Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

KEGIATAN KEDOKTERAN KELUARGA


DIAGNOSIS KELUARGA DAN KOMUNITAS PADA PASIEN HIPERTENSI

Disusun Oleh
Ilhami Muttaqin
2012730133

PEMBIMBING
Dr. Eva Romayanti

KEPANITRAAN KLINIK IKAKOM 2


PUSKESMAS PONDOK PUCUNG KOTA TANGERANG SELATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Tidak lupa penulis mengucapkan terimah
kasih kepada dr. Eva Romayanti selaku pembimbing di PKM Pondok Pucung yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Terima kasih juga kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan


penulisan laporan ini. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi
penulis pada khususnya.

Tangerang, Oktober 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dokter keluarga adalah cabang kedokteran komunitas yg memberi perhatian khusus

terhadap kesehatan keluarga sebagai sebuah unit. Kedokteran Keluarga merupakan ilmu yang

menekankan pentingnya pemberian pelayanan kesehatan yang personal, primer,

komprehensif dan berkelanjutan (continuing) kepada individu dalam hubungannya dengan

keluarga, komunitas, dan lingkungannya. Kedokteran Keluarga menekankan keluarga sebagai

unit sosial yang memberikan dukungan kepada individu. Masalah kesehatan pasien sering

disebabkan oleh masalah pada keluarga dan masalah kesehatan pasien dapat menyebabkan

masalah kesehatan keluarga.

Di negara-negara yang sedang berkembang, penyakit tidak menular (PTM) seperti

penyakit jantung, kanker dan depresi akan segera menggantikan penyakit menular dan

malnutrisi sebagai penyebab kematian dan disabilitas. Hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) 2013 yang dilakukan di Indonesia menunjukan kecenderungan prevalensi

hipertensi yang di diagnosis oleh tenaga kesehatan tahun 2013 (9,5%) lebih tinggi dibanding

tahun 2007 (7,6%) (Riskesdas, 2013).

Peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler pada setiap tahunnya menjadi masalah

utama di setiap negara, yaitu sekitar 50% dari penyakit kardiovaskuler tersebut disebabkan

oleh karena hipertensi (Anggraini, et al, 2009). Hipertensi merupakan penyebab kematian

tertinggi di Indonesia. Prevalensi hipertensi di Indonesia diperkirakan mencapai angka 25,8%

dari populasi (Riskesdas, 2013).

Prevalensi hipertensi di dunia pada tahun 2006 menurut WHO mencapai 972 juta

pasien. Dari sekitar 972 juta penderita hipertensi, 333 juta pasien berada di Negara maju dan

639 juta pasien sisanya berada di Negara berkembang, termasuk Indonesia (Andra, 2007).
Hipertensi merupakan penyebab kematian utama ketiga di Indonesia untuk semua umur

(6,8%), setelah stroke (15,4%) dan TBC (7,5%). Prevalensi hipertensi di Pulau Jawa dan

Sumatera memiliki nilai prevalensi yang lebih tinggi dari nilai prevalensi nasional. Angka

kejadian hipertensi di Indonesia paling banyak terjadi di Provinsi Jawa Barat, yaitu mencapai

47,8% (Departemen Kesehatan RI, 2009).

1.2 Tujuan

a) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kesehatan di

salah satu keluarga di daerah tersebut.

b) Untuk merencakan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

taraf kesehatan bagi keluarga tersebut.

c) Untuk memenuhi sebagian syarat mengikuti ujian kepaniteraan klinik di bagian

Ilmu Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas

Muhammadiyah Jakarta.

d) Memberikan informasi serta pengetahuan mengenai bentuk pelayanan kedokteran

dengan pendekatan kedokteran keluarga pada penderita penyakit. Salah satunya

dengan menganalisis penyebab, perilaku atau gaya hidup apakah telah mendukung

pengobatan farmakologi atau tidak.

BAB II
STATUS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. Sainah
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 70 tahun
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Kel. Parigi 003/007 Pondok Aren, Tangerang Selatan
Tanggal Berobat : 18 September 2018

B. Anamnesa
Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 18 September 2018 pukul 10.00 WIB
1. Keluhan Utama: Nyeri kepala sejak 2 hari sebelum ke Puskesmas
2. Keluhan Tambahan: Sulit tidur
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala sejak 2 hari yang lalu. Nyeri kepala
dirasakan hilang timbul, nyeri kepala membaik bila pasien istirahat. Nyeri kepala
dirasakan di kepala bagian bawah disertai rasa pegal dan kaku pada leher dan bahu.
Nyeri kepala diikuti dengan keluhan mata berkunang-kunang serta tengkuk yang
terasa pegal.
Pasien juga mengeluh sering sulit tidur, terutama beberapa minggu belakangan ini,
pasien mengaku banyak pikiran yang membebaninya. Pasien tidak ada gangguan
BAB dan BAK. Pasien sudah sering berobat ke puskesmas dengan keluhan yang
sama, namun tidak kontrol secara teratur.

4. Riwayat Penyakit Dahulu:


Pasien mengaku memiliki penyakit hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Adanya riwayat
asma, penyakit jantung, diabetes melitus disangkal pasien.

5. Riwayat Penyakit Keluarga:


- Riwayat hipertensi dalam keluarga dibenarkan oleh pasien. Ayah dan adik pasien
menderita hipertensi.
- Riwayat diabetes melitus, asma dan penyakit jantung dalam keluarga disangkal
6. Riwayat Pengobatan
Pernah berobat dan meminum obat anti hipertensi setelah keluhan reda obat
tidak di lanjutkan

7. Riwayat Sosial Ekonomi:


Pasien tinggal bersama suaminya, pasien sudah tidak bekerja, dan untuk
sehari-harinya pasien mendapatkan bantuan uang dari anak dan menantunya sekitar
Rp. 500.000/bulan. Sosial ekonomi keluarga ini termasuk keluarga dengan ekonomi
menengah ke bawah.

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Vital sign :
Kesadaran : Compos Mentis
Tek. Darah : 184/84 mmHg
Frek. Nadi : 84 x/menit
Frek Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : afebris

3. Status Generalis:
BB : 62 Kg
TB : 168 cm
BB Ideal : (168-100) – (10 % x 62) = 61,2 kg
IMT : BB(kg) . = 21,96 kg/m2
TB2(m)

a. Pemeriksaan Kepala
- Bentuk kepala : normocephal, simetris
- Nyeri tekan : tidak ada
b. Pemeriksaan Mata
- Palpebra : tidak ada udem
- Konjungtiva : tidak anemis
- Sklera : tidak ikterik
- Pupil : reflek cahaya (+/+), isokor dengan diameter ± 3 mm
c. Pemeriksaan Telinga : tidak ada discharge
d. Pemeriksaan Hidung : tidak ada nafas cuping hidung
e. Pemeriksaan Mulut : bibir tidak sianosis, faring tidak hiperemis
f. Pemerksaan Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, tekanan vena
jugularis tidak meningkat
g. Pemeriksaan thorak
- Pulmo
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri pada saat statis dan
dinamis, tidak terdapat retraksi diafragma.
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri.
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru, tidak terdapat peranjakan paru-hati.
Auskultasi : vesikuler, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing.

- Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS IV linea midklavikula sinistra, kuat angkat,
dan tidak terdapat thrill
Perkusi : Batas jantung kanan pada ICS V linea sternalis dextra, batas
jantung kiri pada ICS V linea midklavikula sinistra, batas pinggang jantung
pada ICS III linea parasternalis sinistra, proyeksi besar jantung normal.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat murmur dan bunyi
gallop.

h. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Tampak datar, simetris, tidak terdapat kelainan kulit, tidak terdapat
caput medusa dan spider nevy.
Auskultasi : Bising usus normal, bising aorta abdominalis terdengar.

Palpasi : supel, tidak terdapat nyeri tekan, Hepar dan lien tak teraba.
Perkusi : tympani di seluruh lapang abdomen, Undulasi (-), Pekak beralih (-).
D. Usulan Pemeriksaan Penunjang
- Profil Lipid
E. Diagnosis Banding
Hipertensi
Tension Type Headache
F. Diagnosis Kerja
Hipertensi Grade II
G. Penatalaksanaan
Amlodipin 1 x 10 mg
Paracetamol 500mg p.r.n

BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga: Tn. Ribun berusia 72 tahun.
b. Identitas Pasangan: Ny. Sainah berusia 70 tahun. (Pasien)
c. Struktur Komposisi Keluarga:

Tabel 1 Anggota keluarga yang tinggal serumah


Kedudukan Keterangan
No Nama dalam Jenis Umur Pendi- Pekerjaan Tambahan
Keluarga Kel dikan
1. Tn. Ribun Kepala Keluarga L 72 th SMP - -
2. Ny. Sainah Istri P 70 th SD Ibu Rumah Pasien
Tangga

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2 Lingkungan tempat tinggal


Status kepemilikan rumah: milik sendiri
Daerah perumahan: padat bersih
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah: 9 x 5 m2 Ny. Sainah tinggal di rumah yang
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 2 orang
sederhana dengan jumlah penghuni 2
Tidak bertingkat
Lantai rumah dari: Semen orang. Rumah terdiri dari ruang tamu
Dinding rumah dari: Gypsum dan ruang keluarga yg menjadi satu,
Jamban keluarga: Ada
Ventilasi : Cukup serta memiliki dua kamar tidur.
Kelembapan : Lembab Rumah memiliki kamar mandi.
Ketersediaan air bersih: Air Sumur
Tempat pembuangan sampah : Ada Pasien biasanya tidur di ruang
keluarga bersama suaminya.
Ketersediaan air bersih dan
pembuangan sampah keluarga cukup
baik.

b. Kepemilikan barang-barang berharga: (elektronik peralatan RT)


- Sebuah televisi
- Sebuah kompor gas
- Sebuah lemari es satu pintu
- Dua buah kipas angin

c. Denah rumah
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:
a. Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas
b. Balita: -
c. Asuransi/Jaminan kesehatan: BPJS

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3 Pelayanan Kesehatan


Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat Berjalan Kaki Pasien jika sakit berobat ke
pelayanan kesehatan puskesmas. Karena biaya yang
Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau dan murah
murah dan jarak cukup dekat
Kualitas pelayanan kesehatan Cukup memuaskan
dari rumah, sehingga perjalanan
ditempuh dengan berjalan kaki.
Dan pasien juga merasa cukup
puas dengan pelayanan
kesehatan yang ada di
puskesmas.

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan:
Keluarga Tn. Ribun dan Ny. Sainah memiliki kebiasaan makan sehari tiga kali
dengan menu makanan sehari-hari keluarga ini tidak tetap. Menu makanan yang
biasanya disediakan Ny. Sainah adalah nasi dengan lauk pauk yang sering adalah
ikan terutama ikan asin, sayur-sayuran, telur, tetapi daging dan ayam sangat jarang
dikonsumsi oleh keluarga ini. Keluarga ini jarang mengkonsumsi buah-buahan.
Ny. Sainah memasak sendiri makanan untuk keluarganya.

b. Menerapkan pola gizi seimbang:


Keluarga Tn. Ribun tidak menerapkan pola gizi seimbang. Hal ini karena
pengetahuan yang kurang tentang makanan dengan gizi seimbang, selain itu
faktor ekonomi mejadi hambatan untuk keluarga ini dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Keluarga Tn. Rosadi juga cenderung lebih banyak mengkonsumsi
makanan tinggi garam. Ikan asin adalah salah satu lauk yang sering disediakan
oleh Ny. Sainah, karena sudah menjadi kecenderungan menyukai makanan
tersebut.

6. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Kerukunan terjalin baik antar anggota keluarga inti dapat membantu
menyelesaikan masalah kesehatan Ny. Sainah. Jarak rumah dengan puskesmas
yang cukup dekat dapat diakses mudah dengan berjalan kaki memudahkan pasien
untuk selalu kontrol rutin. Selain itu, biaya berobat di puskesmas relatif
terjangkau oleh pasien.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Anggota keluarga biasanya mengingatkan pasien untuk berobat, namun tidak
ada keluarga yang mengantar pasien untuk berobat, pasien biasanya ke
puskesmas sendiri tanpa ada yang mengantar. Selain itu, keluarga juga tidak
memperhatikan makanan yang dikonsumsi pasien yang dapat mengakibatkan
kekambuhan penyakitnya. Pasien mengaku jika biaya hidup keluarga yang
semakin meningkat menjadi beban pikirannya, karena saat ini ia hanya
mengandalkan sumbangan uang dari anak maupun menantunya untuk kehidupan
sehari – hari.

B. Genogram
1. Bentuk keluarga:
Keluarga terdiri atas 3 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama
Tn. Ribun berusia 72 tahun dan Ny. Sainah berusia 70 tahun yang merupakan pasien
yang menderita hipertensi. Bentuk keluarga adalah keluarga besar ( extended family )
dengan pimpinan keluarga pasangan usia lansia yang sudah tidak produktif.
2. Tahapan siklus keluarga:
Tahapan siklus keluarga Tn. Ribun dan Ny. Sainah termasuk ke dalam
beberapa tahap diantaranya :
- Tahap keluarga dengan anak yang dewasa ( The Family with adolescent)
- Tahap keluarga pada usia lanjut ( Family in Later Life )
Tn. Ribun adalah kepala keluarga yang menikah dengan Ny. Sainah,
mereka mempunyai 5 orang anak :
1. Ny. Siti yang menikah dengan Tn. Ahmad dan memiliki dua orang anak
yang bernama Depi dan Rizki.
2. Ny Nengsih yang menikah dengan Tn. Asmad dan memiliki 3 orang anak
yang bernama Asri, Ridho, dan Citra.
3. Tn. Ahmad Sopian yang menikah dengan Ny. Amelia dan memiliki 2
orang anak yang bernama Sabrina dan Tisa.
4. Tn. Saudih yang menikah Ny. Nur Asanah dan memiliki 2 orang anak
yang bernama Riza dan Adam.
5. Ny. Siti Nurlaela yang menikah dengan Tn. Ismail dan memiliki 2 orang
anak yang bernama Hakin dan Fatir.

Semua anaknya tidak tinggal bersama Tn. Ribun dan Ny. Sainah karena sudah
berkeluarga semua dan memiliki tempat tinggal sendiri.

3. Family Map (gambar)


Keterangan :

: laki – laki

: perempuan

: pasien

: tinggal serumah

: meninggal

: Hipertensi

4. MANDALA OF HEALTH

GAYA HIDUP
- Jarang berolahraga
- Asupan makanan tidak
seimbang

LINGKUNGAN
PSIKOSOSIO-
PERILAKU EKONOMI
KESEHATAN
FAMILY - Pendapatan keluarga
- Higiens pribadi dan dibawah UMR
lingkungan baik
- Kehidupan sosial dengan
lingkungan baik

Ny. S
- Nyeri Kepala
- Sulit tidur
C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

1. Masalah dalam organisasi keluarga : Dalam struktur keluarga kepala


keluarga yang saat ini sudah tidak bekerja dan istri (pasien) sebagai ibu
rumah tangga. Status ekonomi pasien menengah ke bawah karena sudah
tidak memiliki penghasilan dan hanya bergantung dari sumbangan anak
dan menantunya yang kadang tidak mencukupi kebutuhan keluarga. Hal
ini terkadang mempengaruhi tingkat kebutuhan keluarga yang kian
meningkat, mengakibatkan beberapa kebutuhan keluarga ini tidak bisa
terpenuhi secara maksimal. Masalah biaya keluarga ini menjadi beban
pikiran karena biaya hidup yang semakin lama semakin tinggi.

2. Masalah dalam fungsi biologis: Pasien memiliki riwayat penyakit


keluarga hipertensi. Saat ini pasien menderita penyakit hipertensi
kemungkinan karena genetik dari ayah pasien yang juga menderita
hipertensi dan saat ini telah meninggal.. Pola hidup pasien yang menunjang
faktor resiko terjadinya penyakit hipertensi. Kebiasaan makan sehari-hari
pasien banyak mengkonsumsi makanan tinggi garam seperti ikan asin
karena relatif terjangkau.

3. Masalah perilaku kesehatan : Pasien cukup mengerti akan pentingnya


kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Namun usaha dalam merubah
pola makan masih kurang karena pasien masih sering mangkonsumsi
makanan tinggi garam. Selain itu, pasien juga tidak pernah berolahraga
karena merasa kondisi fisiknya yang sudah tua.

0
D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)

1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)


Pasien datang berobat ke Puskesmas dengan jarak yang cukup
dekat dari rumah pasien. Pasien datang berobat dengan harapan rasa sakit
yang dirasakan dapat berkurang dengan bantuan dokter di puskesmas.
Pasien memiliki kekhawatiran jika penyakitnya dapat menjadi beban
keluarga.

2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)


Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik di dapat kan hasil
pemeriksan tekanan dasar pasien 184/84 mmHg didapatkan pasien
diagnosis Hipertensi Grade II dan Tension Type Headache

3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah


kesehatan pasien)
Pasien berusia >60th. Pasien jarang kontrol ke puskesmas. Pasien
berobat ke puskesmas jika keluhannya sudah tidak mempan dengan
istirahat dan obat yang dibeli di warung. Pasien juga memiliki
kecenderungan menyukai jenis makan tertentu seperti yang tinggi garam
(ikan asin), tidak menjaga pola makan sesuai diet penderita hipertensi.
Pasien tidak paham dengan diet untuk penderita hipertensi. Pasien juga
tidak pernah berolahraga. Saat ini, pasien sangat memikirkan mengenai
biaya hidup keluarga yang semakin meningkat sementara pasien hanya
bergantung kepada anak dan menantunya.

4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi


masalah kesehatan pasien)
Keluarga biasanya mengingatkan pasien untuk berobat, namun
tidak ada keluarga yang mengantar pasien untuk berobat. Selain itu
keluarga juga tidak memperhatikan pola makan pasien.

1
5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
baik didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Aktivitas menjalankan fungsi sosial memiliki nilai skala satu, yaitu
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan, dimana pasien
dapat hidup mandiri.

H. Rencana Pelaksanaan
Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Keterangan

Aspek Menjelaskan kepada Pasien dan Pada saat Pemahaman pasien Bersedia
personal pasien tentang penyakit keluarga kunjungan ke tentang hipertensi kontrol
hipertensi puskesmas membutuhkan kontrol rutin,
membutuhkan dan rutin, pola tidur mengikut
pengobatan yang kunjungan ke lansia, diet rendah i pola
berkelanjutan dan rumah pasien garam, manajemen tidur
memerlukan ketekunan stress lansia,
berobat diet
rendah
garam

Aspek klinik Memberikan obat Pasien Pada saat Pasien mampu Bersedia
Hipertensi: kunjungan ke meminum obat anti
Amlodipin 1 x 10 mg puskesmas hipertensi secara
Dan Parasetamol teratur hingga
500mg bila perlu mencapai tekanan
menjelaskan fungsi obat darah stabil dan
dan cara konsumsinya mencegah komplikasi

Aspek risiko - Menganjurkan pasien Pasien dan Pada saat Pasien menghindari Bersedia
internal merubah pola makan keluarga kunjungan ke makanan penyebab
yang rendah garam rumah pasien meningkat kadar
dengan tekanan darah
memberitahukan
makanan apa yg boleh
dimakan.
- Menganjurkan pasien
agar dapat
mengendalikan stress.
- Menganjurkan untuk
latihan jasmani

Aspek - Menganjurkan Pasien dan Saat Keluarga memberi Bersedia


psikososial keluarga memberi keluarga kunjungan ke perhatian lebih
keluarga dukungan kepada rumah pasien kepada pasien
pasien agar selalu (1x1 minggu)
menjaga kesehatannya
dan selalu

2
mengingatkan pasien
untuk kontrol berobat.
- Menganjurkan
keluarga memberikan
perhatian kepada pasien
untuk mengurangi
beban pikirannya

Aspek Menyarankan pasien Pasien dan Saat Kondisi tubuh pasien Bersedia
fungsional untuk latihan jasmani keluarga kunjungan ke lebih sehat dan kuat,
yang bersifat aerobik rumah pasien mencegah komplikasi
seperti : senam / sepeda (1x1 minggu)
statis

3
I. Prognosis
1. Ad vitam: dubia ad bonam
2. Ad sanationam: dubia ad bonam
3. Ad fungsionam: dubia ad bonam

4
PENUTUP
1. Kesimpulan
Keluarga Ny. Sainah masih memiliki tingkat kesehatan dan
pemahaman tentang kesehatan yang rendah. Terlihat dari gaya hidup yang
dijalani dan pola makan rendah garam yang belum dihindari. Dukungan
keluarga pasien yang kurang dalam menjaga kesehatan dan mengingatkan
pasien untuk selalu kontrol berobat juga menyebabkan Ny. Sainah jarang
melakukan pengobatan

2. Saran
Sebaiknya kita sebagai calon dokter pelayanan primer yang mungkin
saja akan menjadi seorang dokter keluarga jika nanti sudah menjadi dokter
yang sesungguhnya dapat lebih memperhatikan keadaan masyarakat
binaannya serta meningkatkan mutu kesehatan bukan hanya sekedar dengan
edukasi saja, namun kita juga harus dapat memberikan solusi bagi setiap
permasalahan yang ada pada masyarakat tersebut serta lingkungannya,
sehingga kualitas kesehatan yang diharapkan akan tercapai dengan baik.
Pada kasus ini permasalahannya adalah kurangnya dukungan keluarga
berupa mengingatkan pasien serta menemani pasien pada saat kontrol berobat
dan juga pemahaman mengenai asupan nutrisi rendah garam masih kurang.

5
Follow Up

Tanggal Pemeriksaan Tempat


25/09/2018 S : Keluhan sudah berkurang, asupan garam Rumah Pasien
sudah di kurangi
0 : T : 140/80 mmHg N : 84x/mnt S : 36˚C P :
18x/mnt
A : Hipertensi Gr II
P : Lanjutkan terapi
29/09/2018 S : Keluhan sudah berkurang, asupan garam Rumah Pasien
sudah di hindari
O : T : 130/80 mmHg N : 80x/mnt S : 36˚C P :
19x/mnt
A : Hipertensi Gr II
P : Lanjutkan terapi

6
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai