Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
URGENSI DAN
DASAR HUKUM
PENDIDIKAN PANCASILA
URGENSI DAN DASAR HUKUM
PENDIDIKAN PANCASILA
INTRODUKSI
Materi “Urgensi dan Dasar Hukum Pendidikan Pancasila” pada bab ini penting sebagai
pengantar, sebelum masuk pada materi yang lebih spesifik pada bab-bab berikutnya.
Mahasiswa dapat dikatakan menguasai materi pada Bab I jika capaian pembelajaran
sebagaimana berikut ini terpenuhi, yaitu:
1.
mampu mendeskripsikan urgensi
penyelenggaraan Pendidikan
Pancasila di Perguruan Tinggi
4. mampu menjelaskan visi, misi,
dan tujuan Pendidikan Pancasila
2.
mampu menjelaskan dasar hukum
& sumber penyelenggaraan Pendidikan
5.
Pancasila di Perguruan Tinggi
mampu mendeskripsikan capaian
pembelajaran Pendidikan Pancasila
3.
mampu mengidentifikasi
kedudukan Pancasila sebagai
kesepakatan dan persaksian bangsa
Mata kuliah pendidikan Pancasila merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian, dan
keahlian, sesuai dengan program
studinya (Kemenristek Dikti, 2016).
Dengan menempuh mata kuliah
pendidikan Pancasila, mahasiswa
diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang konstruktif dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dengan mengacu kepada
nilai-nilai Pancasila.
Monumen Pancasila
sumber gambar:
https://www.bankjim.com
/2016/06/museum-monumen-
pancasila-sakti.html
2
STIMULAN
Bagian ini berisi contoh kasus-kasus yang terjadi dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara di Indonesia. Mahasiswa diminta untuk memahami kasus yang
dipaparkan kemudian memberikan tanggapan. Selain itu, mahasiswa juga diminta
untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan dari kasus-kasus tersebut.
Kasus Pertama
Pelaksanaan perkuliahan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi harus
dilaksanakan secara maksimal. Dosen sebagai pengampu harus memiliki latar
belakang keilmuan yang relevan. Realitasnya, menurut penelitian Nurdin (2015)
yang dilakukan terhadap 10 (sepuluh) perguruan tinggi di Jawa Barat, ditemukan
bahwa mata kuliah Pancasila dan atau mata kuliah Kewarganegaraan diampu oleh
dosen yang bukan dari latar belakang keilmuan yang relevan. Tentu saja realitas ini
bisa menjadi kendala dalam penyelenggaraan perkuliahan Pendidikan Pancasila,
sehingga perlu dicarikan solusinya guna menghasilkan pengajar-pengajar yang
bukan sekadar kompeten, melainkan juga menginternalisasi bahwa Pancasila
merupakan satu-satunya landasan negara dan landasan filosofis bernegara bangi
Bangsa Indonesia .
Pertanyaan untuk mahasiswa:
1. Bagaimana pendapat Saudara tentang dosen yang tidak memiliki latar
belakang relevan, namun mengajar Pendidikan Pancasila?
2. Menurut Saudara, bagaimana perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ideal di
Perguruan Tinggi?
Kasus Kedua
Masyarakat seharusnya bahu-membahu dalam
membangun bangsa ini agar Indonesia menjadi negara
yang maju, makmur, adil, dan bermartabat. Beberapa
daerah sudah menunjukkan kerukunan antarkelompok
masyarakat, namun di sebagian wilayah yang lain
terkadang masih muncul adanya konflik. Perselisihan tidak
hanya terjadi secara horizontal antargolongan, namun
juga vertikal antara masyarakat dengan pemerintah.
3
Kasus Ketiga
Negara menjamin kebebasan bagi warga negara di dalam Undang-Undang
Dasar NRI 1945 untuk memilih agama yang diakui. Masyarakat pun saling
menghormati perbedaan agama dan keyakinan tersebut dalam kehidupan sehari-
hari. Namun, terkadang terjadi gesekan-gesekan di masyarakat terkait masalah
keyakinan.
Pertanyaan untuk mahasiswa:
1. Bagaimana menurut Saudara tentang gesekan antarumat beragama pada
masyarakat Indonesia?
2. Jika di tempat Saudara terjadi perselisihan antarumat beragama, apa yang akan
Saudara lakukan?
BAHASAN
Metode perkuliahan adalah bagian dari strategi pembelajaran yang berfungsi
sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi
latihan kepada mahasiswa untuk mencapai tujuan tertentu. Penyajian materi pada
bab ini berupa:
Alat, bahan
Metode pembelajaran Alokasi waktu dan sumber belajar
ASUPAN
4
a) kesadaran gaya hidup sederhana dan cinta
produk dalam negeri;
b) kesadaran pentingnya kelangsungan
hidup generasi mendatang;
c) kesadaran pentingnya semangat kesatuan
persatuan (solidaritas ) nasional;
d) kesadaran pentingnya norma-norma
dalam pergaulan;
e) kesadaran pentingnya kesahatan mental
bangsa;
f) kesadaran tentang pentingnya penegakan
hukum; dan
g) menanamkan pentingnya kesadaran
terhadap ideologi Pancasila
(Kemenristek Dikti, 2016).
Urgensi Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi juga tidak bisa dilepaskan dari
beberapa alasan yakni historis, sosiologis, dan politis.
5
3. Pancasila sebagai Kesepakatan dan Persaksian Bangsa
Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi wa Syahadah telah diputuskan dalam
Muktamar Muhammadiyah ke 47 pada 3-7 Agustus 2015 di Makassar. Darul ahdi
dapat diartikan sebagai negara tempat masyarakat Indonesia melakukan konsensus
nasional. Negara Indonesia berdiri karena seluruh kemajemukan bangsa, golongan,
daerah, hingga kekuatan politik yang kemudian mencapai kesepakatan. Di satu sisi
darul syahadah dapat diartikan tempat pembuktian atau kesaksian untuk menjadi
negeri yang aman dan damai menuju kehidupan yang maju, adil, makmur,
bermartabat, dan berdaulat.
6
5. Capaian Pembelajaran Pendidikan Pancasila
Capaian pembelajaran mengandung maksud kumpulan kompetensi yang
diharapkan diperoleh oleh mahasiswa setelah mengikuti perkuliahan dalam satu
semester. Berdasarkan urgensi, visi, misi, dan tujuan Pendidikan Pancasila
diharapkan dapat memenuhi capaian pembelajaran sebagaimana berikut:
7
SUMBER BACAAN
Cogan, J.J. & Derricott, R.. 1998. Citizenship Education for The 21st Century: Setting the
Contex. In: R. Derricott, ed. Citizenship For The 21st Century: An International Perspective
on Education. New York: Routledge Taylor & Francis Group, pp. 1-22.