Disusun Oleh
Ilhami Muttaqin
2012730133
PEMBIMBING
Dr. Eva Romayanti
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Tidak lupa penulis mengucapkan terimah
kasih kepada dr. Eva Romayanti selaku pembimbing di PKM Pondok Pucung yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Terima kasih juga kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
terhadap kesehatan keluarga sebagai sebuah unit. Kedokteran Keluarga merupakan ilmu yang
unit sosial yang memberikan dukungan kepada individu. Masalah kesehatan pasien sering
disebabkan oleh masalah pada keluarga dan masalah kesehatan pasien dapat menyebabkan
penyakit jantung, kanker dan depresi akan segera menggantikan penyakit menular dan
malnutrisi sebagai penyebab kematian dan disabilitas. Hasil Riset Kesehatan Dasar
hipertensi yang di diagnosis oleh tenaga kesehatan tahun 2013 (9,5%) lebih tinggi dibanding
utama di setiap negara, yaitu sekitar 50% dari penyakit kardiovaskuler tersebut disebabkan
oleh karena hipertensi (Anggraini, et al, 2009). Hipertensi merupakan penyebab kematian
Prevalensi hipertensi di dunia pada tahun 2006 menurut WHO mencapai 972 juta
pasien. Dari sekitar 972 juta penderita hipertensi, 333 juta pasien berada di Negara maju dan
639 juta pasien sisanya berada di Negara berkembang, termasuk Indonesia (Andra, 2007).
Hipertensi merupakan penyebab kematian utama ketiga di Indonesia untuk semua umur
(6,8%), setelah stroke (15,4%) dan TBC (7,5%). Prevalensi hipertensi di Pulau Jawa dan
Sumatera memiliki nilai prevalensi yang lebih tinggi dari nilai prevalensi nasional. Angka
kejadian hipertensi di Indonesia paling banyak terjadi di Provinsi Jawa Barat, yaitu mencapai
1.2 Tujuan
b) Untuk merencakan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
Muhammadiyah Jakarta.
dengan menganalisis penyebab, perilaku atau gaya hidup apakah telah mendukung
BAB II
STATUS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. Sainah
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 70 tahun
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Kel. Parigi 003/007 Pondok Aren, Tangerang Selatan
Tanggal Berobat : 18 September 2018
B. Anamnesa
Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 18 September 2018 pukul 10.00 WIB
1. Keluhan Utama: Nyeri kepala sejak 2 hari sebelum ke Puskesmas
2. Keluhan Tambahan: Sulit tidur
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala sejak 2 hari yang lalu. Nyeri kepala
dirasakan hilang timbul, nyeri kepala membaik bila pasien istirahat. Nyeri kepala
dirasakan di kepala bagian bawah disertai rasa pegal dan kaku pada leher dan bahu.
Nyeri kepala diikuti dengan keluhan mata berkunang-kunang serta tengkuk yang
terasa pegal.
Pasien juga mengeluh sering sulit tidur, terutama beberapa minggu belakangan ini,
pasien mengaku banyak pikiran yang membebaninya. Pasien tidak ada gangguan
BAB dan BAK. Pasien sudah sering berobat ke puskesmas dengan keluhan yang
sama, namun tidak kontrol secara teratur.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Vital sign :
Kesadaran : Compos Mentis
Tek. Darah : 184/84 mmHg
Frek. Nadi : 84 x/menit
Frek Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : afebris
3. Status Generalis:
BB : 62 Kg
TB : 168 cm
BB Ideal : (168-100) – (10 % x 62) = 61,2 kg
IMT : BB(kg) . = 21,96 kg/m2
TB2(m)
a. Pemeriksaan Kepala
- Bentuk kepala : normocephal, simetris
- Nyeri tekan : tidak ada
b. Pemeriksaan Mata
- Palpebra : tidak ada udem
- Konjungtiva : tidak anemis
- Sklera : tidak ikterik
- Pupil : reflek cahaya (+/+), isokor dengan diameter ± 3 mm
c. Pemeriksaan Telinga : tidak ada discharge
d. Pemeriksaan Hidung : tidak ada nafas cuping hidung
e. Pemeriksaan Mulut : bibir tidak sianosis, faring tidak hiperemis
f. Pemerksaan Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, tekanan vena
jugularis tidak meningkat
g. Pemeriksaan thorak
- Pulmo
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri pada saat statis dan
dinamis, tidak terdapat retraksi diafragma.
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri.
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru, tidak terdapat peranjakan paru-hati.
Auskultasi : vesikuler, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing.
- Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS IV linea midklavikula sinistra, kuat angkat,
dan tidak terdapat thrill
Perkusi : Batas jantung kanan pada ICS V linea sternalis dextra, batas
jantung kiri pada ICS V linea midklavikula sinistra, batas pinggang jantung
pada ICS III linea parasternalis sinistra, proyeksi besar jantung normal.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat murmur dan bunyi
gallop.
h. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Tampak datar, simetris, tidak terdapat kelainan kulit, tidak terdapat
caput medusa dan spider nevy.
Auskultasi : Bising usus normal, bising aorta abdominalis terdengar.
Palpasi : supel, tidak terdapat nyeri tekan, Hepar dan lien tak teraba.
Perkusi : tympani di seluruh lapang abdomen, Undulasi (-), Pekak beralih (-).
D. Usulan Pemeriksaan Penunjang
- Profil Lipid
E. Diagnosis Banding
Hipertensi
Tension Type Headache
F. Diagnosis Kerja
Hipertensi Grade II
G. Penatalaksanaan
Amlodipin 1 x 10 mg
Paracetamol 500mg p.r.n
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga: Tn. Ribun berusia 72 tahun.
b. Identitas Pasangan: Ny. Sainah berusia 70 tahun. (Pasien)
c. Struktur Komposisi Keluarga:
c. Denah rumah
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:
a. Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas
b. Balita: -
c. Asuransi/Jaminan kesehatan: BPJS
B. Genogram
1. Bentuk keluarga:
Keluarga terdiri atas 3 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama
Tn. Ribun berusia 72 tahun dan Ny. Sainah berusia 70 tahun yang merupakan pasien
yang menderita hipertensi. Bentuk keluarga adalah keluarga besar ( extended family )
dengan pimpinan keluarga pasangan usia lansia yang sudah tidak produktif.
2. Tahapan siklus keluarga:
Tahapan siklus keluarga Tn. Ribun dan Ny. Sainah termasuk ke dalam
beberapa tahap diantaranya :
- Tahap keluarga dengan anak yang dewasa ( The Family with adolescent)
- Tahap keluarga pada usia lanjut ( Family in Later Life )
Tn. Ribun adalah kepala keluarga yang menikah dengan Ny. Sainah,
mereka mempunyai 5 orang anak :
1. Ny. Siti yang menikah dengan Tn. Ahmad dan memiliki dua orang anak
yang bernama Depi dan Rizki.
2. Ny Nengsih yang menikah dengan Tn. Asmad dan memiliki 3 orang anak
yang bernama Asri, Ridho, dan Citra.
3. Tn. Ahmad Sopian yang menikah dengan Ny. Amelia dan memiliki 2
orang anak yang bernama Sabrina dan Tisa.
4. Tn. Saudih yang menikah Ny. Nur Asanah dan memiliki 2 orang anak
yang bernama Riza dan Adam.
5. Ny. Siti Nurlaela yang menikah dengan Tn. Ismail dan memiliki 2 orang
anak yang bernama Hakin dan Fatir.
Semua anaknya tidak tinggal bersama Tn. Ribun dan Ny. Sainah karena sudah
berkeluarga semua dan memiliki tempat tinggal sendiri.
: laki – laki
: perempuan
: pasien
: tinggal serumah
: meninggal
: Hipertensi
4. MANDALA OF HEALTH
GAYA HIDUP
- Jarang berolahraga
- Asupan makanan tidak
seimbang
LINGKUNGAN
PSIKOSOSIO-
PERILAKU EKONOMI
KESEHATAN
FAMILY - Pendapatan keluarga
- Higiens pribadi dan dibawah UMR
lingkungan baik
- Kehidupan sosial dengan
lingkungan baik
Ny. S
- Nyeri Kepala
- Sulit tidur
C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga
0
D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)
1
5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
baik didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Aktivitas menjalankan fungsi sosial memiliki nilai skala satu, yaitu
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan, dimana pasien
dapat hidup mandiri.
H. Rencana Pelaksanaan
Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Keterangan
Aspek Menjelaskan kepada Pasien dan Pada saat Pemahaman pasien Bersedia
personal pasien tentang penyakit keluarga kunjungan ke tentang hipertensi kontrol
hipertensi puskesmas membutuhkan kontrol rutin,
membutuhkan dan rutin, pola tidur mengikut
pengobatan yang kunjungan ke lansia, diet rendah i pola
berkelanjutan dan rumah pasien garam, manajemen tidur
memerlukan ketekunan stress lansia,
berobat diet
rendah
garam
Aspek klinik Memberikan obat Pasien Pada saat Pasien mampu Bersedia
Hipertensi: kunjungan ke meminum obat anti
Amlodipin 1 x 10 mg puskesmas hipertensi secara
Dan Parasetamol teratur hingga
500mg bila perlu mencapai tekanan
menjelaskan fungsi obat darah stabil dan
dan cara konsumsinya mencegah komplikasi
Aspek risiko - Menganjurkan pasien Pasien dan Pada saat Pasien menghindari Bersedia
internal merubah pola makan keluarga kunjungan ke makanan penyebab
yang rendah garam rumah pasien meningkat kadar
dengan tekanan darah
memberitahukan
makanan apa yg boleh
dimakan.
- Menganjurkan pasien
agar dapat
mengendalikan stress.
- Menganjurkan untuk
latihan jasmani
2
mengingatkan pasien
untuk kontrol berobat.
- Menganjurkan
keluarga memberikan
perhatian kepada pasien
untuk mengurangi
beban pikirannya
Aspek Menyarankan pasien Pasien dan Saat Kondisi tubuh pasien Bersedia
fungsional untuk latihan jasmani keluarga kunjungan ke lebih sehat dan kuat,
yang bersifat aerobik rumah pasien mencegah komplikasi
seperti : senam / sepeda (1x1 minggu)
statis
3
I. Prognosis
1. Ad vitam: dubia ad bonam
2. Ad sanationam: dubia ad bonam
3. Ad fungsionam: dubia ad bonam
4
PENUTUP
1. Kesimpulan
Keluarga Ny. Sainah masih memiliki tingkat kesehatan dan
pemahaman tentang kesehatan yang rendah. Terlihat dari gaya hidup yang
dijalani dan pola makan rendah garam yang belum dihindari. Dukungan
keluarga pasien yang kurang dalam menjaga kesehatan dan mengingatkan
pasien untuk selalu kontrol berobat juga menyebabkan Ny. Sainah jarang
melakukan pengobatan
2. Saran
Sebaiknya kita sebagai calon dokter pelayanan primer yang mungkin
saja akan menjadi seorang dokter keluarga jika nanti sudah menjadi dokter
yang sesungguhnya dapat lebih memperhatikan keadaan masyarakat
binaannya serta meningkatkan mutu kesehatan bukan hanya sekedar dengan
edukasi saja, namun kita juga harus dapat memberikan solusi bagi setiap
permasalahan yang ada pada masyarakat tersebut serta lingkungannya,
sehingga kualitas kesehatan yang diharapkan akan tercapai dengan baik.
Pada kasus ini permasalahannya adalah kurangnya dukungan keluarga
berupa mengingatkan pasien serta menemani pasien pada saat kontrol berobat
dan juga pemahaman mengenai asupan nutrisi rendah garam masih kurang.
5
Follow Up
6
LAMPIRAN