Anda di halaman 1dari 19

ARTIKEL ANTROPOLOGI

RUANG LINGKUP KAJIAN ANTROPOLOGI

Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah: Antropologi

Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:
NAMA : RIZKA DYAH ARYANI
NIM : L1C020091
Fakultas&Prodi : SOSIOLOGI
Semester :1

PROGRAM STUDI S1
UNIVERSITAS MATARAM
T.A. 2020/2021

1
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 2
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 3
BAB I. ...................................................................................................................................... 4
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI ................................................ 4
BAB II...................................................................................................................................... 8
ANTROPOLOGI: OTNOLOGI, EPISITIMOLOGI, AKSIOLOGI ........................................ 8
BAB III. ................................................................................................................................. 11
SEJARAH ANTROPOLOGI ............................................................................................... 11
BAB IV. ................................................................................................................................. 14
ANTROPOLOGI BUDAYA ................................................................................................. 14
BAB V. .................................................................................................................................. 17
KESIMPULAN DAN ANALISIS KRITIS ............................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 19

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH S.W.T atas
selesainya tugas terstruktur mata kuliah antropologi ini dengan tenggat waktu
yang telah ditentukan.

Sholawat dan salam semoga ALLAH limpahkan kepada Rasulullah SAW atas
berkat dan rahmatnya sehingga saya bias menyelesaikan tugas.
Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan bapak Dr.Taufik Ramdani,
S.Th.I.,M.Sos sebagai dosen pengampu mata kuliah Antropologi yang telah
membimbing saya sehingga refrensi tugas inidapat terselesaikan dengan
tenggat waktu yang telah ditentukan.
Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat di kemudian hari bagi
mahasiswa lainya sebagai refrensi dengan topik atau tema yang sama ataupun
dengan topik atau tema yang lain.

Penyusun, mataram, 22 oktober 2020

Nama: Rizka Dyah Aryani


Nim : L1C020091

3
BAB I.

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI

Pengertian Antropologi
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang
berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis
sekaligus makhluk sosial, jadi antropologi adalah salah satu cabang ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat
suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan
orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda
dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui
beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan
masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal
daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih
menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

Pengertian antropologi menurut para ahli:

1. Berdasarkan Etimologinya
Kata antropologi berasal dari kata yunani “Antropo” yang berarti manusia dan
“logy” atau “logos” berarti ilmu yang mempelajari tentang manusia.
Menurut Ralfh L Beals dan Harry Hoijen : 1954: 2
antropologi adalah ilmu yang mempelajarai manusia dan semua apa yang
dikerjakannya.
Tulian Darwin
The origin of spicies” Antropologi fisik berkembang pesat dengan melakukan
penelitian-penelitian terhadap asal mula dan perkembangan manusia. Manusia
asalnya monyet, karena makhluk hidup mengalami evolusi.Antropologi ingin
membuktikan dengan melakukan berbagai penelitian terhadap kera dan monyet
di seluruh dunia.
Menurut orang awam
Membicarakan Antropologi hanyalah berfikir tentang fosil-fosil. Memang
pemikiran yang demikian tidak selamanya salah karena mempelajari fosil
merupakan suatu cabang penelitian Antropologi. Arkheologi pada dasarnya
berbeda dengan Antropologi, di mana sesungguhnya arkheologi merupakan
salah satu cabang Antropologi.

4
David Hunter
Antropologi merupakan sebuah ilmu yang lahir dari rasa ingin tahu yang tak
terbatas dari umat manusia.
Koentjaraningrat

Antropologi merupakan studi tentang umat manusia pada umumnya dengan


mempelajari berbagai warna, bentuk fisik masyarakat dan budaya yang
dihasilkan.

William A. Haviland

Antropologi merupakan studi tentang umat manusia, berusaha untuk membuat


generalisasi yang berguna tentang orang-orang dan perilaku mereka dan untuk
mendapatkan pemahaman yang lengkap dari keragaman manusia

Rifhi Siddiq

Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami semua aspek yang


terdapat pada manusia yang terdiri atas berbagai macam konsepsi
kebudayaan, ilmu pengetahuan, norma, seni, linguistik dan lambang, tradisi,
teknologi, kelembagaan.

Menurut Mario

Anthropolgy itu ilmu yang meneliti hidup manusia dari segi kebudayaan / culture.
Yang pasti anthropology itu tidak mengatakan bahwa manusia itu berasal dari
monyet. kalau asalnya monyet pasti disebutnya monyetologi / monkeytology.

M.J. Herskovits

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia. Anthropology is the science


of man.

Jadi antropologi merupakan ilmu yang mempelajari atau meneliti semua aspek
yang terdapat pada manusia seperti kebudayaan, ilmu pengetahuan, norma,
nilai, seni, tradisi, teknologi, kelembagaan dan lain sebagainya. Bagaimana asal
mula manusia dan semua yang dikerjakan oleh manusia.

5
Sehingga tujuan antropologi adalah sebagai bahan pelajaran mengenai
bagaimana asal usul manusia dan segala kegiatanya dari periode ke periode,
memahami kelompok-kelompok tertentu manusia secara keseluruhan. serta
mengetahui bagaimana manusia berevolusi, Antropologi juga menggunakan
kajian lintas budaya dalam menekankan dan menjelaskan bagaimana ilmu
tentang manusia.

Secara khusus ilmu antropologi tersebut terbagi ke dalam lima sub-ilmu yang
mempelajari:

1. masalah asal dan perkembangan manusia atau evolusinya secara biologis


2. masalah terjadinya aneka ragam cirri fisik manusia;
3. masalah terjadinya perkembangandan persebaran aneka ragam kebudayaan
manusia;
4. masalah asal perkembangan dan persebaran aneka ragam bahasa yang
diucapkan di seluruh dunia;
5. masalah mengenai asas-asas dari masyarakat dan kebudayaan manusia dari
aneka ragam sukubangsa yang tersebar diseluruh dunia masa kini.

Ruang Lingkup Atropologi


Antropologi sebagai salah satu cabang ilmu sosial mempunyai bidang kajian
sendiri yang dapat dibedakan dengan ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, ilmu
ekonomi, ilmu politik, kriminologi dan lain-lainnya. Antropologi juga dapat
dikelompokkan ke dalam cabang ilmu humaniora.secara umum dapat dikatakan
antropologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dari segi keragaman
fisiknya, masyarakatnya, dan kebudayaannya, namun demikian, di beberapa
tempat, negara, dan universitas, antropologi sebagai ilmu mempunyai
penekanan-penekanan tertentu sesuai dengan karakteristik antropologi itu
sendiri dan perkembangan masyarakat di tempat, negara, dan universitas
tersebut. Seperti yang pernah diungkapkan Koentjaraningrat bahwa ruang
lingkup dan dasar antropologi belum mencapai kemantapan dan bentuk umum
yang seragam di semua pusat ilmiah di dunia. Menurutnya, cara terbaik untuk
mencapai pengertian akan hal itu adalah dengan mempelajari ilmu-ilmu yang
menjadi pangkal dari antropologi, dan bagaimana garis besar proses

6
perkembangan yang mengintegrasikan ilmu-ilmu pangkal tadi, serta mempelajari
bagaimana penerapannya di beberapa negara yang berbeda.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ruang lingkup antropologi secara garis
besar memfokuskan kepada antropologi budaya dan antropologi fisik, kenapa?
Karena dari antropologi fisik mempelajari bagaimana manusia sebagai
organisme biologis yang dimana melakukan kajian temtang perkembangan dan
evolusi manusia. Sedangkan antropologi budaya lebih menekankan pada
kebudayaan manusia atau pun praktik tradisinya dalam kehidupan masyarakat.

Contoh kajian antropologi alam kehidupan sehari-hari:

1. pola prilaku individu, kelompok dan yang lebih luasnya.


2. Menemukan permasalahan
3. Menemukan solusi masalah
4. Mengetahui bagaimanan karakter manusia secara individual dan yang lebih
luasnya lagi dalam masyarakat
5. Mempelajari dan memahami kebudayaan
6. menumbuhkan sikap toleransi
7. menigkatkan taraf hidup
8. adanya gaya hidup sehat
9. menumbuhkan rasa syukur
10. membangun adaptasi yang baik.

7
BAB II.

ANTROPOLOGI: OTNOLOGI, EPISITIMOLOGI, AKSIOLOGI

ONTOLOGI
Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Ontos berarti yang berada (being)
dan Logos berarti pikiran (logic). Jadi, Ontologi berarti ilmu yang membahas
tentang hakikat sesuatu yang ada/berada atau dengan kata lain artinya ilmu
yang mempelajari tentang “yang ada” atau dapat dikatakan berwujud dan
berdasarkan pada logika. Sedangkan, menurut istilah adalah ilmu yang
membahas sesuatu yang telah ada, baik secara jasmani maupun secara rohani.
Disisi lain, ontologi filsafat adalah cabang filsafat yang membahas tentang prinsip
yang paling dasar atau paling dalam dari sesuatu yang ada. Dari pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa otnologi merupakan kajian yang mempelajari
segala yang ada dan berwujud yang berdasarkan pada logika, dan
membahasnya secara jasmani dan rohani dan menggunakan prinsip yang paling
dasar atau yang paing mendalam dari yang ada tersebut.

Objek kajian Ontologi disebut “ Ada” maksudnya berupa benda yang terdiri dari
alam , manusia individu, umum, terbatas dan tidak terbatas (jiwa). Di dalam
ontologi juga terdapat aliran yaitu aliran monoisme yaitu segala sesuatu yang
ada berasal dari satu sumber (1 hakekat). Dalam aspek Ontologi diperlukan
landasan-landasan dari sebuah pernyataan – pernyataan dalam sebuah ilmu.
Landasan-landasan itu biasanya kita sebut dengan Metafisika. Metafisika
merupakan cabang dari filsafat yang menyelidiki gerakan atau perubahan yang
berkaitan dengan yang ada (being).

Dalam hal ini, aspek Ontologi menguak beberapa hal, diantaranya:

1. Obyek apa yang telah ditelaah ilmu?


2. Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?
3. Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia
(seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan?
4. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang
berupa ilmu?

8
EPISTIMOLOGI
Secara etimologi, epistemologi merupakan kata gabungan yang diangkat dari
dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos. Episteme berarti
pengetahuan atau kebenaran dan logos berarti pikiran, kata atau teori. Dengan
demikian epistimologi dapat diartikan sebagai pengetahuan
sistematik mengenahi pengetahuan. Epistimologi dapat juga diartikan sebagai
teori pengetahuan yang benar (teori of knowledges). Epistimologi adalah cabang
filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan
validitas atau kebenaran pengetahuan.

Istilah epistimologi dipakai pertama kali oleh J. F. Feriere untuk membedakannya


dengan cabang filsafat lain yaitu ontologi (metafisika umum). Filsafat
pengetahuan (Epistimologi) merupakan salah satu cabang filsafat yang
mempersoalkan masalah hakikat pengetahuan. Epistomogi merupakan bagian
dari filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber
pengetahuan asal mula pengetahuan, batas – batas, sifat sifat dan kesahihan
pengetahuan. Objeck material epistimologi adalah pengetahuan . Objek formal
epistemologi adalah hakekat pengetahuan.

AKSIOLOGI

Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu: axiosyang berarti
nilai. Sedangkan logos berarti teori/ ilmu. Aksiologi merupakan cabang filsafat
ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.
Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Jujun S.suriasumantri mengartikan
aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan
yang diperoleh. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilali merujuk
pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial dan agama. Sedangkan
nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga yang diidamkan oleh setiap insan.

Aksioloagi adalah ilmu yang membecirakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Jadi, aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat
yang sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak

9
ada yang sia-sia kalau kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya dan dijalan yang baik pula karena akhir-akhir ini banyak
sekali yang mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan dijalan
yang tidak benar.

10
BAB III.

SEJARAH ANTROPOLOGI

Menurut sejarah Ilmu Antropologi berkembang melalui beberapa fase, yaitu fase
pertama ( sebelum 1800 ), fase kedua ( tahun 1800/ kira-kira abad ke-19 ), fase
ketiga ( awal abad ke-20 ), dan fase keempat ( setelah tahun 1930-an ).

1. Fase Pertama ( sebelum 1800 )

Lahirnya Ilmu Antropologi berawal dari ketertarikan orang-orang eropa akan


budaya etnis, ciri fisik, dan adat istiadat lain yang berbeda dari masyarakat yang
dikenal oleh eropa.

