Anda di halaman 1dari 39

LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian
Rem merupakan bagian kendaraan yang sangat penting dalam mendukung
aspek keamanan berkendaraan. Tujuan dipasangnya rem pada kendaraan untuk
mengurangi kecepatan, menghentikan, memarkir kendaraan pada jalan yang
mendaki, dengan kata lain melakukan kontrol terhadap kecepatan kendaraan
untuk menghindari kecelakaan dan merupakan alat pengaman yang berguna untuk
menghentikan kendaraan secara berkala. Oleh karena itu, baik atau tidaknya
kemampuan rem secara langsung menjadi persoalan yang sangat penting bagi
pengemudi diwaktu mengendarai kendaraan. Jadi fungsi rem harus dapat
mengatasi kecepatan kendaraan.
Rem yang digunakan untuk kendaraan harus memenuhi syarat -syarat
sebagai berikut :
 Dapat menghentikan kendaraan secepat mungkin.
 Dapat bekerja dengan baik
 Dapat melaksanakan pengereman sesuai kehendak pengemudi.
 Dapat dipercaya dan mempunyai days tekan yang cukup
 Rem itu harus mudah diperiksa dan disetel.

3.2 Prinsip Kerja Rem


Kendaraan tidak akan berhenti dengan segera apabila masih dibebaskan
(tidak dihubungkan) dengan pemindahan daya, kendaraan cenderung tetap
bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan
kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti.
Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik (gerak) untuk
menggerakan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi kinetik (gerak)
kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya rem
bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem
gerak putar. Efek pengereman diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan
antara dua obyek.
Gambar 1. Efek yang timbul karena gesekan dua objek
3.3 Jenis - Jenis Rem
Pada mobil umumnya digunakan 3 macam rem menurut penggunaannya,
yaitu rem kaki, rem tangan, dap rem tambahan. Adapun fungsinya adalah sebagai
berikut :
3.2.1 Rem Kaki
Untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan jalannya kendaraan.
Ada 3 macam rem kaki yaitu : rem mekanik (kabel), rem hidrolik, rem angin
(pneumatic).
3.2.2 Rem Tangan (rem parkin)
Untuk memacetkan putaran coda (misalnya pada saat parkir) selain itu
jugs berfungsi sebagai rem cadangan bilamana dalam perjalanan rem kaki tiba -
tiba tidak berfungsi.
Ada dua macam rem parkir yaitu, rem pada roda belakang dan
pengereman pada poros propeller (tromol).
3.2.3 Rem Tambahan (exhaust brake)
Rem tambahan biasanya digunakan oleh kendaraan - kendaraan yang
membutuhkan daya pengereman yang tebih besar seperti truk diesel dan
kendaraan - kendaraan besar lainnya.
3.4 Komponen-Komponen Sistem Rem
3.4.1 Pedal
Pedal berfungsi untuk menekan batang pendorong atau push rod ke piston
pada maser silinder. Pedal pada sistem rem menggunakan prinsip tuas, sehingga
tenaga pengemudi dapat dilipat gandakan

3.4.2 Batang Pendorong (push rod)


Batang pendorong berfungsi untuk meneruskan tekanan pedal ke piston
pada master silinder melalui boster.
3.4.3 Tangki Reservoir (reservoir tank)
Tangki reservoir berfungsi untuk menyimpan/menampung fluida.
3.4.4 Master Silinder.
Master silinder sebagai rumah dari piston yang berfungsi untuk
mendorong cairan fluida pada saat pedal rem ditekan. Master slinder mengubah
gerak pedal rem kedalam tekanan hidraulis. Master slinder terdiri dari reservoir
tank yang berisi minyak rem, pegas, piston dan selinder yang membangkitkan
tekanan hidroulis. Ada dua tipe master silinder yaitu tipe tunggal dan tipe ganda.
Master silinder tipe ganda banyak digunakan dibandingkan master silinder tipe
tunggal, jadi disini hanya dibahas master silinder tipe ganda (tandem saja).
Konstruksi dan nama-nama bagian master silinder dua torak jenis:

tandem :

Gambar 2.
Master silinder ganda
(tandem)

Cara kerja
master silinder
Adapun cara kerja dari master jenis due torak (tandem) adalah sebagai
berikut :
 Saat rem tidak dioperasikan, piston cups no. 1 dan piston no. 2
berada diantara saluran masuk (inlet port) dan saluran kembali (compensating
port), sehingga terdapat saluran antara sylinder dan reservoir tank. Piston no. 2
ditekan ke kanan oleh tenaga pegas pembalik (return spring) no. 2, akan tetapi
tidak terdorong lebih jauh karena ditahan oleh baut penahan (stopper bolt).

Gambar 3. Master silinder saat tidak dioprasikan

 Saat pedal diinjak, piston no.1 bergerak ke kiri dan Cutup piston
(Piston cup) menutupi compensating port untuk menahan aliran antara silinder
dan reservoir tank. Bila piston ditekan lebih lanjut, ini akan menambah tekanan
hidrolik dalam silinder. Tekanan ini juga diteruskan pada silinder roda belakang.
Bila tekanan hidrolik yang sama juga menekan piston no.2, make piston no. 2
akan bekerja dengan cara yang sama seperti piston no.1 dan diteruskan ke silinder
roda depan.

