Anda di halaman 1dari 50

KETENTUAN UMUM DAN TATA

CARA PERPAJAKAN
SUBJEK PAJAK

Orang Pribadi
Badan

Warisan yang
belum terbagi
Sebagai satu Bentuk Usaha
Kesatuan Tetap (BUT)
Menggantikan
Yang berhak
PEMBAGIAN SUBJEK PAJAK

Pembagian
Subjek Pajak

Subjek Pajak Subjek Pajak Bukan


Dalam Negeri Luar Negeri Subjek Pajak
PENGERTIAN WAJIB PAJAK

SYARAT
SUBJEKTIF

WAJIB
HAK DAN KEWAJIBAN
PAJAK

SYARAT
OBJEKTIF
PERSYARATAN SUBJEKTIF
PERSYARATAN OBJEKTIF

telah menerima atau


SYARAT WAJIB memperoleh penghasilan atau
OBJEKTIF PAJAK diwajibkan untuk melakukan
pemotongan/pemungutan
PERSYARATAN OBJEKTIF

Persyaratan Objektif adalah persyaratan bagi subjek pajak yang


telah menerima atau memperoleh penghasilan atau diwajibkan
untuk melakukan pemotongan/pemungutan.
Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi, persyaratan objektif terpenuhi
apabila Wajib Pajak mempunyai penghasilan yang melebihi
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP);
sedangkan untuk Wajib Badan persyaratan objektif terpenuhi
apabila badan atau perusahaan tidak mengalami kerugian
NPWP DAN PENGUKUHAN PKP

WAJIB
PAJAK

BUKAN PENGUSAHA PENGUSAHA

melebihi PTKP saat usaha mulai dijalankan

NPWP NPWP DAN PENGUKUHAN PKP


HAK PERPAJAKAN BAGI WAJIB PAJAK

1. Hak Atas Kelebihan Pembayaran Pajak


2. Hak Kerahasiaan Bagi Wajib Pajak
3. Hak untuk Pengangsuran atau Penundaan Pembayaran
4. Hak untuk Penundaan Pelaporan SPT Tahunan
5. Hak untuk Pengurangan PPh Pasal 25
6. Hak untuk Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan
7. Hak untuk Pembebasan Pajak
8. Hak Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak
9. Hak untuk Mendapatkan Pajak Ditanggung Pemerintah
10. Hak untuk Mendapatkan Insentif Perpajakan
KEWAJIBAN PERPAJAKAN BAGI WAJIB PAJAK

1. Kewajiban Mendaftarkan Diri


2. Kewajiban Menghitung Pajak
3. Kewajiban Membayar Pajak
4. Kewajiban Melaporkan
TEMPAT MENDAFTARKAN DAN PELAPORAN USAHA PMK-147/PMK.03/2017

PADA KANTOR DIREKTORAT JENDERAL PAJAK YANG WILAYAH KERJANYA MELIPUTI

TEMPAT TINGGAL WP TEMPAT KEDUDUKAN WP DAPAT DITETAPKAN DIRJEN


PAJAK

WP ORANG PRIBADI WP BADAN


WP OP PENGUSAHA TERTENTU
WARISAN YG BELUM TERBAGI BENDAHARA

WP tertentu dan atau PKP tertentu

a. badan usaha milik negara;


b. penanaman modal asing tertentu; Kantor Pelayanan Pajak yang
c. bentuk usaha tetap dan orang asing tertentu; wilayah kerjanya meliputi
d. perusahaan masuk bursa tertentu, termasuk badan-badan khusus tempat tinggal dan Kantor
(self regulatory Organization) yang didirikan dan beroperasi di bursa Pelayanan Pajak yang wilayah
berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal serta peru kerjanya meliputi tempat
sahaan-perusahaan tertentu lainnya yang melakukan kegiatan usaha kegiatan usaha Wajib Pajak.
di Pasar Modal;
e. perusahaan besar tertentu; dan
f. orang pribadi tertentu.
TATA CARA PENDAFTARAN NPWP

