KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
2.1.1 Pengertian..................................................................................................................................5
4. Cara perhitungan Pajak Penghasilan PPh pasal 21 atas pembayaran uang pensiun
3. Menjelaskan Cara perhitungan Pajak Penghasilan PPh pasal 21 atas penghasilan dan
pembayaran uang pensiun
BAB II
2.1.1 Pengertian
Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Pajak Penghasilan, adalah “ setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun”. Sedangkan yang dimaksud dengan
Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan
dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi
Subjek Pajak dalam negeri,sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 undang-undang pajak
penghasilan.
Dana pensiun, badan penyelanggara jaminan sosial tenaga kerja dan badan-badan
lain yang membayar uang pensiun dan tunjangan hari tua atau jaminan hari tua.
Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha/ pekerjaan bebas serta badan yang
membayar honorarium.
Tidak termasuk sebagai pemberi kerja yang mempunyai kewajiban untuk melakukan
pemotongan PPh Pasal 21 yaitu :
3. Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekefjaan bebas
yang semata-mata mempekerjakan orang pribadi untuk melakukan pekerjaan rumah
tangga/pekerjaan bukan dalam rangka melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas
Penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 adalah orang pribadi yang merupakan :
1. Pegawai
2. Penerima uang pesangon, pensiun, tunjangan hari tua atau jaminan hari tua, termasuk ahli
warisnya.
a. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan,
arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris
b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak bintang film, bintang sinetron,
bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama,
penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya.
c. Olahragawan
d. Agen iklan
1. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari Negara asing, dan
orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal
bersama mereka, dengan syarat bukan warga Negara Indonesia dan di Indonesia tidak
menerima atau memperoleh penghasilan lain diluar jabatan atau pekerjaannya tersebut,
serta Negara yang bersangkutan memerikan perlakuan timbale balik.
2. Pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaiman dimaksud dalam pasal 3 ayat (1)
huruf c Undang Undang Pajak Penghasilan, yang telah ditetapkan oleh menteri keuangan,
dengan syarat bukan warga Negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan
atau pekerjaan lain untuk memperoleh pengahasilan dari Indonesia.
2. Penghasilan yang diterima oleh penerima pensiun secara teratur berupa uang pensiun
atau penghasilan sejenisnya.
3. Penghasilan berupa jasa produksi, bonus atau imbalan lainnya yang bersifat tidak
teratur yang diterima oleh mantan pegawai.
4. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga lepas, berupa upah harian, upqh
mingguan, upah satuan, upah borongan ataupun upah yang diberikan bulanan.
5. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honor, komisi, fee, dan imbalan
sehubungan dengan pekerjaan jasa dan kegiatan lainnya.
6. Penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua atau
jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus, yang pembayarannya melewati jangka
waktu 2 tahun sejak pegawai berhenti bekerja.
7. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang representasi,
uang rapat, honor, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun
dan imbalan sejenis dengan nama apapun.
8. Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang
diterima tau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak
merangkap sebagai Pegawai Tetap pada perusahaan yang sama.
9. Penghasilan berupa penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang
masih berstatus pegawai, dari dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan.
10. Penerimaan dalam bentuk natura/kenikmatan lainnya dengan nama dan dalam bentuk
apapun yang dibelikan oleh :
a. Pegawai tetap
c. Pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang dibayarkan secara bulanan
Jika penghasilannya yang dibayar secara bulanan yang diterima satu bulan
kalender telah melebihi Rp4.500.000 besarnya PPh.
2. Penghasilan yang diterima oleh pegawai tidak tetap berupa upah harian, upah mingguan,
upah satuan, upah borongan, dan uang saku harian sepanjang penghasilan tidak
dibayarkan secara bulanan, tariff lapisan pertama pasal 17 UU PPh (5%) diterapkan atas :
Dalam hal jumlah penghasilan kumulatif dalam satu bulan kalender telah melebihi Rp
10.200.000,00, PPh pasal 21 dihitung dengan menerapkan tariff pasal 17 UU PPh atas
jumlah penghasilan Kena Pajak yang disetahunkan
i) Penghasilan Kena Pajak sebesar jumlah penghasilan bruto dikurangi PTKP, yang
diterima bukan pegawai (selain tenaga ahli) yang memenuhi ketentuan :
Yang bersangkutan telah mempunyai NPWP
Hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerja dengan pemotongan PPh
pasal 21
Tidak memperoleh penghasilan lainnya
Apabila tidak memenuhi syarat diatas maka yang dijadikan dasar adalah jumlah
penghasilan bruto
ii) 50% dari jumlah penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh tenaga ahli yang
melakukan pekerjaan bebas, seperti Pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan,
notaris, penilai, dan aktuaris.
iii) Jumlah penghasilan bruto berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur
a) Untuk setiap pembayaran imbalan kepada bukan pegawai yang tidak bersifat
berkesinambungan
b) Untuk setiap kali pembayaran yang bersifat utuhdan tidak dipecah, yang diterima oleh
peserta kegiatan.
5. Tarif PPh pasal 21 atas honorarium atau imbalan lain dengan nama apa pun yang menjadi
beban APBN atau APBD adalah sebagi berikut :
a) Sebesar 0% dari pengahsilan bruto PNS Golongan 1 dan Golongan 2, Anggota TNI
dan Anggota POLRI Golongan pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya.
b) Sebesar 5% dari penghasilan bruto bagi PNS Golongan 3, Anggota TNI dan Anggota
POLRI Golongan pangkat Perwira Pertama, dan Pensiunannya.
c) Sebesar 15% dari penghasilan bruto bagi Pejabat Negara, PNS Golongan 4, Anggota
TNI dan Anggpta POLRI Golongan Pangkat Perwira Menengah dan PErwira Tinggi,
dan Pensiunannya
1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 28 Tahun
2007.
7. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-31/PJ/2012 tentang Pedoman Teknis Tata
Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak
Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.
Besarnya biaya jabatan dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk perhitungan
pemotongan PPh bagi pegawai tetap (5% dari penghasilan bruto), setinggi-tingginya
Rp6.000.000 setahun atau Rp500.000/bulan.
Besarnya biaya pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk
perhitungan pemotongan PPh bagi pensiun (5% dari penghasilan bruto), setinggi-
tingginya Rp2.400.000 setahun atau Rp200.000/bulan
Contoh soal :
Contoh soal :
Hari Irawan, berstatus kawin dengan 2 orang anak yang masih menjadi tanggungan, bekerja
sebagai pegawai tetap pada PT Nusa Indah Gemilang dengan gaji per bulan sebesar
Rp13.000.000. Hari Irawan setiap bulan membayar iuran pensiun sebesar Rp250.000 ke Dana
Pensiun Artha Mandiri yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan. Berdasarkan
ketentuan yang berlaku di PT Nusa Indah Gemilang terhitung mulai 1 Juli 2016 Hari Irawan
akan memasuki masa pensiun.