Anda di halaman 1dari 22

ARTIKEL ANTROPOLOGI

1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KAJIAN ANTROPOLOGI


2. ANTROPOLOGI: ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI, AKSIOLOGI
3. SEJARAH ANTROPOLOGI
4. ANTROPOLOGI BUDAYA
5. KESIMPULAN DAN ANALISIS KRITIS

Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah: Antropologi

Dosen Pengampuh:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama : Risa Hariani


NIM :L1C020088
Fakultas&Prodi : fisipol dan sosiologi
Semester : 1 (satu)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


UNIVERSITAS MATARAM
T.A. 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainya tugas
terstruktur mata kuliah Antropologi ini tepat pada waktunya.

Sholawat dan Salam semoga ALLAH limpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
atas segala nikmat terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas yang di berikan kepada kita semua

Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I.,
M.Sos sebagai dosen pengampuh mata Kuliah Antropolog ini

Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat di kemudian hari bagi penulis dan
pembaca

Penyusun, Mataram, 15 Oktober 2020

Nama : Risa Hariani


NIM : L1C020088

2
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER………………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..2
BAB I. Pengertian dan Ruang Lingkup Kajian Antropologi
A. Pengertian antropologi…………………………………………………………...4
B. Ruang lingkup antropologi……………………………………………………….5
BAB II Antropologi: Ontoligi,Epistimologi,Aksiologi
A. Pengertian filsafat………………………………………………………………..8
B. Ontologi…………………………………………………………………………...9
C. Episitimologi………………………………………………………………………10
D. Aksiologi………………………………………………………………………… 10
BAB III. Sejarah Antropologi
A. Sejarah antropologi…………………………………………………………….. 12
B. Perkembangan ilmu antropologi……………………………………………….14
BAB IV. Antrologi Budaya
a. Sejarah Antropologi budaya…………………………………………………… 17
BAB V. Kesimpulan dan analisis keritis ..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………. 22
.

3
BAB

(Pengertian dan ruang lingkup kajian antropologi)

1. Pengertian Atropologi
Antropologi secara umum ialah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi muncul berawal dari
ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri adat istiadat, fisik, budaya yang
sangat berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada
penduduk yang merupakan masyarakat tunggal yang dalam arti kesatuan masyarakat
yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tapi pada sosiologi
lebih menitik beratkan/fokus pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

Antropologi berasal dari bahasa yunani, yaitu anthropos yang berarti manusia atau
orang sedangkan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai
makhluk biologis sekaligus makhluk sosial, antropologi memiliki dua sisi holistik dimana
ia meneliti manusia pada tiap waktu dan dimensikemanusiaannya. Arus utama inilah
yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmukemanusiaan lainnya
yang menekankan pada perbandingan/perbedaan budaya antar manusia. Walaupun
begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode
antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk
yang merupakan masyarakat tunggal.

Menurut Kamus Oxford, antropologi adalah studi tentang masyarakat dan budaya
manusia dan perkembangannya. Dapat diartikan studi tentang karakteristik biologis
dan fisiologis manusia dan evolusinya. Dikutip dari Cambridge, antropologi adalah
studi tentang ras manusia, budaya dan masyarakatnya dan perkembangan fisiknya.
Dalam Encyclopaedia Britannica, antropologi adalah ilmu kemanusiaan, yang
mempelajari manusia dalam berbagai aspek mulai dari biologi dan sejarah evolusi
homo sapiens hingga ciri-ciri masyarakat dan budaya yang secara tegas membedakan
manusia dari spesies hewan lain.

Berikut ini pengertian Antropologi menurut para ahli

David E. Hunter dalam The Study of Anthropology (1976) menjelaskan, antropologi


adalah suatu ilmu pengetahuan yang lahir dari adanya keingintahuan yang tidak
terbatas tentang umat manusia.

4
William A. Haviland dalam Cultural Anthropology (1975), antropologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang umat manusia secara umum dengan mempelajari warna fisik,
bentuk fisik dan kebudayaan yang dihasilkan oleh masyarakat.Menurut Haviland,
antropologi merupakan ilmu yang mencoba merumuskan hukum yang bersifat general
(umum) tentang manusia dan perilakunya.

Conrad Philip Kottak dalam Anthropology, the Exploration of Human Diversity (1974),
menerangkan antropologi merupakan ilmu yang mempelajari keragaman umat
manusia secara holistik. Ini meliputi aspek sosial budaya, biologis, bahasa dan
lingkungannya dalam dimensi waktu masa lalu, saat ini dan masa depan. Menurut
Kottak, antropologi merupakan studi terhadap semua masyarakat, dari masyarakat
yang primitif atau kuno hingga masyarakat modern, dari masyarakat sederhana hingga
masyaraat yang kompleks.

Frank Robert Vivelo dalam Cultural Anthropology Handbook: a Basic Introduction


(1978) menjelaskan antropologi adalah ilmu mengenai manusia, menelaah manusia
secara budaya, biologi.Ini meliputi asal-usulnya, evolusi maupun keberadaannya pada
masa sekarang.

Simon Coleman dan Helen Watson dalam An Introduction to Anthropology (1992)


menerangkan antropologi sebagai kajian tentang manusia dan masyarakat, baik yang
masih hidup maupun yang sudah mati, yang sedang berkembang maupun yang sudah
punah.

Alfred Louis Kroeber dalam Anthropology (1923) mengatakan antropologi adalah ilmu
yang paling humanis dan humaniora yang paling ilmiah. Antropologi menggunakan
metode penyelidikan ilmiah dan prinsip-prinsip analisis ilmiah serta merangkul dimensi
artistik, ekspresif dan simbolik perilaku manusia.

Koentjaraningrat dalam Pengantar Ilmu Antropologi (2002), menerangkan antropologi


adalah studi mengenal umat manusia dengan mempelajari berbagai bentuk fisik,
warna dan budaya yang dihasilkan masyarakat. Masinambow dalam Koentjaraningrat
dan Antropologi di Indonesia (1997) menjelaskan antropologi adalah disiplin ilmu yang
mengkaji masyarakat atau kelompok manusia.

2. Ruang Lingkup Antropologi

Antropologi sebagai salah satu cabang ilmu sosial mempunyai bidang kajian sendiri
yang dapat dibedakan dengan ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu

5
politik, kriminologi dan lain-lainnya. Antropologi juga dapat dikelompokkan ke dalam
cabang ilmu humaniora

Menurut March Swartz dan David K. Jordan, ruang lingkup antropologi adalah;

1.Asal muasal hidup manusia dari periode ke periode.

2.Perkembangan struktur fisik dan pengaruhnya terhadap lingkungan.

3.Bertugas untuk memahami manusia secara utuh.

Demikian pula Zerihun Dodda, Ia juga membagi ruang lingkup antropologi demikian,
akan tetapi ia menambahkan material dan warisan budaya manusia di dalamnya.

Berikut dibawah ini terdapat beberapa ruang lingkup dari antropologi, antara lain:

 Masalah sejarah asal dan perkembangan manusia dilihat dari ciri-ciri tubuhnya
secara evolusi yang dipandang dari segi biologi;
 Masalah sejarah terjadinya berbagai ragam manusia dari segi ciri-ciri fisiknya.
 Masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya beragam kebudayaan di
dunia;
 Masalah sejarah asal, perkembangan, serta penyebaran berbagai macam
bahasa di seluruh dunia.
 Masalah mengenai asas-asas kebudayaan manusia dalam kehidupan
masyarakat-masyarakat suku bangsa di dunia.

Manfaat antropologi

Berikut dibawah ini terdapat beberapa manfaat dari antropologi, antara lain:

 Dapat mengetahui pola prilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat


secaraUniversal maupun pola prilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat (suku
bangsa).
 Dengan mempelajari Antropologi akan memperluas wawasan kita terhadap
tatapergaulan umat manusia diseluruh dunia yang mempunyai kekhususan-
kekhususanyang sesuai dengan karakteristik daerahnya sehingga
menimbulkan toleransi yangtinggi.

6
 Dapat mengetahui berbagai macam problema dalam masyarakat serta
memilikikepekaan terhadap kondisi-kondisi dalam masyarakat baik yang
menyenangkanserta mampu mengambil inisiatif terhadap pemecahan
permasalahan yang munculdalam lingkungan masyarakatnya.
 Dapat mengetahui kedudukan serta peran yang harus kita lakukan sesuai
denganharapan warga masyarakat dari kedudukan yang kita sandang.
 Manfaat antropologi terhadap Administrasi Negara, yaitu:

1. Ilmu antropologi untuk mempelajari badan-badan nasional.


2. Ilmu antropologi memberi pertimbangan dalam pembuatan kebijakanpublik.
3. Antropologi dapat mempelajari tentang tingkah laku partai politik.

