Anda di halaman 1dari 152

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Kesehatan Masyarakat Skripsi Sarjana

2019

Karakteristik Ibu Hamil Terinfeksi HIV


yang Memanfaatkan Program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak di
RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-2019

S, Ade Putri
Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/16423
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
KARAKTERISTIK IBU HAMIL TERINFEKSI HIV YANG
MEMANFAATKAN PROGRAM PENCEGAHAN
PENULARAN HIV KE ANAK DI RSUP HAJI
ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2017-2019

SKRIPSI

Oleh

ADE PUTRI S.
NIM: 151000097

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KARAKTERISTIK IBU HAMIL TERINFEKSI HIV YANG
MEMANFAATKAN PROGRAM PENCEGAHAN
PENULARAN HIV KE ANAK DI RSUP HAJI
ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2017-2019

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

ADE PUTRI S.
NIM: 151000097

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Telah diuji dan dipertahankan

Pada tanggal: 17 Juli 2019

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : dr. Rahayu Lubis, M.Kes, Ph.D.

Anggota : 1. drh. Rasmaliah, M.Kes

2. Drs. Jemadi, M.Kes.

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pernyataan Keaslian Skripsi

Saya menyatakan dengan ini bahwa Skripsi saya yang berjudul

„Karakteristik Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan Program

Pencegahan Penularan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun

2017-2019‟ beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas

pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada

saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan

dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Juli 2019

Ade Putri S.

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Abstrak

Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency


Sindrom (AIDS) merupakan infeksi menular seksual yang masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat secara global hingga saat ini. Pada akhir tahun
2017, World Health Organization (WHO) melaporkan terdapat 1,8 juta orang
terinfeksi baru HIV dan kematian 940.000 orang karena HIV. Pada tahun 2012
tercatat kasus AIDS terbesar pada kelompok ibu rumah tangga (18,1%) yang
apabila hamil memiliki potensi menularkan infeksi HIV ke bayinya serta dari
43.624 ibu hamil yang melakukan konseling dan tes HIV terdapat 1.329 (3,05%)
ibu dengan infeksi HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA di RSUP Haji Adam
Malik Medan tahun 2017-2019 bersifat deskriptif dengan desain case series.
Data dianalisis secara deskriptif dan bivariat uji Chi Square. Ibu hamil terinfeksi
HIV dengan proporsi tertinggi pada usia risiko rendah sebesar 87,0%, usia
kehamilan trisemester ketiga (73,1%), paritas rendah sebesar 88,9%,
heteroseksual (69,4%), riwayat infeksi saat hamil (62,0%), stadium 3 (55,6%),
jumlah CD4 200-500 mm³ (53,7%), tidak ada IO (60,2%), durasi pemakaian
Antiretroviral >1 tahun (46,3%), berat badan normal (57,4%), Jaminan
Kesehatan Nasional (65,7%). Ada perbedaan yang bermakna antara paritas
berdasarkan usia. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara Infeksi
Oportunistik berdasarkan usia, usia kehamilan, dan Indeks Massa Tubuh,
stadium klinis berdasarkan usia dan riwayat infeksi, jumlah CD4 berdasarkan
usia kehamilan dan durasi pemakaian Antiretroviral. Diharapkan kepada ibu
hamil terinfeksi HIV untuk memanfaatkan program PPIA sejak dini,
penyampaian data sosiodemografi secara jujur dan terbuka serta kepada
Pemerintah untuk meningkatkan cakupan pemanfaatan program PPIA pada
semua perempuan usia reproduktif dan pengkajian data sosiodemografi ibu hamil
lebih lanjut supaya diperoleh pencegahan yang lebih efektif terhadap penularan
HIV.

Kata Kunci : HIV/AIDS, HIV pada Kehamilan, PPIA

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Abstract

Human Immunodeficiency Virus (HIV) and Acquired Immune Deficiency


Syndrome (AIDS) are sexually transmitted infections that are still a public health
problem until now. At the end of 2017, World Health Organization (WHO)
reported that there were 1.8 million new people infected with HIV and deaths of
940.000 people due to HIV. In 2012 the largest AIDS cases were recorded in the
group of housewives (18.1%) who if pregnant had the potential to transmit HIV
infection to their babies and from 43,624 pregnant women who had HIV
counseling and testing there were 1.329 (3.05%) mothers with infections HIV.
This study aims to determine the characteristics of HIV infected pregnant women
who take advantage of the PMTCT program in Medan Haji Adam Malik Hospital
in 2017-2019 which is descriptive with case series design. Data were analyzed
descriptively and bivariate Chi Square test. Pregnant women infected with HIV
with the highest proportion at low risk age (87.0%), third trimester gestational
age (73.1%), low parity (88.9%), heterosexual ( 69.4%), history of infection
during pregnancy (62.0%), stage 3 (55.6%), CD4 count 200-500 mm³ (53.7%), no
OI (60.2%), duration Antiretroviral use >1 year (46.3%), normal weight (57.4%),
National Health Insurance (65.7%). There was asignificant difference between
parity based on age. There was no significant difference between Opportunistic
Infection based on age, gestational, and Body Mass Index, clinical stages based
on age and infection history, CD4 cell count based on gestational age and
duration of use Antiretroviral. It is expected that HIV infected pregnant mother to
utilize PPIA early on, to honestly and openly submit sociodemographic data, to
the Government to increase the coverage of PPIA on all women of reproductive
age and assessment further sociodemography of expectant mothers in order to
obtain more effective prevention of HIV/ AIDS transmission.

Key words: HIV/AIDS, HIV in pregnancy, PMTCT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kata Pengantar

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan rahmat-

Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Karakteristik

Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan

HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-2019”.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini

penulis menyampaikan ucpan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu dr. Rahayu Lubis, M.Kes.,Ph.D selaku Ketua Departemen

Epidemiologi FKM USU.

3. Ibu dr. Rahayu Lubis, M.Kes.,Ph.D, selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk , saran dan

bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku dosen penguji 1 dan Bapak Drs. Jemadi,

M.Kes, selaku dosen penguji 2 yang telah memberikan saran dan

masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Erna Mutiara, Ir., M.Kes., Dr. selaku dosen pembimbing akademik

6. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, Kepala

bagian Rekam Medik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

beserta seluruh staf yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan

penelitian.

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7. Orang tua tercinta, ayahanda Drs. Palti Sihombing dan ibu Rasmi Tobing.

Abang dan adik penulis tercinta, Arjuna PS, ST., Ave Maria, dan Arga

Rouli Basa yang telah memberikan dukungan doa dan motivasi kepada

penulis untuk menyelesaikan penelitian.

8. Teman–teman peminatan Epidemiologi 2015 dan teman-teman lainnya

yang memberikan motivasi serta berbagi ilmu kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman kelompok Kerja Kuliah Nyata (KKN) Reguler Tanah

Timbul Batubara, kelompok Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) Palopat

Maria, dan kelompok Latihan Kerja Peminatan (LKP) Puskesmas Padang

Bulan yang banyak memberikan bantuan, motivasi, semangat, dan

dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat “Pejuang SKM”

11. Teman-teman kos 40A gang Kamboja Padang Bulan yang selalu memberi

semangat kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian skripsi

ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan

dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, Juli 2019

Penulis

Ade Putri S.

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Daftar Isi

Halaman

Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi viii
Daftar Tabel xii
Daftar Gambar xv
Daftar Lampiran xix
Daftar Istilah xx
Riwayat Hidup xxi

Pendahuluan
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 7
Tujuan Penelitian 7
Tujuan Umum 7
Tujuan Khusus 7
Manfaat Penelitian 9

Tinjauan Pustaka
Penyakit HIV/ AIDS 10
HIV/ AIDS 10
Etiologi dan Patogenesis 10
Manifestasi Klinis 13
Penularan 16
Pemeriksaan HIV 18
Upaya Pencegahan 20
Voluntary Counselling and Testing (VCT) 20
Konseling HIV 20
Tes HIV dan Adaptasi Pelayanan VCT 22
HIV Pada Kehamilan 24
Definisi Kehamilan (Transplasental) 24
Cara Penularan HIV Pada Kehamilan 25
Waktu dan Resiko Penularan HIV Dari Ibu ke Anak 27
Program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) 28
Kerangka Konsep 33

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Metode Penelitian
Jenis penelitian 34
Lokasi dan Waktu Penelitian 34
Populasi dan Sampel 34
Variabel dan Defenisi Operasional 35
Metode Pengumpulan Data 40
Metode Analisis Data 40

Hasil Penelitian
Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian 41
Analisis Deskriptif 43
Sosiodemografi Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 43
Program PPIA
Usia Kehamilan Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 46
Program PPIA
Paritas Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 46
Program PPIA
Cara Penularan Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 47
Program PPIA
Riwayat Infeksi Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 48
Program PPIA
Stadium Klinis Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 49
Program PPIA
Jumlah CD4 Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 49
Program PPIA
Infeksi Oportunistik Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang 50
Memanfaatkan Program PPIA
Durasi Pemakaian Antiretroviral Ibu Hamil Terinfeksi HIV 51
yang Memanfaatkan Program PPIA
Indeks Massa Tubuh Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang 51
Memanfaatkan Program PPIA
Sumber Biaya Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 52
Program PPIA
Analisis Bivariat
Infeksi Oportunistik Berdasarkan Usia 53
Infeksi Oportunistik Berdasarkan Usia Kehamilan 54
Infeksi Oportunistik Berdasarkan Indeks Massa Tubuh 55
Stadium Klinis Berdasarkan Usia 56
Stadium Klinis Berdasarkan Riwayat Infeksi 57
Jumlah CD4 Berdasarkan Usia Kehamilan 58
Jumlah CD4 Berdasarkan Durasi Pemakaian Antiretroviral 59
Paritas Berdasarkan Usia 60

Pembahasan
Sosiodemografi Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 61
Program PPIA

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Usia Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 61
Program PPIA
Pendidikan Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 63
Program PPIA
Pekerjaan Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 64
Program PPIA
Suku Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 66
Program PPIA
Agama Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 67
Program PPIA
Status Pernikahan Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang 68
Memanfaatkan Program PPIA
Tempat Tinggal Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang 69
Memanfaatkan Program PPIA
Usia Kehamilan Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 71
Program PPIA
Paritas Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 72
Program PPIA
Cara Penularan Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 73
Program PPIA
Riwayat Infeksi Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 74
Program PPIA
Stadium Klinis Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 76
Program PPIA
Jumlah CD4 Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 77
Program PPIA
Infeksi Oportunistik Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 78
Program PPIA
Durasi Pemakaian Antiretroviral Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang 79
Memanfaatkan Program PPIA
Indeks Massa Tubuh Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 81
Program PPIA
Sumber Biaya Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan 82
Program PPIA
Analisis Bivariat
Infeksi Oportunistik Berdasarkan Usia 83
Infeksi Oportunistik Berdasarkan Usia Kehamilan 84
Infeksi Oportunistik Berdasarkan Indeks Massa Tubuh 86
Stadium Klinis Berdasarkan Usia 88
Stadium Klinis Berdasarkan Riwayat Infeksi 89
Jumlah CD4 Berdasarkan Usia Kehamilan 90
Jumlah CD4 Berdasarkan Durasi Pemakaian Antiretroviral 92
Paritas Berdasarkan Usia 93

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan 95
Saran 97

Daftar Pustaka 98
Daftar Lampiran

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Daftar Tabel

No Judul Halaman

1 Perkembangan virus penyebab AIDS 11

2 Klasifikasi Infeksi HIV Remaja dan Dewasa 14

3 Klasifikasi HIV Anak berdasarkan Kategori Imunologis 15


dan Klinis

4 Faktor yang berperan dalam penularan HIV dari ibu ke 27


anak

5 Waktu dan resiko penularan HIV dari ibu ke anak 28

6 Distribusi proporsi ibu hamil yang memanfaatkan program 44


Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
sosiodemografi di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019

7 Distribusi proporsi ibu hamil yang memanfaatkan program 46


Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan usia
kehamilan di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019

8 Distribusi proporsi ibu hamil yang memanfaatkan program 47


Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan paritas
di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019

9 Distribusi proporsi ibu hamil yang memanfaatkan program 47


Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan cara
penularan di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019

10 Distribusi proporsi ibu hamil yang memanfaatkan program 48


Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan riwayat
infeksi di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019

xii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


No Judul Halaman

11 Distribusi proporsi ibu hamil yang memanfaatkan program 49


Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan stadium
klinis di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019

12 Distribusi proporsi ibu hamil yang memanfaatkan 50


program Pencegahan Penularan HIV ke Anak
berdasarkan jumlah CD4 di RSUP Haji Adam Malik
Medan tahun 2017-2019

13 Distribusi proporsi ibu hamil yang memanfaatkan 50


program Pencegahan Penularan HIV ke Anak
berdasarkan Infeksi Oportunistik di RSUP Haji Adam
Malik Medan tahun 2017-2019

14 Distribusi proporsi ibu hamil yang memanfaatkan 51


program Pencegahan Penularan HIV ke Anak
berdasarkan durasi pemakaian Antiretroviral di RSUP
Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019

15 Distribusi proporsi ibu hamil yang memanfaatkan 52


program Pencegahan Penularan HIV ke Anak
berdasarkan Indeks Massa Tubuh di RSUP Haji Adam
Malik Medan tahun 2017-2019

16 Distribusi proporsi ibu hamil yang memanfaatkan 52


program Pencegahan Penularan HIV ke Anak
berdasarkan sumber biaya di RSUP Haji Adam Malik
Medan tahun 2017-2019

17 Distribusi proporsi infeksi oportunistik ibu hamil yang 53


memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke
Anak berdasarkan usia di RSUP Haji Adam Malik
Medan tahun 2017-2019

18 Distribusi proporsi infeksi oportunistik ibu hamil yang 54


memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke
Anak berdasarkan usia kehamilan di RSUP Haji Adam
Malik Medan tahun 2017-2019

xiii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


No Judul Halaman

19 Distribusi proporsi infeksi oportunistik ibu hamil yang 55


memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke
Anak berdasarkan Indeks Massa Tubuh di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2017-2019

20 Distribusi proporsi stadium klinis ibu hamil yang 56


memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV
ke Anak berdasarkan usia di RSUP Haji Adam Malik
Medan tahun 2017-2019

21 Distribusi proporsi stadium klinis ibu hamil yang 57


memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV
ke Anak berdasarkan riwayat infeksi di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2017-2019

22 Distribusi proporsi jumlah CD4 ibu hamil yang 58


memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke
Anak berdasarkan usia kehamilan di RSUP Haji Adam
Malik Medan tahun 2017-2019

23 Distribusi proporsi jumlah CD4 ibu hamil yang 59


memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke
Anak berdasarkan durasi pemakaian Antiretroviral di
RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019

24 Distribusi proporsi paritas ibu hamil yang memanfaatkan 60


program Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
usia di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019

xiv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Daftar Gambar

No Judul Halaman

1 Persentase Kasus AIDS menurut Faktor Risiko 18


Penularan

2 Alur Kegiatan PPIA Komprehensif dengan 30


Pendekatan Prong 1-4

3 Kerangka Konsep 33

4 Diagram pie distribusi proporsi ibu hamil 61


terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
usia di RSUP Haji Adam Malik Medan
tahun 2017-2019

5 Diagram bar distribusi proporsi ibu hamil 63


terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
pendidikan di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019

6 Diagram bar distribusi proporsi ibu hamil 65


terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
pekerjaan di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019

7 Diagram bar distribusi proporsi ibu hamil 66


terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
suku di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019

8 Diagram bar distribusi proporsi ibu hamil 67


terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
agama di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019

xv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


No Judul Halaman
9 Diagram bar distribusi proporsi ibu hamil 68
terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
status pernikahan di RSUP Haji Adam Malik Medan
tahun 2017-2019

10 Diagram pie distribusi proporsi ibu hamil 70


terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
tempat tinggal di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019

11 Diagram bar distribusi proporsi ibu hamil 71


terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
usia kehamilan di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019

12 Diagram pie distribusi proporsi ibu hamil 72


terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
paritas di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019

13 Diagram pie distribusi proporsi ibu hamil 73


terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
cara penularan di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019

14 Diagram bar distribusi proporsi ibu hamil 75


terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
riwayat infeksi di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019

15 Diagram bar distribusi proporsi ibu hamil 76


terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
stadium klinis di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019

xvi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


No Judul Halaman

16 Diagram bar distribusi proporsi ibu hamil 77


terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
jumlah CD4 di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019

17 Diagram pie distribusi proporsi ibu hamil 79


terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
Infeksi Oportunistik di RSUP Haji Adam Malik
Medan tahun 2017-2019

18 Diagram bar distribusi proporsi ibu hamil 80


terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
durasi pemakaian Antiretroviral di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2017-2019

19 Diagram bar distribusi proporsi ibu hamil 81


terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
Indeks Massa Tubuh di RSUP Haji Adam Malik
Medan tahun 2017-2019

20 Diagram pie distribusi proporsi ibu hamil 82


terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
sumber biaya di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019

21 Diagram bar distribusi proporsi infeksi oportunistik 83


ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
usia di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2017-2019

22 Diagram bar distribusi proporsi infeksi oportunistik 85


ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan
program Pencegahan Penularan HIV ke Anak
berdasarkan usia kehamilan di RSUP Haji Adam
Malik Medan tahun 2017-2019

xvii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


No Judul Halaman

23 Diagram bar distribusi proporsi infeksi oportunistik 87


ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan
program Pencegahan Penularan HIV ke Anak
berdasarkan Indeks Massa Tubuh di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2017-2019

24 Diagram bar distribusi proporsi stadium klinis 88


ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan
program Pencegahan Penularan HIV ke Anak
berdasarkan usia di RSUP Haji Adam Malik Medan
tahun 2017-2019

25 Diagram bar distribusi proporsi stadium klinis 89


ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan
program Pencegahan Penularan HIV ke Anak
berdasarkan riwayat infeksi di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2017-2019

26 Diagram bar distribusi proporsi jumlah CD4 91


ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan
program Pencegahan Penularan HIV ke Anak
berdasarkan usia kehamilan di RSUP Haji Adam Malik
Medan tahun 2017-2019

27 Diagram bar distribusi proporsi jumlah CD4 92


ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan
durasi pemakaian Antiretroviral di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2017-2019

28 Diagram bar distribusi proporsi paritas ibu hamil 94


terinfeksi HIV yang memanfaatkan program Pencegahan
Penularan HIV ke Anak berdasarkan usia di RSUP
Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019

xviii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Daftar Lampiran

No Judul Halaman

1 Surat Survei Awal Penelitian 102

2 Surat Izin Penelitian 104

3 Ethical Clereance 106

4 Surat Selesai Penelitian 107

5 Alur/Tahapan Penelitian 108

6 Master Data 109

7 Output Analisis Data 114

xix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Daftar Istilah

HIV Human Immunodeficiency Virus


AIDS Acquired Immune Deficiency Sindrom
IMS Infeksi Menular Seksual
MDG‟s Millenium Development Goals
SDG‟s Sustainable Development Goals
PPIA Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak
CD4 Sel-sel T4
CD8 Sel-sel T8
PTRM Program Terapi Rumatan Metadon
PCR Polymerase Chain Reaction
TB Tuberkulosis
IO Infeksi Oportunistik
DNA Deoksiribonukleat
RNA Ribonukleat
VCT Voluntary Counselling and Testing
KIE Komunikasi Informasi Edukasi
ABCDE Abstinence, Be faithful, Condom, Drug No, Education
ARV Antiretroviral
ANC Antenatal Care
KIA Kesehatan Ibu dan Anak
KB Keluarga Berencana
WHO World Health Organization
LSL Lelaki Seks Lelaki
ODHA Orang Dengan HIV/ AIDS
IMT Indeks Massa Tubuh
ARV Antiretroviral

xx

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Riwayat Hidup

Penulis bernama Ade Putri S, dilahirkan di Medan pada tanggal 16

Agustus 1997. Penulis beragama Kristen Katolik, anak kedua dari empat

bersaudara dari pasangan Bapak Palti Sihombing dan Ibu Rasmi Tobing.

Pendidikan formal dimulai dari Pendidikan sekolah dasar di SD Swasta

Bintang Kejora Lintongnihuta tahun 2003-2009, sekolah menengah pertama di

SMP Swasta Santo Yoseph Lintongnihuta tahun 2009-2012, sekolah menengah

atas di SMA Negeri 1 Lintongnihuta tahun 2012-2015, selanjutnya penulis

melanjutkan pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juli 2019

Ade Putri S

xxi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pendahuluan

Latar Belakang

Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

Sindrom (AIDS) merupakan infeksi menular seksual yang masih menjadi masalah

kesehatan masyarakat secara global hingga saat ini. Kejadian HIV cenderung

memprihatinkan meskipun pada tahun 2016 kasus baru HIV telah mengalami

penurunan dari 0,40 per 1000 populasi yang tidak terinfeksi menjadi 0,26 per

1000 populasi yang tidak terinfeksi (WHO, 2018). Pada akhir tahun 2017, World

Health Organization (WHO) melaporkan terdapat 1,8 juta orang terinfeksi baru

HIV dan kematian 940.000 orang karena HIV (WHO, 2018).

Pada kawasan Asia Pasifik, Indonesia menempati urutan ketiga dari 12

negara dengan kasus infeksi baru HIV dan kenaikan jumlah kasus HIV tertinggi

setelah India dan China (UNAIDS, 2013). Menurut Pofil Kesehatan Indonesia

2017, terdapat 41.250 kasus HIV pada tahun 2016 meningkat menjadi 48.300

kasus pada tahun 2017 di Indonesia. Sedangkan angka kematian AIDS di

Indonesia sebanyak 1.08% dan diperkirakan pelaporan AIDS yang masih minim

dari setiap daerah pada tahun 2017 (Kementerian Kesehatan RI, 2017). Kondisi

ini menjadi tantangan yang berat dan serius bagi Indonesia untuk mewujudkan

kesehatan yang baik dan produktivitas kerja yang memadai.

Provinsi Sumatera Utara dalam laporan situasi HIV atau AIDS dan Infeksi

Menular Seksual Januari – Maret 2017 berada pada urutan ketujuh dari sepuluh

provinsi dengan laporan jumlah HIV terbanyak di Indonesia (Kementerian

KesehatanRI, 2017). Bahkan dalam laporan AIDS tahun 1987 sampai dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

September 2014, Provinsi Sumatera Utara masuk dalam 10 provinsi dengan

laporan kasus AIDS paling banyak, yaitu sebanyak 1.573 kasus AIDS (Infodatin

AIDS, 2014).

Terselenggaranya layanan konseling dan tes HIV atau yang disebut

Voluntary Counselling and Testing (VCT) dan layanan pencegahan Infeksi

Menular Seksual (IMS) pada suatu Kabupaten/ Kota dapat meningkatkan

penemuan jumlah kasus HIV/ AIDS. Pada tahun 2012 Kota Medan berada pada

peringkat tertinggi dengan penderita baru HIV atau AIDS di provinsi Sumatera

Utara dari semua penderita baru dengan persentase sekitar 34,56% (506 kasus)

diikuti Kabupaten Karo sebanyak 23,70% (347 kasus) dan Deli Serdang sebanyak

11,75% (172 kasus) (Dinkes Provinsi Sumatera Utara, 2012). Hal ini menjadi

epidemi yang harus dikendalikan dimana HIV/ AIDS merupakan kejadian

penyakit dengan fenomena gunung es, tidak terdapat gejala yang khas tetapi

memiliki risiko penularan kepada orang lain, dan berkembangnya stigma HIV

yang buruk di masyarakat.

Sehubungan dengan penanggulangan HIV/AIDS, Sustainable

Development Goals (SDG‟s) memiliki target pencapaian tahun 2030 pada butir

ketiga, yaitu memberi jaminan hidup yang sehat dan mendorong hidup sejahtera

bagi setiap orang. Mengakhiri epidemi HIV/ AIDS merupakan salah satu target

yang hendak dicapai di tahun 2030. Target mengakhiri HIV/ AIDS juga berlaku di

Indonesia dengan upaya pokok pencegahan penularan HIV sesuai Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013.

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

Virus HIV dapat menular melalui berbagai cara, salah satu diantaranya

adalah penularan HIV dari ibu ke bayi. Laporan epidemi HIV global UNAIDS

2012, menyatakan bahwa sekitar 50% penderita HIV/ AIDS di dunia adalah

perempuan dan 2,1 juta anak berusia kurang dari 15 tahun. Seiring dengan

meningkatnya aktivitas seksual tidak aman oleh laki-laki yang selanjutnya dapat

memberi penularan terhadap pasangan seksual lainnya, maka dapat menyebabkan

peningkatan jumlah perempuan yang tertular HIV setiap tahun. Estimasi infeksi

HIVoleh UNAIDS/WHO (2009) menyatakan bahwa di wilayah Asia-Pasifik

sebanyak 22.000 anak mengalami infeksi HIV dan tanpa memperoleh terapi yang

tepat, sebagian dari anak yang mengalami infeksi tersebut tidak mampu bertahan

hidup sebelum berusia 2 tahun (Kementerian Kesehatan RI, 2015).

Kelompok ibu rumah tangga merupakan penderita AIDS terbanyak di

Indonesia diikuti wiraswasta dan tenaga non profesional (karyawan) (Infodatin

AIDS, 2014). Ibu rumah tangga menjadi penderita dengan kasus AIDS tertinggi

dengan persentase sebanyak 18,1% yang apabila hamil memiliki potensi

penularan pada bayi serta terdapat 1.329 (3,05%) ibu terinfeksi HIVdari 43.624

ibu hamil yang melaksanakan konseling dan tes HIV pada tahun 2012. Lebih dari

90% bayi yang terinfeksi HIV tertular dari ibu dengan HIV positif. Kondisi hamil,

bersalin, dan laktasi adalah masa penularan perinatal.

Penderita HIV/ AIDS tertinggi di kota Medan berdasarkan umur terdapat

pada kelompok umur 25-49 tahun pada tahun 2016 (Dinkes Kota Medan, 2016).

Kelompok umur tersebut merupakan kelompok usia reproduktif termasuk ibu

rumah tangga dan diperkuat dengan suami dengan mobilisasi tinggi. Hal ini

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

berdampak pada penularan HIV/ AIDS pada masa perinatal. Sehubungan dengan

kondisi tersebut, persentase kasus HIV/ AIDS berdasarkan faktor risiko perinatal

di Kota Medan pada tahun 2016 mencapai 0,44% dan masuk ke dalam kasus HIV/

AIDS dengan daerah epidemi terkonsentrasi. Sedangkan pada remaja dengan

rentang kelompok umur 5-14 tahun kasus HIV positif sebesar 0,9 % pada tahun

2017 (Kementerian Kesehatan RI, 2017).

Upaya pencegahan penularan HIV harus diperluas terutama pada

kelompok perempuan, khususnya ibu rumah tangga yang merupakan pasangan

risiko tinggi. Penderita HIV/ AIDS pada kelompok laki-laki merupakan kelompok

dengan persentase tinggi, jika jumlahnya meningkat maka penularan dari suami

kepada ibu rumah tangga juga akan semakin meningkat dimana penularan dari

suami pengidap HIV memiliki risiko 20% lebih besar terhadap istri secara

heteroseksual. Peningkatan penularan HIV pada perempuan akan berkelanjutan

pada siklus reproduksinya, dimana perempuan akan mengalami kehamilan. Hal ini

dapat dicegah secara dini oleh ibu hamil melalui konseling dan pemeriksaan HIV

secara teratur dimulai dari trisemester pertama kehamilan untuk menekan

terjadinya kelahiran bayi dengan status HIV positif.

Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) merupakan upaya

pencegahan yang sangat efektif terhadap penularan HIV secara vertikal. Terdapat

4 komponen/ prong dalam pelaksanaan program PPIA, yaitu mencegah

perempuan usia reproduktif tertular HIV, mencegah kehamilan yang tidak

direncanakan pada ibu terinfeksi HIV, mencegah adanya penularan HIV dari ibu

hamil yang mengidap HIV terhadap bayi dalam kandungannya, dan memberikan

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

dukungan sosial dan perawatan terhadap ibu HIV positif dan juga kepada bayi dan

keluarganya yang dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan

(Kementerian Kesehatan RI, 2015).

Program PPIA sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 21 tahun 2013

yang menyebutkan bahwa “pada asuhan antenatal atau menjelang persalinan, ibu

hamil dianjurkan untuk memperoleh konseling serta tes HIV dalam pemeriksaan

laboratorium rutin pada semua ibu hamil yang tinggal di daerah dengan epidemi

terkonsentrasi dan meluas beserta ibu hamil dengan keluhan IMS dan tuberkulosis

di daerah epidemi rendah” (KPAN, 2015). Epidemi HIV terkonsentrasi

(concentrated epidemic) merupakan penyebaran kasus HIV di kalangan sub-

populasi tertentu seperti kelompok lelaki seks lelaki (LSL), pekerja seks beserta

pasangannya, pengguna narkoba suntik (penasun) yang mencapai prevalensi lebih

dari 5% kasus HIV secara konsisten, sementara pada populasi umum atau

prevalensi kasus HIV pada ibu hamil di bawah 1%. Sementara prevalensi kasus

HIV dengan epidemi meluas (generalized epidemic) mempunyai arti prevalensi

infeksi HIV lebih dari 1% di antara ibu hamil dan sudah menyebar di populasi

umum. (Kementerian Kesehatan RI, 2015).

Pemanfaatan upaya PPIA di Indonesia masih minim, hal ini dapat dilihat

pada penelitian Asmauryanah (2014), diperoleh hasil bahwa di Wilayah

Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar sebanyak 10,2% ibu yang cukup

memanfaatkan PPIA dan yang kurang sebanyak 97,2% . Sedangkan penelitian

Nuzliati (2016) mengatakan bahwa terdapat 22 orang ibu atau 55% yang cukup

memanfaatkan PPIA di Puskesmas Siko Ternate. Berdasarkan penelitian di atas

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

dapat diketahui bahwa proporsi pemanfaatan PPIA masih kurang. Pemanfaatan

program PPIA cenderung dimanfaatkan oleh ibu hamil ketika telah adanya

diagnosa HIV positif guna pencegahan penularan kepada bayi yang

dikandungnya. Sementara saat kehamilan tanpa HIV, upaya pemanfaatan PPIA

dirasakan perlu bagi perilaku berisiko, bukan suatu kewajiban, dan menganggap

kehamilan baik tanpa harus melakukan PPIA secara dini. Green (2005)

menyatakan bahwa penyebab minimnya pemanfaatan PPIA oleh ibu hamil adalah

keterbatasan akses terhadap pelayanan HIV/AIDS dan kurangnya pengetahuan

serta pendidikan .

Sampai dengan Oktober 2014, tes HIV pada ibu hamil dilaksanakan pada

915 layanan di Indonesia pada 33 Provinsi (9 Klinik, 743 Puskesmas dan 163

Rumah Sakit) (KPAN, 2015). Penawaran tes HIV pada ibu hamil dengan petugas

kesehatan serta terbinanya Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang

berkesinambungan dalam PPIA dilakukan ketika ibu hamil menerima layanan

Antenatal Care (ANC) di klinik KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Akan tetapi tidak

semua ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal melaksanakan tes HIV. Tes

HIV dianjurkan oleh petugas kesehatan secara aktif dan berkesinambungan oleh

petugas kesehatan berdampak pada pencegahan vertikal secara dini (Kementerian

Kesehatan RI, 2016).

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan salah satu

Rumah Sakit di kota Medan yang telah menjalankan PPIA pada ibu hamil

terinfeksi HIV dan menerima pasien rujukan dari rumah sakit lain. Berdasarkan

studi pendahuluan di RSUP Haji Adam Malik Medan terdapat 108 ibu hamil yang

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

terinfeksi HIV pada Maret 2017 sampai dengan Maret 2019. Ibu hamil dengan

status HIV positif, maka akan memperoleh persalinan bedah sesaria atau

pervaginam sesuai dengan indikasi medis di rumah sakit serta mendapat

perawatan yang lebih lanjut dalam program PPIA.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui karakteristik ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program

Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA).

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini ialah belum diketahuinya karakteristik ibu hamil terinfeksi HIV

yang memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak

(PPIA).

Tujuan Penelitian

Tujuan umum. Tujuan umum penelitian ialah untuk mengetahui

karakteristik ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program Pencegahan

Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun

2017-2019.

Tujuan khusus. Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA menurut sosiodemografi (usia, pendidikan,

pekerjaan, suku, agama, status pernikahan, dan tempat tinggal).

2. Untuk mengetahui distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA menurut usia kehamilan.

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

3. Untuk mengetahui distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA menurut paritas.

4. Untuk mengetahui distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA menurut cara penularan.

5. Untuk mengetahui distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA menurut riwayat infeksi.

6. Untuk mengetahui distribusi proporsi ibu hamil yang memanfaatkan

program PPIA menurut stadium klinis.

7. Untuk mengetahui distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA menurut jumlah CD4.

8. Untuk mengetahui distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA menurut Infeksi Oportunistik.

9. Untuk mengetahui distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA menurut durasi pemakaian Antiretroviral.

10. Untuk mengetahui distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA menurut Indeks Massa Tubuh.

11. Untuk mengetahui distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA menurut sumber biaya.

12. Untuk mengetahui beda proporsi Infeksi Oportunistik berdasarkan usia.

13. Untuk mengetahui beda proporsi Infeksi Oportunistik berdasarkan usia

kehamilan.

14. Untuk mengetahui beda proporsi Infeksi Oportunistik berdasarkan Indeks

Massa Tubuh.

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

15. Untuk mengetahui beda proporsi stadium klinis berdasarkan usia.

16. Untuk mengetahui beda proporsi stadium klinis berdasarkan riwayat

infeksi.

17. Untuk mengetahui beda proporsi jumlah CD4 berdasarkan usia kehamilan.

18. Untuk mengetahui beda proporsi jumlah CD4 berdasarkan durasi

pemakaian Antiretroviral.

19. Untuk mengetahui beda proporsi paritas berdasarkan usia.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini ialah sebagai berikut:

a. Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan

Penelitian ini dapat memberikan masukan-masukan pada program

kesehatan khususnya pencegahan penularan HIV/ AIDS. Selain itu dapat

dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap peningkatan PPIA oleh ibu hamil di

Kota Medan.

b. Bagi rumah sakit

Rencana tindak lanjut pencegahan penularan HIV/ AIDS khususnya secara

vertikal, peningkatan kesehatan reproduksi pada layanan KIA/ KB, dan sumber

daya petugas kesehatan di rumah sakit dapat diperoleh dari hasil penelitian.

c. Bagi peneliti

Sebagai syarat kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat serta penambahan wawasan pengetahuan.

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tinjauan Pustaka

Penyakit HIV/AIDS

HIV dan AIDS. Human Immunodeficiency Virus atau yang disingkat

dengan HIV merupakan virus yang menyerang imunitas yang dapat menyebabkan

menurunnya kekebalan tubuh sehingga sangat mudah untuk mengalami berbagai

penyakit lain atau memicu infeksi oportunistik (IO) (Kemenkes RI, 2015). HIV

adalah retrovirus RNA yang dapat menyebakan penyakit klinis yang dikenal

dengan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) (Sarma, 2016).

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah infeksi Human

Immunodeficiency Virus (HIV) yang merusak sel-sel limfosit T CD4+ sehingga

terjadi penurunan sistem kekebalan tubuh dan rentan terhadap berbagai infeksi.

AIDS tidak hanya suatu penyakit saja, akan tetapi penurunan daya tahan tubuh

karena adanya infeksi virus, jamur, dan bakteri yang menimbulkan berbagai gejala

penyakit (Murtiastutik, 2008).

Etiologi dan Patogenesis. Pada tahun 1983 ilmuwan Istitute Pasteur Paris

dan kolega-koleganya menemukan virus HIV dari seorang penderita dengan

gejala lymphadenopathy syndrome dan pertama sekali virus disebut

Lymphadenopathy Associated Virus (LAV). Pada tahun 1984, virus lain yang

disebut Human T Lymphotropic Virus Type III (HTLV-III) ditemukan oleh Gallo

dari National Institute of Health, Amerika Serikat. LAV dan HTLV-III dianggap

sebagai penyebab AIDS oleh masing-masing penemunya karena dapat diisolasi

dari pengidap AIDS di Afrika Tengah, Amerika, dan Eropa. Penyelidikan

selanjutnya menyatakan bahwa kedua virus tersebut adalah sama dan dinamakan

10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11

HIV-1. Selanjutnya dari seorang penderita yang berasal dari Afrika Barat

ditemukan retrovirus yang tidak sama dari HIV-1 tahun 1985. Peneliti dari Paris

menyebut virus tersebut dengan nama LAV-2 yang memiliki hubungan dengan

AIDS pada manusia.Virus HIV-2 kurang virulen bila dibandingkan virus HIV-1,

akan tetapi 70% individu yang terinfeksi virus HIV-2 akan terinfeksi oleh virus

HIV-1 (Murtiastutik, 2008).

Perkembangan selanjutnya mengenai virus penyebab AIDS dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 1

Perkembangan virus penyebab AIDS

Waktu Hasil
Januari 1983 Penemuan retrovirus baru oleh Luc Montagnier dari Prancis pada
seorang penderita limfadenopati. Virus baru ini ia namakan
lymphadenopathy virus, disingkat LAV.
1983 Isolasi virus LAV pada penderita AIDS.
Maret 1984 Penemuan virus penyebab AIDS di Amerika Serikat oleh R.Gallo,
ia sebut HTLV-III.
Juli 1984 Penemuan virus penyebab AIDS di Amerika Serikat oleh J.Levy. Ia
namakan AIDS Related Virus, disingkat ARV.
Agustus 1984Kloning molekul HIV.
Oktober 1984 Cara-cara inaktivasi HIV diketahui.
Januari 1985 Publikasi sekuen lengkap dari virus HIV.
Juni 1985 Biologi dari virus HIV telah diketahui lebih dalam. ELAVIA dari
Institut Pasteur mulai dipasarkan.
1986 Luc Montagnier menemukan virus baru pada 2 penderita AIDS;
LAV-2.
1986 Myron Essex dari Boston, USA menemukan virus baru pada orang
sehat di Afrika yang ia namakan HTLV-IV. Virus ini tidak
menyebabkan AIDS.
Mei 1986 Komisi Taksonomi Internasional memberi nama-nama baru untuk
virus penyebab AIDS, yaitu Human Immunodeficiency Virus yang
disingkat HIV. Gen art, yaitu gen ketujuh dari HIV ditemukan.
Oktober 1986 Institut Karolinska menemukan varian baru yang banyak berbeda
dari HIV dan LAV-II, ditemukan pada seorang penderita AIDS asal
Afrika Barat.
Sumber: Djoerban, 2001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

Menurut Sarma (2016), gen HIV serupa dengan retrovirus pada umumnya,

mengandung tiga gen utama, yaitu –gag, -pol, dan –env beserta beserta gen

tambahan yang dibawa oleh HIV termasuk tat, rev, nef, vif, vpr, dan vpu (untuk

HIV-1) atau vpx (untuk HIV-2). Gen utama mengkode untuk komponen struktural

dan fungsional utama dari HIV termasuk protein envelope dan reserve

transcriptase. Gen tambahan tat banyak berperan dalam pathogenesis HIV dan

mengatur ekspresi gen host. Gen rev mengkode protein pengatur yang mengganti

proses transkip viral RNA menjadi pola, sedangkan gen nef menghasilkan protein

pengatur yang memodifikasi sel yang terinfeksi untuk membuatnya lebih rentan

dalam menghasilkan virion HIV dengan cara mempercepat endositosis CD4 dari

permukaan sel yang terinfeksi. Gen vif, vpr, dan vpu mengkode protein yang

tampaknya berperan dalam menghasilkan infeksi dan efek patologi. Lebih spesifik

lagi, vpr memiliki kemampuan untuk menunda atau menghambat sel yang

terinfeksi di fase G2 siklus sel dan memfasilitasi infeksi oleh makrofag.Vif

melawan efek antivirus apolipoprotein B MRNA-editing enzim katalitik

polipeptida seperti 3G, atau produk protein dari gen APOBEC3G (A3G). Vpu

mempercepat pelepasan virion dari sel yang terinfeksi.

Retrovirus tidak mampu bereplikasi di luar sel pejamu yang hidup dan

tidak mengandung asam deoksiribonukleat (DNA).Patogenesis infeksi HIV adalah

gabungan siklus hidup sel, lingkungan sel pejamu, dan kuantitas virus pada

individu yang terinfeksi. Setelah memasuki tubuh, partikel virus tertarik ke sel

molekul reseptor CD4 yang sesuai dimana dapat melekat dengan cara fusi

terhadap membrane sel yang rentan atau dengan endositosis dan kemudian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

memasuki sel. Kemungkinan infeksi adalah gabungan dari jumlah virion HIV

infeksius di cairan tubuh dan jumlah sel yang tersedia di lokasi kontak yang

mungkin resptor CD4 yang sesuai (Sarma, 2016). Sel limfosit CD4 yang telah

terserang HIV akan rusak melalui multiplikasi. Virus-virus baru yang telah

matang dapat merusak sel limfosit CD4 yang lain setelah memasuki sel tersebut

(Murtiastutik, 2008).

Sel T atau respons imun selular ialah efek paling penting dari virus HIV.

Pada awal infeksi, sama halnya dengan infeksi virus yang lain dalam beberapa

hari atau beberapa minggu jumlah sel sitotoksik/ supresor CD8 akan meningkat.

Tetapi meski penderita berada dalam kondisi seropositif sehat, pada paparan

ulangan antigen sel CD8 tidak lagi meningkat. Seseorang terlihat seropositif dan

tidak menunjukkan gejala pada rentang waktu yang lama. Jumlah sel limfosit CD4

yang berkurang secara cepat, sel limfosit CD8 juga bisa ikut berkurang, dan gejala

klinis merupakan tanda progresivitas dari penyakit HIV. Fungsi sel-sel lainnya

seperti monosit, makrofag, dan sel Natural killer juga ikut terganggu karena

produksi limfokin oleh sel CD4 mengalami gangguan. Penurunan imunitas yang

progresif diakibatkan oleh infeksi progresif HIV yang progresif juga

(Murtiastutik, 2008).

Manifestasi Klinis. Manifestasi klinis HIV dapat dapat dilihat dari

perjalanan alamiah penyakit, yaitu sebagai berikut (Garna dkk, 2012) :

1. Fase Infeksi Akut

Infeksi akut terjadi setelah infeksi primer, dimana pada minggu kedua

sampai ketiga terjadi sindrom retroviral akut yaitu adanya penyebaran luas virus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

dan pembenihan pada organ limfoid dengan waktu selama 2-3 minggu. Gejala

ruam, demam, radang pada faring, dan limfadenopati myalgia, artalgia, diare,

mual, muntah, dan hepatosplenomegali yang dialami oleh 50-90% penderita

terdapat pada fase ini. Selama 1-3 minggu ditemukan gejala tersebut serta jarang

ditemukan pada bayi yang memperoleh infeksi perinatal. Gejala nonspesifik akan

timbul pada usia 1 tahun.

2. Fase Infeksi Kronik Asimtomatik

Fase ini merupakan manifestasi bersifat asimtomatik (tidak terdapat

gejala) dengan rentang waktu 8-10 tahun.

3. Fase Infeksi HIV/AIDS Simtomatik

Fase ini merupakan manifestasi bersifat simtomatik (terdapat gejala),

berlangsung 1-3 tahun hingga dapat berakhir dengan kematian.

Tabel 2

Klasifikasi Infeksi HIV pada Remaja dan Dewasa menurut Kategori Imunologis
dan Klinis

Kategori CD4 Asimtomatik, Simtomatik (B) AIDS (C)


Limfadenopati,
Infeksi Akut (A)
>500/mm³ A1 B1 C1
200-499/mm³ A2 B2 C2
<200/mm³ A3 B3 C3
Sumber: Garna dkk, 2012

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

Tabel 3

Klasifikasi HIV pada Anak menurut Kategori Imunologis dan Klinis

Kategori Kategori Klinis berdasarkan Kategori Klinis dan Imunologis


Imunologis N (Tanpa) A (Ringan) B (Sedang) C (Berat)
Tidak ada N1 A1 B1 C1
supresi
Supresi N2 A2 B2 C2
sedang
Supresi berat N3 A3 B3 C3
Sumber: Garna dkk, 2012

Menurut WHO, klasifikasi HIV dapat dibagi ke dalam 3 derajat, yaitu

sebagai berikut (Garna dkk, 2012):

a. Derajat I

1. Tanpa gejala

2. Limfadenopati generalisata

b. Derajat II

1. Diare kronik yang tidak diketahui penyebabnya

2. Kandidiasis yang menetap atau berulang di luar masa neonates

3. Kehilangan berat badan atau failure to thrive

4. Demam menetap

5. Infeksi bakteri berat berulang

c. Derajat III

1. Infeksi oportunistik

2. Failure to thrive berat

3. Ensefalopati dan keganasan

4. Sepsis atau meningitis berulang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

Berdasarkan kriteria WHO gejala klinis AIDS untuk penderita dewasa

meliputi paling sedikit 2 gejala mayor dan 1 gejala minor, yaitu (Soedarto, 2010):

a. Gejala mayor

1. Penurunan berat badan >10% berat badan

2. Diare kronis lebih dari satu bulan

3. Demam lebih dari satu bulan

b. Gejala minor

1. Batuk lebih dari satu bulan

2. Pruritus dermatitis menyeluruh

3. Infeksi umum rekuren (misalnya herpes zoster atau herpes simpleks)

4. Limfadenopati generalisata

5. Kandidiasis orofaringeal

6. Infeksi herpes simplek kronis progresif atau yang meluas

7. Ibu menderita AIDS (kriteria tambahan untuk AIDS anak)

Penularan. Virus HIV dapat menular secara horizontal, yaitu melalui

darah terinfeksi HIV dan hubungan seksual beserta secara vertikal, yaitu infeksi

perinatal. Hubungan seksual (95%) merupakan cara penularan paling tinggi

sehingga AIDS dikelompokkan ke dalam infeksi menular seks menular (IMS).

Risiko penularan HIV semakin meningkat bila terdapat infeksi menular seksual

lain yang menyertai, terutama pada ulkus genital. Secara global penularan HIV

berdasarkan proses penularan utama secara berturut-turut adalah hubungan

seksual (70-80%), penggunaan jarum suntik secara bersama-sama (5-10%),

infeksi perinatal (5-10%), transfusi darah (3-5%), dan luka kecelakaan akibat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

jarum (0,01%). Sekitar sepertiga bayi yang lahir dari ibu terinfeksi HIV dapat

tertular HIV (Murtiastutik, 2008).

Penularan utama HIV melalui cairan tubuh, seperti air mani, cairan

vagina, dan darah melibatkan 4 jalur, yatu:

1. Aktivitas seksual (heteroseksual/ homoseksual)

2. Pemindahan darah atau produk darah

3. Transplantasi organ tubuh

4. Transplasental (Murtiastutik, 2008)

Sama halnya dengan penularan virus melalui hewan perantara, seperti

nyamuk, kutu busuk atau serangga, penularan HIV melalui ASI, air mata dan

keringat belum dibuktikan kebenarannya karena jumlah virus yang sangat sedikit

(Murtiastutik, 2008).

Penularan HIV juga tergantung beberapa faktor, seperti intensitas paparan

virus, infeksi sekunder, faktor infeksi, kadar virus dalam serum, adanya trauma,

efisiensi fungsi barrier epitel, adanya sel dengan reseptor terhadap virus, dan

sistem imunitas orang yang terpapar (Murtiastutik, 2008).

Persentase kasus AIDS yang dilaporkan pada tahun 2015 berdasarkan

faktor risiko penularan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

90
82.8%
80
70
60
50
40
30
20
10 7.4%
4,0% 2,6% 1,6% 0,7% 0,7%
0 0,2%

Sumber: Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI, 2016

Gambar 1.Persentase Kasus AIDS menurut Faktor Risiko Penularan

Gambar di atas menunjukkan proporsi kasus AIDS pada tahun 2015 yang

dilaporkan, dimana heteroseksual merupakan risiko penularan tertinggi, yaitu

sebesar 82,8%, diikuti oleh homoseksual sebesar 7,4% dan perinatal sebesar 4,0%.

Sementara proporsi pengguna narkoba suntikan (penasun) menurun dimana pada

tahun 2013 hingga 2015 proporsi penasun secara berturut-turut sebesar 9,3%,

3,3%, dan 2,6%. Penggunaan alat suntik yang telah disterilkan dan akses ke

layanan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) dapat meningkatkan

kesadaran penasun.

Pemeriksaan HIV. Pemeriksaan serologi HIV menggunakan metode di

bawah ini (Garna dkk, 2012) :

1. Enzyme-linked immunoassay (EIA)

Pemeriksaan ini berdasarkan deteksi anntibodi IgG anti HIV dengan

menggunakan lisat virus utuh, rekombinan, atau peptide virus sintetis sebagai

substrat/ antigen. Sensivitas dan spesivitas bergantung pada antigen yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

dipergunakan, dikonfirmasi terhadap pemeriksaan spesimen lain dengan western

blot atau imunofluoresensi indirek. Hasil positif biasanya menunjukkan adanya

infeksi, sedangkan hasil negatif belum tentu menyatakan tidak adanya infeksi.

2. Imunofluoresensi

Konfirmasi infeksi HIV dapat diketahui melalui imunofluoresensi.Hasil

dari tes ini dapat segera diperoleh dan sangat spesifik. Antibodi HIV yang ada

dideteksi dengan menggunakan fluorescent labeled anti-human IgG.

3. Western Blot

Tes ini memiliki sensivitas dan spesifitas yang lebih tinggi dibandingkan

dengan EIA dengan tingkat akurasi 60-90%, namun membutuhkan biaya yang

lebih tinggi atau relatif mahal.

4. Rapid diagnostic test

Cairan tubuh seperti darah, saliva, serum atau plasma, dan urin adalah

sampel dalam pemeriksaan ini dengan menggunakan dipstick. Hasilnya dapat

langsung dibaca biaya murah, waktu yang cepat dengan waktu 10-15 menit, dan

dapat mendeteksi HIV-1 maupun HIV-2. Tes ini bersifat sensitive dan spesifik.

5. Polymerase Chain Reaction (PCR)

PCR adalah cara in vitro untuk memperbanyak target dari sekuen spesifik

untuk analisis cepat atau karakterisasi walaupun material yang digunakan pada

awal pemeriksaan sangat sedikit dengan menggunakan tiga perlakuan, yaitu

denaturasi, hibridisasi dari “primer” sekuen DNA pada bagian tertentu yang

diinginkan (Rampengan, 2008).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

Upaya Pencegahan. Pencegahan penularan HIV dapat dilakukan dengan

upaya sebagai berikut (Kementerian Kesehatan RI, 2015):

1. Abstinence, yaitu absen seks atau tidak melakukan aktivitas seksual sama

sekali sebelum menikah.

2. Be faithful, yaitu menghindari berganti-ganti pasangan.

3. Condom, yaitu menggunakan kondom jika melakukan hubungan seksual

guna mencegah penularan secara seksual.

4. Drug No, yaitu tidak menggunakan narkoba dan jarum suntik secara

bergantian guna menghindari produk darah yang telah terinfeksi virus

HIV/ AIDS.

5. Education, yaitu pemberian pendidikan dan komunikasi yang benar

tentang infeksi, faktor risiko, pencegahan, beserta pengobatan HIV/ AIDS.

Hal ini dapat dilakukan melalui penyuluhan kesehatan dari media massa

dan elektronik, ceramah dan konseling sebagai upaya pencegahan HIV/

AIDS secara dini.

Voluntary Counselling and Testing (VCT)

Konseling HIV. Konseling HIV adalah sebagai berikut (Murtiastutik,

2008):

Konseling HIV merupakan diskusi yang bersifat long term atau short term

antara konselor dengan klien dengan 2 tujuan umum, yaitu: (1) mencegah

penularan HIV dan (2) akses dukungan terhadap pasien.

Secara umum konseling dibedakan atas prevention counseling dan suportif

counseling. Prevention counseling adalah suatu proses KIE yang memuat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

pendidikan kesehatan tentang HIV/ AIDS, mengubah kebiasaan berisiko tinggi

tertular HIV, dan membantu memecahkan masalah klien. Dasar prevention

counseling meliputi:

1. Melakukan pembahasan yang dipusatkan untuk menurunkan risiko HIV

2. Menilai secara mendalam individu yang berisiko

3. Memberikan pengetahuan dan dukungan jika hasil tes sudah dinyatakan

positif

4. Memberi penjelasan secara kritis pada masyarakat sehingga tidak terjadi

kesalahpahaman mengenai risiko HIV

5. Memberikan penawaran yang jelas mengenai perubahan pola hidup yang

merupakan tahap awal untuk menurunkan risiko HIV

6. Mencari teknik dan proses konseling yang fleksibel

Suportif counseling HIV adalah suatu proses untuk meraih harapan

terhadap penilaian diri, menghasilkan bantuan dalam menghadapi suatu keadaan

ketidakpastian stress yang berhubungan dengan HIV guna menghindari gangguan

psikologis bahkan bunuh diri.

Tahapan konseling dan tes HIV sukarela ialah sebagai berikut (Demartoto

dkk, 2017) :

1. Konseling Pra Tes

Pemberian informasi tentang HIV/ AIDS merupakan upaya awal pada

konseling yang meliputi cara penularan, periode jendela, dan cara pencegahan.

Penilaian klinis dilakukan oleh konselor dan dibutuhkan kejujuran dari klien

untuk menjelaskan segala aktivitas yang berisiko HIV/ AIDS. Konseling sebelum

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

tes memberi pengetahuan tentang manfaat tes, pengambilan keputusan untuk

melakukan tes atau tidak, dan perencanaan ke depan.

2. Tes HIV

Dalam tahap ini, darah akan diambil secukupnya dan memerlukan waktu

tergantung metode tes darahnya.

3. Konseling Pasca Tes

Awal pemeriksaan dengan hasil tes positif maka selanjutnya dilakukan

pemeriksaan kedua dan ketiga dengan ketentuan beda. Sedangkan hasil tes negatif

menyatakan klien belum tentu tidak terinfeksi HIV karena harus diwaspadainya

periode jendela. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan program perubahan

perilaku bersama konselor.

Tes HIV dan Adaptasi Pelayanan VCT. Sukarela dan terjaga

kerahasiaannya adalah prinsip dalam pelaksanaan tes HIV. Tes serologi adalah tes

yang digunakan untuk mendeteksi antibodi HIV dalam plasma atau serum dalam

menentukan diagnosis dengan spesimen darah klien. Tes HIV mempunyai 4

tujuan, yaitu menemukan diagnosis, surveilans, skrining, dan penelitian. Petugas

laboratorium harus menjaga mutu dan konfidensialitas. Pemeriksaan anti-HIV

memiliki alur sebagai berikut (Kementerian Kesehatan RI, 2016) :

1. Hasil Pemeriksaan

Tes A1, A2, dan A3 reaktif menyatakan hasil positif. Hasil A1 non reaktif,

hasil A1 reaktif tetapi saat pengulangan tes A1 dan A2 menunjukkan hasil non

reaktif dan jika salah satu reaktif tapi penderita tidak berisiko menyatakan hasil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

negatif. Sementara hasil indeterminate jika dua hasil tes reaktif dan jika terdapat

satu hasil tes reaktif tetapi penderita berisiko atau pasagan berisiko.

2. Tindak lanjut pemeriksaan anti HIV

Hasil tes HIV positif merujuk penderita untuk memperoleh terapi. Tes

negatif HIV dan penderita yang berisiko maka dianjurkan untuk melakukan

pemeriksaan ulangan paling sedikit dalam waktu 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan

dari pemeriksaan awal hingga satu tahun. Selanjutnya apabila hasil negatif dan

tidak berisiko, maka dianjurkan untuk melakukan hidup sehat. Sementara tes

ulangan dengan spesimen baru setelah dua minggu dari pemeriksaan awal

dilakukan apabila hasil tes indeterminate. Pemeriksaan PCR dilanjutkan apabila

hasil tes tetap indeterminate.

Upaya kesehatan masyarakat yang menjadi pintu masuk ke seluruh

layanan kesehatan HIV/AIDS yang berkelanjutan adalah VCT (Kemenkes RI,

2006):

1. VCT menyediakan layanan dini berdasarkan kebutuhan klien, baik klien

yang memiliki status HIV positif ataupun negatif dengan layanan konseling dan

tes, terapi IO, dan ART.

2. Intervensi efektif yang berjalan antara konselor dan pasien dapat

mempertahankan perilaku sehat akan risiko HIV. Oleh karena itu, VCT harus

dikerjakan secara profesional dan konsisten untuk mengendalikan penyebaran

infeksi kepada orang lain.

3. Tes HIV dilakukan secara sukarela tanpa adanya paksaan dan tekanan

setelah klien menyetujui berbagai keuntungan, konsekuensi, dan risiko.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2006), adaptasi pelayanan HIV

sebagai berikut:

1. VCT untuk Pengungsi

2. VCT untuk Narapidana

3. VCT untuk Pekerja Seks Komersial

4. VCT untuk Lelaki Seks Lelaki

5. VCT untuk Kaum Migran

6. VCT untuk Pengguna Narkotik Suntik

7. VCT untuk Militer

8. VCT dalam manajemen pajanan okupasional

9. Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA)

10. VCT untuk Anak dan Remaja Korban Kekerasan Seksual

11. VCT untuk Mereka dengan keterbatasan Fisik dan Mental

12. VCT di dalam Pengembangan Pelayanan Klinik TB

13. VCT di dalam Pengembangan Pelayanan Klinik IMS

HIV Pada Kehamilan (Transplasental)

Definisi Kehamilan. Kehamilan adalah penyatuan spermatozoa dengan

ovum atau fertilisasi dan dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi. Masa

kehamilan normal akan berlangsung dalam 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

hari) terhitung sejak fertilisasi hingga bayi dilahirkan. Kehamilan diawali dari

masa konsepsi hingga minggu keduabelas kehamilan. Pada masa ini terjadi

perubahan hormonal dan anatomi fisiologi tubuh (Husin, 2013).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

Mangkuji dkk (2012) menyatakan bahwa kehamilan dihitung dari hari

pertama haid terakhir dengan waktu normal berlangsung selama 280 hari.

Menurut usia kehamilan, kehamilan dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Triwulan pertama (sebelum 14 minggu)

2. Triwulan kedua (14-28 minggu)

3. Triwulan ketiga (antara 29-36 minggu atau sesudah 36 minggu)

Berdasarkan kebutuhan kehamilan, deteksi infeksi menular seksual

termasuk HIV/AIDS guna pencegahan lebih dini merupakan asuhan kehamilan

pada pemeriksaan trisemester pertama, pada usia kehamilan <12 minggu (Husin,

2013).

Cara Penularan HIV Pada Kehamilan. Penularan dengan cara vertikal

terjadi antepartum secara kehamilan, intrapartum, dan postpartum. Kadar virus

tinggi terjadi pada saat infeksi baru sehingga pada masa kehamilan terjadi

kemungkinan infeksi yang lebih tinggi terhadap bayi. Sebuah penelitian

mengungkapkan bahwa peningkatan transmisi vertikal sebesar 3 kali pada bayi

yang memiliki dua alel muatan yang memiliki gen CCR5 dibandingkan dengan

hanya satu atau tanpa alel yang bermutasi (Garna dkk, 2012).

Penularan virus HIV transplasental dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain rendahnya sel CD4, rendahnya antibodi terhadap virus HIV, adanya

keluhan terhadap infeksi HIV dalam tubuh ibu yang dapat terdeteksi melalui

antigen p24 dalam serum ibu atau metode lain seperti mendeteksi asam nukleat

HIV melalui PCR. Faktor-faktor lainnya ialah plasenta yang mengalami

peradangan, kadar vitamin A serum ibu untuk pengaktifan imunitas tubuh dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

jumlah sedikit, ibu hamil yang merokok, pengguna obat, infeksi menular seksual

lain yang ikut menyertai dan aktivitas seksual tidak menggunakan pengamanan

selama masa antepartum juga meningkatkan risiko penularan HIV (Murtiastutik,

2008).

Penularan HIV dari ibu ke bayi selama kehamilan dipengaruhi oleh faktor

risiko di bawah ini (Maryunani dan Aeman, 2009) :

1. Viral load ibu hamil yang tinggi

Tingginya viral load menjadi faktor risiko utama yang berperan dalam

penularan HIV. Akan tetapi belum ada penelitian yang memeriksa bayi di dalam

kandungan untuk mendeteksi infeksi bayi yang mungkin tertular dari ibu dengan

viral load tinggi. Setelah terinfeksi HIV sangat penting untuk memperhatikan

masa jendela (window period) pada ibu hamil setelah enam bulan, dimana HIV

telah ada di dalam tubuhnya tetapi hasil menunjukkan negatif palsu karena tubuh

belum membentuk antibodi HIV.

2. Infeksi Plasenta

Virus HIV mampu menembus plasenta sehingga menimbulkan gangguan

plasenta dalam melindungi janin serta rendahnya imunitas ibu.

3. Adanya Infeksi Menular Seksual (IMS) pada ibu

Penularan HIV ke bayi dapat meningkat apabila terdapat IMS atau saluran

reproduksi yang mengalami infeksi pada ibu.

4. Kondisi kurangnya gizi seimbang pada ibu

Kurangnya mikronutrisi dan berat badan rendah dapat meningkatkan risiko

terkena berbagai penyakit infeksi seperti risiko penularan vertikal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

Tabel 4

Faktor yang berperan dalam penularan HIV dari ibu ke anak

Faktor Ibu Faktor Bayi Faktor Obstetrik


- Kadar HIV (viral - Prematuritas dan - Jenis persalinan
load) berat bayi saat lahir
- Kadar CD4 - Lama menyusui - Lama persalinan
- Status gizi saat - Luka di mulut bayi - Adanya ketuban
hamil (jika bayi pecah dini
menyusui)
- Penyakit infeksi - Tindakan
saat hamil episiotomi,
ekstraksi vakum,
dan forceps
- Masalah di
payudara (jika
menyusui
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2013

Waktu dan Risiko Penularan HIV Dari Ibu ke Anak. Berdasarkan

waktu terdeteksinya virus HIV, proses bayi dapat tertular HIV ditentukan dengan

cara PCR atau kultur. Virus dapat dideteksi dalam waktu 48 jam sesudah

kelahiran pada bayi yang tertular dalam masa kehamilan sedangkan deteksi

penularan virus ketika persalinan adalah 7-90 hari pertama kehidupannya.

Kebanyakan bayi tertular pada saat akhir kehamilan atau saat persalinan yang

ditunjukkan dengan terdeteksinya virus dalam darah bayi setelah beberapa minggu

pertama kehidupannya (Murtiastutik, 2008). Ibu yang tidak mendapat program

PPIA memiliki risiko penularan baik pada masa kehamilan, bersalin, nifas, dan

menyusui (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

Tabel 5

Waktu dan risiko penularan HIV dari ibu ke anak

Waktu Risiko
Selama hamil 5 – 10%
Bersalin 10 – 20%
Menyusui (ASI) 5 – 20%
Risiko penularan keseluruhan 20 – 50%
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2013

Program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA)

Upaya Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) membina

Komunikasi, Informasi, dan Edukasi dengan sasaran wanita usia reproduksi,

terutama ibu hamil, calon pengantin, remaja dan pasangan suami-isteri yang

mengunjungi pelayanan KIA/ KB dan layanan kesehatan remaja yang terintegrasi

pada program KIA atau kesehatan reproduksi (Kemenkes RI, 2015).

Upaya PPIA pada ibu hamil merupakan pencegahan dan penanganan HIV

pada ibu hamil secara komprehensif dan berkesinambungan dalam empat

komponen (prong), dapat dilihat di bawah ini :

1. “Komponen 1: Pencegahan perempuan usia reproduktif tertular HIV

Langkah awal paling efektif dalam memerangi penularan HIV sedini

mungkin pada bayi adalah mencegah adanya perempuan usia reproduksi tertular

HIV. Langkah ini disebut dengan pencegahan primer. Pencegahan primer memuat

upaya dini dengan tujuan mencegah penularan HIV secara vertikal, bahkan

sebelum terjadi aktivitas seksual.

Pencegahan primer dilakukan melalui kegiatan berikut:

a. KIE mengenai HIV/AIDS beserta kesehatan reproduksi secara lengkap.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

b. Meningkatkan tes HIV terhadap perempuan usia reproduktif dengan

perilaku berisiko melalui dukungan mental.

c. Apabila tes positif, maka diperlukan perawatan dan dukungan sosial yang

berkelanjutan.

