Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya tarik
menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu
senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil
Dapat dilihat bahwa hanya ada empat elektron disekitar atom Be, dan tidak mungkin untuk memenuhi
aturan oktet untuk Be dalam molekul ini.
h. Molekul Berelektron Ganjil
Beberapa molekul mempunyai jumlah elektron yang ganjil, misalnya nitrogen oksida (NO) dan nitrogen
dioksida (NO2):
2.IKATAN ION
Ikatan ion merupakan sejenis interaksi elektrostatik antara dua atom yang memiliki perbedaan
elektronegativitas yang besar. Tidaklah terdapat nilai-nilai yang pasti yang membedakan ikatan ion dan
ikatan kovalen, tetapi perbedaan elektronegativitas yang lebih besar dari 2,0 bisanya disebut ikatan ion,
sedangkan perbedaan yang lebih kecil dari 1,5 biasanya disebut ikatan kovalen. Ikatan ion menghasilkan
ion-ion positif dan negatif yang berpisah. Muatan-muatan ion ini umumnya berkisar antara -3 e sampai
dengan +3e.
Pada ikatan ionik, terjadi transfer elektron dari satu atom ke atom lainnya. Oleh karena
berpindahnya elektron, maka ada atom yang kedapatan elektron menjadi bermuatan negatif, sedangkan
atom yang kehilangan elektron akan bermuatan positif. Jika atom ketambahan elektron, maka atom
tersebut menjadi ion negatif atau dikenal dengan istilah anion. Sedangkan jika atom kehilangan elektron,
maka atom tersebut menjadi ion positif atau kation. Karena adanya perbedaan muatan antar ion (ion
positif dan ion negatif), maka ion positif dan negatif akan saling tarik menarik oleh gaya elektrostatik.
Kejadian inilah yang merupakan dasar dari ikatan ionik.
Animasi Natrium dan Klorin yang bertukar elektron sehingga membentuk ikatan ionik
1. Ikatan ionik terbentuk antara ion logam (ion positif) dan ion non-logam (ion negatif).
2. Penamaan ikatan ionik sederhana dimulai dari nama logam, kemudian diikuti nama non-logam
penyusunnya. Contohnya: natrium klorida
3. Ikatan ionik mudah larut dalam air dan pelarut polar lainnya.
4. Senyawa ionik mudah sekali menghantarkan listrik jika dalam larutan
5. Senyawa ionik cenderung membentuk kristal solid dengan titik leleh yang tinggi.
3. IKATAN KOVALEN
Diagram MO yang melukiskan ikatan kovalen (kiri) dan ikatan kovalen polar (kanan) pada sebuah
molekul diatomik. Panah-panah mewakili elektron-elektron yang berasal dari atom-atom yang terlibat.
Istilah bahasa Inggris "covalence" pertama kali digunakan pada tahun 1919 oleh Irving Langmuir di
dalam artikel Journal of American Chemical Society yang berjudul The Arrangement of Electrons in
Atoms and Molecules:
Gagasan ikatan kovalen dapat ditilik beberapa tahun sebelum 1920 oleh Gilbert N. Lewis yang pada
tahun 1916 menjelaskan pembagian pasangan elektron di antara atom-atom. Dia
memperkenalkan struktur Lewis atau notasi titik elektron atau struktur titik Lewis yang menggunakan
titik-titik di sekitar simbol atom untuk mewakili elektron valensi terluar atom. Pasangan elektron yang
berada di antara atom-atom mewakili ikatan kovalen. Pasangan berganda mewakili ikatan berganda,
seperti ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga. Terdapat pula bentuk alternatif lainnya di mana ikatan
diwakili sebuah garis.
Konsep awal ikatan kovalen berawal dari gambar molekul metana sejenis ini. Ikatan kovalen tampak jelas
pada struktur Lewis, mengindikasikan pembagian elektron-elektron di antara atom-atom.
Ketika gagasan pembagian pasangan elektron memberikan gambaran kualitatif yang efektif akan
ikatan kovalen, mekanika kuantum diperlukan untuk mengerti sifat-sifat ikatan seperti ini dan
memprediksikan struktur dan sifat molekul sederhana. Walter Heitler dan Fritz London sering diberi
kredit atas penjelasan mekanika kuantum pertama yang berhasil menjelaskan ikatan kimia, lebih
khususnya ikatan molekul hidrogen pada tahun 1927 Hasil kerja mereka didasarkan pada model ikatan
valensi yang berasumsi bahwa ikatan kimia terbentuk ketika terdapat tumpang tindih yang baik di
antara orbital-orbital atom dari atom-atom yang terlibat. Orbital-orbital atom ini juga diketahui memiliki
hubungan sudut spesifik satu sama lain, sehingga model ikatan valensi dapat memprediksikan sudut
ikatan yang terlihat pada molekul sederhana dengan sangat baik.
Derajat ikat
Derajat ikat atau orde ikat adalah sebuah bilangan yang mengindikasikan jumlah pasangan elektron
yang terbagi di antara atom-atom yang membentuk ikatan kovalen. Istilah ini hanya berlaku pada
molekul diatomik. Walaupun demikian, ia juga digunakan untuk mendeskripsikan ikatan dalam senyawa
poliatomik.
1. Ikatan kovalen yang paling umum adalah ikatan tunggal dengan hanya satu pasang elektron
yang terbagi di antara dua atom. Ia biasanya terdiri dari satu ikatan sigma. Semua ikatan yang
memiliki lebih dari satu pasang elektron disebut sebagai ikatan rangkap atau ikatan ganda.
2. Ikatan yang berbagi dua pasangan elektron dinamakan ikatan rangkap dua. Contohnya
pada etilena. Ia biasanya terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan pi.
3. Ikatan yang berbagi tiga pasang elektron dinamakan ikatan rangkap tiga. Contohnya
pada hidrogen sianida. Ia biasanya terdiri dari satu ikatan sigma dan dua ikatan pi.
4. Ikatan rangkap empat ditemukan pada logam transisi. Molibdenum dan renium adalah unsur yang
umumnya memiliki ikatan sejenis ini. Contoh ikatan rangkap ditemukan pada Di-tungsten
tetra(hpp).
5. Ikatan rangkap lima telah ditemukan keberadaannya pada beberapa senyawa dikromium.
6. Ikatan rangkap enam ditemukan pada molibdenum dan tungsten diatomik.
Tentu saja kebanyakan ikatan tidak ter-lokalisasikan, sehingga klasifikasi di atas, walaupun sangat
berguna dan digunakan secara luas, hanya berlaku pada keadaan yang sempit. Ikatan tiga pusat juga tidak
dapat diterapkan menggunakan konvensi di atas.
Resonansi
Kebanyakan ikatan dapat dideskripsikan dengan menggunakan lebih dari satu struktur Lewis
yang benar (misalnya pada ozon, O3). Dalam diagram lewis (LDS: Lewis dot structure) O3, atom pusat
akan memiliki ikatan tunggal dengan satu atom dan ikatan rangkap dua dengan satu atom lainnya.
Diagram LDS tidak dapat memberitahukan kita atom mana yang berikatan rangkap; atom pertama dan
kedua yang berikatan dengan atom pusat memiliki probabilitas yang sama untuk memiliki ikatan rangkap.
Dua struktur yang memungkinkan ini disebut sebagai struktur resonansi. Pada kenyataannya, struktur
ozon adalah hibrid resonansi antara dua struktur resonansi yang memungkinkan. Daripada satu ikatan
tunggal dan satu ikatan rangkap dua, sebenarnya terdapat dua ikatan 1,5 dengan kira-kira tiga elektron
pada setiap atom.
Kasus resonansi yang khusus terlihat pada atom-atom yang membentuk
cincin aromatik (contohnya benzena). Cincin aromatik terdiri dari atom-atom yang tersusun menjadi
lingkaran (dihubungkan dengan ikatan kovalen) dan menurut LDS akan memiliki ikatan tunggal dan
rangkap dua yang saling bergantian. Dalam kenyataannya, elektron-elektron cenderung secara merata
berada di seluruh ruang cincin. Pembagian elektron pada struktur aromatik seringkali diwakili dengan
cincin di dalam lingkaran atom.
Struktur titik Lewis (LDS) untuk molekul-molekul beresonansi diperlihatkan dengan menciptakan
struktur titik untuk setiap bentuk yang memungkinkan, mengurung struktur-struktur tersebut, dan
menghubungkan satu sama lain dengan tanda panah berkepala ganda.
Teori saat ini
Saat ini model ikatan valensi telah digantikan oleh model orbital molekul. Dalam model ini,
setiap atom yang berdekatan akan memiliki orbital-orbital atom yang saling berinteraksi membentuk
orbital molekul yang merupakan jumlah dan perbedaan linear orbital-orbital atom tersebut. Orbital-orbital
molekul ini merupakan gabungan antara orbital atom semula dan biasanya berada di antara dua pusat
atom yang berikatan.
Dengan menggunakan mekanika kuantum, adalah mungkin untuk menghitung struktur elektronik, aras
energi, sudut energi, jarak ikat, momen dipol, dan spektrum elektromagnetik dari molekul sederhana
dengan akurasi yang sangat tinggi. Jarak dan sudut ikat dapat dihitung seakurat yang diukur. Untuk
molekul-molekul kecil, perhitungan tersebut cukup akurat untuk digunakan dalam menentukan kalor
pembentukan termodinamika dan energi aktivasi kinetika.
4. IKATAN LOGAM
Ikatan logam adalah suatu jenis ikatan kimia yang melibatkan gaya tarik elektrostatik di
antara elektron konduksi yang dikumpulkan di dalam suatu awan elektron (disebut juga "lautan elektron")
dan ion logam bermuatan positif. Dipahami sebagai kemitraan elektron "bebas" di antara satu kisi ion
bermuatan positif (kation), ikatan logam biasanya dibandingkan dengan ikatan di dalam garam lebur.
Namun, pandangan ini hanya tepat untuk beberapa jenis logam saja. Dalam pandangan yang lebih ke
arah mekanika kuantum, elektron konduksi membagi kepadatan mereka di antara semua atom yang
berfungsi sebagai entitas netral (tidak bermuatan). Ikatan logam memainkan peran dalam berbagai sifat
fisik yang dimiliki oleh sesuatu logam seperti kekuatan, duktilitas, konduktivitas termal dan listrik,
serta kilauan
Meskipun istilah "ikatan logam" lebih sering digunakan menggantikan "ikatan kovalen",
penggunaan pengikatan logam (metallic bonding) lebih dianjurkan, karena jenis ikatan ini bersifat
kolektif dalam alam, dan satu "ikatan logam" tunggal tidak ada. Tidak semua logam memiliki pengikatan
logam: salah satu contoh adalah ion merkuri (Hg2+2) yang membentuk ikatan kovalen logam-logam.
a) Model bola-dan-pasak dari lembaran grafena tunggal dengan sel satuan dalam-bidang yang disorot
terdiri dari dua atom karbon.
b) Tampilan atas skematik pada kisi sarang lebah heksagonal dengan sorotan pada dua subkisi umum
yang disebut sebagai A dan B.
Kombinasi dua fenomena tersebut memunculkan ikatan logam: delokalisasi elektron dan ketersediaan
sejumlah besar keadaan energi terdelokalisasi dari pada elektron terdelokalisasi. Yang terakhir bisa
disebut kekurangan elektron.
Dalam 2D
Grafena adalah contoh ikatan logam dua dimensi. Ikatan logamnya mirip dengan ikatan
aromatik pada benzena, naftalena, antrasena, ovalena, dan seterusnya.
Dalam 3D
]
Struktur kluster kofaktor Fe-Mo dalam nitrogenase.
Aromatisitas logam dalam kluster logam adalah contoh lain dari delokalisasi, kali ini sering
terjadi pada entitas tiga dimensi. Logam mengambil prinsip delokalisasi secara ekstrem dan dapat
dikatakan bahwa kristal logam mewakili satu molekul tunggal dimana semua elektron konduksi
terdelokalisasi di ketiga dimensi tersebut. Ini berarti bahwa di dalam logam seseorang umumnya tidak
dapat membedakan molekul, sehingga ikatan logam tidak bersifat intra maupun antarmolekul.
'Nonmolekular' mungkin akan menjadi istilah yang lebih baik. Ikatan logam sebagian besar tidak polar,
karena bahkan dalam paduan ada sedikit perbedaan antara elektronegativitas dari atom yang berpartisipasi
dalam interaksi ikatan (dan, dalam logam unsur murni, tidak sama sekali). Dengan demikian, ikatan
logam adalah bentuk ikatan kovalen komunal yang sangat terdelokalisasi. Dalam arti tertentu, ikatan
logam bukanlah jenis ikatan 'baru' sama sekali, oleh karena itu, dan ini menggambarkan ikatan hanya
sebagai hadir dalam potongan materi terkondensasi, baik itu kristal padat, cair, atau bahkan kaca. Uap
logam sering disebut atom (Hg) atau kadang mengandung molekul seperti Na2 disatukan oleh ikatan
kovalen yang lebih konvensional. Inilah sebabnya mengapa tidak benar membicarakan satu 'ikatan
logam'.
Delokalisasi adalah yang paling menonjol bagi elektron s- dan p-. Untuk cesium sangat kuat bahwa
elektron hampir bebas dari atom cesium untuk membentuk gas yang dibatasi hanya oleh
permukaan logam. Untuk cesium, oleh karena itu, gambar ion Cs+ yang disatukan oleh sebuah model
elektron bebas yang tidak bermuatan negatif tidak terlalu akurat. [5] Untuk elemen lain, elektron kurang
bebas, karena masih mengalami potensi atom logam, terkadang cukup kuat. Mereka memerlukan
penanganan mekanika kuantum yang lebih rumit (mis., Ikatan ketat) di mana atom dipandang netral, sama
seperti atom karbon dalam benzena. Untuk elektron-d and khususnya -f delokalisasi sama sekali tidak
kuat dan hal ini menjelaskan mengapa elektron ini dapat terus berperilaku sebagai elektron tidak
berpasangan yang mempertahankan putarannya, menambahkan sifat magnetis yang menarik ke logam ini.
Jari-jari logam
radius logam didefinisikan sebagai satu-setengah dari jarak antara dua ion logam yang berdekatan
dalam kisi logam. Jari-jari ini bergantung pada sifat atom dan juga lingkungannya—khususnya,
pada bilangan koordinasi (coordination number; CN), yang pada gilirannya bergantung pada suhu dan
tekanan yang diberikan.
Ketika membandingkan tren periodik dalam ukuran atom, seringkali diinginkan untuk menerapkan yang
disebut koreksi Goldschmidt, yang mengubah jari-jari ke dalam nilai yang akan dimiliki atom jika
berkoordinasi-12. Karena jari-jari logam selalu terbesar untuk bilanganr koordinasi tertinggi, koreksi
untuk koordinasi yang kurang padat melibatkan penggandaan dengan x, di mana 0 < x < 1. Secara
spesifik, untuk CN = 4, x = 0.88; untuk CN = 6, x = 0.96, dan untuk CN = 8, x = 0.97. Koreksi ini
dinamai dari Victor Goldschmidt yang memperoleh nilai numerik seperti disebut di atas. [6]
Jari-jari mengikuti tren periodik yang umum: mereka menurun sepanjang periode atom karena
kenaikan muatan inti efektif, yang tidak diimbangi dengan meningkatnya jumlah elektron valensi. Jari-
jari juga meningkat dari atas ke bawah golongan karena kenaikan bilangan kuantum utama. Antara
periode 3 dan 4, kontraksi lantanida diamati – hanya ada sedikit peningkatan jari-jari ke bawah golongan
karena adalanya pelindung orbital f yang lemah. .
5.GEOMETRI MOLEKUL
Geometri molekul adalah penataan atom yang menyusun molekul secara tiga dimensi. Geometri
molekul menentukan beberapa sifat zat termasuk reaktivitas, polaritas, wujud zat, warna, magnetisme dan
aktivitas biologisnya. Sudut antara ikatan yang membentuk atom hanya bergantung lemah pada molekul
tersebut, yaitu, mereka dapat dipahami sebagai sifat lokal dan karenanya dapat dipindahtangankan.
Geometri molekuler dapat ditentukan dengan berbagai metode spektroskopi dan
metode difraksi. Spektroskopi inframerah, spektroskopi rotasi dan spektroskopi Raman dapat memberi
informasi mengenai geometri molekul dari detail absorbansi, vibrasi dan rotasi yang terdeteksi oleh
teknik ini. Kristalografi sinar-X, difraksi neutron dan difraksi elektron dapat memberikan struktur
molekul untuk padatan kristal berdasarkan jarak antara inti atom dan konsentrasi kerapatan elektron.
Metode difraksi elektron gas dapat digunakan untuk molekul kecil dalam fase gas.
Metode NMR dan FRET dapat digunakan untuk menentukan informasi pelengkap termasuk jarak
relatif, sudut dihedral sudut, dan konektivitas. Geometri molekul paling baik ditentukan pada suhu rendah
karena pada suhu yang lebih tinggi, struktur molekul dirata-ratakan dengan geometri yang lebih mudah
diakses. Molekul yang lebih besar sering ada dalam beberapa geometri stabil (isomerisme konformasi)
yang mendekati energi pada permukaan energi potensial. Geometri juga dapat dihitung dengan
metode kimia kuantum ab initio dengan akurasi tinggi. Geometri molekuler bisa berbeda seperti padatan,
dalam larutan, dan sebagai gas.
Posisi masing-masing atom ditentukan oleh sifat ikatan kimia yang dengannya terhubung ke atom
tetangganya. Geometri molekul dapat digambarkan oleh posisi atom-atom ini dalam ruang, yang
meningkatkan panjang ikatan dari dua atom yang bergabung, sudut ikatan dari tiga atom yang terhubung,
dan sudut torsi (sudut dihedral) dari tiga ikatan tersebut.
Isomer
Suatu zat murni terdiri dari hanya satu jenis isomer dari molekul (semuanya memiliki struktur
geometris yang sama).
Isomer struktural memiliki rumus kimia yang sama namun pengaturan fisiknya berbeda, sering
membentuk geometri molekul alternatif dengan sifat yang sangat berbeda. Atom tidak terikat
(terhubung) bersamaan dalam urutan yang sama.
o Isomer fungsional adalah jenis khusus isomer struktural, di mana beberapa kelompok
atom menunjukkan jenis perilaku khusus, seperti eter atau alkohol.
Stereoisomer mungkin memiliki banyak sifat fisikokimia serupa (titik leleh, titik didih) dan pada
saat yang sama aktivitas biokimia yang sangat berbeda. Ini karena mereka menunjukkan kiralitas
yang biasa ditemukan dalam sistem kehidupan. Salah satu manifestasi dari kiralitas ini adalah bahwa
mereka memiliki kemampuan untuk memutar cahaya terpolarisasi ke arah yang berbeda.
Pelipatan protein menyangkut geometri kompleks dan isomer yang berbeda yang dapat
dimiliki protein.
Geometri molekul air
Sudut ikatan adalah sudut geometris antara dua ikatan yang berdekatan. Beberapa bentuk umum molekul
sederhana meliputi:
Linear: Dalam model linear, atom dihubungkan dalam garis lurus. Sudut ikatan ditetapkan pada
180 °. Misalnya, karbon dioksida dan nitrat oksida memiliki bentuk molekul linear.
Trigonal planar: Molekul dengan bentuk planar trigonal agak segitiga dan dalam satu bidang.
Akibatnya, sudut ikatan ditetapkan pada 120°. Misalnya, boron trifluorida.
Tekuk: Molekul menekuk atau sudutnya memiliki bentuk non linear. Misalnya, air (H 2O), yang
memiliki sudut sekitar 105°. Molekul air memiliki dua pasang elektron berpasangan dan dua
pasangan elektron bebas.
Tetrahedral: Tetra- menunjukkan empat, dan -hedral berhubungan dengan muka padatan,
sehingga "tetrahedral" berarti "memiliki empat muka". Bentuk ini ditemukan bila terdapat empat
ikatan semua pada satu atom pusat, tanpa pasangan elektron bebas. Sesuai dengan teori VSEPR,
sudut ikatan antara ikatan elektron adalah arccos(−1/3) = 109.47°. Sebagai contoh, metana (CH4)
adalah molekul tetrahedral.
Oktahedral: Okta- menunjukkan delapan, dan -hedral berhubungan dengan muka padatan, jadi
"oktahedral" berarti "memiliki delapan muka". Sudut ikatannya adalah 90 derajat.
Contohnya, belerang heksafluorida (SF6) adalah suatu molekul oktahedral.
Trigonal piramidal: Molekul trigonal piramidal memiliki bentuk piramida dengan dasar
segitiga. Tidak seperti bentuk planar linier dan trigonal tapi mirip dengan orientasi tetrahedral, bentuk
piramida memerlukan tiga dimensi untuk memisahkan elektron sepenuhnya. Di sini, hanya ada
tiga pasang elektron berikat, meninggalkan satu pasangan tunggal yang tidak dapat dibagikan.
Pasangan lonjakan pasang-pasangan diam mengubah sudut ikatan dari sudut tetrahedral ke nilai yang
sedikit lebih rendah.[9] Contohnya, amonia (NH3).
Tabel VSEPR
Artikel utama: Teori VSEPR § Metode AXE
Sudut ikatan pada tabel di bawah ini adalah sudut ideal dari teori teori VSEPR yang sederhana, diikuti
oleh sudut sebenarnya untuk contoh yang diberikan di kolom berikut dimana ini berbeda. Untuk banyak
kasus, seperti trigonal piramidal dan tekuk (bengkok), sudut sebenarnya untuk contoh berbeda dari sudut
ideal, namun semua contoh berbeda dengan jumlah yang berbeda. Misalnya, sudut H 2S (92°) berbeda dari
sudut tetrahedral H2O (104.48°).
Sudut
Domain
Pasangan Pasangan ikatan ideal
elektron Conto
Elektron Elektron Bentuk (sudut Gambar
(bilangan h
Ikatan Bebas ikatan
sterik)
contoh)
trigonal
3 0 3 120° BF3
planar
trigonal
3 1 4 109.5 (107.8°) NH3
piramidal
109.5°
2 2 4 tekuk H2O
(104.48°)[10][11]
ax–ax 180°
(173.1°),
jungkat-
4 1 5 eq–eq 120° SF4
jungkit
(101.6°),
ax–eq 90°
90° (87.5°),
3 2 5 bentuk-T ClF3
180° (175°)
Sudut
Domain
Pasangan Pasangan ikatan ideal
elektron Conto
Elektron Elektron Bentuk (sudut Gambar
(bilangan h
Ikatan Bebas ikatan
sterik)
contoh)
persegi
5 1 6 90° (84.8°) BrF5
piramidal
persegi
4 2 6 90°, 180° XeF4
planar
pentagonal
7 0 7 90°, 72°, 180° IF7
bipiramidal
pentagonal
6 1 7 72°, 90°, 144° XeOF5−
piramidal
pentagonal XeF −
5 2 7 72°, 144° 5
planar
persegi XeF 2−
8 0 8 8
antiprismatik
trigonal
ReH 2−
9 0 9 prismatik 9
tricapped
Representasi 3D
Garis atau batang (tongkat/pasak) – inti atom tidak terwakili, hanya ikatan sebagai batang atau
garis. Seperti dalam struktur molekul 2D dari jenis ini, atom tersirat pada setiap simpul.
Plot kerapatan elektron – menunjukkan kepadatan elektron yang ditentukan baik secara
kristalografis atau menggunakan mekanika kuantum daripada atom atau ikatan yang berbeda.
Bola-dan-pasak – inti atom diwakili oleh bola dan ikatan sebagai pasak (batang).
Kartun – Representasi yang digunakan untuk protein di mana loop, lembar beta,
heliks alfa diwakili secara diagram dan tidak ada atom atau ikatan yang diwakili
secara eksplisit hanya tulang punggung protein sebagai pipa halus.
Semakin besar jumlah pasangan tunggal yang terkandung dalam molekul semakin
kecil sudut antara atom molekul itu. Teori VSEPR meramalkan bahwa pasangan
tunggal menolak satu sama lain, sehingga mendorong atom yang berbeda menjauh
darinya.