Anda di halaman 1dari 48

USULAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

KUKERTA RELAWAN DESA LAWAN COVID-19


KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

PELAKSANA :
ZORI ZALDI (1702110172)

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU, AGUSTUS 2020
HALAMAN PENGESAHAN KEGIATAN PENGABDIAN

1. Judul kegiatan : Kukerta Relawan Desa Lawan


Covid-19 Kecamatan Kuok
Kabupaten Kampar
2. Ketua Pelaksana
a. Nama lengkap : Zori Zaldi
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Alamat Rumah : Pasir Lawas, Desa Bukit Melintang
Kecamatan Kuok, Kabupaten
Kampar
d. Hp : 0822-8834-2562
3. Anggota
Nama NIM
Agung Arjuna 1706113318
Fadel Helmi 1707122313
Hafizah 1706113628
Intan Dwi Melani 1705122309
Nindiyani Silfahira 1701110101
Putri Ayu Widya Nengsih 1705111114
Rio Naldi Oktosaputra 1706122227
Zulnas Sukma 1705122213
Zurhidayati 1705122210

4. Jarak lokasi kegiatan : 68 km

Pekanbaru, 28 Agustus 2020

i
Mengetahui:
Koordinator Pusat Layanan Kukerta Ketua Pelaksana

Dr. Besri Nasrul, SP, M.Si Zori Zaldi


NIP. 197304101999031003 NIM. 1702110172
Menyetujui:
Ketua LPPM Universitas Riau

Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE.,MP


NIP. 19600822 199002 10

RINGKASAN KEGIATAN PENGABDIAN


Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) adalah bentuk kegiatan pengabdian
masyarakat terjun langsung didalam masyarakat dimana dalam hal ini mahasiswa

ii
langsung berhubungan dengan warga serta dalam hal ini mahasiswa bisa
menerapkan berbagai ilmu dan pengalamannya untuk membangun dan mengabdi
kedalam masyarakat. Pada kukerta kali ini kampus Universitas Riau mengadakan
kukerta terbaru yaitu kukerta relawan, kukerta ini dibentuk karena adanya wabah
virus COVID-19 di Indonesia. Pada tanggal 21 Mei s.d 29 Juni 2020 kemarin
kami telah melaksanakan program Kukerta Relawan Desa Lawan COVID-19 di
Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. Tujuan dari pelaksanaan program kukerta
ini yaitu diharapkan mahasiswa memperoleh pengalaman belajar dan bekerja
melalui keterlibatan dalam masyarakat yang secara langsung menemukan dan
memecahkan permasalahan yang berada di lapangan. Adapun khalayak sasaran
dari program kerja yang kami lakukan adalah masyarakat Kecamatan Kuok
Kabupaten Kampar.

Banyak program yang kami laksanakan di Kecamatan Kuok Kabupaten


Kampar tersebut. Program-program tersebut meliputi; pembekalan kerelawanan,
sosialisasi “new normal”, pembuatan masker, pembagian masker dan
pengecekaan suhu, menghimbau masyarakat agar mengikuti protokol Kesehatan
(menggunakan masker, menghindari kerumunan dan menjaga jarak), pembuatan
hand soap dan pembagian hand soap, penyemprotan desinfektan, pembuatan dan
pengemasan handsanitizer.

IDENTITAS ANGGOTA KEGIATAN PENGABDIAN

No Nama NIM Prodi Fakultas

iii
1 Agung Arjuna 1706113318 Agroteknologi FAPERTA

2 Fadel Helmi 1707122313 Teknik Sipil FT

3 Hafizah 1706113628 Agroteknologi FAPERTA

4 Intan Dwi Melani 1705122309 Pendidikan FKIP


B.Inggris
5 Nindiyani Silfahira 1701110101 Administrasi FISIPOL
Publik
6 Putri Ayu Widya 1705111114 Pendidikan Kimia FKIP
Nengsih
7 Rio Naldi Oktosaputra 1706122227 Agroteknologi FAPERTA

8 Zulnas Sukma 1705122213 Pendidikan FKIP


Olahraga
9 Zurhidayati 1705122210 Pendidikan FKIP
Biologi

KATA PENGANTAR

iv
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kerena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata
(KUKERTA) yang dilaksanakan di kecamatan Kuok pada 21 Mei s.d 29 Juni
2020 dengan baik dan sesuai dengan rencana.

Laporan ini dibuat sebagai pertanggungjawaban atas kegiatan Kukerta


yang telah kami laksanakan. Dalam laporan ini kami mencoba untuk menguraikan
mengenai profil tempat kami menjalankan Kukerta, kegiatan selama kami
melakukan Kukerta dan evaluasi mengenai kegiatan Kukerta yang kami
laksanakan.

Pada kesempatan kali ini kami selaku penulis dari laporan ini
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
praktikkan dalam penulisan laporan ini, yaitu:

1. Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya

2. Orang tua yan selalu memberikan dukungan dan semangat

3. Ibuk Sri Restuti, SE., MM. selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang

telah mendamping, memberikan bimbingan selama Kukerta dan


selama proses pembuatan laporan ini
4. Bapak Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE.,MP selaku Ketua LPPM
Universitas Riau
5. Bapak Dr. Besri Nasrul, SP, M.Si selaku Koordinator Pusat Layanan
Kukerta
6. Bapak Drs. Darusmar, M.Si selaku Camat dan Ketua Satgas
Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar
7. Seluruh Bapak Kepala Desa di Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar

8. Ibuk dr. Santi Syahmini selaku ketua Puskesmas Kecamatan Kuok


Kabupaten Kampar
9. Semua pihak yang telah memberikan dorongan baik moril maupun
materi

v
Dalam penyusunan laporan ini kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kepada semua pihak dengan sangat
terbuka kami mengharapkan saran, masukan, maupun kritik untuk
penyempurnaan laporan ini. Akhirnya besar harapan kami semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, 2020

Penulis

DAFTAR ISI

vi
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN KEGIATAN PENGABDIAN..........................i
IDENTITAS ANGGOTA KEGIATAN PENGABDIAN.................................iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi ..............................................................................................1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah...............................................................2
1.3 Tujuan Kegiatan Pengabdian..........................................................................4
1.4.1 Tujuan Umum..........................................................................................4
1.4.2 Tujuan Khusus.........................................................................................4
1.4 Manfaat Kegiatan............................................................................................5
1.5 Masyarakat Sasaran.........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis.............................................................................................6
2.2 Kerangka Pemikiran Kegiatan .....................................................................14
BAB III METODE PENERAPAN
3.1 Langkah-langkah Kegiatan.............................................................................16
3.2 Teknik Penyelesaian Masalah.........................................................................18
3.3 Alat Ukur Ketercapaian...................................................................................21
BAB IV HASIL DAN KETERCAPAIAN SASARAN
4.1 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran..........................................................25
4.2 Potensi Pengembangan (Pemberdayaan) Masyarakat....................................25
4.3 Solusi Pengembangan (Pemberdayaan) Masyarakat......................................29
4.4 Tingkat Ketercapaian Sasaran Program.........................................................33
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................................36
5.2 Rekomendasi...................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................38
LAMPIRAN

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) merupakan salah satu bentuk pengabdian
kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa secara interdisipliner,
institusional dan kemitraan sebagai salah satu bentuk kegiatan Tri Dharma
Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Setelah mendapatkan ilmu di
dunia pendidikan, mahasiswa diharapkan dapat menerapkannya di
masyarakat. Kukerta menjadi sarana bagi mahasiswa untuk menambah
wawasan ilmu pengetahuan yang lebih luas dan mendapat pengalaman di
masyarakat.
Dalam kegiatan Kukerta ini, penerapan ketiga landasan Tri Dharma
Perguruan Tinggi sangat dibutuhkan, tetapi akan lebih fokus pada bagian
pengabdian masyarakat karena mahasiswa akan langsung menjadi agen
perubahan di masyarakat. Mahasiswa dapat memberikan pengalaman ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk memberikan pengarahan agar dapat
memecahkan masalah di masyarakat. Selain itu, pembenahan sarana dan
prasarana merupakan kegiatan yang dilakukan serta menjadi program kerja
bagi mahasiswa.
Pada awal tahun 2020 Indonesia dan seluruh negara dunia di
gemparkan dengan adaanya virus Corona atau COVID-19, Virus Corona atau
severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang
menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut
COVID19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem
pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih
dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular
ke manusia. Walaupun lebih banyak lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang
siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan
ibu menyusui.
Dengan adanya virus tersebut maka pihak Universitas Riau atau LPPM
membentuk Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) yang baru pada tahun 2020 yaitu Kukerta

1
2

Relawan desa lawan COVID-19 untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 maka


pada Kukerta Relawan desa lawan COVID-19 ini salah satu daerah yang menjadi
tujuan kami adalah beberapa desa yang berada di Kecamatan Kuok.
Kuok adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Kampar, Riau,
Indonesia. Beberapa desa yang terdapat di Kecamatan Kuok terdiri dari 9
desa, yaitu; Desa Kuok, Desa Lereng, Desa Pulau Terap, Desa Empat Balai,
Desa Pulau Jambu, Desa Merangin, Desa Silam, Desa Batu Langkah Kecil,
dan Desa Bukit Melintang
Untuk mencegah dan meminimalisir penyebaran COVID-19 maka
kami melalukan beberapa kegiatan dan program kerja, yaitu:
1. Pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT).
2. Rapid test bersama puskesmas Kuok.
3. Pembekalan kerelawanan.
4. Sosialisasi “new normal”.
5. Sosialisasi Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
6. Pembuatan masker tahap I.
7. Pembuatan masker ke II.
8. Pembagian masker tahap I dan pengecekaan suhu.
9. Pembuatan hand soap.
10. Pembagian hand soap.
11. Pembagian masker tahap II dan rapid tes.
12. Penyemprotan desinfektan.
13. Pembuatan handsanitizer.
14. Pengemasan handsanitizer.
15. Penyerahan masker, hand soap, dan hand sanitizer di kantor camat.

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

A. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang ada, program Kuliah Kerja Nyata (Kukerta)
yang dilakukan berdasarkan kalsifikasi yang terdapat pada Tabel 1.
3

Tabel 1. Program Kuliah Kerja Nyata(Kukerta)


N Masalah Alternatif Bentuk Kegiatan
o Pemecahan
1. Banyaknya Menghimbau Sosialisasi kepada
masyarakat kepada masyarakat masyarakat tentang
wajibnya mengikuti
kecamatan bahwa kita wajib protokol Kesehatan
Kuok yang tidak mengikuti protokol pada fase “new
normal”, dengan
mengikuti dan Kesehatan selama
membagikan brosur,
mengabaikan masa pandemi dan melakukan pengecekan
protokol pada fase “new suhu tubuh, dan
membagikan sabun cuci
Kesehatan seperti normal” agar dapat
tangan di tempat umum.
menggunakan memutus rantai
masker, physical penyebaran virus
distancing, rajin corona.
mencuci tangan,
dll.
2. Penggunaan masker Mengajak dan Memberikan himbauan
saat beraktivitas di menghimbau menggunakan masker
luar rumah dan kepada masyarakat saat di luar rumah
bertemu orang jika keluar rumah sebagai alat pelindung
banyak harus menggunakan dan membagikan
masker. masker kepada
masyarakat.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah diatas maka rumusan masalah pada


laporan ini adalah:
1. Bagaimana potensi yang dapat dikembangkan dalam penanganan
COVID-19
2. Bagaimanakah cara pencegahan COVID-19 pada masyarakat di
Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar
4

1.3 Tujuan Kegiatan Pengabdian


Dalam pelaksanaan kegiatan Kukerta Relawan Desa Lawan COVID-
19 kepada masyarakat, ada beberapa tujuan yang diharapkan terealisasi di
Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar ini sebagaimana berikut :
1. Mengembangkan potensi untuk penanganan COVID-19 di kecamatan
Kuok, kabupaten Kampar
2. Meningkatkan empati dan kepedulian mahasiswa terhadap
penanggulangan wabah COVID-19 di ecamatan Kuok, kabupaten
Kampar
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya mengikuti protocol
Kesehatan selama masa pandemi hingga memasuki fase “new
normal”, sehingga dapat memutus rantai penyebaran virus corona.

1.4 Manfaat Kegiatan


1. Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Memberikan pengalaman belajar dan bekerja kepada para mahasiswa di
luar kampus
b. Melatih para mahasiswa agar lebih terampil dalam memecahkan
masalah yang ada di dalam masyarakat
c. Mendalami dan menghayati adanya hubungan ketergantungan dan
keterkaitan kerjasama antar mahasiswa dan masyarakat di Kecamatan
Kuok Kabupaten Kampar
d. Melatih sikap kepedulian, kerjasama antar mahasiswa dan masyarakat
di kecamatan Kuok Kabupaten Kampar
2. Manfaat Bagi Masyarakat
a. Memperoleh bantuan pemikiran dan ilmu pengetahuan dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan kerelawanan
b. Meningkatkan kemampuan berfikir, bersikap dan bertindak masyarakat
dalam menyelesaikan permasalahan di Kecamatan Kuok
c. Sebagai wujud pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat di
Kecamatan Kuok
5

3. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi


a. Perguruan tinggi lebih terarah dalam mengembangkan ilmu dan
pengetahuan, dengan adanya umpan balik sebagai hasil integrasi
mahasiswa dengan masyarakat.
b. Meningkatkan, memperluas dan mempererat kerja sama dengan
instansi terkait melalui kerjasama mahasiswa yang melaksanakan.
c. Perguruan tinggi dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang lebih
bermanfaat dalam pengelolaan dan penyelesaian berbagai maslaha di
masyarakat.

1.5 Masyarakat Sasaran


Masyarakat sasaran pada Kukerta Relawan Desa Lawan Covid 19 ini
merupakan masyarakat Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. Kecamatan
Kuok memiliki 9 desa, yaitu; Desa Kuok, Desa Lereng, Desa Pulau Terap,
Desa Empat Balai, Desa Pulau Jambu, Desa Merangin, Desa Silam, Desa Batu
Langkah Kecil, dam Desa Bukit Melintang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Kukerta Relawan Desa Lawan Covid 19


A. Kuliah Kerja Nyata (Kukerta)
Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) merupakan kegiatan intrakulikuler yang
memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan metode
pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat. Salah satu kegiatan yang menambah daya kritis
dan pengalaman bagi mahasiswa dalam bentuk nyata yaitu melalui kegiatan
Kuliah Kerja Nyata. Program Kuliah Kerja Nyata merupakan mata kuliah
intrakulikuler yang wajib ditempuh oleh mahasiswa pada tiap-tiap program
studi jenjang S-1. Kegiatan Kukerta ini didasari pada Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Pasal 20 Ayat 2 dinyatakan bahwa: “Perguruan tinggi
berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat”. Begitu pula pada Pasal 24 Ayat 2 disebutkan: “Perguruan tinggi
memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaga sebagai pusat
penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah dan pengabdian kepada
masyarakat” (BP-KKN, 2016).
Fida‟ (1997) menyatakan bahwa “Kuliah Kerja Nyata adalah salah satu
bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh Perguruan Tinggi yang
dilakukan oleh mahasiswa di bawah bimbingan dosen dan pimpinan
pemerintah daerah”. Pengertian pengabdian kepada masyarakat ialah
pengalaman ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dilakukan oleh
Perguruan Tinggi secara ilmiah dan melembaga langsung kepada masyarakat
untuk mensukseskan pembangunan dan pengembangan manusia pembangunan
menuju tercapainya manusia yang maju, adil dan sejahtera berdasarkan
Pancasila, serta meningkatkan pelaksanaan misi dan fungsi Perguruan Tinggi.

6
7

Lebih lanjut dijelaskan oleh Fida‟ bahwa “Kuliah Kerja Nyata dapat
diartikan sebagai salah satu bentuk pengintegrasian kegiatan antara pengabdian
kepada masyarakat, pendidikan dan penelitian yang dilaksanakan terutama
oleh mahasiswa secara interdisipliner dan intrakulikuler dibawah bimbingan
dosen dan masyarakat”.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata pada dasarnya merupakan kegiatan
interaksi sosial yang melibatkan berbagai pihak. Dalam kegiatan KKN, kita
akan menjumpai berbagai bentuk interaksi sosial, yang secara garis besarnya
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga pola atau bentuk interaksi sosial, yaitu: (1)
interaksi antar orang perorangan; (2) interaksi antara orang dan kelompoknya,
dan sebaliknya; dan (3) Interaksi antar kelompok (Gunawan, 2000:32).
Secara Umum Kuliah Kerja Nyata mempunyai delapan tujuan (Fida‟
dkk, 1997) sebagai berikut:
1. Mahasiswa mempunyai pengalaman bekerja yang berharga melalui
keterlibatan dalam masyarakat yang secara langsung menemukan,
merumuskan, memecahkan, dan menanggulangi masalah pembangunan
secara pragmatis dan interdisipliner.
2. Mahasiswa dapat berfikir berdasarkan ilmu, teknologi dan seni dalam
upaya menumbuhkan, mempercepat gerak serta mempersiapkan kader-
kader pembangunan.
3. Agar Perguruan Tinggi dapat menghasilkan sarjana pengisi teknostruktur
dalam masyarakat yang lebih menghayati kondisi, gerak dan permasalahan
yang kompleks yang dihadapi oleh masyarakat dalam melaksanakan
pembangunan. Dengan demikian tamatan Perguruan Tinggi secara relatif
menjadi siap pakai dan terlatih dalam menanggulangi permasalahan
pembangunan secara lebih pragmatis dan interdisipliner.
4. Meningkatkan hubungan antara Perguruan Tinggi dengan pemerintah
daerah, instansi teknis dan masyarakat, sehingga Perguruan Tinggi dapat
lebih berperan dan menyesuaikan kegiatan pendidikan serta penelitiannya
dengan tuntutan nyata dari masyarakat yang sedang membangun.
8

5. Mempercepat proses peningkatan kemampuan sumber daya manusia


sesuai dengan dinamika pembangunan.
6. Mempercepat upaya pengembangan masyarakat ke arah terbinanya
masyarakat dinamis yang siap melakukan perubahan-perubahan menuju
perbaikan dan kemajuan yang sesuai dengan nilai sosial yang berlaku.
7. Mempercepat upaya pembinaan institusi dan progesi masyarakat sesuai
dengan perkembangannya dalam proses modernisasi.
8. Perguruan tinggi memperoleh umpan balik dari masukan yang dapt
berguna untuk meningkatkan relevansi pendidikan dan penelitian yang
dilakukan dengan kebutuhan pembanguan masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa Kuliah Kerja Nyata adalah kegiatan
intrakulikuler yang memadukan pelaksanaan Tri Darma yang dilaksanakan
oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen dan masyarakat.
Tujuan Kuliah Kerja Nyata dinyatakan antara lain agar sarjana yang
dihasilkan Perguruan Tinggi mampu menghayati dan menanggulangi masalah-
masalah yang muncul dimasyarakat yang umumnya kompleks. Kemudahan
didalam penanggulangan tersebut dilakukan secara pragmatis dan
interdisipliner dan harus tercermin dalam kegiatan-kegiatan mahasiswa pada
saat melaksanakan program-program Kukerta di desa.

B. Lembaga Relawan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengemukakan defisi
relawan adalah non-formal dari sukarelawan. Sukarelawan berarti “orang yang
melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak karena dipaksa atau diwajibkan).
Dan akar sebutan ini merupakan gabungan dari kata “suka”, “rela” dan
“akhiran -wan” (atau -wati bagi perempuan) yang menunjukkan pelaku seperti
wirausahawan, dermawan dan karyawan. Dengan merinci istilah
“sukarelawan” menjadi lebih mendasar, kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa relawan (sukarelawan) yaitu individu yang mengambil peran atau
melakukan kegiatan tertentu atas motif suka dan rela. Sedangkan padanan kata
9

ini dalam bahasa inggris yang paling mendekati ialah “volunteer” (KBBI,
2019).
Relawan adalah seseorang yang menyumbangkan waktu, tenaga, dan
talentanya untuk memenuhi suatu kebutuhan masyarakat tanpa mengambil
keuntungan finansial atas sumbangannya tersebut (Musick, 2008). Relawan
berbeda dengan pekerja berbayar (karyawan) meskipun keduanya merupakan
tenaga kerja pada sebuah organisasi. Relawan mempunyai komitmen yang
tinggi terhadap organisasi karena pelayanannya lebih berbasis pada nilai
dibandingkan dengan pekerja berbayar (Cuskelly, McIntyre dan Boag, 1998).
Meskipun relawan merupakan pekerja yang tidak berbayar, namun ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelolanya. Memahami
motivasi relawan secara mendalam sangat diperlukan bagi pengelola organisasi
dalam merekrut maupun mempertahankan relawan (Bang dan Ross, 2004). Hal
tersebut merupakan tugas organisasi yang sulit dalam menyelami relawan
karena setiap individunya mempunyai motivasi yang berbeda-beda tergantung
konteks dan kesempatannya mengikuti kegiatan sukarela (Clary dkk, 1998).
Peran relawan dirasa begitu penting dan mampu memberikan banyak
keuntungan bagi organisasi. Beberapa organisasi sangat menggantungkan
pelayanan dari para relawan. Dalam sebuah survei terhadap 237 manajer seni
di Australia, Palmer (1997) menemukan bahwa 50% organisasi memiliki lebih
dari 10 (sepuluh) relawan dan 10% organisasi memiliki 100 (seratus) relawan
atau lebih. Begitu juga dengan survei Volunteer and Donors in Arts and
Culture Organization in Canada in 2010 menemukan bahwa relawan yang
terlibat pada organisasi seni dan budaya di Kanada berjumlah 764.000 orang
dan menyumbangkan waktunya sebanyak 97 juta jam di tahun 2010. Mereka
terlibat dalam mengelola, mengawasi atau mengkoordinasi segala aktivitas
atau event organisasi (Canada Council of The Art, 2010)
C. Kecamatan Kuok
Kecamatan Kuok sebagian besar menupakan deerah dataran 84%,
daerah perbukitan 16% dari kemiringan <25%, dengan ketinggian berkisar 40-
60 m dari permukaan laut, suhu udara berkisar 25°C s/d 33°C.
10

Adapun luas wilayah Kecamatan Kuok menurut pengukuran Kantor


Camat adalah ± 371,47 KM2 atau 37.147 Ha. yang terletak pada ketinggian
Permukaan laut ebih kurang 44 M, dengan jarak pusat pemerintahan
Kecamatan Kuok sebagai berikut
• Ke Ibu Kota Kabupaten Kampar lebih kurang 12 KM
• Ke Ibu Kota Provinsi Riau lebih Kurang 68 KM
Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Kuok, aebagai berikut:
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tapung. Tapung Huludan
Kecamatan Kabun Kabupaten Rokan Hulu.
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan XIII Koto Kampar dan
Kecamatan Kampar Kiri
• Sebelah Barat berbataran dengan Kecamatan XIl Koto Kampar, Tapung
Hulu dan Kecamatan Kabun Kabupaten Rokan Hulu.
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Salo yang merupakan hasil
pemekaran dari. Kecamatan Bangkinang dan Kecamatan Bangkinang
Barat yang sampai saat ini persoalan tapal batas wilayah belum juga tuntas
antara Kecamatan Salo dalam hal ini sengketa tapal batas antara Desa
Kuok Kecamatan Kuok dengan Desa Ganting Kecamatan Salo. Untuk
persoalan tapal batas ini diharapkan kepada Tim Tapal Batas Kebupaten
agar dapat mencar solusi penyelesaian.
Kecamatan Kuok dahulu bernama Kecamatan Bangkinang Barat
merupakan salah satu Kecamatan di dalam wilayah Kabupaten Kampar yang
mana Kecamatan Kuok adalah hasil pemekaran dari Kecamatan Bangkinang
yang dimekarkan pada Tahun 1991 yang terdiri dari 7 Desa yaitu: Desa Kuok,
Desa Empat Balai, Desa Merangin, Desa Ganting, Desa Pulau Jambu, Desa
Sipungguk, Desa Siabu.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubemur Kepala Daerah I Riau Nomor
01/1/1/1996 tanggal 02 Januari 1996 Kecamatan Perwakilan Bangkinang Barat
didefenitifkan menjadi Kecamatan Bangkinang Barat dengan Camat pertama
Dra. Nuraisyah.
11

Guna untuk mempermudah pelayanan masyarakat, maka dimekarkan


beberapa Desa dalam Kecamatan Kuok Yartu:
1. Pemekaran Desa Merangin Menjadi 1 (satu) Desa dan Desa Merangin Desa
Induk, dan Desa Pemekaran Desa Silam pada Tahun 1998 didefenitifkan
Tahun 2012
2. Pemekaran Desa Kuok Menjadi 1 (satu) Dasa dan Desa Kuok menjadi Desa
induk, dan Desa Pemekaran Desa Bukit Melintang Pada Tahun 2001
didefenitifkan Tahun 2002.
Mata pencaharian penduduk yang tersebar sebagian besar adalah sebagai
petani dalam arti luas (perkebunan dan pertanian) 4.453 Jiwa, Pertambangan
dan Penggalian 108 Jiwa, Industri Pengolahan 115 Jiwa, Listrik gas/air bersih
59 jiwa, Kontruksi bangunan 234 jiwa, perdagangan 1.406 jiwa,
pengangkutan / komunikasi 267 jiwa, Keuangan / Jasa Perusahaan 6 Jiwa, Jasa
- jasa 1.660 jiwa dan lainnya 47 Jiwa.
Produksi utama di Kecamatan Kuok adalah pada sektor perkebunan
Karet, Kelapa Sawit, dan Kelapa. Selain itu Kecamatan Kuok juga mempunyai
produksi sektor perikanan, kolam, produksi ternak ayam boiler dan ternak sapi.
Sarana perekonomian yang terdapat di Kecamatan Kuok terlihat
semakin berkembang seiring dengan perkembangan pembangunan. Pada akhir
tahun 2011 tercatat beberapa sarana perekonomian yang dimiliki seperti
Koperasi 6 Unit, Bangunan Toko 106 unit, Kios / Warung 564 unit. SPBU 1
Unit dan Pasar 1 lokasi dan Bank sebanyak 2 unit.
Sarana Perekonomian pada umumya terdapat di Ibúkota Kecamatan
Kuok dan sebagian tersebar di seluruh desa di Kecamatan Kuok. Lembaga
pendidikan yang ada di Kecamutan Kuok terdapat sebanyak 46 unit mulai dari
pendidikan PAUD sid SLIA, Pendidikan TK/Anak Usia Dini (PAUD)
Bebanyak 19 unit, Sekolah Disar (SD) sebanyak 22 unit.

2.1.2 COVID 19 (Corona Virus Disease 19)


Pandemi Korona virus 2019–2020 atau dikenal sebagai pandemi COVID-
19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit korona virus 2019 (bahasa Inggris:
12

corona virus disease 2019, disingkat COVID-19) di seluruh dunia. Penyakit ini
disebabkan oleh korona virus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2.
Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020. Hingga 23 April
2020, lebih dari 2.000.000 kasus COVID-19 telah dilaporkan di lebih dari 210
negara dan wilayah, mengakibatkan lebih dari 195,755 orang meninggal dunia
dan lebih dari 781,109 orang sembuh (Wikipedia, 2020).
Saat ini ada sebanyak 65 negara terinfeksi virus corona. Menurut data
WHO per tanggal 2 Maret 2020 jumlah penderita 90.308 terinfeksi Covid-19.
Di Indonesia pun sampai saat ini terinfeksi 2 orang. Angka kematian mencapai
3.087 atau 2.3% dengan angka kesembuhan 45.726 orang. Terbukti pasien
konfrimasi Covid-19 di Indonesia berawal dari suatu acara di Jakarta dimana
penderita kontak dengan seorang warga negara asing (WNA) asal jepang yang
tinggal di malaysia. Setelah pertemuan tersebut penderita mengeluhkan
demam, batuk dan sesak napas (WHO, 2020).
Berdasarkan data sampai dengan 2 Maret 2020, angka mortalitas di
seluruh dunia 2,3% sedangkan khusus di kota Wuhan adalah 4,9%, dan di
provinsi Hubei 3,1%. Angka ini diprovinsi lain di Tiongkok adalah 0,16%.8,9
Berdasarkan penelitian terhadap 41 pasien pertama di Wuhan terdapat 6 orang
meninggal (5 orang pasien di ICU dan 1 orang pasien non-ICU) (Huang, et.al.,
2020). Kasus kematian banyak pada orang tua dan dengan penyakit penyerta.
Kasus kematian pertama pasien lelaki usia 61 tahun dengan penyakit penyerta
tumor intraabdomen dan kelainan di liver (The Straits Time, 2020).
Kebanyakan Corona virus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan.
Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan
kemampuannya menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi,
kuda, kucing dan ayam. Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus
yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat
membawa patogen dan bertindak sebagai vektor untuk penyakit menular
tertentu. Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa
13

ditemukan untuk Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber


utama untuk kejadian severe acute respiratorysyndrome (SARS) dan Middle
East respiratory syndrome (MERS) (PDPI, 2020).
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat.
Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk dan
kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue,
mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain.
Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat
perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis
metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi
dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan
tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik,
dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom
klinis yang dapat muncul jika terinfeksi. (PDPI, 2020). Berikut sindrom klinis
yang dapat muncul jika terinfeksi. (PDPI, 2020).
Pemeriksaan Penunjang (PDPI, 2020)
1. Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-scan toraks, USG toraks. Pada
pencitraan dapat menunjukkan: opasitas bilateral, konsolidasi
subsegmental, lobar atau kolaps paru atau nodul, tampilan groundglass.
2. Pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah
• Saluran napas atas dengan swab tenggorok(nasofaring dan orofaring)
• Saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, bila menggunakan
endotrakeal tube dapat berupa aspirat endotrakeal
3. Bronkoskopi
4. Pungsi pleura sesuai kondisi
5. Pemeriksaan kimia darah
6. Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran napas
(sputum, bilasan bronkus, cairan pleura) dan darah26,27 Kultur darah
untuk bakteri dilakukan, idealnya sebelum terapi antibiotik. Namun,
jangan menunda terapi antibiotik dengan menunggu hasil kultur darah)26
7. Pemeriksaan feses dan urin (untuk investasigasi kemungkinan penularan).
14

Tatalaksana Umum
1. Isolasi pada semua kasus
Sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik ringan maupun sedang.
2. Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)26
3. Serial foto toraks untuk menilai perkembangan penyakit27
4. Suplementasi oksigen
Pemberian terapi oksigen segera kepada pasien dengan, distress
napas, hipoksemia atau syok. Terapi oksigen pertama sekitar 5L/menit
dengan target SpO2 ≥90% pada pasien tidak hamil dan ≥ 92-95%
pada pasien hamil
5. Kenali kegagalan napas hipoksemia berat
6. Terapi cairan
Terapi cairan konservatif diberikan jika tidak ada bukti syok Pasien
dengan SARI harus diperhatikan dalam terapi cairannya, karena jika
pemberian cairan terlalu agresif dapat memperberat kondisi distress
napas atau oksigenasi. Monitoring keseimbangan cairan dan elektrolit
7. Pemberian antibiotik empiris
8. Terapi simptomatik
Terapi simptomatik diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan
lainnya jika memang diperlukan.
9. Pemberian kortikosteroid sistemik tidak rutin diberikan pada
tatalaksana pneumonia viral atau ARDS selain ada indikasi lain.
10. Observasi ketat
11. Pahami komorbid pasien
2.2. Kerangka Kegiatan Pemikiran
Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) adalah kegiatan ekstrakulikuler yang
memadukan pelaksanaan Tri Dharma yang dilaksanakan oleh mahasiswa
dengan bimbingan dosen dan masyarakat. Kulah Kerja Nyata ini
mengharuskan mahasiswa berinteraksi dengan orang lain, terutama di
Kecamatan Kuok. Kemampuan seseorang untuk dapat berinteraksi dengan
orang lain ini sering juga disebut dengan keterampilan sosial. Keterampilan
15

sosial adalah sebuah keterampilan yang dapat dipelajari, banyak aspek yang
dapat mempengaruhi keterampilan seseorang terutama aspek keluarga dan
lingkungan.
Pada saat Kukerta mahasiswa diharuskan menyelesaikan program-
program kerja sesuai dengan panduan yang telah diresmikan dan program
kerjasama tersebut akan sia-sia apabila tidak ada dukungan dari masyarakat.
Pada saat Kukerta inilah mahasiswa dituntut untuk dapat berinteraksi dan
bersosialiasasi dengan baik antara peserta Kukerta dan masyarakat. Untuk
lebih jelas kerangka kegiatan pemikiran dapat dilihat pada bagan berikut.

Keterampilan Sosial (Y)


Kuliah Kerja Nyata (X)
1.Mampu berbicara/
1.Interaksi mengungkapkan pendapat di
depan orang banyak.
2.Teamwork
2.Mampu bekerjasama dengan
3.Nilai kepribadian yang
orang lain.
ditanamkan
3.Mampu menemukan
4.Jiwa peneliti
penyelesaian masalah dengan
cepat
16
BAB III
METODE PENERAPAN

3.1. Langkah-Langkah Kegiatan


Pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Bantuan Langsung Tunai (BLT) adalah program bantuan pemerintah
dalam bentuk uang tunai untuk masyarakat kurang mampu atau masyarakat
miskin yang dilakukan di beberapa desa di kecamatan Kuok yaitu desa Kuok,
desa Empat Balai, dan desa Pulau Jambu. Uang tunai yang diterima setiap
masyarakat yang mendapatkan BLT tersebut senilai Rp.600.000. Setiap
masyarakat menunggu antrian untuk menunggu giliran dan kemudian
dipanggil satu persatu, selanjutnya uang tunai diserahkan kepada setiap
masyarakat.

Melakukan Rapid test bersama puskesmas Kuok.


Kegiatan ini dimulai dengan pemberian pembekalan kepada mahasiswa
kukerta secara langsung oleh Ketua Puskesmas Kuok, dr. Santi Syahmini,
pada pukul 09.00 WIB di puskesmas. Setelah pembekalan, mahasiswa beserta
anggota puskesmas Kuok bergerak menuju pasar Kuok tempat diadakan rapid
tes. Kegiatan ini dihadiri oleh camat Kuok (Drs. Darusmar, M.Si), kepala
desa Kuok (Khairisman, S.H), kepala desa Pulau Terap (Huani, Amd), serta
anggota Polsek Kuok.
Usai melakukan kegiatan tersebut, selanjutnya mahasiswa bersama
anggota puskesmas, polsek, serta kepala desa kuok melaksanakan penertiban
masyarakat yang melanggar protokoler Covid-19. Selanjutnya memberikan
himbauan untuk menggunakan masker apabila keluar rumah.

Sosialisasi Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).


Kegiatan ini dilakukan di desa Pulau Terap yang dilaksanakan Kerjasama
antara ibu camat, ibu-ibu PKK (Pemberdayaaan Kesejahteraan Keluarga),

17
18

kepala desa Pulau Terap dan jajarannya, mahasiswa kukerta Universitas Riau,
serta masyarakat desa Pulau Terap.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku
Kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan
seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang Kesehatan
serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat. Jadi kegiatan tersebut
dibuka oleh ketua kukerta unri dan dilanjutkan kata sambutan dari kepala
Desa Pulau Terap dan Ibu Camat Kuok, dan selanjutnya pihak puskesmas
Kuok memberikan penjelasan tentang PHBS tersebut.

Pemberian Sosialisasi ke Masyarakat Tentang fase “New Normal”


1. Tahap persiapan kegiatan Beberapa kegiatan yang dilakukan sebelum
melakukan kegiatan Sosialisasi kepada masyarakat, yaitu:
a. Melakukan pembekalan sosialisasi terkait COVID-19 oleh
puskesmas setempat.
b. Pencetakan brosur edukasi terkait COVID-19.
2. pelaksanaan kegiatan Kegiatan dilaksanakan secara langsung,dan melalui
media cetak berupa brosur. Sosialisasi dilakukan di desa Kuok, Pulau
Jambu, Lereng, Merangin, Empat Balai, Pulau Terap juga dengan
menempelkan pamvlet tentang apa saja yang perlu disiapkan selama
memasuki fase “new normal” di tempat-tempat umum seperti masjid-
masjid, pertamina, kantor desa, dll.
3. Tahap akhir pelaksanaan Mengajak seluruh masyarakat harus mengikuti
protokol Kesehatan.

Penyemprotan Disinfektan
1. Tahap persiapan kegiatan Menyiapkan alat dan bahan disinfeksi
2. Tahap pelaksanaan kegiatan Mencampurkan bahan-bahan disinfeksi.
3. Tahap akhir pelaksanaan Penyemprotan disinfektan dilakukan di desa
Bukit Melintang.
19

Pembuatan Masker
1. Tahap persiapan kegiatan Menyiapkan alat dan bahan pembuatan masker
kain.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan menggunting dan menjahit kain untuk
pembuatan masker kain.
3. Tahap akhir pelaksanaan Pembagian masker yang dialokasikan kepada
pedagang, tukang parkir, dan masyarakat desa Kuok dan Pulau Jambu
.
3.2 Teknik Penyelesaian Masalah
1. Pemberian sosialisai kepada masyarakat tentang fase “new normal”
Program sosialisasi ini dilakukan agar masyarakat mengetahui apa
saja yang harus dipersiapkan selama memasuki fase “new normal”.
Program sosialisai ini berfokus pada masyarakat Kecamatan Kuok,
Kabupaten Kampar, Riau. Bentuk sosialisai yang dilakukan yaitu
sosiaslisasi secara langsung (offline), melalui brosur dan pamvlet.
Fokus utama dari program sosialisasi secara offline ini, yaitu
memberi tahu masyarakat melalui brosur tentang apa saja yang perlu
disiapkan selama memasuki fase “new normal”, perilaku hidup bersih dan
sehat, dan etika saat beraktivitas di luar rumah selama masa pandemi yang
baik dan benar sesuai protokol kesehatan COVID19 dan mencantumkan
no HP Rumah Sakit Rujukan RSUD Bangkinang. Kegiatan sosialisai
secara offline ini dilakukan di Desa Kuok, Desa Lereng, Desa Pulau Terap,
Desa Empat Balai, Desa Pulau Jambu, dan Desa Merangin.
2. Pembuatan dan pendistribusian masker kain kepada masyarakat
Jumlah pasien COVID-19 yang terus meningkat tanpa terkendali
mengharuskan pemerintah menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah
dan memutus rantai penyebaran virus Corona. Salah satunya dengan
mewajibkan penggunaan masker saat beraktivitas diluar rumah. Namun, di
tengah pandemik COVID-19 ini, masker bedah menjadi barang yang langka
dan mahal karena tingginya permintaan konsumen (masyarakat). Oleh karena
20

itu, muncullah masker kain sebagai alternatif meskipun penggunaan masker


medis lebih baik dibandingkan masker kain.
Pada program pengabdian masyarakat ini, mahasiswa kukerta bekerjasama
dengan pihak desa berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan
melakukan kegiatan pembuatan dan pemberian masker kain secara gratis
kepada masyarakat serta menghimbau kepada masyarakat mengenai
pentingnya penggunaan masker di masa pandemi COVID-19.

3. Penyemprotan cairan desinfektan


Mayoritas masyarakat berpikir bahwa penularan Covid-19 masih bisa
dihindari hanya dengan menjauhkan diri dari penderita saja, padahal penyakit
ini dapat menyebar melalui partikel-partikel yang menempel pada barang-
barang disekitarnya. Virus dapat ditularkan dari 1 hingga 2 meter melalui
batuk atau bersin. Cara transmisi virus yang lain adalah melaui kontak tangan,
ataupun lingkungan yang terkena virus seperti gagang pintu, meja dan kursi.
Salah satu cara untuk mencegah penularan dan penyebarannya adalah dengan
senantiasa menjaga kebersihan dari diri dan lingkungan. Menjaga kebersihan
diri dan lingkungan dapat dilakukan dengan cara menggunakan antiseptik dan
desinfektan (Annisa Lazuardi Larasati dan Chandra Haribowo, 2020).
Disinfektan adalah senyawa kimia yang mampu membunuh virus dengan
jalan masuk menembus dinding virus dan akan merusak bagian dalam virus.
Larutan disinfektan dapat dibuat dari cairan yang biasa digunakan di rumah
tangga seperti larutan pemutih pakaian dan larutan pembersih lantai yang
selanjutnya dicampur air dengan perbandingan tertentu (Wiwik Indrawati,
2020).
Tim kukerta UNRI bersama warga sekitar melakukan kegiatan
penyemprotan cairan desinfektan di Kecamatan Kuok tepatnya di Desa Bukit
Melintang, kabupaten Kampar, Riau. Desinfeksi (penyemprotan desinfektan)
dilakukan di beberapa tempat seperti rumah warga, tempat-tempat keramaian
(tempat ibadah), dan juga tempat-tempat umum lainnya yang dicurigai
mampu menyebarkan virus corona. Desinfeksi ini dilakukan sebagai upaya
21

pencegahan agar virus corona tidak masuk dan menyebar di kecamatan Kuok
Kabupaten Kampar, Riau.

4. Kerjasama dengan puskesmas setempat


Puskemas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus memberikan
pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik
melalui Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) atau Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) (Sri Irmawati, dkk., 2017).
Tim kukerta UNRI dan pihak puskesmas melakukan kerjasama guna
mencegah penyebaran COVID-19 di Kecamatan Kuok. Pemberian edukasi
oleh pihak puskesmas terhadap tim kukerta tentang protokol kesehatan di
Kecamatan Kuok merupakan salah satu bentuk kerjasama antara kedua belah
pihak. Selain itu, bentuk kerjasama lain yang dilakukan yaitu menghimbau
masyarakat agar selalu mengikuti protokol Kesehatan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah, pendistribusian masker kain, sabun cuci tangan oleh tim
kukerta kepada puskesmas pembantu (Pustu) yang ada di Kecamatan Kuok,
Kabupaten Kampar, Riau.
5. Pembuatan hand soap dan pendistribusian hand soap kepada
masyarakat
Sesuai yang dijelaskan diatas bahwa cara transmisi virus yang lain adalah
melaui kontak tangan, ataupun lingkungan yang terkena virus seperti gagang
pintu, meja dan kursi. Salah satu cara untuk mencegah penularan dan
penyebarannya adalah dengan senantiasa menjaga kebersihan dari diri dan
lingkungan. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dapat dilakukan dengan
cara menggunakan antiseptik dan desinfektan (Annisa Lazuardi Larasati dan
Chandra Haribowo, 2020).
Oleh karena itu tim kukerta melakukan kegiatan pembuatan hand soap
(sabun cuci tangan) selanjutnya dibagikan atau diisi ulang ke tempat-tempat
umum seperti masjid, pasar, dan tempat umum lainnya yang memiliki tempat
cuci tangan. Tempat umum yang dicurigai mampu menyebarkan virus corona.
22

Hand soap ini dilakukan upaya pencegahan agar virus corona tidak menyebar
di kecamatan Kuok, kabupaten Kampar, Riau. Dan setelah adanya hand soap
ini diharapkan masyarakat untuk selalu mencuci tangan dengan baik dan
benar.

6. Pembuatan hand sanitizer dan pendistribusian hand sanitizer


Tim kukerta UNRI melakukan kegiatan ini yaitu membuat hand sanitizer
dari lemon dan air garam dengan tujuan supaya masyarakat selalu menjaga
kebersihan tangan dengan menyemprotkan ke tangan untuk mencegah virus
corona yang dilakukan di kecamatan Kuok.
Hand sanitizer adalah cairan atau gel yang umumnya digunakan untuk
mengurangi patogeen pada tangan. Pemakaian hand sanitizer lebih mudah
daripada mencuci tangan menggunakan sabun dan air, hand sanitizer ini
cukup disemprotkan beberapa kali ke telapak tangan dan digosokkan disekitar
tangan untuk mencegah virus corona.

3.3. Alat Ukur Ketercapaian


Alat ukur ketercapain merupakan parameter penilaian dalam mengukur
tingkat keberhasilan pencapaian tujuan program sasaran, cara mengukurnya
bisa dilakukan dengan cara, yaitu sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan
pada para responden. Wawancara bermakna berhadapan langsung antara
interviewer dengan responden, dan kegiatannya dilakukan secara lisan.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab dengan alternatif jawaban yang telah tersedia.
Sehingga responden dapat memilih jawaban yang sesuai dengan persepsi
sikap, keadaan atau pendapat pribadinya.
23

3. Pengamatan Langsung (Observasi)


Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis
mengenai fenomena sosial dan gejala-gejala psikis untuk kemudian
dilakukan pencatatan. Pencatatan data observasi bukanlah hanya sekedar
mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan
penilaian kedalam suatu skala bertingkat. Untuk mengamati kejadian yang
komplek dapat menggunakan alat bantu misalnya seperti kamera, video
tape, dan audio tape recorder.

Pada pengabdian ini, mahasiswa kukerta menggunakan alat ukur


ketercapaian dengan menggunkan cara pengamatan langsung (observasi).
Berikut ini merupakan beberapa program yang telah di lakukan dengan
tingkat ketercapaiannya.
1. Pemberian Sosialisai Kepada Masyarakat Tentang Fase “New Normal”
Program sosialisai ini berfokus pada masyarakat Kecamatan Kuok,
Kabupaten Kampar, Riau. Mahasiswa kukerta melakukan sosialisasi
kepada masyarakat secara langsung dalam bentuk brosur dan mengajak
masyarakat untuk mengikuti protokol Kesehatan dari pemerintah selama
memasuki fase “new normal”. Setelah diadakan sosialisai ini masyarakat
semakin sadar pentingnya mengikuti protokol Kesehatan dan menjaga
kampung halaman dari COVID-19 dengan tidak melakukan mudik atau
berpergian keluar daerah, hal-hal apa saja yang dapat dilakukan dalam
pencegahan dan memotong lajunya penyebaran wabah COVID-19, seperti
selalu menggunakan masker ketika berada di luar rumah, selalu mencuci
tangan, pentingnya menjaga jarak dan tidak membuat kerumunan disuatu
tempat dan apa saja yang harus disiapkan selama masa “new normal”.

2. Pembuatan dan Pendistribusian Masker Kain Kepada Masyarakat


Pada program ini dilihat dari tingkat ketercapaiannya, setelah dilakukan
pendistribusian masker kain kepada masyarakat dan edukasi wajib
24

menggunakan masker ketika berada diluar rumah dimasa pandemi


COVID-19. Dengan adanya pembagian masker kain dan edukasi ini
masyarakat mulai sadar bagaimana pentingnya menggunakan masker pada
saat keluar rumah sebagai salah satu pencegahan penyebaran wabah
COVID-19 ini, dan tidak ada lagi alasan bagi masyarakat untuk tidak
menggunakan masker, karna telah di distribusikannya masker kain sebagai
alternatif dari pengganti masker medis.

3. Penyemprotan Cairan Disenfektan


Pada program ini, tempat yang menjadi sasaran adalah seperti tempat-
tempat keramaian (tempat ibadah), dan juga tempat-tempat umum lainnya
yang dicurigai mampu menyebarkan wabah COVID-19. Dengan dilakukan
penyemprotan secara rutin ini dapat dapat memotong lajunya penyebaran
wabah COVID-19 dan tempat-tempat menjadi steril dari COVID-19.

4. Kerjasama dengan Puskesmas Setempat


Di Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar memiliki 1 puskesmas yang
berada di desa Lereng. Salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh
mahasiswa kukerta adalah meminta nomor telepon pihak puskemas yang
dapat di hubungi melayani melayani keluhan-keluhan masyarakat yang
rentan terkena COVID-19, setelah adanya hal ini sangat memudahkan
masyarakat tanpa harus pergi langsung ke puskesmas agar menghindari
keramaian. Kemudian, mahasiswa kukerta juga diberikan edukasi oleh
pihak puskesmas tentang bagaimana protokol kesehatan di Kecamatan
Kuok. Hal ini sangat membantu mahasiswa kukerta dalam menjalankan
program kerja dalam mencegah masuknya wabah COVID-19.

5. Pembuatan hand soap dan pendistribusian hand soap kepada


masyarakat
Tim kukerta melakukan kegiatan pembuatan hand soap (sabun cuci
tangan) selanjutnya dibagikan atau diisi ulang ke tempat-tempat umum
25

seperti masjid, pasar, dan tempat umum lainnya yang memiliki tempat
cuci tangan. Tempat umum yang dicurigai mampu menyebarkan virus
corona. Hand soap ini dilakukan upaya pencegahan agar virus corona
tidak menyebar di kecamatan Kuok, kabupaten Kampar, Riau. Dan
setelah adanya hand soap ini diharapkan masyarakat untuk selalu
mencuci tangan dengan baik dan benar. Hal ini dapat membuat
masyarakat selalu mencuci tangan dengann bersih.

6. Pembuatan hand sanitizer dan pendistribusian hand sanitizer


Tim kukerta UNRI melakukan kegiatan ini yaitu membuat hand sanitizer
dari lemon dan air garam dengan tujuan supaya masyarakat selalu
menjaga kebersihan tangan dengan menyemprotkan ke tangan untuk
mencegah virus corona yang dilakukan di kecamatan Kuok.
Hand sanitizer ini cukup disemprotkan beberapa kali ke telapak tangan
dan digosokkan disekitar tangan untuk mencegah virus corona.
Masyarakat menggunakan hand sanitizer setelah memegang sesuatu
ditempat umum yang dicurigai virus menempel setelah dipegang oleh
banyak orang.
BAB IV
HASIL DAN KETERCAPAIAN SASARAN

4.1. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran


Kecamatan Kuok merupakan salah satu kecamatan dalam wilayah
kabupaten Kampar yang pada awalnya bernama Kecamatan Bangkinang
Barat hasil pemekaran dari Kecamatan Bangkinang pada tahun 1990.
Berdasarkan peraturan daerah kabupaten Kampar nomor 16 tahun 2011
tanggal 29 juli 2011 terjadi perubahan nama kecamatan, dari Kecamatan
Bangkinang Barat menjadi Kecamatan Kuok dengan ibukota kuok, nama
kecamatan kuok tersebut diresmikan pada tanggal 26 september 2012 oleh
Bupati Kampar.
Beberapa desa yang terdapat di Kecamatan Kuok yang terdiri dari 9 Desa:
1. Desa Kuok
2. Desa Lereng
3. Desa Pulau Terap
4. Desa Empat Balai
5. Desa Pulau Jambu
6. Desa Merangin
7. Desa Silam
8. Desa Batu Langkah Kecil
9. Desa Bukit Melintang
Berdasarkan beberapa desa yang terdapat di Kecamatan Kuok maka tim
relawan Covid-19 dapat bekerja sama dengan puskesmas kuok dan beberapa
puskesmas pembantu (Pustu) yang terdapat di beberapa desa di Kecamatan
kuok.
4.2 Potensi Pengembangan (Pemberdayaan) Masyarakat
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa harus mampu
merubah cara pandang dalam sistem pembangunan Indonesia. Pembangunan
yang berjalan sebelum hadirnya Undang - Undang tentang desa berkembang

26
27

bersifat top down sehingga desa dapat dikatakan sebagai obyek penerima
kebijakan yang datang dari pusat, pemerintah daerah provinsi atau kabupaten
tanpa mendengarkan aspirasi datang dari masyarakat desa sendiri (Kiki
Endah, 2020).
Berbeda pembangunan yang datang dari bawah dimana masyarakat desa
diberikan kesempatan untuk ikut berpartisipasi memberikan masukan sejak
perencanaan dimulai hingga perlibatan saat pelaksanaan pembangunan hal ini
karena masyarakat mampu mengidentifikasi berkaitan masalah, kebutuhan
dan pemecahan masalah disesuaikan dengan kondisi desa dimana mereka
tinggal (Kiki Endah, 2020).
4.2.1 Pengertian pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan proses pembangunan yang mana
masyarakat memiliki inisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk
memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat dapat
terjadi apabila masyarakat itu sendiri ikut pula berpartisipasi.Dalam Undang-
Undang tentang Desa Nomor 6 Tahun 2014 butir 12 dikatakan bahwa
Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian
dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber
daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan
yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat.
Dalam pelaksanan pemberdayaan ada tahapan yang harus dilakukan,
menurut Wrihatnolo dan Dwidjowijoto (2007) ada 3 tahapan pemberdayaan,
yaitu:
1. Penyadaran.
Tahap penyadaran, masyarakat yang menjadi subjek pemberdayaan
diberi penyadaran bahwa setiap manusia mempunyai potensi yang
dapat dikembangkan.
2. Pengkapasitasan
28

Tahap pengkapasitasan dapat dicapai apabila masyarakat sudah


mempunyai kemampuan untuk menerima daya. Tahap ini sering
juga disebut dengan capacity building yang meliputi manusia,
organisasi, dan sistem nilai.
3. Pendayaan
Tahap ketiga adalah pemberian daya dimana masyarakat diberikan
daya, otoritas, atau peluang untuk berkembang mencapai
kemandirian. Pemberian daya disesuaikan dengan kualitas
kecakapan masing-masing individu.
Sehingga dalam pemberdayaan masyarakat menyangkut dua
kelompok yang saling terkait yaitu masyarakat sebagai pihak
diberdayakan dan satu pihak menaruh kepedulian untuk
memberdayakan (pemerintah daerah, pemerintah desa dan lembaga
swadaya masyarakat) peduli pada perubahan masyarakat dalam
kehidupan sosial.
4.1.2 Potensi
Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan
untuk dikembangkan seperti kekuatan, kesanggupan, dan daya
yang bisa di kembangkan menjadi lebih besar.
Dalam pencegahan dan penanganan COVID-19 di
Kecamatan Kuok, Fasilitas Kesehatan yakni Puskesmas Kuok,
Tenaga Kesehatan, Tim Kepolisian, serta Tim Relawan sangat
aktif berpartisipasi dan menjadi potensi pengembangan
(pemberdayaan) masyarakat di Kecamatan Kuok.
Fasilitas kesehatan merupakan subjek utama dalam
penanganan kasus COVID-19 ini, dimana program kerjanya
tersusun secara sistematis, dan direalisasikan dengan bekerja sama
dengan pihak kepolisian, serta Tim Relawan.
Tim relawan COVID-19 Kecamatan Kuok melakukan
beberapa kegiatan dan program kerja, diantaranya :
29

1. Membantu pihak desa melaksanakan pembagian Bantuan


Langsung Tunai (BLT)
2. Rapid bersama puskesmas kuok
3. Sosialisasi new normal
4. Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
5. Pembuatan masker
6. Pembagian masker
7. Pembuatan hand soap
8. Pembagian hand soap
9. Pembuatan Hand sanitizer
10. Pembagian Hand sanitizer
Berdasarkan tahapan-tahapan perkembangan desa yakni
penyadaran, pengkapasitasan, dan pendayaan maka dapat
dikategorikan menjadi 3 bagian penting dalam pelaksanaan
program kerja fasilitas kesehatan diantaranya:
1. Penyadaran.
Pada tahap ini tim puskesmas melakukan sosilaisasi kepada
masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan
kebugaran tubuh, kebersihan diri, keluarga, dan lingkungan
agar terhindar dari COVID-19. Tim puskesmas
memberikan edukasi tentang bahayanya COVID-19, baik
dari cara penjegahan, mengatasi jika terdapat gejala yang
dirasakan, dan beberapa aturan Pemerintah mengenai
protokol kesehatan yang wajib dijalankan oleh masyarakat
Kecamatan Kuok .
2. Pengkapasitasan
Tahap ini sering juga disebut dengan capacity building
yang meliputi manusia, organisasi, dan sistem nilai. Pada
tahap ini, tim fasilitas kesehatan bekerja sama dengan pihak
kepolisian.
30

Team relawan COVID-19 dalam pencegahan dan


penanganan COVID-19 di. Pada tahap ini, eksekusi
pencegahan dan penanganan COVID-19 dilakukan di
Kecamatan Kuok. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah
razia masker, penyemprotan disinfektan di Kecamatan
Kuok, Masjid, dan tempat-tempat umum lainnya, patroli
di tempat-tempat umum dan mengarahkan masyarakat
untuk menjalankan protokol kesehatan.
3. Pendayaan
Masyarakat Kecamatan Kuok dan Desa-desa yang ada di
Kecamatana Kuok menjalankan protokol kesehatan
dengan disiplin dengan baik dalam bersosialisasi,
melakukan berbagai macam kegiatan, dan hal-hal lainnya.
Oleh karena itu, untuk menghindari penyebaran COVID-19 di
Kecamatan Kuok diperlukan kerja sama yang baik dengan
masyarakat setempat untuk selalu mentaati peraturan yang telah
dibuat oleh Pemerintah, dengan mengikuti protokol kesehatan
seperti disiplin menggunakan masker, physical distancing, selalu
mencuci tangan setelah berkegiatan ataupun sebelum melakukan
sesuatu, stay at home, keluar rumah untuk hal-hal yang dianggap
penting, dan lain-lain.
4.3 Solusi Pengembangan (Pemberdayaan) Masyarakat
Upaya dalam pencegahan virus corona COVID-19 sudah dilakukan
oleh masyarat luas. mulai dari mencuci tangan yang bersih,
menggunakan masker, menghindari tempat ramai atau dikenal dengan
istilah Social Distancing, tidak bersalaman sementara, hingga menjaga
jarak 1 – 2 meter dengan orang lain. Upaya tersebut sudah dilakukan
dengan tujuan mencegah rantai penularan virus corona.
Banyak dampak yang ditimbulkan dari tersebarnya virus COVID-19
ini. Salah satu upaya pemerintah dalam meminimalisir penyebaran virus
31

corona adalah menerapkan belajar di rumah, ibadah di rumah dan kerja


di rumah Work From Home (WFH) bagi para pegawai negeri maupun
swasta.
Oleh karena itu, diperlukan solusi dan strategi dalam pencegahan
dan pengendalian infeksi COVID-19 untuk mencegah dan membatasi
penularan di tempat layanan kesehatan yang meliputi:
1. Menjalankan langkah-langkah pencegahan standar untuk semua
pasien
Kewaspadaan standar harus selalu diterapkan di semua fasilitas pelayanan
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang aman bagi semua
pasien dan mengurangi risiko infeksi lebih lanjut.
Kewaspadaan standar meliputi:
a. Kebersihan tangan dan pernapasan;
Petugas kesehatan harus menerapkan “5 momen kebersihan
tangan”, yaitu: sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan
prosedur kebersihan atau aseptik, setelah berisiko terpajan cairan
tubuh, setelah bersentuhan dengan pasien, dan setelah bersentuhan
dengan lingkungan pasien, termasuk permukaan atau barang-
barang yang tercemar.
b. Penggunaan APD sesuai risiko
Penggunaan secara rasional dan konsisten APD, kebersihan tangan
akan membantu mengurangi penyebaran infeksi. Pada perawatan
rutin pasien, penggunaan APD harus berpedoman pada penilaian
risiko/antisipasi kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan
kulit yang terluka.
COVID-19 merupakan penyakit pernapasan berbeda dengan penyakit
Virus Ebola yang ditularkan melalui cairan tubuh. Perbedaan ini bisa
menjadi pertimbangan saat memilih penggunaan gown atau coverall.
c. Pencegahan luka akibat benda tajam dan jarum suntik
32

d. Pengelolaan limbah yang aman (Pengelolaan limbah medis sesuai


dengan prosedur rutin)
e. Pembersihan lingkungan, dan sterilisasi linen dan peralatan
perawatan pasien.
2. Memastikan identifikasi awal dan pengendalian sumber
Penggunaan triase klinis di fasilitas layanan kesehatan untuk
tujuan identifikasi dini pasien yang mengalami infeksi pernapasan akut
(ARI) untuk mencegah transmisi patogen ke tenaga kesehatan dan pasien
lain.
Dalam rangka memastikan identifikasi awal pasien suspek,
fasyankes perlu memperhatikan: daftar pertanyaan skrining, mendorong
petugas kesehatan untuk memiliki tingkat kecurigaan klinis yang tinggi,
pasang petunjuk-petunjuk di area umum berisi pertanyaan-pertanyaan
skrining sindrom agar pasien memberi tahu tenaga kesehatan, algoritma
untuk triase, media KIE mengenai kebersihan pernapasan.
Tempatkan pasien ARI di area tunggu khusus yang memiliki
ventilasi yang cukup Selain langkah pencegahan standar, terapkan
langkah pencegahan percikan (droplet) dan langkah pencegahan kontak
(jika ada kontak jarak dekat dengan pasien atau peralatan
permukaan/material terkontaminasi). Area selama triase perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Pastikan ada ruang yang cukup untuk triase (pastikan ada jarak
setidaknya 1meter antara staf skrining dan pasien/staf yang masuk
• Sediakan pembersih tangan alkohol dan masker (serta sarung
tangan medis, pelindung mata dan jubah untuk digunakan sesuai
penilaian risiko)
• Kursi pasien di ruang tunggu harus terpisah jarak setidaknya 1m
• Pastikan agar alur gerak pasien dan staf tetap satu arah
• Petunjuk-petunjuk jelas tentang gejala dan arah
33

• Anggota keluarga harus menunggu di luar area triase-mencegah


area triase menjadi terlalu penuh
3. Menerapkan pengendalian administratif
Kegiatan ini merupakan prioritas pertama dari strategi PPI,
meliputi penyediaan kebijakan infrastruktur dan prosedur dalam
mencegah, mendeteksi, dan mengendalikan infeksi selama perawatan
kesehatan.
Kegiatan akan efektif bila dilakukan mulai dari antisipasi alur
pasien sejak saat pertama kali datang sampai keluar dari sarana
pelayanan.
Pengendalian administratif dan kebijakan-kebijakan yang
diterapkan meliputi penyediaan infrastruktur dan kegiatan PPI yang
berkesinambungan, pembekalan pengetahuan petugas kesehatan,
mencegah kepadatan pengunjung di ruang tunggu, menyediakan ruang
tunggu khusus untuk orang sakit dan penempatan pasien rawat inap,
mengorganisir pelayanan kesehatan agar persedian perbekalan digunakan
dengan benar, prosedur–prosedur dan kebijakan semua aspek kesehatan
kerja dengan penekanan pada surveilans ISPA diantara petugas
kesehatan dan pentingnya segera mencari pelayanan medis, dan
pemantauan kepatuhan disertai dengan mekanisme perbaikan yang
diperlukan.

4. Menggunakan pengendalian lingkungan dan rekayasa


Kegiatan ini dilakukan termasuk di infrastruktur sarana pelayanan
kesehatan dasar dan di rumah tangga yang merawat pasien dengan gejala
ringan dan tidak membutuhkan perawatan di RS. Kegiatan pengendalian
ini ditujukan untuk memastikan bahwa ventilasi lingkungan cukup
memadai di semua area didalam fasilitas pelayanan kesehatan serta di
rumah tangga, serta kebersihan lingkungan yang memadai. Harus dijaga
jarak minimal 1meter antara setiap pasien dan pasien lain, termasuk
34

dengan petugas kesehatan (bila tidak menggunakan APD). Kedua


kegiatan pengendalian ini dapat membantu mengurangi penyebaran
beberapa patogen selama pemberian pelayanan kesehatan.
4.4 Tingkat Ketercapaian Sasaran Program
Tingkat ketercapaian sasaran program dimaksudkan untuk menilai
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan yang telah di sepakati
oleh Tim Kukerta berdasarkan Panduan Kuliah Kerja Nyata Relawan Desa
Lawan Covid-19 2020. Pengukuran capaian sasaran program didasarkan
pada target dan realisasi dengan satuan pengukuran dalam bentuk
persentase, indeks, rata-rata, angka dan jumlah. Persentase pencapaian
sasaran program, dihitung dengan rumus bahwa semakin tinggi realisasi
menggambarkan pencapaian sasaran program yang semakin baik.
Selanjutnya atas hasil pengukuran capaian sasaran program dan
nanti nya dapat melakukan evaluasi dan analisis capaian untuk mengetahui
keberhasilan dan kegagalan serta sebab-sebab tercapai atau tidak nya
kinerja yang diharapkan untuk mempermudah interpretasi atas pencapaian
sasaran program.
Tingkat ketercapaian sasaran program Kuliah Kerja Nyata
Relawan Desa Lawan Covid-19 2020 untuk seluruh program dapat di
ilustrasikan dalam tabel berikut.

No. Sasaran Indikator Kinerja Utama


Uraian Target Realisasi %
1. Meningkatkan Melakukan Pihak puskesmas Pihak puskesmas 100 %
empati dan silaturrahmi memberikan memberikan
kepedulian kepada puskesmas arahan kepada arahan kepada
masyarakat yang ada di Tim relawan Tim relawan
terhadap Kecamatan Kuok. COVID-19 COVID-19 terkait
penanggulangan terkait pelaksanaan
wabah Covid-19 Sebelum itu pelaksanaan kegiatan di
di Kecamatan mempersiapkan kegiatan di lapangan seperti
Kuok program kerja tim lapangan seperti melakukan
relawan COVID- melakukan sosialisasi “new
35

19 kepada sosialisasi “new normal” kepada


Puskesmas. normal” masyarakat.
.
Mengadakan Melakukan Melakukan
pertemuan dengan pembekalan pembekalan
pihak puskesmas sosialisai terkait sosialisasi terkait
untuk menjalin Covid-19 oleh Covid-19 oleh
hubungan kerja pihak pihak
sama. Puskesmas. Puskesmas.
2. Meningkatkan Kegiatan Pemberian Pemberian 100 %
pengetahuan dilaksanakan sosialisai tentang sosialisai kepada
serta kesadaran secara langsung, menghadapi fase masyarakat
masyarakat akan melalui media “new normal” tentang apa saja
penting nya cetak berupa dalam bentuk yang perlu
kebersihan diri brosur dan brosur dan disiapkan selama
pamvlet. pamvlet, juga memasuki fase
dan lingkungan.
menghimbau “new normal” dan
masyarakat agar menghimbau
Penyemprotan selalu mengikuti masyarakat agar
disenfektan. protokol selalu mengikuti
kesehatan. protokol
Pembagian masker, kesehatan. Brosur
dan pembagian dibagikan kepada
hand soap Penyemprotan masyarakat dan
dilakukan di desinfektan. pamvlet di
beberapa desa yang tempelkan
ada di Kecamatan ditempat-tempat
Kuok. umum seperti
Pembagian
masjid, pertamina,
Masker dan
kantor-kantor
pembagian hand desa, dll.
soap. Masker
yang dibagikan
berasal dari Tim Penyemprotan
Kukerta itu desinfektan.
sendiri,

Pembagian
Masker dan
pembagian hand
soap. Masker yang
dibagikan berasal
36

dari Tim Kukerta


itu sendiri,
3. Meningkatkan Menghimbau Kepada Masyarakat 100%
kesadaran kepada masyarakat masyarakat yang mendengarkan
masyarakat pentingnya berkumpul himbauan tentang
pentingnya menggunakan ditempat wajibnya
mengikuti masker, menjaga keramaian agar mengikuti
protokol jarak, selalu tidak berkumpul protocol
Kesehatan selama mencuci tangan, dan mengikuti Kesehatan selama
masa pandemic dan menghindari protokol masa pandemic
hingga memasuki kerumunan. Kesehatan di hingga memasuki
fase “new pasar Kuok. fase “new normal”
normal”
Masyarakat
Melakukan patroli Masyarakat yang
mendengarkan
bagi masyarakat masih
lalu bubar dari
yang masih tmengabaikan
perkumpulan dan
berkumpul dan protokol
yang tidak
tidak Kesehatan di
menggunakan
menggunakan pasar Kuok
masker langsung
masker menggunakan
masker.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan Kukerta UNRI Tahun 2020 di kecamatan Kuok berjalan
dengan baik dan lancar. Program yang telah dilaksanakan meliputi beberapa
kegiatan dan program kerja, yaitu; Pembagian Bantuan Langsung Tunai
(BLT), rapid test bersama puskesmas Kuok, pembekalan kerelawanan,
sosialisasi “new normal”, sosialisasi Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
pembuatan masker, pembagian masker dan pengecekaan suhu, pembuatan
hand soap dan pembagian hand soap, penyemprotan desinfektan, pembuatan
dan pengemasan handsanitizer. Partisipasi dan dukungan masyarakat cukup
tinggi, dimana masyarakat turut aktif dalam pelaksanaan program sehingga
masyarakat dapat mengambil manfaatnya dengan lebih maksimal.
Walaupun Program Kukerta UNRI 2020 berjalan secara lancar, namun ada
beberapa kendala dan hambatan dalam pelaksanaan program, seperti masih
kurangnya kesadaran masyarakat agar tidak berkumpul ditempat-tempat
tertentu, kurangnya sarana dan prasarana dalam melaksanakan kegiatan serta
cuaca yang tidak mendukung serta persiapan yang kurang ketika program
dilaksanakan.
Berbagai program kerja dalam Kukerta ini semoga dapat memberikan
banyak manfaat bagi mahasiswa Kukerta dan masyarakat Kecamatan Kuok
dalam mencegah masuknya covid-19 dikecamatan Kuok.

5.2 Rekomendasi
1. Kepada Mahasiswa Kukerta
a. Pemilihan program harus benar-benar bermanfaat dan sesuai dengan
kebutuhan, kondisi masyarakat, maupun kemampuan mahasiswa.
b. Mahasiswa harus mampu mengelola waktu yang ada dengan sebaik-
baiknya.

37
38

c. Memahami secara mendalam mengenai covid-19. Apa saja yang upaya


yang harus dilakukan, bagaimana penyebaran covid-19, serta informasi
lainnya yang menyangkut dengan covid-19.
d. Perlu adanya kesiapan fisik dan mental sebelum dan selama menjalani
Kukerta.
e. Kerjasama antar anggota Kukerta harus ditingkatkan dan tidak boleh
mengedepankan ego pribadi.
f. Mahasiswa Kukerta hendaknya lebih memperhatikan dan
meningkatkan sosialisasi dengan masyarakat.
g. Menjalankan serta menaati protokol kesehatan.

2. Kepada Masyarakat
a. Masyarakat hendaknya antusias dalam setiap kegiatan dan turut
menyukseskan kegiatan dalam program kerja Kukerta.
b. Masyarakat sebaiknya turut memberikan masukan kepada kelompok
KKN kiranya hal-hal apa saja yang bisa dilakukan untuk melawan
covid-19.
c. Masyarakat hendaknya mendukung kegiatan yang dilakukan kelompok
Kukerta dengan memahami serta menaati protokol kesehatan.

3. Kepada LPPM UNRI


a. Informasi dan lokasi Kukerta sebaiknya tidak mendadak agar
mahasiswa tidak tergesa-gesa ketika membuat program kerja yang
sesuai dengan lokasi Kukerta.
b. Pembekalan Kukerta sebaiknya dilaksanakan dan dipersiapkan dengan
matang.
DAFTAR PUSTAKA

Annisa Lazuardi Larasati dan Chandra Haribowo. 2020. Penggunaan Desinfektan


dan Antiseptik pada Pencegahan Penularan Covid-19 di Masyarakat.
Majalah Farmasetika 5(3): 137-145.
Bang, Hyejin dan Ross, Stephen D. 2004. Volunteer Motivation and Satisfaction.
https://pdfs.semanticscholar.org/57bc/d374bf289b02f99651d06adda4bdde
4208f5.p df.
BP-KKN. 2016. Petunjuk Teknik dan Petunjuk Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Tematik Universitas Lampung Periode Januari Tahun 2016.
Lampung. Universitas Lampung.

Canada Council of the Arts. 2010. „Volunteers and donors in arts and
culture organizations in Canada in 2010‟. Statistical insights on the arts
vol. 11 no. 3.
Channel News Asia. (2020). Wuhan virus outbreak: 15 medical workers
infected, 1 in critical condition.[Homepage on The Internet]. Cited
th
Jan 28 2020. Available on
:https://www.channelnewsasia.com/news/asia/wuhanpneumoniaoutbreak-
health-workers- coronavirus-12294212.
Clary, E. G., Snyder, M., Ridge, R. D., Copeland, J., Stukas, A. A., Haugen, J., &
Miene, P. 1998. „Understanding and assessing the motivations of
volunteers: A functional approach‟. Journal of Personality and Social
Psychology, 74(6), 1516-1530.
Cuskelly, Graham. McIntryre, Norman dan Boag, Alistair. 1998. „A Longitudinal
Study of the Development of Organizational Commitment amongst
Volunteer Sport Administrators‟. Journal of Sports Management.

Fida‟ Ahmad dkk. 1997. Pedoman Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Rineka Cipta. Jakarta.

Gunawan, Ary H. 2000. Sosiologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.


KBBI. 2019.

Musick, Marc A dan John Wilson. 2008. Volunteers a social profile. Indiana
University Press.

39
40

Palmer, I. 1997. „Arts Management Cutback Strategies: A Cross-Sector


Analysis‟. Nonprofit Management and Leadership, Vol. 7, no 3, p.
271290.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2020). Panduan Praktik Klinis: Pneumonia
2019-nCoV. PDPI. Jakarta.
Sri Irmawati, H. Sultan M dan Nurhannis. 2017. KUALITAS PELAYANAN
KESEHATAN DI PUSKESMAS SANGURARA KECAMATAN
TATANGA KOTA PALU. E-Jurnal Katalogis 5 (1): 188-197

WHO. (2020). WHO Director-General’s remarks at the media briefing on


2019nCov on 11 February 2020. Cited Feb 13rd 2020.
Available on: https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-
directorgenerals- remarks-at-the media- briefing-on-
2019-ncov-on-11february- 2020. (Feb 12th 2020).
Wikipedia, 2020

Wiwik Indrawati. 2020. Membantu Masyarakat Mencegah Wabah Covid-19.


‘Adalah: Buletin Hukum dan Keadilan 4(1): 145-150.

Anda mungkin juga menyukai