Pada akhir abad ke-15 hingga permulaan abad ke-16 bangsa Eropa mulai
menjelajahi beberapa benua didunia, diantaranya Asia, Afrika, Australia, dan
Amerika. Dalam perjalanannya bangsa Eropa mulai menemukan hal-hal baru,
tentang suku-suku yang berbeda yang belum pernah mereka temui sebelumnya.
DIsepanjang perjalanan mereka mencatat segala hal yang telah mereka temui.
Mereka mencatat segala hal yang berhubungan dengan suku tersebut, seperti
adat istiadat, bahasa, susunan masyarakat, dan ciri fisik suku tersebut. Melalui
buku harian atau jurnal yang telah mereka gunakan untuk mencatat apa yang
telah mereka temui, bersamaan dengan itu mulai terkumpul tulisan tulisan tangan
para pelaut, penyiar agama, dan musafir. Tulisan tersebu disebut “etnografi “ dari
kata ethos yang artinya bangsa, pada saat itu tulisan tersebut sangat menarik
bagi bangsa Eropa, akan tetapi terkadang deskripsi yang dijelaskan masih
kurang jelas atau kabur.

2. Fase Kedua ( tahun 1800/ kira-kira abad ke-19 )

Pada permulaan abad ke-19 perhatian pengetahuan tentang ciri fisik, adat
istiadat dan masyarakat bangsa-bangsa lain diluar Eropa, menimbulkan usaha-
usaha dari dunia ilmiah untuk mengintegrasikan seluruh pengetahuan etnografi
menjadi satu.

Integrasi yang benar-benar baru timbul pada pertengahan abad ke-19, pada fase
ini bahan-bahan etnografi telah disusun menjadi karangan-karangan

11
berdasarkan evolusi pemikiran masyarakat dan kebudayaan yang berevolusi
dalam jangka waktu lama. Mereka menganggap bahwa semua bentuk
masyarakat dan bangsa-bangsa diluar eropa adalah primitive.

Pada fase ini perkembangan Ilmu Antropologi berupa suatu Ilmu Akademis yang
bertujuan mengetahui dan memahami tingkat-tingkat masyarakat dalam sejarah
perkembangan dan penyebaran kebudayaan manusia.

3. Fase Ketiga ( awal abad ke-20 )

Pada permulaan abad ke-20, Negara-negara di Eropa mulai mencapai


kekuasaanya di daerah-daerah jajahan diluar Eropa, dengan mulai membangun
koloni-koloni. Pada fase ini Eropa mulai berhadapan lansung dengan bangsa-
bangsa terjajah diluar Eropa, akan tetapi mereka mulai mendapatkan
pemberontakan-pemberontakan dan cuaca yang kurang cocok bagi bangsa
Eropa serta hambatan-hambatan lainnya. Oleh karena itu mempelajari bangsa-
bangsa lain menjadi sangatlah penting, dan pada saat itu Eropa mulai
mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa diluar Eropa, dari
segi budaya, kebiasaan dan lainnya.

Dalam fase ini Ilmu Antropologi menjadi suatu ilmu yang praktis yang bertujuan
mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa diluar Eropa guna
kepentingan colonial dan mendapatkan suatu pengertian masyarakat masa kini
yang kompleks.

4. Fase Keempat ( setelah tahun 1930-an )

Pada fase ini Ilmu Antropologi berkembang sangat pesat, kebudayaan bangsa-
bangsa asli diluar Eropa mulai terhapus karena adanya kebudayaan Eropa yang
mempengaruhinya. Pada saat itu terjadi beberapa perubahan pada dunia
diantaranya adanya Perang Dunia II dan hilangnya bangsa-bangsaprimitive.

Pada saat Perang Dunia II berlangsung menimbulakn kehancuran total pada


beberapa negara, kehancuran tersebut diantaranya timbul kemiskinan,
kesenjangan sosial dan kesengsaraan yang tak berujung. Dan bersama saat itu
mulai timbulnya nasionalisme negara-negara yang terjajah oleh Eropa untuk
keluar dari penjajahan.

12
Pada fase ini bukan berarti fase pertama, kedua dan ketiga terbuang begitu saja,
akan tetapi digunakan sebagai landasan perkembangan baru yang dilakukan
para tokoh ahli dalam suatu symposium untuk meninjau dan merumuskan pokok
tujuan dan ruang lingkup dari Ilmu Antropologi yang baru itu.

Proses perubahan tersebut menyebabkan penelian para ahli antropologi bukan


hanya mempelajari negara-negara diluar Eropa akan tetapi juga mempelajari dan
memahami manusia didaerah pedesaan di Eropa seperti suku Soami, Falm,
Lapp, dan lainnya.