Gambar 4. Master silinder saat pedal diinjak


Gambar 5. Saat Pedal Rem Dibebaskan

 Saat pedal rem dibebaskan, piston-piston kembali ke posisinya


semula oleh tekanan hidrolik, karena tenaga dorongan pegas
pembalik (return spring). Namun oleh karena minyak rem tidak
mengalir balik ke master silinder dengan segera, tekanan dalam
hidrolik master silinder seketika turun (drop) seketika (vacuum
develops). Sebagai akibatnya minyak rem dalam silinder master
masuk melalui beberapa lubang kecil (orifices) untuk diberikan ke
ujung piston dan sekitar batas luar piston cup.
 Setelah piston kembali ke posisi semula, minyak rem dari silinder
roda melalui compensating port menuju ke reservoir Bertambahnya
minyak karena kenaikan temperatur dialirkan melalui
compensating port, sehingga mencegah kenaikan tekanan minyak
saat pedal bebas.

Gambar 6.
Piston setelah kembali
seperti semula
3.4.5 Penguat Tenaga (Roster Rem)
Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup
kuat untuk segera dapat menghentikan kendaraan. Booster rem (brake booster)
melipat gandakan daya penekanan pedal, sehingga daya pengereman yang lebih
besar dapat diperoleh.
Gambar 7. Booster rem

Booster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (tipe
integral) atau dapat jugs dipasangkan secara terpisah dari master silinder itu
sendiri. Tipe integral ini banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan trek
kecil.
Prinsip kerja boster
Bila vakum bekerja pada kedua sisi piston, maka piston akan terdorong ke
kanan oleh pegas. Bila
tekanan atmosfir
masuk ke ruang A,
maka piston bergerak ke
kiri menekan pegas
karena adanya
perbedaan tekanan,

menyebabkan batang piston menekan piston master silinder.

Gambar 8. Prinsip kerja boster

Konstruksi
Adapun konstruksi Boster rem adalah :
 Konstrksi boster rem (brake booster) seperti pada gambar di bawah
 Katup pengecek (Check valve) dibuat sedemikian rupa untuk
memungkinkan udara mengalir dari booster ke mesin. Dengan
demikian kevakuman maksimum dalam boster dapat diatur oleh
mesin
 AD Ruang boster terbagi menjadi dua bagian oleh diaphragma,
yaitu ruangan tekanan tetap dan ruangan tekanan tak tetap
(constant pressure chamber dan variable pressure chamber).
Diaphragima dipasang ke valve body bersama-sama dengan piston.
Booster piston dan valve body terdorong ke kanan oleh diaphragm
spring.
 Pada valve body terdapat mekanisme katup. Udara masuk melalui
pembersih udara (air cleaner) sesuai dengan gerakan operating rod
sambil mengatur tekanan ruang variable pressure chamber, Push
rod terdapat di sebelah kiri valve body. Ketika pedal ditekan, push
rod bergeser ke kiri untuk mengaktifkan master silinder.
 Valve operating rod dihubungkan ke pedal rem.
 Pada bagian yang bergeser (booster body dan valve body, booster
body dan
push rod)
dilengkapi
dengan body
seal untuk

mempertahankan kevakuman di dalam boster.


Gambar 9. Konstruksi boster rem
3.4.6 Pipa – pipa.
Pipa berfungsi sebagai saluran cairan fluida dari master silinder ke
silinder roda.
3.5 Rem Tromol
Rem tromol adalah salah satu tipe rem pada kendaraan yang menggunakan
sepatu rem dan tromol. Pada tipe rem tromol ini kekuatan tenaga pengereman di
peroleh dari sepatu rem yang diam, menekan permukaan tromol bagian dalam
yang berputar bersama - sama dengan roda. Fungsi rem tromol adalah untuk
menimbulkan gaya gesekan antara kampas dan tromol pada waktu diadakan
pengereman sehingga memungkinkan kecepatan kendaraan dapat diperlambat
atau dihentikan.

Gambar 10. Komponen rem tromol

Adapun cara kerjanya yaitu pada saat pedal rem diinjak atau ditekan maka
tuas akan mendorong piston pada master silinder dan menekan fluida dan
diteruskan secara merata ke tiap-tiap master silinder pada roda melalui selang dan
pipa, kemudian piston pada master silinder mendapatkan tekanan dari fluida dan
kemudian piston menekan sepatu rem dan sepatu menekan dinding tromol bagian
dalam sehingga terjadi pergesekan atau pengereman.
Komponen silinder roda
1. Bodi silinder ( cylinder body) Berfungsi sebagai rumah unit piston
untuk menggerakkan kedua kampas rem.
2. Tutup piston (piston cup)Berfungsi untuk mencegah kebocoran
minyak rem dan dipasangkan pada bagian depan dan belakang
piston.
3. Pegas (spring)Berfungsi sebagai pegas pengembali untuk
mengembalikan piston ke posisi semula setelah proses pengereman
selesai dilakukan.
4. Torak ( Piston)Berfungsi sebagai tenaga penggerak kedua kampas
rem, karena adanya tekanan hidrolik dari master silinder.
 Penyetel (Adjuster)
Berfungsi untuk melakukan penyetelan celah kampas dengan tromol;
 Penutup debu (boot)
Berfungsi sebagai pelindung masuknya noda (debu);
 Sepatu rem dan kanvas rem (brake shoe and lining).