 PERMOHONAN SECARA TERTULIS,


 secara langsung;
 melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau
 melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti
pengiriman surat.
 PERMOHONAN SECARA ELEKTRONIK,
Disampaikan melalui saluran tertentu yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak.
Secara online dengan sistem Aplikasi e-Registration melalui laman
Direktorat Jenderal Pajak (http://www.pajak.go.id/).
NPWP DAN PKP JABATAN Pasal 2 ayat (4) UU KUP

DIREKTUR JENDERAL PAJAK MENERBITKAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK


DAN ATAU MENGUKUHKAN PENGUSAHA KENA PAJAK SECARA JABATAN,
APABILA WAJIB PAJAK TIDAK MELAKSANAKAN KEWAJIBAN MENDAFTARKAN
DIRI DAN ATAU PENGUSAHA KENA PAJAK TIDAK MELAPORKAN USAHANYA.

Dapat dilakukan apabila berdasarkan data yang diperoleh atau dimiliki oleh Dirjen
Pajak ternyata orang pribadi atau badan atau Pengusaha tersebut telah memenuhi
syarat untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak.
KEWAJIBAN PERPAJAKAN UNTUK NPWP DAN PKP JABATAN Pasal 2 ayat (4a) UU KUP

DIMULAI SEJAK SAAT WAJIB PAJAK MEMENUHI PERSYARATAN SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF
SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERPAJAKAN,
PALING LAMA 5 (LIMA) TAHUN SEBELUM DITERBITKANNYA NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
DAN/ATAU DIKUKUHKANNYA SEBAGAI PENGUSAHA KENA PAJAK.

CONTOH:
PT VOYAGE ETERNITY (VE) mulai berdiri di Malang sejak tahun 2014 namun karena satu dan
lain hal belum memiliki NPWP.
Karena dianggap telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif, DJP menerbitkan NPWP
secara jabatan unluk PT VE pada tanggal 2 maret 2019.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat 4a UU KUP, PT VE harus memenuhi kewajiban serta
sanksi administrasi perpajakannya lima tahun kebelakang atau sejak tahun 2014 (2019 -
lima tahun) berupa pajak terutang PT VE dan kewajiban pemotongan PPh beserta sanksi-
sanksinya sejak tahun 2014 hingga tahun 2019.
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)

 ADALAH NOMOR YANG DIBERIKAN KEPADA WAJIB PAJAK SEBAGAI


SARANA DALAM ADMINISTRASI PERPAJAKAN YANG DIPERGUNAKAN
SEBAGAI TANDA PENGENAL DIRI ATAU IDENTITAS WAJIB PAJAK DALAM
MELAKSANAKAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKANNYA. (PASAL 1
ANGKA 6 UU KUP),
 TERDIRI DARI 15 (LIMA BELAS) DIGIT, YAITU 9 (SEMBILAN) DIGIT PERTAMA
MERUPAKAN KODE WAJIB PAJAK DAN 6 (ENAM) DIGIT BERIKUTNYA
MERUPAKAN KODE ADMINISTRASI PERPAJAKAN,
CONTOH KARTU NPWP

Kode WP

Kode KPP Kode cabang


SANKSI

Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan
NPWP atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP

menimbulkan kerugian pada pendapatan


negara

denda 2 – 4 kali jumlah pajak


pidana penjara
terutang yang tidak atau
6 bulan - 6 tahun
kurang dibayar

*Berdasarkan Pasal 39 UU KUP


PENGHAPUSAN NPWP

diajukan oleh WP dan/atau ahli warisnya


WP badan dilikuidasi karena penghentian
Penghapusan atau penggabungan usaha
NPWP WP BUT menghentikan kegiatan usahanya
di Indonesia
dianggap perlu oleh Dirjen Pajak

Dirjen Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan atas permo
honan penghapusan NPWP dalam jangka waktu 6 bulan untuk WP OP atau 12 bulan
untuk WP badan, sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.
Dirjen Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan atas permo
honan pencabutan pengukuhan PKP dalam jangka waktu 6 bulan sejak tanggal permoho
nan diterima secara lengkap.
PEMBUKUAN
PEMBUKUAN

proses pencatatan yang dilakukan secara teratur

data & informasi keuangan


harta kewajiban
ph & biaya modal

Pembukuan Jumlah Harga Perolehan & Penyerahan Barang/Jasa

laporan keuangan
neraca
laporan laba rugi
PEMBUKUAN

“Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan


kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan Wa
jib Pajak badan di Indonesia wajib menyeleng
garakan pembukuan.”
(Ps 28 ayat (1) UU KUP) Peredaran Bruto < 4,8 M b
oleh menggunakan NPPN
Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarak (Pasal 14 ayat (2) UU PPh)
an pembukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetapi
wajib melakukan pencatatan, adalah Wajib Pajak orang priba
di yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang
an perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan neto
dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan
Neto dan Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan ke
giatan usaha atau pekerjaan bebas.
(Ps 28 ayat (2) UU KUP)
KARAKTERISTIK PEMBUKUAN

1 Iktikad baik dan mencerminkan keadaan sebenarnya Ps 28 ayat (3)

Diselenggarakan di Indonesia, huruf latin, angka Arab, mata uang Rupiah, b


2 ahasa Indonesia atau bahasa asing yang diizinkan Menteri Keuangan Ps 28 ayat (4)

3 Taat asas dan dengan Stelsel Akrual atau Stelsel Kas Ps 28 ayat (5)

Catatan atas: harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjual
4 Ps 28 ayat (7)
an dan pembelian
KARAKTERISTIK PEMBUKUAN

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, Ps 28


5 ayat (7) penjelas
kecuali peraturan perpajakan menentukan lain an

Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain


6 Ps 28 ayat (8)
rupiah dapat diselenggarakan setelah mendapat izin Menteri Keuangan

Ps 28 ayat (11)
7 Wajib disimpan selama 10 tahun di Indonesia
SANKSI TERKAIT PEMBUKUAN

Sanksi Administratif (Pasal 13 ayat (3) UU KUP)

Tidak memenuhi kewajiban terkait pembukuan sehingga tidak dapat diketahui


besarnya pajak terutang:
atas SKPKB terbit, pokok pajak yang kurang ditambah sanksi kenaikan se
besar 50% untuk PPh dan 100% untuk PPh Potput, PPN & PPNBM dari pa
jak yang tidak/kurang dibayar/dipotong/ dipungut/disetor
SANKSI TERKAIT PEMBUKUAN

Sanksi Pidana (Pasal 39 ayat (1) UU KUP)

•Memperlihatkan pembukuan, pencatatan atau dokumen yang palsu/dipalsu


kan;
•Tidak menyelenggarakan pembukuan di Indonesia/tidak meminjamkan buku
, catatan atau dokumen; maka
dipidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun dan di
denda paling sedikit 2 kali jumlah pajak tidak/kurang bayar dan paling ba
nyak 4 kali kali jumlah pajak tidak/kurang bayar
PENYETORAN PAJAK
PEMBAYARAN PAJAK
PELAPORAN PAJAK
PENGERTIAN SPT Pasal 1 UUKUP

Surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan


dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak,
dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan

PPh Pot Put

SPT Masa PPN (1111,1111 DM )

PPN (Pemungut)
SPT

PPh Badan (1771, 1771$)


SPT Tahunan
PPh OP (1770, 1770S, 1770SS)
SPT Dianggap Tidak Disampaikan Pasal 3 dan 4 UUKUP

SPT tidak ditandatangani

SPT tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau


dokumen yg disyaratkan

SPT LB disampaikan setelah 3 tahun sesudah berakhirnya


Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan WP
telah ditegur secara tertulis

SPT disampaikan setelah dilakukan pemeriksaan atau


diterbitkan skp

SPT dianggap tidak lengkap atau tidak jelas

*Tidak melampirkan laporan keuangan yang diaudit oleh Akuntan Publik


PEMERIKSAAN
DEFINISI PEMERIKSAAN PAJAK Pasal 1 angka 25 UU KUP

Serangkaian kegiatan menghimpun dan


mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang
dilaksanakan secara objektif dan professional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan/atau tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan

TUJUAN
PEMERIKSAAN
TUJUAN : MENGUJI KEPATUHAN
RESTITUSI PASAL
17B
RESTITUSI
SELAIN PASAL
17B
RESTITUSI
PENDAHULUAN

SPT RUGI

PENGGABUNGAN
USAHA
PERUBAHAN
METODE
PEMBUKUAN
TIDAK LAPOR
SPT

ANALISIS
RISIKO
TUJUAN : TUJUAN LAIN
NPWP Jabatan dan
Penghapusan NPWP
PKP Jabatan dan
Pencabutan PKP
Permohonan
Keberatan

WP daerah
terpencil
Saat Produksi
Dimulai

Tempat terutang
PPN
Penagihan
Pajak

Pencocokan
Data Alket
Penyusunan
Norma

Permintaan
mitra P3B
KETETAPAN PAJAK
PENETAPAN DAN KETETAPAN

 Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak
 Jumlah Pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan yang
disampaikan oleh Wajib Pajak adalah jumlah pajak yang terutang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan
 Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti jumlah pajak
yang terutang menurut Surat Pemberitahuan tidak benar, Direktur
Jenderal Pajak menetapkan jumlah pajak yang terutang
KETETAPAN PAJAK

Surat Ketetapan Pajak


(SKP)

SKPKB SKPKBT SKPLB SKPN


SURAT TAGIHAN PAJAK

 SURAT UNTUK MELAKUKAN TAGIHAN PAJAK DAN/ATAU


SANKSI ADMINISTRASI BERUPA BUNGA DAN/ATAU DENDA
(Pasal 1 Angka 20 UU KUP)
 SURAT TAGIHAN PAJAK MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM
YANG SAMA DENGAN SURAT KETETAPAN PAJAK (Pasal 14
ayat (2) UU KUP)
PENAGIHAN PAJAK
DEFINISI PENAGIHAN PAJAK

Serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi


utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur
atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika
dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan
pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan
penyenderaan dan menjual barang yang telah disita
DASAR PENAGIHAN PAJAK

SK
STP
Pembetulan

SKPKB SK Keberatan

Putusan
SKPKBT
Banding

Putusan Peninjauan
Kembali

(yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah,


tidak dibayar oleh Penanggung Pajak sesuai dengan jangka waktu yang
ditetapkan)
ALUR PENAGIHAN PAJAK

TERBIT JATUH SURAT SURAT


TEMPO TEGURAN PAKSA

STP 1 BULAN SEJAK 7 HARI SEJAK 21 HARI SEJAK


SKPKB DITERBITKAN JATUH TEMPO TANGGAL
SKPKBT DISAMPAIKAN
SK Keberatan SURAT TEGURAN
SK Pembetulan
Putusan Banding
Putusan PK
ALUR PENAGIHAN PAJAK

SITA
(SPMP) LELANG

 14 hari sejak penyitaan,


2 X 24 JAM SEJAK dilakukan pengumuman
PEMBERITAHUAN lelang
SURAT PAKSA  14 hari sejak
* SPMP = Surat pengumuman lelang,
Perintah Melakukan dlakukan pelelangan
Penyitaan
SANKSI PAJAK
- Rp. 500 rb/Rp 1. Jt SPT Tahunan (psl 7)
- Rp. 100 Rb/Rp. 500 Rb SPT Masa (Psl 7)
- 150 % (Pasal 8 ayt 3)
Denda - 50 % (Psl 25 ayt 9)
- 100 % (Psl 27 ayt 5d)
- 1 x max 2 x Pajak terutang (Psl 38)
- 2 x max 4 x pajak terutang (Psl 39)

Bunga 2 % perbulan
Bunga - Psl 8(2), 8(2a), 9 (2a), 14(3,4,5), 15, 19
- Psl 13 (2)
Sanksi
- 50 % Pasal 13 (3) huruf a
Kenaikan - 100 % Pasal 13 (3) huruf b dan c

- Pidana kurungan Min 3 bln Max 1 thn


(Psl 38) WP alpa
Pidana - Pidana penjara min 6 bulan max 6 thn
(Psl39) WP sengaja
- Pidana kurungan max 1 th & denda Rp. 25 jt
(Psl 41) pejabat alpa langgar psl 34
- Pidana penjara max 2 thn & denda Rp. 50 Jt
(Psl 41) pejabat sengaja langgar psl 34
Denda :
Tidak / terlambat • Rp. 100.000 (SPT Tahunan OP)
Memasukkan/menyampaikan SPT • Rp. 500.000 (SPT Masa PPN)
• Rp. 1.000.000 (SPT Tahunan Badan)

Khusus PPN :
• Tidak melaporkan usaha
• Tidak membuat/mengisi faktur pajak Denda
• Melanggar larangan mebuat faktur
( Non PKP ) Administrasi
Denda = 2 % dari DPP Pembetulan SPT sebelum disidik

Pajak kurang bayar + denda 150 %


Lain-lain
• Keberatan ditolak = 50 % (Psl 25)
• Banding ditolak = 100 % (Psl 27)
• Tindak pidana alpa = 1 x max 2x
pajak terutang (Psl 38)
• Tindak pidana sengaja = 2x max 4x
pajak terutang (Psl 39)
Melakukan pembayaran pajak tidak
Bunga Penagihan tepat waktu sesuai STP, SKPKB, SKP
KBT dll. (Psl 19 ayat 1)

Sanksi Bunga

Bunga Pembayaran Bunga Ketetapan

Melakukan pembayaran pajak tidak


2%x
Sanksi Bunga yang muncul akibat
tepat waktu. Pajak terlambat/
tindakan pemeriksaan.
Penagihanya dengan STP. belum/kurang bayar (Pasal 13 ayat 2)

• Pembetulan SPT (Psl 8 ayt 2a)


• Angsuran/penundaan pembayaran
• Terlambat membayar
Sanksi
Kenaikan

50% 100%

• SKPKB tdk masuk SPT PPh 29 • SKPKB tdk masuk SPT 21, 23, 26, PPN
• SKPKB tdk selenggara pembukuan Psl 28 • SKPKB tdk selenggara buku (Psl 21, 23, PPN)
• SKPKB tdk meminjamkan buku Psl 29 • SKPKB tdk meminjamkan buku (21, 23, PPN)
• SKPKBT Pasal 15 data baru
• SKPKB kompensasi PPN
Pidana kurungan max 6 bulan • Kurungan max 1 thn Pidana penjara min 6 bulan max 2 tahun
• Denda max 2 jt

Sengaja tdk menyampaikan Pihak ke 3 tdk beri ket/ Menyalahgunakan


SPOP, data tidak benar meminjamkan dokumen
NPWP/NPPKP

Sanksi Pidana

Alpa menyampaikan SPT / Pejabat Pejabat Sengaja tdk menyampaikan


menyampaikan SPT tdk benar Alpa Sengaja SPT, SPT tdk benar

Ketentuan rahasia jabatan (Pasal 34 KUP)

Pidana kurungan min 3 bln max 1 tahun Pidana penjara min 6 bulan max 6 tahun

• Kurungan max 1 • Penjara max 2 thn


thn • Denda max 50 jt
• Denda max 25 jt
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai