Puji syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT, berkat kenikmatan, petunjuk dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ” Hibah, Hadiah
dan Shodaqah”
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada guru peradaban dan uswah hasanah kita
Nabi Muhammad SAW. pada keluarganya, Shahabat sampai pada kita selaku pengikut-Nya yang
senantiasa mengikuti Risalah-risalah-Nya
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang
diakibatkan masih adanya keterbatasan dari segi ilmu pengetahuan yang di miliki tetapi ini
menjadi motivasi penulis bahwa dalam hal ini menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk
meningkatkannya di kemudian hari, oleh karena itu kritik dan saran untuk membangun sekiranya
sangat diperlukan untuk perbaikan dan pembelajaran dimasa yang akan datang.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB III........................................................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan.........................................................................................................................................9
B. Saran..................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang terpuji. Beberapa contohnya adalah memberikan hibah,
hadiah, dan shodaqoh. Yang mana dalam sebuah hadits disebutkan bahwa “ semua amal
perbuatan manusia di dunia ini akan putus segala amal perbuatannya, kecuali 3 perkara yaitu
anak yang sholeh yang selalu mendo’akan orang tuanya, ilmu yang bermanfaat dan
shodaqoh jariah. Dalam penulisan makalah kali ini kami selaku pemakalah akan membahas
tentang hibah, hadiah dan shodaqoh. Yang mana penjelasan yang lebih rinci akan
dipaparkan di bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1) Menjelaskan pengertian dan perbedaan sedekah, hibah, dan hadiah.
2) Menjelaskan dasar hukum dan konsep sedekah, hibah, dan hadiah.
3) Menjelaskan bentuk-bentuk sedekah, hibah, dan hadiah.
C. Tujuan
Agar pembaca dapat memahami pengertian dan perbedaan, dasar hukum dan konsep,
serta bentuk bentuk dari sedekah, hibah, dan hadiah.
1
BAB II
SEDEKAH, HIBAH, DAN HADIAH
Hibah
Hibah adalah akad pemberian harta milik seseorang kepada orang lain diwaktu ia
hidup tanpa adanya imbalan sebagai tanda kasih sayang.
Firman Allah SWT. :
ِ ىو ْال َم َسا ِك ْي ِن َوا ْبنَ ال َّسبِي ِْل َوالسَّائِلِ ْينَ َوفِىالرِّ قَا
ب َ ىالقُرْ بَى َو ْاليَتَ َم
ْ َىال َما َل َعلَى ُحبِّ ِه َذ ِو
ْ َوأَت
“Dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-
orang
miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta dan
(memerdekakan) hamba sahaya” (QS. Al Baqarah : 177).
Hadiah
Hadiah (hadiyyah) berasal dari kata hadâ wa ahdâ. Bentuk pluralnya hadâyâ atau
hadâwâ menurut bahasa penduduk Madinah. Hadiah secara bahasa berarti sesuatu yang Anda
berikan (mâ athafa bihi).1 Pengertian ini belum cukup karena tidak semua pemberian
1
http://alwafaalmuttaqiin.blogspot.com/2011/12/makalah-fiqh-muamalah-hibah-hadiah-dan.html,
diakses tanggal 7 november 2019
2
merupakan hadiah. Pemberian itu bisa berupa sedekah, wakaf, hibah, pinjaman ataupun
wasiat.
Secara istilah, dalam al-Qâmûs al-Fiqhî dinyatakan, menurut ulama Syafiiyah,
Hanabilah, Hanafiyah dan Malikiyah, hadiah adalah tamlîku ’ayn bi lâ ’iwadh ikrâm[an] ilâ
al-muhdâ ilayh (pemindahan pemilikan suatu harta tanpa kompensasi sebagai penghormatan
kepada orang yang diberi hadiah).2 Dalam Mu’jam Lughah al-Fukahâ’, hadiah adalah
al-’athiyah bi lâ ’iwadh ikrâman (pemberian tanpa kompensasi sebagai suatu penghormatan).
Hadiah juga bermakna i’thâ’ syay’[in] bighayr ‘iwadh shilat[an] wa taqarrub[an] wa
ikrâm[an] (pemberian sesuatu tanpa kompensasi karena adanya hubungan, untuk menjalin
kedekatan dan sebagai bentuk penghormatan).
