Anda di halaman 1dari 22

PENDAHULUAN

Tanaman Padi merupakan komoditas yang memiliki peran penting


dan strategis dalam sistem Ketahanan Pangan.Beras yang
dihasilkan dari tanaman padi ini merupakan makanan pokok, lebih
dari separoh penduduk Asia. Sekitar 1.750 juta jiwa dari sekitar 3
milyar penduduk Asia, termasuk 200 juta penduduk Indonesia
menggantungkan kebutuhan kalorinya dari beras.
Sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, upaya
pemenuhan akan beras terus dilakukan melalui berbagai program
peningkatan produksi dan produktivitas.

Banyak program yang dilakukan guna menghasilkan produksi


padi yang optimal, yaitu mulai Program Kasimo dan rencana
Wicaksono pada Tahun 1945/1950 sampai era reformasi, telah
dilakukan teknologi seleksi padi, benih unggul dan peningkatan
penggunaan fosfat.Tahun 1950 sampai dengan Tahun 1960
diutamakan pada penggunaan benih unggul, selanjutnya
dilaksanakan program Bimas dengan intensifikasinya.

Memasuki Era Reformasi, melalui Program Supra Insus paket


teknologi yang digunakan adalah 10 jurus Paket D, kemudian
pada program Gema Palagung dengan IP 200, IP 300 dan
Peningkatan MI serta Cooperate Farming.

Sejak Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2011, upaya


peningkatan produksi padi ditempuh dengan Program P2BN

1
dimana secara operasional andalan teknologi yang digunakan
adalah melalui pendekatan PTT.

Ditahun 2015 ini, pemerintah kembali menggulirkan program


UPSUS 7 komoditi strategis unggulan nasional yang disesuaikan
dengan potensi wilayah dengan konsep kawasan pengembangan
dan non kawasan. Untuk Aceh khususnya Aceh Barat
mendapatkan program UPSUS Kedaulatan Pangan GP-PTT Padi
Sawah.

2
PENYIAPAN BENIH & LAHAN

A. Penyiapan Benih
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan terhadap
produksi, karena mampu memberikan kontribusi dalam
peningkatan produksi padi sampai 40 %.
Atas dasar hal tersebut sebelum benih disemaikan, agar tanaman
tumbuhnya baik, berproduksi tinggi sesuai harapan hendaknya
dimulai dari pemilihan varietas, dan seleksi benih padi.
1. Seleksi Benih Padi
Seleksi benih dilakukan dalam rangka memperoleh benih
unggul bermutuyaitu benih yang mempunyai sifat tingkat
potensi hasil yang tinggi, tingkat keseragaman, kemurnian dan
adaptasi yang luas serta daya tumbuh tinggi, dan tahan
terhadap hama penyakit.
Mengapa harus menggunakan benih bermutu ?
- Benih bermutu akan menghasilkan bibit yang sehat dengan
akar yang banyak.
- Benih yang baik akan menghasilkan perkecambahan dan
pertumbuhan seragam
- Ketika ditanam pidah, bibit dan benih yang baik dapat
tumbuh lebih cepat dan tegar
- Benih yang baik akan menghasilkan hasil yang tinggi
Benih Bermutu adalah benih yang baik dan benar.Dikatakan
baik karena memiliki 3 kriteria yaitu baik secara genetik, fisik
dan fisiologis.
3
Secara Genetik
- Varietas asli
- Murni dari satu varietas
Secara Fisik Benih Bermutu dicirikan dengan :
- Bersih tidak tercampur dengan biji gulma atau biji tanaman
lain
- Berukuran penuh dan seragam (bernas)
- Bebas dari biji gulma, hama, penyakit dan bahan lain