 Antropologi budaya banyak memberikan bahan-bahan, pandangan, teori,


pendapatsehingga dapat secara metodis menghadapi segala gejala yang
timbul dalammasyarakat yang terus berkembang.
 Antropologi dapat mengarahkan pembanganan bangsa dan negara secara
baik.
 Antropologi budaya memberikan pengetahuan tentang perkembangannya
baik sebagai ilmu dan penerapannya dalam penelitian dari segi kehidupan
manusia.
 Membantu kita (manusia) untuk mengenal kebudayaan dan sejarah dari
bangsa lain.

7
BAB II

(ANTROPOLOGI ONTOLOGI,EPISTIMOLOGI DAN AKSIOLOGI DALAM


PENGTAHUAN FILSAFAT)

PENGERTIAN FILSAFAT

Filsafat adalah suatu pemikiran dan kajian kritis terhadap kepercayaan dan
sikap yang sudah dijunjung tinggi kebenarannya melalui pencarian dan analisis konsep
dasar mengenai bidang kegiatan pemikiran seperti: prinsip, keyakinan, konsep dan
sikap umum dari suatu individu atau kelompok untuk menciptakan kebijaksanaan dan
pertimbangan yang lebih baik. Seorang ahli filsafat, Karl Popper pernah berkata
bahwa: Kita semua mempunyai filosofi yang masih menjadi misteri dan tugas pokok
utama dari filsafat adalah untuk menyelidiki berbagai filosofi itu secara
kritis.Pernyataan Popper membawa pada opsi lain dari pengertian filsafat, yaitu
pengertiannya sebagai objek, bukan kata kerja.

Filsafat (dari bahasa Yunani φιλοσοφία, philosophia, secara harfiah bermakna "pecinta
kebijaksanaan" [1][2] ) adalah kajian masalah mendasar dan umum tentang persoalan
seperti eksistensi, pengetahuan, nilai, akal, pikiran, dan bahasa.[3] Istilah ini
kemungkinan pertama kali diungkapkan oleh Pythagoras (c. 570–495
SM). Metode yang digunakan dalam filsafat antara lain mengajukan
pertanyaan, diskusi kritikal, dialektik, dan presentasi sistematik

Secara historis, filsafat mencakup inti dari segala pengetahuan. [11] Dari zaman filsuf
Yunani Kuno seperti Aristoteles hingga abad ke-19, filsafat
alam melingkupi astronomi, kedokteran, dan fisika.[12] Sebagai contoh, Prinsip
Matematika Filosofi Alam karya Newton pada tahun 1687 di kemudian hari
diklasifikasikan sebagai buku fisika. Pada abad ke-19, perkembangan riset
universitas modern mengantarkan filsafat akademik dan disiplin
lain terprofesionalisasi dan terspesialisasi.[13][14] Pada era modern, beberapa investigasi
yang secara tradisional merupakan bagian dari filsafat telah menjadi disiplin akademik
yang terpisah, beberapa diantaranya psikologi, sosiologi, linguistik, dan ekonomi.

8
Sejak abad ke-20, filsuf profesional berkontribusi pada masyarakat terutama
sebagai profesor, peneliti, dan penulis. Namun, banyak dari mereka yang mempelajari
filsafat dalam program sarjana atau pascasarjana berkontribusi dalam bidang hukum,
jurnalisme, politik, agama, sains, bisnis dan berbagai kegiatan seni dan hiburan.

Perkembangan ilmu pengetahuan tidak pernah terlepas dari sejarah peradaban


manusia. Ia selalu terkait satu sama lainnya. Tidak terkecuali sejarah filsafat ilmu.
Filsafat itu sendiri telah muncul sejak ribuan tahun yang lalu di mana akal manusia
masih dihadapkan pada ruang dinamika pemikiran yang sederhana dan permasalahan
yang tidak begitu komplek seperti saat ini. Latar belakang perkembangan ilmu dimulai
sejak zaman purba.

Ilmuwan terangsang imajinasi untuk menemukan dan mengembangkan penemuan


asal. Hal ini didasari karena adanya perhatian, kesempatan dan kemauan serta
keterampilan. Menurut Beekman (1973) filosofia adalah melihat segala sesuatu
dengan perhatian dan minat, kemudian berarti pula berpikir tentang segala sesuatu
yang menyadarinya. Dimulai dengan pertanyaan yang teliti, artinya berdasarkan suatu
pemikiran tertentu. Banyak sekali pengertian dari filsafat, namun dapat diambil satu
benang merah bahwa filsafat yaitu adanya aktivitas manusia yang tidak dapat diamati.
Sehingga muncullah filsafat ilmu yang dilatarbelangi adanya penemuan ilmiah.
Berpikir berarti menyusun silogisme dengan tujuan mendapat kesimpulan yang tepat
dengan menghilangkan setiap kontradiksi. Secara epistemologis kegiatan berpikir
ilmiah melingkupi suatu rantai berpikir logis yang merupakan pengkajian baik deduktif
maupun induktif. Berpikir logis maksudnya dapat menggunakan kemampuan akal
budinya secara dialektif, intuitif, taksonomi atau simbolik. Ilmu tidaklah netral atau
bebas nilai atau objektif. Ilmu hakikatnya selalu terkait dengan berbagai kepentingan,
nilai dan lainnya, baik pada tataran ontologi, epistemologi maupun aksiologinya.

ONTOLOGIPENGETAHUAN FILSAFAT

Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani, yaitu : Ontos : being, dan Logos
Logic Jadi ontology adalah the theory of being qua being ( teori tentang keberadaan
sebagai keberadaan ). Atau bisa juga ilmu tentang yang ada. Secara istilah ontologi
adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan realiti baik
berbentuk jasmani atau kongkrit maupun rohani atau abstrak.Ontologi filsafat

9
membicarakan hakikat filsafat, yaitu apa pengetahuan filsafat itu sebenarnya, dan
membahas juga tentang struktur filsafat.

EPISTEMOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT

Epistemologi, (dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/


pembicaraan/ ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter
dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan
dan dibahas dalam bidang filsafat, misalnya tentang apa itu pengetahuan, bagaimana
karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan.

Epistemologi atau Teori Pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari ilmu
pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban
atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia.
Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan
berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode positivisme,
metode kontemplatis dan metode dialektis.

AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT


Aksiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang nilai dan kegunaan ilmu pengetahuan.

Untuk melihat kegunaan filsafat dapat dilihat pada yiga hal, yaitu:

1. Filsafat sebagai kumpulan teori


2. Filsafat sebagai metode pemecahan masalah
3. Filsafat sebagai pandangan hidup

Kegunaan pengetahuan filsafat:

a) Kegunaan filsafat bagi akidah

Filsafat dapat berguna untuk memperkuat keimanan. Sebagai seorang muslim


tentunya harus memiliki akidah yang kuat. Dengan akidah yang kuat maka keislaman

10
nya akan kuat juga. Untuk memperkuat akidah seorang muslim harus mengamalkan
ajaran islam secara ungguh-sungguh. Untuk itu secara moral, seorang muslim harus
mempercayai/perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

b) Kegunaan filsafat bagi hukum islami

Hukum islami adalah hukum yang di jadikan aturan beramal yang berada di dalam fiqih
sebagai kumpulan hukum yang dibuat berdasarkan kaidah hukum yang digunakan
untuk menetapkan hukum. Adapun kaidah-kaidah hukum dibuat berdasarkan teori-teori
filsafat. Jadi, filsafat ebagai metodologi yang berguna bagi pengembangan hukum
islami.

11
BAB III

SEJARAH ANTROPOLOGI

SEJARAH ANTROPOLOGI
Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan masa kini, ilmu yang
menggambarkan manusia dengan ilmu hayati ( alam ), ilmu sosial, dan humaniora.
Ilmu Antropologi berasal dari kata Yunani yaitu “ anthropos “ yang berarti manusia dan
“ logos “ yang berarti berakal. Secara bahasa Ilmu Antropologi adalah ilmu yang
mempelajari manusia.
Antropologi bertujuan untuk mengapresiasikan manusia sebagai homo sapiens
dan makhluk sosial. Antropologi menggunakan teori evolusi biologi dalam memberi arti
dan fakta sejarah manusia sejak awal kemunculannya. Didalam ilmu antropologi juga
menjelaskan tentang “ cross cultural “ yaitu ilmu yang menjelaskan perbedaan
kelompok-kelompok manusia, mulai dari bahasa, adat istiadat, budaya, pandangan
hidup, dan perilaku sosial.
Antropologi dengan orientasi yang holistik dibagi menjadi empat cabang ilmu,
yaitu antropologi biologi, antropologi sosial budaya, arkeologi dan linguistik. Setiap
cabang ilmu tersebut memiliki penekanan-penekanan ilmu yang berbeda beda dalam
konsentrasi akademik dan penelitian – penelitian ilmiah, meskipun keempat cabang
ilmu tersebut memiliki konsentrasi yang berbeda beda akan tetapi saling berkaitan satu
ilmu dengan lainnya.
Menurut sejarah Ilmu Antropologi berkembang melalui beberapa fase, yaitu
fase pertama ( sebelum 1800 ), fase kedua ( tahun 1800/ kira-kira abad ke-19 ), fase
ketiga ( awal abad ke-20 ), dan fase keempat ( setelah tahun 1930-an ).
1. Fase Pertama ( sebelum 1800 )
Lahirnya Ilmu Antropologi berawal dari ketertarikan orang-orang eropa akan
budaya etnis, ciri fisik, dan adat istiadat lain yang berbeda dari masyarakat yang
dikenal oleh eropa.
Pada akhir abad ke-15 hingga permulaan abad ke-16 bangsa Eropa mulai
menjelajahi beberapa benua didunia, diantaranya Asia, Afrika, Australia, dan Amerika.
Dalam perjalanannya bangsa Eropa mulai menemukan hal-hal baru, tentang suku-
suku yang berbeda yang belum pernah mereka temui sebelumnya. DIsepanjang

12
perjalanan mereka mencatat segala hal yang telah mereka temui. Mereka mencatat
segala hal yang berhubungan dengan suku tersebut, seperti adat istiadat, bahasa,
susunan masyarakat, dan ciri fisik suku tersebut. Melalui buku harian atau jurnal yang
telah mereka gunakan untuk mencatat apa yang telah mereka temui, bersamaan
dengan itu mulai terkumpul tulisan tulisan tangan para pelaut, penyiar agama, dan
musafir. Tulisan tersebu disebut “ etnografi “ dari kata ethos yang artinya bangsa, pada
saat itu tulisan tersebut sangat menarik bagi bangsa Eropa, akan tetapi terkadang
deskripsi yang dijelaskan masih kurang jelas atau kabur.

2. Fase Kedua ( tahun 1800/ kira-kira abad ke-19 )


Pada permulaan abad ke-19 perhatian pengetahuan tentang ciri fisik, adat
istiadat dan masyarakat bangsa-bangsa lain diluar Eropa, menimbulkan usaha-usaha
dari dunia ilmiah untuk mengintegrasikan seluruh pengetahuan etnografi menjadi satu.
Integrasi yang benar-benar baru timbul pada pertengahan abad ke-19, pada
fase ini bahan-bahan etnografi telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan
evolusi pemikiran masyarakat dan kebudayaan yang berevolusi dalam jangka waktu
lama. Mereka menganggap bahwa semua bentuk masyarakat dan bangsa-bangsa
diluar eropa adalah primitive.
Pada fase ini perkembangan Ilmu Antropologi berupa suatu Ilmu Akademis
yang bertujuan mengetahui dan memahami tingkat-tingkat masyarakat dalam sejarah
perkembangan dan penyebaran kebudayaan manusia.

3. Fase Ketiga ( awal abad ke-20 )


Pada permulaan abad ke-20, Negara-negara di Eropa mulai mencapai
kekuasaanya di daerah-daerah jajahan diluar Eropa, dengan mulai membangun koloni-
koloni. Pada fase ini Eropa mulai berhadapan lansung dengan bangsa-bangsa terjajah
diluar Eropa, akan tetapi mereka mulai mendapatkan pemberontakan-pemberontakan
dan cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lainnya.
Oleh karena itu mempelajari bangsa-bangsa lain menjadi sangatlah penting, dan pada
saat itu Eropa mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa
diluar Eropa, dari segi budaya, kebiasaan dan lainnya.
Dalam fase ini Ilmu Antropologi menjadi suatu ilmu yang praktis yang bertujuan
mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa diluar Eropa guna
kepentingan colonial dan mendapatkan suatu pengertian masyarakat masa kini yang
kompleks.

13
4. Fase Keempat ( setelah tahun 1930-an )
Pada fase ini Ilmu Antropologi berkembang sangat pesat, kebudayaan bangsa-
bangsa asli diluar Eropa mulai terhapus karena adanya kebudayaan Eropa yang
mempengaruhinya. Pada saat itu terjadi beberapa perubahan pada dunia diantaranya
adanya Perang Dunia II dan hilangnya bangsa-bangsa primitive.
Pada saat Perang Dunia II berlangsung menimbulakn kehancuran total pada
beberapa negara, kehancuran tersebut diantaranya timbul kemiskinan, kesenjangan
sosial dan kesengsaraan yang tak berujung. Dan bersama saat itu mulai timbulnya
nasionalisme negara-negara yang terjajah oleh Eropa untuk keluar dari penjajahan.
Pada fase ini bukan berarti fase pertama, kedua dan ketiga terbuang begitu
saja, akan tetapi digunakan sebagai landasan perkembangan baru yang dilakukan
para tokoh ahli dalam suatu symposium untuk meninjau dan merumuskan pokok tujuan
dan ruang lingkup dari Ilmu Antropologi yang baru itu.
Proses perubahan tersebut menyebabkan penelian para ahli antropologi bukan
hanya mempelajari negara-negara diluar Eropa akan tetapi juga mempelajari dan
memahami manusia didaerah pedesaan di Eropa seperti suku Soami, Falm, Lapp, dan
lainnya.
Di fase keempat ini tujuannya dapat dibagi menjadi dua yaitu tujuan akademis
dan tujuan praktis. Tujuan akademisnya yaitu mencapai pengertian manusia pada
umumnya dengan mempelajari keragaman bentuk fisiknya, masyarakat serta
kebudayaannya. Dan tujuan praktisnya adalah mempelajari manusia dalam keragaman
masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa itu.

Berkembangnya Ilmu Antropologi

Dalam arti tertentu, praktik antropologi dimulai begitu manusia mulai berfikir
tentang masyarakat dan keyakinan-keyakinan mereka, dan secara sadar memutuskan
untuk membandingan diri mereka sendiri dengan masyarakat-masyarakat lain yang
melakukan kontak dengan mereka.
Ahli sejarah Yunani, Herodotus (484-425 SM) menghabiskan bertahun-tahun untuk
melakukan perjalanan di Asia, Mesir dan Yunani, dan menuliskan gambaran terperinci
tentang pakaian, panen, etiket dan ritual dari orang-orang yang ia jumpai. Ibn Khaldun
(13326-1406) adalah seorang ahli politik dan sejarah yang tinggal beberapa tahun. Ia
menghasilkan karya ilmiah yang menakjubkan, karena mengelompokkan orang-orang

14
yang diamatinya menjadi dua kelompok masyarakat, yaitu suku Bedouin yang
dianggap liar, nomaden serta agresif, dan masyarakt kota yang menetap,
berpendidikan dan kadang-kadang korup, yang menggantungkan hidup mereka pada
pertanian lokal.
Antropologi mengemuka setelah melewati serangkaian perkembangan yang kompleks,
dan saat ini mencakup minat-minat dan bidang-bidang ilmu yang sangat beragam. Kita
akan meninjau beberapa diantaranya untuk memahami bagaimana antropologi sampai
saat pada perkembangannya saat ini.
Setidaknya sejak abad kelima belas, dengan dilengkapinya pe;ayaran-pelayaran besar
untuk menemukan dan menaklukan wilayah baru, muncul berbagai perdebatan tentang
sifat dan adat istiadat orang-orang biadab yang digambarkan oleh orang pelaut dan
pedagang. Di akhir abad keenam belas sastrawan Perancis, Michael De Montaigne
(1533-1529), memadukan pengetahuannya tentang karya-karya penulis klasik seperti
Xenophon, Lucretius dan virgil dengan penjelajahan-penjelajahan dunia baru.
Selama zaman pertengahan, makhluk didunia dikelompokkan kedalam beberapa ordo
yang statis, diciptakan oleh tuhan yang disebut rantai kehidupan (chain of being). Pada
abad ketujuh belas dan delapan belas ‘Rantai’ tersebut kerat teramati dalam kondisi-
kondisi yang lebih dinamis. Dengan demikian, kebudayaan dapat dianggap sebagai
kemajuan, dengan masyarakat eropa sebagai titik puncak perkembangan, baik secara
moral maupun cultural.
Antropologi menjadi sebuah subjek akademis yang berdiri sendiri pada abad
kesembilan belas, sebagian besar memusatkan perhatian pada penelitian sifat-sifat
fisik, bahasa dan budaya masyarakat yang belum beradab. Sir Edward Tylor menjadi
dosen antropologi di Oxford pada tahun 1884, maka mulai disinilah antropologi
dikembangkan diberbagai Negara. Hampir disepanjang abad kesembilan belas, status
pasti antropologi mencakup segala hal, mulai dari mengukur bentuk dan ukuran kepala
sampai mengumpulkan artefak untuk mengisi museum-museum dikota-kota yang
kaitannya dengan sains, terutama zoology dan biologi.
Goerge Stocking, seorang ahli antropologi sejarah dari Amerika membedakan perilaku
banyak warga Inggris Victoria dengan masyarakat non Eropa, secara jelas gambaran
yang dimunculkan adalah gambaran seorang yang bukan saja terasing secara
geografis, tapi juga kebalikan dari gambaran ideal dari seorang pria Victoria; berkulit
putih, menarik bersih (sifat ini bisa dikatakan mendekati sifat saleh). Gagasan itu jelas
menggambarkan evolusi budaya, sebuah gagasan yang berhasil menjadi sebuah teori
dominan di abad kesembilan belas.

15
Gagasan ini didukung oleh hasil penelitian beberapa disiplin ilmu, bukti-bukti geologi
menunjukan bahwa bumi lebih tua daripada yang diungkapkan oleh injil, sementara
penemuan-penemuanarkeologi seperti peralatan yang ditemukan di tanah berlumpur
Denmark dianggap mendukungteori yang menyatakan bahwa umat manusia telah
melewati berturut-turut, zaman-zaman batu, perunggu, dan besi.

16
BAB I V

ANTROPOLOGI BUDAYA

ANTOPOLOGI BUDAYA

Perkembangan antropologi budaya terjadi pada akhir abad ke-19,pada saat


muncul istilah peradapan,yaitu manusia yang beradab dan manusia perimitif. Pada
saat itu juga kolonialisme dan prosesnya semakin membuat pemikir asal eropa
berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan bahasa lain yang masih
primitif. Keadaan yang berbeda bagi kelpmpok manusia, yang sebagian memiliki
teknologi moderen dan maju seperti mesin dan telgraf, sedagkan sebagaian lain tidak
memiliki apapun, kecuali komunikasi tatap muka dan masih hidup dengan gaya
paleolitik,menarik perhatian para antropolog budaya.

Pengertian Antropologi secara umum ialah ilmu tentang manusia, masa lalu
dan masa kini, yang menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu
sosial dan ilmu hayati, dan juga humaniora. Antropologi berasal dari kata
Yunani antrophos yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti
"wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau secara etimologis
antropologi berarti ilmu yang mempelajari perjalanan manusia.

Dengan orientasi holistik, antropologi terbagi menjadi empat cabang yang saling terkait
ilmu pengetahuan, yaitu antropologi biologis, antropologi social dan budaya, arkeologi,
dan juga linguistik. Cabang keempat memiliki sendiri studi kekhususan konsentrasi
dalam penelitian akademik dan ilmiah, dengan topik yang metode penelitian unik dan
berbeda.
Pengertian antroplogi menurut para ahli :
David Hunter- Antropologi merupakan sebuah ilmu yang lahir dari rasa ingin tahu
yang tak terbatas dari umat manusia.
Koentjaraningrat- Antropologi merupakan studi tentang umat manusia pada
umumnya dengan mempelajari berbagai warna, bentuk fisik masyarakat dan budaya
yang dihasilkan.

