SOSIOLOGI PETERNAKAN
STRATIFIKASI SOSIAL
OLEH
NAMA : ZULFIKAR.S
NIM : I011 19 1055
KELOMPOK : XIX (SEMBILAN BELAS)
ASISTEN : FARHAN DAVIN AGNAR DEVARA
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
PENDAHULUAN
Latar Belakang
hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.
optimal. Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu
peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedangkan kelompok
kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci dan lain-lain (Weriza,
2016).
(produksi anak) atau pembesaran anak dengan biaya rendah (low external input).
Sampai saat ini, belum ada investor yang tertarik pada usaha pembibitan sapi
(Priyanto, 2011).
yang pada praktiknya terdapat perbedaan tingkat antara golongan satu dengan
yang berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak serta kewajiban yang
berbeda-beda pula antara individu pada suatu lapisan dengan lapisan lainnya
(Maunah, 2015).
Ada dua hal yang menyebabkan terjadinya stratifikasi, yaitu: pertama; terjadi
kepandaian, senior, tingkat umur, harta, dan lain-lain, kedua; terjadi dengan
sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Selain itu, adanya
perbedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian dari
sistem sosial setiap masyarakat. Hal itu juga terjadi pada peternak sapi potong
Stratifikasi yang terjadi pada masyarakat khususnya peternak sapi potong ada
berdasarkan jumlah sapi yang dipelihara oleh peternak tersebut. Atau bisa
yang dimiliki oleh seorang peternak maka kedudukan didalam masyarakat akan
Stratifikasi Sosial Terhadap Usaha Ternak Sapi Potong adalah untuk mengetahui
sosial yang terjadi pada masyarakat di Desa Barana, Kelurahan Bulu Jaya,
mengenai Stratifikasi Sosial Terhadap Usaha Ternak Sapi Potong adalah untuk
mengetahui kondisi usaha ternak sapi potong yang ada di daerah dan juga untuk
Jeneponto.
TINJAUAN PUSTAKA
masyarakat akan protein hewani dan juga memberikan keuntungan bagi petani
dari segi kepemilikan lahan, modal, kepemilikan ternak serta system pengelolaan
peternakan sapi potong rakyat. Usaha peternakan rakyat ini memiliki skala usaha
yang kecil dan tersebar di seluruh daerah di Indonesia dengan laju pertumbuhan
usaha yang sangat rendah, bahkan cenderung menurun dari tahun ke tahun. Data
dari Badan Pusat Statistik (2018) bahwa produksi daging sapi menurun pada
tahun 2017 yaitu 486.230 ton sedangkan tahun 2016 adalah 518.848 ton
(Karimah, 2019).
peluang untuk pengembangan usaha budidaya ternak sapi potong. Dalam upaya
menghadapi kebutuhan daging lokal yang terus meningkat, juga dituntut untuk
2012).
Di Indonesia lebih dari 90%, sapi diusahakan oleh peternakan rakyat
dengan skala kecil, modal lemah serta masih bersifat usaha sampingan. Usaha
dalam negeri masih berupa peternakan rakyat, sedang perusahaan swasta yang
bergerak di bidang pembibitan sapi potong hingga saat ini belum ada. Usaha
pembibitan relatif tidak memerlukan banyak pakan karena tujuan utamanya adalah
pakan karena tujuan utamanya untuk menghasilkan daging dalam waktu singkat.
(Hartono, 2012).
kjnji