Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di negara kita, tenaga kependidikan secara
langsung memiliki peranan sangat besar, oleh karena itu kinerja tenaga kependidikan juga
perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil kerja yang optimal. Peningkatan kinerja
tersebut dirasa penting agar sistem pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan lancar.
Seperti yang kita ketahui bahwa dari tahun ke tahun dengan semakin berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi tentunya semakin besar pula tuntutan kinerja tenaga
kependidikan yang didalamnya terdapat kepala satuan pendidikan, pendidik, dan tenaga
kependidikan lainnya seperti pustakawan.
Maka dari itu untuk meningkatkan kualitas tenaga kependidikan tersebut mungkin
akan dirasa lebih mudah jika adanya inovasi-inovasi yang tentunya akan bermanfaat bagi
peningkatan mutu tenaga kependidikan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah tenaga kependidikan itu?
2. Siapa sajakah yang termasuk tenaga kependidikan itu?
3. Bagaimana inovasi dalam tenaga kependidikan itu?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui apa itu tenaga kependidikan
2. Untuk mengetahui siapa saja yang termasuk kedalam tenaga kependidikan
3. Yntuk mengetahui seperti apa inovasi dalam tenaga kependidikan

D. Prosedur Penulisan Makalah


Penyusunan laporan dilakukan dengan cara studi literature dari berbagai sumber baik
buku ataupun sumber internet.

1
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan laporan, penulis menggunakan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB 1: Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan laporan, prosedur penyusunan laporan, dan sistematika penulisan.
BAB 2: Pembahasan
BAB 3: Penutup yaitu kesimpulan dan saran
Daftar Pustaka

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tenaga Kependidikan


Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Tenaga kependidikan dapat pula disebut
sebagai tenaga penyelenggara pendidikan. Tugasnya ialah melaksanakan pengawasan dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada suatu satuan pendidikan. Tenaga
kependidikan berkewajiban untuk membantu menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis. Selain itu, juga harus dapat menjadi
teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan
yang diberikan kepadanya.
B. Ruang Lingkup Tenaga Kependidikan
1. Kepala Satuan Pendidikan
Kepala Satuan Pendidikan yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab
untuk memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala Satuan Pendidikan harus mampu
melaksanakan peran dan tugasnya sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor,
leader, inovator, motivator, figur dan mediator. Istilah lain untuk Kepala Satuan
Pendidikan adalah:
a. Kepala Sekolah
b. Rektor
c. Direktur
2. Pendidik
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik. Pendidik mempunyai sebutan
lain sesuai kekhususannya yaitu:
a. Guru
b. Dosen
c. Konselor
d. Pamong belajar
e. Widyaiswara
f. Tutor
g. Instruktur
h. Fasilitator