Secara Fisiologi dicirikan dengan


- Daya kecambah di atas 80 % dengan benih yang tumbuh
kekar
- Kekuatan tumbuh normal
Dikatakan benar adalah benih yang berlabel sesuai
peruntukannya.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas untuk memperoleh benih


bermutu perlu melakukan beberapa kegiatan seleksi benih
sebagai berikut :
a. Melakukan Pemilahan Benih
Benih dengan berat jenis lebih tinggi, mempunyai mutu
fisiologis (daya kecambah dan Vigor) yang lebih tinggi, serta
pertumbuhan dilapang yang lebih cepat dan seragam.
1). Pemilahan Benih dengan Air

4
- Benih dimasukan kedalam wadah yang berisi air
dengan volume 2 kali volume benih, kemudian
diaduk-aduk sebentar.
- Benih yang terapung; yang mempunyai berat jenis
rendah, dipisahkan dari benih lainnya.
- Benih-benih yang tenggelam yang digunakan dalam
pertanaman.
- Sebelum semai, benih terlebih dahulu direndam
selama 24 jam dan diperam 48 jam.
2).Pemilahan dengan Larutan Garam Amonium Sulfat (ZA)
atau Garam dapur
- Untuk mendapatkan benih yang lebih bernas; dengan
berat jenis yang tinggi ( BJ 1,11 mg/L), pemilahan
dilakukan dengan memasukan benih kedalam wadah
berisi larutan pupuk ZA dengan konsentrasi 225 g
ZA/L air. Atau 300 gram Garam / L air.
Pelaksanaan dilapangan, Indikator yang dapat
digunakan untuk mencapai Berat Jenis (1,11 s.d 1,13 )
konsentrasi ZA / Garam dapur per L air, adalah dengan
melihat posisi telur ayam yang terapung seperti gambar
dibawah ini.

5
- Benih yang terapung dibuang sedangkan benih yang
digunakan benih yang tenggelam ( memiliki berat
jenis tinggi).

6
Setelah pemilahan benih dicuci dengan air bersih sampai
tidak terasa asin. Benih yang telah dicuci tersebut, siap
untuk direndam, diperam dan disemaikan
Pemilihan benih dengan larutan garam hanya dianjurkan
untuk jenis padi Inhibrida, sedangkan pemilahan untuk padi
hibrida cukup dengan air bersih saja
2. Perlakuan Benih
Perlakukan benih dilakukan dengan tujuan untuk mematahkan
masa dormansi benih dan pemilihan benih yang bernas supaya
benih dapat tumbuh cepat, seragam dan sehat serta memerikan
perlindungan awal terhadap serangan hama terutama pada
stadia masa bibit( Jika diperlukan )
a). Melakukan Seed Treatment
Seed Treatment dilakukan dengan maksud untuk memberi
perlindungan awal terhadap benih agar pertanaman di
pesemaian terhindar dari serangan Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT).
Daerah-daerah yang sering terserang hama Penggerek
Batang, disarankan untuk melaksanakan perlakuan benih
dengan pestisida berbahan aktif Fipronil dengan cara :
Benih direndam dalam air selama 1 hari, kemudian
ditiriskan dan dicampur dengan Regent 50 SC (bahan aktif
Fipronil) dosis 12,5 cc/kg benih sebelum diperam.
Perlakuan pestisida ini juga dapat membantu pengendalian
Keong Mas di areal persemaian/pertanaman awal.
1. Penyemaian Benih Padi

7
a. Persiapan Semai
Persemaian merupakan tempat untuk menumbuhkan
benih padi menjadi bibit tanaman sebelum dipindah ke
lapangan (sawah). Supaya benih dapat tumbuh dengan
baik di pertanaman perlu dilakukan persiapan-persiapan
menyangkut :

1) Penentuan Lokasi Persemaian


Lokasi / tempat yang baik untuk persemaian (cara
basah) hendaknya memiliki syarat sebagai berikut :
- Lahan rata mudah untuk memberi dan membuang
air, tidak ternaungi dan jauh dari lampu
- Luas tempat pesemaian 4 % atau 1/25 dari luas
sawah yang akan ditanami
2) Kebutuhan Benih
Efisiensi dalam setiap usaha Agribinis menjadi salah
satu faktor yang perlu diupayakan, seperti halnya
dalam menyediakan benih padi sebelum disemai.
Kelebihan menyediakan benih untuk pesemaian
merupakan suatu pemborosan, oleh karenanya agar
terjadi efisiensi perlu memperhatikan faktor-faktor
yang menjadi pertimbangan dalam menentukan
kebutuhan benih sebelum disemai.
Faktor-faktor tersebut adalah :
 Luas lahan yang akan ditanami
 Sistim tanam

8
 Jarak tanam yang digunakan
 Jumlah tanaman per rumpun
 Berat benih per 1000 butir
 Daya kecambah
 Jumlah benih Cadangan (%)
Penggunaan benih oleh petani untuk penanaman
padi sawah yang akan disemai umumnya berkisar
antara 25 - 30 kg / Ha, kecuali untuk penanaman
benih dengan Metode SRI (System of Rice
Intensification) cukup menyediakan 7 kg benih padi
per Ha.
b. Pelaksanaan Semai Benih Padi
Tempat penyebaran benih berkecambah dapat berupa
penyemaian secara basah dan secara kering
1) Pesemaian Secara Basah
Langkah kegiatan
- Bajak tanah hingga melumpur dengan baik
- Lebar pesemaian 1 - 1,2 m dan panjang sesuai
petakan. antara 10-20 m
- Penambahan pupuk kandang atau bokashi
sebanyak 2 kg/m2 untuk mengemburkan tanah
supaya memudahkan saat pencabutan benih/bibit
dan mengurangi kerusakan bibit dan akar.
- Sebar benih yang telah direndam ( 24 Jam),
ditiriskan dan diperam (48 Jam) secara merata

9
diatas bedeng pesemaian dengan kerapatan 60
gram benih ( 1 genggam) per 1 M2

Cara penaburan benih Benih yang sudah tumbuh

- Untuk memperoleh benih yang baik tambahan 10-20 g


Urea/m2pada pertanaman saat berumur 5-7 hss.

2) Pesemaian Secara Kering


Pesemaian secara kering biasa dilakukan untuk
pengembangan padi secara Sistem of Rice Intensifikation
(SRI).

10
Langkah kegiatannya sebagai berikut :
- Menyiapkan media tumbuh
Campurkan tanah : kompos dan abu sekam dengan
perbandingan: 75% tanah, 20-25 % kompos dan 5-10 %
abu sekam. Aduk hingga rata.

70% 20-25% 5-10%


Komposisi media semai tanah, kompos dan abu

- Masukan campuran tanah secara merata dengan ketebalan


5 -10 cm ke dalam dapok yang telah disiapkan atau
kedalam nampan plastik yang telah dilubangi pada bagian
bawahnya, lakukan penyiraman pada media tanam.

Taburkan
benih dengan
kerapatan 1
genggam per 1
M2 secara
merata lalu
tutup dengan
tanah

Media tanam
Bibit muda siap ditanam /
dipindah ke lapangan
11
B. Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan merupakan tempat yang baik untuk tanaman
sehingga pengolahan tanah sangat menentukan keberlanjutan
pertumbuhan tanaman padi. Kegiatan dalam penyiapan lahan ini
pada dasarnya meliputi 2 kegiatan yaitu : mengolah tanah dan
menyediakan tempat tanam bibit (pencaplakan).
1. Olah Tanah
Kegiatan pengolahan tanah yang baik untuk tanaman padi
adalah pengolahan secara sempurna dimulai dari pembajakan
I dan II, dilanjutkan dengan penggaruan dan diakhiri dengan
perataan tanah. Namun hal tersebut tergantung pada kondisi
tanah sawah yang ada. Di beberapa lokasi yang kondisi
struktur tanahnya ringan, pengolahan tanah secara sempurna
jarang dilakukan dan pada umumnya cukup dibajak satu kali
langsung di ratakan.
Untuk kondisi lahan yang demikian, pengolahan tanah secara
sempurna dianjurkan untuk dilakukan setelah 4 musim tanam.
Hal tersebut berguna menghindari terjadinya pemadatan
lapisan tanah dan memberikan perbaikan sirkulasi udara.

12
Langkah dalam mengolah tanah adalah sebagai berikut.

2. Pencaplakan

13
Pencaplakan adalah menyiapkan tempat untuk menanam padi.
Ukuran pencaplakan disesuaikan dengan jarak tanam yang
akan dipakai.

I. PENANAMAN
14
A. Penyiapan Bibit
Cara penyiapan bibit padi siap tanam

Bersihkan bibit dari lumpur yang


menempel dengan hati-hati agar
tidak ada akar yang rusak

B. Cara dan Tata Tanam


Cara tanam padi dapat terdiri dari 2 cara tanam yaitu secara Tegel dan
Legowo. Cara tanam dengan pendekatan PTT dianjurkan secara Legowo
mengingat memiliki kelebihan-kelebihan dibanding cara tanam secara
Tegel.
1. Tanam pindah

15
Bibit yang ditanam berjumlah 1 - 3 bibit per rumpun dengan
menggunakan bibit muda berumur antara 10 - 15 hari. Penggunaan
bibit muda dapat menekan stres bibit pada saat dipindah dan dapat
menghasilkan jumlah anakan yang lebih banyak sehingga penggunaan
benih dapat dihemat.
a. Model Legowo
1) Pengertian Legowo
Cara tanam jajar legowo untuk padi sawah secara umum bisa
dilakukan dengan berbagai tipe yaitu: legowo (2:1), (3:1),
(4:1), (5:1), (6:1) atau tipe lainnya.
Legowo 2 : 1
Adalah cara tanam yang memiliki 2 barisan kemudian diselingi
oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir
mempunyai jarak tanam 1/2 kali jarak tanam antar barisan.
Dengan demikian, jarak tanam pada tipe legowo 2 : 1 adalah
20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm
(barisan kosong).

Legowo 4 : 1
Adalah cara tanam yang memiliki 4 barisan kemudian diselingi
oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir
mempunyai jarak tanam >2 kali jarak tanam pada barisan
tengah. Dengan demikian, jarak tanam pada tipe legowo 4 : 1

16
adalah 20 cm (antar barisan dan pada barisan tengah) x 10 cm
(barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong).

Gb. Legowo 4 : 1
2) Populasi Tanaman pada Model Legowo
Sebagai gambaran populasi tanaman pada berbagai model
Legowo Untuk sistem tanam Legowo 4:1 = (20 x 10 cm) x 40
cm, gunakan bambu ukuran 1 m x 1 m sehingga didapatkan 4
baris kali 10 baris tanaman = 40 rumpun per meter persegi.
 Untuk sistem tanam Legowo 4:1 = (25 x 12,5 cm) x 50 cm,
gunakan bambu ukuran 1,25 m x 1 m sehingga didapatkan
17
4 baris kali 8 baris tanaman = 32 rumpun x 0,8 (1
m2/1,25m2) = 26 rumpun per meter persegi.
 Untuk sistem tanam Legowo 2:1 = (20 x 10 cm) x 40 cm,
gunakan bambu ukuran 0,6 m x 1 m sehingga didapatkan
2 baris kali 10 baris tanaman = 20 rumpun per 0,6 m 2 = 33
rumpun per meter persegi.
 Untuk sistem tanam Legowo 2:1 = (25 x 12,5 cm) x 50 cm,
gunakan bambu ukuran 0,75 m x 1 m sehingga didapatkan
2 baris kali 8 baris tanaman = 16 rumpun per 0,75 m 2 = 21
rumpun per meter persegi.
Berdasarkan hasil penelitian, model terbaik untuk
mendapatkan produksi gabah tertinggi dicapai oleh legowo 4:1,
dan untuk mendapat bulir gabah berkualitas benih dicapai oleh
legowo 2:1.
Modifikasi jarak tanam pada cara tanam legowo bisa dilakukan
dengan berbagai pertimbangan. Secara umum, jarak tanam
yang dipakai adalah 20 cm dan bisa dimodifikasi menjadi 22,5
cm atau 25 cm sesuai pertimbangan varietas padi yang akan
ditanam atau tingkat kesuburan tanahnya.
2) Tujuan Legowo
Tujuan cara tanam legowo adalah :
1. Memanfaatkan sinar matahari bagi tanaman yang berada
pada bagian pinggir barisan.
2. Mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus.

18
3. Menekan serangan penyakit.
4. Mempermudah pelaksanaan pemupukan dan
pengendalian hama / penyakit.
5. Menambah populasi tanaman.
b. Model Tegel
Disebut “tegel” karena penempatan tanaman kelihatan seperti
susun tegel rumah dimana jarak sisinya sama misalnya 20 X
20 cm atau 25 X 25 cm. Untuk varietas padi yang memiliki
jumlah anakan relative sedikit atau pada lahan yang kurang
subur bisa menggunakan jarak tanam yang lebih rapat (20 X
20 cm), sebaliknya untuk varietas yang memiliki jumlah anakan
relative lebih banyak atau pada lahan yang subur dapat
digunakan jarak tanam yang lebih longgar. Pada jarak tanam
ini total populasi per satuan luas lebih rendah dibandingkan
dengan legowo.

19
Gambar 2. Cara tanam Tegel
2. Tanam Benih Langsung (Tabela)
Penanaman padi secara langsung (Tabela) membutuhkan benih sekitar
satu setengah kali lebih banyak dibandingkan dengan cara tanam
pindah, kebutuhan benih mencapai 30-40 kg/ha. Oleh karenanya, benih
yang akan ditanam harus bermutu baik. Sebelum benih disebar terlebih
dahulu diredam air selama + 12 jam dan dianginkan selama + 12 jam.
Kemudian benih dapat disebar di petak sawah dengan menggunakan
Atabela (Alat tanam benih lansung) dan jarak tanam 20 X 30 X 20 cm.

Gambar 3. Tanam benih langsung (Tabela)


Keuntungan dan kelemahan sistem Tabela
a. Keuntungan

20
1. Masa produksi lebih pendek, 7-10 hari lebih cepat dari tanam
pindah (Tapin).
2. Menghemat tenaga kerja
3. Menghemat penggunaan air
4. Meningkatkan hasil persatuan luas
5. Jumlah anakan tidak produktif menurun
b. Kerugian
1. Resiko kerebahan tanaman tinggi
2. Tingkat kerusakan tanaman oleh hama tikus cukup tinggi
3. Kebutuhan benih relatif banyak
4. Pengolahan tanah harus sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2004. Petunjuk Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu


Padi Sawah. Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian Bogor.

Anonimous, 2004. Petunjuk Lapang. Pengelolaan Tanaman Terpadu


Padi Sawah . Meningkatkan Hasil dan Pendapatan Menjaga
Kelestarian Lingkungan. Balai Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Sumatra Utara, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Nusatenggara Barat. Balai Penelitian Tanaman Padi
International Rice Research Institute.

Anonimous, 2007. Petunjuk Teknis Lapang. Daerah Pengembangan


dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida. Badan Pnelitian dan
Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.

21
Suprihatno Bambang dkk, 2010. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian Sukamandi,

Samaullah Yamin.dkk, 2008, Modul TOT SL- Padi Nasional. Badan


Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai BesarPenelitian
Tanaman Padi, Sukamandi, Subang.

Wahyuni, S.U.S. Nugraha dan Soejadi.2004.Karakteristik Dormansi


dan Metode Efektif untuk pematahan dormansi benih
plasmanutfah padi. Jurnal Peneltian Tanaman Pangan.

22

Anda mungkin juga menyukai