PELAKSANA :
ZORI ZALDI (1702110172)
i
Mengetahui:
Koordinator Pusat Layanan Kukerta Ketua Pelaksana
ii
langsung berhubungan dengan warga serta dalam hal ini mahasiswa bisa
menerapkan berbagai ilmu dan pengalamannya untuk membangun dan mengabdi
kedalam masyarakat. Pada kukerta kali ini kampus Universitas Riau mengadakan
kukerta terbaru yaitu kukerta relawan, kukerta ini dibentuk karena adanya wabah
virus COVID-19 di Indonesia. Pada tanggal 21 Mei s.d 29 Juni 2020 kemarin
kami telah melaksanakan program Kukerta Relawan Desa Lawan COVID-19 di
Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. Tujuan dari pelaksanaan program kukerta
ini yaitu diharapkan mahasiswa memperoleh pengalaman belajar dan bekerja
melalui keterlibatan dalam masyarakat yang secara langsung menemukan dan
memecahkan permasalahan yang berada di lapangan. Adapun khalayak sasaran
dari program kerja yang kami lakukan adalah masyarakat Kecamatan Kuok
Kabupaten Kampar.
iii
1 Agung Arjuna 1706113318 Agroteknologi FAPERTA
KATA PENGANTAR
iv
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kerena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata
(KUKERTA) yang dilaksanakan di kecamatan Kuok pada 21 Mei s.d 29 Juni
2020 dengan baik dan sesuai dengan rencana.
Pada kesempatan kali ini kami selaku penulis dari laporan ini
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
praktikkan dalam penulisan laporan ini, yaitu:
3. Ibuk Sri Restuti, SE., MM. selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang
v
Dalam penyusunan laporan ini kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kepada semua pihak dengan sangat
terbuka kami mengharapkan saran, masukan, maupun kritik untuk
penyempurnaan laporan ini. Akhirnya besar harapan kami semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Pekanbaru, 2020
Penulis
DAFTAR ISI
vi
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN KEGIATAN PENGABDIAN..........................i
IDENTITAS ANGGOTA KEGIATAN PENGABDIAN.................................iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi ..............................................................................................1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah...............................................................2
1.3 Tujuan Kegiatan Pengabdian..........................................................................4
1.4.1 Tujuan Umum..........................................................................................4
1.4.2 Tujuan Khusus.........................................................................................4
1.4 Manfaat Kegiatan............................................................................................5
1.5 Masyarakat Sasaran.........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis.............................................................................................6
2.2 Kerangka Pemikiran Kegiatan .....................................................................14
BAB III METODE PENERAPAN
3.1 Langkah-langkah Kegiatan.............................................................................16
3.2 Teknik Penyelesaian Masalah.........................................................................18
3.3 Alat Ukur Ketercapaian...................................................................................21
BAB IV HASIL DAN KETERCAPAIAN SASARAN
4.1 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran..........................................................25
4.2 Potensi Pengembangan (Pemberdayaan) Masyarakat....................................25
4.3 Solusi Pengembangan (Pemberdayaan) Masyarakat......................................29
4.4 Tingkat Ketercapaian Sasaran Program.........................................................33
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................................36
5.2 Rekomendasi...................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................38
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
A. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang ada, program Kuliah Kerja Nyata (Kukerta)
yang dilakukan berdasarkan kalsifikasi yang terdapat pada Tabel 1.
3
B. Perumusan Masalah
6
7
Lebih lanjut dijelaskan oleh Fida‟ bahwa “Kuliah Kerja Nyata dapat
diartikan sebagai salah satu bentuk pengintegrasian kegiatan antara pengabdian
kepada masyarakat, pendidikan dan penelitian yang dilaksanakan terutama
oleh mahasiswa secara interdisipliner dan intrakulikuler dibawah bimbingan
dosen dan masyarakat”.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata pada dasarnya merupakan kegiatan
interaksi sosial yang melibatkan berbagai pihak. Dalam kegiatan KKN, kita
akan menjumpai berbagai bentuk interaksi sosial, yang secara garis besarnya
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga pola atau bentuk interaksi sosial, yaitu: (1)
interaksi antar orang perorangan; (2) interaksi antara orang dan kelompoknya,
dan sebaliknya; dan (3) Interaksi antar kelompok (Gunawan, 2000:32).
Secara Umum Kuliah Kerja Nyata mempunyai delapan tujuan (Fida‟
dkk, 1997) sebagai berikut:
1. Mahasiswa mempunyai pengalaman bekerja yang berharga melalui
keterlibatan dalam masyarakat yang secara langsung menemukan,
merumuskan, memecahkan, dan menanggulangi masalah pembangunan
secara pragmatis dan interdisipliner.
2. Mahasiswa dapat berfikir berdasarkan ilmu, teknologi dan seni dalam
upaya menumbuhkan, mempercepat gerak serta mempersiapkan kader-
kader pembangunan.
3. Agar Perguruan Tinggi dapat menghasilkan sarjana pengisi teknostruktur
dalam masyarakat yang lebih menghayati kondisi, gerak dan permasalahan
yang kompleks yang dihadapi oleh masyarakat dalam melaksanakan
pembangunan. Dengan demikian tamatan Perguruan Tinggi secara relatif
menjadi siap pakai dan terlatih dalam menanggulangi permasalahan
pembangunan secara lebih pragmatis dan interdisipliner.
4. Meningkatkan hubungan antara Perguruan Tinggi dengan pemerintah
daerah, instansi teknis dan masyarakat, sehingga Perguruan Tinggi dapat
lebih berperan dan menyesuaikan kegiatan pendidikan serta penelitiannya
dengan tuntutan nyata dari masyarakat yang sedang membangun.
8
B. Lembaga Relawan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengemukakan defisi
relawan adalah non-formal dari sukarelawan. Sukarelawan berarti “orang yang
melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak karena dipaksa atau diwajibkan).
Dan akar sebutan ini merupakan gabungan dari kata “suka”, “rela” dan
“akhiran -wan” (atau -wati bagi perempuan) yang menunjukkan pelaku seperti
wirausahawan, dermawan dan karyawan. Dengan merinci istilah
“sukarelawan” menjadi lebih mendasar, kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa relawan (sukarelawan) yaitu individu yang mengambil peran atau
melakukan kegiatan tertentu atas motif suka dan rela. Sedangkan padanan kata
9
ini dalam bahasa inggris yang paling mendekati ialah “volunteer” (KBBI,
2019).
Relawan adalah seseorang yang menyumbangkan waktu, tenaga, dan
talentanya untuk memenuhi suatu kebutuhan masyarakat tanpa mengambil
keuntungan finansial atas sumbangannya tersebut (Musick, 2008). Relawan
berbeda dengan pekerja berbayar (karyawan) meskipun keduanya merupakan
tenaga kerja pada sebuah organisasi. Relawan mempunyai komitmen yang
tinggi terhadap organisasi karena pelayanannya lebih berbasis pada nilai
dibandingkan dengan pekerja berbayar (Cuskelly, McIntyre dan Boag, 1998).
Meskipun relawan merupakan pekerja yang tidak berbayar, namun ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelolanya. Memahami
motivasi relawan secara mendalam sangat diperlukan bagi pengelola organisasi
dalam merekrut maupun mempertahankan relawan (Bang dan Ross, 2004). Hal
tersebut merupakan tugas organisasi yang sulit dalam menyelami relawan
karena setiap individunya mempunyai motivasi yang berbeda-beda tergantung
konteks dan kesempatannya mengikuti kegiatan sukarela (Clary dkk, 1998).
Peran relawan dirasa begitu penting dan mampu memberikan banyak
keuntungan bagi organisasi. Beberapa organisasi sangat menggantungkan
pelayanan dari para relawan. Dalam sebuah survei terhadap 237 manajer seni
di Australia, Palmer (1997) menemukan bahwa 50% organisasi memiliki lebih
dari 10 (sepuluh) relawan dan 10% organisasi memiliki 100 (seratus) relawan
atau lebih. Begitu juga dengan survei Volunteer and Donors in Arts and
Culture Organization in Canada in 2010 menemukan bahwa relawan yang
terlibat pada organisasi seni dan budaya di Kanada berjumlah 764.000 orang
dan menyumbangkan waktunya sebanyak 97 juta jam di tahun 2010. Mereka
terlibat dalam mengelola, mengawasi atau mengkoordinasi segala aktivitas
atau event organisasi (Canada Council of The Art, 2010)
C. Kecamatan Kuok
Kecamatan Kuok sebagian besar menupakan deerah dataran 84%,
daerah perbukitan 16% dari kemiringan <25%, dengan ketinggian berkisar 40-
60 m dari permukaan laut, suhu udara berkisar 25°C s/d 33°C.
10
corona virus disease 2019, disingkat COVID-19) di seluruh dunia. Penyakit ini
disebabkan oleh korona virus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2.
Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020. Hingga 23 April
2020, lebih dari 2.000.000 kasus COVID-19 telah dilaporkan di lebih dari 210
negara dan wilayah, mengakibatkan lebih dari 195,755 orang meninggal dunia
dan lebih dari 781,109 orang sembuh (Wikipedia, 2020).
Saat ini ada sebanyak 65 negara terinfeksi virus corona. Menurut data
WHO per tanggal 2 Maret 2020 jumlah penderita 90.308 terinfeksi Covid-19.
Di Indonesia pun sampai saat ini terinfeksi 2 orang. Angka kematian mencapai
3.087 atau 2.3% dengan angka kesembuhan 45.726 orang. Terbukti pasien
konfrimasi Covid-19 di Indonesia berawal dari suatu acara di Jakarta dimana
penderita kontak dengan seorang warga negara asing (WNA) asal jepang yang
tinggal di malaysia. Setelah pertemuan tersebut penderita mengeluhkan
demam, batuk dan sesak napas (WHO, 2020).
Berdasarkan data sampai dengan 2 Maret 2020, angka mortalitas di
seluruh dunia 2,3% sedangkan khusus di kota Wuhan adalah 4,9%, dan di
provinsi Hubei 3,1%. Angka ini diprovinsi lain di Tiongkok adalah 0,16%.8,9
Berdasarkan penelitian terhadap 41 pasien pertama di Wuhan terdapat 6 orang
meninggal (5 orang pasien di ICU dan 1 orang pasien non-ICU) (Huang, et.al.,
2020). Kasus kematian banyak pada orang tua dan dengan penyakit penyerta.
Kasus kematian pertama pasien lelaki usia 61 tahun dengan penyakit penyerta
tumor intraabdomen dan kelainan di liver (The Straits Time, 2020).
Kebanyakan Corona virus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan.
Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan
kemampuannya menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi,
kuda, kucing dan ayam. Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus
yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat
membawa patogen dan bertindak sebagai vektor untuk penyakit menular
tertentu. Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa
13
Tatalaksana Umum
1. Isolasi pada semua kasus
Sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik ringan maupun sedang.
2. Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)26
3. Serial foto toraks untuk menilai perkembangan penyakit27
4. Suplementasi oksigen
Pemberian terapi oksigen segera kepada pasien dengan, distress
napas, hipoksemia atau syok. Terapi oksigen pertama sekitar 5L/menit
dengan target SpO2 ≥90% pada pasien tidak hamil dan ≥ 92-95%
pada pasien hamil
5. Kenali kegagalan napas hipoksemia berat
6. Terapi cairan
Terapi cairan konservatif diberikan jika tidak ada bukti syok Pasien
dengan SARI harus diperhatikan dalam terapi cairannya, karena jika
pemberian cairan terlalu agresif dapat memperberat kondisi distress
napas atau oksigenasi. Monitoring keseimbangan cairan dan elektrolit
7. Pemberian antibiotik empiris
8. Terapi simptomatik
Terapi simptomatik diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan
lainnya jika memang diperlukan.
9. Pemberian kortikosteroid sistemik tidak rutin diberikan pada
tatalaksana pneumonia viral atau ARDS selain ada indikasi lain.
10. Observasi ketat
11. Pahami komorbid pasien
2.2. Kerangka Kegiatan Pemikiran
Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) adalah kegiatan ekstrakulikuler yang
memadukan pelaksanaan Tri Dharma yang dilaksanakan oleh mahasiswa
dengan bimbingan dosen dan masyarakat. Kulah Kerja Nyata ini
mengharuskan mahasiswa berinteraksi dengan orang lain, terutama di
Kecamatan Kuok. Kemampuan seseorang untuk dapat berinteraksi dengan
orang lain ini sering juga disebut dengan keterampilan sosial. Keterampilan
15
sosial adalah sebuah keterampilan yang dapat dipelajari, banyak aspek yang
dapat mempengaruhi keterampilan seseorang terutama aspek keluarga dan
lingkungan.
Pada saat Kukerta mahasiswa diharuskan menyelesaikan program-
program kerja sesuai dengan panduan yang telah diresmikan dan program
kerjasama tersebut akan sia-sia apabila tidak ada dukungan dari masyarakat.
Pada saat Kukerta inilah mahasiswa dituntut untuk dapat berinteraksi dan
bersosialiasasi dengan baik antara peserta Kukerta dan masyarakat. Untuk
lebih jelas kerangka kegiatan pemikiran dapat dilihat pada bagan berikut.
17
18
kepala desa Pulau Terap dan jajarannya, mahasiswa kukerta Universitas Riau,
serta masyarakat desa Pulau Terap.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku
Kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan
seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang Kesehatan
serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat. Jadi kegiatan tersebut
dibuka oleh ketua kukerta unri dan dilanjutkan kata sambutan dari kepala
Desa Pulau Terap dan Ibu Camat Kuok, dan selanjutnya pihak puskesmas
Kuok memberikan penjelasan tentang PHBS tersebut.
Penyemprotan Disinfektan
1. Tahap persiapan kegiatan Menyiapkan alat dan bahan disinfeksi
2. Tahap pelaksanaan kegiatan Mencampurkan bahan-bahan disinfeksi.
3. Tahap akhir pelaksanaan Penyemprotan disinfektan dilakukan di desa
Bukit Melintang.
19
Pembuatan Masker
1. Tahap persiapan kegiatan Menyiapkan alat dan bahan pembuatan masker
kain.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan menggunting dan menjahit kain untuk
pembuatan masker kain.
3. Tahap akhir pelaksanaan Pembagian masker yang dialokasikan kepada
pedagang, tukang parkir, dan masyarakat desa Kuok dan Pulau Jambu
.
3.2 Teknik Penyelesaian Masalah
1. Pemberian sosialisai kepada masyarakat tentang fase “new normal”
Program sosialisasi ini dilakukan agar masyarakat mengetahui apa
saja yang harus dipersiapkan selama memasuki fase “new normal”.
Program sosialisai ini berfokus pada masyarakat Kecamatan Kuok,
Kabupaten Kampar, Riau. Bentuk sosialisai yang dilakukan yaitu
sosiaslisasi secara langsung (offline), melalui brosur dan pamvlet.
Fokus utama dari program sosialisasi secara offline ini, yaitu
memberi tahu masyarakat melalui brosur tentang apa saja yang perlu
disiapkan selama memasuki fase “new normal”, perilaku hidup bersih dan
sehat, dan etika saat beraktivitas di luar rumah selama masa pandemi yang
baik dan benar sesuai protokol kesehatan COVID19 dan mencantumkan
no HP Rumah Sakit Rujukan RSUD Bangkinang. Kegiatan sosialisai
secara offline ini dilakukan di Desa Kuok, Desa Lereng, Desa Pulau Terap,
Desa Empat Balai, Desa Pulau Jambu, dan Desa Merangin.
2. Pembuatan dan pendistribusian masker kain kepada masyarakat
Jumlah pasien COVID-19 yang terus meningkat tanpa terkendali
mengharuskan pemerintah menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah
dan memutus rantai penyebaran virus Corona. Salah satunya dengan
mewajibkan penggunaan masker saat beraktivitas diluar rumah. Namun, di
tengah pandemik COVID-19 ini, masker bedah menjadi barang yang langka
dan mahal karena tingginya permintaan konsumen (masyarakat). Oleh karena
20
pencegahan agar virus corona tidak masuk dan menyebar di kecamatan Kuok
Kabupaten Kampar, Riau.
Hand soap ini dilakukan upaya pencegahan agar virus corona tidak menyebar
di kecamatan Kuok, kabupaten Kampar, Riau. Dan setelah adanya hand soap
ini diharapkan masyarakat untuk selalu mencuci tangan dengan baik dan
benar.
seperti masjid, pasar, dan tempat umum lainnya yang memiliki tempat
cuci tangan. Tempat umum yang dicurigai mampu menyebarkan virus
corona. Hand soap ini dilakukan upaya pencegahan agar virus corona
tidak menyebar di kecamatan Kuok, kabupaten Kampar, Riau. Dan
setelah adanya hand soap ini diharapkan masyarakat untuk selalu
mencuci tangan dengan baik dan benar. Hal ini dapat membuat
masyarakat selalu mencuci tangan dengann bersih.
26
27
bersifat top down sehingga desa dapat dikatakan sebagai obyek penerima
kebijakan yang datang dari pusat, pemerintah daerah provinsi atau kabupaten
tanpa mendengarkan aspirasi datang dari masyarakat desa sendiri (Kiki
Endah, 2020).
Berbeda pembangunan yang datang dari bawah dimana masyarakat desa
diberikan kesempatan untuk ikut berpartisipasi memberikan masukan sejak
perencanaan dimulai hingga perlibatan saat pelaksanaan pembangunan hal ini
karena masyarakat mampu mengidentifikasi berkaitan masalah, kebutuhan
dan pemecahan masalah disesuaikan dengan kondisi desa dimana mereka
tinggal (Kiki Endah, 2020).
4.2.1 Pengertian pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan proses pembangunan yang mana
masyarakat memiliki inisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk
memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat dapat
terjadi apabila masyarakat itu sendiri ikut pula berpartisipasi.Dalam Undang-
Undang tentang Desa Nomor 6 Tahun 2014 butir 12 dikatakan bahwa
Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian
dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber
daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan
yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat.
Dalam pelaksanan pemberdayaan ada tahapan yang harus dilakukan,
menurut Wrihatnolo dan Dwidjowijoto (2007) ada 3 tahapan pemberdayaan,
yaitu:
1. Penyadaran.
Tahap penyadaran, masyarakat yang menjadi subjek pemberdayaan
diberi penyadaran bahwa setiap manusia mempunyai potensi yang
dapat dikembangkan.
2. Pengkapasitasan
28
Pembagian
Masker dan
pembagian hand
soap. Masker yang
dibagikan berasal
36
5.2 Rekomendasi
1. Kepada Mahasiswa Kukerta
a. Pemilihan program harus benar-benar bermanfaat dan sesuai dengan
kebutuhan, kondisi masyarakat, maupun kemampuan mahasiswa.
b. Mahasiswa harus mampu mengelola waktu yang ada dengan sebaik-
baiknya.
37
38
2. Kepada Masyarakat
a. Masyarakat hendaknya antusias dalam setiap kegiatan dan turut
menyukseskan kegiatan dalam program kerja Kukerta.
b. Masyarakat sebaiknya turut memberikan masukan kepada kelompok
KKN kiranya hal-hal apa saja yang bisa dilakukan untuk melawan
covid-19.
c. Masyarakat hendaknya mendukung kegiatan yang dilakukan kelompok
Kukerta dengan memahami serta menaati protokol kesehatan.
Canada Council of the Arts. 2010. „Volunteers and donors in arts and
culture organizations in Canada in 2010‟. Statistical insights on the arts
vol. 11 no. 3.
Channel News Asia. (2020). Wuhan virus outbreak: 15 medical workers
infected, 1 in critical condition.[Homepage on The Internet]. Cited
th
Jan 28 2020. Available on
:https://www.channelnewsasia.com/news/asia/wuhanpneumoniaoutbreak-
health-workers- coronavirus-12294212.
Clary, E. G., Snyder, M., Ridge, R. D., Copeland, J., Stukas, A. A., Haugen, J., &
Miene, P. 1998. „Understanding and assessing the motivations of
volunteers: A functional approach‟. Journal of Personality and Social
Psychology, 74(6), 1516-1530.
Cuskelly, Graham. McIntryre, Norman dan Boag, Alistair. 1998. „A Longitudinal
Study of the Development of Organizational Commitment amongst
Volunteer Sport Administrators‟. Journal of Sports Management.
Fida‟ Ahmad dkk. 1997. Pedoman Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Rineka Cipta. Jakarta.
Musick, Marc A dan John Wilson. 2008. Volunteers a social profile. Indiana
University Press.
39
40