Oleh :
Nama : Yoga Pratama
NIM : 2018.C.10a.0992
PEMBIMBING PRAKTIK
Pembimbing Akademik
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ners,
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Manusia
tentang Nutrisi Pada Tn. D dengan Diagnosa Medis Anemia di Ruang Aster
RSUD dr. Doris Sylvanus Kota Palangka Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun
guna melengkapi tugas (PPK1).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Ika Paskaria, S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
4. Ibu Fransiska, S.Kep., Ners selaku kepela ruang Aster RSUD Dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya dan pembimbing Klinik yang telah memberikan
izin, informasi dan membantu dalam pelaksanaan praktik manajemen
keperawatan di ruang Aster.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum...........................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus..........................................................................
1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................
1.4.1 Untuk Mahasiswa.....................................................................
1.4.2 Untuk Klien dan Keluarganya..................................................
1.4.3 Untuk Institusi..........................................................................
1.4.4 Untuk IPTEK............................................................................
Besi (Fe) merupakan zat mikro yang diperlukan tubuh. Umumnya zat besi
dihasilkan dari sumber pangan nabati ( non heme ) seperti : kacang dan sayur yang
mempunyai proporsi absorbsi yang rendah dibandingkan dengan zat besi yang
berasal dari sumber pangan hewani ( heme ) seperti : daging, telur dan ikan.6
Menurut World Health Organization ( WHO ) kekurangan zat besi merupakan
satu dari sepuluh masalah kesehatan yang paling serius.7
Remaja adalah salah satu kelompok yang rentan terhadap defisiensi zat besi
dan dapat mengenai semua kelompok status ekonomi terutama ekonomi rendah. 8
Menurut Riset Kesehatan Daerah ( Riskesdas ) yang dilakukan pada tahun 2013
didapatkan bahwa prevalensi anemia zat besi pada remaja menurut jenis kelamin,
yaitu : pada anak perempuan sekitar 22,7% dan anak laki-laki sekitar 12,4%
sedangkan menurut tempat tinggal, yaitu : pedesaan 18,5% dan perkotaan 17,3%. 9
Penelitian yang dilakukan Manipiring Survei di empat provinsi ( Bengkulu,
Sumatera Barat, Riau dan Lampung ) ditemukan bahwa anak usia sekolah
termasuk remaja `yang menderita anemia sebanyak 54,31%.10 Menurut Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2014 terdapat 1.833 murid SMP dan
1.718 murid SMA yang menderita anemia. Data ini di ambil dari penjaringan
beberapa kota di Provinsi Sumatera Barat.11 Menurut Riskesdas tahun 2013
penduduk Provinsi Sumatera Barat usia >10 tahun kurang makan sayur dan buah
dengan proporsi sebesar 97,5%.
Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Ada faktor langsung dan tidak
langsung. Faktor langsungnya yaitu kecukupan konsumsi tablet tambah darah,
jarak kehamilan, paritas, status gizi, serta penyakit infeksi. Penyebab terjadinya
anemia yang utama adalah kurangnya asupan zat besi dalam makanan atau tablet
tambah darah. Kejadian anemia diakibatkan oleh kekurangan asupan zat besi
(Rahmawati, 2012).
Dari besarnya insiden Anemia di negara–negara berkembang seperti di
Indonesia, penulis tertarik untuk mengangkat topik Anemia dalam upaya
ketepatan penegakan diagnosis hingga pemberian terapi yang adekuat sehingga
dapat dilakukan pencegahan dari komplikasi yang dapat ditimbulkan.
2011 menyatakan bahwa anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki jumlah sel
Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah yang
hemoglobin pada tingkat normal. Anemia gizi besi adalah anemia yang timbul
karena kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel-sel darah merah dan
2.1.4 Klasifikasi
Pada klasifikasi anemia menurut morfologi, mikro dan makro menunjukkan
ukuran sel darah merah, sedangkan kromik menujukkan warnanya. Sudah dikenal
klasifikasi besar yaitu:
Dimana ukuran dan bertuk sel darah merah normal serta mengandung
hemoglobin dalam jumlah yang normal. (MCV dan MCHC normal atau normal
rendah) tetapi individu menderita anemia. Penyebab anemai jenis ini adalah
kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronik termasuk infeksi, gangguan
endokrin, gangguan ginjal, kegagalan sumsum tulang, dan penyakit-penyakit
infiltrat metastatik pada susum tulang.
Makrositik berarti ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari normal tetapi
normokrom karena konsentrasi hemoglobinnya normal (MCV meningkat; MCHC
normal). Hal ini diakibatkan oleh gangguan atau terhentinya sintesis asam nukleat
B12 dan/atau asam folat. Ini dapat juga terjadi pada kemoterapi kanker, sebab
agen-agen yang digunakan mengganggu metabolisme sel.
3. Mikrositik hipokrom
Autoimun
Pada kasus yang jarang, pembesaran lien dapat menjebak sel darah merah
dan menghancurkannya sebelum sempat bersirkulasi.
―
Perdarahan Disentroporesis Hemoliasis Terhentinya Pembuatan Sel
Darah Oleh Sum-sum Tulang
(Kurang Bahan Bahan Baku
Pembuatan Sel Darah)
Anemia
B1 B2 B3 B4 B5 B6
O2 dalam darah ↓ O2 ke Jaringan Otak dan Hipoksia Teknan Ginjal Tekanan Usus Tekanan Tulang
Perifer ↓ Terganggu Terganggu Terganggu
Respon Fisiologis Tubuh Pusing
Pucat, sianosis, Susah BAK Kekurangan Kelemahan Otot
Gangguan Perfusi
Usaha untuk
perifer dingin, Cerebral Volume Cairan
menungkatkan O2 Gangguan Eliminasi Intoleransi Aktivitas
CRT lambat (> 3
detik) Urine
Tidak Efektifnya Pola
Napas
Gangguan perfusi Gangguan Perfusi
jaringan perifer Jaringan
2.1.6 Manifestasi Klinis
Gejala umum anemia ( kurang darah ) yang paling sering di tunjukkan antara
lain sebagai berikut (Iqfadhilah, 2014):
1. Kulit Wajah terlihat Pucat
2. Kelopak Mata Pucat
Selain wajah kelopak mata pasien yang mengalami kurang darah juga
terlihat pucat. ini merupakan salah satu gejala umum anemia. pemeriksaan
biasanya dilakukan dengan cara meregangkan kelopak mata. dan melihat
warna kelopak mata bagian bawah.
3. Ujung Jari Pucat
Pemeriksaan bisa kita lakukan dengan cara menekan ujung jari, normal
nya setelah di tekan daerah tersebut akan berubah jadi merah. Tetapi, pada
orang yang mengalami anemia, ujung jari akan menjadi putih atau pucat.
4. Terlalu Sering dan mudah lelah
Terlalu mudah lelah, padahal aktivitas yang dilakukan tidaklah berat, jika
anda merasa mudah lelah sepanjang waktu dan berlangsung lama
kemungkinan anda mengalami penyakit anemia. hal ini terjadi karena
pasokan energi tubuh yang tidak maksimal akibat kekurangan sel-sel darah
merah yang berfungsi sebagai alat transportasi alami didalam tubuh.
5. Denyut Jantung menjadi tidak teratur
Denyut jantung yang tidak teratur, terlalu kuat dan memiliki kecepatan
irama denyut jantung yang tidak normal. hal ini terjadi sebagai akibat tubuh
kekurangan oksigen. sehingga jantung berdebar secara tidak teratur.
pemeriksaan ini hanya bisa dilakukan oleh petugas kesehatan.
6. Sering merasa Mual
Biasanya penderita anemia sering mengalami Mual pada pagi hari. hampir
sama seperti tanda-tanda kehamilan. mual pada pagi hari biasa disebut
dengan Morning sickness.
Menurut Proverawati (2009,p.78) bahwa tanda dan gejala ibu hamil dengan
anemia adalah keluhan lemah, pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih
dalam batas normal (perlu dicurigai anemia defisiensi), mengalami
17
malnutrisi, cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise,
lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek
(pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda
7. Sakit kepala
Salah satu dampak kekurangan sel darah merah yaitu otak menjadi
kekurangan Oksigen. sehingga menyebabkan nyeri pada kepala. karena
inilah penderita Anemia sering mengeluh sakit kepala.
8. Kekebalan tubuh menurun
Kekebalan tubuh / sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun
dan biasanya penderita anemia sangat mudah terkena penyakit lain sebagai
akibat melemahnya imun tubuh.
9. Sesak napas
Penderita anemia sering kali merasa sesak nafas dan merasa terengah-
engah ketika melakukan aktivitas, hal ini terjadi karena kurangnya oksigen
didalam dalam tubuh, akibat kurangnya sel darah merah.
Gejala khas yang timbul untuk masing-masing jenis anemia juga berbeda,
sebagai contoh:
1. Anemia defisiensi besi memiliki gejala khas diantaranya : disfagia, atrofi
papil lidah, stomatitis angularis, dan kuku sendok (koilonychias)
2. Anemia megaloblastik memiliki gejala khas diantaranya : glositis,
gangguan neurologik pada defisiensi vitamin B12
3. Anemia hemolitik memiliki gejala khas diantaranya : ikterus,
splenomegali dan hepatomegali
4. Anemia aplastik memiliki gejala khas diantaranya : perdarahan dan
tanda-tanda infeksi
2.1.7 Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya,
penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang
flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang
lelah, karena harus memompa darah lebih kuat.
1. Gagal ginjal
18
Dengan berkurangnya asokan oksigen ke jaringan misalnya pada ginjal akan
terjadi kerusakan ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal.
2. Hipoksia
Adalah penurunan pemasokan oksigen ke jaringan sampai di tingkat
fisiologik. Hb berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Jika terjadi
penurunan Hb maka akan terjadi hipoksia bahkan dapat menyebabkan kematian.
- Kadar Hb/Hmt
- Indeks eritrosit, leukosit dan trombosit
- Kadar Fe, asam folat, Vitamin B12
- Waktu pendarahan, waktu protrombin dan waktu tromboplastin
19
2.1.9 Penatalaksanaan Medis
Terapi dan cara pengobatan penyakit kurang darah yang sering diberikan
dirumah sakit untuk mengobati penyakit anemia antara lain sebagai berikut
(Iqfadhilah, 2014):
1. Pemberian suplemen yang mengandung Zat besi, vitamin B12, dan
vitamin-vitamin lain yang dibutuhkan tubuh.
Vitamin yang dapat berperan dalam pembentukan sel darah merah yaitu
vitamin A dan vitamin C. Vitamin A memiliki peran untuk membantu atau
mempermudah mobilisasi besi dari hati atau penggabungan dengan
eritrosit sehingga pembentuka hemoglobin lebih banyak (Asterina, 2009).
Sedangkan vitamin C berperan dalam membantu mempercepat
penyerapan besi di dalam tubuh serta berperan dalam memindahkan besi
ke dalam darah, mobilisasi simpanan besi terutama hemosiderin dalam
limpa (Soemardjo, 2009 dalam Suwarni, 2013).
2. Pada penderita anemia berat bisa dilakukan Transfusi darah
3. Pemberian obat-obatan kortikosteroid yang mempengaruhi sistem imun
tubuh
4. Pemberian Eritropoietin, yaitu jenis hormon yang membantu proses
hematopoiesis pada sumsum tulang.
A. PENCEGAHAN
Untuk pencegahan penyakit anemia sebenarnya sangat mudah. seperti
dengan mengkonsumsi makanan-makanan yang banyak mengandung zat besi,
asam folat, vitamin b12, vitamin c. berikut ini penjelasan singkat tentang cara
pencegahan anemia serta jenis-jenis makanan yang bisa membantu mencegah
anemia diantaranya (Iqfadhilah, 2014) :
1. Konsumsi makanan yang banyak mengandung Zat besi
Makanan yang banyak mengandung zat besi seperti daging, kacang,
sayur-sayuran yang berwarna hijau dan lain-lain. zat besi juga sangat
penting untuk wanita yang sedang menstruasi, wanita hamil dan anak-
anak.
20
2. Konsumsi makanan yang banyak mengandung Asam Folat
Konsumsi makanan yang banyak mengandung Asam folat seperti
pisang, sayuran hijau gelap, jenis kacang-kacangan, jeruk, sereal dan lain-
lain
3. Konsumsi makanan yang mengandung Vitamin B 12 dari daging dan susu
4. Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung Vitamin C
Banyak sekali manfaat-manfaat Vitamin C, salah satunya yaitu bisa
membantu penyerapan zat besi. jenis-jenis Makanan yang banyak
mengandung vitamin C seperti buah melon, buah jeruk, dan buah beri.
Selain mengkonsumsi makanan yang mengandung material pembentuk
sel darah merah, untuk pencegahan diperlukan juga sebuah edukasi dimana
dalam masyarakat selama ini tidak memperhatikan kondisi kesehatannya
karena kurang informasi terutama pada ibu hamil yang sangat beresiko
anemia. Pemerintah telah melaksanakan program pemberian tablet tambah
darah untuk ibu hamil, sayangnya mereka tidak patuh untuk
mengkonsumsinya secara teratur karena kurangnya informasi atau
pengetahuan terkait anemia. Mengenai informasi obat, pasien 72 % lupa
dengan penjelasan oral oleh tenaga kesehatan. Sehingga hal lain yang tepat
yaitu pemberian informasi secara tertulis dengan bahasa yang mudah
dipahami dan terdapat gambar yang mempermudah pemahaman, media itu
sering disebut booklet anemia (Adawiyani, 2013)
2.2.1 Definisi
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein,
lemak, air, vitamin, dan mineral. Makanan terkadang dideskripsikan berdasarkan
kepadatan nutrisi mereka, yaitu proporsi nutrisi yang penting berdasarkan jumlah
kilokalori. Makanan dengan kepadatan nutrisi yang rendah, seperti alkohol atau
gula, adalah makanan yang tinggi kilokalori tetapi rendah nutrisi. (Potter & Perry,
2010; 274).
21
Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang
kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak
sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,
vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut kurang terpenuhi, maka proses
tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat. (AAA, Hidayat, 2006;38).
Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. (AAA,
Hidayat, 2006; 52).
Gangguan pemenuhan nutrisi adalah pemenuhan nutrisi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan metabolic yang dibutuhakan oleh tubuh. (Lynda
Juall,Carpenito,2006)
22
kolesterol, serta fosfolipid termasuk lesitin, sefalin, sfingomielin, dan
serebrosid). Lemak merupakan sumber yang kaya akan energi dan
pelindung organ tubuh terhadap suhu, seperti pembuluh darah, saraf,
organ, dan lain lain. Lemak juga dapat membantu memberikan rasa
kenyang (penundaan waktu pengosongan lambung). Komponen
lemakdalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab
kekurangan lemak akan menyebabkan terjadinya perubahan kulit,
khususnya asam linoleat yang rendah dan berat badan kurang. Namun,
apabila jumlah lemak pada anak terlalu banyak dapat menyebabkan terjadi
hiperlipidemia, hiperkolesterol, penyumbatan pembuluh darah, dan lain –
lain. Jumlah lemak yang cukup dapat diperoleh dari susu, mentega, kuning
telur, dagig, ikan, keju, kacang – kacangan, dan minyak sayur (Pudjiadi,
2001).
c. Protein
Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel. Selain itu, tersedianya protein dalam jumlah yang cukup
pentig untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan
untuk menjaga keseimbangan osmotik plasma. Protein terdiri atas dua
puluh empat asam amino, diantaranya sembilan asam amino esensial
(seperti treonin, valin, leusin, isoleusin, lisin, triptofan, fenilalanin,
metionin, dan histidin) dan selebihnya asam amino nonesensial. Protein
tersebut dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Jika
jumlahnya berlebih atau tinggi dapat memperburuk insufisiensi ginjal.
Demikian juga jika jumlahnya kurang, maka dapat menyebabkan
kelemahan, edema, bahkan dalam kondisi lebih buruk dapat menyebabkan
kwasiorkor dan marasmus. Kwasiorkor terjadi apabila kekurangan protein
dan marasmus merupakan kekurangan protein dan kalori. Komponen zat
gizi protein dapat diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju,
kedelai, kacang, buncis, dan paid – padian. (Pudjiadi, 2001).
d. Air
Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran seluler,
sebagai medium untuk ion, transpor nutrien dan produk buangan, serta
23
pengaturan suhu tubuh. Sumber air dapat diperoleh dari air dan semua
makanan. (AAA.Hidayat.2011; 43).
e. Vitamin
Vitamin merupakan zat organic yang diperlukan tubuh dalam
jumlah sedikit dan akan menimbulkan penyakit yang khas bila tubuh
tidak memperolehnya dalam jumlah yang mencukupi. (Asmadi.2008; 70).
Digunakan untuk mengatalisasi metabolisme sel yang berguna untuk pertumbuhan
dan perkembangan serta pertahanan tubuh. Vitamin yang dibutuhkan tubuh antara
lain sebagai berikut:
Vitamin A (retinol) mempunyai pengaruh dalam kemampuan fungsi
mata, pertumbuhan tulang dan gigi, serta pembentukan maturasi epitel. Vitamin
ini dapat diperoleh dari hati, minyak ikan, susu, kuning telur, margarin, tumbuh –
tumbuhan, sayur – sayuran dan buah – buahan.
Vitamin B kompleks (tiamin). Kekurangan vitamin dapat menyebabkan
penyakit beri – beri, kelelahan, anoreksia, konstipasi, nyeri kepala, insomnia,
takikardi, edema, dan peningkatan kadar asam piruvat dalam darah. Kebutuhan
vitamin ini dapat diperoleh dari hati, daging, susu, padi, biji – bijian, kacang, dan
lain- lain.
Vitamin B2 (riboflavin) vitamin ini harus tersedia dalam jumlah yang
cukup karena jika tidak akan menyebabkan fotofobia, penglihatan kabur, dan
gagal dalam pertumbuhan. Vitamin ini dapat diperoleh dari susu, keju, hati,
daging, telur, ikan sayur – sayuran hijau, dan padi.
Vitamin B12 (sianokobalamin) kekurangan vitamin ini dapat
menyebabkan anemia. Vitamin ini dapat diperoleh dari daging organ, ikan telur,
susu, dan keju.
Vitamin C (asam askornat) kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan
lamanya proses penyembuhan luka. Vitamin ini dapat diperoleh dari tomat,
semangka, kubis, dan sayur – sayuran hijau.
Vitamin D, berguna untuk mengatur penyerapan serta pengendapan
kalsium dan fosfor dengan mempengaruhi permeabilitas membran usus, juga
mengatur kadar alkalin fosfatase serum. Kekurangan vitamin ini akan
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan osteomalasia. Vitamin ini dapat
24
diperoleh dari susu, margarin, minyak sayur, minyak ikan, sinar matahari, dan
sumber ultaraviolet lain.
Vitamin E berfungsi untuk meminimalkan oksidasi karoten, vitamin A,
dan asam linoleat; disamping menstabilkan membran sel. Apabila kekurangan
vitamin ini dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah pada bayi prematur dan
kehilangan keutuhan sel syaraf. Vitamin E ini dapat diperoleh dari minyak, biji –
bijian dan kacang – kacangan.
Vitamin K berfungsi untuk pembentukan protrombin, faktor koagulasi II,
VII, IX, dan X yang harus tersedia pada tubuh dalam jumlah yang cukup.
Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan pendarahan dan metabolisme tulang
yang tidak stabil. Vitamin ini tersedia dalam sayur – sayuran hijau, daging, dan
hati. (Pudjiadi, 2001).
f. Mineral
Kalsium, berguna untuk pengaturan struktur tulang dan gigi, kontraksi
otot, iritabilitas saraf, koagulasi darah, kerja jantung, dan produksi susu. Kalsium
dapat diperoleh dari susu, keju, sayur – sayuran hijau, kerang, dan lain – lain.
Klorida, berguna dalam pengaturan tekanan osmotik serta keseimbangan
asam dan basa. Klorida dapat diperoleh dari garam, daging, susu, dan telur.
Kromium, berguna untuk metabolisme glukosa dan metabolisme dalam
insulin. Kromium dapat diperoleh dari ragi.
Tembaga, berguna untuk produksi sel darah merah, pembentukan
hemoglobin, penyerapan besi, dan lain – lain. Tembaga dapat diperoleh dari hati,
daging, ikan padi, dan kacang – kacangan.
Fluor, berfungsi untuk pengaturan struktur gigi dan tulang sehingga jika
kekurangan fluor dapat menyebabkan karies gigi. Sumber fluor terdapat dalam air,
makanan laut, dan tumbuh – tumbuhan.
Iodium, kekurangan iodium dapat menyebabkan penyakit gondok. Iodium
dapat diperoleh dari garam.
