Anda di halaman 1dari 20

ARTIKEL ANTROPOLOGI

1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KAJIAN ANTROPOLOGI


2. ANTROPOLOGI: ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI, AKSIOLOGI
3. SEJARAH ANTROPOLOGI
4. ANTROPOLOGI BUDAYA
5. KESIMPULAN DAN ANALISIS KRITIS

Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah: Antropologi

Dosen Pengampuh:

Dr. TaufiqRamdani, S.Th.I.,M.Sos

DisusunOleh:

Nama : Rahayu widya astuti


NIM : L1C020081
Fakultas&Prodi : Sosiologi
Semester : 1(Satu)

1
PROGRAM STUDI …
UNIVERSITAS MATARAM
T.A. 2020/2021

KATA PENGANTAR

Pujisyukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainya tugas
terstruktur mata kuliah Antropologi ini

Sholawatdan Salam semoga selalu terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW


atas segala rasa nikmat dan kesehatan yang diberikan kepada kita semua (Untuk yang
beragama Islam)

Terimakasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. TaufiqRamdani, S.Th.I.,M.Sos


sebagai dosen pengampuh mata Kuliah Antropologi ini

Besar harapan saya tugas ini akan member manfaat dikemudian hari bagi saya dan kita
semua.

Penyusun, Mataram,13-oktober-2020

Nama : Rahayu widya astuti


NIM : L1C020081

2
DAFTAR ISI DAN LAMPIRAN

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN COVER 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I. Pengertian dan Ruang Lingkup Kajian Antropologi
A.Pengertian Antropologi………………………………………………………………....4
B.Ruang lingkup Antropologi …………………………………………………………….5

BAB II. Antropologi: Ontologi, Epistimologi, Aksiologi


A.Definisi ontologi dan Alirannya…………………………………………………………7
B.Definisi epistimologi dan istilahnya…………………………………………………….9
C.Definisi Aksiologi………………………………………………………………...............10

BAB III. SejarahAntropologi


A.Sejarah Antropologi……………………………………………………………………...12

BAB IV.Antrologi Budaya


A.Definisi Antropologi Budaya……………………………………………………………15
C.Teori Kebudayaan……………………………………………………………………….17

BAB V. Kesimpulan dan Analisis Kritis


A.Kesimpulan……………………………………………………………………………….19
B.Saran……………………………………………………………………………………. .19

PEMBAHASAN

3
BAB 1

A.Pengertian dan Ruang Lingkup Kajian antropologi

1.Pengertian

Kata antropologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “Anthropos” yang berarti
manusia dan “Logos” yang berarti wacana. Sehingga secara etimologis, arti antropologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia termasuk kajian-kajian di dalamnya.Dalam
melakukan kajian tentang manusia, antropologi mengedepankan dua konsep yang
penting, yakni komparatif dan holistik. Karena di dalam mengkaji antropologi lebih
memperhatikan pada aspek sejarah serta melalui penjelasan menyeluruh untuk
menggambarkan manusia melalui ilmu pengetahuan seperti ilmu sosial, ilmu hayati dan
humaniora.

Pada awalnya ilmu antropologi berawal karena ketertarikan orang Eropa pada ciri
fisik, adat istiadat dan budaya etnis lain yang berbeda-beda dengan masyarakat Eropa.
Sehingga pada awalnya kajian antropologi lebih fokus pada penduduk sebagai
masyarakat tunggal, dalam artian kelompok masyarakat yang hidup di lingkungan yang
sama namun memiliki ciri khas yang berbeda-beda.

Akan tetapi dalam perkembangannya, ilmu antropologi kemudian tidak hanya


mempelajari kelompok manusia tunggal yang mendiami suatu wilayah yang sama.
Antropologi lebih dalam mengkaji tentang isu-isu migrasi, misalnya melahirkan penelitian
etnografis multi situs.

Agar lebih memahami apa arti antropologi, maka kita dapat merujuk pada pendapat
beberapa ahli berikut ini:

1. David Hunter

Menurut David Hunter, pengertian antropologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang
lahir dari adanya keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.

2. William A. Haviland

4
Menurut William A. Haviland, pengertian antropologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang umat manusia secara umum dengan mempelajari warna fisik, bentuk
fisik, dan kebudayaan yang dihasilkan oleh masyarakat.

3. Conrad Phillip Kottak

Menurut Conrad Phillip Kottak, arti antropologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
mengenai keragaman umat manusia secara holistik, meliputi aspek sosial budaya,
biologis, bahasa, dan lingkungannya dalam dimensi waktu masa lalu, saat ini, dan masa
depan.

4.Tulian Darwin

Menurut Tulian Darwin, antropologi adalah ilmu yang berasal dari keinginan manusia
untuk membuktikan asal mula dan perkembangan yang terjadi pada manusia dengan
melakukan bermacam-macam penelitian mengenai monyet dan kera yang ada di seluruh
penjuru dunia.

5. Koentjaraningrat

Menurut Koentjaraningrat, pengertian antropologi adalah ilmu yang mempelajari


tentang umat manusia pada umumnya, dengan mempelajari bentuk fisik, warna kulit, serta
kebudayan yang dihasilkan oleh suatu masyarakat.

5. Rifhi Siddiq

Menurut Rifhi Siddiq, pengertian antropologi adalah ilmu yang mengkaji segala aspek
yang ada dalam kehidupan manusia yang terdiri dari segala macam konsepsi tradisi,
norma, seni, kebudayaan, ilmu pengetahuan, kelembagaan, lambang, linguistik, dan juga
teknologi.

2.Ruang Lingkup Antropologi

Berikut dibawah ini terdapat beberapa ruang lingkup dari antropologi, antara lain:

-Masalah sejarah asal dan perkembangan manusia dilihat dari ciri-ciri tubuhnya secara
evolusi yang dipandang dari segi biologi

5
-Masalah sejarah terjadinya berbagai ragam manusia dari segi ciri-ciri fisiknya.

-Masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya beragam kebudayaan di dunia;

-Masalah sejarah asal, perkembangan, serta penyebaran berbagai macam bahasa di


seluruh dunia.

-Masalah mengenai asas-asas kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat-


masyarakat suku bangsa di dunia.

3.Manfaat Antropologi

Berikut dibawah ini terdapat beberapa manfaat dari antropologi, antara lain:

-Dapat mengetahui pola prilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat


secaraUniversal maupun pola prilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat (suku bangsa).

-Dengan mempelajari Antropologi akan memperluas wawasan kita terhadap


tatapergaulan umat manusia diseluruh dunia yang mempunyai kekhususan-
kekhususanyang sesuai dengan karakteristik daerahnya sehingga menimbulkan toleransi
yangtinggi.

-Dapat mengetahui berbagai macam problema dalam masyarakat serta


memilikikepekaan terhadap kondisi-kondisi dalam masyarakat baik yang
menyenangkanserta mampu mengambil inisiatif terhadap pemecahan permasalahan yang
munculdalam lingkungan masyarakatnya.

-Dapat mengetahui kedudukan serta peran yang harus kita lakukan sesuai
denganharapan warga masyarakat dari kedudukan yang kita sandang.

Manfaat antropologi terhadap Administrasi Negara, yaitu:

-Ilmu antropologi untuk mempelajari badan-badan nasional.

-Ilmu antropologi memberi pertimbangan dalam pembuatan kebijakanpublik.

-Antropologi dapat mempelajari tentang tingkah laku partai politik.

6
BAB II

A.Antropologi Ontologi, Epistimologi Dan Aksiologi

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa mencari kebenaran. Filsafat juga
disebut sebagai induk dari ilmu pengetahaun, banyak ilmu pengetahuan yang terlahir dari
filsafat. Imanuel Kant mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan yang menjadi pokok
pangkal segala pengetahuan yang di dalamnya tercakup empat persoalan yakni apa yang
dapat diketahui? (jawabnya metafisika), apa yang seharusnya di ketahui? (jawabnya
etika), sampai dimana harapan kita? (jawabnya agama) apa itu manusia? (jawabnya
antropologi). (Ahmad Tafsir, 2001 : 11). Disisi lain, filsafat membahas segala sesuatu yang
ada bahkan yang mungkin ada baik bersifat abstrak maupun riil meliputi Tuhan, manusia
dan alam semesta. Sehingga untuk paham betul semua masalah filsafat sangatlah sulit
tanpa adanya pemetaan-pemetaan dan mungkin kita hanya bisa menguasai sebagian dari
luasnya ruang lingkup filsafat.

Sedangkan, pengetahuan adalah persepsi subyek (manusia terhadap obyek (riil dan
gaib) atau fakta. Dan ilmu pengetahuan itu sendiri adalah kumpulan pengetahuan yang
benar disusun dengan sistem dan metode untuk mencapai tujuan yang berlaku niversal
dapat diuji/diverifikasi kebenaranya.Ilmu pengetahuan tidak hanya satu, melaikan banyak
(plural) bersifat terbuka berkaitan dalam memecahkan masalah. Jadi, Pengetahuan filsafat
mempelajari esensi atau hakikat ilmu pengetahuan tertentu secara rasional.

Dalam hal ini berkaitan sekali dengan cabang – cabang ilmu filsafat. Cabang –
cabang ilmu filsafat di antaranya Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi.

1.Ontologi

Ontologi adalah cabang ilmu yang membahas hakikat segala sesuatu yang ada.
Epistimologi adalah cabang ilmu menjelaskan tentang bagaimana mencari pengetahuan
dan seperti apa pengetahuan tersebut. Aksiologi membahas tentang untuk apa ilmu itu
digunakan.Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari
Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh
Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan

7
Aristoteles . Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan antara penampakan
dengan kenyataan. Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan
bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu.
Namun yang lebih penting ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu
berasal dari satu substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri
sendiri).

Hakikat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam
sudut pandang:

Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut


memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga
mawar yang berbau harum.

Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yakni Monisme, Dualisme, Materialisme,


Idealisme, Agnostisisme

Monisme: aliran yang mempercayai bahwa hakikat dari segala sesuatu yang ada
adalah satu saja, baik yang asa itu berupa materi maupun ruhani yang menjadi sumber
dominan dari yang lainnya. Para filosof pra-Socrates seperti Thales, Demokritos, dan
Anaximander termasuk dalam kelompok Monisme, selain juga Plato dan Aristoteles.
Sementara filosof Modern seperti I. Kant dan Hegel adalah penerus kelompok Monisme,
terutama pada pandangan Idealisme mereka.

Dualisme: kelompok ini meyakini sumber asal segala sesuatu terdiri dari dua hakikat,
yaitu materi(jasad) dan jasmani(spiritual). Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas
dan berdiri sendiri, sama-sama abadi dam azali. Perhubungan antara keduanya itulah
yang menciptakan kehidupan dalam alam ini. Contoh yang paling jelas tentang adanya
kerja sama kedua hakikat ini ialah dalam diri manusia.

Materialisme: aliran ini menganggap bahwa yang ada hanyalah materi dan bahwa
segala sesuatu yang lainnya yang kita sebut jiwa atau roh tidaklah merupakan suatu
kenyataan yang berdiri sendiri. Menurut pahan materialisme bahwa jiwa atau roh itu
hanyalah merupakan proses gerakan kebendaan dengan salah satu cara tertentu.

8
Idealisme: idealisme merupakan lawan dari materialisme yang juga dinamakan
spiritualisme. Aliran menganggap bahwa hakikat kenyataan yang beraneka warna itu
semua berasal dari roh (sukma) atau yang sejenis dengan itu. Intinya sesuatu yang tidak
berbentuk dan yang tidak menempati ruang. Menurut aliran ini materi atau zat itu hanyalah
suatu jenis daripada penjelmaan roh. Alasan yang terpenting dari aliran ini adalah
“manusia menganggap roh lebih berharga, lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupan
manusia. Roh dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya, sehingga materi hanyalah
badannya, bayngan atau penjelmaan saja.

Agnostisisme: pada intinya Agnostisisme adalah paham yang mengingkari bahwa


manusia mampu mengetahui hakikat yang ada baik yang berupa materi ataupun yang
ruhani. Aliran ini juga menolak pengetahuan manusia tentang hal yang transenden.
Contoh paham Agnostisisme adalah para filosof Eksistensialisme, seperti Jean Paul
Sartre yang juga seorang Ateis. Sartre menyatakan tidak ada hakikat ada (being)
manusia, tetapi yang ada adalah keberadaan (on being)-nya.

Istilah istilah terpenting yang terkait dengan ontologi adalah:

-yang-ada (being)

-kenyataan/realitas (reality)

-eksistensi (existence)

-esensi (essence)

-substansi (substance)

-perubahan (change)

-tunggal (one)

-jamak (many)

2.Epistimologi

Epistimologi filsafat membicarakan tiga hal, yaitu objek filsafat (yaitu yang dipikirkan),
cara memperoleh pengetahuan filsafat dan ukuran kebenaran (pengetahuan) filsafat.

9
Istilah Epistemologi di dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah “Theory of knowledge”.
Epistemologi berasal dari asal kata “episteme” dan ”logos”. Epistime berarti pengetahuan,
dan logos berarti teori. Dalam rumusan yang lebih rinci di sebutkan bahwa epistemologi
merupakan salah satu cabang filsafat yang mengkaji secara mendalan dan radikal tentang
asal mula pengetahuan, structure, metode, dan validitas pengetahuan.

Di samping itu terdapat beberapa istilah yang maksudnya sama dengan epistemologi
ialah:

-Gnosiologi

-Logikal material

-Criteriologi

Keseluruhan istilah tersebut di atas di dalam bahasa Indonesia pada umumnya


disebut filsafat pengetahuan. Dalam rumusan lain di sdebutkan bahwa epistemologi
adalah cabang filsafat yang mempelajari soal tentang watak,batas –batas dan
berlakunyailmu pengetahuan: demikian rumusan yang di ajukan oleh J.A.N. Mulder.
Sebenarnya banyak ahli filsafat (filosof) maupun sarjana filsafat yang merumuskan
tentang epistemologi atau filsafat pengetahuan. Apabila keseluruhan rumusan tersebut di
renungkan maka dapat di fahami bahwa prinsipnya epistemologi adalah bagian filsafat
yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula
pengetahuan, batas – batas, sifat metode dan keahlian pengetahuan. Oleh karena itu
sistematika penulisan epitemologi adalah terjadinya pengetahuan,teori kebenaran, metode
– metode ilmiah dan aliran – aliran teori pengetahuan.

3.Aksiologi

kata aksiologi bukanlah kata asli dari bahasa Indonesia, melainkan berasal dari
bahasa Yunani yaitu "axion" yang berarti nilai dan ditambahkan dengan "logos" yang
bermakna teori. Sehingga jika didefinisikan secara istilah, "aksiologi" merupakan suatu
cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang hakikat nilai dan teori. Nilai yang dimaksud
di sini adalah ide atau konsep tentang apa yang difikirkan manusia atau dianggap penting
oleh manusia. Jadi, aksiologi adalah aspek dalam ilmu filsafat yang membahas tentang
nilai atau moral yang berlaku dalam kehidupan manusia. Aksiologi berarti teori tentang

10
nilai.Aksiologi menyangkut nilai-nilai berkualitas atau tidak, dalam devinisi lain aksiologi
merupakan suatu pendidikan yang di emplementasikan serta untuk menguji dalam
kepribadian anak.

Menurut Theodore Brameld, seorang tokoh filusuf klasik, aksiologi dibagi menjadi
bebrapa bagian:

Pertama adalah moral, etika atau tindakan manusia. Peran utama aksiologi ini adalah
memberi arah pada manusia untuk melakukan suatu tindakan yang lebih baik.Kedua
adalah ekspresi keindahan. Di sini aksiologi berperan sebagai pembimbing dalam diri
manusia untuk berekspresi yang melahirkan suatu keindahan dalam dirinya. Ketiga yaitu
sosial politik. Pada tingkatan ini, aksiologi berperan sebagai sarana proses sosialisasi
manusia.

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia


menggunakan ilmunya.Jadi yang ingin dicapai oleh aksiologi adalah hakikat dan manfaat
yang terdapat dalam suatu pengetahuan.

11
BAB III

A.Sejarah Antropology

Sejarah Kelahiran Antropologi

Antropologi merupakan salah satu displin ilmu yang berkembang sebagai dampak
penjajahan bangsa Eropa di seluruh dunia. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu
sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi
muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-cirii fisik, adat-
istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.

Banyak ahli Antrpologi berpendapat bahwa antropologi muncul sebagai suatu cabang
ilmu yang jelas batasannya pada sekitar abad ke 19. Antropologi pada abad ke 19 sampai
abad ke 20 berkembang ke arah yang lebih sistemastik dan menggunakan metodologi
ilmiah.

Koentjaraningrat menyusun perkembangan antropologi menjadi 4 fase:

-Fase pertama (sebelum tahu. 1800-an

Pada akhir abad ke 15,.bangsa Eropa mulai menjelajah ke berbagai benua seperti
Asia, Afrika, dan Amerika. Dari para penjelajah tersebut terkumpul buku-buku kisah
perjalanan, yang berisi bahan pengetahuan berupa deskripsi tentang adat istiadat,
susunan masyarakat, bahasa, dan ciri-ciri fisik dari bermacam-macam suku bangsa di
Asia, Afrika, Oseania, dan Amerika. Kemudian bahan pengetahuan tadi disebut bahan
etnografi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.

-Fase Kedua (Tahun 1800-an)

Pada fase ini, muncul karangan-karangan yang menyusun bahan etnografi


berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. Pada fase kedua ini
perkembangan antropologi bertujuan akademis, yaitu mempelajari masyarakt,
kebudayaan, dan masyarakat primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman
tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

-Fase Ketiga (awal tahun 1900-an)

12
Pada fase ini, antropologi menjadi ilmu praktis dengan tujuan mempelajari
masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan
pemerintah kolonial dan untuk memahami kebudayaan masyarakat modern yang
kompleks.

-Fase keempat (tahun 1930-an)

Pada ini Antropologi mengalami masa perkembangan yang paling pesat karena
terjadi perubahan yang besar. kebudayaan asli bangsa-bangsa pribumi hilang akibat
pengaruh kebudayaan Eropa. Selain itu, setelah perang dunia ke II muncul kebencian
terhadap negara-negara penjajah. proses-proses tersebut menyebabkan perhatian ilmu
antropoogi tidk lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar ERopa, tetapi juga
kepada suku bangsa di daerah pedesaan Eropa.

Berkembangnya Ilmu Antropologi

Dalam arti tertentu, praktik antropologi dimulai begitu manusia mulai berfikir tentang
masyarakat dan keyakinan-keyakinan mereka, dan secara sadar memutuskan untuk
membandingan diri mereka sendiri dengan masyarakat-masyarakat lain yang melakukan
kontak dengan mereka.

Ahli sejarah Yunani, Herodotus (484-425 SM) menghabiskan bertahun-tahun untuk


melakukan perjalanan di Asia, Mesir dan Yunani, dan menuliskan gambaran terperinci
tentang pakaian, panen, etiket dan ritual dari orang-orang yang ia jumpai. Ibn Khaldun
(13326-1406) adalah seorang ahli politik dan sejarah yang tinggal beberapa tahun. Ia
menghasilkan karya ilmiah yang menakjubkan, karena mengelompokkan orang-orang
yang diamatinya menjadi dua kelompok masyarakat, yaitu suku Bedouin yang dianggap
liar, nomaden serta agresif, dan masyarakt kota yang menetap, berpendidikan dan
kadang-kadang korup, yang menggantungkan hidup mereka pada pertanian lokal.

Antropologi mengemuka setelah melewati serangkaian perkembangan yang


kompleks, dan saat ini mencakup minat-minat dan bidang-bidang ilmu yang sangat
beragam. Kita akan meninjau beberapa diantaranya untuk memahami bagaimana
antropologi sampai saat pada perkembangannya saat ini.

13
Setidaknya sejak abad kelima belas, dengan dilengkapinya pe;ayaran-pelayaran
besar untuk menemukan dan menaklukan wilayah baru, muncul berbagai perdebatan
tentang sifat dan adat istiadat orang-orang biadab yang digambarkan oleh orang pelaut
dan pedagang. Di akhir abad keenam belas sastrawan Perancis, Michael De Montaigne
(1533-1529), memadukan pengetahuannya tentang karya-karya penulis klasik seperti
Xenophon, Lucretius dan virgil dengan penjelajahan-penjelajahan dunia baru.

Selama zaman pertengahan, makhluk didunia dikelompokkan kedalam beberapa ordo


yang statis, diciptakan oleh tuhan yang disebut rantai kehidupan (chain of being). Pada
abad ketujuh belas dan delapan belas ‘Rantai’ tersebut kerat teramati dalam kondisi-
kondisi yang lebih dinamis. Dengan demikian, kebudayaan dapat dianggap sebagai
kemajuan, dengan masyarakat eropa sebagai titik puncak perkembangan, baik secara
moral maupun cultural.

Antropologi menjadi sebuah subjek akademis yang berdiri sendiri pada abad
kesembilan belas, sebagian besar memusatkan perhatian pada penelitian sifat-sifat fisik,
bahasa dan budaya masyarakat yang belum beradab. Sir Edward Tylor menjadi dosen
antropologi di Oxford pada tahun 1884, maka mulai disinilah antropologi dikembangkan
diberbagai Negara. Hampir disepanjang abad kesembilan belas, status pasti antropologi
mencakup segala hal, mulai dari mengukur bentuk dan ukuran kepala sampai
mengumpulkan artefak untuk mengisi museum-museum dikota-kota yang kaitannya
dengan sains, terutama zoology dan biologi.

Goerge Stocking, seorang ahli antropologi sejarah dari Amerika membedakan


perilaku banyak warga Inggris Victoria dengan masyarakat non Eropa, secara jelas
gambaran yang dimunculkan adalah gambaran seorang yang bukan saja terasing secara
geografis, tapi juga kebalikan dari gambaran ideal dari seorang pria Victoria; berkulit putih,
menarik bersih (sifat ini bisa dikatakan mendekati sifat saleh).

14
BAB IV

A.Antropology Budaya

Antropologi Budaya merupakan salah satu cabang ilmu-ilmu sosial, yang


berupaya untuk memberi jawaban atas berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan
manusia dalam posisi atau kedudukannya sebagai makhluk sosial. Jawaban yang
diberikan tersebut menguraikan seluk-beluk realitas fundamental tentang manusia yang
dikonstruksikan sebagai intersubjektivitas atau ketentuan dunia nyata, yang merupakan
dasar kebudayaan manusia.

Antropologi Budaya

Antropologi budaya melihat atau mempelajari manusia yang berkaitan dengan materi-
materi kebudayaan seperti misalnya, alat-alat hidup, perumahan, kesenian, norma,
perilaku dan lain sebagainya yang ada dalam masyarakat.

Adapun yang termasuk dalam antropologi budaya antara lain:

1. Arkeologi: Bagian dari antropologi budaya yang mempelajari tentang sejarah


manusia dan penyebarannya melalui obyek penelitian artefak (benda-benda peninggalan).

2. Etnolinguistik: Bagian dari antropologi budaya yang mempelajari Timbulnya


bahasa, bagaimana terjadinya variasi dalam bahasa serta penyebaran bahasa umat
manusia di dunia.

3. Etnografi: Ilmu ini mempelajari mengenai berbagai kebudayaan pada suatu


masyarakat secara mendetail pada suatu kenyataan berupa aktivitas nyata masyarakat.

4.Etnologi: Bagian dari antropologi budaya yang mencoba menelusuri asas-asas


manusia dengan meneliti seperangkat pola kebudayaan suatu suku bangsa yang
menyebar di seluruh dunia. Obyek penelitiannya adalah pola kelakuan masyarakat (adat
istiadat, kekerabatan, kesenian, dsb) serta dinamika kebudayaan (perubahan,
pelembagaan dan interaksi).

Dalam kebudayaan terdapat subsistem yang paling penting yaitu foci yang menjadi
kumpulan pola perilaku yang menyerap banyak waktu dan tenaga. Apabila suatu

15
kebudayaan makin terintegrasi maka fokus tersebut akan makin berkuasa terhadap pola
perilaku dan makin berhubungan fokus tersebut satu dengan yang lainnya dan begitu pula
sebaliknya. Kebudayaan akan rusak dan bahkan bisa hancur apabila perubahan yang
terjadi terlalu dipaksakan, sehingga tidak sesuai dengan keadaan masyarakat tempat
kebudayaan tersebut berkembang. Perubahan tersebut didorong oleh adanya tingkat
integrasi yang tinggi dalam kebudayaan. Apabila tidak terintegrasi maka kebudayaan
tersebut akan mudah menyerap serangkaian inovasi sehingga dapat menghancurkan
kebudayaan itu sendiri.Klasifikasi Kebudayaan

Menurut R. Linton, kebudayaan dapat diklasifikasikan atas:

1. Universals: pemikiran-pemikiran, perbuatan, perasaan dan artefak yang dikenal


bagi semua orang dewasa dalam suatu masyarakat.

2. Specialisties: gejala yang dihayati hanya oleh anggota kelompok sosial tertentu.

3. Alternatives: gejala yang dihayati oleh sejumlah individu tertentu seperti


golongan profesi.

Sifat Kebudayaan:

1. Kebudayaan yang berkembang pada masyarakat memiliki sifat seperti:

Bersifat organik dan superorganik karena berakar pada organ manusia dan juga
karena kebudayaan terus hidup melampaui generasi tertentu.

2. Bersifat terlihat (overt) dan tersembunyi (covert) terlihat dalam tindakan dan
benda, serta bersifat tersembunyi dalam aspek yang mesti diintegrasikan oleh tiap
anggotanya.

3. Bersifat eksplisit dan implisit berupa tindakan yang tergambar langsung oleh
orang yang melaksanakannya dan hal-hal yang dianggap telah diketahui dan hal-hal
tersebut tidak dapat diterangkan.

4. Bersifat ideal dan manifest berupa tindakan yang harus dilakukannya serta
tindakan-tindakan yang aktual.

16
5. Bersifat stabil dan berubah yang diukur melalui elemen-elemen yang relatif
stabil dan stabilitas terhadap elemen budaya.

Teori-teori Kebudayaan

Ada tiga pandangan tentang kebudayaan, yakni:

1. Superorganik

Kebudayaan adalah realitas super dan ada di atas dan di luar pendukung
individualnya dan kebudayaan memiliki hukum-hukumnya sendiri. Inti pandangan
superorganik adalah kebudayaan merupakan sebuah kenyataan sui generis, karena itu
mesti dijelaskan dengan hukum-hukumnya sendiri. Kebudayaan tidak mungkin
diterangkan dengan menggunakan sumbernya sebagaimana sebuah molekul dimengerti
hanya dengan jumlah atom-atomnya, sumber-sumber bisa menjelaskan bagaimanan
kebudayaan muncul, tetapi bukan kebudayaan itu sendiri. Kebudayaan lebih daripada
hasil kekuatan-kekuatan sosial dan ekonomi dan kebudayaan merupakan realitas yang
menyebabkannya mungkin ada.

2. Konseptualis

Kebudayaan bukanlah suatu entitas sama sekali, tetapi sebuah konsep yang
digunakan antropolog untuk menghimpun/meunifikasikan serangkaian fakta-fakta yang
terpisah-pisah. Menurut kaum konseptualis, pada akhirnya semua kebudayaan mesti
diterangkan secara sosial psikologis. Kebudayaan bukan dihasilkan dari kekuatan super
human karena kebudayaan mendapatkan semua kualitas dari kepribadian dan interaksi
dari kepribadian.

3. Realis

Kebudayaan adalah kedua-duanya, yaitu sebuah konsep dan entitas empiris.


Kebudayaan adalah konsep dimana ia bangunan dari Antropologi dan kebudayaan
sebuah entitas empiris yang menunjukkan cara mengorganisir fenomena-fenomena.
Beberapa antropolog mempertahankan bahwa kebudayaan merupakan konsep dan realita

17
yang berbentuk konstruk, bukan sebagai satu entitas yang bisa diamati tapi nyata karena
tidak berbeda dalam mengamatinya.

18
BAB V

A.Kesimpulan dan Analisis

A.Kesimpulan

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal
dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang
berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui
beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan
masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang
sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada
masyarakat dan kehidupan sosialnya. Di antara ilmu-ilmu sosial, dan alamiah, antropologi
memiliki kedudukan, tujuan, manfaat yang unik karena bertujuan dan bermanfaat dalam
merumuskan penjelasan-penjelasan tentang perilaku manusia yang didasarkan pada studi
atas semua aspek biologis manusia dan perilakunya di semua masyarakat. Objek kajian
sosiologi adalah masyarakat manusia terutama dari sudut hubungan antar manusia dan
proses- proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat. Dalam antropologi
budaya mempelajari gambaran tentang perilaku manusia dan konteks sosial budayanya.

B. Saran

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, tentunya banyak kelemahan dan kekurangan karenaterbatasnya
pengetahuan, kurangnya rujukan dan referensi yang kami peroleh hubungannya dengan
makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan pembaca
pada umumnya.

19
Daftar pustaka

https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-antropologi.html

https://pendidikanmu.com/2020/04/ruang-lingkup-antropologi.html

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2012/11/28/ontologi-epistimologi-dan-
aksiologi-dalam-pengetahuan-filsafat/

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/epistimologi-ontologi-aksiologi-
pengetahuan-filsafat-2/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Aksiologi

https://www.kompasiana.com/intanislamiyah1211/5e6c77b7097f36043c39b012/penge
rtian-filsafat-modern-antropologi-epistimologi-aksiologi

https://www.kompasiana.com/hayyulalkhusna/5df04761d541df5ffa6ad822/arti-dan-
fungsi-aksiologi-dalam-kajian-filsafat

http://blog.unnes.ac.id/maulida12/2017/10/23/materi-antropologi-kelas-x-sejarah-
kelahiran-antropologi/

Lestyasari, Siany Indria. 2013. Antropologi 1 untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: PT
Wangsa Jatra Lestari

http://www.lilandcloe.com/perkembangan-antropologi/

https://www.myedisi.com/citraaditya/20465/antropologi-budaya

http://ezyzurriyati.blogspot.com/2014/03/antropologi-budaya.html?m=1

http://maristiaerning.blogspot.com/2016/10/makalah-antropologi.html?m=1

20

Anda mungkin juga menyukai