Hadiah adalah pemberian sesuatu kepada seseorang dengan maksud untuk mmnuliakan
atau memberikan penghargaan. Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya agar saling
memberikan hadiah. Karena yang demikian itu dapat menumbuhkan kecintaan dan saling
menghormati antara sesama. Rasulullah SAW bersabda :
Artinya : "Hendaklah kalian saling memberikan hadiah, niscaya kalian akan saling
menyayangi " ( HR Abu Ya'la )
Yang jelas, hadiah merupakan pemindahan pemilikan atas suatu harta dan bukan hanya
manfaatnya. Kalau yang diberikan adalah manfaatnya sementara zatnya tidak maka itu
merupakan pinjaman (i’ârah). Karenanya hadiah haruslah merupakan tamlîkan li al-’ayn
(pemindahan/penyerahan pemilikan atas suatu harta kepada pihak lain). Penyerahan
pemilikan itu harus dilakukan semasa masih hidup karena jika sesudah mati maka merupakan
wasiat. Di samping itu penyerahan pemilikan yang merupakan hadiah itu harus tanpa
kompensasi (tamlîkan li al-’ayn bi lâ ’iwadh), karena jika dengan kompensasi maka bukan
hadiah melainkan jual-beli (al-bay’).
3
B. Dasar Hukum Dan Konsep Sedekah, Hibah, Dan Hadiah
Hukum Sedekah 2
Para fuqaha (ahli fiqh) sepakat hukum sedekah pada dasarnya adalah sunah, berpahala
bila dilakukan dan tidak berdosa jika ditinggalkan. Di samping sunah, ada kalanya hukum
sedekah menjadi haram yaitu dalam kasus seseorang yang bersedekah mengetahui pasti bahwa
orang yang bakal menerima sedekah tersebut akan menggunakan harta sedekah untuk
kemaksiatan. Terakhir ada kalanya juga hukum sedekah berubah menjadi wajib, yaitu ketika
seseorang bertemu dengan orang lain yang sedang kelaparan hingga dapat mengancam
keselamatan jiwanya, sementara dia mempunyai makanan yang lebih dari apa yang diperlukan
saat itu. Hukum sedekah juga menjadi wajib jika seseorang bernazar hendak bersedekah kepada
seseorang atau lembaga.
Hukum Hibah
Memberikan Sesutu kepada orang lain, asal barang atau harta itu halal termasuk
perbuatan terpuji dan mendapat pahala dari Allah SWT. Untuk itu hibah hukumnya mubah.
a) Wajib
Hibah yang diberikan kepada istri dan anak hukumnya wajib sesuai dengan kemampuannya.
Rasululloh saw bersabda: Bertaqwalah kalian kepada Allah dan adillah terhadap anak anak
kalian.
b) Haram
Hibah menjadi haram hukumnya apabila harta yang telah dihibahkan ditarik kembali.
c) Makruh
Menghibahkan sesuatu dengan maksud mendapatkan imbalan sesuatu baik berimbang maupun
lebih banyak hukumnya adalah makhruh.
Hukum Hadiah
2
http://myfiqihibadah.blogspot.com/2016/11/shadaqah-hibah-dan-hadiah-prtm-1-2.html, di
akses pada tanggal 9 november 2019
4
Hukum hadiah adalah mubah. Nabi sendiri juga sering menerima dan memberi hadiah
kepada sesama muslim, sebagaimana sabdanya:"Rasulullah saw menerima hadiah dan beliau
selalu membalasnya". (HR. AI Bazzar).
3
https://m.liputan6.com/ramadan/read/2963481/3-sedekah-yang-paling-utama-di-sisi-allah-
apa-saja
5
Bentuk-bentuk Hibah
. Hibah barang adalah memberikan harta atau barang kepada pihak lain yang mencakup
materi dan nilai manfaat harta atau barang tersebut, yang pemberiannya tanpa ada tendensi
(harapan) apapun. Misalnya menghibahkan rumah, sepeda motor, baju dan sebagainya.
Hibah manfaat, yaitu memberikan harta kepada pihak lain agar dimanfaatkan harta atau
barang yang dihibahkan itu, namun materi harta atau barang itu tetap menjadi milik pemberi
hibah. Dengan kata lain, dalam hibah manfaat itu si penerima hibah hanya memiliki hak guna
atau hak pakai saja. Hibah manfaat terdiri dari hibah berwaktu (hibah muajjalah) dan hibah
seumur hidup (al-amri). Hibah muajjalah dapat juga dikategorikan pinjaman (ariyah) karena
setelah lewat jangka waktu tertentu, barang yang dihibahkan manfaatnya harus dikembalikan.
Bentuk-Bentuk Hadiah4
Hadiah dalam perlombaan
Adapun yang dimaksud dalam perlombaan yang berhadiah, ialah perlombaan yang
bersifat adu kekuatan seperti tinju atau lomba lari atau adu keterampilan/ ketangkasan seperti
badminton, sepak bola, atau kepandaian seperti main catur. Pada prinsipnya lomba semacam
tersebut diperbolehkan dalam agama, asal tidak membahayakan keselamatan badan dan jiwa
dan mengenai uang hadiah yang diperbolehkan dari hasil lomba tersebut diperbolehkan oleh
1) Jika uang atau hadiah lomba itu disediakan oleh pemerintahan atau sponsor non pemerintahan
2) Jika uang atau hadiah lomba itu merupakan janji dari salah satu dari dua orang yang berlomba
3) Jika uang atau hadiah lomba disediakan oleh para pelaku lomba dan mereka disertai muhallil,
yaitu orang yang berfungsi menghalalkan perjanjian lomba dengan uang sebagai pihak ketiga,
4
http://irwantokrc.blogspot.com/2019/05/hadiah-perspektif-fiqh-muamalah.html,, Diakses pada tanggal 9
november 2019
6
yang akan mengambil hadiah itu, jika jagonya menang tapi ia tidak harus membayar jika
jagonya kalah.
Hadiah dalam pembelian suatu barang merupakan bentuk pemberian hadiah yang diharamkan,
jika orang yang membeli kupon dengan harga tertentu, banyak atau sedikit, tanpa ada gantinya
melainkan hanya ikut serta dalam memperoleh hadiah yang disediakan. Bahkan hal seperti ini
termasuk larangan serius (bagi yang melakukannya dianggap melakukan dosa besar). Karena,
termasuk perbuatan judi yang dirangkai dengan khamar (minuman keras) dalam al-qur’an
perbuatan ini merupakan perbuatan keji sebagaimana dalam firman Allah SWT Dalam Surat Al-
Maidah ayat 90
Untuk menghindari misinterpretasi tentang hadiah dan biasanya, antara hadiah dengan
sogokan, seperti yang dinyatakan Umar bin Abdul ‘Aziz, bahwa dimana Rasulullah Saw.
Hadiah adalah hadiah, tetapi masa ini hadiah bisa saja berarti sogokan. Serta untuk
membedakan antara hadiah dengan tukar menukar, maka perlu diketahui bagaimana aturan
Islam tentang hadiah dapat dilihat dalam hadis berikut:
7
pemberian itu sedekah, Rasulullah tidak memakannya dan menyuruh para sahabatnya memakan
hadiah dimaksud. Jika dinyatakan pemberian itu adalah hadiah, Rasulullah menepukkan
tangannya dan makan bersama sahabat. (HR. Bukhari).
Ketentuan dalam hadis di atas memberikan aturan agar penerima hadiah tidak hanya
bahagia atau senang dalam hadiah yang bakal diterima, akan tetapi selalu mengidentifikasi
hadiah yang diserahkan, termasuk yang boleh diterima atau tidak.
BAB III
PENUTUP
8
A. Kesimpulan
Sedekah adalah pemberian sesuatu kepada seseorang yang membutuhkan, dengan
mengharap ridha Allah semata. Hibah adalah akad pemberian harta milik seseorang
kepada orang lain diwaktu ia hidup tanpa adanya imbalan sebagai tanda kasih sayang.
Hadiah adalah pemberian sesuatu kepada seseorang dengan maksud untuk mmnuliakan
atau memberikan penghargaan. Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya agar
saling memberikan hadiah. Hukum dari sedekah adalah sunnah, hibah adalah mubah dan
hadiah adalah mubah. Bentuk bentuk sedekah adalah sedekah jariya, sedekah yang
sembunyi-sembunyi, dan sedekah kepada kerabat. Bentuk bentuk hibah adalah hibah
barang, dan hibah manfaat. Bentuk-bentuk hadiah adalah hadiah dalam perlombaan,
hadiah dalam pembelian suatu barang dan hadiah sebagai suap atau sogokan.
B. Saran
Saran dari kami adalah semoga para pembaca makalah ini dapat memahami isi dari
makalah ini. Karna kami menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah
ini dan kami sangat membutuhkan kritik dan saran agar kedepan kami bisa membuat
makalah lebih maksimal lagi.
DAFTAR PUSTAKA
9
http://alwafaalmuttaqiin.blogspot.com/2011/12/makalah-fiqh-muamalah-hibah-hadiah-
dan.html,
http://myfiqihibadah.blogspot.com/2016/11/shadaqah-hibah-dan-hadiah-prtm-1-
2.html,
https://m.liputan6.com/ramadan/read/2963481/3-sedekah-yang-paling-utama-di-sisi-
allah-apa-
http://irwantokrc.blogspot.com/2019/05/hadiah-perspektif-fiqh-muamalah.html,,
10