Panduan
Waspola
Bekerjasama dengan
viii + 71; 15 x 21 cm
ISBN : 978-979-17944-4-2
Tim Pengarah:
Oswar M Mungkasa
Gary D Swisher
Tim Penulis:
Editor : Sofyan Iskandar
Koordinator Buku 1, 2 : Subari
Koordinator Buku 3 : Nugroho Tomo
Koordinator Buku 4 : Nur Apriatman
Desain dan Produksi : Dormaringan Saragih
Kontributor:
Bambang Purwanto, Zainal Nampira, Rheidda Pramudi, Togap Siagian, Helda Nusi,
Adelina Hutahuruk, Huseiyn Pasaribu, Bambang Pudjiatmoko, Dormaringan Saragih,
Agus Priatna, Purnomo, Nastain Gasba, Syarifuddin, Alma Arief, Wiwit Heris, Udi
Maadi, Ardi Adji, Ida Nuraida, Ratna Tunjung Luih, A Tenriola, Sriaty, H Ridwan Somad,
Haryono Moelyo, H Nuryanto, Triyatno, Budiono, Ishak Jon, Sugeng Hariyanto, Johanes
Robert, Rafid, Isman Uge, Rusman Zakaria, Rewang Budiyana, Iim Ibrahim, Meytri
Wilda Ayuantri.
Proyek Penyusunan Kebijakan dan Rencana Kegiatan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Tahap Kedua (WASPOLA-2) dilaksanakan di bawah Koordinasi Pemerintah Indonesia, melalui
Kelompok Kerja lintas departemen yang diketuai oleh BAPPENAS, dengan mayoritas dana
hibah dari Pemerintah Australia melalui AusAID, dan dukungan langsung Water and Sanitation
Program for East Asia and the Pacific (WSP-EAP) atas nama AusAID dan Bank Dunia.
BUKU 4
Kata Sambutan
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
R
eformasi kebijakan dalam Pembangunan Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan (AMPL) merupakan proses dinamis
dan berlangsung terus menerus, baik di tingkat pusat
maupun daerah, khususnya dalam upaya pencapaian target MDGs
Goal 7, khususnya Target 10.
KATA SAMBUTAN
BUKU 4
Budi Hidayat,
Direktur Permukiman dan Perumahan
iv
KATA SAMBUTAN
BUKU 4
Kata Pengantar
B
uku 4 ini merupakan bagian keempat dari lima buku panduan
pelaksanaan Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum
dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat (AMPL
BM) di daerah. Buku ini berisi tentang panduan penyelenggaraan
kegiatan penunjang pelaksanaan Kebijakan di daerah. Dengan
adanya panduan ini, diharapkan mendapat kejelasan dalam
memahami kebutuhan daerah dalam peningkatan kapasitas guna
melakukan kegiatan-kegiatan pelaksanaan Kebijakan.
Buku panduan ini dapat digunakan oleh berbagai pihak
sesuai kebutuhan, baik pemerintah kabupaten/kota yang me
nyelenggarakan kegiatan pelaksanaan Kebijakan, pemerintah
provinsi yang menyelenggarakan pelaksanaan Kebijakan di tingkat
provinsi, maupun dalam mendukung kegiatan pelaksanaan
Kebijakan di kabupaten/kota. Juga dapat digunakan oleh pe
merintah pusat atau stakeholder lain dalam mendukung kegiatan
pelaksanaan Kebijakan AMPL BM.
Buku panduan ini terdiri dari tiga bagian: Bagian 1 Umum, Bagian
2 Garis Besar Panduan, serta Bagian 3 Panduan Penyelenggaraan
yang terdiri dari: Lokakarya Pelaksanaan Kebijakan, Lokakarya
Pelatihan Keterampilan Dasar Fasilitasi, Lokakarya Orientasi MPA
PHAST, Lokakarya Pelatihan Penyusunan Perencanaan Strategis
AMPL, dan Lokakarya Pelatihan Pemicuan CLTS. Sedangkan bagi
yang membutuhkan panduan rinci, dapat dilihat pada Buku 5,
dalam bentuk file elektronik di CD, sebagai bagian tak terpisahkan
dari buku ini.
Selamat membaca dan mempraktekkannya.
KATA PENGANTAR
BUKU 4
Daftar Isi
Kata Sambutan........................................................................... iii
Kata Pengantar............................................................................v
Daftar Isi ...............................................................................vi
Daftar Singkatan........................................................................ vii
Bagian I
Pendahuluan............................................................................ 1
A. Gambaran Umum....................................................1
B. Garis Besar Isi Panduan ...........................................5
Bagian II
Panduan Penyelenggaraan.................................................... 7
A. Kegiatan 1: Lokakarya Pelaksanaan Kebijakan.........7
B. Kegiatan 2: Lokakarya dan Pelatihan
Keterampilan Dasar Fasilitasi................................. 17
C. Kegiatan 3: Lokakarya Orientasi MPA-PHAST........ 30
D. Kegiatan 4: Lokakarya dan Pelatihan Penyusunan
Rencana Strategis AMPL Berbasis Masyarakat...... 49
E. Kegiatan 5: Lokakarya dan Pelatihan CLTS
(Community Led Total Sanitation)......................... 58
Bagian III
Penutup ............................................................................. 71
vi
DAFTAR ISI
BUKU 4
Daftar Singkatan
AMPL Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
AMPL BM Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Berbasis Masyarakat
Aus AID Australian Agency for International
Development
BAB Buang Air Besar
BAPPENAS Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Bapedalda Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Daerah
Bappeda Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Bapermas Badan Pemberdayaan Masyarakat
BPS Badan Pusat Statistik
BKKBN Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional
BPM Badan Pemberdayaan Masyarakat
CD Compact Disc
CLTS Community-Led Total Sanitation
DAK Dana Alokasi Khusus
DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
HIPAM Himpunan Pengelola Air Minum
LSM Lembaga Swadaya Masyarakat
MDG Millenium Development Goals
MPA-PHAST Methodogy for Participatory Approach
– Participatory Hygiene and Sanitation
Transformation
NGO Non Goverment Organization
ODF Open-defecation-free
Pokja Kelompok Kerja
Pokmair Kelompok Pemakai Air
PU Pekerjaan Umum
PDAM Perusahaan Daerah Air Minum
vii
DAFTAR SINGKATAN
BUKU 4
PT Perguruan Tinggi
PRA Participatory Rural Apraisal
PBB Persatuan Bangsa Bangsa
Renstra Rencana Strategis
RKTL Rencana Kerja Tindak Lanjut
RPJPD Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah
RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
RTL Rencana Tindak Lanjut
SWOT Strengh Weakness Opportunity Threat
SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah
TOR Term of References
TV Televisi
Tupoksi Tugas Pokok dan Fungsi
UU Undang Undang
WASPOLA Water Supply and Sanitation Policy and
Action Planning Project
WC Water Closset
WS-2 Workshop - 2
WSLIC Water and Sanitation for Low Income
Community
WSP-EAP Water and Sanitation Program – and the
East Asia Pacific
viii
DAFTAR SINGKATAN
BUKU 4
Bagian I
Pendahuluan
A. Gambaran Umum
Buku 3 panduan praktis telah secara gamblang menggambarkan
rangkaian kegiatan yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan
Kebijakan Nasional Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Berbasis Masyarakat (AMPL BM). Kegiatan-kegiatan tersebut
pada intinya berupa pemahaman prinsip-prinsip Kebijakan,
penyadaran stakeholder terhadap isu dan permasalahan
Kebijakan, serta rencana tindak daerah dalam menangani isu
dan permasalahan tersebut. Sesuai dengan semangat Kebijakan,
kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan melalui pendekatan
partisipatif, yang melibatkan stakeholder yang luas.
BAGIAN I: PENDAHULUAN
BUKU 4
BAGIAN I: PENDAHULUAN
BUKU 4
BAGIAN I: PENDAHULUAN
Bagan Alir Proses Pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat di Daerah
BUKU 4
BAGIAN I: PENDAHULUAN
Penggalangan Lokakarya Kajian Kesepakatan Lokakarya
Dukungan Pimpinan Pelaksanaan Keberlanjutan Penyusunan Rencana Konsolidasi
Daerah Kebijakan a Sarana AMPL Pembangunan Hasil Pelaksanaan
2 Daerah b AMPL-BM f Kebijakan h
Kajian
Penyiapan Pengelolaan Data
Kelompok Kerja Penyusunan
& Informasi AMPL
AMPL Daerah c Dokumen Renstra
3 AMPL-BM g
Kajian Investasi dan
Alternaif Pendanaan
AMPL Daerah d
Lokalatih Lokakarya dan
Pelaksanaan Orientasi Penilaian Diri Finalisasi
Kebijakan A MPA Phast C (Self Assesment) e Rencana Strategis
Pelatihan Pelatihan AMPL
keterampilan Penyusunan
Sosialisasi dan Legalitas
Dasar Fasilitasi B Renstra AMPL D Penyempurnaan
Dialog Publik Renstra
Lokakarya / Monitoring
Pelatihan Acuan SKPD Umpan Balik
dan Evaluasi
CLTS E
BUKU 4
BAGIAN I: PENDAHULUAN
BUKU 4
BAGIAN I: PENDAHULUAN
BUKU 4
Bagian II
Panduan Penyelenggaraan
Tujuan:
a. Memberikan pemahaman kepada daerah tentang latar belakang
penyusunan Kebijakan
b. Memberikan pemahaman kepada daerah tentang isi Kebijakan
Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Berbasis Masyarakat
c. Memberikan pemahaman kepada daerah tentang pelaksanaan
Keluaran
a. Diperolehnya pemahaman terhadap latar belakang dan
tujuan penyusunan Kebijakan
b. Diperolehnya pemahaman terhadap pokok-pokok Kebijakan
c. Dipahaminya proses pelaksanaan Kebijakan di daerah, dan
terpetakannya dukungan sumber daya daerah
d. Tersusunnya rencana tindak lanjut pelaksanaan Kebijakan di
daerah.
Metode:
a. Presentasi
b. Diskusi kelompok
c. Presentasi bergerak
Peserta:
Lokakarya ini dapat diikuti oleh peserta yang berasal dari daerah,
baik provinsi, kabupaten, maupun kota, yang berminat dalam
melaksanakan Kebijakan Nasional Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan Berbasis Masyarakat. Peserta non pemerintah juga
dapat mengikutinya untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan
pelaksanaan Kebijakan, baik yang langsung mereka fasilitasi,
maupun mendukung kegiatan yang dilakukan oleh daerah
sendiri. Peserta potensial untuk pelatihan/lokakarya ini adalah:
Alur Lokakarya
Menentukan prioritas
sesuai dengan kemampuan daerah
6. Penutupan
10
11
5) Pelaksanaan Kebijakan
Pada tahap awal, peserta diajak untuk melakukan diskusi
tentang isu pembangunan AMPL pada masa lalu dan masa
sekarang secara berkelompok. Berdasarkan hasil diskusi
tersebut, dilakukan pengelompokkan isu pembangunan
AMPL berdasarkan kesamaan topik - biasanya mengelompok
menjadi: pendanaan, kelembagaan, teknologi, lingkungan,
serta sosial, untuk kemudian peserta diajak untuk
melakukan penarikan garis keterhubungan antara masing-
masing kelompok, sehingga akan membentuk pentagon
keberlanjutan. Untuk kegiatan ini, gunakan isu masa lalu
saja. Biarkan isu saat ini untuk sesi berikutnya (diskusi
kelompok). Lakukan review hasil diskusi kelompok melalui
kegiatan presentasi bergerak.
14
6) Penutupan
Penutupan merupakan acara semi seremonial, sebagai
sarana setiap peserta untuk menyatakan komitmennya
tentang implementasi rencana tindak yang disepakati, yang
kemudian ditegaskan oleh pejabat yang ditunjuk untuk
menutup acara, sehingga kesepakatan rencana tindak
menjadi acuan bersama tentang apa yang harus dilakukan
setelah lokakarya ini.
15
Waktu Acara
120 menit Pembukaan, pemetaan awal (pre-test) dan pengantar lokakarya
120 menit Presentasi Kebijakan
240 menit Diskusi kelompok yang akan membahas:
- pemahaman pokok-pokok Kebijakan;
- proses pelaksanaan Kebijakan di semua level; dan
- pembahasan bagian penting strategi pelaksanaan Kebijakan
yang harus dikuasai fasilitator
120 menit Diskusi kelompok membahas isu pembangunan AMPL masa lalu,
yang akan dibahas menuju pentagon keberlanjutan
120 menit Diskusi kelompok membahas isu pembangunan AMPL masa
kini dan apa yang diharapkan untuk masa mendatang, yang
dihubungkan dengan pengembangan rencana tindak
90 menit Acara kreatifitas (Optional)
30 menit Review dan rangkuman
60 menit Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
30 menit Pemetaan akhir (post-test)
Evaluasi
15 menit Penutupan
Perlu Diingat !
Rumusan rencana tindak lanjut setelah lokakarya ini, bagi masing-masing
daerah sangat penting karena RTL ini akan menjadi acuan untuk menyusun
rencana kegiatan menuju terwujudnya Kebijakan AMPL didaerah. Seperti
misalnya apa, bagaimana, kapan dan siapa yang akan bertanggungjawab
dalam Pokja AMPL di masing-masing daerah dalam melaksanakan kegiatan
dalam rangka pelaksanaan Kebijakan.
16
Tujuan
● Peningkatan kompetensi peserta dalam memfasilitasi proses
diseminasi dan pelaksanaan Kebijakan
● Peningkatan kemampuan peserta menyusun agenda
fasilitasi agar prinsip-prinsip Kebijakan dapat dipahami oleh
berbagai pemangku kepentingan
● Mendapatkan umpan balik untuk menemukan teknik teknik
yang efektif dalam proses fasilitasi
● Penyusunan rencana kerja fasilitasi dalam rangka diseminasi
dan pelaksanaan Kebijakan
Keluaran
● Meningkatnya pemahaman terhadap kerangka Kebijakan
sebagai dasar untuk menyusun agenda fasilitasi
● Meningkatnya kemampuan keterampilan dasar fasilitasi
● Tersusunnya rencana kerja fasilitasi dalam rangka diseminasi
dan pelaksanaan Kebijakan
Metode :
● Berbagi pengalaman
● Curah pendapat
● Diskusi kelompok
● Simulasi dan praktek keterampilan dasar fasilitasi
● Presentasi dan tanya jawab.
Peserta:
Lokalatih ini dapat dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat
dalam pembangunan AMPL, baik pemerintah, swasta, dan
masyarakat sendiri; dengan peserta antara lain meliputi:
18
Alur Lokakarya :
19
Keterangan
20
2) Pengantar Lokalatih
5) Pemberdayaan Masyarakat
Sesi ini dimulai dengan penugasan kelompok untuk mem
buat gambar bersama dengan instruksi yang diwakili oleh
salah satu anggota kelompoknya secara berbeda antara satu
kelompok dengan kelompok lainnya, disertai penunjukan
pengamat dari masing-masing kelompok. Setiap kelompok
kemudian menjelaskan apa yang terjadi di kelompoknya,
untuk kemudian dilakukan pembahasan makna dari
permainan tersebut. Sesi ini kemudian ditutup dengan
penegasan melalui ceramah singkat tentang pemberdayaan
masyarakat.
23
7) Metoda Fasilitasi
Materi sesi ini dimulai dengan pembagian kelompok, dimana
setiap kelompok akan melakukan kegiatan yang berbeda:
mengisi kuesioner, melakukan FGD serta melakukan diskusi
Bahasa Foto. Setelah itu, dilakukan pembahasan makna
kegiatan di tiap kelompok, apa kelebihan dan kekurangannya,
serta kapan sebaiknya dilakukan. Untuk pertukaran
pengalaman antar kelompok dilakukan presentasi bergerak,
dan dilanjutkan dengan penegasan melalui ceramah singkat
tentang metoda fasilitasi.
24
8) Etika Fasilitator
Sesi ini dimulai dengan mengeksplorasi pendapat peserta
tentang apa yang boleh dan tidak boleh ditampilkan oleh
seorang fasilitator yang ditulis melalui kertas metaplan,
ditempelkan di kain rekat, dikelompokkan serta kemudian
diberi judul, serta dilanjutkan dengan penegasan melalui
ceramah singkat tentang etika fasilitator.
9) Teknik Komunikasi
Pembahasan sesi ini dimulai dengan pembagian kelompok,
dimana setiap kelompok akan melakukan permainan Kartu
Persepsi yang berindikasikan beberapa kegiatan yang
dilakukan oleh seorang wartawan, penjahat dan peramal
dengan masyarakatnya, dengan cara menyusun beberapa
kartu kalimat yang dirangkai menjadi sebuah cerita. Setiap
kelompok kemudian menjelaskan ceritanya, dilanjutkan
pembahasan makna kegiatan ini, yang dilanjutkan dengan
penegasan melalui ceramah singkat tentang teknik
komunikasi.
26
27
18) Penutupan
Waktu Acara
120 menit Pembukaan
Pengantar lokakarya: Pre Test, Perkenalan, Ungkapan harapan
peserta, Alur lokalatih, Aturan main dan pengorganisasian
peserta
120 menit Diskusi pendalaman langkah-langkah fasilitasi pelaksanaan
Kebijakan
Kompetensi Dasar Fasilitator :
120 menit Perubahan paradigma pembangunan
240 menit Dasar dasar fasilitasi
120 menit Metoda fasilitasi
120 menit Etika fasilitator
120 menit Teknik komunikasi
120 menit Media fasilitasi
120 menit Penjajagan kebutuhan fasilitasi
120 menit Menyusun kerangka acuan fasilitasi
60 menit Menyusun kurikulum fasilitasi
60 menit Manajemen kolaborasi
Simulasi Fasilitasi di Lapangan:
120 menit Persiapan simulasi fasilitasi
480 menit Pelaksanaan praktek fasilitasi
120 menit Acara kreatifitas kelompok
120 menit Refleksi praktek fasilitasi
Pembulatan, Rencana Tindak Lanjut, Evaluasi dan
Penutupan :
120 menit Pembulatan pelatihan, Rencana Tindak Lanjut, Post Test,
Evaluasi akhir pelatihan, Penutupan
29
Tujuan
1) Memperkenalkan MPA-PHAST sebagai piranti assessment
dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring-evaluasi
program AMPL berbasis masyarakat
2) Memberikan pemahaman kerangka kerja MPA-PHAST dalam
siklus proses pembangunan AMPL berbasis masyarakat
3) Memperoleh umpan balik untuk menemukan teknik-teknik
yang efektif dalam penggunaan MPA-PHAST
Keluaran
1) Meningkatnya pemahaman peserta terhadap konsep dan
metode MPA-PHAST sebagai alat perencanaan, monitoring,
evaluasi dan pengambilan keputusan pembangunan AMPL
yang berkelanjutan.
2) Meningkatnya pemahaman tentang kerangka kerja MPA-PHAST
3) Meningkatnya pengetahuan peserta tentang tata cara
penggunaan piranti MPA-PHAST
4) Meningkatnya komitmen untuk penerapan prinsip
partisipatori dalam perencanaan dan pengelolaan
pembangunan AMPL berbasis masyarakat sesuai dengan
relevansi antara MPA-PHAST dengan Kebijakan .
Metode:
1) Ceramah,
2) Curah pendapat (brainstorming),
3) Penugasan,
4) Diskusi kelompok,
5) Simulasi dan praktek penerapan MPA-PHAST,
6) Presentasi dan tanya jawab.
- Spidol,
- Kertas flipchart,
- Selotif,
- Alat alat simulasi piranti MPA-PHAST
Bahan/materi pokok meliputi
● Konsep pemberdayaan masyarakat dalam proses pem
bangunan AMPL yang berkelanjutan
● Konsep kesetaraan akses (perempuan, laki-laki, kaya dan
miskin) dalam pembangunan AMPL
● Kerangka kerja MPA-PHAST dalam perencanaan, pelak
sanaan konstruksi, monitoring, evaluasi dan pengambilan
keputusan pembangunan AMPL yang berkelanjutan
● Piranti MPA-PHAST: Klasifikasi Kesejahteraan, Pemetaan
sosial, Ladder-2, Ladder-1, Countamination route, Transect
Walks, Tinjauan Pengelolaan Pelayanan, Kantung Suara,
Pengambilan Keputusan, dll.
● Alat praktek/simulasi penggunaan piranti MPA-PHAST
Peserta
Orientasi ini dapat diikuti oleh unsur-unsur :
● Instansi terkait AMPL Pusat,
● Instansi terkait AMPL - Provinsi/Kabupaten/Kota,
● LSM/Perguruan Tinggi/Tokoh Masyarakat
● Pihak lain yang peduli pembangunan AMPL
● Dan pihak lain yang dianggap perlu
Catatan: Sebaiknya jumlah peserta orientasi tidak terlalu besar, idealnya maksimal
30 orang untuk memudahkan pengorganisasian dan pendalaman diskusi.
32
33
BUKU 4
34
36
Waktu penggunaan
Waktu penggunaan
Langkah Uraian
1) Pemetaan Melalui simulasi dalam diskusi terfokus, langkah ini
klasifikasi menghasilkan informasi mengenai klasifikasi penduduk
kesejahteraan berdasarkan tingkatan sosial ekonominya (kaya,
miskin, menengah) definisi kaya miskin dan menengah
ditentukan oleh masyarakat sendiri. Istilah kaya atau
miskin menggunakan istilah yang biasa digunakan
oleh masyarakat setempat misal; sugih (kaya) melarat
(miskin) di Jawa atau istilah lokal lainnya. Hasil
proses klasifikasi kesejahteraan ini digunakan untuk
mengidentifikasi kelompok yang terlibat dalam diskusi
kelompok terfokus (FGD), untuk pemetaan akses orang
miskin dan kaya terhadap sarana air bersih dan sanitasi,
fungsi, dan pekerjaannya, serta mengidentifikasi
perbedaan tingkat partisipasi di masyarakat, dan
sebagainya.
2) Pemetaan Melalui simulasi dalam kelompok diskusi ini
menghasilkan informasi:
● Berapakah laki-laki kaya, laki laki miskin,
perempuan kaya perempuan miskin, laki-laki
menengah, perempuan menegah dari status
ekonominya yang mendapatkan akses layanan
AMPL dari sarana yang telah dibangun?
● Berapakah laki-laki dan perempuan dari golongan
kaya, menengah, atau miskin yang terlibat dalam
anggota badan pengelola.
● Berapakah laki-laki dan perempuan dari golongan
kaya, menengah, atau miskin yang bekerja dalam
bidang pelayanan air bersih, sanitasi, dan promosi
hidup sehat/bersih, serta siapa yang pernah dan atau
akan mendapatkan pelatihan.
39
Langkah Uraian
3) Kantung suara Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
SABS menganalisa pola dan perilaku masyarakat laki-laki
dan perempuan dari golongan kaya, menengah dan
miskin berkaitan dengan kebiasaan pemakaian sumber
air bersih, serta hal-hal yang perlu untuk ditingkatkan,
serta menganalisa dari golongan tersebut berkaitan
dengan kebiasaan pemakaian tempat buang air besar,
serta hal-hal yang perlu untuk ditingkatkan. Informasi
kunci yang ingin diperoleh melalui simulasi dengan
menggunakan alat tersebut ini adalah:
● Gambaran pola kebiasaan pemakaian sumber
air bersih laki-laki dan perempuan dari golongan
kaya, menengah dan miskin
● Gambaran pola kebiasaan pemakaian tempat
buang air besar laki-laki dan perempuan dari
golongan kaya, menengah dan miskin
4) Transect Walk Tujuan dari transect walk adalah memeriksa ulang
berdasarkan informasi sebagaimana dalam peta yang
dibuat oleh masyarakat untuk memastikan informasi
mengenai; keadaan masyarakat menyangkut sarana
air bersih dan sanitasi, akses keluarga miskin, kaya dan
menengah terhadap sarana tersebut, promosi hidup
sehat dan di antara keluarga yang mendapat pelatihan
selama program. Informasi kunci yang akan diperoleh
dari transect walk adalah:
● Kualitas air pada sumber; jenis kontaminasi pada
sumber air
● Kuantitas sumber air (kecukupan di sepanjang tahun)
● Jenis pengerjaan sarana, fungsi sarana, pendapat
pengguna mengenai kualitas rancangan
bangunan, penjelasan mengenai ketidak puasan,
kualitas rancangan menurut kelompok, kesalahan
utama dalam perencanaan, kesesuaian konstruksi
dengan rancangan, kualitas bahan menurut
pengguna, kualitas bahan menurut kelompok,
kualitas pengerjaan menurut kelompok dll.
Informasi secara lengkap mengenai hasil transect
dapat dilihat dalam format-transect walk)
40
Langkah Uraian
5) Contamination Membantu masyarakat untuk menemukan dan
route menganalisis bagaimana penyakit dapat menular
secara luas melalui lingkungan; mengidentifikasi
tindakan-tindakan yang dapat diambil untuk
menghambat (blocking) atau memutus alur penularan
penyakit; memperoleh program promosi kesehatan
yang diinginkan oleh masyarakat yang akan
dimasukkan dalam Rencana Kerja Masyarakat.
Tinjauan Pengelolaan:
Tujuan dari tinjauan pengelolaan adalah untuk menilai
wewenang dan komposisi dari organisasi pengelola, menyangkut
keterwakilan dan pengaruh gender dan kemiskinan; Menilai
pelaksanaan organisasi, menyangkut sudut pandang gender
dan kemiskinan; Mentriangulasi informasi sebelumnya
(peta sosial) dan memahami permasalahan yang ada; Untuk
mengetahui sebarapa besar biaya yang dilkeluarkan masyarakat
untuk penggunaan sarana air dan sanitasi; Untuk mengetahui
keterbukaan dan kesetaraan dalam sistem pembayaran dan
implikasinya terhadap pengawasan sarana.
42
Ladder 1
Tujuan penggunaan piranti ini adalah untuk menilai keberadaan
permintaan para pengguna yang terlayani dan sejauh mana
mereka mempertimbangkan kesesuaian manfaat terhadap
biaya yang telah mereka keluarkan. Kegiatan tersebut dilakukan
secara terpisah dengan masyarakat laki-laki dan perempuan
43
44
Matrik Keputusan:
Tujuan dari matrict decission adalah untuk mengidentifikasi
dan menganalisa akses perempuan dan kelompok miskin
terhadap informasi; Untuk menilai partisipasi, aspek gender dan
kemiskinan dalam pengambilan keputusan dan lingkup proses
pengambilan keputusan dan dalam akses terhadap informasi
yang dibutuhkan untuk berpartisiapsi dalam pengambilan
keputusan; Untuk monitoring dan evaluasi proyek gunakan
untuk menilai seberapa partisipatif, tanggap kebutuhan, dan
sensitif terhadap gender dan kemiskinan proses dari proyek;
Untuk perencanaan dan perancangan proyek, gunakan kegiatan
ini untuk menilai sejarah partisipasi sarana yang ada, sehingga
intervensi yang tepat dapat direncanakan untuk meningkatkan
ketanggapan terhadap kebutuhan proses proyek, dan
menambah partisipasi dari semua kelompok stakeholder dalam
pengambilan keputusan yang diinformasikan
Ladder 2
Tujuan dari Ladder 2 adalah untuk menilai dan menganalisa
pembagian kerja, jenis pekerjaan dan pekerjaan yang dibayar
maupun tidak. Berkaitan dengan pelayanan sarana antara
perempuan dan laki-laki serta kaya dan miskin
45
46
47
Pengguna Manfaat
Masyarakat ● Untuk mengakses dan memantau kesinambungan layanan
● Untuk mengakses dan memantau seberapa setara manfaat
dan beban dari layanan tersebar di dalam masyarakat
Masyarakat Pengelola ● Mengidentifikasi kemungkinan kegiatan di tingkat
(Badan Pengelola) masyarakat yang dapat dilakukan untuk membuat layanan
lebih berkesinambungan dan lebih setara pada saat tahap
perencanaan dan pemantauan.
Lembaga Pelaksana Proyek ● Membantu masyarakat untuk merencanakan hasil proyek
yang berkesinambungan dan lebih setara
● Memantau keberlanjutan dan kesetaraan dalam
pelaksanaan proyek dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
● Membandingkan situasi keberlanjutan dan kesetaraan
di masyarakat terhadap rata-rata kabupaten, provinsi,
keseluruhan lokasi proyek, antar waktu melalui tahapan-
tahapan proyek.
● Mengidentifikasi kasus-kasus untuk diperdalam
● Mengidentifikasi pola dan tren kemajuan proyek terhadap
keberlanjutan dan kesetaraan, dan dan menganalisis
faktor-faktor kelembagaan yang terkait dengannya.
● Melakukan kegiatan di tingkat institusi untuk mendukung
keberlanjutan dan kesetaraan sebagai hasil dari proyek.
Manager Proyek ● Secara periodik mendapatkan analisis data terhadap
keberlanjutan dan kesetaraan (poverty targeting,
kesetaraan jender)
● Melembagakan pemantauan dari keseluruhan aspek di atas
pada lembaga proyek.
Pembuat Kebijakan ● Analisis dari keseluruhan aspek di atas diantara keseluruhan
komunitas, area geografis, antar proyek dan antar waktu,
untuk mendapatkan pembelajaran guna perluasan dan
untuk pengambilan Kebijakan yang mendukung tujuan
kesinambungan dan kesetaraan.
48
Penjelasan Umum
Penyusunan rencana pembangunan AMPL daerah menentukan
masa depan layanan AMPL yang tepat dan terarah. Hal ini sesuai
dengan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional, BAB V tentang
Penyusunan dan Penetapan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD). Kemudian diperkuat lagi dalam
UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, BAB
VII tentang Perencanaan Pembangunan Daerah yang memuat
perihal keharusan Pemda menyusun RPJPD, RPJMD, Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Rencana Strategis
Satuan Kerja Pembangunan Daerah (Renstra SKPD).
Tujuan
● Memberikan pemahaman bagian-bagian strategis dari
Kebijakan sebagai landasan pengembangan kerangka
strategi pembangunan AMPL yang berkelanjutan di daerah.
● Memberikan pemahaman tentang arah dan pola pem
bangunan AMPL berdasarkan aturan dan perundangan yang
berlaku sebagai acuan dalam penyusunan rencana strategis
pembangunan AMPL.
49
Keluaran
● Meningkatnya pemahaman mengenai Kebijakan dan
keterkaitannya dengan perencanaan strategis pembangunan
AMPL di daerah
● Meningkatnya pemahaman mengenai arah dan pola
pembangunan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
● Meningkatnya keterampilan teknis dalam pengembangan
rencana strategis pembangunan AMPL daerah.
● Tersusunnya rencana tindak lanjut dalam pelaksanaan
Kebijakan khususnya dalam penyusunan rencana strategis
AMPL di daerah.
Metoda:
● Presentasi dan tanya jawab.
● Berbagi pengalaman
● Curah pendapat
● Diskusi kelompok
● Penugasan
Peserta:
Renstra AMPL ini dapat dipergunakan untuk semua pihak
yang terlibat dalam pembangunan AMPL; maupun perumus
Kebijakan. Lokalatih orientasi ini bisa diikuti unsur-unsur :
Alur Lokalatih
Pre
test
Pengantar pola
Pembukaan dan Pengantar lokakarya
pembangunan
arahan
Pengantar
rencana strategis
Analisis SWOT
Pembulatan,
rencana tindak
Post
test
Penutupan
51
Waktu Acara
120 menit Pembukaan dan pengantar lokalatih: Perkenalan,
Identifikasi Harapan dan Kekhawatiran, Alur
Lokakarya, Tata Tertib, Penilaian Awal, Penjelasan
– penjelasan seputar penyelenggaraan lokalatih
60 menit Pengantar Pola Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Perkembangan Renstra AMPL di Daerah
60 menit Pengantar Rencana Strategis
60 menit Kaji ulang Pelaku AMPL Daerah dan Klarifikasi Mandat
120 menit Penyusunan Visi-Misi dan Nilai AMPL Daerah
120 menit Analisa SWOT dan Perumusan Isu Strategis
120 menit Perumusan Strategi: Perumusan Tujuan, Kebijakan,
Program dan Kegiatan Strategis
360 menit Diskusi kelompok penyusunan: analisis pelaku, Visi-Misi
dan Nilai AMPL Daerah, Analisa SWOT dan Perumusan
Isu Strategis, Perumusan Strategi: Perumusan Tujuan,
Kebijakan, Program dan Kegiatan Strategis
60 menit Indikator kinerja
120 menit Presentasi dan review hasil diskusi kelompok
penyusunan draft Renstra AMPL daerah
60 menit Penyusunan RTL
60 menit Rangkuman, penilaian akhir dan evaluasi lokalatih
30 menit Penutupan
55
Kemudian juga perlu diperhatikan bahwa proses penyusunan Renstra AMPL ini dilakukan dengan
pendekatan inklusif-partisipatif. Artinya penyusunannya dilakukan sendiri oleh pemangku kepetingan
AMPL daerah mellui proses yang partisipatif-aktif dari pemangku kepentingan. Kalaupun diperlukan
keterlibatan pihak luar, pihak luar ini hanya sebatas sebagai fasilitator yang berperan mendorong 57
inklusifitas dan partisipatif berjalan.
Tujuan
● Mampu memahami konsep pendekatan CLTS.
● Memperoleh pengetahuan tentang cara efektif dan mampu
untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan analisis
terhadap kondisi sanitasi suatu komunitas.
● Mampu memahami teknik teknik fasilitasi dan pemicuan
dalam rangka pelaksanaan CLTS di masyarakat
● Mampu memfasilitasi masyarakat dalam proses perencanaan
kegiatan pembangunan sarana sanitasi dasar secara swadaya.
Keluaran
● Meningkatnya pemahaman terhadap: prinsip-prinsip CLTS,
serta kondisi yang dibutuhkan agar CLTS dapat berjalan
dengan baik (sebagai contoh; tidak adanya program yang
memberikan subsidi untuk pembangunan jamban di wilayah
yang sama)
● Meningkatnya kemampuan tentang apa yang seharusnya
dilakukan dan apa yang tidak semestinya dilakukan sehing
ga CLTS dapat berkembang baik di komunitas yang sedang
melakukan inisiatif perubahan dengan cepat
● Meningkatnya pemahaman tentang metodologi CLTS dan
kebutuhan akan perubahan sikap dan perilaku dari setiap
individu, profesi dan lembaga untuk menerapkannya.
● Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan untuk mene
rapkan CLTS di desa/lapangan dengan keterampilan fasilitasi
yang tepat.
● Tersusunnya rencana tindak untuk penerapan CLTS, dan
dukungan tindak lanjut yang diperlukan untuk membantu
memicu komunitas mencapai status bebas dari BAB di
sembarang tempat, ”Open-defecation-free (ODF)” di kabu
paten/provinsi untuk periode 6 bulan kedepan.
Metode
● Ceramah
● Berbagi pengalaman
● Curah pendapat 59
● Pemicuan di lapangan
● Diskusi kelompok
● Presentasi dan tanya jawab.
● Penugasan
Peserta:
Pendekatan CLTS ini dapat dipergunakan untuk semua pihak
yang terlibat dalam pembangunan AMPL; baik masyarakat itu
sendiri, staf yang berhubungan dengan kegiatan sanitasi dasar.
Lokakarya dan pelatihan ini bisa diikuti unsur-unsur :
60
Pembukaan
Sesi ini berisi perkenalan semua pihak yang terlibat dalam lokalatih, identifikasi
harapan dan kekhawatiran, penjelasan alur lokakarya, serta penyepakatan
aturan main pelaksanaan lokalatih, dilanjutkan dengan pemetaan awal
Pengantar lokakarya
kemampuan peserta
Diskusi kelompok dan ceramah dan tanya jawab tentang: Prinsip-prinsip CLTS,
Prinsip-prinsip CLTS 3 Pilar PRA dan Perubahan Sikap-Perilaku
Ceramah dan tanya jawab serta demonstrasi tentang elemen pemicuan CLTS,
Fasilitasi di komunitas
faktor penghambat, yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam memfasilitasi
CLTS di masyarakat
Diskusi kelompok dan ceramah dan tanya jawab Tangga Sanitasi, sebagai
Tangga Sanitasi
bekal dalam memfasilitasi CLTS di masyarakat dalam pengembangan sarana
Persiapan Praktek Lapang Penjelasan lokasi praktek, pembagian kelompok, penyiapan materi pemicuan,
penyiapan bahan dan alat pemicuan
Kompilasi temuan dan refleksi Penyusunan laporan, presentasi bergerak, kompilasi temuan dan refleksi
lapangan lapangan, masukan fasilitator
Rencana Tindak
61
Agenda
Agenda lokalatih memakan waktu efektif selama 4 hari
termasuk sesi malam hari, dengan rincian sebagai berikut:
Waktu Acara
120 menit Pembukaan dan pengantar lokakarya: Perkenalan,
Identifikasi Harapan dan Kekhawatiran, Alur Lokakarya,
Tata Tertib, Penilaian Awal, Penjelasan – penjelasan
seputar penyelenggaraan lokalatih
180 menit Refleksi pengalaman proyek sanitasi sebelumnya
Pengenalan CLTS dan Pengalaman di Berbagai Negara/
240 menit Daerah
60 menit Prinsip-2 CLTS dan Tiga Pilar PRA dalam CLTS
60 menit Perubahan perilaku dan sikap
60 menit Elemen pemicu dan faktor penghambat
60 menit Apa yang seharusnya dan tidak?
60 menit Alat-alat PRA utama
240 menit Simulasi pemicuan CLTS
120 menit Persiapan simulasi pemicuan CLTS di lapangan
480 menit Simulasi pemicuan CLTS di lapangan
120 menit Kompilasi Temuan Praktek Lapang dan Pelaporan
120 menit Refleksi Temuan Praktek Lapang
240 menit Diskusi Pleno dengan Masyarakat
120 menit Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
60 menit Rangkuman, penilaian akhir dan evaluasi lokalatih
30 menit Penutupan
Proses Lokalatih
63
64
Atasan
VS Personal
Bahasa
Bawahan
tubuh/
Perubahan gesture
Perilaku dan
Memberi kebiasaan
VS
Menolong
Metode Berbagi
Profesional Institusional
65
- Tidak ada subsidi, kredit jamban, atau hal lainnya terkait bantuan dari
pihak luar untuk pembangunan jamban keluarga
- Tidak ada instruksi/mengajak masyarakat untuk membuat jamban,
- Tidak menunjukkan tipe jamban-jamban tertentu,
- Keberhasilan yang diukur adalah perubahan perilaku oleh seluruh
komunitas, bukan dengan menghitung jamban keluarga yang
dibangun.
Kebutuhan jamban akan dengan sendirinya muncul ketika proses analisis
difasilitasi dengan baik. Menyerahkan keputusan kepada masyarakat
mengenai apa yang akan mereka lakukan setelah proses analisis akan
memunculkan pemimpin-pemimpin informal yang secara spontan mau
untuk menginisiasi perubahan.
66
Sesi 7: Simulasi
Pada sesi ini peserta secara berkelompok mendapatkan
kesempatan untuk melakukan simulasi pemicuan CLTS, dengan
memanfaatkan elemen-elemen pemicuan, sejak memfasilitasi
membuat peta sampai memandu berbagai bentuk FGD, sebagai
persiapan dalam memfasilitasi pemicuan CLTS di masyarakat
67
68
69
70
Bagian III
Penutup
Panduan rinci: Bagi para pembaca yang akan memandu lokakarya dan atau
lokalatih tersebut, dan memerlukan panduan, materi dan
bahan yang rinci, dapat dilihat pada Buku 5, bagian panduan
kegiatan penunjang, peningkatan kapasitas Kelompok Kerja
AMPL, dalam bentuk file elektronik, berupa CD.
D
emikian, Panduan Penunjang Kegiatan Operasionalisasi
Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat di
Daerah, yang disusun berdasarkan pengalaman
lapangan sejak tahun 2003, sampai saat ini. Sedangkan untuk
mendapatkan infomasi lebih terperinci tentang bahan-bahan
atau materi panduan ini, terutama peningkatan kapasitas
tersebut diatas dapat dipelajari pada buku 4, tentang lokakarya
dan pelatihan dari modul-modul diatas dapat menghubungi
Sekretariat Pokja AMPL Pusat, Jl. Cianjur No. 4 Menteng -
Jakarta Pusat. Telp. / Fax: 021 - 314 2046
E-mail: waspola1@cbn.net.id / pokja@ampl.or.id
71