 2 1 2 2 2
25 24 3 5 1 1 1 1 3 2 2 1 2 2 2 4 4 1 2 2 1 2 2
26 37 2 5 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 2 1 3 2 1 2 2 1 1
27 26 2 4 2 1 1 2 3 2 2 1 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1
28 16 2 5 1 1 1 1 3 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1
29 31 3 3 1 1 1 2 3 2 1 1 2 2 2 4 3 2 2 2 1 2 2
30 34 3 5 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 1 3 1 2 2 2 2 2 1
31 28 5 1 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 1
32 23 3 6 3 1 1 1 3 2 1 3 1 4 2 2 2 2 2 1 1 1
33 22 3 3 1 1 2 1 1 2 1 3 1 4 2 4 3 2 2 2 1 2
34 20 3 5 1 1 1 2 3 2 1 3 2 1 2 2 4 1 2 2 1 1 1
35 30 3 4 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1
36 31 3 5 2 2 1 2 3 2 1 3 2 4 2 2 4 1 2 2 1 1
37 26 3 3 2 2 1 2 3 2 1 1 1 1 2 3 4 1 2 2 1 1 1
38 35 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1
39 28 4 1 2 2 1 1 3 2 2 2 1 4 2 4 3 1 2 2 1 2
40 31 3 5 1 1 1 1 3 2 2 1 3 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1
41 30 3 5 2 2 1 2 3 2 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 1
42 29 2 5 2 2 1 2 3 2 1 2 2 1 2 4 3 1 2 2 1 1 2
43 32 3 5 2 1 1 2 3 2 2 1 2 2 1 3 3 1 2 2 1 2 1
44 27 3 4 2 2 1 2 3 2 1 2 3 1 1 4 3 2 2 2 2 1 2
45 32 3 5 1 1 1 2 3 2 1 3 1 2 2 4 3 1 2 2 1 2 2
46 40 3 4 2 2 2 1 3 2 1 1 3 1 1 4 1 2 1 1 2 1 2
47 27 3 5 2 2 1 2 2 2 1 1 1 4 1 1 3 1 2 2 1 1
48 23 3 3 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 1 4 2 2 2 1 2 2 2
49 32 3 1 2 2 1 2 3 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1
50 19 3 5 3 1 1 1 3 2 2 3 3 2 2 4 2 2 1 1 2 2 2
51 26 3 5 4 1 1 2 3 2 1 2 3 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1
52 25 3 5 2 1 1 2 3 2 1 1 2 2 1 2 3 1 2 2 1 2 1
53 28 3 2 2 3 1 2 3 2 1 1 2 2 2 3 3 1 2 2 1 2 1
54 33 3 5 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 2 1 1 1 2 2 1 2 1
55 32 5 4 2 2 2 2 3 2 1 1 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1
56 39 3 5 2 1 1 2 2 1 1 1 3 2 2 4 2 2 1 1 2 2 2
57 26 3 5 2 2 1 1 3 2 1 1 2 4 2 4 3 2 2 2 1 2
58 33 3 2 2 1 1 1 3 2 1 1 3 2 2 4 2 2 2 1 2 2 2
59 25 3 5 2 1 1 2 3 2 1 2 3 4 2 2 3 1 2 2 2 1
60 25 4 2 1 1 2 2 3 2 1 1 3 4 1 4 2 2 2 1 2 2
61 28 5 1 2 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 3 3 1 2 2 1 2 1
62 28 3 5 1 1 1 1 3 2 2 2 3 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2
63 27 2 4 2 2 1 2 3 2 1 1 1 2 2 3 3 1 2 2 1 2 1
64 30 3 5 1 1 1 1 3 2 1 3 3 2 1 3 2 2 2 1 2 2 1
65 37 5 1 2 2 1 2 3 2 1 3 3 2 2 3 2 2 1 1 2 2 1
66 23 3 5 1 1 1 2 3 2 1 3 3 2 2 4 2 2 2 1 2 2 2
67 30 3 3 2 1 1 2 3 2 1 1 3 2 1 4 2 2 2 1 2 2 2
68 33 3 4 2 2 1 2 3 2 2 1 1 2 2 4 3 1 2 2 1 2 2
69 29 3 3 2 2 1 1 3 2 2 1 1 4 2 1 2 2 2 1 1 1
70 34 3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 1 1 1
71 39 3 3 2 2 1 2 3 1 2 2 1 4 2 4 2 1 1 1 1 2
72 30 5 1 2 3 1 2 2 2 1 3 3 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1
73 26 2 5 2 2 1 2 3 1 1 1 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1
74 20 3 3 2 2 1 1 2 2 1 1 1 4 2 1 2 2 2 1 1 1
75 32 3 3 2 2 1 2 3 2 2 1 2 4 2 4 2 1 2 1 1 2
76 29 3 3 1 1 1 2 3 2 2 2 3 1 2 4 3 1 2 2 2 1 2
77 33 3 5 2 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 4 2 2 2 1 1 2 2
78 25 3 5 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 4 2 1 2 1 1 2 2
79 27 1 5 1 1 1 2 3 2 1 1 3 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1
80 33 3 5 1 1 1 2 2 2 2 1 1 3 2 3 1 1 2 2 1 2 1
81 39 3 2 2 2 3 2 3 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1
82 30 3 5 2 2 3 2 3 2 2 1 1 2 1 4 2 1 2 1 1 2 2
83 30 3 5 1 1 2 1 1 2 1 1 3 2 1 3 2 1 2 1 2 2 1
84 30 3 4 2 2 3 2 3 2 1 1 3 4 2 2 2 2 2 1 2 1
85 35 1 4 2 3 1 2 3 1 1 3 3 4 2 4 2 1 2 1 2 2
86 36 3 5 2 2 1 1 3 2 1 3 4 1 2 4 2 2 1 1 2 1 2
87 19 3 5 1 1 1 1 2 2 1 1 3 2 1 3 2 2 1 1 2 2 1
88 31 3 5 2 2 1 1 3 2 1 2 3 2 2 4 3 1 2 2 2 2 2
89 31 3 3 2 3 1 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1
90 25 3 3 2 2 1 2 3 2 1 2 3 2 1 4 2 1 2 1 2 2 2
91 31 3 3 2 2 1 1 3 2 1 2 3 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2
92 31 3 5 2 3 1 2 3 2 2 2 3 4 1 4 3 1 2 2 2 2
93 33 3 5 2 2 1 1 3 2 2 2 3 1 1 4 3 2 2 2 2 1 2
94 31 3 5 2 2 1 2 3 2 2 1 1 1 2 2 3 1 2 2 1 1 1
95 25 3 6 1 1 1 1 2 2 1 1 3 2 1 4 3 1 2 2 2 2 2
96 34 3 3 2 2 1 2 3 2 1 1 3 3 2 4 3 1 2 2 2 2 2
97 32 3 5 1 1 1 1 3 2 1 1 3 1 2 3 2 1 2 1 2 1 1
98 34 3 5 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 2 1 3 1 2 2 2 2 1
99 28 5 6 2 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 1
100 31 3 5 2 3 1 1 2 2 2 3 3 3 1 3 2 1 2 1 2 2 1
101 32 3 5 1 1 1 2 2 2 1 1 3 2 2 4 2 1 2 1 2 2 2
102 36 3 5 2 1 1 2 3 2 2 1 2 2 2 4 2 1 1 1 1 2 2
103 27 3 3 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 3 3 1 2 2 1 2 1
104 30 3 5 2 2 2 1 2 2 1 1 4 4 1 2 2 1 2 1 2 1
105 20 3 3 2 2 1 1 3 2 1 2 4 4 2 4 2 1 2 1 2 2
106 25 3 5 2 2 1 1 2 2 1 1 3 4 2 2 2 1 2 1 2 1
107 32 3 5 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 1 4 2 1 2 1 2 2 2
108 34 3 5 2 2 1 2 3 2 1 1 3 1 2 4 2 1 2 1 2 1 2
Cumulative
TAHUN)
Cumulative
Cumulative
TNI/ POLRI
Cumulative
Cumulative
Cumulative
Cumulative
Cumulative
(SEBELUM 14 MINGGU)
28 MINGGU)
36 MINGGU ATAU
SESUDAH 36 MINGGU)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cara Penularan
Cumulative
Riwayat infeksi
Cumulative
Stadium Klinis
Cumulative
Jumlah CD4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Infeksi Oportunistik
Cumulative
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
(<18 KG/MM2)
(18,5-24,9 KG/MM2)
KG/MM2)
(30,00-34,9 KG/MM2)
(35,0-39,9 KG/MM2)
Sumber Biaya
Cumulative
Infeksi Oportunistik
Chi-Square Tests
Exact Exact
Asymptotic Significance (2- Significance (1-
Value df Significance sided) sided)
Infeksi Oportunistik
Chi-Square Tests
Asymptotic
Value df Significance
Infeksi Oportunistik
Chi-Square Tests
Exact Exact
Asymptotic Significance (2- Significance (1-
Value df Significance sided) sided)
Stadium klinis2
Stadium Stadium
Dini Lanjut Total
Chi-Square Tests
Exact Exact
Asymptotic Significance (2- Significance (1-
Value df Significance sided) sided)
Stadium klinis2
Total Count 38 53 91
Chi-Square Tests
Exact Exact
Asymptotic Significance (2- Significance (1-
Value df Significance sided) sided)
N of Valid Cases 91
jumlah CD4
KELOMPOK
TRISEMESTER Count 3 17 20
KEDUA (14-28
row % of Usia 15.0% 85.0% 100.0%
MINGGU)
Kehamilan Ibu Hamil
TRISEMESTER Count 17 46 63
KETIGA (29-36
row % of Usia 27.0% 73.0% 100.0%
MINGGU ATAU
Kehamilan Ibu Hamil
SESUDAH 36
MINGGU)
Total Count 21 64 85
Chi-Square Tests
Asymptotic
Value df Significance
N of Valid Cases 85
Total Count 17 57 74
Chi-Square Tests
Exact Exact
Asymptotic Significance (2- Significance (1-
Value df Significance sided) sided)
N of Valid Cases 74
PARITAS PARITAS
TINGGI (>=3 RENDAH (0-
ORANG) 2 ORANG) Total
Chi-Square Tests
Exact Exact
Asymptotic Significance (2- Significance (1-
Value df Significance sided) sided)