Anda di halaman 1dari 9

Jawaban Ujian Tengah Semester

Mata Kuliah Bisnis dan Politik Kelas 04

Disusun oleh:

Tesa Lonika

14010118140105

Dosen Pengampu :

Drs. Priyatno Harsasto Dipl.Arts., M.A.

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2020

1
1. Jelaskan model-model hubungan bisnis dan politik. Menurut sdr apa
model ideal yang cocok diterapkan di Indonesia? Apakah model
hubungan bisnis dan politik yang terjadi di Indonesia sampai saat ini?

Jawab:
Model hubungan bisnis dan politik terdiri dari:
1. The market capitalism model:
2. The dominant model
3. The counterfailing factors model
4. The Stakeholders model

Dalam model hubungan bisnis dan politik, The Market Capitalism Model
mengartikan system ekonomi kapitalis yang merupakan sebuah system organisasi
ekonomi yang dicirikan oleh hak milik privat atas alat-alat produksi dan distribusi dan
pemamfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi yang sangat
komfetitif.kapitalisme ini hasil dari pemikiran Adam Smith,Smith adalah tokoh
mazhab klasik di mana para ahli ekonomi dunia menilai bahwa pemikiran mazhab
klasik merupakan dasar sistim ekonomi kapitalis. Kerangka dasar system kapilatisme
merupakan tentang nilai barang dan jasa,struktur harga,yakni harga dalam area
produksi,harga dalam menentukan komsumsi dan harga dalam metode menentukan
produksi

Adapun The Counterfailing Faktors Model merupakan adanya tambahan bea


masuk yang dikenakan untuk mengimbangi efek dari subsidi yang diberikan oleh
negara pengekspor untuk perusahaan eksportir.

Sedangkan pada model hubungan bisnis dan politik lainnya, The Stakeholders
Model merupakan system yang secara eksplisit berbasis pada pandangan tentang
suatu organisasi dan lingkungannya, mengenai sifat saling memengaruhi antara
keduanya yang kompleks dan dinamis. Stakeholder dan organisasi saling
mempengaruhi, hal ini dapat dilihat dari hubungan sosial keduanya yang berbentuk
responsibilitas dan akuntabilitas. Oleh karena itu organisasi memiliki akuntabilitas
terhadap stakeholdernys. Premis dasar dari teori stakeholder adalah bahwa semakin
kuat hubunga korporasi, maka akan semakin baik bisnis korporasi. Sebaliknya,

2
semakin buruk hubungan korporasi maka akan semakin sulit. Hubungan yang kuat
dengan para pemangku kepentingan adalah berdasarkan kepercayaan, rasa hormat dan
Kerjasama.

Teori stakeholder juga merupakan sebuah konsep manajemen strategis, tujuannya


adalah untuk membantu korporasi memperkuat hubungan dengan kelompok-
kelompok eksternal dan mengembangkan keunggulan yang kompetitif. Teori
stakeholder menyatakan bahwa perusahaan memiliki pihak-pihak yang memiliki
kepentingan terhadap perusahaan. Pihak-pihak ini dapat meliputi investor dan pihak-
pihak non investor seperti pelanggan, karyawan, pemasok, masyarakat sekitar, dan
pemerintah (Robbins dan Coulter, 2007). Menurut teori ini, perusahaan memiliki
kontrak dengan stakeholder -nya. Dengan demikian, stakeholder memegang peranan
penting dalam menentukan kesuksesan perusahaan.

Salah satu faktor penting dalam teori stakeholder adalah adanya pembedaan antara
explicit dan implicit claim . Explicit claim direfleksikan oleh garansi produk, kontrak
harga, dan kontrak upah. Sedangkan implicit claim dapat menjadi terlalu ambigu
untuk dituangkan ke dalam bentuk tertentu. Beberapa contoh dari implicit claim
adalah kemampuan perusahaan untuk menyediakan layanan, mempekerjakan
karyawan tanpa kontrak, dan melanjutkan sumber pasokan tanpa negosiasi baru.
Explicit dan implicit claim dapat mempengaruhi tingkat pendapatan perusahaan. Akan
tetapi implicit claim memiliki risiko yang lebih tinggi bagi perusahaan apabila tidak
dipenuhi dibandingkan explicit claim .

Cornell dan Shapiro (1987) menginvestigasi pengaruh teori stakeholder terhadap


kebijakan investasi dan kebijakan dividen perusahaan. Menurut Cornell dan Shapiro
tidak hanya investor stakeholder yang mempengaruhi kebijakan investasi dan
kebijakan dividen perusahaan akan tetapi non-investor stakeholder (pelanggan,
karyawan, pemasok, distributor, dan perusahaan lain) juga berperan dalam penentuan
kebijakan tersebut. Non-investor stakeholder mempengaruhi kebijakan investasi dan
dividen perusahaan melalui implicit claim. Implicit claim dapat mempengaruhi
tingkat pendapatan operasi bersih perusahaan yang tentunya menentukan bagaimana
kebijakan investasi dan dividen perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk
memenuhi implicit claim -nya tidak lepas dari peranan fungsi bisnis lain dari
perusahaan seperti fungsi pemasaran, logistik dan disain organisasi. Dengan

3
demikian, teori stakeholder melalui implicit claim juga menghubungkan antara fungsi
keuangan perusahaan dengan fungsi-fungsi lain dalam perusahaan.

Lalu, apa model ideal yang cocok diterapkan di Indonesia?

Menurut saya, model yang cocok diterapkan di Indonesia adalah The Stakeholders
model. Mengapa? Karena Pada model model kebijakan dan perencanaan bisnis
fokusnya adalah mengembangkan dan mengevaluasi persetujuan keputusan strategis
perusahaan dengan kelompok-kelompok yang dukungannya diperlukan untuk
kelangsungan usaha perusahaan. Dapat dikatakan bahwa, dalam model ini,
stakeholder theory berfokus pada caracara yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk mengelola hubungan perusahaan dengan stakeholder-nya.

Pada model jawab sosial perusahaan dari manajemen stakeholder, perencanaan


perusahaan dan analisis diperluas dengan memasukkan pengaruh eksternal yang
mungkin berlawanan bagi perusahaan. Kelompok-kelompok yang berlawanan ini
termasuk badan regulator (government) dengan kepentingan khusus yang memiliki
kepedulian terhadap permasalahan sosial.

Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya


beroperasi untuk kepentingan sendiri namun juga harus mampu memberikan manfaat
bagi stakeholder-nya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat
dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan tersebut.

Apakah model hubungan bisnis dan politik yang terjadi di Indonesia sampai


saat ini?

Sampai saat ini Indonesia menggunakan model hubungan bisnis dan politik
The counterfailing factors model dan The Stakeholders model. Kedua model
hubungan bisnis dan politik tersebut diterapkan seimbang sesuai kebutuhan. Hal
tersebut dapat dilihat dari bagaimana penerapan serta implementasia turan-aturan
yang berlaku.

4
2. Jelaskan perbedaan kekuatan bisnis struktural dan kekuatan bisnis
instrumental. Dengan menggunakan dua konsep ini jelaskan bagaimana
kekuatan bisnis di Indonesia menjalankan aksinya.

Jawab:
Sumber kekuatan structural muncul sebagai konsekuensi atas perilaku profit-
maximizing kelompok bisnis dan kekhawatiran pemerintah mengenai pilihan
kebijakan terhadap keputusan investasi. Adapun Fairfield mengistilahkan kekuatan ini
sebagai kekuatan elit ekonomi dalam menciptakan ‘ancaman disinvestasi’.
Selanjutnya,
Sumber kekuatan instrumental didasari oleh hubungan patron-client antara
kelompok kepentingan bisnis dengan pemerintah—baik formal maupun informal—
serta penguasaan akan sumber daya.
Kerangka kekuatan bisnis struktural dan kekuatan bisnis instrumental
menjelaskan bagaimana elit ekonomi dapat memberikan derajat dampak yang berbeda
bagi keputusan kebijakan pajak, khususnya di Indonesia.

Adapun melalui konsep kekuatan instrumental yang solid, kekuatan bisnis di


Indonesia dapat menjelaskan rendahnya tarif pajak serta sulitnya menerapkan
reformasi pajak yang progresif. Hal ini juga didukung oleh faktor politik. Indonesia
berusaha untuk membuka keran investasi sebesar-besarnya melalui kebijakan pajak
yang pro akan perdagangan di dunia

5
3. Apa yang dimaksud dengan Rent-Seeking atau  D.U.P. (Directly
Unproductive Profit-Seeking)? Bagaimana bisa terjadi di Indonesia?
Bagaimana menciptakan kondisi untuk membuat hubungan bisnis dan
politik tidak mengakibatkan adanya kolusi dan rent seeking? Jelaskan.

Jawab:

Kegiatan rent-seeking atau mencari rente adalah upaya individual atau


kelompok untuk meningkatkan pendapatan melalui pemanfaatan regulasi yang dibuat
oleh pemerintah, dan dapat juga didefinisikan salah perolehan pendapatan di atas
normal dalam pasar yang kompetitif.

Rente merupakan keuntungan yang di dapat atas kebaikan hati pemerintah


dengan jumlah yang dibayar untuk pemerintah,dan dimasukkan ke kantong pribadi.
Sedangkan Pemburu rente ( rent seeker) adalah sebutan bagi pemilik modal atau kaum
kapitalis meraup keuntungan bisnis dengan memanfaatkan kedekatan dengan
penguasa yang berwenang.  Dengan demikian secara sederhana dapat diartikan
perburuan rente ini merupakan pengusaha yang memanfaatkan penguasa untuk
mendapat keuntungan lebih dari selisih yang diperoleh antara jumlah yang dibayar
dengan kebaikan hati penguasa (pejabat pemerintah).

Sejak tahun 1967, teori mengenai “rent-seeking” (pemburu rente) ini


dikembangkan oleh Gordon Tullock, dan istilah “rent” disini berkembang menjadi
tidak dalam pengertian yang sama dengan yang dimaksudkan oleh Adam Smith.
Fenomena dari rent seeking ini teridentifikasi dalam hubungannya dengan monopoli.
Selanjutnya,  rentseeking (pemburu rente) menjadi bermakna suatu proses dimana
seseorang atau sebuah perusahaan mencari keuntungan melaluimanipulasi dari situasi
ekonomi (politik, aturan-aturan, regulasi, tariff dll) daripada melaluiperdagangan.
Istilah rent seeking sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Anne Krueger pada
tahun1973 dalam tulisan yang mengulas tentang pemikiran Gordon Tullock. Menurut
Didik J Rachbani, “perburuan rente ekonomi terjadi ketika seorang pengusaha atau
perusahaan mengambil manfaat atau nilai yang tidak dikompensasikan dari yang lain
dengan melakukan manipulasi pada lingkungan usaha atau bisnis. Manipulasi pada
lingkungan  usaha tersebut juga terjadi, karena perebutan monopoli atas aturan main

6
atau regulasi. Karena itu, pelaku usaha yang melobi untuk mempengaruhi aturan lebih
memihak dirinya dengan pengorbanan pihak lain disebut pemburu rente (“rent
seekers”).

Bagaimana bisa terjadi di Indonesia?

Dalam sejarah politik di Indonesia, terlihat lah bahwa akar korupsi terdapat
dalam praktik  pemburuan rente yang sudah berurat-akar sejak zaman pra
kemerdekaan.  Para elite secara sistematis menggunakan  pengaruhnya untuk
memengaruhi  setiap  pengambilan keputusan dalam  perencanaan  anggaran. Hal
yang sama juga ditengarai  terjadi  pada  tataran aktor dan elite politik di parlemen.
Walaupun telah  mengalami pemutakhiran, ternyata perilakunya tetap sama. Misalnya
saja  DPR, yang katanya adalah  pembawa suara rakyat. Tren menunjukkan  dari
zaman  pasca  kemerdekaan, tidak  sedikit  anggota  DPR yang memiliki latar
belakang sebagai  pebisnis. Para elite secara sistematis menggunakan pengaruhnya
untuk  memengaruhi setiap  pengambilan keputusan dalam perencanaan anggaran.
sehingga janji menyejahterakan masyarakat hanya menjadi slogan semata.

Perburuan rente (rent seeking) di indonesia bukan lah merupakan praktek


baru, praktek ini mulai berkembang subur dan mekar pada pemerintahan otoriter, hal
ini untuk indonesia dapat kita lihat dari mulai berkuasanya orde baru, disitu mulai
berkembang. Karna pada pemerintah diktator atau otoriter tidak adanya pengawasan
yang efektiv dan semuanya dibawah kendali pemerintah.dan menampakkan kondisi
ekonomi yang stabil namun sebenarnya terdapat kesenjangan kondisi ekonomi antara
kelas atas dan kelas bawah. Namun bukan berarti dalam era demokrasi bersih dari
praktek rentseeking, prakteknya saat ini dapat dilihat dari kubutuhan pejabat terhadap
dukungan baik itu suara maupun finansial sebagai backing untuk mencapai kekuasaan
tertentu, dan praktek ini muncul sebagai bentuk balas budi atas dukungan yang
diberikan oleh kaum kapitalis.

Bagaimana menciptakan kondisi untuk membuat hubungan bisnis dan


politik tidak mengakibatkan adanya kolusi dan rent seeking ? 

Cara untuk menciptakan kondisi dan membuat hubungan bisnis dan politik
tidak mengakibatkan adanya kolusi dan rent-seeing adalah memutus mata rantai

7
oknum pengusaha bermodal dengan oknum birokrat pejabat public yang turut
melanggengkan praktek kolusi dan rent-seeking. Praktik dari teori Ekonomi Rent-
Seeking ini tidak akan terjadi tanpa adanya kerjasama yang sinergis antara oknum
pengusaha bermodal dengan birokrat atau pejabat yang memiliki akses perizinan dan
birokrasi, fasilitas wilayah dan proteksi dari pengusaha lain. Pengusaha memperoleh
keuntungan berupa sumber daya murah, akses atas informasi yang mudah dan
kebijakan yang berpihak pada pengusaha. Sementara pejabat memperoleh keuntungan
dalam imbalan suap dan peluang untuk melakukan kolusi dan korupsi.

Rent seeking sendiri pada dasarnya merupakan praktek  yang bertujuan untuk
mendapatkan monopoli khususnya sumber  daya dengan cara melobby Pemerintah
(penguasa)  guna mencari perlindungan atau mendapatkan hak  guna sumber daya.
Bukan hanya sebatas hal tersebut, perilaku berbagai upaya dilakukan oleh rent seeker
mempengaruhi kebijakan pemerintah, agar memperoleh keuntungan.

Maka untuk menghindari lingkaran setan kolusi dan rent-seeking tersebut, kita
harus memutus mata rantai monopoli-monopoli yang merugikan negara dengan sadar
akan masa depan bangsa. Pengaruh  rent  seeking terhadap perekonomian Indonesia
sebagai akibat perbuatan seseorang, kelompok, ataupun organisasi tertentu, terutama
birokrasi, yang  mengambil  keuntungan  materi sebesar-besarnya dari menjual
kewenangan dan praktek manipulasi  untuk  mendukung  pihak lain  mengekploitasi
sumber-sumber ekonomi dan  praktek ini tentu merugikan rakyat. Praktek ini jamak
terjadi pada perusahaan MNC (multinasional corporate). Karena Jika dilihat dari
perspektif ekonomi politik pembangunan pola hubungan MNC dengan Indonesia
sendiri masih berada pada pola hubungan ketergantungan, dimana  kepemimpinan
yang memberi keuntungan yang besar bagi MNC hal ini karna belum matangnya
sebuah negara,dan belum konsistennya sebuah aturan yang dibuat,misalnya antara
aturan yang satu dengan yang lainnya masih tumpang tindih,dan banyaknya  oknum
pejabat yang memanfaatkan hingga terjadi lobi-lobi politik yang hanya
menguntungkan pihak-pihak tertentu saja (pemburu rente).

Memberantas perilaku rent seeking yang efektif adalah dengan menciptakan


kondisi yang menyebabkan risiko yang didapat dari perilaku rent seeking itu jauh
lebih tinggi daripada manfaat yang diterima pelakunya seperti halnya hukuman mati.
Karena pada dasarnya praktek rent seeking ini merupakan penyubur korupsi ,dan
8
korupsi ditubuh pemerintahan akan menciderai hak-hak rakyat. Pembangunan
ekonomi suatu negara  tidak terlepas dari peran pemerintah dalam mengatur
perekonomian untuk mencapai kesejahteraan sosial (Social Walfare) bagi  publik, 
karena hal tersebut di butuhkan pemerintah yang bersih dan mengutamakan
kepentingan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai