ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran, (2)
pelaksanaan pembelajaran, dan (3) evaluasi pembelajaran menggunakan metode praktik
langsung BIPA di Cinta Bahasa Indonesian Language School. Penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini
adalah pengajar BIPA dan siswa BIPA pada jenjang kelas Beginner di Yayasan Cinta
Bahasa Indonesian Language School. Objek penelitian adalah perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran menggunakan metode praktik langsung untuk
siswa BIPA Beginner Class di Yayasan Cinta Bahasa Indonesian Language School.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode observasi,
dokumentasi, dan wawancara. Untuk menganalisis data hasil penelitian, dalam penelitian
ini menggunakan metode analisis data yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
simpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) perencanaan pembelajaran BIPA
menggunakan metode praktik langsung perlu dilengkapi, terdapat komponen-komponen
pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang belum diuraikan secara terperinci
seperti, alokasi waktu, materi ajar dan teknik penilaian yang tidak dilengkapi dengan
rambu-rambu penilaian. (2) pelaksanaan pembelajaran BIPA yang dilaksanakan pengajar
belum maksimal karena ada beberapa komponen pada perencanaan pembelajaran yang
belum terlaksana. (3) evaluasi pembelajaran BIPA yang dilaksanakan pengajar belum
sepenuhnya memenuhi sasaran dalam kegiatan evaluasi. Dalam evaluasi pembelajaran
terdapat tiga ranah evaluasi yaitu, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam
pelaksanaan evaluasi, guru hanya menggunakan teknik evaluasi nontes. Teknik evaluasi
nontes hanya berperan untuk menilai ranah afektif dan psikomotorik sehingga guru tidak
dapat menilai dari ranah kognitif.
ABSTRACT
This study aims to (1) describe learning planning, (2) implementation of learning, and (3)
learning evaluation using BIPA's hand;s on learning method at Cinta Bahasa Indonesian
Language School. This research uses descriptive qualitative research design. Subjects in
this study were BIPA teachers and BIPA students at Beginner class level at Yayasan
Cinta Bahasa Indonesia Language School. The object of research is planning,
implementation, and evaluation of learning using direct practice method for BIPA
Beginner Class students at Yayasan Cinta Bahasa Indonesia Language School. The
method used to collect data is the method of observation, documentation, and interview.
To analyze the data of research results, in this study using data analysis methods
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
namely, data reduction, data presentation, and conclusions. The results of this study
indicate that (1) BIPA learning planning using direct practice method needs to be
completed, there are components in the lesson plan of learning implementation that has
not been described in detail such as time allocation, teaching materials and assessment
techniques not equipped with instrument and techniques assessment. (2) the
implementation of BIPA lessons that are implemented by the teacher has not been
maximal because there are some components in the lesson planning that have not been
done yet. (3) BIPA learning evaluation conducted by the teacher has not fully met the
objectives in the evaluation activities. In the evaluation of learning there are three spheres
of evaluation that is, the realm of cognitive, affective, and psikomotorik. In the
implementation of the evaluation, teachers only use nontest techniques. Nontest
evaluation techniques only play a role to assess affective and psychomotor spheres so
that teachers can not judge from the cognitive domain.
Meulenaere. Nama “Cinta Bahasa” berasal judul “Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi
dari frase “Cintailah Bahasa Indonesia” Penutur Asing (BIPA) di Sekolah Cinta
yang berarti “Cinta Bahasa Indonesia”. Bahasa, Ubud, Bali” oleh Ni Putu Apita
Yayasan ini menekankan kepada para Widya Sari tahun 2016. Apita
peserta didik untuk bangga dan mencintai menyimpulkan beberapa temuan dari hasil
bahasa Indonesia, sehingga mereka penelitiannya. (a) Perencanaan
termotivasi untuk belajar bahasa Indonesia. pembelajaran BIPA di Sekolah Cinta
Melalui motivasi ini, mengembangkan Bahasa, Ubud, Bali, komponen RPP guru di
pemahaman bahasa peserta didik untuk semua jenjang kelas atau tingkat sudah
mencapai tujuan akhir dari pembelajaran. sesuai dengan kurikulum dan silabus Cinta
Tujuan akhir dari pembelajaran adalah Bahasa, yaitu terdiri dari identitas sekolah,
peserta didik mampu menguasai bahasa indikator pembelajaran, alokasi waktu,
Indonesia sehingga mampu membagi tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
pengalaman, perasaan, dan pengetahuan metode, langkah-langkah, sumber belajar,
dengan orang lain, serta mencintai bahasa, media pembelajaran, dan penilaian.
sastra, dan budaya Indonesia. Namun, ada beberapa komponen yang
Dari observasi awal yang dilakukan harus diperbaiki dan dikembangkan lebih
peneliti, Cinta Bahasa adalah sekolah jauh lagi, terutama yang menyangkut
untuk siswa BIPA yang melaksanakan alokasi waktu, materi pembelajaran,
pembelajaran menggunakan Metode sumber belajar, dan media pembelajaran;
Praktik Langsung dalam format market day (b) Pelaksanaan pembelajaran BIPA yang
challange untuk Beginner Class. Format dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan
challenge yang diterapkan adalah siswa perencanaan pembelajaran yang dibuat.
BIPA diajak terjun langsung ke situasi Pembelajaran BIPA ini terdapat pada
komunikasi untuk melakukan tantangan kegiatan pendahuluan , inti, dan penutup.
kegiatan komunikasi dengan penutur asli Guru juga memperhatikan metode, materi
bahasa Indonesia. Market day Challange’s dan variasi dalam mengajar untuk
merupakan sebuah tantangan untuk siswa mencapai tujuan pembelajaran yang
asing melakukaan kegiatan tawar-menawar diinginkan. Pelaksanaan tahap penilaian
harga di pasar. Pelaksanaan metode pembelajaran yang dilaksanakan guru
praktik langsung dijadwalkan pada minggu sudah meliputi penilaian proses dan
ketiga setiap bulannya atau saat penilaian hasil; (c) Pelaksanaan evaluasi
kemampuan berbahasa siswa BIPA sudah oleh guru pada semua jenjang atau kelas
dianggap memadai untuk berkomunikasi sudah sistematis dan terstruktur sesuai
secara langsung. dengan tujuan yang ingin dicapai. Namun,
Walaupun situasi kegiatan ada beberapa kelas yang belum melakukan
pembelajaran hampir sepenuhnya evaluasi berdasarkan tujuan pembelajaran
dilaksanakan di luar kelas, metode yang hendak dicapai, seperti kelas anak-
pembelajaran yang matang tentu harus anak dan kelas private beginner. Penilaian
disiapkan dengan baik supaya tujuan yang diberikan oleh guru berupa tes lisan
pembelajaran yang diinginkan tercapai. dan tes tulis (d) Alasan guru memilih
Berdasarkan hasil wawancara dengan masing-masing metode sesuai dengan
penanggung jawab bidang akademik, kebutuhan dari kriteria masing-masing
diketahui sebagian besar pengajar BIPA di jenjang, kelompok atau group, usia, dan
Cinta Bahasa berasal dari guru lulusan tujuan masing-masing peserta didik.
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Penelitian sejenis yang kedua berjudul
(LPTK), program studi bahasa Indonesia “Pelaksanaan Pembelajaran Berbicara
dan bahasa Inggris, yang tentunya BIPA Siswa Kelas X di Gandhi Memorial
mengetahui bagaimana penyusunan International School Bali”. Penelitian yang
metodelogi pengajaran, pelaksanaan dilakukan oleh Yuniarti Rahmalia Hapsari
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran (2017). Yuniarti menyimpulkan beberapa
yang sesuai dengan pengajaran BIPA. hal terkait dengan temuannya antara lain
Penelitian mengenai pembelajaran sebagai berikut. (a) Perencanaan
BIPA sudah pernah dilaksanakan dengan pembelajaran di Gandhi Memorial
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
Hal tersebut dikarenakan, guru hanya Ada tiga simpulan yang dapat peneliti
menggunakan teknik evaluasi nontes untuk ambil berdasarkan hasil dan pembahasan
dua pertemuan yang mempunyai konsep penelitian. Simpulan tersebut adalah
pembelajaran yang berbeda. Penilaian sebagai berikut. Pertama, perencanaan
dengan menggunakan teknik penilaian pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
nontes berperan dalam penilaian aspek dibuat guru perlu dilengkapi lagi, karena
keterampilan dan sikap, sehingga sasaran terdapat komponen-kompone pada RPP
penilaian ketiga yaitu aspek berpikir tidak yang belum sesuai, seperti Alokasi waktu
dapat terpenuhi. Walaupun dari hasil yang perlu dirumuskan pada setiap
wawancara, guru telah menentukan kriteria kegiatan pembelajaran, materi ajar yang
yang dievaluasi atau diamati pada setiap dicantum perlu dipaparkan dengan lebih
pertemuan. Tetapi, sudah seharusnya guru rinci dan jelas, serta teknik penilaian yang
memadukan teknik evaluasi tes yang dapat perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan
menilai aspek berpikir dan nontes yang tujuan pembelajaran.
dapat menilai aspek sikap dan keterampilan Kedua, Pelaksanaan pembelajaran
untuk memperoleh hasil belajar pebelajar dengan menggunakan metode praktik
secara tepat. langsung untuk beginner class belum
. maksimal. Hal tersebut disebabkan terdapat
Teknik evaluasi nontes menurut komponen perencanaan pembelajaranyang
Sudijono (2015) memegang peranan dalam perlu dilengkapi. Komponen pada rencana
rangka mengevaluasi hasil belajar peserta pelaksanaan pembelajaran yang kurang
didik dari ranah sikap hidup (afektif) dan lengkap adalah perumusan alokasi waktu.
keterampilan (psikomotorik). Jika hanya Alokasi waktu yang kurang lengkap akan
menggunakan teknik evaluasi nontes, guru memberi dampak kurang baik terhadap
akan mengalami kendala untuk mengetahui
pelaksanaan pembelajaran. Pengaruh
hasil belajar pelajar dari ranah proses
berpikir (kognitif). Berdasarkan hal tersebut, tersebut terjadi pada pertemuan pertama.
pelaksanaan evaluasi yang dilakukan guru Pada pertemuan pertama guru mengalami
belum memenuhi sasaran dan tujuan kendala karena kelebihan waktu akibat pada
evaluasi karena guru hanya menggunakan perencanaan guru tidak mermuskan alokasi
teknik penilaian nontes yang berperan waktu.Di samping kendala pelaksanaan
hanya untuk penilaian keterampilan pembelajaran karena pengaruh rencana
(psikomotorik) dan sikap (afektif). Guru pelaksanaan pembelajaran yang kurang
tidak melakukan evaluasi untuk penilaian lengkap. Secara keseluruhan pelaksanaan
kemampuan berpikir siswa (kognitif),. pembelajaran telah berjalan baik
Temuan ini sejalan dengan penelitian Pelaksanaan kedua pertemuan sudah
yang dilakukan oleh Yuniarti Rahmalia berlangsung dengan baik.
Hapsari pada tahun 2017 yang berjudul Ketiga, Evaluasi pembelajaran yang
“Pelaksanaan Pembelajaran Berbicara dilakukan guru pada kedua pertemuan
BIPA Siswa Kelas X di Gandhi Memorial belum sepenuhnya memenuhi sasaran
International School Bali”. Hasil penelitian dalam kegiatan evaluasi. Hal tersebut
ini adalah untuk evaluasi guru dikarenakan, guru hanya menggunakan
menggunakan teknik penilaian nontes. teknik evaluasi nontes untuk dua
Teknik penilaian nontes yang dirancang pertemuan yang mempunyai konsep
oleh guru tidak menyertakan rambu-rambu pembelajaran yang berbeda. Teknik
penilaian. Sehingga penilaian yang evaluasi nontes tepat digunakan dalam
dilakukan guru hanya bersifat holistik rangka mengevaluasi hasil belajar peserta
(terkaan secara keseluruhan). Guru didik dari ranah sikap hidup (afektif) dan
melakukan penilaian dengan keterampilan (psikomotorik). Jika hanya
memperhatikan sikap dan keterampilan menggunakan teknik evaluasi nontes, guru
siswa ketika pembelajaran. akan mengalami kendala untuk mengetahui
hasil belajar pelajar dari ranah proses
PENUTUP berpikir (kognitif). Berdasarkan hal tersebut,
Simpulan
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017