Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MANAJEMEN BENCANA DASAR

“ROLE TOP MAJEMEN BENCANA PEMILIHAN: TRIASE”

DOSEN PENGAJAR :
Erni Buston,SST.,M.Kes

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
1. Hanisyah Herti Dwisari ( P0 5120219 016)
2. Nava Nofitriani ( P0 5120219 070)
3. Detia Vanoza ( P0 5120219 011)
4. Nur Aisyah ( P0 5120219024)
5. Azelya Putri Alessandra (P0 5120219056)
6. Tiara Anugra ( P05120219 085)
Kelas II D3 Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PRODI DIII KEPERAWATAN BENGKULU
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapatmenyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akansanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpahcurahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dari mata
kuliah Manajemen Bencana Dasar dengan judul “TRIASE”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapatkesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bengkulu, 27 Juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................(i)

DAFTAR ISI................................................................................................(ii)

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG......................................................................... 1
2. RUMUSAN MASALAH.................................................................... 1
3. TUJUAN.............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

1. Konsep dan Model-Model Triase Bencana.......................................... 3


2. Konsep dan Klasifikasi Triase ............................................................. 4
3. Penilaian ditempat dan Prioritas Triase.............................................. 7
4. Triase Dalam Berencana....................................................................... 8

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan......................................................................................... 21
2. Saran................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Triase adalah penilaian, pemilihan dan pengelompokan penderita yang mendapat


penanganan medis dan evakusasi pada kondisi kejadian masal atau kejadian
bencana. Penanganan medis yang diberikan berdasarkan prioritas sesuai dengan
keadaan penderita. Tujuan Triage adalah untuk memudahkan penolong untuk
memberikan petolongan dalam kondisi korban masalah atau bencan dan
diharapkan banyak penderita yang memiliki kesempatan untuk bertahan hidup.

Saat ini kemampuan berpikir kritis sangat penting dalam kehidupan sehari-hari,
karena untuk mengembangkan kemampuan berpikir lainnya, seperti kemampuan
untuk membuat keputusan dan menyelesaian masalah. Banyak sekali fenomena
dalam kehidupan sehari-hari yang perlu dikritisi.
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk
kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan
lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam  pendidikan
sejak lama. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik
pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini.

B.     Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini yaitu :

1.      Apa yang dimaksud dengan Triase ?

2.      Bagaimana konsep dan model-model triase ben ?

C.    Tujuan
Tujuan pada makalah ini yaitu :

1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Triase.

2.      Untuk mengetahui bagaimana konsep dan model-model triase


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Konsep dan Model-Model Triase Bencana

1. Pengertian Triase

Triase berasal dari Bahasa Prancis “Trier” berarti mengambil atau


memilih. Adalah penilaian, pemilihan dan pengelompokan penderita yang
mendapat penanganan medis dan evakusasi pada kondisi kejadian masal atau
kejadian bencana. Penanganan medis yang diberikan berdasarkan prioritas sesuai
dengan keadaan penderita.

Tujuan Triage adalah untuk memudahkan penolong untuk memberikan


petolongan dalam kondisi korban masalah atau bencan dan diharapkan banyak
penderita yang memiliki kesempatan untuk bertahan hidup. Triage secara umum
dibagi menjadi dua yakni Triage di UGD/IGD Rumah Sakit dan Triage di
Bencana.

Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau
penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat serta transportasi.
Tindakan ini merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang pengelolaan
musibah massal. Proses triase inisial harus dilakukan oleh petugas pertama yang
tiba ditempat kejadian dan tindakan ini harus dinilai ulang terus menerus karena
status triase pasien dapat berubah. Saat ini tidak ada standard nasional baku untuk
triase. Metode triase yang dianjurkan bisa secara METTAG (Triage tagging
system) atau sistim triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage And Rapid
Transportation).
Pendekatan yang dianjurkan untuk memprioritisasikan tindakan atas korban
adalah yang dijumpai pada sistim METTAG. Prioritas tindakan dijelaskan
sebagai berikut :

a.       Prioritas Nol (Hitam) : Pasien mati atau cedera fatal yang jelas dan tidak
mungkin diresusitasi.

b.      Prioritas Pertama (Merah) : Pasien cedera berat yang memerlukan tindakan


dan transport segera (gagal nafas, cedera torako-abdominal, cedera kepala atau
maksilo-fasial berat, shok atau perdarahan berat, luka bakar berat).

c.       Prioritas Kedua (Kuning) : Pasien dengan cedera yang dipastikan tidak


akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat (cedera abdomen tanpa shok,
cedera dada tanpa gangguan respirasi, fraktura mayor tanpa shok, cedera kepala
atau tulang belakang leher, serta luka bakar ringan).

d.      Prioritas Ketiga (Hijau) : Pasien degan cedera minor yang tidak


membutuhkan stabilisasi segera (cedera jaringan lunak, fraktura dan dislokasi
ekstremitas, cedera maksilo-fasial tanpa gangguan jalan nafas serta gawat darurat
psikologis).

Penuntun Lapangan START berupa penilaian pasien 60 detik yang mengamati


ventilasi, perfusi, dan status mental untuk memastikan kelompok korban seperti
yang memerlukan transport segera atau tidak, atau yang tidak mungkin
diselamatkan, atau mati. Ini memungkinkan penolong secara cepat
mengidentifikasikan korban yang dengan risiko besar akan kematian segera atau
apakah tidak memerlukan transport segera. Sistim METTAG atau pengkodean
dengan warna tagging system yang sejenis bisa digunakan sebagai bagian dari
Penuntun Lapangan START.

Sistem triase terdiri dari Disaster dan Non Disaster. Disaster digunakan untuk


menyediakan perawatan yang lebih efektif untuk pasien dalam jumlah banyak.
Sedangkan Non Disaster digunakan untuk menyediakan perawatan sebaik
mungkin bagi setiap individu pasien.
2. Konsep dan Klasifikasi Triase

1)      Konsep Triase antara lain :

a)      Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa

b)      Tujuan kedua adalah untuk memprioritaskan pasien menurut ke akutannya

c)      Pengkatagorian mungkin ditentukan sewaktu-waktu

d)     Jika ragu, pilih prioritas yang lebih tinggi untuk menghindari penurunan
triage

2)      Triase diklasifikasi berdasarkan pada :

a)      Tingkat pengetahuan

b)      Data yang tersedia

c)      Situasi yang berlangsung

3)      Sistem klasifikasi menggunakan nomor, huruf atau tanda. Adapun


klasifikasinya sebagai berikut :

a)      Prioritas 1 atau Emergensi

·         Pasien dengan kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi dan


intervensi segera

·         Pasien dibawa ke ruang resusitasi

·         Waktu tunggu 0 (Nol)

b)      Prioritas 2 atau Urgent

·         Pasien dengan penyakit yang akut

·         Mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan kaki

·         Waktu tunggu 30 menit

·         Area Critical care


c)      Prioritas 3 atau Non Urgent

·         Pasien yang biasanya dapat berjalan dengan masalah medis yang minimal

·         Luka lama

·         Kondisi yang timbul sudah lama

·         Area ambulatory / ruang P3

d)     Prioritas 0 atau 4 Kasus kematian

·         Tidak ada respon pada segala rangsangan

·         Tidak ada respirasi spontan

·         Tidak ada bukti aktivitas jantung

·         Hilangnya respon pupil terhadap cahaya

4)      Klasifikasi Triage Dalam Gambaran Kasus

a)      Prioritas 1 – Kasus Berat

·         Perdarahan berat

·         Asfiksia, cedera cervical, cedera pada maxilla

·         Trauma kepala dengan koma dan proses shock yang cepat

·         Fraktur terbuka dan fraktur compound

·         Luka bakar > 30 % / Extensive Burn

·         Shock tipe apapun

b)      Prioritas 2 – Kasus Sedang

·         Trauma thorax non asfiksia

·         Fraktur tertutup pada tulang panjang

·         Luka bakar terbatas


·         Cedera pada bagian / jaringan lunak

c)      Prioritas 3 – Kasus Ringan

·         Minor injuries

·         Seluruh kasus-kasus ambulant / jalan

d)     Prioritas 0 – Kasus Meninggal

·         Tidak ada respon pada semua rangsangan

·         Tidak ada respirasi spontan

·         Tidak ada bukti aktivitas jantung

·         Tidak ada respon pupil terhadap cahaya

3. Penilaian Di tempat dan Prioritas Triase

Sistim METTAG atau sistim tagging dengan kode warna yang sejenis bisa
digunakan sebagai bagian dari Penuntun Lapangan START. Resusitasi di
ambulans atau di Area Tindakan Utama sesuai keadaan.

Ketua Tim Medik mengatur Sub Tim Triase dari Tim Tanggap Pertama (First
Responders) untuk secara cepat menilai dan men tag korban. Setelah pemilahan
selesai, Tim Tanggap Pertama melakukan tindakan sesuai kode
pada tag. Umumnya tim tidak mempunyai tugas hanya sebagai petugas triase,
namun juga melakukan tindakan pasca triase dan setelah triase selesai. Kondisi
penilaian di tempat dan prioritas triase antara lain :

a.       Pertahankan keberadaan darah universal dan cairan.

b.      Tim respons pertama harus menilai lingkungan atas kemungkinan bahaya,


keamanan dan jumlah korban untuk menentukan tingkat respons yang memadai.
c.       Beritahukan koordinator untuk mengumumkan musibah massal dan
kebutuhan akan dukungan antar instansi sesuai yang ditentukan oleh beratnya
kejadian.

d.      Kenali dan tunjuk pada posisi berikut bila petugas yang mampu tersedia :

1)      Petugas Komando Musibah

2)      Petugas Komunikasi

3)      Petugas Ekstrikasi/Bahaya

4)      Petugas Triase Primer

5)      Petugas Triase Sekunder

6)      Petugas Perawatan

7)      Petugas Angkut atau Transportasi

e.       Kenali dan tunjuk area sektor musibah massal :

1)      Sektor Komando/Komunikasi Musibah

2)      Sektor Pendukung (Kebutuhan dan Tenaga)

3)      Sektor Musibah

4)      Sektor Ekstrikasi/Bahaya

5)      Sektor Triase

6)      Sektor Tindakan Primer

7)      Sektor Tindakan Sekunder

8)      Sektor Transportasi

f.       Rencana Pasca Kejadian Musibah massal :

1)      Kritik Pasca Musibah

2)      CISD (Critical Insident Stress Debriefing)


4.      Triase dalam Bencana

Bencana merupakan peristiwa yang terjadi secara mendadak atau tidak terncana
atau secara perlahan tetapi berlanjut, baik yang disebabkan alam maupun manusia,
yang dapat menimbulkan dampak kehidupan normal atau kerusakan ekosistem,
sehingga diperlukan tindakan darurat dan luar biasa untuk menolong,
menyelamatkan manusia beserta lingkunganya.

Penilaian awal korban cedera kritis akibat cedera multipel merupakan tugas yang
menantang, dan tiap menit bisa berarti hidup atau mati. Sistem Pelayanan
Tanggap Darurat ditujukan untuk mencegah kematian dini (early) karena trauma
yang bisa terjadi dalam beberapa menit hingga beberapa jam sejak cedera
(kematian segera karena trauma, immediate, terjadi saat trauma. Perawatan kritis,
intensif, ditujukan untuk menghambat kematian kemudian, late, karena trauma
yang terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah trauma).

Kematian dini diakibatkan gagalnya oksigenasi adekuat pada organ vital (ventilasi
tidak adekuat, gangguan oksigenisasi, gangguan sirkulasi, dan perfusi end-organ
tidak memadai), cedera SSP masif (mengakibatkan ventilasi yang tidak adekuat
dan/atau rusaknya pusat regulasi batang otak), atau keduanya. Cedera penyebab
kematian dini mempunyai pola yang dapat diprediksi (mekanisme cedera, usia,
sex, bentuk tubuh, atau kondisi lingkungan). Tujuan penilaian awal adalah untuk
menstabilkan pasien, mengidentifikasi cedera/kelainan pengancam jiwa dan untuk
memulai tindakan sesuai, serta untuk mengatur kecepatan dan efisiensi tindakan
definitif atau transfer kefasilitas sesuai.

Saat penolong (tenaga medis) memasuki daerah bencana yang tentunya banyak
memiliki koran yang terpapar hal yang pertama kali harus dipikirkan oleh
penolong adalah Penilaian TRIASE. Triase dibagi menjadi penilaian triase pada
psikologis korban dan menilai triase medis.
Dalam Triase Medis sebaiknya menggunakan metode START (Simple Triage and
Rapid Treatment) yaitu memilih korban berdasarkan pengkajian awal terhadap
penderita degan menilai Respirasi, Perfusi, dan Status Mental.

Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan penolong saat terjadi bencana :

a. Penolong pertama melakukan penilaian cepat tanpa menggunakan alat atau


melakuakan tindakan medis.

b. Panggil penderita yang dapat berjalan dan kumpulkan diarea pengumpulan

c. Nilai penderita yang tidak dapat berjalan, mulai dari posisi terdekat dengan
penolong.

d. Inti Penilaian Triage Medis (TRIASE dalam bencana memiliki 4 warna Hitam
(penderita sudah tidak dapat ditolong lagi/meninggal), Merah (penderita
mengalami kondisi kritis sehingga memerlukan penanganan yang lebih
kompleks), Kuning (kondisi penderita tidak kritis), Hijau (penanganan pendirita
yang memiliki kemungkinan hidup lebih besar. Penderita tidak memiliki cedera
serius sehingga dapat dibebaskan dari TKP agar tidak menambah korban yang
lebih banyak. Penderita yang memiliki hidup lebih banyak harus diselamatkan
terlebih dahulu).

1)      Langkah 1: Respirasi

·         Tidak bernapas, buka jalan napas, jika tetap tidak bernapas beri TAG
HITAM

·         Pernfasan >30 kali /menit atau <10 kali /meni beri TAG MERAH

·         Pernafasn 10-30 kali /menit: lanjutkan ke tahap berikut

2)      Langkah 2: Cek perfusi (denyut nadi radial) atau capillary refill test (kuku
atau bibir kebiruan)

·         Bila CRT > 2 detik: TAG MERAH


·         Bila CRT < 2 detik: tahap berikutnya

·         Bila tidak memungkinankan untu CRT (pencahayaan kurang), cek nadi


radial, bila tidak teraba/lemah; TAG MERAH

·         Bila nadi radial teraba: tahap berikutnya

3)      Langkah 3: Mental Status

·         Berikan perintah sederhana kepada penderita, jika dapat mengikuti


perintah: TAG KUNING

·         Bila tidak dapat mengikuti perintah: TAG MERAH

Tindakan yang haru CEPAT dilakuakn adalah :

·         Buka jalan napas, bebaskan benda asing atau darah

·         Berikan nafas buatan segara jika korban tidak bernafas

·         Balut tekan dan tinggikan jika ada luka terbuka/perdarahan

Setelah memberikan tindakan tersebut, penolong memberikan tag/kartu sesuai


penilaian triase (hijau, kuning, merah, hitam), setelah itu menuju korban lainya
yang belum dilakukan triase. Triase wajib dilakukan dengan kondisi ketika
penderita/korban melampaui jumlah tenaga kesehatan.

TRIAGE & PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Rudi Hamarno, S.Kep,Ns,M.Kep

Maria Diah Ciptaningtyas, S.Kep,Ns, M.Kep,Sp.MB

Ida Farida M.Kes

A. PENDAHULUA

Anda akan memulai praktek klinik keperawatan gawat darurat dengan


materi adalah melakukan triage pada korban gawat darurat yang masuk ke
instalasi gawat

darurat. Pembelajaran pada modul ini sangat penting karena topik ini kunci Anda
dalam

mencegah kematian serta mengurangi dampak komplikasi yang diderita. Jadi


Anda harus

betul betul trampil dalam menangani pasien.

B. TUJUAN UMUM

Tujuan umum adalah : Setelah mengikuti pembelajaran praktik klinik, diharapkan


Anda

mampu untuk melakukan triage gawat darurat pada berbagai kasus.

C. TUJUAN KHUSUS

Tujuan khusus adalah :

1. Mampu melakukan pengkajian dalam triage

2. Mampu menetapkan masalah dalam triage

3. Mampu menentukan prioritas ancaman dalam triage

4. Mampu menentukan perencanaan tindakan keperawatan dalam triage

Kegiatan Praktikum 1

Melakukan Triage di Rumah Sakit

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

1. Persiapan

Sebelum Anda melakukan triage di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit,
Anda
harus menyiapkan alatalat yang diperlukan dan menggunakan alat proteksi diri
(APD) untuk

menjaga keamanan baik Anda maupun pasien, seperti cuci tangan, menggunakan
sarung

tangan, celemek dan sebagainnya sesuai kebutuhan. Adapun alat alat yang perlu
disiapkan

adalah seperti berikut ini.

Tensimeter

Stetoskop

Thermometer

Pen light Jam tangan Sarung tangan

Celemek/apron Masker Tutup kepala

Format asuhan

keperawatan

Praktek Klinik Keperawatan Gawat Darurat

Adapun cara mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut :

1. Pertama kali Anda lakukan cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan
pasien

serta menggunakan sarung tangan dalam melakukan pemeriksaan fisik maupun

melakukan tindakan untuk mengatasi masalah pasien. Gambar 4 adalah 6 langkah


cuci

tangan yang benar :

Langkah-Langkah Mencuci Tangan


Langkah-langkah cuci tangan bisa Anda lihat pada gambar 1.2 : Pertama, Anda
basahi

kedua telapak tangan dan ratakan sabun dengan menggosokkan kedua telapak
tangan;

Kedua, Anda gosok punggung tangan dan sela-sela jari, lakukan pada kedua
tangan Anda;

Ketiga, gosok kedua telapak tangan Anda dan sela-sela jari; Keempat, posisikan
kedua

tangan Anda mengunci kemudian gosok punggung jari kedua tangan; Kelima,
bersihkan ibu

jari tangan Anda dengan cara menggosok ibu jari tangan kiri dengan diputar
dalam

gengaman tangan kanan, kemudian lakukan juga pada ibu jari kanan dengan cara
sebaliknya;

Keenam, bersihkan kedua ujung jari tangan Anda dengan cara menggosokkan
ujung jari

tangan kiri

Setelah itu yang harus Anda lakukan adalah : pertama Anda menerima pasien
yang

datang ke IGD, sambil Anda perkenalkan diri Anda pada pasien atau keluarga
yang

mendampingi. Kemudian pasien Anda persilakan berbaring pada tempat tidur.

 Praktek Klinik Keperawatan Gawat Darurat 

4
Gambar 1.3. Ruangan IGD

2. Pelaksanaan Triage

Adapun langkah- langkah Anda dalam

melakukan triage adalah :

a. Data Subyektif.

Data subyektif yang ditanyakan kepada pasien atau keluarga/pengantar apabila


pasien tidak

sadar, meliputi :

1) Tanyakan identitas pasien

2) Identitas pasien meliputi : nama, usia, pendidikan, pekerjaan, agama dan


alamat.

Anda bisa bertanya langsung pada pasien apabila pasien sadar atau pada

keluarga apabila pasien bayi atau tidak sadar.

3) Tanyakan keluhan utama yang dirasakan oleh pasien saat ini.

4) Tanyakan riwayat penyakit/keluhan yang sekarang dirasakan atau yang

berhubungan dengan sakit yang diderita sekarang.

5) Usaha pengobatan yang telah dilakukan untuk mengatasi keluhan.

b. Data obyektif meliputi :

1) Anda perhatikan/amati keadaan umum pasien.

Yang perlu dikaji adalah kesadaran pasien, apakah pasien dalam kondisi sadar

penuh (composmentis), apatus, delirium, somnolen, stupor, koma.

2) Kaji jalan nafas (Airway) :

Anda lakukan observasi pada gerakan dada, apakah ada gerakan dada atau tidak.
Apabila ada gerakan dada spontan berarti jalan nafas lancar atau paten, sedang

apabila tidak ada gerakan dada walaupun diberikan bantuan nafas artinya terjadi

sumbatan jalan nafas

3) Kaji fungsi paru (breathing):

Anda kaji/observasi kemampuan mengembang paru, adakah pengembangan

paru spontan atau tidak. Apabila tidak bisa mengembang spontan maka

 Praktek Klinik Keperawatan Gawat Darurat 

dimungkinkan terjadi gangguan fungsi paru sehingga akan dilakukan tindakan

untuk bantuan nafas.

4) Kaji sirkulasi (Circulation):

Anda lakukan pengkajian denyut nadi dengan melakukan palpasi pada nadi

radialis, apabila tidak teraba gunakan nadi brachialis, apabila tidak teraba

gunakan nadi carotis. Apabila tidak teraba adanya denyutan menunjukkan

gangguan fungsi jantung.

5) Lakukan pengukuran tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, jumlah

pernafasan

c. Analisa Data

Setelah data subyektif dan obyektif terkumpul maka Anda melakukan analisa
untuk

merumuskan masalah keperawatan.

Analisislah masalah keperawatan yang dihadapi oleh pasien. Anda harus


melakukan
dengan cepat dan tepat, analisis Anda lakukan setelah melakukan pengkajian.

d. Planning (rencana tindakan keperawatan)

Dalam rencana tindakan keperawatan ini, ada 2 hal yang harus dilakukan yaitu

menetapkan prioritas korban dan merencanakan tindakan. Menentukan prioritas


ini

penting untuk menetapkan tindakan keperawatan sesuai prioritas. Jika salah dalam

menentukan prioritas triage ini maka akan berakibat fatal bagi korban. Prioritas
pasien

dapat dibagi menjadi 4 yaitu prioritas 1 , prioritas 2, prioritas 3 dan prioritas 4.

Prioritas 1 merupakan kasus yang mengancam nyawa dan segera untuk dilakukan

pertolongan seperti henti jantung dan nafas, cedera kepala berat dan sebagainya
dan

diberi label merah.

Prioritas 2 merupakan kasus gawat dan tidak segera kolap jantung seperti patah
tulang

tanpa perdarahan, asma bronkiale dan sebagainya dan diberi label kuning.

Prioritas 3 merupakan kasus tidak gawat seperti panas badan, pilek dan
sebagainya

dan diberi label hijau.

Adapun prioritas 4 adalah korban dalam keadaan meninggal dan diberi label
hitam.

Setelah klien korban ditetapkan prioritasnya maka korban diletakkan di ruangan


sesuai

prioritasnya dan langkah selanjutnya direncakan tindakan yang sesuai kondisi.


Setelah Anda menetapkan prioritas berdasarkan ancaman pasien, selanjutnya
Anda

menentukan rencana tindakan dan pasien segera dikirim ke tempat sesuai prioritas

tersebut. Dibawah ini format pada saat Anda akan melakukan triage di rumah
sakit.

 Praktek Klinik Keperawatan Gawat Darurat 

Format Triage di rumah sakit

A. Identitas Pasien

Nama : ………………………………………………………………..

Umur : ………………………………………………………………..

Jenis Kelamin : ……………………………………………...............

Alamat/No. Telp : ……………………………………………………

Pekerjaan : ………………………………………………………………..

Agama : ………………………………………………………………..

B. Subyektif

1. Keluhan utama ……………..……………………………………………..

2. Riwayat penyakit masa lalu ……………………………………………..

3. Bila trauma , kaji mekanisme trauma …….……………………………….

C. Obyektif

1. Keadaan umum : …………………………………………………………..

2. Tanda vital :

 Jumlah pernafasan ………….………………………………………………


 Nadi ……………….…………………………………………………........

 Tekanan darah ……………………………………………………………..

 Suhu………………..…………………………………………………........

3. Cek airway (jalan nafas)

 Adakah snoring (lidah jatuh) ……….………………………………………

 Adakah gurgling (secret)..………………………………………………….

 Adakah stridor ( edema jalan nafas) ..……..………………………………

4. Cek breathing

 Retraksi intercostalis …………..………………………………………….

 Adakah jejas ……………………………………………………………..

5. Cek sirkulasi

 Adakah perdarahan eksternal ? …..………..………………………………

 Capilarry refill time ? ………….…………………………………………..

 Akral ? …………………………………………………………………….

D. Asses

1. Nyeri

2. Sesak

3. Perdarahan dsb

E. Planning

1. Tentukan prioritas (Prioritas 1, prioritas 2, prioritas 3 dan prioritas 4)

2. Tentukan rencana tindakan

 Praktek Klinik Keperawatan Gawat Darurat 


7

3. Pelaporan

Setelah anda melakukan triage sesuai dengan langkah langkah diatas, maka anda
harus

segera melakukan dokumentasi dengan lengkap. Dokumen yang telah diperoleh


kemudian

dilaporkan ke pembimbing klinik baik institusi maupun rumah sakit.

Ringkasan

Triage merupakan suatu proses menentukan prioritas berdasarkan ancaman nyawa

yang sangat penting untuk mencegah kematian. Dalam melakukan triage


diperlukan

penanganan cepat dan tepat sesuai dengan kondisi pasien. Pemberian label
berdasarkan

prioritas, warna merah dalam keadaan emergensi, warna kuning dalam keadaaan
gawat,

warna hijau dalam keadaan tidak gawat dan warna hitam dalam keadaan
meninggal.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau
penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat serta transportasi.
Tindakan ini merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang pengelolaan
musibah massal. Proses triase inisial harus dilakukan oleh petugas pertama yang
tiba ditempat kejadian dan tindakan ini harus dinilai ulang terus menerus karena
status triase pasien dapat berubah. Saat ini tidak ada standard nasional baku
untuk triase. Metode triase yang dianjurkan bisa secara METTAG (Triage
tagging system) atau sistim triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage
And Rapid Transportation).

Prioritas tindakan dalam triase yaitu terdiri dari Prioritas Nol (Hitam), Prioritas


Pertama (Merah), Prioritas Kedua (Kuning), dan Prioritas Ketiga (Hijau). Konsep
Triase antara lain :

a)      Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa

b)      Tujuan kedua adalah untuk memprioritaskan pasien menurut ke akutannya

c)      Pengkatagorian mungkin ditentukan sewaktu-waktu

d)     Jika ragu, pilih prioritas yang lebih tinggi untuk menghindari penurunan
triage
Keterampilan berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir pada level yang
kompleks dan menggunakan proses analisis dan evaluasi. Berpikir kritis
mengandung aktivitas mental dalam hal memecahkan masalah, menganalisis
asumsi, memberi rasional, mengevaluasi, melakukan penyelidikan, dan
mengambil keputusan.

Berpikir sistematis artinya memikirkan segala sesuatu berdasarkan kerangka


metode tertentu, ada urutan dan proses pengambilan keputusan. Di sini diperlukan
ketaatan dan kedisiplinan terhadap proses dan metoda yang hendak dipakai.
Metoda berpikir yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda,
namun semuanya dapat dipertanggungjawabkan karena sesuai dengan proses yang
diakui luas.

B. Saran
Pembuatan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan
sumber yang kami peroleh. Sehingga isi dari makalah ini masih bersifat
umum, oleh karena itu kami harapkan agar pembaca bisa mecari sumber yang
lain guna membandingkan dengan pembahasan yang kami buat, guna
mengoreksi bila terjadi kelasahan dalam pembuatan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Efrandi. 2008. Sejarah, Konsep dan Kategori Triase. http://puskesmas-


oke.blogspot.co.id/2008/12/sejarah-konsep-dan-kategorisasi-triage.html .
Diakses pada tanggal 29 Maret 2018.

Gusti. 2014. Cara Cepat Menilai Triage Pada Korban


Bencana. https://gustinerz.com/cara-cepat-menilai-triage-pada-korban-
bencana/ . Diakses pada tanggal 31 Maret 2018.

Hendrawati, Sri. 2012. Berpikir
Sistemik. http://srihendrawati.blogspot.co.id/2012/04/berpikir-sistemik.html . 
Diakses pada tanggal 31 Maret 2018.

Saanin, Syaiful. 2016. Triase dalam Musibah


Masal. http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/triagemsl.html . Diakses
pada tanggal 29 Maret 2018.

Surata, I Nengah. 2013. Apa itu Berpikir


Kritis. http://nengah235.blogspot.co.id/2013/03/apa-itu-berpikir-kritis.html. Di
akses pada tanggal 29 Maret 2018.

Qozwini, Muhammad Ilafif. 2013. Konsep Berfikir Kritis dalam


Keperawatan. https://muhamadilafifqozwini.wordpress.com/2013/01/16/konse
p-berfikir-kritis-dalam-keperawatan/ . Diakses pada tanggal 29 Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai