Anda di halaman 1dari 10

e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha

Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN


MENGGUNAKAN METODE PRAKTIK LANGSUNG UNTUK
SISWA BIPA BEGINNER CLASS DI YAYASAN CINTA
BAHASA INDONESIAN LANGUAGE SCHOOL

I Made Arta Yasa, I Made Sutama, I Dewa Gede Budi Utama


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: mdartayasa32@gmail.com, imadesutamaubd@gmail.com,


idgbudiutama@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran, (2)
pelaksanaan pembelajaran, dan (3) evaluasi pembelajaran menggunakan metode praktik
langsung BIPA di Cinta Bahasa Indonesian Language School. Penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini
adalah pengajar BIPA dan siswa BIPA pada jenjang kelas Beginner di Yayasan Cinta
Bahasa Indonesian Language School. Objek penelitian adalah perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran menggunakan metode praktik langsung untuk
siswa BIPA Beginner Class di Yayasan Cinta Bahasa Indonesian Language School.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode observasi,
dokumentasi, dan wawancara. Untuk menganalisis data hasil penelitian, dalam penelitian
ini menggunakan metode analisis data yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
simpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) perencanaan pembelajaran BIPA
menggunakan metode praktik langsung perlu dilengkapi, terdapat komponen-komponen
pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang belum diuraikan secara terperinci
seperti, alokasi waktu, materi ajar dan teknik penilaian yang tidak dilengkapi dengan
rambu-rambu penilaian. (2) pelaksanaan pembelajaran BIPA yang dilaksanakan pengajar
belum maksimal karena ada beberapa komponen pada perencanaan pembelajaran yang
belum terlaksana. (3) evaluasi pembelajaran BIPA yang dilaksanakan pengajar belum
sepenuhnya memenuhi sasaran dalam kegiatan evaluasi. Dalam evaluasi pembelajaran
terdapat tiga ranah evaluasi yaitu, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam
pelaksanaan evaluasi, guru hanya menggunakan teknik evaluasi nontes. Teknik evaluasi
nontes hanya berperan untuk menilai ranah afektif dan psikomotorik sehingga guru tidak
dapat menilai dari ranah kognitif.

Kata kunci: pelaksanaan pembelajaran, menggunakan metode praktik langsung, bahasa


Indonesia, BIPA.

ABSTRACT

This study aims to (1) describe learning planning, (2) implementation of learning, and (3)
learning evaluation using BIPA's hand;s on learning method at Cinta Bahasa Indonesian
Language School. This research uses descriptive qualitative research design. Subjects in
this study were BIPA teachers and BIPA students at Beginner class level at Yayasan
Cinta Bahasa Indonesia Language School. The object of research is planning,
implementation, and evaluation of learning using direct practice method for BIPA
Beginner Class students at Yayasan Cinta Bahasa Indonesia Language School. The
method used to collect data is the method of observation, documentation, and interview.
To analyze the data of research results, in this study using data analysis methods
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

namely, data reduction, data presentation, and conclusions. The results of this study
indicate that (1) BIPA learning planning using direct practice method needs to be
completed, there are components in the lesson plan of learning implementation that has
not been described in detail such as time allocation, teaching materials and assessment
techniques not equipped with instrument and techniques assessment. (2) the
implementation of BIPA lessons that are implemented by the teacher has not been
maximal because there are some components in the lesson planning that have not been
done yet. (3) BIPA learning evaluation conducted by the teacher has not fully met the
objectives in the evaluation activities. In the evaluation of learning there are three spheres
of evaluation that is, the realm of cognitive, affective, and psikomotorik. In the
implementation of the evaluation, teachers only use nontest techniques. Nontest
evaluation techniques only play a role to assess affective and psychomotor spheres so
that teachers can not judge from the cognitive domain.

Keywords: implementation of learning, using hand’s on learning method, Indonesian


language, BIPA.

PENDAHULUAN Assembly (AIPA) ke-32 mengusulkan


Laju perkembangan dunia global, pasar bahasa Indonesia sebagai salah satu
bebas, dan bergabungnya Indonesia bahasa kerja (working language) dalam
menjadi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sidang-sidang AIPA (Kompas, 2013).
membuka peluang orang asing untuk dapat Bahasa Indonesia hingga saat ini telah
bekerja di Indonesia. Peluang kerja ini diajarkan kepada orang asing di berbagai
memotivasi orang asing untuk mempelajari lembaga di luar negeri. Pengajaran BIPA
bahasa Indonesia. Walaupun bukan aspek telah dilakukan oleh sekitar 36 negara di
utama dalam pekerjaan, mampu dunia dengan lembaga tidak kurang dari
menggunakan bahasa Indonesia dapat 130 lembaga yang terdiri atas perguruan
memudahkan mereka untuk berkomunikasi tinggi, pusat-pusat kebudayaan asing,
dengan rekan kerja atau masyarakat KBRI, dan lembaga-lembaga kursus
Indonesia. Dardjowidjojo (dalam Siroj, (http://badanbahasa.kemdikbud.go.id).
2015) menyatakan terdapat dua tujuan Di dalam negeri saat ini tercatat tidak
pembelajaran BIPA, tujuan yang bersifat kurang 45 lembaga yang telah mengajarkan
akademis dan praktis. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing
BIPA yang bersifat akademis mengarahkan (BIPA), baik di perguruan tinggi maupun di
untuk peningkatan pengetahuan lembaga-lembaga kursus
kebahasaan dan kesusastraan Indonesia, (http://badanbahasa.kemdikbud.go.id). Dari
sedangkan tujuan pembelajaran BIPA yang fakta-fakta tersebut dapat disimpulkan
bersifat praktis mengarahkan untuk bahwa, bahasa Indonesia telah menjadi
keperluan pertukaran budaya, peluang bahasa yang menarik untuk dipelajari oleh
kerja, dan mampu berkomunikasi orang asing.
menggunakan bahasa Indonesia. Tujuan Permasalahan yang timbul dalam
tersebut melatarbelakangi peningkatan pembelajaran BIPA selama ini adalah a)
jumlah orang asing yang berniat untuk ketersedian bahan ajar yang selaras
bekerja dan belajar Bahasa Indonesia. dengan keinginan penutur asing dalam
Di Vietnam, tepatnya di daerah Ho Chi belajar bahasa Indonesia, b) langkanya
Minh City telah ditetapkan bahasa buku-buku tentang pengajaran BIPA yang
Indonesia sebagai bahasa asing kedua beredar di toko buku, c) pengajar juga
pada tahun 2009 (Kompas, 2013). Tercatat kesulitan memilih bahan ajar yang sesuai
dalam data kementerian luar negeri pada digunakan untuk mencapai kompetensi
2012 penutur bahasa Indonesia mencapai yang diinginkan (dalam Siroj, 2015).
sebanyak 4.463.950 orang yang tersebar di Berangkat dari kendala tersebut, penelitian
luar negeri. Bahkan, Ketua DPR RI dalam tentang pembelajaran BIPA adalah salah
sidang ASEAN Inter-Parliamentary satu solusi atas kendala tersebut.
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

Pembelajaran bahasa mencakup meningkatkan cara berpikir sendiri


empat aspek kebahasaan yang harus berdasarkan penemuan langsung dan
dikuasi oleh siswa. Keterampilan itu terdiri eksperimen, dan e) Dapat meningkatkan
dari (1) menyimak, (2) berbicara, (3) kreativitas dan daya tangkap/persepsi
membaca, dan (4) menulis. Keempat aspek (dalam Pertiwi, dkk, 2013).
kebahasaan tersebut sangat perlu dikuasi Pembelajaran dengan menggunakan
oleh siswa atau peserta didik, tetapi metode praktik langsung dapat dijadikan
kenyataan hanya sebagian yang dapat usaha untuk memberi kesempatan
menguasai keempat keterampilan ini pebelajar BIPA dapat berinterkasi penutur
Tarigan (1994). Dari keempat keterampilan asli. Proses belajar mengajar dapat
kebahasaan, berbicara merupakan berlangsung di luar kelas (beraneka
kompetensi yang ingin dicapai pada situasi), siswa BIPA dapat diajak
umumnya oleh pebelajar BIPA. Sesuai mempraktikkan dengan berkomunikasi
dengan tujuan praktis pembelajaran BIPA langsung dengan penutur asli bahasa
menurut Dardjowidjojo (dalam Siroj, 2015) Indonesia dengan berbagai tujuan
tujuan praktis pembelajaran BIPA adalah komunikasi. Metode praktik langsung
mampu berbicara atau berkomunikasi dengan mengajak pebelajar BIPA
menggunakan bahasa Indonesia. berkomunikasi langsung dengan penutur
Keterampilan berbicara adalah asli bahasa Indonesia sudah diterapkan di
kemampuan untuk mengucapkan bunyi- Cinta Bahasa Indonesian Language School.
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk Stimulus yang diharapkan adalah agar
mengekspresikan, menyatakan serta siswa BIPA mendapat pengalaman
menyampaikan pikiran, gagasan dan berkomunikasi secara langsung dengan
perasaan Tarigan (dalam Wendra, 2006). penutur asli bahasa Indonesia. Sesuai
Wendra (2006) menyatakan keterampilan dengan pandangang empirisme,
berbicara bersifat mekanistis, artinya bisa pengalaman nyata dapat merangsang
dikuasi melalui latihan berkelanjutan dan kemampuan siswa dalam belajar.
sistematis serta dengan mengalami Merdhana (2003) menyatakan dalam
berbagai kegiatan berbicara, dalam pandangan empirisme pengalaman yang
beraneka situasi dan tujuan berbicara. diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari
Berbicara merupakan salah keterampilan didapat dari dunia sekitarnya yang berupa
yang hendak dicapai oleh pebelajar BIPA. stimulan-stimulan yang berasal dari alam
Namun, jika pembelajaran dan pelatihan bebas maupun diciptakan oleh orang
keterampilan berbicara hanya dilakukan di dewasa dalam bentuk program pendidikan
dalam kelas, pebelajar BIPA akan kesulitan (Sagala, 2012). Pandangan tersebut
untuk berbahasa Indonesia jika dihadapkan selaras dengan metode praktik langsung
dalam situasi nyata. Perlu dirancang dengan menempatkan siswa dalam situasi
sebuah praktik pembelajaran berbicara nyata lingkungan komunikasi. Melalui
yang menempatkan pebelajar asing ke pengalaman langsung dalam
dalam lingkungan komunikasi bahasa berkomunikasi, siswa diharapkan
Indonesia secara nyata. memperoleh stimulan-stimulan untuk
Bagi siswa BIPA, praktik dalam berkembangan kemampuan berbahasa,
kegiatan berbahasa, dalam beraneka khususnya dalam hal ini bahasa Indonesia.
situasi, dan tujuan berbicara merupakan hal Dalam pembelajaran bahasa, metode
yang penting dilakukan dalam menguasai praktik langsung telah diterapkan dalam
bahasa Indonesia. Metode pembelajaran pengajaran bahasa Indonesia untuk
yang tepat digunakan adalah Metode penutur asing di yayasan Cinta Bahasa
Praktik Langsung. Haury dan Rillero Indonesian Language School. Cinta Bahasa
menyatakan kelebihan metode praktik Indonesian Language School adalah
adalah sebagai berikut: a) dapat sebuah lembaga pendidikan yang disebut
meningkatkan keterampilan dan keahlian “yayasan” di Indonesia, sama seperti Non-
dalam berkomunikasi, b) meningkatkan Governmental Organizations (NGO). Cinta
motivasi untuk belajar, c) mendapat Bahasa didirikan pada 14 Februari 2011
kesenangan dalam belajar, d) Dapat oleh Yoshida Chandra dan Stephen De
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

Meulenaere. Nama “Cinta Bahasa” berasal judul “Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi
dari frase “Cintailah Bahasa Indonesia” Penutur Asing (BIPA) di Sekolah Cinta
yang berarti “Cinta Bahasa Indonesia”. Bahasa, Ubud, Bali” oleh Ni Putu Apita
Yayasan ini menekankan kepada para Widya Sari tahun 2016. Apita
peserta didik untuk bangga dan mencintai menyimpulkan beberapa temuan dari hasil
bahasa Indonesia, sehingga mereka penelitiannya. (a) Perencanaan
termotivasi untuk belajar bahasa Indonesia. pembelajaran BIPA di Sekolah Cinta
Melalui motivasi ini, mengembangkan Bahasa, Ubud, Bali, komponen RPP guru di
pemahaman bahasa peserta didik untuk semua jenjang kelas atau tingkat sudah
mencapai tujuan akhir dari pembelajaran. sesuai dengan kurikulum dan silabus Cinta
Tujuan akhir dari pembelajaran adalah Bahasa, yaitu terdiri dari identitas sekolah,
peserta didik mampu menguasai bahasa indikator pembelajaran, alokasi waktu,
Indonesia sehingga mampu membagi tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
pengalaman, perasaan, dan pengetahuan metode, langkah-langkah, sumber belajar,
dengan orang lain, serta mencintai bahasa, media pembelajaran, dan penilaian.
sastra, dan budaya Indonesia. Namun, ada beberapa komponen yang
Dari observasi awal yang dilakukan harus diperbaiki dan dikembangkan lebih
peneliti, Cinta Bahasa adalah sekolah jauh lagi, terutama yang menyangkut
untuk siswa BIPA yang melaksanakan alokasi waktu, materi pembelajaran,
pembelajaran menggunakan Metode sumber belajar, dan media pembelajaran;
Praktik Langsung dalam format market day (b) Pelaksanaan pembelajaran BIPA yang
challange untuk Beginner Class. Format dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan
challenge yang diterapkan adalah siswa perencanaan pembelajaran yang dibuat.
BIPA diajak terjun langsung ke situasi Pembelajaran BIPA ini terdapat pada
komunikasi untuk melakukan tantangan kegiatan pendahuluan , inti, dan penutup.
kegiatan komunikasi dengan penutur asli Guru juga memperhatikan metode, materi
bahasa Indonesia. Market day Challange’s dan variasi dalam mengajar untuk
merupakan sebuah tantangan untuk siswa mencapai tujuan pembelajaran yang
asing melakukaan kegiatan tawar-menawar diinginkan. Pelaksanaan tahap penilaian
harga di pasar. Pelaksanaan metode pembelajaran yang dilaksanakan guru
praktik langsung dijadwalkan pada minggu sudah meliputi penilaian proses dan
ketiga setiap bulannya atau saat penilaian hasil; (c) Pelaksanaan evaluasi
kemampuan berbahasa siswa BIPA sudah oleh guru pada semua jenjang atau kelas
dianggap memadai untuk berkomunikasi sudah sistematis dan terstruktur sesuai
secara langsung. dengan tujuan yang ingin dicapai. Namun,
Walaupun situasi kegiatan ada beberapa kelas yang belum melakukan
pembelajaran hampir sepenuhnya evaluasi berdasarkan tujuan pembelajaran
dilaksanakan di luar kelas, metode yang hendak dicapai, seperti kelas anak-
pembelajaran yang matang tentu harus anak dan kelas private beginner. Penilaian
disiapkan dengan baik supaya tujuan yang diberikan oleh guru berupa tes lisan
pembelajaran yang diinginkan tercapai. dan tes tulis (d) Alasan guru memilih
Berdasarkan hasil wawancara dengan masing-masing metode sesuai dengan
penanggung jawab bidang akademik, kebutuhan dari kriteria masing-masing
diketahui sebagian besar pengajar BIPA di jenjang, kelompok atau group, usia, dan
Cinta Bahasa berasal dari guru lulusan tujuan masing-masing peserta didik.
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Penelitian sejenis yang kedua berjudul
(LPTK), program studi bahasa Indonesia “Pelaksanaan Pembelajaran Berbicara
dan bahasa Inggris, yang tentunya BIPA Siswa Kelas X di Gandhi Memorial
mengetahui bagaimana penyusunan International School Bali”. Penelitian yang
metodelogi pengajaran, pelaksanaan dilakukan oleh Yuniarti Rahmalia Hapsari
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran (2017). Yuniarti menyimpulkan beberapa
yang sesuai dengan pengajaran BIPA. hal terkait dengan temuannya antara lain
Penelitian mengenai pembelajaran sebagai berikut. (a) Perencanaan
BIPA sudah pernah dilaksanakan dengan pembelajaran di Gandhi Memorial
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

International School Bali guru yang Penelitian yang dilaksanakan oleh


mengajar di Kelas X tidak membuat Hapsari (2017) memiliki perbedaan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mendasar dengan penelitian yang peneliti
dikarenakan pihak sekolah tidak lakukan pada kajian kegiatan
mewajibkan guru pengajar untuk membuat pembelajarannya. Penelitian yang
RPP. Perencanaan pembelajaran dilakukan Hapsari memfokuskan
dilaksanakan secara langsung berpedoman perhatiannya pada pelaksanaan kegiatan
pada silabus sekolah; (b) Pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara di
pembelajaran yang dilaksanakan di Gandhi Gandhi Memorial International School pada
Memorial International School Bali dalam kelas X, sedangkan penelitian yang peneliti
pembelajaran di kelas berpedoman pada lakukan adalah mengkaji kegiatan
fase-fase yang tercantum pada silabus pembelajaran menggunakan metode praktik
sekolah, khususnya dalam hal berbicara; langsung yang dilaksanakan di luar kelas.
(c) Evaluasi pembelajaran yang Kegiatan pembelajaran ini merupakan
dilaksanakan sudah sistematis dan program pembelajaran yang dirancang oleh
terstruktur. Penilaian yang diberikan guru yayasan Cinta Bahasa Language School.
berupa nontes dan tes. Penilaian tes yang
digunakan yaitu, tes lisan dan tes tulis. Tes METODE PENELITIAN
tersebut dilakukan guru sesuai dengan Sebuah rancangan akan memberikan
kebutuhan atau tujuan siswa belajar bahasa gambaran awal yang jelas dan terarah
Indonesia yaitu agar siswa mampu kepada peneliti tentang proses kegiatan
menggunakan kosakata-kosakata bahasa penelitian. Pelaksanaan penelitian ini
Indonesia yang sudah dipelajari dalam dirancang dengan menggunakan penelitian
berkomunikasi baik secara lisan maupun deskriptif kualitatif.
tulis. Penilaian nontes yang digunakan Dalam pelaksanaan, penyajian dan
guru, yaitu penilaian sikap dan penilaian pengumpulan data menggunakan metode
keterampilan siswa. Penilaian nontes ini deskriptif cenderung dalam bentuk kualitatif.
hanya bersifat holistik saja. Pemakaian kualitatif bertujuan untuk
Dari kedua penelitian sejenis tersebut, memeroleh gambaran yang akurat, jelas,
penelitian yang dilaksanakan oleh Sari objektif, sistematis, dan tepat mengenai
(2016) dan Hapsari (2017) dapat digunakan fakta-fakta yang diperoleh. Metode ini
sebagai acuan atau pedoman untuk menekankan pada ketajaman analisis
melaksanakan penelitan yang peneliti secara objektif sehingga diperoleh
lakukan. Kedua penelitian sejenis tersebut ketepatan dalam interpretasi. Rancangan
sama-sama mengkaji mengenai kegiatan deskriptif kualitatif ini dipilih oleh peneliti
pembelajaran, mulai dari tahap untuk memberikan gambaran yang jelas
perencanaan, tahap pelaksanaan, dan mengenai penerapan metode praktik
tahap evaluasi. Perbedaan mendasar yang langsung dalam pembelajaran BIPA di
menjadi pembeda kedua penelitian sejenis Sekolah Cinta Bahasa, Ubud, Bali.
tersebut dengan penelitian yang peneliti Subjek penelitian dalam penelitian ini
lakukan adalah penelitian dari Sari (2016) adalah guru BIPA dan siswa Bipa pada
mengkaji mengenai kegiatan pembelajaran jenjang Beginner di Yayasan Cinta Bahasa
BIPA secara umum, mulai kegiatan Indonesian Language School. Objek
pembelajaran BIPA dari kelas pemula penelitian pada penelitian ini adalah
hingga kelas mahir dan mengkaji mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan
pemilihan metode pembelajaran yang menggunakan metode praktik langsung di
digunakan oleh staf pengajar di Cinta Cinta Bahasa Indonesian Language School.
Bahasa Indonesian Language School di Pembelajaran yang dikaji mulai dari tahap
dalam kelas, sedangkan penelitian yang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
peneliti lakukan adalah mengkaji kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran dengan menggunakan metode praktik langsung di Cinta Bahasa
metode praktik langsung yang dilaksanakan Indonesian Language School.
di luar kelas. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, dokumentasi
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

dan wawancara. Instrumen dalam Penilaian yang dicantumkan pada RPP


penelitian ini adalah pedoman wawancara perlu juga dikembangkan lagi karena
tak terstruktur, catatan lapangan, komponen penilaian di dalam dua RPP
pengamatan dan catatan dokumen. yang dirancang guru hanya menggunakan
Dalam penelitian ini, peneliti teknik penilaian nontes. Teknik penilaian
menggunakan metode deskriptif kualitatif nontes merupakan teknik penilaian yang
sebagai metode analisis data. Teknik dilakukan melalui observasi sikap
analisis data deskriptif kualitatif dapat dibagi pebelajaran dan hasil penilaian diperoleh
menjadi tiga langkah: reduksi data, melalui hasil penafsiran. Pada RPP tidak
penyajian data, dan penarikan simpulan. disertai rambu-rambu penilaian nontes.
Kemungkinan data mengenai prestasi
HASIL DAN PEMBAHASAN belajar pebelajar kurang valid. Penilaian
1. Perencanaan Pembelajaran yang dilakukan guru sebaiknya dipadukan
Menggunakan Metode Praktik Langsung dengan menggunakan teknik tes tulis dan
Beginner Class lisan yang disertai dengan rambu-rambunya
Dari catatan dokumen yang penulis untuk mendapatkan hasil belajar pebelajar
lakukan di Cinta Bahasa Indonesian yang tepat.
Language School diperoleh hasil bahwa Hal ini sejalan dengan pendapat
perencanaan pelaksanaan pembelajaran Indriani (2010) menyatakan komponen-
yang dibuat guru perlu dimaksimalkan lagi. komponen dalam RPP yang dirancang
Terdapat komponen-komponen pada harus dijabarkan secara detail dan jelas.
rencana pelaksanaan pembelajaran yang Pada rencana pelaksanaan pembelajaran,
belum sesuai, seperti a) alokasi waktu yang penentuan alokasi waktu perlu
perlu dirumuskan pada setiap kegiatan diperhitungkan untuk setiap langkah
pembelajaran, b) materi ajar yang dicantum kegiatan pembelajaran untuk mengurangi
perlu dipaparkan dengan lebih rinci dan risiko kekurangan atau kelebihan waktu
jelas, serta c) teknik penilaian yang perlu dalam pembelajaran. Materi ajar yang akan
disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan disampaikan ditulis dalam bentuk butir-butir
pembelajaran. sesuai dengan rumusan indikator
Dalam RPP yang dibuat pengajar, tidak pembelajaran. Penilaian dijabarkan atas
dirumuskan alokasi waktu untuk setiap teknik penilaian, bentuk instrumen, dan
langkah pembelajaran. Seharusnya, guru instrumen yang dipakai.
menentukan secara jelas waktu yang Temuan ini sejalan dengan penelitian
digunakan untuk kegiatan pendahuluan, sejenis yang dilakukan oleh Ni Putu Apita
inti, dan penutup. Merumuskan dan Widya Sari pada tahun 2016 yang berjudul
membagi alokasi waktu merupakan “Pembelajarn Bahasa Indonesia Bagi
perencanaan yang penting dalam kegiatan Penutur Asing (BIPA) di Sekolah Cinta
pembelaaran. Dengan merumuskan dan Bahasa, Ubud, Bali”. Dari penelitian yang
membagi waktu pembelajaran, guru dapat dilakukan, ditemukan hasil bahwa
menghindari kekurangan atau kelebihan perencanaan pelaksanaan pembelajaran
waktu ketika pembelajaran. yang dirancang oleh guru di Sekolah Cinta
Hal yang perlu dimaksimalkan Bahasa, Ubud, Bali perlu dimaksimalkan.
berikutnya adalah materi pembelajaran Terdapat beberapa komponen pada
yang termuat pada RPP. Materi rencana pelaksanaan pembelajaran yang
pembelajaran yang termuat pada RPP perlu perlu dimaksimalkan seperti alokasi waktu
diuraikan lebih rinci. Perincian dan yang perlu dirumuskan untuk setiap
penjabaran materi yang termuat dalam RPP kegiatan pembelajaran dan materi pokok
sangat penting untuk mencapai tujuan atau pembelajaran yang termuat dalam
pembelajaran. Materi yang tercantum masih rencana pelaksanaan pembelajaran yang
perlu diuraikan dan dikembangkan, perlu diuraikan lebih rinci.
sehingga uraian materi akan dapat
mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran secara optimal.
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

2. Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran sudah


Menggunakan Metode Praktik mencakup beberapa komponen
Langsung BIPA Beginner Class pembelajaran, yaitu materi pembelajaran,
Berdasarkan temuan di lapangan, metode pembelajaran, strategi
pelaksanaan kegiatan pembelajaran pembelajaran, dan media pembelajaran.
dengan menggunakan metode praktik Diperhatikan dari segi materi pembelajaran,
langsung belum maksimal. Dalam materi pembelajaran yang disampaikan
penyusunan perencanaan pembelajaran guru sudah disesuaikan dengan RPP dan
terdapat tiga komponen yang perlu silabus, sehingga tujuan pembelajaran
dilengkapi yaitu alokasi waktu, materi ajar, dapat tercapai. Materi yang disampaikan
dan teknik evaluasi. Tiga komponen guru berpedoman pada buku ajar yang
tersebut berdampak terhadap pelaksanaan telah disiapkan oleh Yayasan Cinta Bahasa
pembelajaran yang menyebabkan kendala Indonesian Language Schoodan bahan-
dalam pelaksanaan pembelajaran. Salah bahan pelajaran yang berumber dari
satu komponen yang perlu dilengkapi pada lingkungan sekitar.
rencana pembelajaran dan mempunyai Penyediaan dan penggunaan buku
pengaruh signifikan terhadap perencanaan ajar sebagai sumber materi pelajaran
adalah alokasi waktu. Pada perencanaan sangat baik karena dapat menghindarkan
guru tidak merumuskan alokasi waktu guru dari kekeliruan saat menyampaikan
secara terperenci, sehingga pada materi. Kehadiran buku ajar juga sangat
pelaksanaan pembelajaran pertemuan baik bagi siswa, karena buku ajar yang
pertama guru mengalami kendala kelebihan digunakan disertai sarana-sarana belajar
waktu saat pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dan serasi, seperti ulasan
berlangsung. materi, soal-soal, gambar-gambar. Materi
Di samping kendala pada rencana pelajaran yang bersumber dari lingkungan
pembelajaran yang berdampak terhadap sekitar akan memberi pengetahuan kepada
pelaksanaan pembelajaran. Aspek-aspek pebelajar secara nyata. Pentingnya buku
pelaksanaan yang lain sudah berjalan ajar dan materi pelajaran dari lingkungan
dengan baik. Peran guru dalam sekitar dalam pembelajaran sejalan dengan
pembelajaran juga sudah pendapat Iskandarwassid dan Sunendar
baik.Iskandarwassid dan Sunendar (2013) (2013) yang menyatakan materi pelajaran
menyatakan keterampilan dan sikap yang terdapat dalam buku teks dan
mengajar guru sangat penting dalam lingkungan sekitar memberi pemahaman
kegiatan pembelajaran. Guru berperan yang diterima pebelajar lebih relevan dan
sebagai fasilitator pebelajar dalam aktual
menyampaikan informasi. Guru juga Dari sisi metode, penggunaan dan
mampu memberi motivasi kepada pebelajar pemilihan metode oleh guru sudah tepat.
ketika pembelajaran berlangsung. Guru Penggunaan metode langsung dan metode
telah tepat memilih metode dan strategi terjemahan merupakan metode belajar
yang inovatif dan kreatif sehingga bahasa yang baik digunakan untuk kelas
pembelajaran dapat berlangsung dengan pemula. Penggunaan berbagai variasi ini
baik. tentunya dimaksudkan untuk membantu
Pola interaksi belajar-mengajar sudah pebelajar memahami materi yang
berlangsung multi arah. Jadi, kegiatan disampaikan. Penggunaan metode
pembelajaran tidak hanya didominasi oleh pembelajaran yang bervariasi sangat
guru, tetapi pebelajar juga berperan aktif membantu, mengingat pebelajar masih
dalam kegiatan belajar-mengajar. Dalam pada tahap pemula. Selain metode belajar
menyampaikan materi pebelajaran guru bahasa, guru juga menerapakan metode
tidak menggunakan bahasa Indonesia penugasan dan tanya-jawab untuk
sepenuhnya. Guru juga menggunakan membantu pebelajar memahami materi
bahasa Inggris (B1), apabila terdapat yang disampaikan. Penerapan beragam
penjelasan mengenai kosa kata yang sulit metode pembelajaran sangat membantu
diterima pebelajaran BIPA. pebelajar untuk kelas pemula.
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

Disamping menggunakan metode langsung dilaksanakan di luar kelas telah


pembelajaran, guru juga menggunakan berjalan dengan baik. Pebelajar menikmati
strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran yang diterapkan guru telah metode praktik langsung. Pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan materi, yaitu dengan menggunakan metode praktik
tubian (drilling) dan bermain peran (role langsung memberikan pengalaman
play). Strategi drilling baik digunakan untuk sekaligus tantangan bagi pebelajar dalam
menunjang daya ingat siswa terhadap berkomunikasi saat melakukan kegiatan di
materi yang disampaikan dan melatih luar kelas, yaitu berbelanja. Situasi
kemampuan pebelajar untuk berbicara. Hal pembelajaran seperti ini mendukung
tersebut sejalan dengan pendapat pebelajar memeroleh bahasa, karena
Thornbury (dalam Hapsari, 2017) yang pebelajar mendapatkan pengalaman dan
menyatakan bahwa aktivitas yang baik kesempatan untuk berkomunikasi di
untuk belajar berbicara adalah lingkungan nyata.
menggunakan strategi tubian. Strategi Role Untuk pembelajaran pertemuan
play atau bermain peran sudah tepat kedua, sejalan dengan pendekatan
diterapkan guna memberi gambaran fungsional yang dinyatakan oleh Semi
pebelajar mengenai kegiatan atau transaksi (dalam Iskandarwassid dan Sunendar,
di pasar. 2013) bahwa mempelajari bahasa
Dalam pembelajaran guru telah sebaiknya melakukan kontak langsung
menggunakan media pembelajaran yang dengan masyarakat atau orang yang
efektif untuk mendukung pembelajaran. menggunakan bahasa tersebut. Dengan
Media pembelajaran yang digunakan demikian, peserta didik langsung
adalah sebuah buku katalog yang memuat menghadapi bahasa yang hidup dan
nama suatu barang, harga, dan gambar mencoba memakai sesuai dengan
dari barang tersebut. Melalui media keperluan komunikasi dan merasakan
pembelajaran berupa katalog inilah fungsi komunikasi tersebut dalam
pebelajar diberi kesempatan untuk komunikasi langsung.
melakukan praktik dengan berperan Temuan ini sejalan dengan penelitian
sebagai penjual akan menawarkan barang yang dilakukan oleh Sari (2016) yang
dagangannya, dan pebelajar yang berperan berjudul “Pembelajaran Bahasa Indonesia
sebagai pembeli akan berusaha menawar Bagi Penutur Asing (BIPA) di Sekolah Cinta
harga barang hingga tercapai kesepakatan. Bahasa, Ubud, Bali”. Hasil penelitian ini
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menyatakan pelaksanaan pembelajaran
pertama dari pendahuluan, inti, dan sudah berlangsung sesuai rencana
penutup sudah berjalan dengan baik. pembelajaran yang disusun guru. Selain itu,
Dalam pelaksanaan pembelajaran Guru mampu memberi motivasi sehingga
pebelajar disarankan untuk berkomunikasi pebelajar tertarik dan bersemangat untuk
dengan menggunakan bahasa Indonesia mengikuti pembelajaran, guru
untuk melatih kemampuan berbicara. menggunakan metode dan strategi yang
Pebelajar merasa nyaman saat belajar bervariasi, dan guru telah melakukan
karena pembelajaran di Cinta Bahasa kegiatan evaluasi.
Indonesian Language School dirancang 3. Evaluasi Pembelajaran Menggunakan
seperti pebelajar berada di rumah sendiri. Metode Praktik Langsung BIPA Beginner
Pebelajar diberi kebebasan untuk Class
melakukan aktivitas seperti membuat Dari hasil pencatatan dokumen,
minuman dan menikmati menuman selama observasi dan wawancara dengan guru.
pembelajaran berlangsung, pebelajar diberi Evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru
keleluasaan menentukan waktu istirahat. pada kedua pertemuan tersebut belum
Keadaan seperti membuat interaksi antara sepenuhnya memenuhi sasaran dalam
pebelajar dengan guru dan pebelajar kegiatan evaluasi. Sasaran evaluasi dalam
dengan pebelajar terjalin harmonis. pembelajaran yaitu, aspek berpikir
Pertemuan kedua pembelajaran (kognitif), aspek keterampilan
dengan menggunakan metode praktik (psikomotorik), dan aspek sikap (afektif).
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

Hal tersebut dikarenakan, guru hanya Ada tiga simpulan yang dapat peneliti
menggunakan teknik evaluasi nontes untuk ambil berdasarkan hasil dan pembahasan
dua pertemuan yang mempunyai konsep penelitian. Simpulan tersebut adalah
pembelajaran yang berbeda. Penilaian sebagai berikut. Pertama, perencanaan
dengan menggunakan teknik penilaian pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
nontes berperan dalam penilaian aspek dibuat guru perlu dilengkapi lagi, karena
keterampilan dan sikap, sehingga sasaran terdapat komponen-kompone pada RPP
penilaian ketiga yaitu aspek berpikir tidak yang belum sesuai, seperti Alokasi waktu
dapat terpenuhi. Walaupun dari hasil yang perlu dirumuskan pada setiap
wawancara, guru telah menentukan kriteria kegiatan pembelajaran, materi ajar yang
yang dievaluasi atau diamati pada setiap dicantum perlu dipaparkan dengan lebih
pertemuan. Tetapi, sudah seharusnya guru rinci dan jelas, serta teknik penilaian yang
memadukan teknik evaluasi tes yang dapat perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan
menilai aspek berpikir dan nontes yang tujuan pembelajaran.
dapat menilai aspek sikap dan keterampilan Kedua, Pelaksanaan pembelajaran
untuk memperoleh hasil belajar pebelajar dengan menggunakan metode praktik
secara tepat. langsung untuk beginner class belum
. maksimal. Hal tersebut disebabkan terdapat
Teknik evaluasi nontes menurut komponen perencanaan pembelajaranyang
Sudijono (2015) memegang peranan dalam perlu dilengkapi. Komponen pada rencana
rangka mengevaluasi hasil belajar peserta pelaksanaan pembelajaran yang kurang
didik dari ranah sikap hidup (afektif) dan lengkap adalah perumusan alokasi waktu.
keterampilan (psikomotorik). Jika hanya Alokasi waktu yang kurang lengkap akan
menggunakan teknik evaluasi nontes, guru memberi dampak kurang baik terhadap
akan mengalami kendala untuk mengetahui
pelaksanaan pembelajaran. Pengaruh
hasil belajar pelajar dari ranah proses
berpikir (kognitif). Berdasarkan hal tersebut, tersebut terjadi pada pertemuan pertama.
pelaksanaan evaluasi yang dilakukan guru Pada pertemuan pertama guru mengalami
belum memenuhi sasaran dan tujuan kendala karena kelebihan waktu akibat pada
evaluasi karena guru hanya menggunakan perencanaan guru tidak mermuskan alokasi
teknik penilaian nontes yang berperan waktu.Di samping kendala pelaksanaan
hanya untuk penilaian keterampilan pembelajaran karena pengaruh rencana
(psikomotorik) dan sikap (afektif). Guru pelaksanaan pembelajaran yang kurang
tidak melakukan evaluasi untuk penilaian lengkap. Secara keseluruhan pelaksanaan
kemampuan berpikir siswa (kognitif),. pembelajaran telah berjalan baik
Temuan ini sejalan dengan penelitian Pelaksanaan kedua pertemuan sudah
yang dilakukan oleh Yuniarti Rahmalia berlangsung dengan baik.
Hapsari pada tahun 2017 yang berjudul Ketiga, Evaluasi pembelajaran yang
“Pelaksanaan Pembelajaran Berbicara dilakukan guru pada kedua pertemuan
BIPA Siswa Kelas X di Gandhi Memorial belum sepenuhnya memenuhi sasaran
International School Bali”. Hasil penelitian dalam kegiatan evaluasi. Hal tersebut
ini adalah untuk evaluasi guru dikarenakan, guru hanya menggunakan
menggunakan teknik penilaian nontes. teknik evaluasi nontes untuk dua
Teknik penilaian nontes yang dirancang pertemuan yang mempunyai konsep
oleh guru tidak menyertakan rambu-rambu pembelajaran yang berbeda. Teknik
penilaian. Sehingga penilaian yang evaluasi nontes tepat digunakan dalam
dilakukan guru hanya bersifat holistik rangka mengevaluasi hasil belajar peserta
(terkaan secara keseluruhan). Guru didik dari ranah sikap hidup (afektif) dan
melakukan penilaian dengan keterampilan (psikomotorik). Jika hanya
memperhatikan sikap dan keterampilan menggunakan teknik evaluasi nontes, guru
siswa ketika pembelajaran. akan mengalami kendala untuk mengetahui
hasil belajar pelajar dari ranah proses
PENUTUP berpikir (kognitif). Berdasarkan hal tersebut,
Simpulan
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

pelaksanaan evaluasi yang dilakukan guru


belum memenuhi sasaran dan tujuan DAFTAR PUSTAKA
evaluasi Arikunto. 2005. Manajemen Pendidikan.
Berdasarkan paparan mengenai hasil Jakarta: Rieneka Cipta.
penelitian dan simpulan, adapun saran- Hapsari, Yuniarti Rahmalia. 2017.
saran yang dapat disampaikan dalam “Pelaksanaan Pembelajaran Berbicara
penelitian ini adalah sebagai berikut. BIPA Siswa Kelas X di Gandhi Memorial
Pertama, berdasarkan perencanaan International School Bali”. Singaraja:
pembelajaran yang terdapat dalam Undiksha.
simpulan tersebut, guru disarankan Indriani, Made Sri. 2010. Buku Ajar
memperhatikan penyusunan komponen Perencanaan Pembelajaran. Singaraja:
RPP lebih terperinci, sehingga pelaksanaan Undiksha
pembelajaran menjadi semakin sistematis. Iskandarwasid dan Sunendar. 2013. Strategi
Kedua, berdasarkan pelaksanaan Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT
pembelajaran BIPA yang terdapat dalam Remaja Rosdakarya.
simpulan tersebut, guru disarankan lebih Kompas. 2013. BIPA, Tingkatkan Fungsi
meningkatakan keterampilannya dalam Bahasa Indonsia Menjadi Bahasa
mengajarkan bahasa Indonesia bagi Internasional. [online]. Tersedia
penutur asing. Ketiga, berdasarkan evaluasi Pertiwi, dkk. 2013. “Penerapan Hands On
pembelajaran BIPA yang terdapat dalam Activity pada pembelajaran BIPA
simpulan tersebut, guru disarankan lebih Bertema Operasi LASIK untuk
kreatif dalam melaksanakan evaluasi Meningkatkan Literasi Siswa SMP”.
pembelajaran. Dalam melakukan evaluasi, Bandung: ITB
sebaiknya guru memadukan teknik nontes Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan
dan tes. Keempat, Kepada pihak lembaga Makna Pembelajaran. Bandung:
Yayasan Cinta Bahasa Indonesian Alfabeta.
Language School, diharapkan tetap Sari, Ni Pt Apita Widya. 2016. “Pembelajarn
mengembangkan program atau kegiatan Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing
pembelajaran dengan menggunakan (BIPA) di Sekolah Cinta Bahasa, Ubud,
metode praktik langsung yang dikemas Bali”. Singaraja: Undiksha.
dengan berbagai kegiatan pembelajaran Siroj, Muhammad Badrus. 2015.
yang kreatif dan menyenangkan untuk “Pengembangan Model Integratif Bahan
pebelajar BIPA. Kelima, Untuk peneliti lain Ajar Bahasa Indonesia Ranah Sosial
disarankan untuk melakukan penelitian Budaya Berbasis ICT Bagi Penutur Asing
sejenis terkait dengan pembelajaran BIPA. Tingkat Menengah”.e-journal. Semarang:
Penelitian ini menggunakan metode Universitas Negeri Semarang.
deskriptif kualitatif. Oleh sebab itu, Sukardi. 2007. Metode Penelitian
disarankan bagi peneliti lain untuk Kompetensi dan Praktik. Jakarta: PT
melakukan penelitian dengan Bumi Aksara.
menggunakan metode PTK (Penelitian Wendra, I Wayan. 2012. Buku Ajar
Tindakan Kelas) dan menggunakan metode Keterampilan Berbicara. Singaraja:
praktik langsung dengan kegiatan yang Undiksha.
lebih inovatif dan kreatif.

Anda mungkin juga menyukai