2. Komponen 2: Mencegah kehamilan tidak direncanakan pada perempuan

terinfeksi HIV

Memberikan kondisi khusus yang aman untuk hamil, bersalin, dan nifas

bagi perempuan terinfeksi HIV dan juga bagi bayi pada selama kehamilan,

persalinan, dan masa laktasi. Oleh karena itu, memanfaatkan layanan kesehatan

untuk perencanaan kehamilan sangat penting dilakukan oleh perempuan terinfeksi

HIV dan pasangannya.

Langkah yang dapat dijalankan, yaitu:

a. Akses ODHA yang tinggi ke layanan KB

b. Ketersediaan kontrasepsi yang sesuai dengan perempuan HIV.

c. Menghilangkan stigma HIV dan dukungan keperawatan.

3. Komponen 3: Mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi

Penularan sebanyak 20-50% dapat terjadi pada masa kehamilan bagi ibu

hamil yang tidak memperoleh upaya PPIA. Sedangkan jika diberikan upaya PPIA

maka penularan diturunkan menjadi kurang dari 2%. Persalinan secara

pervaginam dan menjalankan masa laktasi pada bayi dapat dijalankan apabila

terpenuhinya pengobatan dan perawatan yang baik. Langkah mencegah penularan

HIV pada ibu hamil yang terinfeksi HIV ke bayi yang dikandungnya secara

berkesinambungan dan keefektifan program PPIA mencakup:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

a. Antenatal terpadu

b. Adanya penegakan diagnosis HIV dan terapi ARV bagi ibu

c. Konsultasi mengenai persalinan dan penggunaan KB setelah bersalin

d. Konsultasi tentang masa laktasi dan pemberian makan bayi

e. Konsultasi tentang profilaksis ARV kotrimoksazol untuk anak dan

profilaksis ARV pada bayi

f. Memberikan dukungan bagi ibu dan bayinya.

4. Komponen 4: Dukungan psikologis, sosial, medis, dan perawatan

Berbagai dukungan sangat diperlukan oleh ibu dengan HIV untuk

mencegah komplikasi daya tahan tubuh”.


Cegah tertular HIV
Perempuan usia reproduksi

Terinfeksi HIV Tidak terinfeksi HIV

Cegah kehamilan
Perempuan dengan HIV tak direncanakan

Hamil Tidak hamil

Perempuan dengan HIV hamil Cegah penularan ke


anak

Anak terinfeksi HIV Anak tidak terinfeksi

Dukungan psikologis,
medis, dan keperawatan
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2015

Gambar 2. Alur Kegiatan PPIA Komprehensif dengan Pendekatan Prong 1 – 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

Panduan pelaksanaan PPIA meliputi (Kementerian Kesehatan RI, 2016) :

1. PPIA secara terintegrasi terdapat pada layanan KIA, KB, dan konseling

remaja.

2. Perkiraan jumlah:

a. Ibu hamil yang akan mendapat tes HIV

b. Perempuan usia reproduksi dan populasi kunci.

3. Terbinanya KIE mengenai IMS, seperti HIV-AIDS dan kesehatan

reproduksi.

4. Tes HIV dalam kunjungan ANC dilaksanakan pada semua usia kehamilan,

mulai dari trisemester pertama sampai dengan trisemester ketiga dan

dilaksanakan oleh petugas kesehatan yang telah mendapat pelatihan.

5. Hasil tes HIV1 positif pada ibu hamil, maka ibu hamil dirujuk ke layanan

kesehatan dengan layanan terpadu di daerah epidemi terkonsentrasi

dengan terbatasnya jumlah tenaga kesehatan sesuai alur diagnosis.

6. Pada daerah epidemi meluas, dokter memberikan penegakan hasil

diagnosa.

7. Kegiatan ANC berkualitas dilaksanakan:

a. Anamnesis yang lengkap dan tercatat

b. Pencatatan pemeriksaan kehamilan ibu

c. Tata laksana beserta konseling dilaksanakan berdasarkan hasil

pemeriksaan

d. Pengobatan dilakukan jika ditemukan virus HIV pada pemeriksaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

8. Sama halnya dengan populasi lain, terapi ARV merupakan pengobatan

pada kehamilan dengan HIV yang dilakukan seumur hidup.

9. Semua ibu hamil HIV memperoleh konsultasi mengenai :

a. Pemberian makanan bagi bayi

b. Persalinan tanpa risiko dan penggunaan KB

c. Profilaksis ARV dan kotrimoksazol pada anak.

d. Pemberian gizi

e. Aktivitas seksual yang aman selama masa kehamilan

10. Perawatan antenatal dalam menyusui bayi diberikan secara khusus, yaitu

memberikan ASI eksklusif atau susu formula.

11. Persalinan ibu hamil terinfeksi HIV dilakukan di fasilitas kesehatan.

12. Berdasarkan indikasi medis pada ibu atau bayi, persalinan dapat dilakukan

dengan cara pervaginam atau bedah sesarea sesuai standar kewaspadaan

pencegahan infeksi. Jika pada minggu ke 36 kadar viral load < 1000

kopi/mm3 dan telah meminum ARV secara teraur >6 bulan, maka ibu

hamil dapat bersalin secara pervaginam.

13. Pemberian ARV profilaksis sejak 12 jam setelah kelahiran selama 6

minggu terhadap bayi yang lahir dari ibu dengan HIV.

14. Kotrimoksasol profilaksis mulai diberikan pada usia 6 minggu terhadap

bayi yang lahir dari ibu dengan HIV, dilanjutkan hingga usia 12 bulan atau

diagnosis HIV disingkirkan.

15. Pemantauan dan perawatan yang lebih lanjut di rumah sakit terdekat harus

diterima oleh setiap bayi yang lahir dari ibu dengan HIV.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

16. Bayi yang lahir dari ibu dengan HIV dapat memperoleh imunisasi.

17. Demi memastikan bayi tertular HIV atau tidak, maka dilakukan

pemeriksaan PCR atau diagnosis HIV dini pada bayi pada tempat yang

memiliki akses pemeriksaan PCR.

18. Jika tidak ada akses PCR, maka dilakukan pemeriksaan antibodi HIV

setelah bayi berusia 18 atau dilakukan diagnosis presumtif.

19. Perkembangan anak dipantau pada bayi lahir dari ibu HIV.

20. Edukasi dan tes HIV serta sifilis dianjurkan bagi pasangan ibu hamil HIV.

Kerangka Konsep

Karakteristik Ibu Hamil terinfeksi HIV


yang memanfaatkan program PPIA

1. Sosiodemografi
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Suku
Agama
Status pernikahan
Tempat tinggal
2. Usia kehamilan
3. Paritas
4. Cara penularan
5. Riwayat infeksi
6. Stadium klinis
7. Jumlah CD4
8. Infeksi Oportunistik
9. Durasi pemakaian Antiretroviral
10. Indeks Massa Tubuh
11. Sumber biaya
Gambar 3. Kerangka Konsep

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain

case series.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian. Lokasi penelitian dilaksanakan di RSUP Haji Adam

Malik Medan dengan pertimbangan bahwa rumah sakit ini telah menyediakan

layanan PPIA bagi ibu hamil terinfeksi HIV. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik

merupakan rumah sakit pendidikan dan pusat rujukan di daerah pembangunan

wilayah A (Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau).

Waktu Penelitian. Waktu penelitian dilaksanakan mulai Desember 2018

sampai dengan Juli 2019.

Populasi dan Sampel

Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil terinfeksi

HIV yang memanfaatkan program PPIA pada Antenatal Care di RSUP Haji

Adam Malik Medan pada Maret 2017 sampai dengan Maret 2019 yang berjumlah

108 ibu hamil.

Sampel. Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu hamil terinfeksi

HIV yang memanfaatkan program PPIA pada Antenatal Care di RSUP Haji

Adam Malik Medan pada Maret 2017 sampai dengan Maret 2019. Besar sampel

adalah sama dengan populasi.

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

Defenisi Operasional

Ibu hamil terinfeksi HIV. Ibu hamil terinfeksi HIV adalah ibu hamil

yang dinyatakan menderita HIV/ AIDS berdasarkan diagnosa dokter yang dicatat

pada kartu status.

Pemanfaatan program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak (PPIA).

Pemanfaatan program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak (PPIA) adalah upaya

untuk mencegah penularan secara vertikal.

Usia. Usia adalah lama hidup ibu hamil dengan terinfeksi HIV yang

dihitung sejak dilahirkan hingga saat ibu hamil memanfaatkan program PPIA di

RSUP Haji Adam Malik Medan pada kartu status dan dikategorikan atas

(Manuaba, 2001):

1. Risiko tinggi (<20 tahun dan >35 tahun)


2. Risiko rendah (20-35 tahun)

Pendidikan. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

telah dicapai oleh ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan PPIA yang

tertulis pada kartu status yang dikategorikan atas:

1. Tidak tamat SD (tidak sekolah)


2. SD/ Sederajat
3. SMP/ Sederajat
4. SMA/ Sederajat
5. D3/ Sarjana

Pekerjaan. Pekerjaan adalah sumber penghasilan ibu hamil terinfeksi HIV

yang memanfaatkan PPIA sesuai yang tercatat pada kartu status yang

dikelompokkan atas:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

1. Pegawai Negeri Sipil/ TNI/POLRI


2. Pegawai Swasta
3. Wiraswasta
4. Petani
5. Ibu Rumah Tangga
6. Lain-lain

Suku. Suku adalah keterangan mengenai etnis dan ras yang tertulis pada

kartu status ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan PPIA dan dikategorikan

atas:

1. Jawa
2. Batak
3. Melayu
4. Aceh
5. Minang
6. Lain-lain

Agama. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh ibu hamil terinfeksi

HIV yang memanfaatkan PPIA sesuai yang tertulis pada kartu status dan

dikategorikan:

1. Islam
2. Kristen Protestan
3. Kristen Katolik
4. Buddha
5. Hindu

Status pernikahan. Status pernikahan adalah keterangan mengenai

riwayat pernikahan saat pertama kali dinyatakan hamil positif HIV, terdaftar di

rekam medis dan dikelompokkan atas:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

1. Menikah
2. Belum menikah
3. Janda

Tempat tinggal. Tempat tinggal adalah tempat dimana ibu hamil

terinfeksi HIV yang memanfaatkan PPIA menetap sesuai yang tercatat pada kartu

status dan dikelompokkan menjadi:

1. Kota Medan
2. Luar Kota Medan

Usia kehamilan. Usia kehamilan adalah waktu kehamilan ibu pada saat

memanfaatkan PPIA yang dikelompokkan menjadi (Mangkuji, 2012):

1. Trisemester pertama (sebelum 14 minggu)


2. Trisemester kedua (14-28 minggu)
3. Trisemester ketiga (29-36 minggu atau sesudah 36 minggu)

Paritas. Paritas adalah banyaknya jumlah kelahiran hidup yang dimiliki

oleh ibu hamil terinfeksi HIV saat memanfaatkan program PPIA pada rekam

medik yang dikategorikan atas (BKKBN, 2013):

1. Paritas tinggi ( ≥ 3orang )


2. Paritas rendah ( 0-2orang )

Cara penularan. Cara penularan adalah jalan masuknya HIV dan

menginfeksi, terdaftar di rekam medis dan dikelompokkan atas:

1. Heteroseksual
2. Penggunaan jarum suntik/ IDU
3. Transfusi darah
4. Transplantasi organ tubuh
5. Tidak diketahui

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

Riwayat infeksi. Riwayat infeksi adalah keterangan mengenai awal mula

mengetahui status HIV positif, terdaftar di rekam medis dan dikelompokkan atas:

1. Saat hamil
2. Sebelum hamil
3. Tidak diketahui

Stadium klinis. Stadium klinis adalah tingkat perjalanan alamiah penyakit

HIV untuk masuk ke tahap AIDS pada ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA, yang dikategorikan atas (World Health

Organization):

1. Stadium 1 (Asimtomatik)
2. Stadium 2 (Ringan)
3. Stadium 3 (Lanjut)
4. Stadium 4 (Berat)

Untuk analisa data stadium klinis dikategorikan menjadi 2 kategori, yaitu:

1. Stadium dini (stadium 1 dan stadium 2)


2. Stadium lanjut (stadium 3 dan stadium 4)

Jumlah CD4. Jumlah CD4 adalah jumlah limfosit CD4 saat hamil pada

awal pemanfaatan program PPIA, terdaftar di data rekam medis dan dikategorikan

atas:

1. > 500 mm³


2. 200 – 500 mm³
3. < 200 mm³
4. Tidak tercatat

Untuk analisa data jumlah CD4 dikategorikan menjadi 2 kategori, yaitu:

1. > 500 mm³


2. < 500 mm³

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

Infeksi Oportunistik. Infeksi Oportunistik adalah jenis infeksi sekunder

yang muncul akibat penurunan imunitas tubuh, terdaftar di data rekam medis dan

dikategorikan atas :

1. Ada
2. Tidak Ada

Durasi pemakaian Antiretroviral. Durasi pemakaian Antiretroviral

adalah lama pemakaian Antiretroviral (ARV) oleh ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA

dan dikategorikan atas:

1. Belum pernah
2. < 6 bulan
3. 6 – 12 bulan
4. > 1 tahun

Untuk analisa data, durasi pemakaian Antiretroviral dikategorikan menjadi

2 kategori, yaitu:

1. < 1 tahun
2. > 1 tahun

Indeks Massa Tubuh. Indeks Massa Tubuh adalah ukuran berat badan

lebih atau obesitas pada ibu hamil terinfeksi HIV pada awal pemanfaatan program

PPIA yang tercatat pada kartu status, dikelompokkan menjadi (WHO, 2000):

1. Berat badan kurang (<18,5 kg/mm²)


2. Berat badan normal (18,5 – 24,9 kg/mm²)
3. Pra Obesitas (25,0 – 29,9 kg/mm²)
4. Obesitas tingkat I (30,0 – 34,9 kg/mm²)
5. Obesitas tingkat II (35,0 – 39,9 kg/mm²)
6. Obesitas tingkat II (>40 kg/mm²)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

Untuk analisa data, Indeks Massa Tubuh dikategorikan menjadi 2 kategori,

yaitu:

1. Berat badan normal (18,5 – 24,9 kg/mm²)


2. Berat badan tidak normal (<18,5 dan > 24,9 kg/mm²)

Sumber biaya. Sumber biaya adalah pihak yang menanggung biaya

pemanfaatan program PPIA yang tercatat pada kartu status yang dikategorikan:

1. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)


2. Umum

Metode Pengumpulan Data

Data Sekunder. Data sekunder penelitian adalah data ibu hamil terinfeksi

HIV yang memanfaatkan PPIA pada rekam medik di RSUP Haji Adam Malik

tahun 2017-2019.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan bantuan statistik

komputer dianalisa secara deskriptif dan bivariat, disajikan dalam bentuk narasi,

tabel distribusi proporsi, gambar (diagram lingkaran dan diagram batang). Untuk

perbedaan karakteristik distribusi ibu hamil digunakan uji Chi square.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

Hasil Penelitian

Profil Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes

No.355/Menkes/SK/VII/1990/2014 yang telah memiliki fasilitas kesehatan yang

memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Berdasarkan surat

keputusan HK.02.02/MENKES/390/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang

Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Nasional, RSUP. H. Adam Malik

Medan merupakan Rumah Sakit Pusat Rujukan untuk daerah pembangunan

wilayah A yang meliputi (Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Aceh, Provinsi

Sumatera Barat, dan Provinsi Riau), sehingga dapat dijumpai pasien-pasien

dengan latar belakang yang bervariasi. RSUP. H. Adam Malik Medan juga

ditetapkan menjadi Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan SK Menkes

No.502/Menkes/SKIX/1991 tanggal 6 September 1991.

RSUP. H. Adam Malik Medan mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991

dengan pelayanan rawat jalan dan pelayanan rawat inap mulai berfungsi tepatnya

pada tanggal 2 Mei 1992, dan pada tanggal 21 Juli 1993 rumah sakit ini mulai

beroperasi secara total. RSUP. H. Adam Malik Medan berlokasi di Jalan Bunga

Lau No.17 Km 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan,

Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Lokasinya dibangun di atas tanah

seluas ± 10 Ha dari Jl. Djamin Ginting yang merupakan jalan raya menuju

Berastagi.

41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

Visi, Misi, dan Moto Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Medan

Visi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Visi Rumah

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah “Menjadi Rumah Sakit

Pendidikan dan Pusat Rujukan Nasional yang Terbaik dan Bermutu di Indonesia

pada Tahun 2019”.

Misi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Misi Rumah

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Medan yaitu :

a. Melaksanakan pelayanan pendidikan, penelitian, dan pelatihan di bidang

kesehatan yang paripurna, bermutu dan terjangkau.

b. Melaksanakan pengembangan kompetensi SDM secara

berkesinambungan.

c. Mengampu Rumah Sakit Jejaring dan Rumah Sakit di wilayah Sumatera.

Motto Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Motto

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yaitu Mengutamakan

Keselamatan Pasien dengan Pelayanan “PATEN” yang meupakan singkatan dari :

Pelayanan Cepat, Akurat, Terjangkau, Efisien, Nyaman. Adapun nilai-nilai yang

dimuat oleh Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yaitu :

a. Pasien merupakan anggota masyarakat yang memerlukan peayanan

kesehatan maka pelayanan medis harus diberikan dengan cara benar dan

tanpa membedakan golongan, agama, suku, dan kemampuan sesuai

dengan azas keadilan sosial.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

b. Memegang teguh dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika profesi dan

norma-norma religius.

c. Seluruh keputusan dan tindakan akan diambil sesuai dengan peraturan dan

ketentuan yang berlaku melalui suatu musyawarah serta dapat

dipertanggungjawabkan.

d. Pelayanan yang diberikan secara utuh, terpadu, dan paripurna.

Pelayanan Medis, Penunjang Medis, dan Penunjang Umum Rumah

Sakit Umum Haji Adam Malik Medan. Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik

Medan dilengkapi berbagai prasarana-prasarana yang terdiri dari Pelayanan

Gawat Darurat, Pelayanan Rawat Jalan, Pelayanan Rawat Inap, Pelayanan

Penyakit Dalam, Pelayanan Rawat Intensif, Pelayanan Kardiovaskuler, Pelayana

Bedah, Pelayanan Khusus, Pelayanan Haemodialisis, Pelayanan Klinik, Pelayanan

Radiologi, Unit Radiotherapi, Diagnostik Terpadu, Pelayanan Bank Darah,

Pelayanan Rehabilitasi Medik, Pelayanan Diklat, Pelayanan Farmasi, Pelayanan

Gizi, Pelayanan Rekam Medis, Pelayanan Laundry, Pelayanan Gigi-Mulut,

Pelayanan Kebidanan, Pelayanan Perinatologi, Pelayanan Kesehatan Jiwa, dan

Pelayanan Rujukan.

Analisis Deskriptif

Sosiodemografi. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam

Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan sosiodemografi dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

Tabel 6

Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program


Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan sosiodemografi di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2017-2019

Karakteristik Sosiodemografi Jumlah Persen

Usia
Risiko tinggi (<20 tahun dan 14 13,0
>35 tahun)
Risiko rendah (20-35 tahun) 94 87,0
Pendidikan
SD/ Sederajat 2 1,9
SMP/ Sederajat 9 8,3
SMA/ Sederajat 88 81,4
Akademi/ Sarjana 9 8,4
Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil/ TNI/ 13 12,0
POLRI 7 6,5
Pegawai Swasta 20 18,5
Wiraswasta 11 10,2
Petani 54 50,0
Ibu Rumah Tangga 3 2,8
Lain-lain
Suku
Jawa 27 25,0
Batak 75 69,4
Melayu 2 1,9
Aceh 4 3,7
Agama
Islam 45 41,7
Kristen Protestan 56 51,8
Kristen Katolik 7 6,5
Status Pernikahan
Menikah 93 86,1
Belum Menikah 8 7,4
Janda 7 6,5
Tempat Tinggal
Kota Medan 31 28,7
Luar Kota Medan 77 71,3
Total 108 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

Berdasarkan tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke

Anak (PPIA) berdasarkan usia adalah kelompok usia risiko rendah (20-35 tahun),

yaitu sebesar 87,0% (94 orang), sedangkan proporsi kelompok umur risiko tinggi

sebesar 13,0% (14 orang). Proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA berdasarkan pendidikan adalah SMA/ Sederajat

sebesar 81,4% (88 orang), sedangkan tamat SD merupakan proporsi terendah

sebesar 1,9% (2 orang). Proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA berdasarkan pekerjaan adalah Ibu Rumah Tangga

(IRT) sebesar 50,0% (54 orang), sedangkan proporsi terendah adalah pekerjaan

lain-lain (mahasiswa dan pendeta) sebesar 2,8% (3 orang). Proporsi tertinggi ibu

hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan suku adalah

Batak, yaitu sebesar 69,4% (75 orang) dan proporsi terendah adalah Melayu, yaitu

sebesar 3,7% (4 orang). Proporsi dengan suku Minang tidak ditemukan pada ibu

hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA. Proporsi tertinggi ibu

hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan agama

adalah Kristen Protestan, yaitu sebesar 51,8% (56 orang), diikuti Islam sebesar

41,7% (45 orang), dan proporsi terendah adalah Kristen Katolik sebesar 6,5% (7

orang) serta tidak ditemukan ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan

program PPIA dengan agama Buddha dan Hindu. Proporsi tertinggi ibu hamil

terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan status pernikahan

adalah menikah, yaitu sebesar 86,1% (93 orang), sedangkan proporsi terendah

adalah janda 6,5% (7 orang). Proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

memanfaatkan program PPIA berdasarkan tempat tinggal adalah luar kota Medan,

yaitu sebesar 71,3% (77 orang), sedangkan proporsi dengan tempat tinggal kota

Medan sebesar 28,7% (31 orang).

Usia Kehamilan. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam

Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan usia kehamilan dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 7

Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program


Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan usia kehamilan di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2017-2019

Usia Kehamilan Jumlah Persen


Trisemester pertama 3 2,8
Trisemester kedua 26 24,1
Trisemester ketiga 79 73,1
Total 108 100

Berdasarkan tabel 7 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi hingga

terendah secara berturut-turut pada ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan

program PPIA berdasarkan usia kehamilan adalah trisemester ketiga, yaitu sebesar

73,1% (79 orang), trisemester kedua, yaitu sebesar 24,1% (26 orang), dan

trisemester pertama, yaitu sebesar 2,8% (3 orang).

Paritas. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan

program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan

tahun 2017-2019 berdasarkan paritas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

Tabel 8

Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program


Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan paritas di RSUP Haji Adam
Malik Medan tahun 2017-2019

Paritas Jumlah Persen


Paritas Tinggi (≥3 orang) 12 11,1
Paritas Rendah (0-2 orang) 96 88,9
Total 108 100

Berdasarkan tabel 8 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan paritas adalah paritas

rendah (0-2 orang), yaitu sebesar 88,9% (96 orang), sedangkan proporsi terendah

adalah paritas tinggi sebesar 11,1% (12 orang).

Cara Penularan. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam

Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan cara penularan dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 9

Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program


Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan cara penularan di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2017-2019

Cara Penularan Jumlah Persen


Heteroseksual 75 69,4
Tidak Diketahui 33 30,6
Total 108 100

Berdasarkan tabel 9 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan cara penularan adalah

heteroseksual, yaitu sebesar 69,4% (75 orang), sedangkan proporsi terendah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

adalah cara penularan dengan tidak diketahui (tidak tercatat keterangan cara

penularan) sebesar 30,6% (33 orang). Sementara cara penularan melalui

penggunaan jarum suntik (IDU), transfusi darah, dan transplantasi organ tubuh

tidak ditemukan pada ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program

PPIA.

Riwayat Infeksi. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam

Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan riwayat infeksi dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 10

Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program


Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan riwayat infeksi di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2017-2019

Riwayat Infeksi Jumlah Persen


Saat Hamil 67 62,0
Sebelum Hamil 24 22,2
Tidak Diketahui 17 15,8
Total 108 100

Berdasarkan tabel 10 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan riwayat infeksi adalah saat

hamil, yaitu sebesar 62,0% (67 orang), diikuti riwayat infeksi sebelum hamil

sebesar 22,2% (24 orang), dan terdapat 15,8% (17 orang) ibu hamil yang

memanfaatkan program PPIA yang tidak diketahui riwayat infeksi pada kartu

status.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

Stadium Klinis. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam

Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan stadium klinis dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 11

Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program


Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan stadium klinis di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2017-2019

Stadium Klinis Jumlah Persen


Stadium 1 20 18,5
Stadium 2 23 21,3
Stadium 3 60 55,6
Stadium 4 5 4,6
Total 108 100

Berdasarkan tabel 11 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan stadium klinis adalah

stadium 3, yaitu sebesar 55,6% (60 orang), sedangkan proporsi terendah adalah

stadium 4, yaitu sebesar 4,6% (5 orang).

Jumlah CD4. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam

Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan jumlah CD4 dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

Tabel 12

Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program


Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan jumlah CD4 di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2017-2019

Jumlah CD4 Jumlah Persen


>500 mm³ 21 19,4
200-500 mm³ 58 53,7
<200 mm³ 6 5,6
Tidak Tercatat 23 21,3
Total 108 100

Berdasarkan tabel 12 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan jumlah CD4 adalah 200-

500 mm³, yaitu sebesar 53,7% (58 orang), sedangkan proporsi terendah adalah

<200 mm³, yaitu sebesar 5,6% (6 orang). Adanya jumlah CD4 yang tidak tercatat

pada kartu status ibu hamil memanfaatkan program PPIA, yaitu sebesar 21,3% (23

orang).

Infeksi Oportunistik. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam

Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan infeksi oportunistik dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 13

Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program


Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan infeksi oportunistik di RSUP
Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019

Infeksi Oportunistik Jumlah Persen


Ada 43 39,8
Tidak Ada 65 60,2
Total 108 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

Berdasarkan tabel 13 di atas, dapat dilhat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan Infeksi Oportunistik (IO)

adalah tidak ada IO, yaitu sebesar 60,2% (65 orang), sedangkan proporsi dengan

ada IO sebesar 39,8% (43 orang).

Durasi Pemakaian Antiretroviral. Distribusi proporsi ibu hamil

terinfeksi HIV yang memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak

di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan durasi

pemakaian Antiretroviral dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 14

Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program


Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan durasi pemakaian
Antiretroviral di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019

Durasi Pemakaian Jumlah Persen


Antiretroviral
Belum Pernah 14 12,9
<6 bulan 26 24,1
6-12 bulan 18 16,7
>1 tahun 50 46,3
Total 108 100

Berdasarkan tabel 14 di atas, dapat dilhat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan durasi pemakaian

Antiretroviral adalah durasi >1 tahun, yaitu sebesar 46,3% (50 orang), sedangkan

proporsi terendah adalah durasi belum pernah, yaitu sebesar 12,9% (14 orang).

Indeks Massa Tubuh. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam

Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan indeks massa tubuh dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

Tabel 15

Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program


Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan indeks massa tubuh di RSUP
Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019

Indeks Massa Tubuh Jumlah Persen


Berat Badan Kurang 6 5,6
Berat Badan Normal 62 57,4
Pra Obesitas 32 29,6
Obesitas Tingkat I 7 6,5
Obesitas Tingkat II 1 0,9
Total 108 100

Berdasarkan tabel 15 di atas, dapat dilhat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan indeks massa tubuh adalah

berat badan normal (18,5-24,9 kg/mm²), yaitu sebesar 57,4% (62 orang),

sedangkan proporsi terendah adalah obesitas tingkat II, yaitu sebesar 0,9% (1

orang).

Sumber Biaya. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam

Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 16

Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program


Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan sumber biaya di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2017-2019

Sumber Biaya Jumlah Persen


Jaminan Kesehatan Nasional 71 65,7
Umum 37 34,3
Total 108 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

Berdasarkan tabel 16 di atas, dapat dilhat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan sumber biaya adalah

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yaitu sebesar 65,7% (71 orang), sedangkan

proporsi dengan sumber biaya umum sebesar 34,3% (37 orang).

Analisis Bivariat

Infeksi Oportunistik Berdasarkan Usia. Distribusi proporsi infeksi

oportunistik ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program Pencegahan

HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan

usia dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 17

Distribusi proporsi infeksi oportunistik ibu hamil terinfeksi HIV yang


memanfaatkan program Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik
Medan berdasarkan usia tahun 2017-2019

Usia Infeksi Oportunistik Jumlah p-value


Ada Tidak Ada
n % n % n %
Risiko tinggi 5 35,7 9 64,3 14 100 0,965
Risiko rendah 38 40,4 56 59,6 94 100

Berdasarkan tabel 17 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada usia risiko tinggi

adalah dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 64,3%, sedangkan proporsi dengan ada

IO sebesar 35,7%. Selanjutnya, proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA pada usia risiko rendah adalah dengan ada tidak

ada IO, yaitu sebesar 59,6%, sedangkan proporsi dengan ada IO sebesar 40,4%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

Analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p >0,05, dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi infeksi

oportunistik berdasarkan usia.

Infeksi Oportunistik Berdasarkan Usia Kehamilan. Distribusi proporsi

infeksi oportunistik ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program

Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019

berdasarkan usia kehamilan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 18

Distribusi proporsi infeksi oportunistik ibu hamil terinfeksi HIV yang


memanfaatkan program Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik
Medan berdasarkan usia kehamilan tahun 2017-2019

Usia Kehamilan Infeksi Oportunistik Jumlah p-value


Ada Tidak Ada
n % n % n %
Trisemester pertama 1 33,3 2 66,7 3 100 0,741
Trisemester kedua 12 46,2 14 53,8 26 100
Trisemester ketiga 30 38,0 49 62,0 79 100

Berdasarkan tabel 18 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada trisemester pertama

adalah dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 66,7% dan proporsi dengan ada IO,

sebesar 33,3%. Selanjutnya, proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA pada trisemester kedua adalah dengan tidak ada IO,

yaitu sebesar 53,8%, sedangkan dengan ada IO sebesar 46,2%. Proporsi tertinggi

ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada trisemester

ketiga adalah dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 62,0%, sedangkan dengan ada IO

sebesar 38,0%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

Analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p >0,05, dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi infeksi

oportunistik berdasarkan usia kehamilan.

Infeksi Oportunistik Berdasarkan Indeks Massa Tubuh. Distribusi

proporsi infeksi oportunistik ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan

program Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun

2017-2019 berdasarkan indeks massa tubuh dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 19

Distribusi proporsi infeksi oportunistik ibu hamil terinfeksi HIV yang


memanfaatkan program Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik
Medan berdasarkan indeks massa tubuh tahun 2017-2019

Indeks Massa Tubuh Infeksi Oportunistik Jumlah p-value


Ada Tidak Ada
n % n % n %
Normal 28 45,2 34 54,8 62 100 0,263
Tidak Normal 15 32,6 31 67,4 46 100

Berdasarkan tabel 19 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi ibu hamil

terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan indeks massa tubuh

normal adalah dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 54,8%, sedangkan dengan ada

IO sebesar 45,2%. Selanjutnya proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA dengan indeks massa tubuh tidak normal adalah

dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 67,4%, sedangkan dengan ada IO sebesar

32,6%.

Analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p >0,05, dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi infeksi

oportunistik berdasarkan indeks massa tubuh.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

Stadium Klinis Berdasarkan Usia. Distribusi proporsi stadium klinis ibu

hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program Pencegahan HIV ke Anak di

RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan usia dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 20

Distribusi proporsi stadium klinis ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan
program Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan
berdasarkan usia tahun 2017-2019

Usia Stadium Klinis Jumlah p-value


Stadium Dini Stadium Lanjut
n % n % n %
Risiko Tinggi 4 28,6 10 71,4 14 100 0,530
Risiko Rendah 39 41,5 55 58,5 94 100

Berdasarkan tabel 20 di atas, dapat dilihat bahwa dari 14 ibu hamil

terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan usia risiko tinggi (<20

tahun dan >35 tahun) tertinggi pada stadium lanjut sebesar 71,4%, sedangkan

proporsi stadium dini sebesar 28,6%. Selanjutnya, dari 94 ibu hamil terinfeksi

HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan usia risiko rendah (20-35 tahun)

tertinggi pada stadium lanjut sebesar 58,5%, sedangkan proporsi stadium dini

sebesar 41,5%.

Analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p >0,05, dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara stadium klinis

berdasarkan usia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

Stadium Klinis Berdasarkan Riwayat Infeksi. Distribusi proporsi

stadium klinis ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program Pencegahan

HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan

riwayat infeksi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 21

Distribusi proporsi stadium klinis ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan
program Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan
berdasarkan riwayat infeksi tahun 2017-2019

Riwayat Stadium Klinis Jumlah p-value


Infeksi Stadium Dini Stadium Lanjut
n % n % n %
Saat Hamil 28 41,8 39 58,2 67 100 1,000
Sebelum 10 41,7 14 58,3 24 100
Hamil

Berdasarkan tabel 21 di atas, dapat dilihat bahwa dari 67 ibu hamil

terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan riwayat infeksi saat

hamil tertinggi pada stadium lanjut sebesar 58,2%, sedangkan proporsi terkecil

adalah stadium dini sebesar 41,8%. Dari 24 ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA dengan riwayat infeksi sebelum hamil tertinggi

pada stadium lanjut sebesar 58,3%, sedangkan proporsi terkecil adalah stadium

dini sebesar 41,7%.

Analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p >0,05, dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara stadium klinis

berdasarkan riwayat infeksi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

Jumlah CD4 Berdasarkan Usia Kehamilan. Distribusi proporsi jumlah

CD4 ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program Pencegahan HIV ke

Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan usia

kehamilan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 22

Distribusi proporsi jumlah CD4 ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan
program Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan
berdasarkan usia kehamilan tahun 2017-2019

Usia Kehamilan Jumlah CD4 Jumlah p-


>500 mm³ <500 mm³ value
n % n % n %
Trisemester pertama 1 50,0 1 50,0 2 100 0,391
Trisemester kedua 3 15,0 17 85,0 20 100
Trisemester ketiga 17 27,0 46 73,0 63 100

Berdasarkan tabel 22 di atas, dapat dilihat bahwa dari 2 ibu hamil

terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada trisemester pertama

terdapat proporsi yang sama pada jumlah CD4 berjumlah >500 mm³ dan <500

mm³, yaitu masing-masing sebesar 50,0%. Dari 20 ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA pada trisemester kedua, proporsi tertinggi jumlah

CD4 sebanyak <500 mm³, yaitu 85,0%, sedangkan proporsi terendah dengan

jumlah CD4 sebanyak >500 mm³, yaitu sebesar 15,0%. Selanjutnya, dari 63 ibu

hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada trisemester ketiga,

tertinggi dengan jumlah CD4 sebanyak <500 mm³, yaitu sebesar 73,0%,

sedangkan proporsi terendah dengan jumlah CD4 sebanyak >500 mm³ sebesar

27,0%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

Analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p >0,05, dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara jumlah CD4

berdasarkan usia kehamilan.

Jumlah CD4 Berdasarkan Durasi Pemakaian Antiretroviral.

Distribusi proporsi jumlah CD4 ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan

program Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun

2017-2019 berdasarkan durasi pemakaian Antiretroviral dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 23

Distribusi proporsi jumlah CD4 ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan
program Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan
berdasarkan durasi pemakaian Antiretroviral tahun 2017-2019

Durasi Jumlah CD4 Jumlah p-value


Pemakaian >500 mm³ <500 mm³
Antiretroviral
n % n % n %
>1 tahun 11 27,5 29 72,5 40 100 0,467
<1 tahun 6 17,6 28 82,4 34 100

Berdasarkan tabel 18 di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 ibu hamil

terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada durasi pemakaian

Antiretroviral >1 tahun, proporsi tertinggi dengan jumlah CD4 sebanyak <500

mm³, yaitu sebesar 72,5% dan proporsi terkecil dengan jumlah CD4 sebanyak

>500 mm³, yaitu sebesar 27,5%. Dari 34 ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA pada durasi pemakaian Antiretroviral <1 tahun ,

tertinggi dengan jumlah CD4 sebanyak <500 mm³, yaitu 82,4%, sedangkan

proporsi terendah dengan jumlah CD4 sebanyak >500 mm³, yaitu sebesar 17,6%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

Analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p >0,05, dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara jumlah CD4

berdasarkan durasi pemakaian Antiretroviral.

Paritas Berdasarkan Usia. Distribusi proporsi paritas ibu hamil terinfeksi

HIV yang memanfaatkan program Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam

Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 24

Distribusi proporsi paritas ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program
Pencegahan HIV ke Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan berdasarkan usia
tahun 2017-2019

Usia Paritas Jumlah p-value


Tinggi Rendah
n % n % n %
Risiko Tinggi 6 42,9 8 57,1 14 100 0,001
Risiko Rendah 6 6,4 88 93,6 94 100

Berdasarkan tabel 24 di atas, dapat dilihat bahwa dari 14 ibu hamil yang

terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan usia risiko tinggi (<20

tahun dan >35 tahun) tertinggi pada paritas rendah, yaitu sebesar 57,1%,

sedangkan proporsi terkecil pada paritas tinggi, yaitu sebesar 42,9%. Selanjutnya

dari 94 ibu hamil yang terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan

usia risiko rendah (20-35 tahun) tertinggi pada paritas rendah, yaitu sebesar

93,6%, sedangkan proporsi terkecil pada paritas tinggi, yaitu sebesar 6,4%.

Analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p <0,05, dapat

diartikan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara paritas berdasarkan usia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

Pembahasan

Sosiodemografi Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan Program


Pencegahan Penularan HIV ke Anak (PPIA)

Usia. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan

program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan usia dapat dilihat pada gambar

berikut ini:

Usia
13,0%

Risiko Rendah (20-35


tahun)
Risiko Tinggi (<20 tahun
dan >35 tahun)

87,0%

Gambar 4. Diagram pie Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang
memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak berdasarkan usia di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019

Berdasarkan gambar 4 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke

Anak (PPIA) berdasarkan umur adalah kelompok usia risiko rendah (20-35

tahun), yaitu sebesar 87,0% (94 orang), sedangkan proporsi kelompok usia risiko

tinggi sebesar 13,0% (14 orang). Usia risiko tinggi, yaitu <20 tahun sebanyak 3

61

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

ibu hamil (1 orang berusia 16 tahun dan 2 orang berusia 19 tahun), sedangkan >35

tahun sebanyak 11 ibu hamil (3 orang berusia 36 tahun, 1 orang berusia 37 tahun,

2 orang berusia 38 tahun, 3 orang berusia 39 tahun, 1 orang berusia 40 tahun, dan

1 orang berusia 43 tahun). Tingginya proporsi pada usia 20-35 tahun

menunjukkan bahwa pada usia tersebut seorang wanita aktif melakukan hubungan

seksual. Bila dihubungkan dengan faktor risiko HIV, cara penularan yang paling

sering terjadi adalah melalui hubungan seksual.

Berdasarkan Survei Terpadu Biologi dan Perilaku (STBP) untuk melihat

perkembangan HIV di Indonesia, kategori usia dibedakan atas <20 tahun (3 ibu

hamil), 20-24 tahun (9 ibu hamil), 25-29 tahun (37 ibu hamil), dan ≥30 tahun (59

ibu hamil). STBP mulai dilakukan sejak tahun 2007 dengan populasi sasaran

kelompok risiko tinggi (populasi kunci), sedangkan ibu hamil termasuk dalam

populasi umum. Program PPIA dilakukan sejak tahun 2013 sesuai Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 21 tahun 2013.

Sejalan dengan penelitian Suherlim (2015) di Klinik Prevention Mother

To Child Transmission (PMTCT) poli kebidanan RSUP Sanglah Denpasar

diperoleh bahwa proporsi tertinggi terjadi pada usia risiko rendah sebesar 85,7%.

Proporsi tertinggi pada usia risiko rendah juga ditunjukkan pada penelitian

Widjajanti (2012) di RSAB Harapan Kita Jakarta dengan rentang usia 21-30 tahun

sebesar 68,4%.

Bila dihubungkan dengan pemanfaatan program PPIA, sejalan dengan

penelitian Muhaimin (2011) yang menggunakan data sekunder ibu hamil dari

program PPIA Yayasan Pelita Ilmu tahun 2003-2010 di delapan ibu kota Provinsi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

di Indonesia yang menyatakan bahwa ada kecenderungan semakin banyak ibu

hamil yang berusia muda, dalam hal ini dikategorikan dalam usia risiko rendah

dengan rentang usia 21-30 tahun untuk mengikuti program PPIA.

Pendidikan. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan pendidikan

dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Pendidikan
90
81,4%
80
70
60
50
40 Pendidikan
30
20
10 8,3% 6,5%
1,9% 1,9%
0
SD/ SMP/ SMA/ Akademi Sarjana
Sederajat Sederajat Sederajat

Gambar 5. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan
Pendidikan Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-
2019

Berdasarkan gambar 5 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan pendidikan

adalah SMA/ Sederajat sebesar 81,4% (88 orang), sedangkan tamat SD

merupakan proporsi terendah, masing-masing 1,9% (2 orang). Keadaan ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

didukung dengan wilayah penelitian yang dilaksanakan di daerah perkotaan yang

memiliki akses pendidikan yang cukup memadai.

Semakin tingginya pendidikan seseorang, maka pemahamannya tentang

dampak buruk dari suatu penyakit semakin baik. Akan tetapi pada penelitian ini

dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA terdapat pada kelompok yang berpendidikan cukup

baik bahkan hingga Akademi/ Sarjana. Limoa (2010) berpendapat bahwa

mungkin karena HIV/ AIDS tidak berhubungan dengan tingkat kecerdasan

seseorang tetapi berhubungan dengan perilaku. Dengan kata lain, tingginya

tingkat pendidikan tidak berhubungan dengan kejadian HIV/ AIDS.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Putra (2018) di RS RS Dr.

Hasan Sadikin Bandung dan Hestika (2016) di BKPM Wilayah Semarang bahwa

proporsi tertinggi pendidikan pada ibu hamil dan perempuan dengan HIV/ AIDS

adalah SMA/ Sederajat masing-masing sebesar 53,9% dan 34,4%.

Pekerjaan. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan pekerjaan

dapat dilihat pada gambar berikut ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

Pekerjaan
60
50,0% Pegawai Negeri Sipil/
50 TNI/ POLRI
40 Pegawai Swasta
30
18,5%
20 Wiraswasta
12,0% 6,5% 10,2%
10
2,8%
0 Petani

Ibu Rumah Tangga

Lain-lain

Gambar 6. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan
Pekerjaan Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-
2019

Berdasarkan gambar 6 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan pekerjaan

adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) sebesar 50,0% (54 orang), sedangkan proporsi

terendah adalah pekerjaan lain-lain (mahasiswa dan pendeta) sebesar 2,8% (3

orang). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Zahro (2017) di RSUP

Abdul Wahad Sjahranie Samarinda bahwa proporsi tertinggi ibu hamil dengan

HIV/ AIDS adalah pekerjaan Ibu Rumah Tangga (75%).

Ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada

penelitian ini merupakan mayoritas pasien rujukan dengan status HIV positif

setelah mengetahui suami mempunyai status HIV positif dan telah mendapat

penularan dari suaminya. Hal ini menguatkan bahwa penularan HIV pada ibu

hamil terjadi di dalam keluarga. Selain itu terdapat temuan bahwa ibu hamil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

terinfeksi HIV yang memanfaatkan PPIA mempunyai pekerjaan ibu rumah tangga

dengan status belum menikah. Hal ini membutuhkan kejujuran dalam

penyampaian pekerjaan ibu hamil terinfeksi HIV guna pencegahan penularan

yang lebih efektif.

Suku. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan

program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan suku dapat dilihat pada gambar

berikut ini:

Suku
3,7% 1,9%

25,0%
Batak
Jawa
Aceh
Melayu
69,4%

Gambar 7. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan Suku
Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-2019.

Berdasarkan gambar 7, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu hamil

terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan suku adalah

Batak, yaitu sebesar 69,4% (75 orang) dan proporsi terendah adalah Melayu, yaitu

sebesar 3,7% (4 orang) serta tidak ditemukan proporsi dengan suku Minang.

RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan salah satu rumah sakit yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

menyediakan layanan PPIA bagi ibu hamil terinfeksi HIV sehingga

memungkinkan pasien dirujuk ke rumah sakit ini, baik masyarakat Kota Medan

maupun dari luar Kota Medan yang mayoritas bersuku Batak. Penyampaian data

ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan PPIA dengan status pernikahan

belum menikah dan telah mengalami kehamilan memunculkan temuan bahwa

telah ada pelanggaran terhadap norma adat yang berlaku di masyarakat.

Agama. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan

program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan agama dapat dilihat pada

gambar berikut ini:

Agama
6,5%

Kristen Protestan
Islam
41,7%
Kristen Katolik
51,8%

Gambar 8. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan
Agama Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-2019

Berdasarkan gambar 8 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan agama

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

adalah Kristen Protestan, yaitu sebesar 51,8% (56 orang) dan proporsi terendah

adalah Kristen Katolik sebesar 6,5% (7 orang) serta tidak proporsi dengan agama

Buddha dan Hindu. Hal ini bukan berarti bahwa agama Kristen Protestan lebih

berisiko untuk menderita HIV/AIDS dibandingkan agama lain, melainkan ibu

hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan PPIA ke RSUP Haji Adam Malik

Medan mayoritas adalah agama tersebut. Penyampaian data ibu hamil terinfeksi

HIV yang memanfaatkan PPIA dengan status pernikahan belum menikah dan

telah mengalami kehamilan memunculkan temuan bahwa telah ada pelanggaran

terhadap norma agama dan sila kesatu Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa.

Status Pernikahan. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan status

pernikahan dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Status Pernikahan
6,5%
7,4%

Menikah
Belum menikah
Janda

86,1%

Gambar 9. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan Status
Pernikahan Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

Berdasarkan gambar 9 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan status

pernikahan adalah menikah, yaitu sebesar 86,1% (93 orang), sedangkan proporsi

terendah adalah janda 6,5% (7 orang). Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Putra (2018) di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan proporsi

tertinggi status pernikahan, yaitu menikah pada ibu hamil dengan HIV/ AIDS di

klinik rawat jalan sebesar 94,1%.

Status pernikahan, yaitu menikah memungkinkan aktivitas seksual yang

lebih sering dibandingkan belum menikah atau janda sehingga pasangan dengan

risiko tinggi HIV dapat menularkan pada pasangannya. Adanya status pernikahan

belum menikah sebesar 7,4% pada ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan

PPIA memunculkan suatu temuan baru bahwa terdapat keadaan atau perilaku

yang menyimpang dari norma dan dasar negara, yaitu dapat hamil walaupun

belum menikah dan terinfeksi HIV.

Tempat Tinggal. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan tempat

tinggal dapat dilihat pada gambar berikut ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

Tempat Tinggal

28,7%

Luar Kota Medan


Kota Medan

71,3%

Gambar 10. Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan
Tempat Tinggal Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun
2017-2019

Berdasarkan gambar 10 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan tempat

tinggal adalah luar kota Medan, yaitu sebesar 71,3% (77 orang), sedangkan

proporsi dengan tempat tinggal kota Medan sebesar 28,7% (31 orang). Hal ini

karena pasien dirujuk dari daerah asal, dimana RSUP Haji Adam Malik

merupakan rumah sakit pusat rujukan di wilayah pembangunan Wilayah A

(Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau) sehingga memungkinkan

pasien datang berobat dari luar kota Medan. Ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA dengan tempat tinggal dari luar Kota Medan adalah

yang berasal dari Padang Sidimpuan, Berastagi, Humbang Hasundutan,

Simalungun, Tapanuli Tengah, Aceh, dan lain-lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

Usia Kehamilan. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan usia

kehamilan dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Usia Kehamilan
2,8%

24,1%

Trisemester 3
Trisemester 2
Trisemester 1

73,1%

Gambar 11. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan Usia
Kehamilan Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-
2019

Berdasarkan gambar 11 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi

hingga terendah secara berturut-turut pada ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA berdasarkan usia kehamilan adalah trisemester

ketiga, yaitu sebesar 73,1% (79 orang), trisemester kedua, yaitu sebesar 24,1% (26

orang), dan trisemester pertama, yaitu sebesar 2,8% (3 orang). Hal ini terjadi

karena ditemukan banyaknya ibu hamil terinfeksi HIV yang tidak mengalami

gejala imunodefisiensi sebelumnya sehingga lebih lama menyadari bahwa dirinya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72

terinfeksi HIV dan menunjukkan bahwa ibu hamil terinfeksi HIV memanfaatkan

PPIA tidak mulai dari awal kehamilan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rabrageri (2013) dengan

mengambil data rekam medik ibu hamil di delapan Rumah Sakit dengan program

PPIA milik Pemerintah di Papua bahwa proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi

HIV yang memanfaatkan program PPIA adalah ≥37 minggu (trisemester ketiga)

sebesar 74,3%.

Paritas. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan

program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan paritas dapat dilihat pada

gambar berikut ini:

Paritas
11,1%

Paritas Rendah
Paritas Tinggi

88,9%

Gambar 12. Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan Paritas
Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-2019

Berdasarkan gambar 12 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan paritas adalah paritas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


73

rendah (0-2 orang), yaitu sebesar 88,9% (96 orang), sedangkan proporsi paritas

tinggi (≥3 orang) sebesar 11,1% (12 orang). Paritas rendah, yaitu 0 (belum

mempunyai anak) pada ibu hamil sebanyak 24 orang, paritas dengan 1 anak

sebanyak 46 orang, dan paritas dengan 2 anak sebanyak 26 orang. Sedangkan

paritas tinggi ibu hamil, yaitu paritas dengan 3 anak sebanyak 10 orang, paritas

dengan 4 anak sebanyak 1 orang, dan paritas dengan 6 anak sebanyak 1 orang.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Rabrageri (2013) di Tanah

Papua yang menemukan bahwa proporsi tertinggi paritas ibu hamil dengan HIV

ialah paritas multipara, yaitu sebesar 55,9%.

Cara Penularan. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan cara

penularan dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Cara Penularan

30,6%

Heteroseksual
Tidak Diketahui

69,4%

Gambar 13. Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan Cara
Penularan Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


74

Berdasarkan gambar 13 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan cara penularan adalah

heteroseksual, yaitu sebesar 69,4% (75 orang), sedangkan proporsi terendah

adalah cara penularan dengan tidak diketahui (tidak tercatat keterangan cara

penularan) sebesar 30,6% (33 orang). Sementara cara penularan melalui

penggunaan jarum suntik (IDU), transfusi darah, dan transplantasi organ tubuh

tidak ditemukan pada ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program

PPIA.

Proporsi tertinggi penularan dengan heteroseksual (pasangan suami istri)

pada penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Zahro (2017) bahwa proporsi

tertinggi cara penularan pada HIV pada ibu hamil dengan HIV/ AIDS dan

mendapat penanganan PPIA di RSUD Abdul Wahad Sjahranie Samarinda adalah

heteroseksual sebesar 77,27%.

Ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA mendapat

penularan HIV melalui hubungan seksual dengan suami positif HIV dan juga

riwayat infeksi menular seksual sebelumnya. Akan tetapi tidak tercatat data

suami dengan status HIV positif pada rekam medik sehingga tidak dapat diteliti

risiko tinggi suami. Kemenkes (2016) menyatakan bahwa proporsi tertinggi faktor

risiko penularan HIV dan AIDS adalah dengan heteroseksual.

Riwayat Infeksi. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan riwayat

infeksi dapat dilihat pada gambar berikut ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


75

Riwayat Infeksi
15,8%

Saat Hamil
22,2%
Sebelum Hamil
Tidak Diketahui
62,0%

Gambar 14. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan
Riwayat Infeksi Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun
2017-2019

Berdasarkan gambar 14 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan riwayat infeksi adalah saat

hamil, yaitu sebesar 62,0% (67 orang), diikuti riwayat infeksi sebelum hamil

sebesar 22,2% (24 orang), dan terdapat 15,8% (17 orang) ibu hamil yang

memanfaatkan program PPIA yang tidak diketahui riwayat infeksi pada kartu

status. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Isni (2014) di Provinsi Jawa

Tengah bahwa lebih dari sebagian responden sebesar 68,8% mengetahui status

HIV ketika setelah kehamilan (fase hamil, menjelang kelahiran atau setelah

kelahiran).

Riwayat infeksi ibu hamil dengan HIV/ AIDS diketahui pada saat hamil

berdampak pada kesehatan bayi dan kesiapan mental ibu hamil. Pada penelitian

ini ibu hamil memanfaatkan program PPIA setelah terinfeksi HIV dijalankan pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


76

prong 3 (pencegahan penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV positif ke bayi

yang dikandungnya) dan prong 4 (pemberian dukungan psikologis dan perawatan

kepada ibu dengan HIV) sehingga riwayat infeksi HIV sebelum hamil pada ibu

hamil tidak dapat dikendalikan. Ibu hamil yang tidak diketahui riwayat infeksi

adalah ibu hamil yang dirujuk pada trisemester akhir, tidak diketahui dengan pasti

waktu ibu hamil mengetahui status HIV, dan tidak tercatat pada kartu status.

Stadium Klinis. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan stadium

klinis dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Stadium Klinis
4,6%

18,5%

Stadium 3
Stadium 2
Stadium 1
21,3% 55,6% Stadium 4

Gambar 15. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan
Stadium Klinis Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun
2017-2019

Berdasarkan gambar 15 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan stadium klinis adalah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


77

stadium 3, yaitu sebesar 55,6% (60 orang), sedangkan proporsi terendah adalah

stadium 4, yaitu sebesar 4,6% (5 orang). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

ibu hamil sudah lama terinfeksi HIV atau sudah terinfeksi beberapa tahun sebelum

kehamilan sehingga memasuki stadium 3 (stadium lanjut) hingga telah berada

pada fase AIDS. Hal ini dapat dihubungkan dengan perjalanan alamiah penyakit

yang memiliki fase asimtomatik yang panjang sehingga ibu hamil tidak

menunjukkan gejala. Penentuan stadium klinis HIV ditentukan berdasarkan

kriteria WHO berdasarkan progresivitas HIV memasuki tahap AIDS . Perjalanan

HIV menuju AIDS sejalan dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh.

Jumlah CD4. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan jumlah CD4

dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Jumlah CD4
5,6%

19,4%

200-500 mm³
Tidak Tercatat
>500 mm³
21,3% 53,7% <200 mm³

Gambar 16. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan
Jumlah CD4 Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


78

Berdasarkan gambar 16 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan jumlah CD4 adalah 200-

500 mm³, yaitu sebesar 53,7% (58 orang), sedangkan proporsi terendah adalah

<200 mm³, yaitu sebesar 5,6% (6 orang). Adanya jumlah CD4 yang tidak tercatat

pada kartu status ibu hamil memanfaatkan program PPIA, yaitu sebesar 21,3% (23

orang). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Suherlim (2015) bahwa

proporsi tertinggi jumlah CD4 ibu hamil dengan HIV/ AIDS di klinik PPIA di

RSUP Sanglah Denpasar adalah 200-500 mm³ sebesar 57,2%.

Menurunnya jumlah CD4 menunjukkan menurunnya sistem kekebalan

tubuh karena infeksi HIV yang membunuh sel-sel CD4 (Subowo, 2010). Nasution

(2018) menyatakan bahwa semakin rendah CD4 maka dapat memicu risiko

infeksi yang berisiko tinggi pada ibu hamil. Telaah pustaka viral load pada infeksi

HIV oleh Astari, L., dkk yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat

antara viral load dengan kecepatan penurunan jumlah CD4. Pada penelitian ini

jumlah CD4 <500 mm³, maka sesuai indikasi medis mayoritas ibu hamil terinfeksi

HIV merencanakan persalinan dengan bedah sesaria.

Infeksi Oportunistik. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan infeksi

oportunistik dapat dilihat pada gambar berikut ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


79

Infeksi Oportunistik

39,8%

Tidak Ada
Ada
60,2%

Gambar 17. Diagram Pie Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan
Infeksi Oportunistik Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Tahun 2017-2019

Berdasarkan gambar 17 di atas, dapat dilhat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan Infeksi Oportunistik (IO)

adalah tidak ada IO, yaitu sebesar 60,2% (65 orang), sedangkan proporsi dengan

ada IO sebesar 39,8% (43 orang). Adapun IO yang dialami oleh ibu hamil adalah

TB paru, oral kandidiasis, herpes genital, hepatitis B, herpes zooster, gonorrhea,

ulkus, radang pada serviks, dan diare kronis. Ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan PPIA mempunyai 2 gejala mayor dan 3 gejala minor.

Durasi Pemakaian Antiretroviral. Distribusi proporsi ibu hamil

terinfeksi HIV yang memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak

di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019

berdasarkan Durasi Pemakaian Antiretroviral dapat dilihat pada gambar berikut

ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


80

Durasi Pemakaian Antiretroviral


12,9%

16,7% >1 tahun


46,3%
<6 bulan
6-12 bulan
Belum Pernah

24,1%

Gambar 18. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan Durasi
Pemakaian Antiretroviral Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Tahun 2017-2019

Berdasarkan gambar 18 di atas, dapat dilhat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan durasi pemakaian

Antiretroviral adalah durasi >1 tahun, yaitu 46,3% (50 orang), sedangkan proporsi

terendah adalah durasi belum pernah, yaitu sebesar 12,9% (14 orang).

Durasi pemakaian Antiretroviral oleh ibu hamil pada penelitian ini adalah

durasi pada awal pemanfaatan program PPIA. Proporsi tertinggi dengan durasi >1

tahun menunjukkan bahwa kebanyakan ibu hamil telah memperoleh ARV

sebelum dirujuk dan memanfaatkan program PPIA dengan baik setelah

mengetahui terinfeksi HIV.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


81

Indeks Massa Tubuh. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan Indeks

Massa Tubuh dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Indeks Massa Tubuh


70
57,4%
60
50
40
30 29,6%
Indeks Massa Tubuh
20
10 5,6% 6,5%
0,9%
0
Berat Berat Pra Obesitas Obesitas
Badan Badan Obesitas Tingkat I Tingkat II
Kurang Normal

Gambar 19. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan Indeks
Massa Tubuh Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun
2017-2019

Berdasarkan gambar 19 di atas, dapat dilhat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan indeks massa tubuh adalah

berat badan normal, yaitu sebesar 57,4% (62 orang), sedangkan proporsi terendah

adalah obesitas tingkat II, yaitu sebesar 0,9% (1 orang). Nutrisi mempunyai

hubungan dengan imunitas tubuh terhadap virus HIV. Pentingnya intervensi

nutrisi pada pasien HIV/ AIDS dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk

melawan HIV dan infeksi lainnya (Nasution, 2018). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa status gizi ibu hamil terinfeksi HIV pada awal pemanfaatan program PPIA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


82

dalam keadaan baik, dimana Indeks Massa Tubuh mencerminkan status gizi.

Akan tetapi pada penelitian ini tidak ditemukan IMT ibu hamil terinfeksi HIV

pada akhir pemanfaatan program karena ibu hamil masih meneruskan pengobatan

selanjutnya.

Sumber Biaya. Distribusi proporsi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan sumber

biaya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Sumber Biaya

34,3%

Jaminan Kesehatan
Nasional
Umum

65,7%

Gambar 20. Diagram Bar Distribusi Proporsi Ibu Hamil Terinfeksi HIV Yang
Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV Ke Anak Berdasarkan
Sumber Biaya Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun
2017-2019

Berdasarkan gambar 20 di atas, dapat dilhat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil yang memanfaatkan program PPIA berdasarkan sumber biaya adalah

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yaitu sebesar 65,7% (71 orang), sedangkan

proporsi dengan sumber biaya umum sebesar 34,3% (37 orang). Proporsi tertinggi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


83

dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) karena RSUP Haji Adam Malik

Medan merupakan salah satu rumah sakit yang melayani pasien dengan JKN.

Selain itu program PPIA merupakan program Pemerintah yang dapat

dimanfaatkan oleh semua ibu hamil tanpa metode pembayaran.

Analisa Bivariat

Infeksi Oportunistik Berdasarkan Usia. Distribusi proporsi Infeksi

Oportunistik ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program Pencegahan

HIV ke Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-

2019 berdasarkan usia dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

70
64,3%
59,6%
60

50
40,4%
40 35,7% Infeksi Oportunistik Ada
30
Infeksi Oportunistik Tidak
20 Ada

10

0
Risiko Tinggi (<20 tahun Risiko Rendah (20-35
dan >35 tahun) tahun)

Gambar 21. Diagram Bar Distribusi Proporsi Infeksi Oportunistik Ibu Hamil
Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV ke
Anak Berdasarkan Usia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Tahun 2017-2019

Berdasarkan gambar 21 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada usia risiko tinggi

adalah dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 64,3%, sedangkan proporsi terendah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


84

dengan ada IO, yaitu sebesar 35,7%. Selanjutnya, proporsi tertinggi ibu hamil

terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada usia risiko rendah adalah

dengan ada tidak ada IO, yaitu sebesar 59,6%, sedangkan proporsi terendah

dengan ada IO, yaitu sebesar 40,4%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA baik pada usia risiko rendah dan tinggi kebanyakan

belum menunjukkan adanya Infeksi Oportunistik. Hal ini dikarenakan setiap ibu

hamil reaktif HIV dapat memulai terapi ARV tanpa memandang usia kehamilan,

jumlah CD4, dan stadium klinis (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Pemberian

ARV dapat mengendalikan jumlah CD4 supaya tidak turun drastis, memantau

pengobatan, dan menghindari IO.

Analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p >0,05, dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi infeksi

oportunistik berdasarkan usia.

Infeksi Oportunistik Berdasarkan Usia Kehamilan. Distribusi proporsi

Infeksi Oportunistik ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program

Pencegahan HIV ke Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

tahun 2017-2019 berdasarkan usia kehamilan dapat dilihat pada gambar dibawah

ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


85

80
66,7%
70
62,0%
60 53,8%
50 46,2%
Infeksi Oportunistik Ada
38,0%
40
33,3%
Infeksi Oportunistik Tidak
30 Ada
20

10

0
Trisemester 1 Trisemester 2 Trisemester 3

Gambar 22. Diagram Bar Distribusi Proporsi Infeksi Oportunistik Ibu Hamil
Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV ke
Anak Berdasarkan Usia Kehamilan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan Tahun 2017-2019

Berdasarkan gambar 22 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi ibu

hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada trisemester pertama

adalah dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 66,7% dan proporsi dengan ada IO,

yaitu sebesar 33,3%. Selanjutnya, proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA pada trisemester kedua adalah dengan tidak ada IO,

yaitu sebesar 53,8%, sedangkan dengan ada IO sebesar 46,2%. Proporsi tertinggi

ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada trisemester

ketiga adalah dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 62,0%, sedangkan dengan ada IO

sebesar 38,0%.

Ibu hamil terinfeksi HIV mendapatkan program PPIA pada usia kehamilan

trisemester 1 mempunyai jumlah CD4 yang cukup tinggi dan menekan timbulnya

IO. Ibu dengan usia kehamilan trisemester 2 mempunyai IO yang lebih tinggi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


86

karena mayoritas ibu mempunyai jumlah CD4 yang rendah. Selanjutnya, pada

usia kehamilan trisemester 3 mempunyai IO yang relatif tinggi karena merupakan

pasien rujukan pada stadium lanjut.

Infeksi oportunistik ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan PPIA

berdasarkan usia kehamilan menunjukkan gejala klinis AIDS dengan 2 gejala

mayor, yaitu diare kronis lebih dari 1 bulan dan demam lebih dari 1 bulan.

Terdapat 3 gejala minor, yaitu batuk lebih dari 1 bulan, infeksi umum rekuren

seperti herpes zoster, dan oral kandidiasis. Gejala tersebut menunjukkan ibu hamil

terinfeksi HIV telah berada pada fase AIDS.

Analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p >0,05, dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi infeksi

oportunistik berdasarkan usia kehamilan.

Infeksi Oportunistik Berdasarkan Indeks Massa Tubuh. Distribusi

proporsi Infeksi Oportunistik ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan

program Pencegahan HIV ke Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan indeks massa tubuh dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


87

80
70 67,4%

60 54,8%
45,2%
50
Infeksi Oportunistik Ada
40 32,6%
30 Infeksi Oportunistik Tidak
Ada
20
10
0
Berat Badan Normal Berat Badan Tidak
Normal

Gambar 23. Diagram Bar Distribusi Proporsi Infeksi Oportunistik Ibu Hamil
Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV ke
Anak Berdasarkan Indeks Massa Tubuh di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan Tahun 2017-2019

Berdasarkan gambar 23 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi ibu hamil

terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan indeks massa tubuh

normal adalah dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 54,8%, sedangkan dengan ada

IO sebesar 45,2%. Selanjutnya proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA dengan indeks massa tubuh tidak normal adalah

dengan tidak ada IO, yaitu sebesar 67,4%, sedangkan dengan ada IO sebesar

32,6%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA dengan IMT normal maupun tidak normal

kebanyakan menunjukkan tidak ada IO. IMT sebagai gambaran status gizi,

dimana status gizi dapat mempengaruhi imunitas seseorang (Fathonah, 2016)..

Dalam hal ini ibu hamil terinfeksi HIV mayoritas mempunyai imunitas yang baik

yang ditunjukkan dengan IMT normal dan IO yang relatif rendah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


88

Analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p >0,05, dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi infeksi

oportunistik berdasarkan indeks massa tubuh.

Stadium Klinis Berdasarkan Usia. Distribusi proporsi stadium klinis ibu

hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program Pencegahan HIV ke Anak di

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019

berdasarkan usia dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

80
71,4%
70
58,5%
60

50
41,5%
40 Risiko Tinggi
28,6% Risiko Rendah
30

20

10

0
Stadium Dini Stadium Lanjut

Gambar 24. Diagram Bar Distribusi Proporsi Stadium Klinis Ibu Hamil
Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV ke
Anak Berdasarkan Usia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Tahun 2017-2019

Berdasarkan gambar 24 di atas, dapat dilihat bahwa dari 14 ibu hamil

terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan usia risiko tinggi (<20

tahun dan >35 tahun) tertinggi pada stadium lanjut sebesar 71,4%, sedangkan

stadium dini sebesar 28,6%. Selanjutnya, dari 94 ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA dengan usia risiko rendah (20-35 tahun) tertinggi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


89

pada stadium lanjut sebesar 58,5%, sedangkan stadium dini sebesar 41,5%. RSUP

Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit rujukan dimana menerima

pasien ibu hamil yang sudah akan melahirkan atau sudah memasuki stadium

lanjut.

Analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p >0,05, dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara stadium klinis

berdasarkan usia.

Stadium Klinis Berdasarkan Riwayat Infeksi. Distribusi proporsi

stadium klinis Pencegahan HIV ke Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan riwayat infeksi dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

70
58,2% 58,3%
60

50
41,8% 41,7%
40
Saat Hamil
30 Sebelum Hamil

20

10

0
Stadium Dini Stadium Lanjut

Gambar 25. Diagram Bar Distribusi Proporsi Stadium Klinis Ibu Hamil
Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV ke
Anak Berdasarkan Riwayat Infeksi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan Tahun 2017-2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


90

Berdasarkan gambar 25 di atas, dapat dilihat bahwa dari 67 ibu hamil

terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan riwayat infeksi saat

hamil tertinggi pada stadium lanjut sebesar 58,2%, sedangkan stadium dini

sebesar 41,8%. Dari 24 ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program

PPIA dengan riwayat infeksi sebelum hamil tertinggi pada stadium lanjut sebesar

58,3%, sedangkan stadium dini sebesar 41,7%.

Ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan

riwayat infeksi baik sebelum dan saat hamil mayoritas telah memasuki stadium

lanjut karena ibu hamil telah menderita HIV cukup lama hingga terlama 10 tahun.

Analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p >0,05, dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara stadium klinis

berdasarkan riwayat infeksi.

Jumlah CD4 Berdasarkan Usia Kehamilan. Distribusi proporsi jumlah

CD4 ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program Pencegahan HIV ke

Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019

berdasarkan usia kehamilan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


91

90
85,0%
80
73,0%
70
60
50,0% 50,0%
50
>500 mm³
40 <500 mm³
27,0%
30
20
15,0%
10
0
Trisemester pertama Trisemester kedua Trisemester ketiga

Gambar 26. Diagram Bar Distribusi Proporsi Jumlah CD4 Ibu Hamil Terinfeksi
HIV yang Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV ke Anak
Berdasarkan Usia Kehamilan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan Tahun 2017-2019

Berdasarkan gambar 26 di atas, dapat dilihat bahwa dari 2 ibu hamil

terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada trisemester pertama

terdapat proporsi yang sama pada jumlah CD4 berjumlah >500 mm³ dan <500

mm³, yaitu masing-masing sebesar 50,0%. Dari 20 ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA pada trisemester kedua, proporsi tertinggi jumlah

CD4 sebanyak <500 mm³, yaitu 85,0%, sedangkan proporsi terendah dengan

jumlah CD4 sebanyak >500 mm³, yaitu sebesar 15,0%. Selanjutnya, dari 63 ibu

hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada trisemester ketiga,

tertinggi dengan jumlah CD4 sebanyak <500 mm³, yaitu sebesar 73,0%,

sedangkan proporsi terendah dengan jumlah CD4 sebanyak >500 mm³ sebesar

27,0%. Ibu hamil pada trisemester pertama mempunyai jumlah CD4 yang lebih

tinggi dibandingkan pada trisemester kedua dan ketiga karena pemeriksaan HIV

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


92

lebih dini mendukung keberhasilan program PPIA, dimana status HIV diketahui

lebih awal dapat memantau pengobatan ARV dan perilaku.

Analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p <0,05, dapat

diartikan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara jumlah CD4 berdasarkan

usia kehamilan.

Jumlah CD4 Berdasarkan Durasi Pemakaian Antiretroviral.

Distribusi proporsi jumlah CD4 ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan

program Pencegahan HIV ke Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan durasi pemakaian Antiretroviral dapat

dilihat pada gambar dibawah ini:

90
82,4%
80
72,5%
70
60
50
>1 tahun
40
<1 tahun
27,5%
30
17,6%
20
10
0
>500 mm³ <500 mm³

Gambar 27. Diagram Bar Distribusi Proporsi Jumlah CD4 Ibu Hamil Terinfeksi
HIV yang Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV ke Anak
Berdasarkan Durasi Pemakaian Antiretroviral di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan Tahun 2017-2019

Berdasarkan gambar 27 di atas, dapat dilihat bahwa dari 40 ibu hamil

terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA pada durasi pemakaian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


93

Antiretroviral >1 tahun, proporsi tertinggi dengan jumlah CD4 sebanyak <500

mm³, yaitu sebesar 72,5% dan proporsi terkecil dengan jumlah CD4 sebanyak

>500 mm³, yaitu sebesar 27,5%. Dari 34 ibu hamil terinfeksi HIV yang

memanfaatkan program PPIA pada durasi pemakaian Antiretroviral <1 tahun ,

tertinggi dengan jumlah CD4 sebanyak <500 mm³, yaitu 82,4%, sedangkan

proporsi terendah dengan jumlah CD4 sebanyak >500 mm³, yaitu sebesar 17,6%.

Pemeriksaan CD4 digunakan untuk memantau pengobatan ARV. Dari

hasil penelitian dapat dilihat bahwa jumlah CD4 pada semua durasi pemakaian

Antiretroviral masih di bawah batas normal. Batas normal jumlah CD4 adalah

500-1500 mm³ (Olson, 2016). Hal ini karena ibu hamil terinfeksi HIV mayoritas

sudah memasuki stadium 3 dan mengetahui riwayat infeksi saat hamil.

Analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p >0,05, dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara jumlah CD4

berdasarkan durasi pemakaian Antiretroviral.

Paritas Berdasarkan Usia. Distribusi proporsi paritas ibu hamil terinfeksi

HIV yang memanfaatkan program Pencegahan HIV ke Anak di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2017-2019 berdasarkan usia dapat

dilihat pada gambar dibawah ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


94

100
93,6%
90
80
70
60 57,1%

50 Risiko Tinggi
42,9%
40 Risiko Rendah

30
20
10 6,4%

0
Paritas Tinggi Paritas Rendah

Gambar 28. Diagram Bar Distribusi Proporsi Paritas Ibu Hamil Terinfeksi HIV
yang Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV ke Anak Berdasarkan
Usia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2017-2019

Berdasarkan gambar 28 di atas, dapat dilihat bahwa dari 14 ibu hamil yang

terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan usia risiko tinggi (<20

tahun dan >35 tahun) tertinggi pada paritas rendah, yaitu sebesar 57,1%,

sedangkan proporsi paritas tinggi sebesar 42,9%. Selanjutnya dari 94 ibu hamil

yang terinfeksi HIV yang memanfaatkan program PPIA dengan usia risiko rendah

(20-35 tahun) tertinggi pada paritas rendah, yaitu sebesar 93,6%, sedangkan

proporsi paritas tinggi sebesar 6,4%. Hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil

terinfeksi HIV baik pada usia risiko rendah dan tinggi mayoritas mempunyai

paritas yang rendah. Risiko mortalitas perinatal dengan infeksi HIV meningkat di

negara berkembang (Sunarno, 2016).

Analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh p <0,05, dapat

diartikan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara paritas berdasarkan usia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


95

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. Proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program

Pencegahan Penularan HIV ke Anak (PPIA) berdasarkan sosiodemografi,

yaitu usia risiko rendah (20-35 tahun) sebesar 87,0%, pendidikan SMA/

Sederajat sebesar 81,5%, pekerjaan Ibu Rumah Tangga sebesar 50,0%,

suku Batak sebesar 69,4%, status pernikahan menikah sebesar 86,1%, dan

tempat tinggal luar kota Medan sebesar 71,3%.

2. Proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program

Pencegahan Penularan HIV ke Anak (PPIA) berdasarkan usia kehamilan

adalah trisemester ketiga sebesar 73,1%.

3. Proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program

Pencegahan Penularan HIV ke Anak (PPIA) berdasarkan paritas adalah

paritas rendah (0-2 orang) sebesar 88,9%.

4. Proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program

Pencegahan Penularan HIV ke Anak (PPIA) berdasarkan cara penularan

adalah heteroseksual sebesar 69,4%.

5. Proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program

Pencegahan Penularan HIV ke Anak (PPIA) berdasarkan riwayat infeksi

adalah saat hamil sebesar 62,0%.

6. Proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program

Pencegahan Penularan HIV ke Anak (PPIA) berdasarkan stadium klinis

adalah stadium 3 sebesar 55,6%.

95

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


96

7. Proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program

Pencegahan Penularan HIV ke Anak (PPIA) berdasarkan jumlah CD4

adalah 200-500 mm³ sebesar 53,7%.

8. Proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program

Pencegahan Penularan HIV ke Anak (PPIA) berdasarkan Infeksi

Oportunistik (IO) adalah tidak ada IO sebesar 60,2%.

9. Proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program

Pencegahan Penularan HIV ke Anak (PPIA) berdasarkan durasi

pemakaian Antiretroviral adalah >1 tahun sebesar 46,3%.

10. Proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program

Pencegahan Penularan HIV ke Anak (PPIA) berdasarkan Indeks Massa

Tubuh adalah berat badan normal sebesar 57,4%.

11. Proporsi tertinggi ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program

Pencegahan Penularan HIV ke Anak (PPIA) berdasarkan sumber biaya

adalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebesar 65,7%.

12. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi Infeksi Oportunistik

berdasarkan usia (p = 0,965)

13. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi Infeksi Oportunistik

berdasarkan usia kehamilan (p = 0,741)

14. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi Infeksi Oportunistik

berdasarkan Indeks Massa Tubuh (0,263).

15. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi stadium klinis

berdasarkan usia (p = 0,530).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


97

16. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi stadium klinis

berdasarkan riwayat infeksi (p = 1,000).

17. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jumlah CD4

berdasarkan usia kehamilan (p = 0,391).

18. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jumlah CD4

berdasarkan durasi pemakaian Antiretroviral (p = 0,467).

19. Ada perbedaan yang bermakna antara proporsi antara paritas berdasarkan

usia (p = 0,001).

Saran

1. Bagi ibu hamil untuk memanfaatkan program PPIA sejak dini baik

sebelum, saat, dan sesudah hamil untuk menghindari status HIV pada diri

sendiri dan juga calon bayi yang akan dilahirkan. Selain itu, adanya

penyampaian data sosiodemografi ibu hamil secara jujur dan terbuka

supaya diperoleh pencegahan yang lebih efektif terhadap penularan HIV/

AIDS.

2. Bagi Pemerintah untuk meningkatkan cakupan PPIA bukan hanya pada

ibu hamil saja tetapi pada semua perempuan reproduktif supaya penularan

HIV dapat dikendalikan.

3. Bagi pihak rumah sakit untuk membuat pengkajian yang lebih lanjut

mengenai data sosiodemografi ibu hamil guna peningkatan keberhasilan

pencegahan dan pencatatan yang lebih lengkap pada rekam medis

mengenai data ibu hamil terinfeksi HIV yang memanfaatkan program

PPIA.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Daftar Pustaka

Asmauryanah, R. (2014). Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi di


Puskesmas Jumpandang Baru Makassar (Skripsi, Universitas Hasanuddin).
Diakses dari http://digilib.unhas.ac.id

Astari, L dkk. (2009). Telaah Kepustakaan Viral Load pada Infeksi HIV. Jurnal
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. 21 (1), 35. Diakses dari
journal.unair.ac.id/download-fullpapers-Viral Load Vol 21 No 1.pdf

BKKBN. (2013). Laporan Umpan Balik Pelayanan Kontrasepsi. Direktorat


Pelaporan dan Statistik: Jakarta.

Demartoto dkk.(2017). Pendidikan Sebaya Terstruktur Responsif AIDS.


Surakarta: CV Kekata Group.

Dinas Kesehatan Kota Medan.(2016). Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2016.
Medan : Anonim.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. (2012). Profil Kesehatan Provinsi


Sumatera Utara 2012. Medan : Anonim.

Djoerban. (2001). Membidik AIDS Ikhtiar Memahami HIV dan ODHA.


Yogyakarta: Galang Press Yogyakarta.

Fathonah, S. (2016). Gizi dan Kesehatan untuk Ibu Hamil. Jakarta: Erlangga

Garna, dkk.(2012). Buku Ajar Divisi Infeksi dan Penyakit Kronis. Jakarta: Sagung
Seto.

Green, C.W. (2005). HIV, Kehamilan, dan Kesehatan Perempuan. Jakarta:


Yayasan Spritia.

Hestika. (2016). Karakteristik Perempuan Penderita HIV/ AIDS (Studi Kasus di


BKPM Wilayah Semarang Tahun 2016) (Skripsi, Universitas Negeri
Semarang). Diakses dari repository Universitas Negeri Semarang.

Husin, dkk.(2013). Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti, Paradigma Baru dalam


Asuhan Kebidanan. Jakarta: Sagung Seto.

Infodatin AIDS. (2014). Situasi dan Analisis HIV AIDS. Kementerian Kesehatan
RI: Jakarta.

98

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


99

Isni, K. (2014). Pengetahuan Ibu Mempengaruhi Perilaku Pencegahan Penularan


HIV dari Ibu Ke Bayi di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Promosi Kesehatan
Indonesia. 12 (2), 247-248. Diakses dari https;//ejournal.undip.ac.id

Kementerian Kesehatan RI. (2006). Pedoman Pelayanan Konseling dan Testing


HIV/AIDS Secara Sukarela (Voluntary Counseling and Testing).
Kementerian Kesehatan RI: Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Pedoman Pencegahan HIV dari Ibu ke Anak.
Kementerian Kesehatan RI: Jakarta

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Laporan STBP 2013 Survei Terpadu Biologi
dan Perilaku. Kementerian Kesehatan RI: Jakarta

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Pedoman Manajemen Program Pencegahan


Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak. Kementerian Kesehatan RI:
Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Pedoman Pencegahan Penularan HIV dan


Sifilis dari Ibu ke Anak bagi Tenaga Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI:
Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia. Kementerian


Kesehatan RI: Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2016). Program Pengendalian HIV/AIDS dan PIMS


di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Kementerian Kesehatan RI:
Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI.(2017). Laporan Situasi Perkembangan HIV/ AIDS


dan PIMS di Indonesia Januari – Maret 2017. Ditjen P2P Kementerian
Kesehatan RI: Jakarta

Kementerian Kesehatan RI.(2017). Profil Kesehatan Indonesia. Kementerian


Kesehatan RI: Jakarta

Komisi Penanggulangan AIDS Nasional.(2015). Strategi dan Rencana Aksi


Nasional 2015-2019 Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia.

Limoa, RM. (2010). Profil Ibu Hamil dengan HIV Positif di BLU dr. Wahidin
Sudirohusada Makassar Periode 1 Januari 2005 – 31 Desember 2009
(Skripsi, Universitas Hasanuddin). Diakses dari repository Universitas
Hasanuddin.

Mangkuji dkk. (2012). Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP. Jakarta: Buku


Kedokteran EGC.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


100

Manuaba IAC. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi


dan KB. Jakarta: EGC.

Maryunani dan Aeman.(2009). Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi


Penatalaksanaan di Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.

Muhaimin, T. (2011). Prevalensi HIV pada Ibu Hamil di Delapan Ibu Kota
Provinsi di Indonesia Tahun 2003-2010. Jurnal Makara, Kesehatan. 15 (2).
97. Diakses dari https://ui.ac.id

Nuzliati T, Nurkila S, Karimah S. 2017. Upaya Ibu dalam Pencegahan Penularan


HIV dari Ibu ke Bayi di Puskesmas Siko Ternate Tahun 2016 (Skripsi,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate). Diakses dari Repository
Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate.

Murtiastutik, Dwi. (2008). Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. Surabaya:


Airlangga University Press.

Nasution, S. (2018). Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil Risiko Tinggi HIV/
AIDS dengan Melibatkan Masyarakat. Medan: USU Press.

Notoatmodjo. (2011). Kesehatan Masyarakat Imu dan Seni. Jakarta: Rineka


Cipta.

Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Olson. (2016). Imunologi dan Seologi Klinis Modern. Jakarta: EGC.

Putra, R. (2018). Karakteristik Ibu Hamil dengan HIV/ AIDS di RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung Periode 2014-2016. Jurnal Obgynia. 1 (2), 128. Diakses
dari https://obgynia.com

Rabrageri, A. (2013). Faktor Risiko Transmisi Virus HIV pada Ibu Hamil di
Papua. Jurnal Kesehatan Reproduksi. 4 (1), 27. Diakses dari
https://jurnal.ugm.ac.id

Rampengan.(2008). Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: Buku Kedokteran


EGC.

Sarma. (2016). Infeksi Menular Seksual. Medan: USU Press.

Soedarto. (2010). Virologi Klinik. Jakarta: CV Sagung Seto.

Subowo. (2010). Imunologi Klinik. Jakarta: Sagung Seto.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


101

Sudoyo A. dkk, (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:


InternaPublising.

Suherlim, R. (2015). Karakteristik Penderita pada Ibu Hamil di Klinik Prevention


Mother To Child Transmission (PMTCT) Poli Kebidanan RSUP Sanglah
Denpasar Periode Juli 2013 – Juni 2014. Jurnal Cerebellum, 1 (3), 196.
Diakses dari https://media.neliti.com

Sumantri. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana Prenada


Media Grup.

Sunarno, I. (2016). Kehamilan dengan HIV. Diakses dari med.unhas.ac.id

Triwibowo, C. (2017). Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.


Yogyakarta: Nuha Media.

UNAIDS. (2009). AIDS Epidemic Update. Diakses dari


http://www.unaids.org/sites/default/files/media_asset/jc1700_epi_update_20
09_en_1.pdf.

UNAIDS. (2013). HIV in Asia and the Pasific. Diakses dari


http://www.unaids.org/sites/default/files/media_asset/2013_HIV-Asia-
Pacific_en_0.pdf.

World Health Organization. (2018).World Health Statistics, Monitoring Health


for the SDG’s (Sustainable Development Goals. Diakses dari
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/272596/9789241565585-
eng.pdf?ua=1.

Widjajanti, M. (2012). Evaluasi Program Prevention Mother To Child HIV


Transmission (PMTCT) di RSAB Harapan Kita Jakarta. Jurnal Sari
Pediatri. 14 (3), 170. Diakses dari https://saripediatri.org

Zahro, A. (2017). Gambaran Karakteristik Ibu Penderita HIV/ AIDS yang


Melahirkan Bayi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Jurnal
Kebidanan Mutiara Mahakam. 5 (1), 3. Diakses dari
https://www.academia.edu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


102

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


103

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


104

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


105

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


106

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


107

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


108

Alur Tahapan Penelitian

Mengidentifikasi masalah

Studi pendahuluan

Merumuskan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian

Menentukan desain penelitian, populasi, dan sampel penelitian

Mengumpulkan data

Mengolah dan menganalisis data

Menyajikan data, hasil, dan pembahasan

Membuat kesimpulan dan saran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


109

Master Data

No U Pend Pkr S A SP TT UK Par CP RI SK CD4 IO DPA IMT SB U2 IMT2 SK2 CD4/2 DPA2
1 30 3 5 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 4 2 1 2 1 1 2 2
2 29 3 2 2 2 3 2 3 2 1 1 4 2 1 4 2 1 2 1 2 2 2
3 33 3 2 4 1 1 1 2 2 1 1 1 4 1 2 3 2 2 2 1 1
4 26 3 1 2 1 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1
5 38 3 3 2 2 1 2 2 2 2 1 3 1 2 4 5 1 1 2 2 1 2
6 35 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 4 2 2 2 1 2 1 2
7 27 3 5 1 1 1 2 3 2 1 1 1 4 2 3 2 1 2 1 1 1
8 26 3 3 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1
9 31 3 5 2 2 1 2 3 1 2 1 3 2 1 3 4 1 2 2 2 2 1
10 28 3 5 4 1 1 2 2 2 2 3 3 2 1 4 2 1 2 1 2 2 2
11 29 3 5 2 3 1 2 3 2 1 3 3 4 2 4 2 1 2 1 2 2
12 28 3 5 2 2 1 2 3 2 1 1 2 1 2 4 4 1 2 2 1 1 2
13 34 5 1 2 2 1 2 3 2 1 2 3 2 1 4 2 2 2 1 2 2 2
14 38 2 5 1 1 3 2 2 1 2 3 4 3 1 2 2 1 1 1 2 2 1
15 28 3 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1
16 29 3 3 4 2 1 2 2 1 2 1 3 3 1 4 2 1 2 1 2 2 2
17 31 3 5 1 1 2 2 3 2 2 1 3 1 1 4 2 1 2 1 2 1 2
18 21 3 4 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1
19 31 2 5 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1
20 35 3 1 2 2 1 2 2 2 1 3 3 2 1 4 1 1 2 2 2 2 2
21 33 3 2 2 1 1 2 3 2 2 1 3 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1
22 43 3 5 1 1 1 2 3 1 2 1 3 4 2 3 4 1 1 2 2 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


110

23 28 3 4 2 2 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1
24 29 3 1 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 1 4 2 2 2 1 2 2 2
25 24 3 5 1 1 1 1 3 2 2 1 2 2 2 4 4 1 2 2 1 2 2
26 37 2 5 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 2 1 3 2 1 2 2 1 1
27 26 2 4 2 1 1 2 3 2 2 1 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1
28 16 2 5 1 1 1 1 3 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1
29 31 3 3 1 1 1 2 3 2 1 1 2 2 2 4 3 2 2 2 1 2 2
30 34 3 5 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 1 3 1 2 2 2 2 2 1
31 28 5 1 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 1
32 23 3 6 3 1 1 1 3 2 1 3 1 4 2 2 2 2 2 1 1 1
33 22 3 3 1 1 2 1 1 2 1 3 1 4 2 4 3 2 2 2 1 2
34 20 3 5 1 1 1 2 3 2 1 3 2 1 2 2 4 1 2 2 1 1 1
35 30 3 4 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1
36 31 3 5 2 2 1 2 3 2 1 3 2 4 2 2 4 1 2 2 1 1
37 26 3 3 2 2 1 2 3 2 1 1 1 1 2 3 4 1 2 2 1 1 1
38 35 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1
39 28 4 1 2 2 1 1 3 2 2 2 1 4 2 4 3 1 2 2 1 2
40 31 3 5 1 1 1 1 3 2 2 1 3 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1
41 30 3 5 2 2 1 2 3 2 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 1
42 29 2 5 2 2 1 2 3 2 1 2 2 1 2 4 3 1 2 2 1 1 2
43 32 3 5 2 1 1 2 3 2 2 1 2 2 1 3 3 1 2 2 1 2 1
44 27 3 4 2 2 1 2 3 2 1 2 3 1 1 4 3 2 2 2 2 1 2
45 32 3 5 1 1 1 2 3 2 1 3 1 2 2 4 3 1 2 2 1 2 2
46 40 3 4 2 2 2 1 3 2 1 1 3 1 1 4 1 2 1 1 2 1 2
47 27 3 5 2 2 1 2 2 2 1 1 1 4 1 1 3 1 2 2 1 1
48 23 3 3 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 1 4 2 2 2 1 2 2 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


111

49 32 3 1 2 2 1 2 3 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1
50 19 3 5 3 1 1 1 3 2 2 3 3 2 2 4 2 2 1 1 2 2 2
51 26 3 5 4 1 1 2 3 2 1 2 3 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1
52 25 3 5 2 1 1 2 3 2 1 1 2 2 1 2 3 1 2 2 1 2 1
53 28 3 2 2 3 1 2 3 2 1 1 2 2 2 3 3 1 2 2 1 2 1
54 33 3 5 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 2 1 1 1 2 2 1 2 1
55 32 5 4 2 2 2 2 3 2 1 1 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1
56 39 3 5 2 1 1 2 2 1 1 1 3 2 2 4 2 2 1 1 2 2 2
57 26 3 5 2 2 1 1 3 2 1 1 2 4 2 4 3 2 2 2 1 2
58 33 3 2 2 1 1 1 3 2 1 1 3 2 2 4 2 2 2 1 2 2 2
59 25 3 5 2 1 1 2 3 2 1 2 3 4 2 2 3 1 2 2 2 1
60 25 4 2 1 1 2 2 3 2 1 1 3 4 1 4 2 2 2 1 2 2
61 28 5 1 2 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 3 3 1 2 2 1 2 1
62 28 3 5 1 1 1 1 3 2 2 2 3 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2
63 27 2 4 2 2 1 2 3 2 1 1 1 2 2 3 3 1 2 2 1 2 1
64 30 3 5 1 1 1 1 3 2 1 3 3 2 1 3 2 2 2 1 2 2 1
65 37 5 1 2 2 1 2 3 2 1 3 3 2 2 3 2 2 1 1 2 2 1
66 23 3 5 1 1 1 2 3 2 1 3 3 2 2 4 2 2 2 1 2 2 2
67 30 3 3 2 1 1 2 3 2 1 1 3 2 1 4 2 2 2 1 2 2 2
68 33 3 4 2 2 1 2 3 2 2 1 1 2 2 4 3 1 2 2 1 2 2
69 29 3 3 2 2 1 1 3 2 2 1 1 4 2 1 2 2 2 1 1 1
70 34 3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 1 1 1
71 39 3 3 2 2 1 2 3 1 2 2 1 4 2 4 2 1 1 1 1 2
72 30 5 1 2 3 1 2 2 2 1 3 3 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1
73 26 2 5 2 2 1 2 3 1 1 1 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1
74 20 3 3 2 2 1 1 2 2 1 1 1 4 2 1 2 2 2 1 1 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


112

75 32 3 3 2 2 1 2 3 2 2 1 2 4 2 4 2 1 2 1 1 2
76 29 3 3 1 1 1 2 3 2 2 2 3 1 2 4 3 1 2 2 2 1 2
77 33 3 5 2 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 4 2 2 2 1 1 2 2
78 25 3 5 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 4 2 1 2 1 1 2 2
79 27 1 5 1 1 1 2 3 2 1 1 3 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1
80 33 3 5 1 1 1 2 2 2 2 1 1 3 2 3 1 1 2 2 1 2 1
81 39 3 2 2 2 3 2 3 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1
82 30 3 5 2 2 3 2 3 2 2 1 1 2 1 4 2 1 2 1 1 2 2
83 30 3 5 1 1 2 1 1 2 1 1 3 2 1 3 2 1 2 1 2 2 1
84 30 3 4 2 2 3 2 3 2 1 1 3 4 2 2 2 2 2 1 2 1
85 35 1 4 2 3 1 2 3 1 1 3 3 4 2 4 2 1 2 1 2 2
86 36 3 5 2 2 1 1 3 2 1 3 4 1 2 4 2 2 1 1 2 1 2
87 19 3 5 1 1 1 1 2 2 1 1 3 2 1 3 2 2 1 1 2 2 1
88 31 3 5 2 2 1 1 3 2 1 2 3 2 2 4 3 1 2 2 2 2 2
89 31 3 3 2 3 1 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1
90 25 3 3 2 2 1 2 3 2 1 2 3 2 1 4 2 1 2 1 2 2 2
91 31 3 3 2 2 1 1 3 2 1 2 3 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2
92 31 3 5 2 3 1 2 3 2 2 2 3 4 1 4 3 1 2 2 2 2
93 33 3 5 2 2 1 1 3 2 2 2 3 1 1 4 3 2 2 2 2 1 2
94 31 3 5 2 2 1 2 3 2 2 1 1 1 2 2 3 1 2 2 1 1 1
95 25 3 6 1 1 1 1 2 2 1 1 3 2 1 4 3 1 2 2 2 2 2
96 34 3 3 2 2 1 2 3 2 1 1 3 3 2 4 3 1 2 2 2 2 2
97 32 3 5 1 1 1 1 3 2 1 1 3 1 2 3 2 1 2 1 2 1 1
98 34 3 5 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 2 1 3 1 2 2 2 2 1
99 28 5 6 2 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 1
100 31 3 5 2 3 1 1 2 2 2 3 3 3 1 3 2 1 2 1 2 2 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


113

101 32 3 5 1 1 1 2 2 2 1 1 3 2 2 4 2 1 2 1 2 2 2
102 36 3 5 2 1 1 2 3 2 2 1 2 2 2 4 2 1 1 1 1 2 2
103 27 3 3 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 3 3 1 2 2 1 2 1
104 30 3 5 2 2 2 1 2 2 1 1 4 4 1 2 2 1 2 1 2 1
105 20 3 3 2 2 1 1 3 2 1 2 4 4 2 4 2 1 2 1 2 2
106 25 3 5 2 2 1 1 2 2 1 1 3 4 2 2 2 1 2 1 2 1
107 32 3 5 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 1 4 2 1 2 1 2 2 2
108 34 3 5 2 2 1 2 3 2 1 1 3 1 2 4 2 1 2 1 2 1 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


114

Output Analisis Data

Klasifikasi Usia Ibu Hamil

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid RISIKO TINGGI (<20 TAHUN 14 13.0 13.0 13.0

DAN >35 TAHUN)

RISIKO RENDAH (20-35 94 87.0 87.0 100.0

TAHUN)

Total 108 100.0 100.0

Pendidikan Ibu Hamil

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD/ SEDERAJAT 2 1.9 1.9 1.9

SMP/ SEDERAJAT 9 8.3 8.3 10.2

SMA/ SEDERAJAT 88 81.5 81.5 91.7

D3 2 1.9 1.9 93.5

SARJANA 7 6.5 6.5 100.0

Total 108 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


115

Pekerjaan Ibu Hamil

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid PEGAWAI NEGERI SIPIL/ 13 12.0 12.0 12.0

TNI/ POLRI

PEGAWAI SWASTA 7 6.5 6.5 18.5

WIRASWASTA 20 18.5 18.5 37.0

PETANI 11 10.2 10.2 47.2

IBU RUMAH TANGGA 54 50.0 50.0 97.2

LAIN-LAIN 3 2.8 2.8 100.0

Total 108 100.0 100.0

Suku Ibu Hamil

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid JAWA 27 25.0 25.0 25.0

BATAK 75 69.4 69.4 94.4

MELAYU 2 1.9 1.9 96.3

ACEH 4 3.7 3.7 100.0

Total 108 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


116

Agama Ibu Hamil

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ISLAM 45 41.7 41.7 41.7

KRISTEN PROTESTAN 56 51.9 51.9 93.5

KRISTEN KATOLIK 7 6.5 6.5 100.0

Total 108 100.0 100.0

Status Pernikahan Ibu Hamil

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid MENIKAH 93 86.1 86.1 86.1

BELUM MENIKAH 8 7.4 7.4 93.5

JANDA 7 6.5 6.5 100.0

Total 108 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


117

Tempat Tinggal Ibu Hamil

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid KOTA MEDAN 31 28.7 28.7 28.7

LUAR KOTA MEDAN 77 71.3 71.3 100.0

Total 108 100.0 100.0

Usia Kehamilan Ibu Hamil

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TRISEMESTER PERTAMA 3 2.8 2.8 2.8

(SEBELUM 14 MINGGU)

TRISEMESTER KEDUA (14- 26 24.1 24.1 26.9

28 MINGGU)

TRISEMESTER KETIGA (29- 79 73.1 73.1 100.0

36 MINGGU ATAU

SESUDAH 36 MINGGU)

Total 108 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


118

Paritas Ibu Hamil

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid PARITAS TINGGI (>=3 12 11.1 11.1 11.1


ORANG)

PARITAS RENDAH (0-2 96 88.9 88.9 100.0


ORANG)

Total 108 100.0 100.0

Cara Penularan

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid HETEROSEKSUAL 75 69.4 69.4 69.4

TIDAK DIKETAHUI 33 30.6 30.6 100.0

Total 108 100.0 100.0

Riwayat infeksi

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SAAT HAMIL 67 62.0 62.0 62.0

SEBELUM HAMIL 24 22.2 22.2 84.3

TIDAK DIKETAHUI 17 15.7 15.7 100.0

Total 108 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


119

Stadium Klinis

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid STADIUM 1 20 18.5 18.5 18.5

STADIUM 2 23 21.3 21.3 39.8

STADIUM 3 60 55.6 55.6 95.4

STADIUM 4 5 4.6 4.6 100.0

Total 108 100.0 100.0

Jumlah CD4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid >500 MM3 21 19.4 19.4 19.4

200-500 MM3 58 53.7 53.7 73.1

<200 MM3 6 5.6 5.6 78.7

TIDAK TERCATAT 23 21.3 21.3 100.0

Total 108 100.0 100.0

Infeksi Oportunistik

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ADA 43 39.8 39.8 39.8

TIDAK ADA 65 60.2 60.2 100.0

Total 108 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


120

Durasi Pemakaian Antiretroviral

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BELUM PERNAH 14 13.0 13.0 13.0

<6 BULAN 26 24.1 24.1 37.0

6-12 BULAN 18 16.7 16.7 53.7

>1 TAHUN 50 46.3 46.3 100.0

Total 108 100.0 100.0

Indeks Massa Tubuh

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BERAT BADAN KURANG 6 5.6 5.6 5.6

(<18 KG/MM2)

BERAT BADAN NORMAL 62 57.4 57.4 63.0

(18,5-24,9 KG/MM2)

PRA OBESITAS (25,0-29,9 32 29.6 29.6 92.6

KG/MM2)

OBESITAS TINGKAT I 7 6.5 6.5 99.1

(30,00-34,9 KG/MM2)

OBESITAS TINGKAT II 1 .9 .9 100.0

(35,0-39,9 KG/MM2)

Total 108 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


121

Sumber Biaya

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid JKN 71 65.7 65.7 65.7

UMUM 37 34.3 34.3 100.0

Total 108 100.0 100.0

Klasifikasi Usia Ibu Hamil * Infeksi Oportunistik Crosstabulation

Infeksi Oportunistik

ADA TIDAK ADA Total

Klasifikasi Usia Ibu RISIKO TINGGI (<20 Count 5 9 14


Hamil TAHUN DAN >35
row % of Klasifikasi Usia 35.7% 64.3% 100.0%
TAHUN)
Ibu Hamil

RISIKO RENDAH (20-35 Count 38 56 94


TAHUN)
row % of Klasifikasi Usia 40.4% 59.6% 100.0%
Ibu Hamil

Total Count 43 65 108

row % of Klasifikasi Usia 39.8% 60.2% 100.0%


Ibu Hamil

Chi-Square Tests

Exact Exact
Asymptotic Significance (2- Significance (1-
Value df Significance sided) sided)

Pearson Chi-Square .113a 1 .737

Continuity Correctionb .002 1 .965

Likelihood Ratio .114 1 .735

Fisher's Exact Test 1.000 .489

Linear-by-Linear Association .112 1 .738

N of Valid Cases 108

a. 0 cells (.0%) expf < 5. Min exp = 5.57...

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


122

Usia Kehamilan Ibu Hamil * Infeksi Oportunistik Crosstabulation

Infeksi Oportunistik

ADA TIDAK ADA Total

Usia Kehamilan Ibu TRISEMESTER Count 1 2 3


Hamil PERTAMA (SEBELUM
row % of Usia Kehamilan 33.3% 66.7% 100.0%
14 MINGGU)
Ibu Hamil

TRISEMESTER KEDUA Count 12 14 26


(14-28 MINGGU)
row % of Usia Kehamilan 46.2% 53.8% 100.0%
Ibu Hamil

TRISEMESTER KETIGA Count 30 49 79


(29-36 MINGGU ATAU
row % of Usia Kehamilan 38.0% 62.0% 100.0%
SESUDAH 36 MINGGU)
Ibu Hamil

Total Count 43 65 108

row % of Usia Kehamilan 39.8% 60.2% 100.0%


Ibu Hamil

Chi-Square Tests

Asymptotic
Value df Significance

Pearson Chi-Square .600a 2 .741

Likelihood Ratio .596 2 .742

Linear-by-Linear Association .230 1 .632

N of Valid Cases 108

a. 2 cells (33.3%) expf < 5. Min exp = 1.19...

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


123

Klasifikasi IMT * Infeksi Oportunistik Crosstabulation

Infeksi Oportunistik

ADA TIDAK ADA Total

Klasifikasi IMT NORMAL (18,5-24,9) Count 28 34 62

row % of Klasifikasi IMT 45.2% 54.8% 100.0%

TIDAK NORMAL (<18,5 DAN Count 15 31 46


>24,9)
row % of Klasifikasi IMT 32.6% 67.4% 100.0%

Total Count 43 65 108

row % of Klasifikasi IMT 39.8% 60.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Exact Exact
Asymptotic Significance (2- Significance (1-
Value df Significance sided) sided)

Pearson Chi-Square 1.736a 1 .188

Continuity Correctionb 1.252 1 .263

Likelihood Ratio 1.752 1 .186

Fisher's Exact Test .234 .131

Linear-by-Linear Association 1.720 1 .190

N of Valid Cases 108

a. 0 cells (.0%) expf < 5. Min exp = 18.31...

b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


124

Klasifikasi Usia Ibu Hamil * Stadium klinis2 Crosstabulation

Stadium klinis2

Stadium Stadium
Dini Lanjut Total

Klasifikasi Usia Ibu RISIKO TINGGI (<20 Count 4 10 14


Hamil TAHUN DAN >35
row % of Klasifikasi 28.6% 71.4% 100.0%
TAHUN)
Usia Ibu Hamil

RISIKO RENDAH (20- Count 39 55 94


35 TAHUN)
row % of Klasifikasi 41.5% 58.5% 100.0%
Usia Ibu Hamil

Total Count 43 65 108

row % of Klasifikasi 39.8% 60.2% 100.0%


Usia Ibu Hamil

Chi-Square Tests

Exact Exact
Asymptotic Significance (2- Significance (1-
Value df Significance sided) sided)

Pearson Chi-Square .849a 1 .357


b
Continuity Correction .395 1 .530

Likelihood Ratio .880 1 .348

Fisher's Exact Test .399 .269

Linear-by-Linear Association .841 1 .359

N of Valid Cases 108

a. 0 cells (.0%) expf < 5. Min exp = 5.57...

b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


125

Riwayat infeksi * Stadium klinis2 Crosstabulation

Stadium klinis2

Stadium Dini Stadium Lanjut Total

Riwayat infeksi SAAT HAMIL Count 28 39 67

row % of Riwayat infeksi 41.8% 58.2% 100.0%

SEBELUM HAMIL Count 10 14 24

row % of Riwayat infeksi 41.7% 58.3% 100.0%

Total Count 38 53 91

row % of Riwayat infeksi 41.8% 58.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Exact Exact
Asymptotic Significance (2- Significance (1-
Value df Significance sided) sided)

Pearson Chi-Square .000a 1 .992

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .000 1 .992

Fisher's Exact Test 1.000 .593

Linear-by-Linear Association .000 1 .992

N of Valid Cases 91

a. 0 cells (.0%) expf < 5. Min exp = 10.02...

b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


126

Usia Kehamilan Ibu Hamil * jumlah CD4 KELOMPOK Crosstabulation

jumlah CD4
KELOMPOK

>500mm3 <500mm3 Total

Usia Kehamilan Ibu TRISEMESTER Count 1 1 2


Hamil PERTAMA (SEBELUM
row % of Usia 50.0% 50.0% 100.0%
14 MINGGU)
Kehamilan Ibu Hamil

TRISEMESTER Count 3 17 20
KEDUA (14-28
row % of Usia 15.0% 85.0% 100.0%
MINGGU)
Kehamilan Ibu Hamil

TRISEMESTER Count 17 46 63
KETIGA (29-36
row % of Usia 27.0% 73.0% 100.0%
MINGGU ATAU
Kehamilan Ibu Hamil
SESUDAH 36
MINGGU)

Total Count 21 64 85

row % of Usia 24.7% 75.3% 100.0%


Kehamilan Ibu Hamil

Chi-Square Tests

Asymptotic
Value df Significance

Pearson Chi-Square 1.876a 2 .391

Likelihood Ratio 1.892 2 .388

Linear-by-Linear Association .216 1 .642

N of Valid Cases 85

a. 3 cells (50.0%) expf < 5. Min exp = .49...

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


127

Durasi ARV 2 * jumlah CD4 KELOMPOK Crosstabulation

jumlah CD4 KELOMPOK

>500mm3 <500mm3 Total

Durasi ARV 2 <1 TAHUN Count 6 28 34

row % of Durasi ARV 2 17.6% 82.4% 100.0%

>1 TAHUN Count 11 29 40

row % of Durasi ARV 2 27.5% 72.5% 100.0%

Total Count 17 57 74

row % of Durasi ARV 2 23.0% 77.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Exact Exact
Asymptotic Significance (2- Significance (1-
Value df Significance sided) sided)

Pearson Chi-Square 1.008a 1 .315


b
Continuity Correction .528 1 .467

Likelihood Ratio 1.023 1 .312

Fisher's Exact Test .409 .235

Linear-by-Linear Association .995 1 .319

N of Valid Cases 74

a. 0 cells (.0%) expf < 5. Min exp = 7.81...

b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


128

Klasifikasi Usia Ibu Hamil * Paritas Ibu Hamil Crosstabulation

Paritas Ibu Hamil

PARITAS PARITAS
TINGGI (>=3 RENDAH (0-
ORANG) 2 ORANG) Total

Klasifikasi Usia Ibu RISIKO TINGGI (<20 Count 6 8 14


Hamil TAHUN DAN >35
row % of Klasifikasi 42.9% 57.1% 100.0%
TAHUN)
Usia Ibu Hamil

RISIKO RENDAH (20- Count 6 88 94


35 TAHUN)
row % of Klasifikasi 6.4% 93.6% 100.0%
Usia Ibu Hamil

Total Count 12 96 108

row % of Klasifikasi 11.1% 88.9% 100.0%


Usia Ibu Hamil

Chi-Square Tests

Exact Exact
Asymptotic Significance (2- Significance (1-
Value df Significance sided) sided)

Pearson Chi-Square 16.413a 1 .000

Continuity Correctionb 12.928 1 .000

Likelihood Ratio 11.599 1 .001

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear Association 16.261 1 .000

N of Valid Cases 108

a. 1 cells (25.0%) expf < 5. Min exp = 1.56...

b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai