Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian ini termaasuk dalam
penelitian kuantitatif. Menurut Sarwono (2006) metode
penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis
terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-
hubungannya

B. Identifikasi Variabel Penelitian


Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
unutk mempelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007):
1. variable bebas : Dukungan Sosial Orangtua
2. variable terikat : Kenakalan Remaja

C. Definisi Operasional Variable


1. Dukungan Sosial Orang Tua
Secara operasional dapat diartikan dukungan atau
bantuan yang berasal dari orang yang memiliki hubungan
sosial akrab dengan individu yang menerima bantuan,
dalam penelitian ini adalah orang tua (ayah & ibu) baik
secara verbal maupun non verbal. Bentuk dukungan ini

46
47

dapat berupa informasi, tingkah laku, ataupun materi yang


dapat menjadikan individu yang menerima bantuan
merasa disayangi, diperhatikan dan bernilai.
Secara konseptual pengukuran dukungan sosial
orang tua dalam penelitian ini menggunakan skala
dukungan sosial orang tua berdasarkan teori dari (Weiss,
dalam Cutrona, 1986). Komponen-komponen dukungan
sosial meliputi : guidance, reliable alliance, attachment,
reassurance of worth, social integration, dan opportunity
to provide nurturance, yang dikelompokkan ke dalam 2
bentuk, yaitu instrumental support dan emotional support
Penghitungan dengan skor yang diperoleh dari
aitem-aitem skala dukungan sosial dari orang tua.
Semakin tingi skor yang diperoleh dari aitem-aitem skala
dukungan sosial semakin positif dukungan sosial orang
tua. Namun semakin rendah skor dari aitem-aitem skala
semakin negatif dukungan sosial dari orang tua.

2. Kenakalan Remaja Tengah


Kenakalan remaja merupakan suatu bentuk
perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak usia 18
tahun kebawah yang tidak dapat diterima di masyarakat
karena melanggar norma yang ada dimasyarakat dan
dapat merugikan diri sendiri maupun lingkungan
sekitarnya serta dapat menumbulkan tindak kriminal.
48

Secara konseptual pengukuran kenakalan remaja


dalam penelitian ini menggunakan skala kenakalan remaja
berdasarkan teori Jensen (dalam Sarwono, 2002) meliputi:
perilaku yang melawan status, perilaku yang tidak
menimbulkan korban dipihak orang lain, perilaku yang
menimbulkan korban materi, dan perilaku yang
menimbulkan korban fisik.
Penghitungan dengan skor yang diperoleh dari
aitem-aitem skala kenakalan remaja. Semakin tingi skor
yang diperoleh dari aitem-aitem skala kenakalan remaja
semakin negatif kenakalan remaja pada remaja atau
semakin tinggi kenakalan remajanya. Namun semakin
rendah skor dari aitem-aitem skala semakin positif
kenakalan pada remaja atau dengan kata lain semakin
rendah tingkat kenakalan remajanya.

D. Populasi, Sample dan Tehnik Sampling


1. Populasi
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau
individu yang memiliki karateristik tertentu, jelas, dan
lengkap yang akan diteliti (Burhan, 2005). Dalam
penelitian ini peneliti ingin mengambil populasi dari SMA
Theresiana, karena diperkirakan di SMA tersebut terjadi
kecenderungan kenakalan remaja pada siswa-siswanya.
Jumlah populasi yang sesuai dengan kriteria sebagai
49

berikut : siswa putri yang berusia antara 15-18 : 23 orang.


Siswa putra berusia 15-18 tahun : 38
Tabel 3.1
Populasi
Jumlah siswa
No Usia Remaja Jumlah
Putri Putra
1. Remaja tengah usia 15-18 tahun 23 38 61

2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti (Suharsimi Arikunto, 2002:109). Suharsimi
Arikunto berpendapat bahwa dalam pengambilan sample
untuk sekedar ancer-ancer apabila subjeknya kurang dari
100, lebih baik diambil semua sehingga pemilihannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah
subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-
25% atau lebih tergantung dari pertama, kemampuan
peneliti baik waktu, tenaga atau dana. Kedua, sempit
luasanya tempat pengamatan subyek. Ketiga, besar
kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Dari uraian
diatas peneliti mengambil secara keseluruhan dari kelas X
sampai kelas XII, karena populasi yang ada masuk dalam
kriteria penelitian yaitu berjumlah 61 siswa yang terdiri
dari 23 putri dan 38 putra.
50

3. Tehnik Sampling
Sample yang diambil dari penelitian ini
menggunakan tehnik sampling Non-Probability Sampling
yaitu sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2006) sampling
jenuh yaitu Sample jenuh adalah teknik samplng bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal
ini sering dilakukan apabila jumlah populasi kecil atau
kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah
lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota
populasi dijadikan sampel.

E. Metode pengumpulan data


Menurut Sugiyono (2008) “Angket atau kuesioner
merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab”, sedangkan menurut
Pengertian metode angket menurut Arikunto (2006) “Angket
adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi
atau hal-hal yang ia ketahui”. Dalam penelitian ini metode
pengambilan data dengan menggunakan metode angket
dengan menggunakan skala likert dengan skore 1-4. Ada dua
skala yang digunakan dalam penelitian ini.
51

1. Skala Dukungan Sosial Orang Tua


Skala Dukungan Sosial Orang Tua dalam
penelitian ini bentuk dukungan sosial yang akan
digunakan dalam penelitian ini meliputi : guidance,
reliable alliance, attachment, reassurance of worth, social
integration, dan opportunity to provide nurturance, yang
dikelompokkan ke dalam 2 bentuk, yaitu instrumental
support dan emotional support (Weiss, dalam Cutrona,
1986).
Skala Dukungan Sosial Orang Tua mempunyai
jawaban yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju
(ST), dan sangat tidak setuju (STS). Skor dalam setiap
aitem berkisar dari 4 sampai dengan 1diberikan untuk
aitem yang bersifat favourable, sedangkan untuk
unfavourable bergerak dari 1 sampai 4. Makin tinggi skor
yang diperoleh subjek berarti semakin rendah
kecenderungan kenakalan pada remaja tersebut, demikian
juga sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh
subjek berarti semakin tinggi kecenderungan kenakalan
pada remaja tersebut.
52

Tabel 3.2
Blue Print Dukungan Sosial Orang Tua
Variabel Indikator Sub indicator Jumlah
Dukungan A. Instrumental
sosial support
orang tua 1. Reliable a) Mendapat kesempatan 2
alliance untuk berbagi cerita suka
dan duka dengan orang
tua.
b) Mendapat bantuan 2
apapun tanpa diminta.
2. Guidence a) Mendapat nasehat atau 2
saran dari orang tua.
b) Mendapat penjelasan 2
atau informasi dari orang
tua.
c) Mendapat umpan balik 2
atas perilaku yang
dilakukan remaja.
B. Emosional
support
1. Reassurance a) Mendapat penghargaan 2
of worth dari orang tua, baik
pujian atau hadiah.
b) Mendapat umpanbalik 2
yang baik dan
membangun
terhadap ide dan
pendapat remaja dari
orang tua
c) Mendapat dorongan 2
semangat dari orang tua.
d) Mendapat pengakuan 2
positif terhadap
kemampuan yang
dimiliki remaja.
2. Attachment a) Merasakan kedekatan 2
dengan orang tua.
b) Memiliki perasaan aman 2
dan terlindungi dari
orang tua.
53

Variabel Indikator Sub indicator Jumlah


3. Social a) Merasakan menjadi 2
integration bagian dari keluarga.
b) Mempunyai kesempatan 2
untuk bernagi minat dan
kesenangan dengan
orang tua.
4. Opportunity to a) Mendapat kepercayaan 2
provide dari orang tua untuk
mampu membantu
keluarga.
b) Mendapat kepercayaan 2
dari orang tua ikut
berpendapat dalam
masalah keluarga.
Jumlah 6 15 30

2. Skala Kenakalan Remaja


Skala kenakalan remaja dalam penelitian ini
mengunakan Jensen (dalam Sarwono, 2002). Adapun
jenis-jenis yang diambil dari pendapat tersebut terdiri dari
jenis: perilaku yang melawan status, perilaku yang tidak
menimbulkan korban pihak lain, perilaku yang
mengakibatkan korban materi dan perilaku yang
mengakibatkan korban fisik.
Skala kenakalan remaja mempunyai jawaban
yaitu: “YA” dan “TIDAK”. Skor dalam setiap aitem
berkisar dari 0 dan 1 diberikan untuk aitem yang bersifat
favourable. Makin tinggi skor yang diperoleh subjek
berarti semakin tinggi kecenderungan kenakalan pada
remaja tersebut, demikian juga sebaliknya semakin rendah
54

skor yang diperoleh subjek berarti semakin rendah


kecenderungan kenakalan pada remaja tersebut.
Tabel 3.3
Blue Print Kenakalan Remaja
Variabel Indikator Sub indikator Jumlah
Kenakalan yang a) Pelakukan tindakan
melawan status yang melanggar status
Kenakalan
sebagai siswa
remaja 8
b) Pelakukan tindakan
yang melanggar status
sebagai anak
Kenakalan sosial a) Pelacuran
yang tidak b) Penyalahgunaan obat
menimbulkan c) Seks bebas 8
korban pihak orang
lain.
Kenakalan yang a) Perusakan
mengakibatkan b) Pencurian 8
korban materi c) Pemerasan
kenakalan yang Perilaku yang
mengakibatkan mengakibatkan korban 8
korban fisik fisik
Jumlah 4 9 32

F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


Akurasi dan kecermatan data hasil pengukuran
tergantung dari uji validitas dan reliabilitas alat ukurnya. Oleh
karena itu sebelum alat ukur tersebut digunakan oleh peneliti
maka sebaiknya di uji pada responden dengan ciri yang sama
dengan sample penelitian. Uji alat test tersebut adalah untuk
mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Sehingga nantinya
menjadi instrumen penelitian yang baik dan memenuhi
standar penelitian.
55

1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Suatu
tes atau istrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang
menghasilkan data tidak relevan dengan tujuan
pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas
yang rendah (Azwar, 2001). Untuk mencari koefisien
dukungan sosial orang tua dan kecenderungan kenkalan
remaja dilakukan dengan tehnik internal konsistensi
validity yaitu dengan mengkorelasikan skor setiap butir
dengan skor totalnya. Teknik korelasi yang
digunakanuntuk menguji validitas butir pernyataan dalam
penelitian ini adalah korelasi person product moment.
Rumus korelasi pearson product moment sebagai berikut :

N it - i t
Rumus : rit
2 2
N i2 i N t2 t

Keterangan :
rit = koefisien korelasi variabel i dengan variabel t
it = jumlah hasil perkalian variabel I dan variabel t
i = jumlah nilai setiap item
56

t = jumlah nilai konstan


N = jumlah subyek penelitian
Uji ini untuk mengetahui sejauh mana instrumen
yang digunakan sudah memadai untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur dengan cara meminta pendapat
atau penilaian ahli yang berkompeten dengan masalah
yang diteliti. Data dikatakan valid jika memiliki
Corrected item-total correlation (r hitung) lebih besar 0,3
(Sakaran, 2000).

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata
reliability yang mempunyai asal kata real dan ability.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi tersebut
sebagai pengukuran yang reliabel. Namun pada
prinsipnya, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran
dapat dipercaya. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya
apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil
yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri
subyek belum berubah (Azwar, 2001). Rumus alpha
digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang
skorenya bukan 1 sampai 0, misalnya angket atau butir
soal uraian menggunakan rumus alpha. Rumus alpha
sebagai berikut (Azwar, 2001) :
57

2
k Si
1 2
k 1 Sx
Keterangan :
k : Jumlah Instrumen pertanyaan
Si2 : Jumlah varians dari tiap instrumen

S X2 : Varians dari keseluruhan instrumen


Instrumen dikatakan reliable bila memiliki alpha
cronbach lebih besar dari 0,6 (Sakaran, 2000).

G. Analisis Data
Menurut Taylor, (1975) mendefinisikan analisis data
sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk
menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti
yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan
bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya
definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data
sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan
analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat
disintesiskan bahwa analisis data merupakan proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,
kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
didasarkan oleh data.
58

Dalam penelitian ini menggunakan tehnik analisis


statistik parametrik yaitu menggunakan Korelasi Pearson
(Pearson Product Moment Correlation. Korelasi Pearson
(Pearson Product Moment Correlation digunakan untuk
menentukan hubungan antara dua variabel yang berskala
interval (skala yang menggunakan angka sebenarnya),
korelasi ini termasuk kedalam uji statistik parametrik. Nilai r
berkisar antara -1,00 sampai dengan 1,00. Interpretasi harga
koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai r > 0, artinya terjadi hubungan linear positif.
Semakin besar nilai variabel X, semakin besar pula nilai
variabel Y dan sebaliknya.
b. Jika nilai r < 0, artinya terjadi hubungan linear negatif.
Semakin kecil nilai variabel X, semakin besar pula nilai
variabel Y dan sebaliknya.
c. Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali
antara variabel X dan variabel Y.
d. Jika nilai r = 1 atau r = -1, artinya telah terjadi hubungan
linear sempurna,yaitu berupa garis lurus. Untuk r yang
semakin mengarah ke 0, garis semakin tidak lurus.

Interpretasi terhadap nilai r hasil analisis korelasi Interval


Koefisien Tingkat Hubungan adalah sebgai berikut :
0,00 –0,199 Sangat Rendah
0,20 –0,399 Rendah
0,40 –0,599 Sedang
59

0,60 –0,799 Kuat


0,80 –1,000 Sangat Kuat Sugiyono (2009:184)

Dengan rumus sebagai berikut :


N it - i t
Rumus : rit
2 2
N i2 i N t2 t

Keterangan :
rit = koefisien korelasi variabel i dengan variabel t
it = jumlah hasil perkalian variabel i dan variabel t
i = jumlah nilai setiap item
t = jumlah nilai konstan
N = jumlah subyek penelitian

Anda mungkin juga menyukai