Anda di halaman 1dari 25

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW),


UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKI TINGKAT TINGGI
SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS XI IPS MA
KHAIRUL UMMAH AIR MOLEK”

DISUSU OLEH

NIA DANIATI
NIM : 11811223500

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
1441 H / 2020 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis kahadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat karunianya sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan laporan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “PENERAPAN MODEL PWMBELAJARAN THINK
TALK WRITE (TTW), UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKI TINGKAT
TINGGI SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS XI IPSMA
KHAIRUL UMMAH AIR MOLEK”.
Dalam penyusunan laporan penelitian ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dengan hati yang tulus dan
sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan
laporan ini selesai tepat pada waktu yang ditentukan. Pada kesempatan ini penulis ucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Su’udi Nuhron M,Pd.I
2. Rekan-rekan wakil kepala MA Khairul Ummah
3. Rekan-rekan majlis guru geografi di MA Khairul Ummah yang telah memberikan
dukungannya
4. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga laporan penelitian
ini dapat diselesaikan
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini jauh
dari kata sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak selalu penulis harapkan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Alasan Memilih Judul...................................................................................3

C. Penegasan Istilah...........................................................................................3

D. Identifikasi Masalah......................................................................................3

E. Pembatasan Masalah.....................................................................................4

F. Rumusan Masalah.........................................................................................4

G. Tujuan Penelitian..........................................................................................4

H. Manfaat Penelitian........................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6

A. Deskripsi Teori.............................................................................................6

B. Model Penelitian Think Talk Write (Berfikir, Berbicara, Menulis)..............7

C. Prosedur Pembelajaran Teknik Think Talk Write .........................................8

D. Kelebihan dan Kelemahan Teknik Think Talk Write..................................11

BAB III.....................................................................................................................................13

A. Jenis Penelitian............................................................................................13

B. Prosedur Penelitian.....................................................................................14

C. Pengumpulan Data......................................................................................16

D. Setting Penelitian........................................................................................17

E. Teknik Analisis Data...................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20

ii
1. Hasi penelitian dan Pembahasan
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Pengujian hipotesis ini menggunakan taraf signifikansi
5%. Harga yang diperoleh dari perhitungan statistik dikonsultasikan dengan nilai
dalam tabel . Apabila harga rhitung lebih besar dari rtabel, maka koefisien dikatakan
signifikan dan begitu sebaliknya. Hipotesis diuji menggunakan analisis Korelasi
Product Moment .
Tabel 1.1. Ringkasan hasil analisis Korelasi Product Moment
Variabel rhitung Keterangan
X-Y1 0,540 Positif
X-Y2 0,599 Positif
Y-X3 0,574 Positif

2. Daftar Tabel
Nilai Keterangan
0,09< rxy < 1,00 Korelasi sangat tinggi
0,07 < rxy < 0,09 Korelasi tinggi
0,04 < rxy < 0,07 Korelasi sedang
0,20 < rxy < 0,40 Korelasi rendah
rxy < 0,20 Korelasi sangat rendah

3. Daftar Gambar

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mata pelajaran Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) adalah ilmu yang mempelajari
manusia namn ada pula yang mempelajari ilmu alam salah satunya adalah mata
pelajaran Gepgrafi, ilmu geografi ini mempelajari tentang alam sekitar (siswa
dilibatkan secara langsung ataupun didisatukan dengan alam). Pada dasarnya guru
hanya memberikan metode ceramah, sehingga anak banyak yang tidak mendengarkan
dan bermain-main (faktor kebosanan). Maka, perlu inovasi pembelajaran melalui
peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS melalui berbagai model pembelajaran,
salah satunya model pembelajaran Think Talk Write bagi siswa kelas XI IPS MA
Khairul Ummah Air Molek Kabupate Indragiri Hulu. Prestasi berarti “hasil baik yang
dicapai” (Fajri, 2008:670). Menurut pendapat ini prestasi adalah hasil yang baik, yang
dapat dicapai oleh manusia.
Tentunya siswapun dapat mencapai prestasi tersebut. Pendidikan akan
membentuk manusia sesuai dengan karakter yang dipelajari. Pendidikan dalam
Sisdiknas tahun 2003 didefinisikan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Salah satu bekal agar siswa dapat
tumbuh berkembang dengan seimbang jasmani dan rohani. Perkembangan dunia
pendidikan yang semakin pesat, menjadi tugas berat bagi negara khususnya bagi guru
untuk mencerdaskan warga negara, melalui pemberian hak belajar agar lebih maju
dalam berfikir guna mempersiapkan diri dalam persaingan global. Pendidikan di
Indonesia menginginkan masyarakatnya menjadi lebih maju dari berbagai aspek
pemikiran, keterampilan dan sikap.
Diketahui rendahnya nilai pada mata pelajan IPS ini bahwa pada semester
genap pada ujian sekolah yang dilasanakan di MA Khairul Ummah
Nilai rata-rata kelas 68,5 yang didapatkan, ada beberapa siswa yang belum mencapai
Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 78,00, dari seluruh
siswa kelas XI yang berjumlah 21 orang, hanya ada 11 siswa atau sekitar 43,00%

1
yang telah mencapai KKM dan ada 10 orang atau sekitar 57,00% yang belum mencai
KKM. Angka tersebut didapat dari hasil dokumentasi hasil belajar. Melihat dari fakta-
fakta yang telah dipaparkan tersebut, perlu adanya perbaikan pembelajaran dalam
kelas. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar serta berbagai masalah di atas
dipengaruhi oleh banyak faktor. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat
membantu guru mengatasi masalah-masalah tersebut, sehingga tujuan dalam
pelaksanaan pembelajaran dapat tercapai. Guru dapat menggunakan model
pembelajaran Think Talk Write (TTW) untuk membuat anak lebih kreatif dalam
pembelajaran. pada tahap ini, peserta didik menuliskan ide-ide yang diperolehnya dan
kegiatan tahap pertama dan kedua.
Tulisan ini terdiri dari landasan konsep yang digunakan, keterkaitan dengan
materi sebelumnya, model penyelesaiannya, dan solusi yang diperoleh. Menurut
Silver dan Smith dalam, peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan
penggunaan model TTW adalah mengajukan dan menyediakan tugas yang
memungkinkan peserta didik terlibat secara aktif berpikir, mendorong dan menyimak
ide-ide yang dikemukakan peserta didik secara lisan dan tertulis secara hati-hati,
mempertimbangkan dan memberi informasi terhadap apa yang digali peserta didik
dalam diskusi serta memonitor, menilai, dan mendorong peserta didik untuk
berpartisipasi secara aktif. Tugas yang disiapkan diharapkan dapat menjadi pemicu
peserta didik untuk bekerja secara aktif, seperti soal-soal yang memiliki jawaban
divergen atau open-ended task (Huda, 2014: 219).Mata pelajaran Geografi adalah
ilmu yang mempelajari ilmu yang meyangkut timbak baliknya manusia dan fenomena
fisik lainya.
Mata pelajaran gografi sudah menjadi bagia dari jurusan IPS. Salah satu model
yang dipandang dapat mengoptimalkan peningkatan hasil belajar siswa adalah model
pembelajaran Think Talk Write (TTW). Sugandi (2011: 43) Model pembelajaran
kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) adalah model pembelajaran yang berusaha
membangun pemikiran, merefleksi, dan mengorganisasi ide, kemudian menguji ide
tersebut sebelum siswa diharapkan untuk menuliskan ide-ide tersebut. Berdasarkan
pengertian tersebut model pembelajaran Think Talk Write (TTW) ini lebih
mengedepankan pengetahuan awal siswa dalam materi yang akan dipelajari. Model
pembelajaran ini guru dituntut untuk tidak langsung memberikan materi pada awal
pembelajaran, akan tetapi mengeksplor pengetahuan siswa terlebih dahulu. Sehingga,
siswa harus memiliki pengetahuan lebih awal sebelum materi akan dipelajari dengan
2
demikian siswa bisa langsung paham dan mampu menyimak dengan baik apabila guru
memberikan materi atau LKS dan yang lainnya.
Menurut Suyatno (2009: 51) Model Think Talk Write (TTW) merupakan salah
satu model pembelajaran kooperatif dimana kooperatif ini kegiatan pembelajarannya
dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi
konsep, menyelesaikan persoalan dengan menyatukan pendapat untuk memperoleh
keberhasilan yang optimal, dengan pembelajaran ini siswa dilatih dan dibiasakan
untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan dan pemikirannya serta menumbuhkan
rasa tanggung jawab.
B. Alasan Memilih Judul
1. Masalah yang diteliti ada dilokasi tersebut.
2. Masalah-masalah yang dikaji peneliti dapat dijangkau oleh peneliti secara
material maupun non material
3. Sepanjang pengetahuan peneliti, penelitian ini belum pernah diteliti oleh peneliti
terdahulu
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahan dalam memahami judul penelitian
ini, maka perlu adanya penegasan istilah. Beberapa istilah terkait judul penelitian
adalah efektivitas dan Think Thalk Write.
1. Efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian dalam waktu kegiatan
pelaksanaan tugas degan sasaran yang dituju. Efektivitas pada dasarnya
menunjukkan pada taraf tercapainya hasil.
2. Think Talk Write adalah dimana siswa diberi kesempatan kepada peserta didik,
untuk memulai belajar dengan memahami permasalahan terllebih dahulu,
kemudian diskusi kelompok dan akhirnya menuliskan dengan bahasa sendiri hasil
belajar yang diperolehnya.
D. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan diatas, maka dapat disimpulkan beberapa masalah yang
berkenaan dengan efektivitas teknik belajar sistem Think Talk Write dalam
meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa pada mata pelajaran Geografi
di MA Khairul Ummah.
1. Efektivitas teknik Think Talk Write dalam meningkatkan kemampuan berfikir
tingkat tinggi siswa pada mata pelajaran Geografi di MA Khairul Ummah.

3
2. Penggunaan teknik Think Talk Write dalam meningkatkan kemampuan berfikir
tingkat tinggi siswa pada mata pelajaran Geografi di MA Khairul Ummah.
3. Layanan dalam meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa pada mata
pelajaran Geografi di MA Khairul Ummah.
4. Cara belajar siswa MA Khairul Ummah.
5. Faktor yang mempengaruhi penggunaan penerapan teknik Think Talk Write
dalam meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa mata pelajaran
Geografi kelas XI IPS MA Khairul Ummah, Air Molek.
6. Faktor yang mempengaruhi layanan dalam Penerapan model pembelajaran Think
Talk Write (TTW), untuk meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa
pada mata pelajaran Geografi di kelas XI IPS MA Khairul Ummah, Air Molek.
E. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan diatas, maka penelitian
mefokuskan untuk melaukan penelitian ini mengenai “penerapan model

pembelajaran Think Talk Write (TTW), untuk meningkatkan kemampuan berfikir


tingkat tinggi siswa pada mata pelajaran Geografi di kelas XI IPS MA Khairul
Ummah, Air Molek. ”
F. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana cara penerapan metode pembelajaran sistem Think Talk Write
(TTW)?
2. Bagaimana sistem belajar di MA Khairul Ummah ?
3. Apakah teknik Thik Talk Write (TTW) dalam layanan bimbingan kelompok
efektif dalam mengurangi sisstem belajar agar tidak membosankan siswa MA
Khairul Ummah?
G. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikembangkan diatas maka, tujuan
dari penelitian yang ingin dicapai yani untk mengetahui penerapan model belajar
Think Talk Write (TTW), untuk meningkatkan kemampuan berfkir tingkat tinggi siswa
pada mata pelajaran Geografi di kelas XI IPS MA Khairul Ummah, Air Molek.

4
H. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis
untuk masa yang akan datang yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat praktis bagi:
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini bermanfaat bagi gambaran atau contoh agar siswa dapa
mengembangkan pemikiran mereka dalam menanggapi dari penjelasan yang
disampaikan oleh guru. Dan salah satu dari untuk menghilangkan rasa bosan
para siswa.
b. Bagi siswa
Siswa akan merasa termotifasi dalam adanya sistem pembelajaran Think
Talk Write, sehingga merasa merasa mulai dari sinilah mereka bisa
mengeluarkan pendapat mereka.
c. Bagi Peneliti
Peneliti juga medapatkan pengrtahuan baru dan bisa menjadi bekal untuk
mesa depanya. Dan menjadi salah satu syarat dalam rangka penyelesaian
studinya.
d. Bagi Fakultas Tarbiyah dan Kegurun
Sebagai referensi bagi pihak yang membutuhkan.
e. Bagi Universitas Sultan Syarif Kasim Riau
Sebagai bahan bacaan atau panduan dalam penelitian dan sebagai koleksi
diperpustakaan sehingga ilmu yang didapatkan tidak sia-sia.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Teknik Think Talk Write
a. Pengertian Think Talk Write (Berfikir, Berbicara, Menulis)

Gambar 1
Model pembelajaran TTW merupakan suatu model pembelajaran
untuk melatih keterampilan siswa dalam menulis. Sesuai dengan pendapat
Suyatno (2009: Mengemukakan bahwa model pembelajaran think talk
write adalah pembelajaran yang dimulai dengan berfikirdengan bahasa
bacaan, hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi. Model
pembelajaran TTW merupakan perencanaan dan tindakan yang cermat
mengenai kegiatan bembelajaran melalui kegiatan berpikir (Think),
berbicara/berdiskusi, bertukar pendapat satu sama lain (Talk) dan menulis
hasil diskusi (Write) agar kopetensi yang diharapkan tercapai. Menurut
Huinker dan Laughlin (1996:81) “Thinking and talking are important steps in
the process of bringing meaning into student’s writing”. Maksudnya adalah
berpikir dan berbicara/berdiskusi merupakan langkah penting dalam proses
membawa pemahaman ke dalam tulisan peserta didik.
Dalam tahap ini peserta didik secara individu memikirkan
kemungkinan jawaban atau metode penyelesaian, membuat catatan kecil
tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan, dan hal-hal yang tidak
dipahaminya sesuai dengan bahasanya sendiri. Setelah tahap “think” selesai
dilanjutkan dengan tahap berikutnya “ talk” yaitu berkomunikasi dengan
menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Fase

6
berkomunukasi (talk) pada strategi ini memungkinkan siswa untuk terampil
berbicara. Pada umunya menurut Huinker & Laughlin (1996) berkomunikasi
dapat berlangsung alami, tatapi menulis tidak.
Proses komunikasi dipelajari siswa melalui kehidupannya sebagai
individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Secara alami dan
mudah proses komunikasi dapat dibangun di kelas dan dimanfaatkan sebagai
alat sebelum menulis. Selanjutnya fase ”write” yaitu menuliskan hasil
diskusi/ pada lembar kerja yang disediakan (Lembar Aktivitas Siswa).
Aktivitas menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi antar
teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis dalam
matematika membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu
pemahaman siswa tentang siswa tentang materi yang dipelajari (Shield &
Swinson, 1996).  Shoimin (2014: 212), menjelaskan model think talk write
merupakan suatu model pembelajaran untuk melatih keterampilan peserta
didik dalam menulis. Model Think Talk Write akan mengembangkan
keterampilan menulis siswa dalam belajar membuat maupun
mengekspresikan ide dan gagasan yang mereka pikirkan dalam bentuk
tulisan.
Berdasarkan kutipan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa metode
pembelajaran Think Talk Write adalah teknik dimana pembelajaranya
mengembangkan daya ingat siswa bagaimana dia menyerap pembelajaran
yang diberikan oleh guru. Setelah dia mengingat dia akan menuliskanya dan
berbicara sesuai apa yag dia fikirkan dan dia tuliskan. Dan jika metode
pembelajaran ini diterapkan oleh sekolah bisa mengurangi nilai siswa ketika
ujian semester yang tidak mencapai KKM. Jika anak tersebut Think Talk
Write pasti dia akan mengingatnya karena apa yang dia fikirkan, dengan
siswa tulis dan sampaikan pasti dia akan ingat.

B. Model Penelitian Think Talk Write (Berfikir, Berbicara, Menulis)


Pola Think Talk Write memiliki beberapa pola Menurut Uno (2012: 210) hasil
belajar yaitu sebuah hasil yang biasanya diacukan pada tercapainya tujuan belajar.
Sedangkan menurut Suprijono (2014: 5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yaitu
7
segala sesuatu yang ditunjukan untuk keberhasilan suatu pembelajaran, baik berupa
nilai, sikap, apresiasi, atau keterampilan. Hasil belajar dapat juga diartikan sebagai
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar, yang dapat
diukur dengan menggunakan tes dan diwujudkan dalam bentuk nilai.
Langkah-langkah model pembelajaran Think-Talk-Write menurut Yamin dan Ansari
(2008:84) adalah:
1. Guru membagi teks bacaan berupa lembar aktivitas siswa yang memuat situasi
masalah yang bersifat open ended dan petunjuk  serta prosedur pelaksanaannya.
2. Siswa membaca teks dan membuat catatan hasil bacaan  secara individual,  untuk
dibawa  ke  forum diskusi (think).
3. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas  isi catatan
(talk). Guru  berperan sebagai mediator lingkungan belajar.
4. Siswa mengkonstruksikan sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi (write).
Guru  memantau dan mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.
Peranan guru dalam model pembelajaran think-talk-write (TTW) menurut Silver
dan Mith (Yamin dan Ansari, 2008:84) adalah:
a. Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan dan
menantang setiap siswa berpikir.
b. Mendengar secara hati-hati ide siswa.
c. Menyuruh siswa mengungkapkan ide secara lisan dan tertulis.
d. Memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusi.
e. Memutuskan kapan memberi informasi, mengklarifikasikan persoalan
persoalan, menggunakan model, membimbing dan membiarkan siswa
berjuang dengan kesulitan.
f. Memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam dikusi dan  memutuskan
kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi.

C. Prosedur Pembelajaran Teknik Think Talk Write (Berfikir, Berbicara, Menulis)


Model Pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem
kerja/belajar kelompok terstruktur. Model Pembelajaran Think-Talk-Write merupakan
salah satu dari model pembelajaran kooperatif yang membangun secara tepat untuk
berfikir dan refleksikan dan untuk mengkoordinasikan ide-ide serta mengetes ide
tersebut sebelum siswa diminta untuk menulisProsedur pembelajaran Think Talk
Write perlu diterapkan dan diperhatikan, karena dengan prosedur yang ada maka akan
8
memudahkan guru dan siswa dalam menjalakan proses belajar dikelas. Think Talk
Write mempunyai beberapa langkah. Meylia (2013) menyatakan bahwa model
pembelajaran Think Talk Write (TTW) memiliki langkah-langkah (sintaks) dalam
pembelajaran sebagai berikut:
1. Pendahuluan
a. Menginformasikan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
b. Menjelaskan tentang teknik pembelajaran dengan strategi TTW serta tugas-
tugas dan aktivitas siswa.
c. Melakukan apersepsi.
d. Memberikan motivasi agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
e. Membagi siswa dalam kelompok kecil (2-6 siswa)
2. Kegiatan Inti
a. Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi masalah yang harus
diselesaikan oleh peserta didik. Jika diperlukan diberikan sedikit petunjuk.
b. Peserta didik membaca masalah yang ada dalam LKS dan membuat catatan
kecil secara individu tentang apa yang ia ketahui dan tidak ketahui dalam
masalah tersebut. Ketika peserta didik membuat catatan kecil inilah akan
menjadi proses berpikir (think) pada peserta didik. Setelah itu peserta didik
berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut secara individu. Kegiatan ini
bertujuan agar peserta didik dapat membedakan atau menyatakan ide-ide yang
terdapat pada bacaan untuk kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa sendiri.
c. Peserta didik berdiskusi dengan teman dalam kelompok membahas isi catatan
yang dibuatnya dan penyelesaian masalah dikerjakan secara individu (talk).
Dalam kegiatan ini mereka menggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri
untuk menyampaikan ide-ide matematika dalam diskusi. Diskusi diharapkan
dapat menghasilkan solusi atas soal yang diberikan. Diskusi akan efektif jika
anggota kelompok tidak terlalu banyak dan terdiri dari anggota kelompok
dengan kemampuan yang heterogen.
d. Dari hasil diskusi, peserta didik secara individu merumuskan pengetahuan
berupa jawaban atas soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode, dan
solusi) dalam bentuk tulisan (write) dengan bahasanya sendiri. pada tulisan itu
peserta didik menghubungkan ide-ide yang diperolehnya melalui diskusi.

9
e. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok, sedangkan
kelompok laim diminta memberikan tanggapan.
f. Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas
materi yang dipelajari. Sebelum itu dipilih beberapa atau satu orang peserta
didik sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan jawabannya, sedangkan
kelompok lain diminta memberikan tanggapan.
3. Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa membuat kesimpilan dari materi yang telah dipelajari.
Kelebihan dan Kelemahan Think Talk Write (TTW) Dari uraian di atas dapat
diketahui kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran Think Talk Write.
Prasetyo (2011) menyatakan bahwa kelebihan model pembelajaran Think Talk
Write adalah sebagai berikut :
1. Memberi kesempatan siswa berinteraksi dan berkolaborasi membicarakan
tentang penyelidikannya atau catatan-catatan kecil mereka dengan anggota
kelompoknya.
2. Siswa terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi untuk belajar.
3. Model ini berpusat pada siswa, misalkan member kesempatan pada siswa dan
guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar. Guru menjadi monitoring
dan menilai partisipasi siswa terutama dalam diskusi. Sedangkan kekurangan
dari model pembelajaran Think Talk Write adalah sebagai berikut :
a. Model pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas besar, misalkan
sebagian waktu hilang karena membantu siswa mencari solusi
pemecahan masalah atau menenmukan teori-teori yang berhubungan
dengan lembar kerja siswa.
b. Tidak semua anggota kelompok aktif dalam model pembelajaran ini.
Menurut Hasan (2013) kelebihan dari Strategi think talk write ini adalah
mempertajam seluruh keterampilan berpikir visual, Ia juga mengarahkan
visualisasi, untuk lebih rinci, tanpa menyebutkan satu tekniknya akan di
uraiakan sebagai berikut :
1. Mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam rangka
memahami materi ajar.
2. Dengan memberikan soal open ended dapat mengembangkan
ketrampilan berpikir kritis dan kreatif siswa.

10
3. Dengan berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok akan
melibatkan siswa secara aktif dalam belajar.
4. Membiasakan siswa berpikir dan berkomunikasi dengan teman,
guru, dan bahkan dengan diri mereka sendiri. Sedangkan kelemahan
dari strategi ini adalah :
a. Kecuali kalau soal open ended tersebut dapat memotivasi, siswa
di mungkinkan bekerja sibuk.
b. Ketika siswa bekerja dalam kelompok itu mudah kehilangan
kmampuan dan kepercayaan, karena di dominasi oleh siswa
yang mampu.
3. Guru harus benar – benar menyiapkan semua media dengan matang
agar dalam menerapkan strategi think talk write tidak mengalami
kesulitan.
Berdasarkan pendapat diatas peneliti dapat menyimpilkan bahwa langkah-
langka prosedur metode Think Talk Write. Dalam prosedur tersebut terdapat 3
langkah yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

D. Kelebihan dan Kelemahan Teknik Think Talk Write


Menurut Hamdayama (2014:222)model pembelajaran Think Talk Write
mempunyai beberapa kelebihan.
Kelebihan Think Talk Write yaitu
1. Mempertajam seluruh keterampilan berpikir visual.
2. mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam rangka memahami materi
ajar.
3. Dengan memberikan soal open ended, dapat mengembangkan keterampilan
berpikir kritis dan kreatif siswa.
4. Dengan berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok akan melibatkan siswa
secara aktif dalam belajar.
5. Membiasakan siswa berpikir dan berkomunikasi dengan teman, guru, dan bahkan
dengan diri mereka sendiri.

11
Kelemahan Think Talk Write
a. Apabila diberikan tugas kelompok, seringkali yang mengerjakannya hanya
siswa tertentu saja.
b. Apabila tugas diberikan diluar kelas, sulit untuk mengontrol peserta didik
bekerja secara mandiri atau menyuruh orang lain untuk menyelesaikannya.
c. Strategi ini menuntut tanggung jawab guru yang besar untuk memeriksa dan
memberikan umpan balik terhadap tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa.
Jadi keimpulan yang didapat oleh peneliti yaitu teknik Think Talk Write dapat
digunakan dalam kelompok kecil atau besar. Siswa dapat mempertajam
pemikiran visual, mengembangkan pemikiran siswa.

12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,
sebab dalam penelitian ini diberikan suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan
antara perlakuan tersebut dengan aspek tertentu yang akan diukur. Menurut
Ruseffendi (2005:35) “Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research)
adalah penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan sebabakibat. Perlakuan
yang diberikan terhadap variabel bebas akan dilihat hasilnya terhadap variabel terikat”
Dalam penelitian ini perlakuan yang diberikan adalah pembelajaran dengan
menggunakan model Think, Talk, Write (TTW), sedangkan aspek yang diukurnya
adalah kemampuan komunikasi matematis siswa. Oleh karena itu, yang menjadi
variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Think Talk Write
(TTW) dan variabel terikatnya adalah kemampuan komunikasi matematis siswa.
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok
pretes-postes (pretest-posttest control group design). Dasar pertimbangan dalam
memilih disain ini adalah karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran matematika melalui model kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) dan
siswa yang memperoleh pembelajaran matematika melalui pembelajaran langsung.
Adapun disain penelitiannya sebagai berikut:
A O X O
A O O
di mana:
A : Pengambilan sampel secara acak
O : Test awal (Pretest) Test akhir (Postest)
X : Perlakuan berupa pembelajaran matematika dengan model Think Talk Write
(TTW)

13
B. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu sebagai berikut.
a. Identifikasi permasalahan mengenai bahan ajar, merencanakan pembelajaran,
serta alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Pengurusan izin tempat untuk penelitian.
c. Menyusun instrumen penelitian.
Melakukan uji coba instrumen yang akan digunakan untuk mengetahui
kualitasnya. Uji coba instrumen ini diberikan terhadap subyek lain di luar
subyek penellitian, tetapi mempunyai kemampuan yang setara dengan sampel
dalam penelitian yang akan dilakukan.
Analisis kualitas/kriteria instrumen, yang terdiri dari:
1) Validitas
Suatu alat evaluasi dapat dikatakan valid (absah atau sahih) jika alat
tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh
karena itu, keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat
evaluasi dalam melaksanakan fungsinya (Suherman, 1990: 135). Dengan
demikian suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi
dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu. Untuk mengetahui validitas
empirik suatu soal, dihitung dengan koefisien validitas (rxy ).
Menurut Guilford (Suherman, 1990: 146-147), interpretasi nilai dapat
dikategorikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.
Interpretasi Korelasi Nilai
Nilai Keterangan
0,09 < rxy < 1,00 Korelasi sangat tinggi
0,07 < rxy < 0,09 Korelasi tinggi

0,04 < rxy < 0,07 Korelasi sedang

0,20 < rxy < 0,40 Korelasi rendah


rxy < 0,20 Korelasi sangat rendah

14
Untuk menentukan tingkat validitas alat evaluasi dapat digunakan kriteria
di atas. Dalam hal ini (rxy) nilai diartikan sebagai koefisien validitas.

2) Uji Daya
Pembeda Galton (Suherman, 1990: 200) berasumsi bahwa suatu
perangkat alat tes yang baik harus bisa membedakan antara siswa yang
pandai, rata-rata, dan bodoh karena dalam suatu kelas biasanya terdiri dari
ketiga kelompok tersebut. Daya pembeda dari sebuah soal menyatakan
seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara
testi yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan testi yang tidak
dapat menjawab soal tersebut (atau testi yang menjawab salah). Dengan
kata lain daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu
untuk membedakan antara testi (siswa) yang pandai atau berkemampuan
tinggi dengan siswa yang tak pandai. Untuk menentukan daya pembeda
digunakan rumus sebagai berikut:

DP : JBA – JBB
JSA
Keterangan:
DP = Daya pembeda
JBA = Banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok atas
JBB = Banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah
JSA = Jumlah siswa kelompok atas

3) Indeks Kesukaran.
Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang
disebut indeks kesukaran (Suherman,1990:212). Bilangan tersebut adalah
bilangan real pada interval (kontinum) 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan
indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar,
sebaliknya soal dengan indeks kesukaran mendekati 1,00 berarti soal tersebut
terlalu mudah. Untuk mencari indeks kesukaran (IK) digunakan rumus sebagai
berikut:

15
IK : JBA tambah JBB
Keterangan:
IK = Indeks kesukaran
JBA = Banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok atas
JBB = Banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah
JSA = Jumlah siswa kelompok atas Untuk menginterpretasikan indeks
kesukaran, banyak digunakan kriteria.

F.Revisi instrumen tes jika terdapat kekurangan.


g. Pemilihan sampel penelitian. Pemilihan sampel ini disesuaikan dengan materi
penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian.
1. Tahap Refleksi dan Evaluasi
Pada tahap ini dilakukan pengkajian dan analisis terhadap temuan-temuan
penelitian serta melihat pengaruh terhadap peningkatan komunikasi matematis siswa
yang ingin diukur. Selanjutnya, dibuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh
dan menyusun laporan penelitian.
C. Pengumpulan Data
Setelah data diperoleh, maka selanjutnya dilakukan seleksi data yang kemudian
diolah dan dianalisis. Data yang diperoleh, dikategorikan ke dalam dua kategori, yaitu
data kuantitatif dan data kualitatif
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil pretes dan postes. Data yang diperoleh
kemudian dilakukan analisis untuk menjawab hipotesis yang diajukan. Teknik
analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik yaitu uji rata-rata. Uji
rata-rata akan digunakan untuk mengetahui perbedaan peningkatan komunikasi
matematis yang signifikan antara siswa yang belajar dengan menggunakan model
kooperatif tipe Think Talk Write dengan siswa yang belajar dengan menggunakan
model pembelajaran langsung yang biasa dilakukan di sekolah.
Hal yang dilakukan untuk menguji data kuantitatif, di antaranya adalah sebagai
berikut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini akan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi 5%. Bila data berdistribusi
16
normal maka akan dilanjutkan dengan uji homogenitas varians untuk
mengetahui jenis statistik yang sesuai dengan uji perbedaan dua rata-rata. Bila
tidak berdistribusi normal maka tidak perlu dilakukan uji homogenitas
varians, tapi langsung dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan
menggunakan uji statistik non-parametrik.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui kedua kelompok sampel
mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan
dengan Levene’s test. Jika kedua sampel yang diambil mempunyai varians
yang homogen maka dapat dilakukan uji perbedaan rata-rata dengan
menggunakan uji t. Jika sampel yang diambil mempunyai varians yang tidak
homogen maka dapat dilakukan uji perbedaan rata-rata dengan menggunakan
uji t'.
c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Uji perbedaan dua rata-rata bertujuan untuk
mengetahui perbedaan ratarata yang signifikan antara pemahaman kelompok
eksperimen dan kontrol. Jika data berdistribusi normal dan memiliki varians
yang homogen maka pengujiannya menggunakan uji t (independent sample
test). Jika data berdistribusi normal dan tidak memiliki varians yang homogen
maka pengujiannya menggunakan uji t' (independent sample test). Sedangkan
data yang tidak berdistribusi normal digunakan uji non-parametrik
(MannWhitney).
d. Data Kualitatif
1. Angket Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pemilihan data yang
representatif dan dapat menjawab permasalahan penelitian. Data disajikan
dalam bentuk tabel dengan tujuan untuk mengetahui frekuensi setiap
alternatif jawaban serta untuk mempermudah dalam membaca data.
2. Observasi kelas Data yang terkumpul ditulis dan dikumpulkan dalam tabel
berdasarkan permasalahan yang kemudian dianalisis secara deskriptif.

D. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MA Khairul Ummah yang berlokasi di desa Batu
Gajah kabupaten Indragiri Hulu. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah
siswa kelas XI IPS program Geografi. Peneliti dalam penelitian berperan sebgai

17
observasi sebagai yang pengamati proses belajar mengajar dengan metode Thik Talk
Write, sedag peserta berstandar kopetesi yang akan diteliti adalah peserta standar
kopetensi MA Khairul Ummah jurusa IPS sebanyak 22 orang terdiri dari perempuan
semua. Peneliti ini dilaukan secara kolaborasi antara peneliti sebagai yang bertindak
sebagai guru dan guru mata pelajaran sebagai observer. Waktu penelitian
dilaksanakan pada semester 1 (satu) tahun ajara 2018/2019. Penelitian menggunakan
waktu selama 1 bulan yaitu pertengahan bulan september sampai dengan pertengahan
bulan oktober.

E. Teknik Analisis Data


Analisis penilaian pembelajaran dapat diperoleh dari hasil perhitungan nilai pretes
dan postes. Perolehan nilai ini dilakukan ke dalam beberapa tahap. Tahap awal pada
kegiatan pretes, dan tahap akhir pada kegiatan postes. Siswa diminta menyusun drama
satu babak dengan menggunakan model Think-Talk-Write (TTW) yang sehingga isi
dalam drama memuat unsur-unsur drama yang lengkap dan tepat. Siswa akan dinilai
dengan jenis penilaian tertulis dan bentuknya kinerja. Rancangan penilaian hasil
pembelajaran menyusun drama satu babak dengan menerapkan metode model Think-
Talk-Write (TTW) dapat diketahui dari data hasil pretest dan postest berdasarkan
langkah-langkah sebagai berikut.
a. Penilaian Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Penilaian perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran dari apa yang disampaikan oleh siswa, bagaimana
siswa tersebut bisa meyampaikanya.
Penilaian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan penulis, baik dalam kegiatan
perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, penilaian ini juga
digunakan untuk memperoleh hasil yang akurat dalam menganalisis kesulitan
menyusun drama satu babak.
b. Penilaian Hasil Prates dan Pascates
Penilaia hasil dari penyampaian materi yang siswa dapat pada prates yang
diberikan oleh guru kepada siswa setelah menenrangkan didepan lalu siswa
memikirkan mencatat dan menyampaikannya kepada siswa lainnya. Kegiatan
prates dan pascates peneliti lauka di kelas XI IPS MA Khairul Ummah,
menggunakan model Think-Talk-Write (TTW) tersebut diberi nomor urut dan
kode (X) untuk prates dan (Y) untuk pascates.

18
Rancangan Penilaian Hasil Pembelajaran Rancangan penilaian hasil pembelajaran
menyusun drama satu babak dengan menggunakan model Think-Talk-Write
(TTW) dapat diketahui dari data hasil prates dan pascates.

19
DAFTAR PUSTAKA
Imam Ahyat. 2018. “ Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam melalui Metode
Think Pai Share. Jurnal Pendidikan Riset & Konseptual”, E-ISSN: 2598-2877
http://journal.unublitar.ac.id/pendidikan/index.php/Riset_Konseptual :
Diakses pada tanggal 15 Juni 2020

Asih Winarti. 2018. “Model Pembelajaran Think Talk Write Meningkatkan Prestasi Belajar
Mata Pelajaran IPA SD,Jurnal Pendidikan : Riset & Konseptual”. Vol.2 No. 3 juli,
E-ISSN: 2598-2877
http://journal.unublitar.ac.id/pendidikan/index.php/Riset_Konseptual
Diakses pada tanggal 15 Juni 2020

Janardhana Aryananda, Lise Chamisijatin, dan Abdul Hafi, 2019. “Penerapan Model Think
Talk Write untuk meningkatkan keterampilan menulis kalimat efektif pada siswa
Kelas III SDN Sumbersari 1 Kota Malang. Jurnal Basecedu Research & Learning in
Elementary Education”. Vol 3 No 1. hal 118-124. ISSN 2580-3735.
ttps://jbasic.org/index.php/basicedu
Diakses pada tanggal 15 juni 2020

Sony Ari Wibowo , Mila Roysa. 2018. “Efektifitas penggunaan model Think Talk Write
Berbantuan Media Komik Strip Dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Dialog
Sederhana Siswa Kelas V SD 1 Tritis. Jurnal Kredo”. Vol. 1 No.2, ISSN 2599-316X.
Diakses pada tanggal 15 Juni 2020

Agus Ardiansyah. 2013. “Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Pokok Hidrokarbon
Melalui Model Pembelajaran Koopratif Tipe Think Talk Write Bermuatan Karakter
Siswa Kelas X-4 SMAN 6 Banjarmasin, Quantum, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains”.
Vol.4, No.1, April, hlm. 93-104, ISSN 1693-9034.
file:///C:/Users/user/Downloads/1385-2914-1-SM.pdf
Diakses pada tanggal 15 juni 2020

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara


Diakses pada tanggal 16 juni 2020

Hartanto. “Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write Dengan Bantuan Lembaran
Kerja Siswa Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa

20
Kelas VII A SMP Negri 2 Rantau Panjang. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika”,
ISSN 2355 – 7109.
http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/104
Diakses pada tanggal 16 juni 2020

Yamin, Martinis dan Ansari, Bansu I. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual
Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press.
Diakses pada tanggal 16 jui 2020

21

Anda mungkin juga menyukai