Anda di halaman 1dari 6

Bahaya Radiasi Terhadap Lingkungan

Diterbitkan olehJohan SalimTelah diubah "2 tahun yang lalu

12
 Sematkan

 
 Upload presentasi

Presentasi berjudul: "Bahaya Radiasi Terhadap Lingkungan"—


Transcript presentasi:
1  Bahaya Radiasi Terhadap Lingkungan

2  E. Pengaruh Radiasi Terhadap Manusia


POKOK BAHASANA. Pengertian RadiasiB. Sumber RadiasiC. Jenis RadiasiD. Sifat RadiasiE.
Pengaruh Radiasi Terhadap ManusiaF. Prinsip Dasar Penggunaan RadiasiG. Radiasi di rumah
sakitH. Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan Kerja Radiasi untuk Dokter, Pasien, Operator,
dan Lingkungan

3  A.      Pengertian RadiasiRadiasi dapat didefinisikan suatu proses dimana energi dilepaskan oleh
atom-atom. Radiasi selalu menjadi faktor penting di dalam lingkungan makhluk hidup, seperti
penggunaan reaktor inti dan kemajuan dalam bidang radiologi. Sumber-sumber radiasi alam seperti
sinar kosmik, aktivitas angkasa, dan pengaruh radioisotop. Kita secara rutin terpapar sejumlah
radiasi.2Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau
gelombang.Radiasi dalam istilah fisika , pada dasarnya adalah suatu cara perambatan energy dari
sumber energy ke lingkungan tanpa membutuhkan medium.

4  B. Sumber Radiasi 1.Radiasi alam


sumber radiasi kosmik, sumber radiasi terestrial (primordial), sumber radiasi dari dalam tubuh
manusia2.Radiasi buatanradionuklida buatan, pesawat sinar-X, reaktor nuklir, akselerator.

Sumber radiasi di lingkungan secara alami dapat berasal dari sinar kosmik dan peluruhan radioaktif
di permukaan bumi. Atmosfer bumi dapat mengurangi radiasi kosmik yang diterima oleh manusia.
Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini bergantung kepada ketinggian, yaitu radiasi yang diterima
akan semakin besar apabila posisinya semakin tinggi. Radiasi di permukaan bumi berasal dari zat
radioaktif yang sudah ada sejak awal terbentuknya bumi dan tersimpan di lapisan kerak bumi. Pada
saat meluruh, zat radioaktif tersebut menghasilkan energi atau radiasi berupa partikel alpha dan
beta, serta sinar (atau gelombang) gamma. Gas radon merupakan sumber radiasi alpha yang paling
banyak di alam dan terbesar yang diterima manusia.

5  C.      Jenis Radiasi1.Ditinjau dari massanya, radiasi dapat dibagi menjadi a. Radiasi
Elektromagnetik adalah radiasi yang tidak memiliki massa. Radiasi ini terdiri dari gelombang radio,
gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik. b.Radiasi
partikel adalah radiasi berupa partikel yang memiliki massa, misalnya partikel beta, alfa dan neutron.
6  2. Dikenal dua jenis radiasi, yaitu
a.  Radiasi pengion (ionizing radiation)Radiasi pengion adalah radiasi yang apabila menumbuk atau
menabrak sesuatu, akan muncul partikel bermuatan listrik yang disebut ion. Peristiwa terjadinya ion
ini disebut ionisasi. Ion ini kemudian akan menimbulkan efek atau pengaruh pada bahan, termasuk
benda hidup. Radiasi pengion disebut juga radiasi atom atau radiasi nuklir. Termasuk ke dalam
radiasi pengion adalah sinar-X, sinar gamma, sinar kosmik, serta partikel beta, alfa dan neutron.
Partikel beta, alfa dan neutron dapat menimbulkan ionisasi secara langsung. Meskipun tidak
memiliki massa dan muatan listrik, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik juga termasuk ke dalam
radiasi pengion karena dapat menimbulkan ionisasi secara tidak langsung. 

b. Radiasi nonpengion (non-ionizing radiation).Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat
menimbulkan ionisasi. Termasuk ke dalam radiasi non-pengion adalah gelombang radio, gelombang
mikro, inframerah, cahaya tampak dan ultraviolet.

7  D.      Sifat RadiasiRadiasi tidak dapat dideteksi oleh indra manusia sehingga untuk mengenalinya
diperlukan suatu alat bantu pendeteksi. Radiasi dapat berinteraksi dengan materi yang dilaluinya
melalui proses ionisasi, eksitasi dan lain-lain.

8  E. Pengaruh Radiasi Terhadap Manusia


1.       Efek  Somatik  Non–Stokastik: sekarang biasa disebut sebagai efek Deterministik adalah
akibat dimana tingkat keparahan akibat dari radiasi tergantung pada dosis radiasi yang  diterima 
dan  oleh karena  itu diperlukan suatu  nilai ambang,  dimana  di bawah nilai ini tidak terlihat adanya
akibat yang merugikan. Secara singkat pengertian dari efek Somatik Non –Stokastik ialah :a.      
Mempunyai dosis ambang radiasib.      Umumnya   timbul   tidak   begitu   lama setelah kena
radiasic.       Ada penyembuhan spontan, ter-gantung kepada tingkat keparahand.       Besarnya
dosis radiasi mem- pengaruhi tingkat keparahan.

9  2. Efek Somatik Stokastik: akibat dimana kemungkinan terjadinya efek tersebut merupakan fungsi
dari dosis radiasi yang diterima oleh seseorang dan tanpa suatu nilai ambang, sehingga
bagaimanapun kecilnya dosis radiasi yang diterima oleh seseorang, resiko terhadap radiasi selalu
ada. Secara singkat pengertian dari efek Somatik Stokastik ialah : a. Tidak ada dosis ambang
radiasi. b. Timbulnya setelah melalui masa tenang yang lama. c. Tidak ada penyembuhan spontan.
d. Tingkat keparahan tidak dipengaruhi oleh dosis radiasi. e. Peluang atau kemungkinan terjadinya
tergantung pada besarnya dosis radiasi

10  F. Prinsip Dasar Penggunaan Radiasi


Prinsip   proteksi   radiasi   berdasarkan   Basic   Safety Standard (BSS) terdiri atas 3 unsur
yaitu:1.       JustifikasiJustifikasi adalah semua kegiatan yang melibatkan paparan radiasi hanya
dilakukan jika menghasilkan nilai lebih atau memberikan manfaat yang nyata (azas manfaat).
Justifikasi  dari suatu rencana kegiatan atau operasi yang melibatkan paparan radiasi dapat
ditentukan dengan mempertimbang- kan keuntungan dan kerugian dengan menggunakan analisa
untung-rugi untuk meyakinkan bahwa akan terdapat keun- tungan lebih dari dilakukannya kegiatan
tersebut.2.       OptimasiPada optimasi semua paparan harus diusahakan serendah yang  layak 
dicapai  (As  Low  As  Reasonably  Achievabl-ALARA) dengan mempertimbangkan faktor ekonomi
dan sosial.  Syarat  ini  menyatakan  bahwa  kerugian/kerusakan dari suatu kegiatan yang
melibatkan radiasi harus ditekan serendah mungkin dengan menerapkan peraturan proteksi. Dalam
pelaksanaannya, syarat ini dapat dipenuhi misalnya dengan pemilihan kriteria desain atau
penentuan nilai batas/tingkat acuan bagi tindakan yang akan dilakukan.3.       PembatasanPada
pembatasan semua dosis ekivalen yang diterima oleh seseorang tidak boleh melampaui Nilai Batas
Dosis (NBD) yang telah ditetapkan. Pembatasan dosis ini dimaksud untuk menjamin  bahwa  tidak 
ada  seorang  pun  terkena  risiko radiasi baik efek sotakastik maupun efek deterministik akibat dari
penggunaan radiasi maupun zat radioaktif dalam keadaan normal.

11  G. Radiasi di rumah sakit


A.      Persyaratan Penaganan RadiasiPersyaratan penganan radiasi pada rumah sakit yang
menggunakan peralatan radiasi menggacu pada Nilai Batas Dosis (NBD)  di  Indonesia  ditetapkan
berdasarkan :1.       Ditetapkan berdasarkan SK. Kepala BAPETEN No. 01/Ka-BAPETEN/V2.      
Didasarkan atas rekomendasi ICRP No. 26 Tahun  1977  dan  Safety  Series International Atomic
Energy Agency (IAEA) No. 9 Tahun 1983.Sesuai dengan badan pengawas tenaga nuklir no 01 thn
1999 tentang ketentuan keselamatan kerja terhadap radiasi Nilai batas Dosis (NBD) bagi pekerja
radiasi dan masyarakat adalah sebagai berikut :1.       Nilai Batas Dosis (NBD) bagi pekerja yang
terpajan radiasi adalah 50 mSv dalam 1 thn.a.       20  mSv/tahun secara rata-rata selama 5
tahunb.      Penerimaan maksimum setahun 50 mSv dengan memperhitungkan penerimaandosis  di
tahun berikutnya.c.       Untuk lensa mata 150 mSv/tahund.      Untuk tangan, kaki, kulit
500mSv/tahun2.       Nilai Batas Dosis (NBD) bagi masyarakat yang terpajan sebesar 5 mSv dalam
1 thn.a.       1 mSv/tahunb.      Kondisi khusus boleh 5 mSv/tahun asal rerata selama 5 tahun adalah
1 mSv/ tahunc.       15 mSv/tahun untuk lensa matad.      5 mSv/tahun untuk kaki, tangan, kulit

12  B. Sumber Radiasi Rumah Sakit


Secara umum penggunaan radiasi dalam klinik dibagi menjadi tiga yaitu untuk tujuan :1.      
DiagnostikPenggunaan radiasi dalam Pencitraan Diagnostik yang dipakai oleh rumah sakit meliputi
penggunaan : Pesawat Sinar-X Konvensional, Fluoroskopi, Mamografi, Computerized Tomography
(CT), Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Ultra Soun.a.Radiografi adalah teknologi pencitraan
medis yang pertama  yang diperkenalkan oleh Fisikawan Wilhelm Roentgen sebagai  penemu sinar-
X pada tanggal 8 November 1895.b.Fluoroskopi adalah alat radiografi yang bertujuan untuk
mengambil gambar gerakan. Dibutuhkan konversi foton xray menjadi sinyal listrik yang dapat dilihat
pada monitor TV atau alat perekam lain.c.  Mamografi adalah konsep pencitraan medis yang
dikhususkan untuk pemeriksaan payudara.

13  d.CT tersedia di rumah sakit sejak awal 1970 adalah merupakan modalitas pencitraan medis
pertama yang menggunakan computer. Citra CT dihasilkan setelah sinar-X melewati tubuh pada
sejumlah sudut yang besar yaitu dengan memutarkan tabung sinar-X mengelilingi tubuh
pasiene.MRI scanner menggunakan medan magnetic sampai kali  lebih kuat dari pada medan
magnet bumi. MRI menggunakan sifat fisis nuclear magnetic resonance proton seperti aton
hydrogen, yang banyak mendominasi tubuh manusia (1 cc akan terdiri dari 1018 proton).f. USG
bekerja berdasarkan gelombang suara (ultrasound), Manusia dapat mendengar suara dengan
frekuensi hertz, sedangkan ultrasound menggunakan frekuensi di atas hertz.

14  2.       TerapiPenggunaan radiasi dalam radioterapi yang dipakai oleh rumah sakit meliputi
penggunaan : Radiasi eksterna (teleterapi), Brakhiterapi dan Radiasi dengan menggunakan radio
farmak.Brakhiterapi adalah penggunaan teknik radiasi dengan cara menanamkan sumber radiasi
kedalam tumor . Teknik ini misalnya dapat dilakukan pada radiasi kanker lidah, dengan
menggunakan jarum Cesium 131, atau lridium 192 yang diimplantasikan untuk waktu tertentu
(temporer) sesuai dengan dosis yang diperlukan dan akan diangkat setelah dosis tersebut dicapai.

15  3.       Kedokteran NuklirKegiatan kedokteran nuklir menggunakan radiasi dari sumber terbuka
untuk tujuan diagnosa, terapi, dan penelitian medic. Aplikasi radium dalam medis dan industri
biasanya terbungkus (encapsulated) dalam platina, platina-iridium atau paduan lainnya dan bahkan
kadang-kadang dalam emas. Bentuk seperti ini biasanya disebut jarum atau kapsul tergantung dari
penggunaannya. Bentuk jarum mempunyai diameter 1,7 mm dan panjang mm sedangkan kapsul
mempunyai diameter 3 mm dan panjang mm. Untuk penggunaan khusus dalam dunia medis dapat
menggunakan jarum dengan ukuran sampai 60 mm dan biasa disebut cell. Cell ini berisi jarum yang
mempunyai diameter 0,8 mm dan panjang mm.Kegiatan kedokteran nuklir menggunakan radiasi
dari sumber terbuka untuk tujuan diagnosa, terapi, dan penelitian medik. Kedokteran nuklir, menurut
difinisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan
sumber radiasi terbuka dari radioisotop buatan untuk mempelajari perubahan fisiologik dan biokimia
sehingga dapat digunakan untuk tujuan diagnostik, terapi, dan penelitian. Dengan kedokteran nuklir
dimungkinkan pemeriksaan medik dilakukan secara in-vitro (dalam sel tubuh manusia) di klinik,
maupun secara in-vivo (dalam gelas percobaan) di laboratorium

16  C. Tata Laksana 1. Perizinan


Setiap rumah sakit yang memanfaatkan peralatan radiasi yang memajankan radiasi dan
menggunakan zat radioaktif harus memperoleh izin dari Badan Pengawas tenaga Nuklir ( PP No 64
Tahun 2000 tentang Perizinan Pemanfaatan Tenaga Nuklir Pasal 2 ayat 1). Izin yang dimaksud
diberikan setelah memenuhi persyratan yang ditetapkan. Dalam pemanfaata yang dimaksud setiap
rumah sakit yang memanfaatkan peralatan radiasi harus memiliki persyaratan umum sebagai berikut
:a. mempunyai fasilitas yang memenuhi persyaratan keselamatan;b. mempunyai petugas ahli yang
memenuhi kualifikasi untuk

17  c. mempunyai peralatan teknik dan peralatan keselamatan radiasi yang diperlukan untuk
pemanfaatan tenaga nuklir; dan d. memiliki prosedur kerja yang aman bagi pekerja, masyarakat dan
lingkungan hidup. Persyaratan khusus yang diberlakukan terhadap instalasi yang mempunyai
potensi dampak radiologi tinggi sebagaimana dimaksud adalah :Menyampaikan dokumen Laporan
Analisa KeselamatanWajib memiliki Analisa Mengenai Dampak LingkunganHidup yang selanjutnya
disebut AMDAL;Memenuh persyaratan konstruksi.Izin yang diterbitkan dari badan pengawas tenaga
nuklir sebagaimana dimaksud berlaku untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang.

18  2.  Sistem Pembatasan Dosis


Penerimaan dosis radiasi terhadap pekerja atau masyarakat tidak boleh melebihi nilai batas dosis
yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Nilai batas dosis (NBD) bagi :a.       Pekerja
Radiasi1)   20  mSv/tahun secara rata-rata selama 5 tahun2)      Penerimaan maksimum setahun 50
mSv dengan memperhitungkan penerimaan dosis  di tahun berikutnya.3)      Untuk lensa mata 150
mSv/tahun4)      Untuk tangan, kaki, kulit 500mSv/tahunb.      Masyarakat1)      1 mSv/tahun2)     
Kondisi khusus boleh 5 mSv/tahun asal rerata selama 5 tahun adalah 1 mSv/ tahun3)      15
mSv/tahun untuk lensa mata4)      5 mSv/tahun untuk kaki, tangan, kulit

19  3.       Sitem manajemen kesehatan & keselamatan kerja terhadap pemanfaatan radiasi
pengion
a.       OrganisasiPengelola rumah sakit yang mempunyai pelayanan radiasi harus memiliki
organisasi proteksi radiasi, dimana petugas ga radiasi tersebut harus memiliki izin sebagai petugas
radiasi dari badan pengawas.b.      Pemantauan dosis peroranganPengelola rumah sakit yang
mempunyai pelayanan radiasi harus menyediakan dan mengusahakan peralatan proteksi radiasi,
pemantau dosis perorangan, pemantau daerah kerja dan pemantau daerah kerja dan pemantau
lingkungan hidup yang dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan baik sesuai dengan jenis sumber
radiasi yang digunakan.Pengamanan terhadap bahan yang memancarakan radiasi hendaknya
mencakup rancangan instalasi yang memenuhi persaratan, penyediaan pelindung radiasi atau
container. Proteksi radiasi yang digunakan harus mempunyai ketebalan tertentu yang mampu
menurunkan laju dosis radiasi. Tebal bahan pelindung sesuai jenis dan energy radiasi,  serta sifat
bahan pelindung. Peralatan dan perlengkapan yang disediakan adalah monitoring perorangan,
survey meter, alat untuk mengangkat dan mengangkut, pakian kerja, dekontaminasi kit dan alat
pemeriksaan tanda-tanda radiasi.c.       Peralatan proteksi radiasiPengelolah rumah sakit  yang
mempunyai pelayanan radiasi harus menyediakan dan mengusahakan peralatan proteksi radiasi,
pemantau dosis perorangan, pemantau daerah kerja, dan pemantau lingkungan hidup, yang dapat
berfungsi dengan baik sesuai dengan jenis sumber radiasi yang digunakan.

20  d.      Pemeriksaan kesehatan


Pengelola rumah sakit harus menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan awal secara teliti dan
menyeluruh untuk setiap orang yang akan bekerja sebagai pekerja radiasi, dilakukan secara berkala
selama bekerja sekurang-kurangnya satu kali dalam setahunPengelolah rumah sakit harus
memeriksakkan kesehatan pekerja radiasi yang akan memutuskan hubungan kerja kepada dokter
yang ditunjuk, dan hasil pemeriksaan kesehatan diberikan kepada radiasi yang bersangkutan.e.     
Penyimpanan dokumentasiPengelolah rumah sakit harus tetap menyimpan dokumen yang memuat
catatan dosis hasil pemantauan daerah kerja, lingkungan, dan kartu kesehatan pekerja selama 30
tahun sejak pekerja radiasi berhenti bekerja.f.        Jaminan kualitasPengelola rumah sakit harus
membuat program jaminan kualitas bagi instalasi yang mempunyai potensi dampak radiasi tinggi.
Demi menjamin efektifitas pelaksanaan, badan pengawasan melakukan inspeksi dan audit  selama
pelaksanaan program jaminan kualitas.g.       Pendidikan dan pelatihanSetiap pekerja harus
memperoleh pendidikan dan pelatihan tentang keselamatan dan kesehatan kerja terhadap radiasi.
Pengelolah ruamah sakit bertanggung jawab atas pendidikan dan pelatihan.

21  4.       KalibrasiPengelola Rumah sakit wajib melakukan kalibrasi terhadap alat ukur radiasi
secara berkala sekurang-kurangnya satu tahun sekali. Pengelola Rumah sakit wajib melakukan
kalibrasi terhadap keluaran radiasi (out-put) peralatan radiotherapy secara berkala, sekurang-
kurangnya dua tahun sekali. Kalibrasi hanya dapat dilakukan oleh instasi yang telah terakreditasi
dan ditunjuk oleh badan pengawas dan instansi terkait lainnya

22  5.       Penanggulangan Kecelakaan Radiasi


Pengelola rumah sakit wajib melakukan upayanpencegahan terjadinya kecelakaan radiasi, jika
terjadi kecelakaan radiasi pengelola rumah sakit harus melakukan penanggulangan, diutamakan
pada keselamatan manusia. Lokasi tempat kejadian harus diisolasi harus diberi tanda khusus
seperti pagar atau barang, bahan yang terkena pancaran radiasi segera diisolasi kemudian
didekontaminasi. Jika terjadi kecelakaan radiasi, pengelola rumah sakit harus segera melaporkan
terjadinya kecelakaan radiasi kecelakaan radiasi dan upaya penanggulangannya kepada badan
pengawas pelaksana.

23  6.       Pengelolaan Limbah Radioaktif


Pengolahan limbah radioaktif dilaksanakan untuk mencegah timbulnya bahaya radiasi terhadap
pekerja, anggota masyarakatndan lingkungan hidup. Undang-Undang No.10 Tahun 1997 pasal 23
ayat (1) menyebutkan bahwa pengelolaan limbah radioaktif dilaksanakan oleh Badan Pelaksana,
dalam hal ini Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sedangkan dalam pasal 24 ayat (1)
menyebutkan bahwa penghasil limbah radioaktif tingkat rendah dan tingkat sedang wajib
mengumpulkan, mengelompokkan atau menyimpan sementara limbah tersebut sebelum diserahkan
kepada Badan Pelaksana. Dari kedua pasal ini jelas bahwa pihak penimbul limbah (dalam hal ini
rumah sakit atau industri) yang mempunyai limbah radioaktif wajib menyimpan sementara limbah
yang dihasilkannya dengan memenuhi standar keselamatan sebelum dikirim ke P2PLR- BATAN.
Penghasil limbah radioaktif tingkat rendah atau tingkay sedang wajib mengumpulkan,
mengelompokan atau mengelola dan menyimpan sementara limbah radioaktif sebelum diserahkan
kepada badan pelaksana. Pengelola limbah radioaktif pada unit kedokteran nuklir dilakikan dengan
cara pemilihan menurut jenis, yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah radioaktif yang berasal
dari luar negri tidak diizinkan untuk di simpan diwilayah Indonesia.

24  7. Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan Kerja Radiasi untuk Dokter, Pasien, Operator,
dan Lingkunganž  Peraturan ini diatur oleh PP 63/2000 dan PP 37/2007, yaitu:Keselamatan dan
kesehatan terhadap pemanfaatan radiasi pengion adalah upaya yang dilakukan untuk menciptakan
kondisi yang sedemikian agar efek radiasi pengion terhadap manusia dan lingkungan hidup tidak
melampaui nilai batas yang ditetapkan.2Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang keselamatan
radiasi terhadap pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup, keamanan sumber radioaktif dan
inspeksi dalam pemanfaatan  tenaga nuklir.2

Anda mungkin juga menyukai