Zat besi, merupakan mineral yang menjadi bagian dari struktur
hemoglobin untuk pengangkutan CO2 dan O2. Kekurangan zat besi dapat
menyebabkan anemia dan osteoporosis, sedangkan kelebihan zat besi
25
menyebabkan sirosis, gastritis, dan hemolisis. Zat besi dapat diperoleh dari hati,
daging, kuning telur, sayur – sayuran hijau, padi, dan tumbuh tumbuhan.
Magnesium, berguna dalam aktivasi enzim pada metabolisme karbohidrat
dan sangat penting dalam proses metabolisme. Kekurangan magnesium
menyebabkan hipokalsemia atau hipokalemia. Magnesium dapat diperoleh dari
biji – bijian, kacang – kacangan, daging, dan susu.
Mangan, berfungsi dalam aktivasi enzim. Mangan dapat diperoleh dari
kacang – kacangan, padi, biji – bijian, dan sayur – sayuran hijau.
Fosfor, merupakan unsur pokok dalam pertumbuhan tulang dan gigi.
Kekurangan fosfor dapat menyebabkan kelemahan oto. Fosfor dapat diperoleh
dari susu, kuning telur, kacang – kacangan, padi – padian, dan lain - lain.
Kalium, berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran impuls syaraf,
keseimbangan cairan, dan pengaturan irama jantung. kalium dapat diperoleh dari
semua makanan.
Natrium, berguna dalam pengaturan tekanan osmotik serta pengaturan
keseimbangan asam, basa, dan cairan. Kekurangan natrium dapat menyebabkan
kram otot, nausea, dehidrasi, dan hipotensi. Natrium dapat diperoleh dari garam,
susu, telur, tepung, dan lain – lain.
Sulfur, membantu proses metabolisme jaringan syaraf. Sulfur dapat
diperoleh dari makanan protein.
Seng, merupakan unsur pokok dari beberapa enzim karbonik anhidrase
yang penting dalam pertukaran CO2. Seng dapat diperoleh dari daging, padi –
padian, kacang – kacangan, dan keju. (AAA.Hidayat.2011; 42 – 46).
2.2.3 Etiologi
1. Intake nutrient
2. Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
3. Pengetahuan
4. Gangguan penelan / menelan
5. Perasaan tidak nyaman setelah makan
6. Anoreksia
7. Nausea & vomitus
26
8. Intake kalori & lemak yg berlebihan
9. Kemampuan mencerna nutrient
10. Obstruksi mencerna cairan,mal absorbsi nutrient,DM
11. Kebutuhan metabolism
12. Pertumbuhan,stres,kondisi yang meningkatkan bmr,kanker.
13. Gaya hidup dan betrlebihan
14. Kebiasaan makanan yang baik perlu diterapkan pada usia foddierlusia
menginjak 1 tahun
15. Kebiasaan makanan lansia menghindari yg penting untuk dimakan
a. Jenis kelamin
Metabolisme basal pada laki laki lebih besar dibandingkan dengan wanita
pada laki laki dibutuhkan BMRIO Kkal /kg/bb/jam dan pada wanita
oigkkal/kg/bb/jam
1. Tinggi badan dan berat badan
Tinggi badan dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan
tubuh,semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluarn panas
,sehingga kebutuhn metabolisme basal tubuh juga menjadi besar.
2. Status kesehatan
Nafsu makan yg baik adalah tanda yg sehat
3. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit
4. Alkohol & obat
Penggunaan alkohol dan obat yang berlebihan memberi konstribusi pada
defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelanjakan untuk alkohol daripada
makanan . Obat obataan yg menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat
gizi esensial .Obat obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan
mengurangi absorpsi zat gizi inteostin.
2.2.4 Klasifikasi
2.2.4.1 Kurang dari Kebutuhan Nutrisi
27
Kondisi ketika individu, yang tidak puasa, mengalami atau berisiko
mengalami ketidakadekuatan asupan atau metabolisme nutrien untuk kebutuhan
metabolisme dengan atau tanpa disertai penurunan berat badan. (Carpenito,
LJ.2012; 346).
Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
(Wilkinson Judith, 2011; 503).
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakcukupan asupan nutrisi kebutuhan matabolisme. (AAA.Hidayat. 2006; 67).
Tanda klinis :
1. Berat badan 10-20% dibawah normal
2. Tinggi badan dibawah ideal
3. Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
4. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
5. Adanya penurunan albumin serum
6. Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab :
1. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker
2. Disfagia karena adanya kelainan
3. Penurunan absrobsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.
4. Nafsu makan menurun. (AAA.Hidayat. 2006; 67).
5. Lebih dari Kebutuhan Nutrisi
Kondisi ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kenaikan
berat badan yang berhubungan dengan asupan yang melebihi kebutuhan
metabolik. (Carpenito, LJ.2012; 360).
Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik. (Wilkinson Judith M,
2011; 512). Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebih.
Tanda klinis :
Berat badan lebih dari 10% berat ideal
28
1. Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
2. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
3. Adanya jumlah asupan yang berlebihan
4. Aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
1. Perubahan pola makan
2. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman. (AAA.Hidayat.2006; 67).
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. (AAA.Hidayat.2006; 68). Perubahan pola
makan normal yang mengakibatkan perubahan berat badan. (Taylor, M, 2010;
235). Munculnya resiko perubahan pola makan normal yang mengakibatkan
peningkatan berat badan (Taylor, M, 2010; 237).
4. Malnutrisi
Kurang nutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan
kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah
asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya
adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan
kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot, dan penurunan energi, pucat
pada kulit, membrane mukosa , konjungtiva, dan lain – lain. (AAA.Hidayat.2006;
68).
5. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan. (AAA.Hidayat.2006; 68).
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya
obesitas serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
(AAA.Hidayat.2006; 68).
7. Jantung Koroner
29
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung
koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,
obesitas dan lain-lain. (AAA.Hidayat.2006; 68).
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan pengkonsumsian
lemak secara berlebihan. (AAA.Hidayat.2006; 68).
9. Anoreksia Nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,
kedinginan, letargi, dan kelebihan energi. (AAA.Hidayat.2006; 69).
30
2.2.5 Patofisiologi (Patway)
Kelebihan nutrisi
Asam lambung refleks
Berkurangnya pemasukan
makanan
Kekurangan nutrisi
31
2.2.6 Manifestasi Klinik ( Tanda dan Gejala )
Subjektif
1. Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit
2. Merasakan ketidak mampuan
3. Melaporkan perubahan sensasi rasa
4. Melaporkan kurangnya makan
5. Merasa kenyang segera setelah mengingesti makanan
Objektif
Tidak tertarik untuk makan
a. Malnutrisi
Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)
b. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
metabolism karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam pengguanaan
kalori.
c. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya
obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
d. Penyakit jantung koroner
Merupakan gangguan nutrisi yangs sering disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami
karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
e. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
f. Anoreksia nervosa
32
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,
kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.
2.2.7 Komplikasi
1. Malnutrisi
Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)
2. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih
dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
metabolism karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam pengguanaan
kalori.
3. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
4. Penyakit jantung koroner
Merupakan gangguan nutrisi yangs sering disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami
karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
5. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
6. Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,
kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.
33
2. Albumin serum
3. Zat besi
4. Transferin serum
5. Kreatinin
6. Hemoglobin
7. Hematokrit
8. Keseimbangan nitrogen
9. Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan resiko status nutrisi
buruk meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai
limfosit, penurunan albumin serum < 3.5 gr/dl, dan peningkatan/ penurunan
kadar kolesterol ( Mubarak, 2008, hlm. 61).
2.2.9 Penatalaksanaan Medis
1) Menstimulasi nafsu makan
2) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang
disesuaikan dengan kondisi klien
3) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang
anoreksik
4) Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum
atau setelah makan
5) Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan dan bau
yang tidak enak. Balutan kotor, pispot yang telah dipakai, set irigasi yang
tidak tertutup atau bahkan piring yang sudah dipakai dapat memberikan
pengaruh negative pada nafsu makan
6) Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum waktu makan;
istirahat bila mengalami keletihan
7) Kurangi stress psikologi
8) Berikan oral hygiene sebelum makan
9) Membantu klien makan
10) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan kondisi.
34
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian
Pengumpulan Data, Meliputi
1. Identitas Klien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pekerjaan, kebangsaan, suku,
pendidikan, tanggal MRS, Diagnosa medis
2. Keluhan utama
Pasien mengatakan tidak nafsu makan
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada 12 Mei 2020 pada pukul 10:00 Wib Pasien mengatakan sesak
napas,badan lemas, nafsu makan berkurang, pusing, tidak bias beraktivitas
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. lalu dibawa ke RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya oleh keluarganya, Di IGD terpasang infus NaCL
0,9% 10 tpm, mual (+), muntah (+), demam (-), nyeri dada (-), sesak (-). BAK
lancar, warna kuning, nyeri saat BAK (-). Riwayat BAB lunak 1 hari sebanyak
2x sehari, sehari sebelum masuk rumah sakit, BAB berwarna kecoklatan,
lendir (-), darah (-).
4. Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien mengatakan sebelumnya pernah menderita penyakit yang sama dan
pernah masuk rumah sakit
5. Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga pasien yang mempunyai penyakit sama dengan pasien adalah
ibu pasien, sedangkan di dalam kelurga pasien tidak ada penyakit menurun,
maupun penyakit menular
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kadar HB menurun mengikat
oksigen O²
(Halaman 26, D.0005)
35
2. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan penurunan oksigen O² ke Zat
besi
(Halaman 128, D.0056)
3. Gangguan perfursi jaringan berhubungan dengan penurunan darah dan O2
ke otak
36
Rasional : Untuk mengetahui perkembangan status kesehatan pasien
dan mencegah komplkasi lanjutan
5. Kelola pemberian bronkodilator, sebagaimana mestinya
Rasional : Bronkodilator adalah sebuah substansi yang dapat
memperlebar luas permukaan bronkus dan bronkiolus pada paru-paru,
dan membuat kapasitas serapan oksigen paru-paru meningkat.
6. Regulasi asupan cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan cairan
Rasional : mengoptimalkan keseimbangan cairan untuk mencegah
komplikasi lanjutan
7. Amati adanya dahak untuk jumlah, warna, konsistensi.
Rasional : Ini mungkin merupakan indikasi adanya perubahan pola
pernapasan
8. Ajarkan teknik batuk efektif
Rasional : teknik batuk efektif dapat mengurangi sesak napas karena
di keluarkannya sputum dari saluran napas.
2.3.3.2 Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan penurunan oksigen O² ke Zat
besi
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x7 jam diharapkan
peningkatan toleransi aktivitas
Kriteria Hasil:
a. Klien mengetahui penyebab intoleransi aktivitas
b. Klien mampu mengidentifikasi aktivitas dan/atau situasi yang
menimbulkan kecemasan yang berkonstribusi pada intoleransi
aktivitas
c. Klien dapat beraktivitas sesuai dengan kemampuan
d. Tanda-tanda vital dalam batas normal
e. Klien tidak menunjukan tanda-tanda keletihan
Intervensi:
a. Kaji respons emosi, social, dan spiritual terhadap aktivitas.
b. Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas
c. Pantau asupan nutrisi untuk memastikan keadekuatan sumber energy.
37
d. Pantau respons oksigen pasien (misalnya, nadi, irama jantung, dan
frekuensi respirasi) terhadap aktivitas perawatan diri.
e. Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang teknik perawatan diri
yang akan meminimalkan konsumsi oksigen (misalnya, memantau diri
dan teknik berjalan untuk melakukan AKS)
f. Rencanakan aktivitas dengan pasien/keluarga yang meningkatkan
kemandirian dan daya tahan. Misalnya: anjurkan periode alternative
untuk istirahat dan aktifitas
Jelaskan pada pasien dan keluarga penyebab intoleransi aktivita
2.3.3.3 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan darah dan O2
ke otak
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x7 jam terdapat
peningkatan perfusi jaringan
Kriteria Hasil:
a. Keluarga/pasien mengetahui penyebab perubahan perfusi jaringan
b. Klien menunjukan perfusi yang adekuat seperti: pengisian kapiler
baik, haluaran urin adekuat, membrane mukosa merah muda, akral
hangat
c. Tidak ada nyeri ekstremitas yang terlokalisasi
d. Suhu ekstremitas hangat
e. Tingkat sensasi normal
f. Hb normal 12 – 16 gr%
TTV dalam batas normal
2.3.3.4 Defisit Nutrisi berhubungan dengan Pola makan tidak teratur,tidak nafsu
makan, mual muntah
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x7 jam kebutuhan
nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Kriteria Hasil:
a. Pasin dan keluarga mengetahui penyebab perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
b. Klien menunjukan peningkatan BB dan/atau mempertahankan BB
yang stabil
c. Keadaan umum membaik
38
d. Dapat menghabiskan porsi makan yang diberikan
e. Tidak mengalami tanda malnutrisi
f. Nilai laboratorium (transferin, albumin, dan elektrolit) dalam batas
normal
Intervensi:
a. Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan
b. Timbang pasien pada interval yang tepat
c. Pantau nilai laboratorium, khususnya transferrin, albumin, dan
elektrolit
d. Ajarkan metode untuk perencanaan makanan
e. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhinya.
f. Jelaskan pada klien dan keluarga penyebab kurangnya nutrisi dari
kebutuhan.
g. Bantu makan sesuai dengan kebutuhan
Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan gizi pasien
39
dari proses keperawatan dan berasal dari hasil yang ditetapkan dalam rencana
keperawatan.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. D
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Kristen
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Belum Kawin
Alamat : Jl.Samudin Aman II
TGL MRS : 13 – 05 – 2020
Diagnosa Medis : Anemia
40
B. RIWAYAT KESEHATAN/PERAWATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan tidak nafsu makan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada 12 Mei 2020 pada pukul 10:00 Wib Pasien mengatakan sesak
napas,badan lemas, nafsu makan berkurang, pusing, tidak bias
beraktivitas dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
lalu dibawa ke RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya oleh
keluarganya, Di IGD terpasang infus NaCL 0,9% 10 tpm, mual (+),
muntah (+), demam (-), nyeri dada (-), sesak (-). BAK lancar, warna
kuning, nyeri saat BAK (-). Riwayat BAB lunak 1 hari sebanyak 2x
sehari, sehari sebelum masuk rumah sakit, BAB berwarna kecoklatan,
lendir (-), darah (-).
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Pasien mengatakan sebelumnya pernah menderita penyakit yang sama
dan pernah masuk rumah sakit
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga pasien yang mempunyai penyakit sama dengan pasien
adalah ibu pasien, sedangkan di dalam kelurga pasien tidak ada
penyakit menurun, maupun penyakit menular
GENOGRAM KELUARGA:
41
Keterangan :
1. Meninggal Dunia
2. Pasien
3. Ibu pasien
4. Tinggal Serumah
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Pasien berbaring lemas di tempat tidur, keadaan tampak lemah, muka
lemas, bibir kering, serta kerapian diri rapi, pasien masih mampu
menjawab pertanyaan dengan spontan dan pasien tampak cemas dengan
penyakit yang ia derita terpasang nasal kanul O² 3Lpm.
2. Status Mental
Tingkat kesadaran pasien compos menthis ekspresi wajah sedih bentuk
badan normal cara berbaring semi fowler berbicara lancer dan jelas
juasana hati sedih penampilan rapi klien mengetahui waktu pagi, sore
dan malam klien dapat membedakan keluarga, perawat orientasi tempat
klien mengetahui dirinya sedang dirawat di RS halusinasi tidak ada
proses berpikir tidak ada insight baik mekanisme pertahanan diri adaptif
3. Tanda-tanda Vital
Saat pengkajian TTV pasien tanggal 14 Mei 2020 pukul 12:30 WIB,
suhu tubuh klien/T = 37 °C tempat pemeriksaan axilla, nadi/HR = 55
x/menit, pernapasan/RR = 28 x/menit dan tekanan darah/BP = 100/70.
4. Pernapasan (Breathing)
Bentuk dada pasien teraba simetris, klien mengatakan tidak ada kebiasan
meroko, nyeri dada tidak ada, sesak napas saat aktivitas, type
pernapasanan klien tampak menggunakan dada dan perut, irama
42
pernapasan teratur dan suara nafas klien vesikuler serta suara napas
tambahan wheezing.
Keluhan Lain : Klien mengatakan sesak nafas saat aktivitas yang berat
Masalah Keperawatan : Pola napas tidak efektif
5. Cardiovasculer (Bleeding)
Klien tampak pucat, klien mengatakan pusing, capillary refill klien saat
ditekan dan dilepaskan kembali dalam 2 detik, vena jugulasir klien tidak
mengalami peningkatan, dan suara jantung klien terdengar lup dup.
Masalah Keperawatan :
Gangguan perfusi jaringan
6. Persyarafan (Brain)
Nilai GCS : E = 4 (membuka mata spontan), V = 5 (komunikasi verbal
baik), M = 6 (mengikuti perintah), total nilai GCS = 15 (normal),
kesadaran klien tampak normal, pupil isokor, reflex cahaya kanan positif
dan kiri positif.
Uji Syaraf Kranial :
NervusKranialI (Olvaktori):
Klien dapat membedakan bau-bauan seperti : minyak kayu putih atau
alkohol.
NervusKranialII(Optik) :
Klien dapat melihat dengan jelas orang yang ada disekitarnya.
Nervus Kranial III (Okulomotor) :
Pupil klien dapat berkontraksi saat melihat cahaya.
NervusKranialIV(Trokeal):
Klien dapat menggerakan bola matanya ke atas dan ke bawah.
Nervus Kranial V (Trigeminal) :
Klien dapat mengunyah makanan seperti : nasi, kue, buah.
Nervus Kranial VI (Abdusen) :
Klien dapat melihat kesamping kiri ataupun kanan.
NervusKranialVII(Fasial):
Klien dapat tersenyum.
43
Nervus Kranial VIII (Auditor) :
Klien dapat perkataaan dokter, perawat dan keluarganya.
Nervus Kranial IX (Glosofaringeal) :
Klien dapat membedakan rasa pahit dan manis.
NervusKranialX(Vagus) :
Klien dapat berbicara dengan jelas.
NervusKranialXI(Asesori):
klien dapat mengangkat bahunya.
Nervus Kranial XII (Hipoglosol) :
Klien dapat menjulurkan lidahnya.
Uji Koordinasi :
Ekstermitas atas klien dapat menggerakan jari kejari dan jari kehidung.
Ekstermitas bawah klien dapat menggerakan tumit ke jempol kaki,
kestabilan tubuh klien tampak baik, refleks bisep kanan dan kiri klien
baik skala 1, trisep kanan dan kiri klien baik skla 1, brakioradialis kanan
dan kiri klien baik skla 1, patella kanan kiri klien baik skla 1, dan
akhiles kanan dan kiri klien baik skla 1, serta reflek babinski kanan dan
kiri klien baik skla 1.
Keluhan Lainya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
7. Eliminasi Uri (Bladder)
Tidak ada masalah dalam eliminas urin, klien memproduksi urin 500 ml 1 x/
hari, dengan warna kuning khas amoniak.
Keluhan Lainnya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan: Tidak Ada masalah keperawatan
8. Eliminasi Alvi (Bowel)
Bibir klien tampak lembab tidak ada perlukaan di sekitar bibir, jumlah gigi
klien lengkap tidak ada karies, gusi klien normal tampak kemerahan, lidah
klien tidak ada lesi, mokosa klien tidak ada pembengkakan, tonsil klien
tidak ada peradangan, klien BAB 1x/hari warna kekuningan dengan
44
konsistensi lemah, bising usus klien terdengar normal 15 x/hari, dan tidak
ada terdapat nyeri tekan ataupun benjolan.
Keluhan Lainnya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan: Tidak Ada masalah keperawatan
9. Tulang – Otot – Integumen (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi klien tampak bebas, klien tidak merasakan
nyeri di bagian dada, klien berbaring dengan posisi semi fowler, ukuran
otot klien teraba simetris. Uji kekuatan otot ekstermitas atas : klien bisa
melawan tahanan perawat tetapi kekuatannya berkurang dan ektermitas
bawah : klien bisa melawan tahanan perawat tetapi kekuatannya berkurang.
tidak ada terdapat peradangan, dan tidak ada perlukaan , serta tulang
belakang klien tampak teraba normal.
Keluhan Lainnya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan: Tidak Ada masalah keperawatan
10. Kulit-kulit Rambut
Klien tidak memiliki riwayat alergi baik dari obat, makanan kosametik dan
lainnya. Suhu kulit klien teraba dingin, warna kulit pucat, turgor cukup,
tekstur halus, tidak ada tampak terdapat lesi, tidak terdapat jaringan parut,
tekstur rambut halus, tidak terdapat distribusi rambut dan bentuk kuku
simetris.
11. Sistem Penginderaan
a. Mata/Penglihatan
Gerakan bola mata klien tampak bergerak normal dengan visus : mata
kanan (VOD) = 6/6 dan mata kiri (VOS) = 6/6, sclera klien normal/
putih, warna konjungtiva anemis, kornea bening, tidak terdapat alat
bantu penglihatan pada klien dan tidak terdapat adanya nyeri.
b. Telinga/Pendengaran: Normal
Pendengaran klien normal dan tidak ada masala lain.
c. Hidung/Penciuman : Normal
Bentuk hidung klien teraba simetris, dan tidak ada keluhan lainnya
12. Leher dan Kelenjar Limfe
45
Leher klien tampak tidak ada massa, tidak ada jaringan parut, tidak ada
teraba kelenjar limfe, tidak ada teraba kelenjar tyroid, dan mobilitas leher
klien bergerak bebas.
13. Sistem Reproduksi
a. Reproduksi Pria
Bagian reproduksi klien tidak tampak adanya kemerahan, tidak ada
gatal-gatal, gland penis baik/ normal, meatus uretra baik/ normal, tidak
ada discharge, srotum normal, tidak ada hernia, dan tidak ada keluhan
lainnya.
46
buah buah
Jenis minuman Air putih dan teh Air putih dan teh
47
Pasien hanya duduk dan berbaring diatas tempat tidur. Apabila ingin
mandi, wc, makan harus dibantu oleh keluarganya. Pasien juga kadang
– kadang mengobrol dengan keluarganya.
Masalah Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
7. Koping-Toleransi terhadap stress
Pasien mengatakan bila ada masalah pasien biasanya minta bantuan
orang terdekat saat ada masalah dan menceritakan kepada
keluarganya. Bila ada keluhan yang dirasakan pasien, dapat
menceritakan kepada perawat dan dokter.
Masalah Keperawatan: Tidak Ada
E. SOSIAL – SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, dan pasien dapat
menceritakan keluhan yang dirasakan kepada perawat dan dokter.
2. Bahasa sehari-hari
Bahasa yang digunakan sehari-hari, menggunakan bahasa dayak dan
indonesia.
3. Hubungan dengan keluarga
Hubungan klien dengan keluarga cukup baik, dibuktikan keluarga
klien setiap saat selalu memperhatikan keadaan Tn.D
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain
48
Klien sangat kooperatif saat pengobatan, klien juga dapat bekerja
sama dengan petugas kesehatan serta dapat berkomunikasi juga
dengan anggota keluarga.
5. Orang berarti/terdekat
Menurut klien orang yang terdekat dengannya adalah keluarga,
terutama orang tua pasien
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang
Saat ada waktu luang, biasanya digunakan klien untuk mengobrol
bersama keluarga dan beritirahat
7. Kegiatan beribadah
Untuk kegiatan ibadah klien hanya bisa berdoa diatas tempat tidur
49
DIFFCOUNT 0 - 1-3
Eusinofil 80 - 0-1
Basofil 13 - 50-70
Netrofil 7 - 25-40
Limfosit - 2-8
Monosit 115
2 jam 140,8
Asam urat
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tanggal 15 – 5 - 2020
50
metronidazole
Yoga Pratama
(……………………………………………………..)
NIM. 2018.C.10a.0992
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN DATA KEMUNGKINAN MASALAH
OBYEKTIF PENYEBAB
Kadar HB
DS : Klien mengatakan sesak nafas Pola Nafas Tidak
Efektif
DO : - klien bebaring lemas ditempat
tidur Oksigen dalam darah
-terpasang nasal kanul O² 3Lpm
- Ekspresi Klien tampak lemas
Respon Fisiologis Tubuh
- tepasang NaCL 0,9% 10 tpm
- Posisi semi fowler
- Suara nafas tambahan wheezing Usaha untuk meningkatkan
oksigen
51
DS : pasien mengatakan dalam Oksigen ke zat besi
52
Oksigen ke Otak
Gangguan perfusi
53
DS : Pasien mengatakan nafsu makan
Defisit Nutrisi
Pola makanan tidak
yang menurun
teratur,tidak nafsu makan
,mual muntah
DO : Pasien tampak mual,muntah saat
di berikan makanan
- BB sebelum sakit 49 kg Kekosongan lambung
- BB sesudah sakit 44 kg
Berkurang pemasukan
makanan
Intake MASALAH
PRIORITAS makanan tidak
adekuat
Kekurangan nutrisi
54
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kadar HB menurun mengikat
oksigen O² ditandai dengan Klien mengatakan sesak nafas klien bebaring
lemas ditempat tidur terpasang nasal kanul O² 3Lpm Ekspresi Klien
tampak lemas tepasang NaCL 0,9% 10 tpm Posisi semi fowler Suara nafas
tambahan wheezing
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan oksigen O² ke Zat
besi ditandai dengan pasien mengatakan dalam aktivitasnya pemenuhan
kebutuhan tidak bisa dilakukan sendiri Badan pasien tampak lemas, Pasien
tampak cemas dengan penyakit yang di deritanya TTV : TD = 100/70
mmHg, N = 100 x/menit, S = 37 0C , RR = 28 x/menit.
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan darah dan O2
ke otak yang ditandai dengan Tn. D mengeluh sakit kepala, konjungtiva
pasien tampak anemis, pasien tampak pusing, ekpresi wajah tampak pucat,
pasien tampak sering memegang kepala, HGB = 10.1 mg/dl, CRT kembali
dalam 2 detik dan hasil pemeriksaan TTV : TD = 100/70 mmHg, N = 100
x/menit, S = 37 0C , RR = 28 x/menit.
4. Defisit nutrisi berhubungan dengan Pola makan tidak teratur,tidak nafsu
makan, mual muntah ditandai dengan Pasien mengatakan nafsu makan
yang menurun Pasien tampak mual,muntah saat di berikan makanan BB
sebelum sakit 49 kg BB sesudah sakit 44 kg
55
RENCANA KEPERAWATAN
Setelah dilakukan nasa kanul - berikan posisi semi fowler 1. Peningkatan pola menganilisi data TTV
tindakan keperawatan 2. Ekspresi klien klien untuk mengetahui dan mencegah
Dx1 selama 1x7 jam - edukasi keluarga untuk menjaga posisi komplikasi
tampak rilek pasien agar tetap nyaman
diharapkan masalah 2. Mengatur posisi tidur semi fowler untuk
3. Pernapasan normal
sesak nafas pasien dapat - colaborasi dengan dokter ntuk pemberian mencegah terjadinya sesak napas
teratasi 4. Ttv dalam batas terapi oksigen 3. Memberikan hidrasi maksimal untuk
normal membantu peningkatanpola napas pada
klien
1. Klien dapat
beraktivitas secara
Dx2 Setelah dilakukan - kaji kemampuan pasien untuk
56
tindakan keperawatan normal melakukan tugas cara – cara kelelahan,
selama 1x7 jam 2. N : 60x/menit keletihan dan kesulitan
1. mengumpulkan dan menganalisi data ttv
intoleransi aktivitas 3.R:20-24x/menit - Monitor TTV pasien selama aktivitas
pasien untuk mengetahui dan mencegah
dapat teratasi 4. TD : 120/80 mmHg - Berikan bantuan dalam aktivitas pasien
komplikasi
5. klien tidak terlihat bila perlu
cemas - anjurkan pasien untuk istirahat yang 2. untuk mengetahui aktivitas pasien yang
cukup 7-8 jam dapat dilakukan sendiri
Dx3
Setelah dilakukan - Dalam waktu 7 jam
tindakan keperawatan 1. Observasi TTV dan Hb klien 1. Kesehatan klien dapat di lihat dari TTV
klien tidak merasa
1x7 jam diharapkan sakit kepala 2. Atur posisi semi-fowler atau fowler dan kadar HB pada klien
perfusi jaringan tidak - Dalam waktu 7 jam 3. Ajarkan tehnik relaksasi 2. Memberikan posisi senyaman mungkin
efektif bisa di atasi klien menjadi ceria
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan, jika untuk mempercepat penyembuhan
- Dalam waktu 7 jam
TTV klien dalam perlu pemberian O² 3. Berguna untuk memperingan sakit kepala
batas normal dan agar klien dapat meakukan secara
- Dalam waktu 7 jam
mandiri jika sakit kepala kambuh
HGB = 12.0 – 16.0
mg/dl
57
- Dalam waktu 24 jam 4. Bekerja sama dengan tenaga kesehatan
CRT kembali dalam dalam pemberian oksigenasi
kurang dari 2 detik.
58
59
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tangga
Tanda tangan dan
l Implementasi Evaluasi (SOAP)
Nama Perawat
Jam
S = Pasien mengatakan sesak berkurang Yoga Pratama
Rabu, 13 Mei - Mengkaji pola napas klien dan TTV O = Pasien nampak nyaman dengan posisi semi fowler
2020
klien TD : 110/70 mmhg
P : Lanjutkan intervensi
Klien
60
Kamis, 14 - Monitor TTV pasien selama aktivitas S = Pasien mengatakan aktivitas masih dibantu keluarga
Mei 2020 - Berikan bantuan dalam aktivitas pasien bila
perlu O = ekpresi pasien tampak lemas Yoga Pratama
- anjurkan pasien untuk istirahat yang cukup 7-8 A = masalah belum teratasi
jam
P = lanjutkan intervensi
Jumat, 15 Mei - Mengobservasi TTV dan Hb klien S = klien mengatakan sakit kepala Yoga Pratama
2020 - TV O=
TD : 130/70 mmHg - Klien terbaring lemas
N : 59 x/menit - Posisi berbaring terlentang
S : 360C - TTV
RR : 22 x/menit TD : 100/70 mmHg
- HB = 13.0 mg/dl N : 100 x/menit
- Mengatur posisi semi-fowler atau fowler S : 360C
- Mengajarkan teknik relaksasi (kompres hangat dan RR : 28 x/menit
deep breathing) - HB = 13.0 mg/dl
- Berkalolaborasi dengan tenaga kesehatan dalam A = masalah belum teratasi
61
pemberian O² (2 tpm) P = lanjutkan intervensi selanjutnya.
Sabtu, 16 Mei
2020 - Menimbang BB pasien S = pasien mengatakan masih tidak nafsu makan
- Memberikan kondisi yang rileks pada saat makan
O = - pasien hanya makan ½ porsi Yoga Pratama
- Menjelaskan pentingnya nutrisi
Mengkaji TTV - Pasien masih tampak lemas
- BB = 45 kg
- TTV
TD : 100/70 mmhg S : 36,5°C
N : 80x/mt R : 27
P = Lanjutkan Intervensi
- Menimbang BB pasien
62
- Memberikan kondisi yang rileks pada saat makan
- Menjelaskan pentingnya nutrisi
- Mengkaji TTV
63
CATATAN PERKEMBANGAN
KEPERAWATAN
TD : 120/80
Suhu : 37°C
P = Intervensi ditentukan
P = Intervensi dihentikan
HB : 14.0 mg/dl
P = Lanjutkan Intervensi
I = - kaji BB pasien
-Mengkaji TTV
64
BAB IV
PENUTUP
2.3 Kesimpulan
Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin (Hb) yang rendah dalam
darah.
Penyakit anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah merah lebih rendah dari jumlah
normal. Selain itu, anemia terjadi ketika hemoglobin di dalam sel-sel darah merah tidak
cukup, seperti protein kaya zat besi yang memberikan warna merah darah. Protein ini
membantu sel-sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
2.4 Saran
Mahasiswa diharapkan memiliki kesadaran yang tinggi untuk menambah
pengetahuannya mengenai konsep klinis tentang ANEMIA dan konsep asuhan
keperawatan bagi pasien yang mengalami anemia.
Mahasiswa diharapkan meningkatkan mutu kualitas perawatan khusus pada pasien
yang mengalami ANEMIA dan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat agar tidak
mudah mengalami penyakit tersebu.
Makalah ini tidak luput dari kesalahan oleh kerena itu diharapkan kritik dan saran
guna perbaikan makalah selanjutnya
65
LAMPIRAN
SATUAN
RENCANA KEGIATAN
SAP ANEMIA
Topik
Pendidikan Kesehatan Pada Tn. D Dengan Diagnosa Medis Anemia Dengan Kebutuhan
Dasar Manusia Nutrisi Di Ruang Aster Rsud Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
Sasaran :
Pasien dan Keluarga
Tujuan
Tujuan Instruksional
Setelah mendapatkan penyuluhan 1x30 menit, pasien dan keluarga memahami dan mampu
menjelaskan tentang Anemia.
Tujuan Instruksi Khusus:
1. Menyebutkan pengertian Anemia
2. Menyebutkan penyebab anemia
3. Menyebutkan bagaimana tanda – tanda anemia
4. Menyebutkan cara-cara mencegah anemia
Metode
a. Ceramah dan Tanya Jawab
Media
1. Leaflet
Leaflet yang digunakan dalam media pendidikan kesehatan ini dalam bentuk
selembar mengenai informasi manajemen nyeri.
.3.1 Waktu Pelaksanaan
1. Hari/tanggal : Senin 14 Mei 2020
2. Pukul : 12:30 s/d
3. Alokasi : 30 Menit
No Kegiatan Waktu Metode
1 Pendahuluan : 5 Menit Menjawab salam
Memberi salam dan Mendengarkan
memperkenalkan diri Menjawab
Menjelaskan maksud dan pertanyaan
tujuan penyuluhan
Melakukan evaluasi vadilasi
Kerangan :
: Penyaji : Pasien
: Fasilitator : Moderator
: Simolator : Dokumentator
: Keluarga Pasien
DAFTAR PUSTAKA
68
Barbara, CL. 1996. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan).
Bandung
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa:
Tim PSIK UNPAD Edisi-6. EGC : Jakarta
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan
untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa;
Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M.. Jakarta : EGC
McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By
Mosby-Year book.Inc,Newyork
NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia,
USA
69
70