REUMATOID
OLEH:
NUR HIKMAH
Dosen Pembimbing
Oleh :
NUR HIKMAH
NIM PO713202181071
TINGKAT 3B
B. Etiologi
Penyebab utama penyakit Reumatik masih belum diketahui secara pasti. Ada
beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab Artritis Reumatoid, yaitu:
1. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.
2. Endokrin
3. Autoimmun
4. Metabolik
5. Faktor genetik serta pemicu lingkungan
Pada saat ini Artritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan
infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin
disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid
yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.
C. Manifestasi klinis
Ada beberapa gambaran / manifestasi klinik yang lazim ditemukan pada
penderita Reumatik. Gambaran klinik ini tidak harus muncul sekaligus pada saat
yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinik yang sangat
bervariasi.
a. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat badan
menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.
b. Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama pada
sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-
sendi antara jari-jari tangan dan kaki. Hampir semua sendi diartrodial (sendi yang dapat
digerakan dengan bebas) dapat terserang.
c. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat umum tetapi
terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada
osteoartritis (peradangan tulang dan sendi), yang biasanya hanya berlangsung selama
beberapa menit dan selama kurang dari 1 jam.
d. Artritis erosif merupakan merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran
radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan pengikisan ditepi tulang .
e. Deformitas : kerusakan dari struktur penunjang sendi dengan perjalanan
penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, pergeseran sendi pada tulang telapak
tangan dan jari, deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas
tangan yang sering dijumpai pada penderita. . Pada kaki terdapat tonjolan kaput
metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga
dapat terserang dan mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam
melakukan gerakan ekstensi.
f. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar
sepertiga orang dewasa penderita rematik. Lokasi yang paling sering dari deformitas ini
adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di sepanjang permukaan ekstensor dari lengan,
walaupun demikian tonjolan) ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya
nodula-nodula ini biasanya merupakan petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih
berat.
g. Manifestasi ekstra-artikular (diluar sendi): reumatik juga dapat menyerang
organ-organ lain diluar sendi. Seperti mata: Kerato konjungtivitis siccs yang merupakan
sindrom SjÖgren, sistem cardiovaskuler dapat menyerupai perikarditis konstriktif yang
berat, lesi inflamatif yang menyerupai nodul rheumatoid dapat dijumpai pada
myocardium dan katup jantung, lesi ini dapat menyebabkan disfungsi katup, fenomena
embolissasi, gangguan konduksi dan kardiomiopati.
D. Patofisiologi
E. Pemeriksaan penunjang
1. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak,
erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal )
berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio.
Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
2. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
3. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi
4. .Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning (respon inflamasi, produk-produk
pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan
komplemen (C3 dan C4).
5. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan
panas.
6. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang
kental dibanding cairan sendi yang normal.
7. Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris
yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-
kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi
peri-artikuler pada foto rontgen
F.Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
2. Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik.
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan
mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis
3. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang
sakit.
4. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
5. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
6. Dukungan psikososial
7. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat
8. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
9. Kompres dengan es saat kaki bengkak dan kompres air hangat saat nyeri
10. Konsumsi makanan yang mengandung protein dan Vitamin
11. Diet rendah purin:
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat dan
menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya dalam batas
normal.
G. Komplikasi
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang
merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau
obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid drugs, DMARD )
yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid.
Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar dibedakan
antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati
akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA REMATOID ATRITIS
A. Pengkajian
1. Biodata
Nama, umur, jenis kelamin, status, alamat, pekerjaan, penanggung jawab.Data dasar
pengkajian pasien tergantung pada keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya
(misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau
remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.
2. Riwayat Kesehatan
A. Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
B. Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien
mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati
warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
b. Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
(1) Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
(2) Catat bila ada krepitasi
(3) Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
(4) Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
c. Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
d. Ukur kekuatan otot
e. Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
f. Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
4. Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi;
kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan,
keletihan.
Tanda : Malaise
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.
5. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis,
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).
6. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan,
faktor-faktor hubungan.
Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan)
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya ketergantungan
pada orang lain).
7. Makanan/ cairan
Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan
adekuat: mual, anoreksia
Kesulitan untuk mengunyah
Tanda : Penurunan berat badan\
Kekeringan pada membran mukosa.
8. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.
Ketergantungan
9. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
Gejala : Pembengkakan sendi simetris
10.Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan
lunak pada sendi).
11.Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan
dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga.Demam ringan
menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa.
12. Interaksi social
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran;
isolasi.
13. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi
pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karena ia merasakan adanya
kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi
berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya
aspek body image dan harga diri klien.
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut akibat proses inflamasi pada daerah kaki b.d kesemutan dan rasa ngilu
pada persendian
2. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan
kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi,
ketidakseimbangan mobilitas
3. Kurang pengetahuan tentang rematik berhubungan dengan keterbatasan kognitif
4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan
kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
C.Intervensi keperawatan
1. Nyeri akut akibat proses inflamasi pada daerah kaki b.d kesemutan dan rasa ngilu
pada persendian
Tujuan :
Nyeri hilang dan proses inflamasi dapat diatasi
Rasa kesemutan dan ngilu berkurang/ teratasi
Kriteria Hasil:
Klien melaporkan rasa kesemutan dan ngilu berkurang
Klien dapat beraktifitas tanpa rasa ngilu dan kesemutan.
Intervensi Rasional
a. 1. Kaji nyeri, catat lokasi dana. 1.Membantu dalam menentukan
intensitas (skala 0-10). Catat kebutuhan manajemen nyeri dan
faktor-faktor yangmempercepat keefektifan program.
dan tanda-tanda rasa sakit nonb.
verbal 2. Panas meningkatkan
b. relaksasi otot dan mobilitas,
2. Anjurkan klien untuk menurunkan rasa sakit.
mandi air hangat, kompres sendi-
sendi yang sakit dengan kompres 3.Meningkatkan relaksasi/
hangat mengurangi tegangan otot serta
berikan masase yang Meningkatkan relaksasi,
lembut memberikan rasa kontrol dan
mungkin meningkatkan
3. Ajarkan teknik kemampuan koping.
relaksasi dan distraksi
4.Memudahkan untuk ikut
4.Kolaborasi pemberian obat serta dalam terapi dan mengurangi
sesuai indikasi yang diberikan tegangan otot / spasme.
c.
Intervensi Rasional
1. Dorong pengungkapan 1. Berikan kesempatan untuk
mengenai masalah tentang mengidentifikasi rasa takut/
proses penyakit, harapan masa kesalahan konsep dan
depan menghadapinya secara langsung
b.
2. Diskusikan arti dari kehilangan/ 2.Mengidentifikasi bagaimana
perubahan pada pasien/orang penyakit mempengaruhi
terdekat. Memastikan persepsi diri dan interaksi
bagaimana pandangaqn pribadi dengan orang lain akan
pasien dalam memfungsikan menentukan kebutuhan terhadap
gaya hidup sehari-hari, termasuk intervensi/ konseling lebih
aspek-aspek seksual. lanjut.
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Mengetahui sejauh mana
klien klien memahami tentang
g. penyakit yang dideritanya
h. 2. Berikan pendidikan kesehatan
tentang cara mencegah dan 2. Menambah pengetahuan
mengatasi rematik pasien tentang penyakit yang
dideritanya
3. Evaluasi tingkat
pengetahuan klien 3.Memudahkan dalam
menentukan intervensi
selajutnya
e. 5.Mengidentifikasi masalah-
e. 5. Kolaborasi: Atur evaluasi masalah yang mungkin dihadapi
kesehatan di rumah sebelum karena tingkat kemampuan aktual
pemulangan dengan evaluasi
setelahnya.
D. Implementasi
Implementasi adalah fase ketikan perawata menerapkan/ melaksanakan rencana
tindakan yang telah ditentukan dengan tujuan kebutuhan pasien terpenuhi secara
optimal (Nursalam, 2008).
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.
Dalam melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan
dalam memahami respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan
menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam
menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasi ini
terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi selama
proses perawatan berlangsung atau menilai dari respon klien disebut evaluasi proses,
dan kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan disebut sebagai
evaluasi hasil (Hidayat, A.A.A, 2008).
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN USIA LANJUT
I. DATA DEMOGRAFI
Tempat pengukuran :
Apikal................. (Radial kanan) Apikal.....................
3. Respirasi ( pernapasan) :
Kecepatan : 22 x/ menit
Irama :
Kedalaman :
Bunyi : vesikular
4. Tekanan darah : 130/90 mmHg
Posisi pengukuran :
Saat baring. 130/90 mmHg
8. Tidur :
a. Kwantitas ( lama tidur ) : 6-7 jam perhari
b. Kwalitas : Tidak nyenyak
c. Pola : Tidak teratur/sering terbangun dimalam hari
9. Istirahat
a. Kwantitas ( lama tidur) : 30 menit-1 Jam
b. Kwalitas : Nyenyak
c. Pola : Tidak teratur
Sistem persarafan
1. Kesemetrisan raut wajah : Simetris kanan dan kiri
2. Tingkat kesadaran :
Snile (pikun) : Masih pada tahap stabil
Daya ingat : Menurun
3. Mata
Pergerakan : Bisa menutup dan membuka
Penglihatan : Pandangan kabur
Penyakit penyerta : Rabun jauh (miopi), gangguan pendengaran
4. Pupil
Kesamaan : Isokor
9. Sistem kardivaskuler
1. Sirkulasi periper : tidak terjadi penyempitan
Warna : Biru keungu-unguan
Kehangatan : Hangat
Sistem Gastrointestinal
1. Status gizi : Baik
2. Pemasukan diet : Baik
3. Anoreksia : Tidak mengalami anoreksia
4. Mual : Tidak mengalami mual
5. Muntah : Tidak mengalami muntah
6. Mengunyah dan menelan : Normal
7. Keadaan gigi : Kurang bersih
8. Rahang : Normal
9. Rongga mulut : Normal
10. Bising usus : 24x/menit
11. Keadaan perut : Datar
12. Konstipasi ( sembelit) : Tidak mengalami konstipasi
13. Diare : Tidak mengalami diare
14. Inkontinesia alvi : Tidak mengalami Inkontinesia alvi
Sistem genitourinarius
Sistem kulit
1. Kulit
Temperatur : 360C
Tingkat kelemahan : kelenturan berkurang
Keadaan luka
Luka terbuka/tertutup : Tidak ada luka
Robekan : Tidak ada luka
Turgor (kekenyalan kulit) : Jelek
Pigmen : kecoklatan
2. Jaringan parut : Tidak ada jaringan perut
3. Keadaan kuku : kurang bersih
4. Keadaan rambut : Rontok dan beruban
5. Gangguan-gangguan umum : tidak ada gangguan umum
Sistem muskuloskeletal
1. Kontraktur : Lemah
Otot : kaku
Tendon :kaku
Gerakan sendi : kaku atau lemah
2. Tingkat mobilisasi
Ambulasi : Terhambat
Gerakan : Terhambat
Kekuatan otot : Lemah
Kemampuan melangkah atau berjalan : Lemah/nyeri
3. Gerakan sendi : Terganggu pada lutut
4. Paralisis : Tidak mengalami Paralisis
5. Kifosis : Tidak mengalami kifosis
B. Psikologi
Pengenalan masalah-masalah utama : Melalui pendekatan
Sikap terhadap proses penuaan : Sabar
Perasaan dibutuhkan : kasih sayang dari orang terdekat
Pandangan terhadap kehidupan : kehidupan baik-baik saja
Koping stressor : klien mampu menghadapi stress
Penyesuaian diri : klien selalu bergaul dengan tetangga
Kegagalan : klien selalu bergaul dengan tetangga
Harapan saat ini dan yang akan datang : bisa sembuh dan berkumpul lagi
bersama keluarga.
Fungsi kognitif
Daya ingat : menurun
Proses pikir : menurun
Alam perasaan : gelisah
Orientasi : 10 poin (normal)
Kemampuan dalam penyelesaian masalah : maslah
mengendalikan emosi
C. Sosial Ekonomi
Sumber keuangan : Anak
Kesibukan dalam mengisi waktu luang : Membersihkan rumah
Tempat tinggal : bersama anak dan cucu
Kegiatan organisasi : tidak ada
Pandangan terhadap lingkungannya : aman dan nyaman
Hubungan dengan orang lain diluar rumah : baik
Yang biasa mengunjungi : keluarga dan tetangga
Penyalurkan hobi/keinginan : : tidak ada
Sesuai fasilitas yang ada
D. Spiritual
Kegiatan ibadah : klien rajin dalam melaksanakan ibadah
Kegiatan keagamaan : klien terkadang mengikuti pengajian di masjid
terdekat.
Cara lanjut usia menyelesaikan masalah : meminta dukungan dan
pendapat orang terdekat.
Penampilan lansia : sesuai usia
E. Psikososial
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut akibat proses inflamasi pada daerah kaki b.d kesemutan dan rasa ngilu
pada persendian
2. Kurang pengetahuan tentang rematik berhubungan dengan keterbatasan kognitif
P : Lanjutkan intervensi