Anda di halaman 1dari 1

Islam Hari Ini

December 17, 2015June 28, 2018

Halal Buat Kami, Haram Buat Tuan

Adalah ulama Abu Abdurrahman Abdullah bin al-Mubarak al-Hanzhali al Marwazi ulama terkenal di makkah yang menceritakan riwayat ini.

Suatu ketika, setelah selesai menjalani salah satu ritual haji, ia beristirahat dan tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat dua malaikat yang tu-
run dari langit. Ia mendengar percakapan mereka, “Berapa banyak yang datang tahun ini?” tanya malaikat kepada malaikat lainnya. “Tujuh ratus
ribu,” jawab malaikat lainnya. “Berapa banyak mereka yang ibadah hajinya diterima?”
“Tidak satupun”

Percakapan ini membuat Abdullah gemetar.


“Apa?” ia menangis dalam mimpinya.
“Semua orang-orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana
menyusuri padang pasir yang luas dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?”

Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar cerita kedua malaikat itu. “Namun ada seseorang, yang meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji,
tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni. Berkat dia seluruh haji mereka diterima oleh Allah.”

“Kok bisa”
“Itu Kehendak Allah”
“Siapa orang tersebut?”
“Sa’id bin Muhafah, tukang sol sepatu di kota Damsyiq (damaskus sekarang)”

Mendengar ucapan itu, ulama itu langsung terbangun. Sepulang haji, ia tidak langsung pulang kerumah, tapi langsung menuju kota Damaskus,
Siria.

Sampai disana ia langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya.Hampir semua tukang sol sepatu ditanya, apa me-
mang ada tukang sol sepatu yang namannya Sa’id bin Muhafah.“Ada, ditepi kota” Jawab salah seorang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya.

Sesampai disana ulama itu menemukan tukang sepatu yang berpakaian lusuh, “Benarkah anda bernama Sa’id bin Muhafah?” tanya Ulama itu
“Betul, siapa tuan?”
“Aku Abdullah bin Mubarak” Said pun terharu, “Bapak adalah ulama terkenal, ada apa mendatangi saya?”
WIDGETS
Sejenak Ulama itu kebingungan, dari mana ia memulai pertanyaannya, akhirnya iapun menceritakan perihal mimpinya.
“Saya ingin tahu, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur?”
“Wah saya sendiri tidak tahu!”
“Coba ceritakan bagaimana kehidupan anda selama ini”

Maka Sa’id bin Muhafah bercerita.


“Setiap tahun, setiap musim haji, aku selalu mendengar :
Labbaika Allahumma labbaika.
Labbaika la syarika laka labbaika.
Innal hamda wanni’mata laka wal mulka.
laa syarika laka.
Ya Allah, aku datang karena panggilanMu.
Tiada sekutu bagiMu.
Segala ni’mat dan puji adalah kepunyanMu dan kekuasaanMu.
Tiada sekutu bagiMu.
Setiap kali aku mendengar itu, aku selalu menangis
Ya allah aku rindu Mekah
Ya Allah aku rindu melihat kabah
Ijinkan aku datang.
ijinkan aku datang ya Allah.

Oleh karena itu, sejak puluhan tahun yang lalu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu. Sedikit demi
sedikit saya kumpulkan. Akhirnya pada tahun ini, saya punya 350 dirham, cukup untuk saya berhaji.
“Saya sudah siap berhaji”
“Tapi anda batal berangkat haji”
“Benar”
“Apa yang terjadi?”
“Istri saya hamil, dan sering ngidam. Waktu saya hendak berangkat saat itu dia ngidam berat”
“Suami ku, engkau mencium bau masakan yang nikmat ini?
“Ya sayang”
“Cobalah kau cari, siapa yang masak sehingga baunya nikmat begini. Mintalah sedikit untukku”

“Ustadz, sayapun mencari sumber bau masakan itu. Ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh. Disitu ada seorang janda dan enam

Anda mungkin juga menyukai