5. Sepatu rem terbuat dari plat baja dan kampasnya harus dapat
menahan panas dan mempunyai koefesian gesek yang tinggi.
Kampas tersebut dipasang secara keliling atau dilem pada
permukaan yang bergesekan dengan tromol. Sepatu rem dan
kampas rem
berfungsi untuk
menahan
putaran tromol.
Gambar 14. Sepatu rem dan kampas

6. Tromol rem (brake drum) Tromol rem terbuat dari besi tuang.
Tromol ini diletakkan berdekatan dengan sepatu rem dan kampas
rem dan berputar bersamaan dengan roda. Ketika kampas menekan
permukaan tromol bila rem berkerja maka panas yang dihasilkan
dari pergesekan tersebut dapat mencapai suhu 200° C sampai
dengan 300° C. Tromol rem ini berfungsi sebagai penahan putaran
roda pada proses
pengereman sedang
berlangsung.

Gambar 15. Tromol rem

Cara Kerja Rem Tromol:

1. Pada saat tidak berkerja Tidak ada tekanan hidraulis dan torak
silinder roda tidak mempunyai tekanan
maka tidak terjadi pengereman.
Gambar 16. Tromol pada saat tidak bekerja

2. Pada saat bekerja


Terjadi tekanan hidraulis sunder roda maka fluida menekan piston pada
silinder roda dan piston tersebut menekan kampas. Lalu kemudian menekan
tromol maka terjadilah pengereman.

Gambar 17. Tromol pada saat Bekerja


Jenis — jenis rem tromol
1. Tipe Leading Trailing
Pada tipe ini terdapat satu silinder roda dengan dua piston yang akan

mendorong bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari Pada
trailing shoe.
Gambar 18. Tipe leading trailing

2. Tipe Two Leading


Tipe ini mempunyai dua silinder roda yang masing — masing memiliki
satu piston.
Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga
daya pengereman baik, karena rem akan melawan arah putaran roda. Tetapi saat
kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga akan
mengurangi daya pengereman.

Gambar 19.
Tipe two leading

3. Tipe Dual Two Leading


Tipe ini mempunyai dua silinder roda (whel cylinder), yang masing-
masing memiliki dua buah piston, dan
menghasilkan efek pengereman yang baik
seat kendaraan maju maupun mundur.
Gambar 20. Tipe dual two leading

4. Tipe Uni Servo


Jenis ini dilengkapi dengan satu silinder roda dengan satu piston pada
bagian atas sepatu primer dan sekunder, pada bagian bawahnya di pasangkan
dengan penyetel sepatu rem tipe mengembang. Bila pedal rem ditekan aliran
fluida akan menggerakan piston pada master silinder roda dan piston akan
mendorong sepatu rem search dengan putaran tromol. Gesekan yang ditimbulkan
antara sepetu rem dan tromol dipindahkan langsung melalui penyetel sepatu rem.

Gambar 21. Tipe uni servo


5. Tipe Duo
Servo

Gambar 22.
Tipe duo servo
Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe uni servo yang mempunyai
silinder roda (wheel cylinder) dengan dua piston. Sedangkan pada bagian
bawahnya ditahan oleh penyetel sepatu rem seperti pada model rem uni servo.
Rem model ini menghasilkan effek energizing yang besar, dimana tekanan
diberikan oleh silinder roda diterima dan di balansir oleh penyetel sepatu rem,
sehingga distribusi tekanan terhadap tromol merata dan sepatu rem tetap berfungsi
sebagai leading, meskipun arah kendaraan berjalan maju ataupun mundur.
3.6 Rem Parkir
Rem parkir (parking brake) terutama di gunakan untuk memarkir
kendaraan. Mobil penumpang dan kendaraan niaga kecil yang mempunyai rem
parkir roda belakang (rem kaki), atau rem parkir eksklusif yang dihubungkan
dengan roda - roda belakang. Sedangkan kendaraan besar menggunakan rem
parkir tipe center brake yang dipasang antara propller shaft dan transmisi. Sistim
rem parkir terdiri dari tugs rem, stick (pedal), kabel atau tipe mekanisme batang
(rod) dan sepatu yang membangkitkan pengereman.
Komponen rem parkir:
1. Tuas rem, Tuas rem berfungsi sebagai penarik kabel rem.

Gambar 23. Tuas rem parkir


2. Kabel rem parker, Kabel rem berfungsi sebagai pemindah gerakan
tuas ke tromol rem.
3. Equalizer, Berfungsi sebagai pengait yang membagikan gays
pengereman pada kedua tromol belakang.

Gambar 24. Equalizer


Cara kerja rem parkir
Pada saat tuas rem ditarik, maka kabel rem Langan akan menarik sepatu
(break shoe lefer) sehingga brake shoe lefer akan mendorong penunjang (shoe
strut) kemudian shoe strut mendorong brake
sebelah kanan. Bersamaan dengan itu brake shoe
lefer juga menekan brake shoe sebelah kiri. Alas
kejadian ini kedua sepatu rem akan mengembang
dan memberikan pengereman.

Gambar 25. Cara kerja rem parkir

BAB IV
PRAKTIK KERJA DAN PEMBAHASAN

4.1 Persiapan Alat dan Bahan

Sebelum melakukan pembongkaran perlu mempersiapkan peralatan,


bahan dan menjaga keselamatan kerja. Alat dan bahan yang dibutuhkan
dalam melakukan pembongkaran rem tromol antara lain:

Alat :
 Dongkrak  Palu baja
 Penyangga (jack stand)  Alat cuci ( air )
 Kunci Ring dan Pas 1  Sikat baja
Set  Pistol udara
 SST (kunci penyetel
khusus)
 Kunci roda

Bahan :
 Unit Kendaraan;
 Minyak rem;
 Kertas Amplas;
 Kaleng penampung minyak rem;
 Vet (selang) dan Majun / Kain lap.

Keselamatan Kerja:

 Tidak bekerja di bawah mobil yang diangkat tanpa penyangga yang baik;
 Tidak membersihkan rem dengan angin, debu asbes dari kanvas beracun;
 Rem merupakan bagian pengaman pada mobil. Kerjakan dengan cermat
dan kontrol hasil pekerjaan dengan teliti;
 Perhatikan membersihkan pada kanvas dan tromol yang kotor kena oli /
minyak.

4.2 Langkah kerja pembongkaran

 Mengganjal roda yang tidak dibongkar untuk keamanan ketika salah satu
roda diangkat. Hal ini bertujuan supaya kendaraan tidak berjalan ketika
diangkat.
 Mengendorkan baut
roda yang akan dilepas,
mengendorkan
beberapa putaran saja, jangan
sampai melepas baut.
Gambar 26. Melepas baut roda

 Mengangkat kendaraan menggunakan dongkrak, pastikan pemasangan


dongkrak berada pada
posisi yang aman.

Gambar 27. Mengangkat kendaraan menggunakan dongkrak

 Memasang jack stand pada bagian yang kokoh dari kendaraan, supaya
pekerjaan dapat dilakukan dengan aman serta perhatikan kondisi tanah.

Gambar 28. Pemasangan jack stand


pada kendaraan

 Melepas bout roda beserta roda dari kendaraan, dan simpan ditempat yang
aman.
 Memberi tanda pada tromol
dan bagian pemusat pada flens
roda, agar dapat dipasang
kembali seperti posisi
semula. Posisi pemasangan
yang berlainan dapat
menimbulkan tromol oleng, akibatnya mobil bergetar pada saat direm.

Gambar 29. Pemberian tanda pada tromol

 Melepas tuas rem tangan sehingga tromol dapat dilepas, jika yang diepas
roda bagian belakang.

 Jika berkarat, bersihkan bagian pemusat pada flens roda dengan kertas
gosok dan memberi oli untuk memudahkan pelepasan tromol.

 Kalau tromol tidak dapat dilepas dengan tangan, tarik tromol dengan
memakai sekrup pada lubang — lubang ulir yang tersedia untuk
pelepasan. Putar sekrup (biasanya M8) bergantian setiap satu putaran ke
dalam sampai tromol terlepas. Jika tidak ado lubang ulir untuk menarik
tromol, pukul dengan palu baja pada sisi tromol, sampai tromol dapat
dilepas.
Gambar 30. Pelepasan tromol dengan pal

Kemungkinan lain, bila tromol macet keras, panaskan tromol dengan


brander. Dengan demikian, tromol mengembang dan kendor dengan
sendirinya. Kalau tromol sudah kendor tetapi tidak dapat dilepas, sepatu
rem harus distel lebih longgar. Pada tromol yang tua, kadang-kadang ada
sisi karatan yang menghalangi pelepasannya. Perhatikan gambar!

Gambar 31.Pelepasan tromol dengan cara


pemanasan

4.3 Pengujian Komponen Sistem Rem

 Memeriksa apakah silinder rem macet. Melepas tromol hanya pada rem
yang sedang dimeriksa. Tromol roda-roda lain harus terpasang, agar torak
– toraknya tidak tertekan keluar.

 Meminta tolong seseorang untuk menekan pedal rem. Torak –torak pada
silinder rem yang diperiksa harus bergerak keluar pada waktu bersamaan
dan dapat kembali dengan sendirinya ke posisi semula. Jika tidak, semua
silinder roda pada aksel yang diperiksa harus diganti Baru atau dioverhaul.

Gambar 32. Penekanan


pedal rem

 Membersihkan bagian — bagian rem tromol menggunakan kuas atau sikat


jangan menggunakan udara bertekanan karena asbes bekas kampas rem
beracun.

 Memeriksa pemasangan bagian — bagian sepatu pengikat rem sebagai


berikut :

1. Kedudukan ujung sepatu;

2. Kedudukan pegas;

3. Pemasangan batang penghubung;

4. Pengunci sepatu;

5. Kedudukan pegas;

6. Kedudukan ujung sepatu.


 Memeriksa kebocoran pada wheel cylinder. Jika ada kebocoran pada
wheel cylinder maka semua wheel cylinder pada aksel;

Gambar 33. Memeriksa kebocoran wheel cylinder

 Melepas pengunci sepatu rem menggunakan tang cucut pada kedua sepatu
rem;

Gambar 34. Memelepas pengunci sepatu rem

 Melepas pegas (return spring) pada


sepatu rem, jika sulit bisa dengan
cara mencongkel sepatu rem dengan
obeng;
Gambar 35. Melepas pegas sepatu rem

 Melepaskan kabel rem tangan dari tuas sepatu rem tangan;

 Sebelum melepas pipa-pipa yang berada di wheel silinder, terlebih dahulu


tutup saluran rem (sirkuit rem) dengan cara mengklem pipa fleksibel.
Untuk mengklem bisa digunakan klem khusus untuk slang fleksibel atau
bisa jugs dipakai vice grip. Hal ini bertujuan untuk mencegah menetesnya
minyak rem ketika pipa-pipa rem dilepas. Tetapi jika akan dioverhoul
semua sebaiknya minyak rem dikuras sekalian dan diganti yang baru;

 Melepas pipa tekanan tinggi pada wheel silinder dengan menggunakan


kunci 10;

 Melepas wheel silinder supaya pemeriksaan lebih mudah;

 Membersihkan semua komponen dengan menggunakan air dan sabun,


jangan dibersihkan menggunakan cairan solvent, karena bisa merusak
komponen terutama bahan yang terbuat dari karet. Gunakan majun saja
jika kotorannya hanya sedikit.;

 Lakukan pemeriksaan pada;

Gambar 36. Membersihkan


kotoran dengan menggunakan majun
a) Sepatu rem

Perhatikan keausan, melekatnya kanvas pada sepatu rem dan kondisi


kanvas rem itu sendiri.

Hasil pemeriksaan :

- Keausan

Memeriksa tebal kanvas jika tebal kanvas kurang dari 1,5 mm atau keling
kanvas sudah tercoret sebaiknya ganti dengan kanvas yang baru.

Gambar 37. Pemeriksaan keausan kanvas

- Permukaan kanvas

Memeriksa permukaan kanvas seperti berikut :

Kalau permukaannya keras dan berkilat, nilai geseknya kurang. Kanvas


harus digosok atau diganti baru agar tercapai efektifitas rem yang normal.

Gambar 38. Permukaan kanvas yang keras dan


mengkilap
Permukaan kanvas yang kotor karena oli aksel atau cairan rem biasanya
diganti baru.

Gambar 39. Permukaan kanvas yang kotor karena beri oli

Permukaan yang buram atau berkilat lemah menunjukkan kondisi kanvas


yang normal. Tidak perlu digosok.

Gambar 40. Permukaan kanvas yang buram

- Memeriksa kebocoran pada sil poros aksel (hanya pada aksel rigit
dengan penggerak coda). Kebocoran dapat dilihat pada piringan rem dan
pada poros aksel yang basah karena oli. Sil yang bocor harus diganti
Baru.

b) Tromol Rem

Memeriksa permukaan gesek pada tromol rem. Bila berwarna abu —


abu sampai hitam, atau berkarat, nilai gesekannya kurang. Maka
permukaan harus dibersihkan dengan kertas gosok, atau lebih baik
dengan dibubut / digerinda. Sisi luar permukaan gesek harus
dibersihkan dari karat sebaik mungkin.

Perhatikan ukuran diameter tromol dan kerataan bidang gesek Hasil


pemeriksaan:

Permukaan tromol masih tebal dan layak pakai

c).Pemeriksaan wheel sylinder dan kelengkapannya

 Tutup piston (piston cup)

Memeriksa piston cup dari keausan, kondisi seal dari kerobekan.

 Wheel cylinder

Perikasa keausan pada wheel silinder Berta diameternya. Lakukan


pemeriksaan visual jika ada goresan atau cekungan ganti wheel
cylinder dengan yang baru.

 Penyetel

Mengontrol apakah penyetel sepatu rem dapat diputar dengan ringan.


Jika tidak, bersihkan dan memberi pelumas.

Gambar 41. Penyetelan sepatu rem

 Pelat penahan (backing plat)


Perhatikan dudukan - dudukan untuk sepatu rem, pastikan sepatu rem
bergeser dengan mudah. Saat pemasangan dudukan tersebut harus
diberi pelumasan.

 Pipa - pipa tekanan tinggi dan nipel-nipel

Memeriksa pipa - pipa tekanan tinggi dan nipel-nipel pada silinder


roda. Perhatikan apakah ada bagian yang terlipat. Jika silinder roda
tidak dibongkar sebaiknya Pipa tekanan tinggi ini tidak dilepas, untuk
mencegah kerusakan baut.

 Nipel pembuang angin

Memerhatikan kepala baut dan konis. Jika rusak ganti dengan nipel
yang baru.

4.4 Perakitan Komponen Sistem rem

Setelah semua komponen selesai diservis / diganti maka lakukan


pemasangan. Rem teromol terdiri dari beberapa bagian yang kecil dan
sebagian dari bagian ini yang kiri dan kanan ticlak dapat dipertukarkan.
(Misalnya, arah ulir sekrup adjuster/penyetel otomatis berbeda-beda
tergantung pada sistem penyetelannya).

Selain itu jika salah satu bagian hilang atau salah pasang, rem tidak
dapat bekerja dengan sempurna. Karena itu, apabila menangani model yang
lain, selalu memperhatikan buku pedoman reparasi yang sesuai. Atau
perhatikan dengan seksama sebelum melakukan pembongkaran.
Gambar 42. Pemasangan komponen harus tepat

o Memasang tuas sepatu rem tangan dan tuas penyetel otomatis pada
sepatu rem belakang.

1. Memasang untuk sementara pengunci beserta shim, lalu ukur celahnya

2. Mengoleskan sedikit gemuk yang tidak mudah meleleh pada pen lalu
amankan washer dengan tang.

3. Memeriksa bahwa kedua tuas bergerak dengan bebas. Jika gerak tuas
terelalu begat, penyetel otomatis tidak akan bekerja dengan sempurna atau
rem tangan tidak bisa dibebaskan.

4. Mengoleskan sedikit gemuk yang tidak meleleh pada plat penahan dimana
sepatu rem bersinggungan dan penyetel otomatis. Gemuk tidak boleh
terlalu banyak karena gemuk yang berlebihan dapat melekat pada sepatu
rem.

5. Menghubungkan kabel rem tangan ke tuas sepatu rem dengan menekan


pegas koil kabel dengan tang lancip.

Gambar 43. Penekanan pegas koil kabel dengan tang lancip.


6. Menghubungkan penahan sepatu (salah
satu alat rakitan otomatis) dengan tuas
penyetel dan sepatu rem belakang.

Gambar 44. Pemasangan klem.

7. Memasang pegas tuas penyetel otomatis pada tuas penyetel dan sepatu.
Hati-hati untuk tidak menyebabkan sepatu terdorong keluar.

Gambar 45.Pemasangan tuas pegas penyetel

8. Memasang sepatu belakang pada plat penahan. Dengan menggunakan alat


penggerak pegas penahan sepatu SST, memasang sepatu rem beserta pegas
penahan dan pennya.
Gambar 46. Pemasangan sepatu rem, pegas penahan dan pennya

9. Memasang pegas pembalik sepatu rem pada penunjang sepatu penyetel


dan masukkan penyetel (adjuster) ke penahan sepatu yang terpasang pada
sepatu belakang.

10. Menghubungkan sepatu depan dan belakang dengan pegas jangkar sepatu
dan pasang sepatu depan pada plat penahan.

11. Memasang sepatu beserta pegas penahan sepatu, dan penahannya dengan
menggunakan SST, yakni alat penggerak penahan sepatu.

12. Mengaitkan pegas pembalik sepatu depan dan belakang menggunakan


SST, alat khusus untuk membalik sepatu rem. Perhatikan bahwa sepatu
rem dan rakitan penyetel otomatis terpasang dengan sempurna.

Gambar 47. Pemasangan


pegas pembalik

13. Memeriksa dari penyetel otomatis. Dengan menggunakan obeng, gerakkan


tuas sepatu rem tangan beberapa kali dan memeriksa bahwa penyetel
menjadi panjang secara otomatis;

14. Membersihkan pelapis sepatu rem menggunakan amplas, bila perlu


bersihkan permukaan bagian dalam tromol rem.
15. Memasang tromol rem

 Memasang tromol kembali, sesuai dengan posisinya yang telah


dimemberi tanda.

 Sebelum memasang tromol, memberi sedikit vet pada pemusatnya,


untuk mencegah karatan. Memberi juga vet pada baut pengikat
roda.

16. Menyetel celah sepatu rem

 Menarik dan membebaskan tuas rem tangan beberapa kali sampai tidak
melebihi spesifikasi bunyi "klik" yang telah ditentukan. Dengan
demikian celah antara tromol dan sepatu akan terstel dengan
sendirinya.

17. Menekan pedal rem beberapa kali dan cek hal-hal sebagai berikut :

 Memeriksa bahwa semua teromol pada kedua bagian berputar dengan


bebas tanpa suatu gesekan atau tahanan yang terlalu besar.

 Perhatikan bahwa jarak cadangan pedal rem harus lebih dari yang telah
ditentukan.

18. Memasang roda dan mengencangkan semua mur baik-baik setelah


kendaraan diturunkan. Momen pengerasan mur roda adalah 70 – 120 Nm
untuk mobil sedan, Colt dan sebagainya. Untuk momen pengerasan yang
tepat, lihat buku manual / data.

4.5 Membuang udara dari saluran rem hidrolis

Setelah melakukan prosedur overhoul pada sistem rem maka perlu


dilakukan pembledingan atau membuang udara palsu yang terdapat pada
saluran rem. Udara palsu tersebut dapat menghambat kinerja dari rem,
sehingga dapat membahayakan pengemudi dan penumpang dari kendaraan.

Langkah kerja pembuangan udara palsu dari saluran rem hidrolis


sebagai berikut :

 Mengangkat kendaraan

Pekerjaan ini dikerjakan oleh dua orang, seorang asisten duduk di tempat
pengemudi.

 Menambahkan minyak ke reservoir, tinggi permukaan minyak di


bawah garis maksimum (MAX)

 Buang udara.

1. Membuka tutup sumbat pembuang udara dari silinder roda yang terjauh
dari master silinder. Pasang slang plastik pada sumbat pembuang
sedangkan ujung satu lagi dimasukkan ke dalam penampung minyak yang
bersih.

2. Untuk mencegah agar


udara tidak masuk kembali ke
dalam silinder roda,
Ujung slang harus selalu
dimasukkan ke dalam minyak
rem yang bersih.

3. Membuang udara dimulai dari roda yang terjauh dari master silinder dan
terakhir di roda yang terdekat ke master.
Gambar 48. Mengeluarkan udara

4. Asisten menekan pedal rem beberapa kali dan memberi aba-aba pada
teknisi saat pedal sedang ditekan.

5. Teknisi membuka sumbat pembuang kira-kira 1/4 putaran, pembuang


udara kemudian menutup sumbat sementara asisten memompa pedal
berulang-ulang. Tutup sumbat pembuang secepat mungkin, kalau tidak
udara akan masuk kembali ke dalam sistem rem

6. Mengulangi prosedur d dan e sampai tidak terlihat lagi gelembung-


gelembung udara yang keluar dari slang. Memeriksa tinggi minyak rem
tangki cadangan master silinder selama, melakukan pekerjaan tersebut.
Jangan dibiarkan reservoir menjadi kosong.

7. Melepas slang dari sumbat pembuang dan pasang kembali tutupnya.

8. Membuang udara dari silinder-silinder roda yang lain dengan cara sama.

 Mengatur tinggi permukaan minyak rem dengan menambah


minyak sampai garis MAX pada reservoir.

 Memeriksa apakah pekerjaan tersebut telah dikerjakan dengan


sempurna.

 Pembuang udara sudah dilaksanakan dengan baik apabila pada


waktu pedal gas ditekan terus, terdapat jarak yang cukup serta
reaksi pedal harus kuat dan tidak terlalu dalam.
 Memeriksa kemungkinan terdapat kebocoran minyak rem.
Memeriksa setiap kebocoran dari sistem hidraulis sementara pedal
rem ditekan.

 Untuk kendaraan yang dilengkapi boster rem, mesin dihidupkan


dan pemeriksaan dilakukan pada waktu mesin dalam keadaan
idling.

4.6 Analisis Gangguan

Kerusakan yang terjadi pada rem tromol adalah sebagai berikut :

1. Pegas penekan rusak.

2. Penutup debu pada wheel cylinder sobek.

3. Nipel pembuangan udara tersumbat, sulit dibongkar dikarenakan karat


yang memungkinkan pada saat dibongkar akan mengakibatkan patah pada
nepel.

4. Free play pada sistem pedal rem tidak berfungsi dengan baik.

5. Piston cup aus.

6. Permukaan kanvas yang kotor karena oli.

7. Kanvas rem aus.

8. Return spring lemah


Tabel 1.2. Kemungkinan gangguan/kerusakan pada sistem rem tromol secara umum.

Gangguan
Kemungkinan kerusakan Cara mengatasi

Pedal rem  Pelapis rem aus  Ganti sepatu rem


rendah atau  Brake shoe aus  Ganti brake shoe
ringan  Kebocoran sistem rem  Perbaiki kebocoran
 Master silinder rusak  Perbaiki atau ganti
 Ada udara dalam silinder rem  Lakukan
 Silinder rem rusak  pembuangan udara
 Perapat pada piston  Perbaiki silinder rem
 aus atau rusak  Perbaiki silinder
 Penyetel otomotis rem  Perbaiki atau ganti
 belakang rusak  penyetel

Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara mengatasi


Timbul suara  Sepatu rem aus  Bubut kembali tromol,
bila tergores parah ganti
gesekan bila yang diperlukan
direm  Perbaiki seperlunya

 Perbaiki atau ganti


seperlunya
 Terjadi penggesekan antara
caliper dengan
roda atau rotor

 Terjadi penggesekan penutup


debu dengan rotor atau  Perbaiki atau ganti
backing plate dengan tromol
 Komponen system yang lain
rusak
 Terjadi penggesekan ban
terhadap chassis dengan bodi  Perbaiki seperlunya

Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara mengatasi


Timbul  Sepatu rem lengket terhadap  Lumasi
mengerit suara
backing plate
Atau ketukan  Tonjolan braking plat aus  Ganti
bila direm  Perbaiki atau ganti
 Pegas penahan sepatu rem lepas
seperlunya
atau kendor
 Baut pengikat backing plate  Kencangkan baut
pengikat
kendor

Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara mengatasi


Rem menarik  Tekanan udara ban salah  Sesuaikan tekanan ban

kesalah satu  Ganti


arah  Sepatu rem mengeliat, pelapis
rem aus atau berkaca  Perbaiki atau ganti

 Tromol rem baling  Ganti pegas pembalik

 Perbaiki silinder rod


 Pegas pembalik rusak
 Perbaiki silinder rem
 Silinder roda rusak
 Perbaiki atau ganti

 Silinder rem rusak

 Piston macet didalam silinder


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Kesimpulan secara Umum

Praktik Kerja Industri yang diadakan di setiap Sekolah Menengah


Kejuruan banyak sekali manfaat-manfaat yang sangat perlu untuk diketahui
dan dirasakan oleh calon-calon SDM yang kompeten, khususnya dalam
bidang otomotif.

Selama kami mengikuti Prakerin, kami menemukan berbagai macam


perbaikan-perbaikan mobil yang belum kami ketahui sebelumnya waktu di
sekolah. Kami juga mulai mengetahui nama-nama komponen mobil yang
berbeda penyebutannya tapi komponennya tetap sama, orang-orang biasa
menyebutkannya dengan bahasa bengkel.

Selain itu dalam pelaksanaan Prakerin, mental kami pun diuji, kami
merasakan bagaimana tegangnya menghadapi konsumen yang akan
memperbaiki kendaraan, dan kami pun juga merasakan bagaimana hiruk pikuk
dalam dunia industri.
5.1.2 Kesimpulan Secara Khusus

Setelah penulis menganalisis gangguan dan melakukan perbaikan


sistem rem pada kendaraan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :

1. Sistem rem sangat penting bagi sebuah kendaraan, karena sistem rem
tersebut merupakan salah satu sistem pengaman bagi pengemudi pada
sebuah kendaraan saat mengendarai kendaraan:

2. Sistem rem akan bekerja secara maksimal sesuai dengan fungsinya apabila
semua komponen sistem rem tersebut masih dalam keadaan baik;

3. Sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan kendaraan dan


menghentikan kendaraan sesuai dengan tempat yang diinginkan oleh
pengemudi;

4. Menurut penggunaannya secara umum ada tiga jenis rem yaitu Rem kaki,
rem tangan dan rem tambahan;

5. Yang harus dimiliki oleh sebuah sistem rem adalah :

 Rem dapat bekerja dengan baik dan dapat menghentikan kendaraan


secepat mungkin.

 Dapat melaksanakan pengereman sesuai kehendak sopir dan


mempunyai daya tekan yang cukup

 Sebuah sistem rem dapat diperiksa dan diperbaiki dan mudah


disetel

 Pipa- pipa, berfungsi sebagai saluran cairan fluida dari master


silinder ke silinder roda.
5.2 Saran

Dalam laporan laporan ini, penulis memberikan saran – saran yang


mungkin berguna untuk umum yang memerlukannya. Adapun saran –saran
yang ingin penulis sampaikan :

5.2.1 Saran Untuk Sekolah

1. Lebih memperbanyak praktik dibanding teori di kelas;

2. Untuk membuat siswa lebih mengenal dunia industri, sebaiknya setiap


seminggu sekali siswa melaksanakan prakerin di DU/DI terdekat, agar
adaptasi dengan dunia DU/DI lebih meningkat dan berkembang;

3. Lengkapi peralatan praktik yang lain yang belum ada di sekolah.

5.2.2 Saran Untuk Industri

1. Lengkapi peralatan praktik yang lain agar siswa dapat mengenal alat-alat
yang tidak ditemui di sekolah;

2. Terapkan pola disiplin kerja dengan baik, terutama bagi siswa prakerin;

3. Memperbanyak daya tampung kepada siswa prakerin.

5.2.3 Saran Untuk Siswa

1. Lebih giat lagi untuk melakukan berbagai macam kegiatan yang


menyangkut ke dalam bidang keahlian otomotif dengan tujuan untuk
mengasah kemampuan;

2. Laksanakanlah kegiatan prakerin dengan serius.

5.2.4 Saran Untuk Sopir

1. Jika pada komponen sistem rem ada yang mengalami gangguan atau
kerusakan, maka sedini mungkin melakukan perbaikan, karena apabila
dibiarkan maka akan di khawatirkan terjadi bahaya kecelakaan yang
berakibat lebih fatal;

2. Sebelum mengendarai kendaraan periksa terlebih dahulu sistem remnya


apakah bekerja dengan baik atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

- Anonim, 1998, Training Manual Mitsubishi, Jakarta: PT.


Kramayudha Tiga Berlian Motors.

- TEAM, 1998, New step 1 Training Manual, Jakarta: PT.Toyota


Astra Motor.

- TEAM, 2002, New step 2 Chasis Group, Jakarta: PT. Toyota


Astra Motor.

Anda mungkin juga menyukai