Di fase keempat ini tujuannya dapat dibagi menjadi dua yaitu tujuan akademis
dan tujuan praktis. Tujuan akademisnya yaitu mencapai pengertian manusia
pada umumnya dengan mempelajari keragaman bentuk fisiknya, masyarakat
serta kebudayaannya. Dan tujuan praktisnya adalah mempelajari manusia dalam
keragaman masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku
bangsa itu.

13
BAB IV.

ANTROPOLOGI BUDAYA
Antropologi Budaya merupakan salah satu cabang ilmu-ilmu sosial, yang
berupaya untuk memberi jawaban atas berbagai pertanyaan yang berkaitan
dengan manusia dalam posisi atau kedudukannya sebagai makhluk sosial.
Jawaban yang diberikan tersebut menguraikan seluk-beluk realitas fundamental
tentang manusia yang dikonstruksikan sebagai intersubjektivitas atau ketentuan
dunia nyata, yang merupakan dasar kebudayaan manusia.
Banyak ilmu yang membahas dan mengkaji tentang manusia. Ilmu-ilmu tersebut,
di antaranya, biologi, anatomi, fisiologi, sosiologi, dan sebagainya. Kalau anatomi
dan fisiologi mempelajari manusia sebagai organisme biologi, ilmu sosial
memusatkan perhatiannya pada bentuk-bentuk yang khas dari hubungan
antarmanusia, dan humaniora lainnya mengkaji puncak-puncak keberhasilan
kebudayaan, maka ilmu antropologi melihat kajian keilmuan terhadap manusia
secara menyeluruh dan terintegrasi (holistik). Perspektif yang luas dan unik ini
merupakan sarana yang amat baik bagi para antropolog untuk menelaah sesuatu
yang begitu halus yang disebut sifat manusia.

Antropologi memilah permasalahan kajiannya atas beberapa subbagian. Akibat


kompleksnya ilmu ini, hampir dipastikan tidak ada ahli antropologi yang secara
parsial membatasi dirinya pada kekhususan tertentu. Antropologi memerlukan
bantuan ilmu lain sehingga menambah khazanah sekaligus ketajaman kajian
ilmu ini dan mendorong timbulnya berbagai percabangan dalam kerangka kajian
ilmu antropologi.

Salah satu pengertian pertama tentang pengertian istilah "kebudayaan"


berdasarkan antropologi adalah oleh Sir Edward Burnett Tylor, antropolog asal
Inggris dalam halaman pertama bukunya yang terbit tahun 1897: "Kebudayaan,
atau peradaban, diambil dalam artinya yang luas dan etnografis, adalah
keseluruhan yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, kesusilaan, hukum, adat-istiadat dan kemampuan dan kebiasaan lain
mana pun yang didapati manusia sebagai anggota masyarakat. Istilah

14
"peradaban" di kemudian hari diganti definisinya oleh V. Gordon Childe, di mana
"kebudayaan" menjadi istilah perangkum dan "peradaban" menjadi satu jenis
khusus kebudayaan

Wawasan antropologis tentang "kebudayaan" antara lain mencerminkan reaksi


terhadap wacana sebelumnya di dunia Barat, yang berdasarkan pada
perlawanan antara "budaya" dan "alam", di mana sejumlah manusia dianggap
masih hidup dalam "keadaan alamiah". Para antropolog menyatakan bahwa
kebudayaan justru merupakan "alam manusia" dan semua manusia memiliki
kemampuan untuk menyusun pengalaman, menterjemahkan penyusunan ini
secara simbolis berkat kemampuan berbicara dan mengajarkan paham tersebut
ke manusia lainnya.

Karena manusia mendapati kebudayaan melalui proses


belajar enculturation dan sosialisasi, orang yang tinggal di tempat yang berbeda
atau keadaan yang berbeda, akan mengembangkan kebudayaan yang berbeda.
Para antropolog juga mengemukakan bahwa melalui kebudayaan, orang dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara non-genetik, sehingga orang yang
tinggal di lingkungan yang berbeda sering akan memiliki kebudayaan yang
berbeda. Teori antropologi terutama berasal dari kesadaran dan minat akan perselisihan
antara segi lokal (kebudayaan tertentu) dan global (kemanusiaan secara umum, atau
jaringan hubungan antara orang di tempat atau keadaan yang berbeda).

Perkembangan antropologi budaya terjadi dalam konteks akhir abad ke-19, saat
pertanyaan tentang kebudayaan manakah yang "primitif" dan yang mana yang
"beradab", tidak hanya ada dalam benak Marx dan Freud tetapi juga banyak
orang lainnya. Kolonialisme dan prosesnya semakin sering membuat pemikir
asal Eropa berhubungan, secara langsung atau tidak langsung, dengan bangsa
lain yang "primitif". Keadaan yang berbeda antara berbagai kelompok manusia,
yang sebagian memiliki teknologi modern dan maju seperti mesin dan telegraf,
sedangkan sebagian lain tidak memiliki apa-apa kecuali komunikasi tatap muka
dan masih hidup dengan gaya Paleoliti, menarik perhatian angkatan pertama
antropolog budaya.

15
Sejajar dengan perkembangan antropologi budaya di Amerika Serikat,
di Inggris antropologi sosial, di mana "kesosialan" merupakan paham inti yang
berpusat pada penelitian mengenai kedudukan dan peranan sosial, kelompok,
lembaga dan hubungan antaranya, berkembang sebagai disiplin akademis.
Suatu istilah perangkum, yaitu antropologi sosial-budaya, mengacu baik ke
antropologi budaya maupun social.

16
BAB V.

KESIMPULAN DAN ANALISIS KRITIS

Kesimpulan
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari dan meneliti segala sesuatua yang berkaitan
dengan aspek manusia baik itu budaya, asal usul manusia, bagaimana manusia
melakukan prubahan dan lain sebagainya. Objek dari antropologi adalah manusia,
antropologi terbentuk dari beberapa fase sehingga baru menjadi ilmu yang di pelajari
dengan ruang lingkupnya yaitu antropologi budaya dan antropologi fisik yang dimana
dua hal ini tidak dapat dipisahkan dan saling berkaitan. Diantara ilmu yang lainya
antropologi memiliki kedudukan, tujuan, manfaat yang unik karena memiliki tujuan
merumuskan penjelasan-penjelasan mengenai perilaku manusia,hubungan antar
manusia lainya, proses yang timbul dari hubungan manusia dengan manusia lainya.

Analisis kritis

Tujuan penulisannya

Penulisan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pembaca mengenai


ilmu antropologi dan bagian-bagiannya.

Fakta-fakta unik

Pembelajaran ilmu antropologi bukan saja tentang materi terdahulu tetapi


berkembang dari zaman ke zaman intinya ilmu yang setiap periodenya
melakukan perubahan karena manusia sebagai objek antropologi terus
melakukan evolusi. Inilah yang membuat antropologi menjadi ilmuyang unik.

1. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat dimunculkan


2. Bagaimana antropologi berkembang di setiap negara?
3. Bagaimana antropologi bisa menjadi ilmu yang dipelajari dan sangat
bermanfaat?
4. Apakah antropologi budaya berkembang dengan baik Indonesia?

Refleksi diri

Dari semua materi mengenai ilmu antropologi banyak sekali yang dapat
diperoleh mulai dari menambah wawasan, memberi pengajaran lebih spesifik

17
mengenai ilmu antropoligi karena dalam materi antropologi ini menyatukan
pendapat-pendapat para ahli dan pendapat saya sendiri dengan tujuan untuk
memberikan pemahaman bagi pembaca mengenai ilmu antropologi dengan
bagian-bagianya.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scrbd.com/doc/187773047/ILMU-ANTROPOLOGI diakses pada 19


oktober 2020
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2012/11/28/otnologi-epistimologi-
aksiologi-dalam-pengetahuan-filsafat/ diakses pada 19 oktober 2020
dhilarriqo96.blogspot.com/2017/06/sejarah-antropologi.htmldiakses pada 19
oktober 2020
https://www.myedisi.com/citraditya/20465/antropologi-budaya diakses pada 19
oktober 2020
www.kompasiana.com diakses pada 20 oktober 2020
repository.ut.ac.id di akses pada 20 oktober 2020
https://ipsterpadu.com/contoh-antropologi/ diakses pada 20 oktober 2020
koentjaraningrat.pengantar ilmu antropologi. Jakarta: aksara baru. 1989 diakses
20 oktober 2020
maristiaerning.blogspot.com/2016/10/makalah-antropologi.html diakses 20
oktober 2020
www.slideshare.net diakses 20 oktober 2020

19

Anda mungkin juga menyukai