3
i. Ustadz, dan sebutan lainnya.
Pendidik profesional diidealkan mampu menjadi agen pembelajaran yang edukatif
yaitu dapat menjadi fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa dan inspirator
pembelajaran
Sebagai fasilitator pembelajaran berarti pendidik:
1. Membantu memudahkan dan membantu peserta didik dalam belajar.
2. Tidak berperan sebagi satu-satunya sumber belajar melainkan berperanan
sebagai salah satu sumber belajar.
3. Berupaya memperdayakan sumber dya peserta didik sehingga mereka dapat
berkembang secara optimal.
Sebagai motifator pembelajaran berarti pendidik:
1. Mendorong dan menggerakan peserta didik agar mereka semakin giat dalam
belajar.
2. Memiliki kemampuan membangkitkan semngat dan kesadaran diri peserta
didik sehingga mereka terbiasa belajar.
3. Dapat menggunakan prinsip-prinsip “ing ngarso sung tulodo, ing madyo
mangun karso, dan tut wuri handayani”.
Sebagai pemacu pembelajaran guru:
1. Dituntut memiliki kemampuan mengoptimalkan berbagai kemampuan belajar peserta
didik untuk selalu dalam kondisi prima dan semakin giat dalam belajar.
2. Dituntut selalu berada disekitar peserta didik dan memahami berbagai kelebihan dan
kelemahan peserta didiknya.
3. Mengetahui kapan peserta didik harus belajar dan kapan peserta didik harus
beristirahat.
Sebagai perekayasa pembelajaran guru:
1. Mampu merancang, mengembangkan, melaksanakan, mengevaluasi, dan
menyempurnakan kegiatan pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik dan
masyarakat.
2. Tidak memandang kegitan pembelajaran sebagai kegiatan rutinitas, tetapi di pandang
sebagai kegiatan yang dinamis dan inofatif yang perlu dikembangkan dan di
mutakhirkan secara terus menerus sesuai kebutuhan peserta didik.
Sebagai infirator pembelajaran guru:
1. Dituntut memiliki peranan sebagi pemberi inspirasi pembelajaran kepada peserta
didik.
4
2. Wajib mengemukakan berbagai gagasan kegiatan dan tugas-tugas pembelajaran yang
dapat menyebabkan peserta didik belajar.
3. Wajib memprakasai kegitan belajar peserta didik.
4. Mengetahui kemana dan kegiatan-kegiatan belajar apa saja yang akan dilakukan
peserta didik.
3. Wakil-wakil/Kepala urusan umumnya pendidik yang mempunyai tugas tambahan dalam
bidang yang khusus, untuk membantu Kepala Satuan Pendidikan dalam penyelenggaraan
pendidikan pada institusi tersebut. Contoh: Kepala Urusan Kurikulum
4. Tata usaha adalah Tenaga Kependidikan yang bertugas dalam bidang administrasi instansi
tersebut. Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2008 tentang
Kompetensi Teknis Tata Usaha Sekolah, tugas pokok tata usaha yaitu:
a. Melaksanakan administrasi kepegawaian
 Memahami pokok-pokok peraturan kepegawaian 
 Membantu melaksanakan prosedur dan mekanisme kepegawaian 
 Membantu merencanakan kebutuhan pegawai 
 Menilai kinerja staf 
b. Melaksanakan administrasi keuangan
 Memahami peraturan keuangan yang berlaku 
 Membantu menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
/Madrasah (RAPBS/M) 
 Membantu menyusun laporan pertanggung jawaban keuangan sekolah/madrasah 
c. Melaksanakan administrasi sarana prasarana
 Memahami peraturan administrasi sarana dan prasarana 
 Membantu menyusun rencana kebutuhan 
 Membantu menyusun rencana kebutuhan 
 Membantu menyusun rencana pemanfaatan sarana operasional sekolah/madrasah
 Membantu menyusun rencana perawatan 
d. Melaksanakan administrasi hubungan dengan masyarakat
 Membantu kelancaran kegiatan komite sekolah/madrasah 
 Membantu merencanakan program keterlibatan pemangku kepentingan 
(stakeholders) 
 Membantu membina kerja sama dengan pemerintah dan lembaga masyarakat 
 Membantu mempromosikan sekolah/madrasah dan mengkoordinasikan 
penelusuran tamatan 
5
 Melayani tamu sekolah/madrasah 
e. Melaksanakan adminstrasi persuratan dan pengarsipan
 Memahami peraturan kesekretariatan 
 Membantu melaksanakan program kesekretariatan 
 Membantu mengkoordinasikan program Kebersihan, Kesehatan, Keindahan, 
Ketertiban, Keamanan, Kekeluargaan, dan Kerindangan (7K) 
 Menyusun laporan 
f. Melaksanakan administrasi kesiswaan
 Membantu penerimaan siswa baru 
 Membantu orientasi siswa baru 
 Membantu menyusun program pengembangan diri siswa 
 Membantu menyiapkan laporan kemajuan belajar siswa
g. Melaksanakan administrasi kurikulum
 Membantu menyiapkan administrasi pelaksanaan Standar Isi 
 Membantu menyiapkan administrasi pelaksanaan Standar Proses 
 Membantu menyiapkan administrasi pelaksanaan Standar Kompetensi lulusan 
 Membantu menyiapkan administrasi pelaksanaan Standar Penilaian pendidikan 
h. Melaksanakan administrasi layanan khusus
 Mengkoordinasikan petugas layanan khusus: penjaga sekolah/madrasah, tukang 
kebun tenaga kebersihan, pengemudi , dan pesuruh 
 Membantu mengkoordinasikan program layanan khusus antara lain usaha 
kesehatan Sekolah (UKS), layanan konseling, laboratorium/ bengkel, dan 
perpustakaan 
5. Laboran
Laboran adalah petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap alat dan bahan di
Laboratorium.
6. Pustakawan (pengelola perpustakaan)
7. Pelatih ekstrakurikuler.
8. Petugas keamanan (penjaga sekolah), Petugas kebersihan, dan lainya.