17
William A. Haviland- Antropologi merupakan studi tentang umat manusia,
berusaha untuk membuat generalisasi yang berguna tentang orang-orang dan perilaku
mereka dan untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap dari keragaman manusia.
Rifhi Siddiq- Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami semua
aspek yang terdapat pada manusia yang terdiri atas berbagai macam konsepsi
kebudayaan, ilmu pengetahuan, norma, seni, linguistik dan lambang, tradisi, teknologi,
dan kelembagaan.
Antropologi dibangun berdasarkan ilmu pengetahuan alam, termasuk
penemuan asal dan evolusi Homo sapiens, karakteristik fisik manusia, perilaku
manusia, variasi antara kelompok-kelompok manusia yang berbeda, dan bagaimana
masa lalu telah mempengaruhi evolusi organisasi sosial dan budaya .
Secara garis besar ada beberapa cabang antropologi yang terdiri dari:
AntropologiBiologi/Fisik
Biologi Antropologi juga disebut antropologi fisik adalah cabang antropologi
yang mempelajari tentang primata manusia dan non-manusia (primata non-manusia)
dalam biologi arti, evolusi, dan demografi.
Antropologi Sosial Budaya
Antropologi sosial adalah studi yang mempelajari tentang hubungan antara
manusia dan kelompok. Sementara Antropologi Budaya adalah studi banding yang
mempelajari tentang bagaimana orang memahami dunia di sekitar mereka dengan
cara yang berbeda. Antropologi sosial berkaitan erat dengan sosiologi dan sejarah
untuk memahami struktur sosial dari kelompok sosial sebagai kelompok subkultur yang
berbeda, dan etnis minoritas.

Antropologi budaya, terbagi menjadi beberapa bagian ilmu pengetahuan khusus, yang
meliputi :

 Prehistori, yaitu bagian dari antropologi budaya yang mempelajari sejarah penyebaran
dan pekembangan budaya manusia dalam mengenal tulisan.
 Etnolinguistik antropologi, yaitu bagian dari antropologi budaya yang mempelajari
suku-suku bangsa yang ada di dunia.
 Etnologi, yaitu bagian dari antropologi budaya yang mempelajari asas kebudayaan
manusia pada kehidupan masyarakat suku bangsa yang ada di seluruh dunia.
 Etnopsikologi (antropologi psikologi), yaitu dari antropologi budaya yang
mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa dalam sebuah

18
proses perubahan dari adat istiadat dan nilai universal dengan berpegang teguh pada
konsep psikologi.

19
BAB V

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Kita dapat memahami bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia
dari segi keragaman fisik serta kebudayaan ( cara-cara berperilaku, tradisi-tradisi, dan
nilai-nilai) yang dihasilkan, sehingga setiap manusia yang satu dan yang lainnya
brbeda-beda. Antropologi mempelajari seluk beluk yang terjadi dalam kehidupan
manusia, pada masa dahulu hingga masa sekarang, sebagai fenomena yang terjadi di
tengah kehidupan kultur masyarakat. Manusia dalam kedudukanya sebagi
individu,masyarakat, suku bangsa, kebudayaan dan perilakunya merupakan objek
antropologi . jika, secara antropologis, manusia dapat ditinjau dari dua segi yaitu
manusia sebagai makhluk biologis dan manusia sebagai makhluk sosial-budaya
secara terpisah –pisah, tetapi melihatnya secara holistis,sebagai satu kesatuan
fenomena bio-sosial. Cara kerja penyelidikannya adalah dengan mempersatukan
pendekatan yang di gunakan oleh ilmu-ilmu biologi dan dan ilmu-limu sosial yang
terpusat pada sikap manusia sebagai bagian dari hewan,sekaligus manusia sebagai
anggota masyarakat. Antropologi melihat manusia secara ilmah, sehingga ditemukan
berbagai indikator yang menjelaskan awal manusia hidup dan cara-cara
mempertahankan kehidupanya di muka bumi.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/yusran_baskara/56f4f0be529773bc065b8c9e/pengertian-
antropologi-secara-umum-definisidefinisi-antropologi-menurut-para-ahli

https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/15/133613469/antropologi-definisi-obyek-fungsi-
tujuan-dan-manfaatnya?page=all

https://serupa.id/filsafat-umum/

https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2012/09/24/pengetahuan-filsafat/

http://dhilarriqo96.blogspot.com/2017/06/sejarah-antropologi.html

http://www.lilandcloe.com/perkembangan-antropologi/

http://legalstudies71.blogspot.com/2018/11/pengertian-dan-fungsi-antropologi-budaya.html

https://www.kompasiana.com/disnindhsr/56f62225107f61e2053370de/definisi-antropologi-
menurut-para-ahli

21
22

Anda mungkin juga menyukai