Oleh :
Ega chandra kusmana
710018207
07
Pemanfaatan ekstrasi mineral oleh manusia sudah di lakukan pada zaman pra sejarah dengan di
temukannya benda benda pada zaman tersebut sehingga menandakan bahwa teknologi
pemurnian mineral sudah ada pada zaman tersebut. Peradaban manusia terus berkembang,
teknologi untuk memafaatkan alam bagi kemudahann dan kenyamanan semakin maju,
pemanfaatan bahan tambang atau mineral dalam kehidupan manusia juga semakin beragam.
Semakin tingginya tingkat kebutuhan mineral khususnya logam dan logam mulia
menyebabkan perburuan bahan tambang sampai keluar daerah atau wilyah pun menjadi masif
di lakukan. Pemanfaatan mesin mesin dalam idustri kala itu dengan bahan utama pembuatan
mesin adalah besi mulai berkembang. Para ahli menyebutkan bahwa pada era industrialisasi
ini yang menjadi awal kehidupan moderen, dimana berbagai penemuan seperti listrik dan alat
transportasi semakin mengukuhkan betapa vitalnya peran mineral logam dalam kehidupan
manusia. Penemuan oleh para ahli tersebut benar benar di rasakan manfaatnya, seperti
memudahkan manusia dalam memenuhi kenutuhannya, sehingga penggunaan alat transpotasi,
listrik semakin meningkat. Perluasan produksi alat trasportasi dengan cepat dapat
memperbesar volume produksi biji besi,sebab dari itu penggunaan biji besi di dalam
kehidupan manusia sangatlah berpengaruh dalam kehidupan manusia.
Besi merupakan logam kedua yang paling banyak di bumi ini. Karakter dari
endapan besi ini bisa berupa endapan logam yang berdiri sendiri namun seringkali
ditemukan berasosiasi dengan mineral logam lainnya. Kadang besi terdapat sebagai
kandungan logam tanah (residual), namun jarang yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Endapan besi yang ekonomis umumnya berupa Magnetite, Hematite, Limonite dan
Siderite. Kadang kala dapat berupa mineral: Pyrite, Pyrhotite, Marcasite, dan
Chamosite. Mineral bijih dapat berupa oksida, sulfida maupun hidroksida, sebagai
contoh yang berupa oksida seperti : besi (Fe2O3, FeO), mangan/pirolusite (MnO2),
timah putih/kasiterit (SnO2), aluminium (Al2O3). Yang berupa hidroksida seperti
gibsit (AlOH3) dan yang berupa sulfida seperti galena (PbS2), pirit/markasit (FeS2),
kovelit (CuS) dan sebagainya. Bijih besi metasomatik merupakan salah satu alternatif
bahan baku pellet impor, sedangkan penggunaan besi laterit atau pasir besi titan
terkendala oleh rendahnya kandungan besi (Fe), selain juga akan menghambat usaha
untuk dapat memanfaatkannya secara optimal. Logam besi merupakan bahan baku
penting yang memasuki hampir seluruh industri di dalam negeri Indonesia selama
berabad-abad hingga sekarang. Pada saat ini, besi dipakai sebagai bahan dasar untuk
konstruksi beton, bangunan, jembatan dan juga peralatan transportasi seperti kereta api,
mobil, sepeda, motor, dan lain-lain
Logam besi merupakan salah satu bahan baku penting yang diperlukan hampir
oleh seluruh industri dalam negeri Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. Saat ini,
besi dipakai sebagai bahan dasar untuk konstruksi beton, bangunan, jembatan dan juga
peralatan transportasi seperti ; kereta api, mobil, sepeda, motor, dan lain-lain. Industri
baja Indonesia masih terombang-ambing oleh berbagai hal yang menyebabkan
terhambatnya perkembangan industri dimaksud secara optimal. Salah satu masalah
krusial, adalah tingginya ketergantungan terhadap bahan baku impor, baik untuk
industri hulu maupun hilirnya. Berdasarkan uji fisika yang pernah dilakukan,
menunjukkan bahwa besi untuk keperluan teknologi industri mempunyai berat jenis
sebesar 7,786 sedangkan besi yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari
mempunyai berat jenis sebesar 7,85 karena masih mengandung campuran unsur-unsur
lain, seperti; karbon, silisium, mangan, khrom, fosfor dan belerang. Bijih besi banyak
ditemukan terutama di pulau-pulau ; Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan
Halmahera, dapat terbentuk sebagai cebakan skarn, placer, dan laterit. Lebih dari
seratus lokasi dari ke-empat jenis tersebut telah ditemukan dengan kondisi geologi yang
bervariasi.
B. MINERAL SEBAGAI KEKAYAAN INDONESIA