Dalam melaksanakan sistem administrasi sekolah, keberadaan semua tenaga


kependidikan tersebut sangatlah penting karena merupakan satu kesatuan sinergi yang
membawa sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan.

C. Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan

6
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan berupa :
1. Upaya Administratif
Upaya administratif berkaitan dengan sistem dan tata peraturan normatif kepegawaian
yang berlaku. Misalnya seperti, secara konstitusional pasal 41 UU No. 20/2003 tentang
Sisdiknas menyebutkan bahwa tenaga kependidikan dapat bekerja secara lintas daerah.
Pengangkatan, penempatan, dan penyebaran tenaga kependidikan diatur oleh lembaga
yang mengangkat berdasarkan kebutuhan satuan pendidikan formal. Promosi dan
penghargaan bagi tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan: latar belakang pendidikan,
pengalaman, kemampuan, dan prestasi kerja dalam bidang pendidikan
2. Upaya Struktural dan Kesejawatan
Upaya struktural dan kesejawatan berkaitan dengan program-program pengembangan dan
peningkatan karier dan jabatan ketenagaan dalam melihat hasil evaluasi kinerja maupun
promosi. Sebagai contoh ialah dengan peningkatan mutu bagi tenaga kependidikan yang
dapat dilakukan melalui program-program sebagai berikut :
a. Peningkatan Gaji Dan Kesejahteraan: Peningkatan mutu tenaga kependidikan
adalah memberikan kesejahteraan guru dengan gaji yang layak untuk
kehidupannya. Hal ini dinilai amat vital dan strategis untuk meningkatkan
tenaga kependidikan karena ada dua alas an. Pertama, ada lima syarat
pekerjaan sebagai profesi, yaitu (1) bahwa pekerjaan itu memiliki fungsi dan
signifikansi bagi masyarakat, (2) bahwa pekerjaan itu memerlukan bidang
keahlian tertentu, (3) bidang keahlian itu dapat dicapai dengan melalui
cabang pendidikan tertentu (body of knowledge), (4) bahwa pekerjaan itu
memerlukan organisasi profesi dan adanya kode etik tertentu, dan kemudian
(5) bahwa pekerjaan tersebut memerlukan gaji atau kompensasi yang
memadai agar pekerjaan itu dapat dilaksanakan secara profesional. Dari
kelima syarat tersebut, yang masih belum terpenuhi sepenuhnya adalah gaji
dan kompensasi yang memadai. Alasan kedua, karena peningkatan gaji dan
kesejahteraan merupakan langkah yang memiliki dampak yang paling
berpengaruh (multiplier effects) terhadap langkah-langkah lainnya. Kenaikan
gaji dapat dilakukan secara menyeluruh dan bertahap. Hal ini terkait dengan
maraknya tindak korupsi yang telah mencapai tingkat yang berbahaya seperti
virus yang telah menjangkiti semua aspek kehidupan manusia. Tetapi jika
standar gaji akan dinaikkan, maka standar kompetensi juga perlu dinaikkan
7
juga. Jadi yang akan diberikan kenaikan gaji adalah para tenaga
kependidikan yang telah mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan.
b. Membangun sistem sertifikasi tenaga kependidikan, serta sistem penjaminan
mutu pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan: Penataan sistem sertifikasi tenaga
kependidikan tidak boleh tidak harus dilakukan untuk menjamin
terpenuhinya berbagai standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan.
Jika sistem sertifikasi ini telah mulai berjalan, maka sistem kenaikan pangkat
bagi tenaga kependidikan harus disesuaikan. Kenaikan pangkat tenaga
kependidikan bukan semata-mata sebagai proses administrasi semata-mata,
melainkan lebih merupakan proses penting dalam sertifikasi yang
berdasarkan kompetensi.
c. Membangun satu standar pembinaan karir (career development path): Seiring
dengan pelaksanaan sertifikasi tersebut, disusunlah satu standar pembinaan
karier. Sistem itu harus dalam bentuk dokumen yang disyahkan dalam bentuk
undang-undang atau setidaknya berupa peraturan pemerintah yang harus
dilaksanakan oleh aparat otonomi daerah. Sebagai contoh, untuk menjadi
instruktur, atau menjadi kepala sekolah, atau pengawas, seorang pendidik
harus memiliki standar kompetensi yang diperlukan, dan harus melalui
proses pencapaian yang telah baku. Standar pembinaan karir ini akan dapat
dilaksanakan dengan matap apabila memenuhi prasyarat antara lain jika
sistem sertifikasi tenaga kependidikan telah berjalan dengan lancar.
d. Meneruskan peningkatan kompetensi melalui kegiatan diklat, dan pendidikan
profesi dari lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK), serta
melibatkan organisasi pembinaan profesi guru dan tenaga kependidikan
e. Upaya peningkatan kompetensi tenaga kependidikan harus dilaksanakan
secara terencana dan terprogram dengan sistem yang jelas oleh semua
instansi yang terkait dengan preservice education, inservice training, dan on
the job training. Kegiatan sinergis peningkatan mutu tenaga kependidikan
harus melibatkan organisasi pembinaan profesi guru, seperti Kelompok Kerja
Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah
Kerja Kepala Sekolah (MKKS), dan Musyawarah Kerja Penilik Sekolah
(MKPS). Sudah tentu termasuk PGRI, organisasi perjuangan para guru.
D. Inovasi Dalam Tenaga Kependidikan
8
1. Inovasi Pustakawan
Rutinitas kerja di perpustakaan kadang kala memunculkan rasa jenuh, apalagi yang
dikerjakannya hanya satu garapan saja, misalnya hanya memberikan layanan sirkulasi, atau
terus menerus bekerja di bagian pengolahan. Hal tersebut tentunya menimbulkan
kebosanan/rasa jenuh.
Untuk menghilangkan kejenuhan bekerja ada banyak cara, baik dengan kebijakan
rotasi, mutasi atau memberikan rekreasi bagi pustakawan. Dan satu hal yang sebaiknya sering
dilakukan oleh pustakawan adalah membuat suatu inovasi. Inovasi menurut Kamus Umum
Bahasa Indonesia (2002) adalah pengenalan hal-hal yang baru (pembaharuan). Inovasi
dilakukan berdasarkan pengalaman dan kajian di perpustakaan. Ada banyak cara untuk
melakukan inovasi di perpustakaan, hal ini sangat tergantung dari kondisi perpustakaan yang
bersangkutan. Adapun beberapa contoh inovasi yang pernah dilakukan di perpustakaan antara
lain:
a) Membuat Sistem Informasi Perpustakaan. Masih banyak perpustakaan perguruan tinggi
yang belum memiliki sistem informasi perpustakaan. Dalam hal ini pustakawan dapat
melakukan inovasi merancang sistem informasi dengan cara bekerjasama dengan pihak
lain, baik pembuat software bila memiliki dana yang cukup, mencari software free
perpustakaan, atau memanfaatkan mahasiswa yang melakukan penelitian tentang sistem
informasi di perpustakaan.
b) Informasi Terseleksi. Mengapa informasi terseleksi disebut inovasi, karena di
perpustakaan begitu banyak informasi tersedia, namun ada beberapa informasi yang
sangat dibutuhkan oleh clien, tergantung dari kebutuhannya. Salah satu contoh yang
pernah dilakukan adalah mengumpulkan informasi tentang Audit Sumber Daya Manusia.
Berbekal rasa peduli terhadap mahasiswa yang melakukan penelitian tentang Audit SDM,
mencoba menelusur buku yang berkaitan dengan hal tersebut, dan ternyata berdasarkan
fenomena yang ditemukan di lapangan sangat sedikit sekali buku-buku yang berkaitan
dengan judul tersebut, bahkan sudah berkali-kali mencari informasi ke toko buku
misalnya ke Gramedia maupun Palasari, yang ada hanya satu karangan Willy Susilo.
Akhirnya mencoba menelusur buku satu per satu yang bertautan dengan SDM dilihat
daftar isi satu per satu, dan ternyata ada beberapa buku yang menjelaskan tentang Audit
SDM di dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia. Selanjutnya buku tersebut
difotocopy dan disatukan/dikliping menjadi satu buku, khusus tentang Audit SDM, buku
tersebut dijilid dan disimpan di perpustakaan. Dengan inovasi ini banyak clien yang

9
merasa terbantu, terutama yang sedang melakukan penelitian tugas akhir Audit Sumber
Daya Manusia.
c) Counter pengunjung. Data kunjungan merupakan salah satu indikator kinerja
perpustakaan, karena dengan melihat data kunjungan dapat terlihat perkembangan
pengunjung yang memanfaatkan fasilitas perpustakaan. Dengan sistem manual hal ini
agak sulit dilakukan, kadang kala pengunjung malas untuk mengisi data kunjungan, oleh
karena itu perlu diadakan counter pengunjung secara otomatis. Dan hal ini dapat dibuat
dengan berbagai cara, dari mesin yang termurah sampai mesin yang canggih, sangat
tergantung dari dana yang dimiliki perpustakaan. Penulis menyarankan kiranya dapat
menggunakan mahasiswa atau praktikan di perpustakaan.
2. Sertifikasi Guru
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah
memenuhi persyaratan.
Sertifikasi guru bertujuan untuk:
a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional,
b. Meningkatkan proses dan hasil pembelajaran,
c. Meningkatkan kesejahteraan guru,
d. Meningkatkan martabat guru; dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu.
Prosedur sertfifikasi guru
a. Guru dalam jabatan peserta sertifikasi, menyusun dokumen portofolio dengan mengacu
Pedoman Penyusunan Portofolio Guru.
b. Dokumen Portofolio yang telah disusun kemudian diserahkan kepada Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota untuk diteruskan kepada Rayon LPTK Penyelengara sertifikasi untuk
dinilai oleh asesor dari Rayon LPTK tersebut.
c. Rayon LPTK Penyelengara Sertifikasi terdiri atas LPTK Induk dan sejumlah LPTK
Mitra.
d. Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi dapat mencapai angka minimal
kelulusan, maka dinyatakan lulus dan memperoleh sertifikat pendidik.
e. Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi belum mencapai angka minimal
kelulusan, maka berdasarkan hasil penilaian (skor) portofolio, Rayon LPTK
merekomendasikan alternatif sebagai berikut.
 Melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan profesi pendidik untuk
melengkapi kekurangan portofolio.
10
 Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (Diklat Profesi Guru atau
DPG) yang diakhiri dengan ujian.
f. Materi DPG mencakup empat kompetensi guru
g. Lama pelaksanaan DPG diatur oleh LPTK peneyelenggara dengan memperhatikan skor
hasil penilaian portofolio
h. Apabila peserta lulus ujian DPG, maka peserta akan memperoleh Sertfikat Pendidik. Bila
tidak lulus, peserta diberi kesempatan ujian ulang dua kali, dengan tenggang waktu
sekurang-kurangnya dua minggu. Apabila belum lulus juga, maka peserta diserahkan
kembali ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
Berikut ini disajikan komponen portofolio untuk setifikasi guru berdasarkan
Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007, diantaranya yaitu:
1. Kualifikasi Akademik
Yaitu Tingkat pendidikan Formal yang telah dicapai sampai dengan guru mengikuti
sertifikasi, baik pendidikan gelar (S1, S2, atau S3) maupun non gelar (D4 atau post
Graduate Diploma)baik di dalam maupun di luar negeri Bukti fisik yang dikumpulkan:
foto kopi ijazah/ sertifikasi yang telah dilegalisasi oleh perguruan tinggi yang
mengeluarkan atau oleh Ditjen Dikti untuk ijazah/sertifikat luar negeri.
2. Pendidikan dan Pelatihan
Pengalaman dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan pengembangan/atau
peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik. Bukti fisik yang
dikumpulkan: foto kopi sertifikasi/piagam/surat keterangan yang telah dilegalisasi oleh
atasan.
3. Pengalaman Mengajar
Masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan
tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari
pemerintah,dan atau keopok masyarakat penyelenggara pendidikan) Bukti Fisik: foto
kopi SK, yang telah dilegalisasi oleh atasan.
4. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran
Perencanaan pebelajaran yaitu persiapan mengelola pembelajaran yang akan
dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka. Bukti Fisik : dokumen perencanaan
pembelajaran (RP/ RPP/SP)yang diketahui /disahkan oleh atasan. Pelaksanaan
pembelajaran yaitu kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran dikelas. Bukti fisik
yang diminta adalah dokumen hasil penilaian oleh kepala sekolah dan/atau pengawas

11
dengan menggunakan format penilaian yang telah disediakan ,dan dilampirkan dalam
amplok penutup.
5. Penilaian dari Atasan dan Pengawas
Penilaian oleh kepala sekolah dan ngawas terhadap kompetensi kepribadian dan
sosial guru. Bukti fisik:hasil penilaian dengan menggunakan format penilaian yang telah
disediakan dan dilampirkan dalam amplop tertutup.
6. Prestasi Akademik
Prestasi yang dicapai guru,terkait dengan bidang keahliannya dan dapat pengakuan
dari lembaga/panitia penyelenggara.komponen ini meliputi: Lomba dan karya
akademik( juara lomba atau penemuan karya nomenta) dan Pembimbingan teman sejawat
dan/atau siswa (instruktur, guru inti, tutor, atau pembimbing kegiatan siswa) bukti fisik:
foto kopi, piagam penghargaan/sertifikat, surat keterangan yang telah dilegalisasi oleh
atasan.
7. Karya Pengembangan Profesi
Suatu karya yang menunjukan upaya pengembangan profesi yang dilakukan oleh
guru, meliputi: Buku yang dipublikasikan Artikel yang dibuat dalam media jurnal /buletin
Modul/diklat yang menimal mencakup materi pembelajaran selama satu tahun Media/alat
pembelajaran dalam bidangnya Laporan penelitian tindakan kelas (individu atau
kelompok) dan Karya seni ( patung,rupa,tari,lukis,sastra,dll). Bukti fisik berupa surat
keterangan dari pejabat yang berwenang tentang hasil karya tersebut dan dilegalisasikan
oleh atasan.
8. Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah
Partisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dengan bidang tugasnya,baik
sebagai pemakalah maupun sebagai peserta.bukti fisik: foto kopi makalah,
piagam/sertifikat yang telah dilegalisasi oleh atasan.
9. Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi di Bidang Kependidikan dan Sosial
Pengalaman guru menjadi pengurus organisasi kependidikan dan sosial, dan atau
mendapat tugas tambahan, pengurus organisasi dibidang kependidikan antara lain PGRI,
Ikatan sarjana pendidikan indonesia (ISPI) pengurus organisasi sosial ketua RT, RW, dan
LMD/BPD. Mendapat tugas tambahan antara lain kepala sekolah ,ketua jurusan,dan
kepala lab/bengkel studio,bukti fisik: surat keputusan atau surat keterangan dari pihak
yang berwenang.
10. Penghargaan yang Relevan dengan Bidang Pendidikan

12
Penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukan dedikasi yang baik dalam
melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif (lama waktu, hasil,
lokasi/geografis) kualitatif (komitmen, etos kerja) relevasi (dalam bidang/rumpun
bidang). Bukti fisik: foto kopi sertifikat/piagam/surat keterangan yang telah dilegalisasi
oleh atasan.

Adapun Ketentuan Kelulusan Sertifikasi guru, diantaranya yaitu:Batas minimal


kelulusan ( passing Grade ) adalah 850, dengan mengikuti ketentuan pengelompokan sepuluh
komponen portofolio kedalam unsur A,B dan C sebagai berikut :

A. Unsur Kualifikasi dan Tugas Pokok


Unsur Kualifikasi dan Tugas Pokok terdiri atas 3 komponen,yaitu :
1. Kualifikasi akademik
2. Pengalaman mengajar
3. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran
Total Skor unsur A minimal 340 , semua komponen pada unsur ini tidak boleh kosong dan
skor komponen perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran ( A3 ) minimal 120.
B. Unsur Pengembangan Profesi
Unsur pengembangan profesi terdiri atas 4 komponen,yaitu :
1. Pendidikan dan Pelatihan
2. Penilaian dari Atasan dan Pengawas
3. Prestasi Akademik
4. Karya Pengembangan Profesi
Total skor unsur B minimal 300, khusus untuk guru yang ditugaskan pada daerah khusus
minimal 200, dan skor komponen penilaian dari atasan dan pengawas ( B2 ) minimal 35.
C. Unsur Pendukung Profesi
Unsur pendukung profesi terdiri atas 3 komponen, yaitu :
1. Keikutsertaan dalam forum ilmiah
2. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial
3. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan
Total skor unsur C tidak boleh nol.

13
BAB III
KESIMPULAN

Untuk meningkatkan mutu pendidikan di negara kita, tenaga kependidikan secara


langsung memiliki peranan sangat besar, oleh karena itu kinerja tenaga kependidikan juga
perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil kerja yang optimal. Peningkatan kinerja
tersebut dirasa penting agar sistem pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan lancar.
Diharapkan dengan adanya berbagai inovasi dalam tenaga kependidikan akan sangat
membantu untuk peningkatan kualitas tenaga kependidikan dan akan berdampak pula
pada peningkatan kualitan pendidikan di negara Indonesia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, Wikipedia Tenaga Kependidikan. www.wikipedia.com

Tim Dosen Jurusan Pendidikan Administrasi Pendidikan, Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan
Pendidikan Administrasi Pendidikan

15

Anda mungkin juga menyukai