Anda di halaman 1dari 18

Teori Belajar

Behavioristik
Pandangan tentang belajar

Belajar merupakan perubahan tingkah


laku yang terjadi berdasarkan paradigma
S-R (stimulus- respon)
Ciri-ciri teori belajar
behavioristik
 Mementingkan pengaruh lingkungan
 Mementingkan bagian-bagian ( elementalistik )
 Mementingkan peranan reaksi.
 Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil
belajar.
 Mementingkan sebab-sebab di waktu yang lalu,
 Mementingkan pembentukan kebiasaan, dan
dalam pemecahan problem, ciri khasnya “trial and
error”.
Termasuk teori belajar
behavioristik

 Teori belajar koneksionisme dengan tokoh


Edward Lee Thorndike.
 Teori belajar classical conditioning dengan
tokoh Pavlov.
 Teori belajar Descriptive behaviorism atau
operant conditioning dengan tokoh
Skinner.
Teori Belajar Koneksionisme

Belajar dapat terjadi dengan dibentuknya


hubungan yang kuat antara stimulus dan respons.
Agar tercapai hubungan antara stimulus dan
respons, perlu adanya kemampuan untuk memilih
respons yang tepat serta melalui percobaan-
percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan (error)
terlebih dahulu
Hukum-hukum Belajar dari Thorndike
Ada tiga hukum dasar ( hukum primer ) dan lima hukum tambahan

 Hukum Kesiapan (Law of Readiness)


 Hukum latihan (Law of exercise)
 Hukum akibat ( the law of effect )
 Multiple Respons
 Set atau attitude
 Partial activity/prepotency of elements
 Response by analogy atau transfer of training
 Associative Shifting
Penerapan Teori Belajar Koneksionisme
 Guru dalam proses pembelajaran harus tahu apa yang hendak diberikan
kepada siswa.
 Dalam proses pembelajaran, tujuan yang akan dicapai harus
dirumuskan dengan jelas, masih dalam jangkauan kemampuan siswa.
 Motivasi dalam belajar tidak begitu penting, yang lebih penting ialah
adanya respon-respons yang benar terhadap stimuli.
 Ulangan yang teratur perlu sebagai umpan balik bagi guru, apakah
proses pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau
belum.
 Siswa yang sudah belajar dengan baik segera diarahkan.
 Situasi belajar dibuat mirip dengan kehidupan nyata, sehingga terjadi
transfer dari kelas ke lingkungan luar.
 Materi pembelajaran yang diberikan harus dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
 Tugas yang melebihi kemampuan peserta didik tidak akan
meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan
permasalahannya.
Teori belajar classical conditioning
Eksperimen Pavlov dapat diterangkan berikut

US UR
CS1+ US1 UR1
CS2+ US2 UR2
CS3+ US3 UR3
CS32+US32 UR32
CSn CRn
Keterangan
 US (unconditioned stimulus): Stimulus tidak dikondisikan yaitu stimulus
yang langsung menimbulkan respon, misalnya daging dapat merangsang
anjing untuk mengeluarkan air liur.
 UR (unconditioned respons) : respon tak bersyarat, yaiturespon yang
muncul dengan hadirnya US, misalnya air liur anjing keluar karena anjing
melihat daging.
 CS (conditioning stimulus) : stimulus bersyarat, yaitu stimulus yang tidak
dapat langsung menimbulkan respon, agar dapat menimbulkan respon perlu
dipasangkan dengan US secara terus menerus agar menimbulkan respon.
Misalnya Bunyi bel akan menyebabkan anjing mengeluarkan air liur jika
selalu dipasangkan dengan daging.
 CR (conditioning respons) : respons bersyarat, yaitu respon yang
muncul dengan hadirnya CS. Misalnya: air liur anjing keluar karena anjing
mendengar bel.
Penerapan teori conditioning dalam
belajar
 Mata pelajaran Matematika ( CS ) + guru yang baik (US), siswa
mempunyai respon positif (UR), yang berarti siswa senang
pada cara guru mengajar matematika dengan baik. Kalau hal ini
dilakukan berkali-kali, maka akan terjadi: mata pelajaran
Matematika (CS) menjadikan siswa mempunyai respon positif
terhadap mata pelajaran Matematika (CR).

 Matematika (CS) + guru otoriter (US) respons siswa negatif


(UR). Kalau hal ini dilakukan berkali- kali, maka akan terjadi hal
sebagai berikut: mata pelajaran matematika (CS) menjadikan
respons siswa terhadap mata pelajaran matematika negatif
(CR).
Penerapan Teori Skinner dalam belajar
 Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa,
jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat.
 Proses belajar harus mengikuti irama dari si-belajar.
 Materi pelajaran menggunakan sistem modul.
 Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan
aktivitas sendiri.
 Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman.
Untuk ini lingkungan perlu diubah, untuk menghindari
adanya hukuman.
 Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah,
dan sebaiknya hadiah diberikan dengan digunakannya
jadwal variable rasio reinforcer.
 Dalam pembelajaran, digunakan shaping.
Skinner suggests the steps:

 Clearly specify the action or performance the


student is to learn to do.
 Break down the task into small achievable steps,
going from simple to complex.
 Let the student perform each step, reinforcing
correct actions.
 Adjust so that the student is always successful
until finally the goal is reached.
 Transfer to intermittent reinforcement to
maintain the student's performance
Teori Belajar Menurut Watson
Watson mendefinisikan belajar sebagai
proses interaksi antara stimulus dan respon,
namun stimulus dan respon yang dimaksud
harus dapat diamati (observable) dan dapat
diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya
perubahan-perubahan mental dalam diri
seseorang selama proses belajar, namun dia
menganggap faktor tersebut sebagai hal yang
tidak perlu diperhitungkan karena tidak
dapat diamati.
Teori Belajar Menurut Clark Hull

Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara


stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar.
Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles
Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua
fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga
agar organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull
mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan
kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan
menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia
Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie

Azas belajar Guthrie yang utama adalah


hukum kontiguiti.Yaitu gabungan stimulus-
stimulus yang disertai suatu gerakan, pada
waktu timbul kembali cenderung akan
diikuti oleh gerakan yang sama (Bell,
Gredler, 1991). Guthrie juga menggunakan
variabel hubungan stimulus dan respon
untuk menjelaskan terjadinya proses
belajar
Aplikasi Teori Behavioristik dalam
Pembelajaran

Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya


terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan
dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik.
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar.Teori behavioristik dengan
model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang
yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau
perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau
pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat
bila diberikan reinforcement dan akan menghilang bila
dikenai hukuman
Beberapa prinsip dalam teori belajar
behavioristik, meliputi:

(1) Reinforcement and Punishment;


(2) Primary and Secondary Reinforcement;
(3) Schedules of Reinforcement;
(4) Contingency Management;
(5) Stimulus Control in Operant Learning;
(6) The Elimination of Responses

(Gage, Berliner, 1984)


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai