SISTEM ENDOKRIN
DISUSUN OLEH :
NIM : 1948201021
2020
A. Tujuan
1. Mengetahui kerja dan fungsi hormon insulin.
2. Mempelajari efek yang ditimbulkan akibat pemberian insulin
B. Dasar Teori
Sistem endokrin merupkan suatu sistem yang bekerja dengan perantara zat-zat
kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin atau yang
lebih sering dikenal dengan kelenjar buntu (sekresi secara internal) akan mengirim
hasil sekresinya langsung ke dalam darah dan cairan limfe. Hasil sekresi tersebut
beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati saluran (duktus). Adapun hasil dari
sekresi disebut dengan hormon. Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar
endokrin. Sistem endokrin bekerja sama dengan sistem saraf yang mempunyai
peranan penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ tubuh. Oleh karena itu,
kelenjar endokrin mengeluarkan suatu zat yang disebut hormon.
Sisrtem endokrin terdiri atas badan-badan jaringan kelenjar, seperti tiroid, tapi
juga terdiri atas kelenjar yang ada di dalam suatu organ tertentu, seperti testis,
ovarium, dan jantung. Sistem endokrin menggunakan hormon untuk mengendalikan
dan mengatur fungsi tubuh. Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa
saluran (duetless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran
darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai ”pembawa
pesan” dan di bawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya
akan menterjemahkan ”pesan” tersebut menjadi suatu tindakan
(http://id.wikipedia.org//wiki/sistem-endokrin).
a) KELENJAR
1. KELENJAR HIPOFISA
Kelenjar hipofisis merupakan suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar
tengkorak fossa pituitari os sfenoid, besarnya kira-kira 10x13x6 mm dan
beratnya sekitar 0,5 gram. Fungsi hipofise dapat diatur oleh susunan saraf
pusat melalui hipotalamus yang dilakukan oleh sejumlah hormon yang
dihasilkan hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat . hormon-
hormon yang mengatur fungsi hipofase disebut hormon hipofisitropik.
Kelenjar hipofisis disebut juga dengan kepala kelenjar di karenakan
mengendalikan sebagian besar kelenjar endokrin.
2. KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan dengan keempat kelenjar kecil
paratiroid menempel di “sayap” sisi paling belakang. Hormon yang dihasilkan
tiroid memiliki berbagai efek pada proses kimia tubuh, meliputi pengaturan
berat tubuh, tingkat penggunaan energi glukosa darah, dan frekuensi denyut
jantung.
3. KELENJAR ADRENAL
Medula didalam dan korteks di luar kelenjar adrenalin masing-masing
mensekresi hormon yang berbeda. Hormon kortikal merupakan steroid dan
meliputi glukokortikoid, seperti kortisol, yang mempengaruhi metabolisme;
mineralokortikoid, seperti aldoseteron, yang mempengaruhi keseimbangan
garam dan mineral; dan gonadokortikoid yang bekerja pada ovarium dan
testis. Medula didalam berfungsi sebagai kelenjar terpisah. Serat serat medula
terhubung dengan sistem saraf simpatis dan medula menghasilkan hormon
“tempur dan kabur”, seperti adrenalin.
Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino yang
dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada
rangsangan pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan kedalam darah
sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah. Secara fisiologis,
regulasi glukosa darah yang baik diatur bersama dengan hormon glukagon yang
disekresikan oleh sel alfa kelenjar pankreas.
b) Pembahasan
Pada percobaan kali ini kita menggunakan ikan koi sebagai
perumpamaan kerja sistem endokrin (hormon insulin). Ikan koi dipilih
sebagai bahan percobaan karena ikan koi dapat bergerak dengan lincah
sehingga mekanisme kerja dari kedua hormon tersebut dapat dilihat dengan
mudah. Ukuran dari ikan koi pun yang tidak terlalu besar dapat menghemat
insulin yang tersedia. Selain itu, harga dari ikan koi cukup murah dan mudah
didapat.
Pemberian insulin pada ikan koi menyebabkan glukosa yang ada dalam
darah akan diubah menjadi glikogen oleh insulin. Glikogen tersebut akan
disimpan di dalam hati dan otot. Hal ini dapat menyebabkan 2 dampak
berbeda, tergantung dengan kondisi ikan tersebut. Glukosa merupakan salah
satu monosakarida yang dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup. Pada
manusia, glukosa dibutuhkan sebagai bahan bakar (sumber energi). Pasokan
glukosa ± 80 % dibutuhkan oleh otak dan sisanya dibutuhkan oleh jaringan
lain. Kadar glukosa dalam tubuh, diatur oleh 2 hormon yang dihasilkan oleh
pankreas. Kedua hormon tersebut yaitu, Insulin dan Glukagon. Kerja antara
insulin dan glukagon adalah antagonis (saling berlawanan). Konsentrasi
insulin dan glukagon dalam darah, mengatur penyimpanan dan mobilisasi
energi.
Pada pecobaan pertama dan kedua, Setelah beberapa detik dimenit
27:00 dan 20:00 ikan menjadi lemas, kurang aktif dalam beberapa menit. Hal
ini dipengaruhi oleh fungsi insulin yang berdifusi melalui membran insang
menuju ke aliran darah ikan. Insulin berfungsi sebagai keseimbangan tahap
glukosa dalam darah dan bertindak meningkatkan pengambilan glukosa oleh
badan sel. Semakin tinggi tingkat resistensi insulin, semakin rendah
kemampuan inhibisinya terhadap proses glikogenolisis dan glukoneogenesis,
dan semakin tinggi tingkat produksi glukosa dari hepar. Penambahan insulin
dalam timba menyebabkan resistensi hormon insulin dalam ikan meningkat
sehingga glukosa tidak dapat dirubah menjadi glikogen, maka gula darah
pada ikan menurun (hipoglikema) dan mempengaruhi fungsi metabolisme
ikan. Karena metabolisme ikan terganggu sehingga tidak bisa menghasilkan
energi maksimal, maka ikan mengalami lemas sesuai energi yang dihasilkan.
Bila hal ini terus terjadi, maka ikan akan mengalami kematian. Peristiwa
kurangnya kadar glukosa dalam darah disebut dengan “Hipoglikemia”.
Hipoglikemia dapat berdampak buruk pada kerja otak dan jaringan lainnya
yang akan berujung pada kematian. Hal ini disebabkan karena otak hanya
dapat menggunakan energi dalam bentuk glukosa, dan 80 % pasokan glukosa
tiap harinya akan diberikan untuk otak. Jika otak kekurangan glukosa, maka
mekanisme kerja organ tubuh dan jaringan lainnya akan terganggu.
Di saat ikan dalam keadaan lemas dimasukkan ditimba ke 2 yang telah
diberi larutan gula. Pemberian glukosa itu dapat meningkatkan kadar glukosa
dalam darah. Peningkatan kadar glukosa dalam darah menyebabkan ikan
tersebut kembali memiliki energi untuk bergerak sampai akhirnya ikan
tersebut dapat bergerak secara normal kembali. Ikan mengalami keadaan
normal dipengaruhi oleh tingkat glukosa pada darah ikan meningkat karena
dalam timba ke 2 mengandung glukosa yang berdifusi melalui membran
insang menuju ke aliran darah ikan, sehingga glukosa yang semula tidak bisa
dirubah menjadi glikogen karena resistensi insulin yang tinggi yang
menyebabkan gula darah turun dan mempengaruhi fungsi metabolisme,
sekarang menjadi normal kembali.
I. Lampiran
Tidak ada foto, karena berbentuk video