Tepung
Tepung
Perusahaan tepung terigu mempunyai tiga buah pabrik A,B, dan C. Hasil produksinya
harus diangkat dari pabrik ke gudang, yan gberada di daerah Jakarta, Bekasi, Karawang
dan Sukabumi.
A 90 ton
B 60 ton
C 50 ton
Jakarta 50 ton
Bekasi 40 ton
Sukabumi 40 ton
Karawang 70 ton
Gudang
Ke
Dari GJ GB GS GK
PA 20 5 8 11
PB 15 20 10 15
PC 25 10 19 20
Catatan :
GJ = Gudang Jakarta
GB = Gudang Bekasi
GS = Gudang Sukabumi
GK = Gudang Karawang
PA = Pabrik A
PB = Pabrik B
PC = Pabrik C
Pertanyaan :
Dari pabrik mana saja tepung-tepung tersebut harus di kirim ke masing-masing gudang
pemasaran agar diperoleh biaya yang optimum dan berapa total biayanya
Jawab :
Matrik Transportasi
G G G G Supp
Ke
J B S K ly
Dari
2 5 8 11
PA 90
0
1 20 1 15
PB 60
5 0
2 10 1 20
PC 50
5 9
Dema 5 4
40 70 200
nd 0 0
Tabel 1
GJ GB GS GK Supply Beda
Baris
(BB)
Pabrik 20 5 8 11 90 3
A
Pabrik 15 20 10 15 60 5
B
Pabrik 25 10 19 20 50 9
C
Demand 50 40 40 70 200
Beda
Kolom 5 5 2 4
(BK)
Beda baris dan beda kolom terbesar adalah 9, jadi terpilih baris C. Pada baris C biaya
terkecil adalag 10, berarti sel C – II diisi sebanyak 40. Jadi TD Gudang II habis dan TS
Pabrik C tersisa 10, sehingga kolom GB dihapus
Tabel 2
Beda baris dan beda kolom terbesar adalah 5, jadi terpilih baris B. Pada baris B biaya
terkecil adalah 10, berarti sel GS diisi sebanyak 40. Jadi GS habis dan supply Pabrik B
tersisa 20, sehingga kolom GS dihapus
Tabel 3
GJ G Suppl Beda
K y Bari
s
(BB)
Pabrik 20 11 90 9
A
Pabrik 15 15 60 0
B
Pabrik 25 20 50 5
C
Deman
50 70 200
d
Beda
Kolom 5 4
(BK)
Beda baris dan beda kolom terbesar adalah 9, jadi terpilih baris A. Pada baris A biaya
terkecil adalah 11, berarti sel GK diisi sebanyak 70. Jadi GK habis dan supply Pabrik A
tersisa 20, sehingga kolom GK dihapus
sel-sel yang
Tabel 4 masih
kosong(yang di
G Suppl Bed uji) yaitu:
J y a PAGB, PAGS,
Bari PBGB, PBGK,
s PCGS dan
(BB PCGK.
)
Pabrik 20 90 -
A
Pabrik 15 60 -
B
Pabrik 25 50 -
C
Deman
50 200
d
Beda
Kolom 5
(BK)
Karena tersisa satu baris GJ, maka GJ diisi dengan Produksi PA =20, PB =20, dan PC
=10.
Berdasarkan hasil perhitungan denda dengan metode di atas maka biaya totalnya
adalah : Rp 20.20 + Rp 11.70 + Rp 15.20 + Rp 10.40 + Rp 25.10 + Rp 10.40 = Rp 2.520
Iterasi Ke-1:
PAGB : 5-20+25-10 = 0
PAGS : 8-20+15-10 = -7 (menjadi lebih murah 7 ribu/ton)
PBGB : 20-15+25-10 = 20 (menjadi lebih mahal 20 ribu/ton) sel-sel yang
PBGK : 15-15+20-11 = 9 (menjadi lebih mahal 9 ribu/ton) masih
PCGS : 19-25+15-10 = -1 (menjadi lebih murah seribu ribu/ton) kosong(yang di
PCGK : 20-25+20-11 = 4 (menjadi lebih mahal 4 ribu/ton) uji) yaitu: PAGJ,
PAGB, PBGB,
Dari hasil perhitungan di atas sel PA GS masih mempunyai nilai negatif. Dengan PBGK, PCGS
demikian, pengalokasian barang harus diubah dengan cara sebagai berikut : dan PCGK.
Tabel alokasi
tahap 2
Karena sel lintasannya mempunyai angka negative terkecil (10), maka pengalokasiannya
berubah menjadi :
Sel PC GK = 0 + 20 = 10
Sel PC GJ = 10 – 10 = 0
Sel PB GJ = 40 + 10 = 50
Sel PB GS = 20 – 10 = 10
Sel PA GS = 20 + 10 = 30
Sel PA GK = 70 – 10 = 60
Tabel alokasi 2:
Total Biaya :
Rp 3.20 + Rp 11.70 +Rp 15.40 + Rp 10.20 + Rp 25.10 + Rp 10.40 = Rp 2.380
Tabel alokasi 3:
Total Biaya :
Rp 8.30 + Rp 11.60 + Rp 15.50 + Rp 10.10 + Rp 10.40 + Rp 20.10 = Rp 2.350
sel-sel yang masih kosong(yang di uji) yaitu: PAGJ, PAGB, PBGB, PBGK, PCGJ dan
PCGS.
Iterasi Ke-1:
PAGJ : 20-8+10-15 = 0
PAGB : 5-10+20-11 = 4 (menjadi lebih mahal 4 ribu/ton)
PBGB : 20-10+8-11+20-10= 17 (menjadi lebih mahal 17 ribu/ton)
PBGK : 15-10+8-11 = 2 (menjadi lebih mahal 2 ribu/ton)
PCGJ : 25-20+11-8+10-15 = 3 (menjadi lebih mahal 3 ribu/ton)
PCGS : 19-20+11-8 = 2 (menjadi lebih mahal 2 ribu/ton)