Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

“HARGA DIRI RENDAH”

A. Pengertian
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama.
Individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih
rendah dari orang lain.
Evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative
dan dapat secara langsung atau tidak langsung diekspersikan.
Perasaan negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan.

B. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
Faktor prediposisi terjadinya harga dirirendah kronis adalah penolakan
orang tua yang tidak realistis,kegagalan berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain,ideal diri yang
tidak realistis.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipistasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Gangguan konsep diri
: harga diri rendah kronis in dapat terjadi secara situasional maupun kronik.

C. Manifestasi Klinis
Manifestasi yang biasa muncul pada klien gangguna jiwa dengan harga diri
rendah yaitu :
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimistis
4. Tidak menerima pujian
5. Penurunan produktivitas
6. Penolakan terhadap kemampuan diri
7. Kurang memperhatikan perawatan diri
8. Berpakaian tidak rapi selera amakan berkurang tidak berani menatap lawan
bicara
9. Lebih banyak menunduk
10. Bicara lambat dengan nada suara lemah

D. Penatalaksanaan
Menurut Eko (2016), terapi pada gangguan jiwa skizofrenia sudah
dikembangkan sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan
metodenya lebih manusiawi dari pada masa sebelumnya.Terapi yang dimaksud
meliputi :
1) Psikofarmako, berbagai obat psikofarmako yang hanya diperoleh dengan
resep dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu golongan generasi pertama
(typical) dan golongan kedua (atypical). Obat yang termasuk golongan
generasi pertama misalnya chlorpromazine HCL, Thoridazine HCL, dan
Haloperridol. Obat yang termasuk generasi kedua misalnya : Risperidone,
Olozapine, Quentiapine, Glanzapine, Zotatine, dan Ariprprazole.
2) Psikoterapi, terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi
engan orang lain, pasien lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya pasien
tidak mengasingkan diri lagi karena jika pasien menarik diri dapat
membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan
permainan atau latihan bersama.
3) Terapi kejang listrik (Elektro Convulsive therapy), adalah pengobatan untuk
menimbulkan kejang granmall secara artifical dengan melewatkan aliran
listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua temples. Therapi kejang
listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan dengan terapi
neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi listrik 5-5 joule/ detik.
4) Terapi modalitas, merupakan rencana pengobatan untuk skizofrenia dan
kekurangan pasien. Teknik perilaku menggunakan latihan ketrampilan sosial
untuk meningkatkan kemampuan sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri

2
dan latihan praktis dalam komunikasi interpersonal. Terapi aktivitas
kelompok dibagi 4 yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi,
terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok
stimulasi realita dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
5) Adapun tindakan terapi untuk pasien dengan harga diri rendah menurut
Kaplan & Saddock, 2015 mengatakan, tindakan keperawatan yang
dibutuhkan pada pasien dengan harga diri rendah adalah terapi kognitif, terapi
interpersonal, terapi tingkah laku, dan terapi keluarga. Tindakan keperawatan
pada pasien dengan harga diri rendah bisa secara individu, terapi keluarga,
kelompok dan penanganan dikomunikasi baik generalis keperawatan lanjutan.
Terapi untuk pasien dengan harga diri rendah yang efisian untuk
meningkatkan rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain, sosial,
dan lingkungannya yaitu dengan menerapkan terapi kognitif pada pasien
dengan harga diri rendah

E. Pohon Masalah
Risiko tinggi perilaku kekerasan

Effect Perubahan persepsi sensori : halusinasi

Isolasi sosial

Core problem Harga diri rendah kronis

Causa Koping individu tidak efektif

F. Asuhan Keperawatan
Diagnosa : Harga Diri Rendah

3
KRITERIA
TUJUAN INTERVENSI
EVALUASI
Pasien mampu : Setelah ….x SP 1
1. Mengidentifikasi pertemuan, pasien 1. Identifikasi kemampuan
kemampuan dan mempu : positif yang dimiliki
aspek positif yang 1. Mengidentifikasi a. Diskusikan bahwa
dimiliki kemampuan aspek pasien masih
2. Menilai kemampuan postitf yang dimilik memiliki sejumlah
yang dapat digunakan 2. Memiliki kemampuan dan
3. Menetapkan/memilih kemampuan yang aspek positif seperti
kegiatan yang sesuai dapat digunakan kegiatan di rumah
dengan kemampuan 3. Memilih kegiatan adanya keluarga
4. Melatih kegiatan sesuai kemampuan dan lingkungan
yang sudah dipilih, 4. Melakukan kegiatan terdekat pasien
sesuai kemampuan yang sudah dipilih b. Beri pujian yang
5. Merencanakan 5. Merencanakan realitas dan
kegiatan yang sudah kegiatan yang sudah hindarkan setiap
dilatihnya. dilatih kali bertemu
dengan pasien
penilaian yang
negative
2. Nilai kemampuan yang
dapat dilakukan saat ini
a. Diskusikan dengan
pasien kemampuan
yang masih
digunakan saat ini
b. Bantu pasien
menyebutkannya
dan memberi
penguatan terhadap
kemampuan diri
yang diungkapkan

4
pasien
c. Perlihatkan respon
yang kondusif dan
menjaadi pendegar
yang aktif.
3. Pilih kemampuan yang
akan dilatih
4. Diskusikan dengan
pasien beberapa
aktivitas yang dapat
dilakukan dan dipilih
sebagai kegiatan yang
akan pasien lakukan
sehari-hari
5. Bantu pasien
menetapkan aktivitas
mana yang dapat pasien
lakukan secara mandiri
a. Aktivitas yang
memerlukan
bantuan minimal
dari keluarga
b. Aktivitas apa saja
yang perlu bantuan
penuh dari keluarga
atau lingkungan
terdeekat pasien
c. Beri contoh cara
pelaksanaan aktifitas
yang dapat
dilakukan pasien
d. Susun bersama

5
pasien aktivitas atau
kegiatan sehari-hari
pasien
6. Nilai kemampuan
pertama yang telah
dipilih
a. Diskusikan dengan
pasien untuk
menetapkan urutan
kegiatan (yang sudah
dipilih pasien) yang
akan dilatihkan
b. Bersama pasien dan
keluarga
memperagakan
beberapa kegiatan
yang akan dilakukan
pasien
c. Beri dukungan atau
pujian yang nyata
sesuai kemajuan
yang diperlihatkan
pasien
d. Masukkan dalam
jadwal kegiatan
pasien
e. Beri kesempatan
pada pasien untuk
mencoba kegiatan
f. Beri pujian atas
aktifitas/kegiatan
yang dapat dilakukan

6
pasien setiap hari
g. Tingkatkan kegiatan
sesuai dengan
toleransi dan
perubahan sikap
h. Susun daftar aktifitas
yang sudah
dilatihkan bersama
pasien dan keluarga
i. Berikan kesempatan
mengungkapkan
perasaannya setelah
pelaksanaan
kegiatan. Yakinkan
bahwa keluarga
mendukung setiap
aktifitas yang
dilakukan pasi
Sp 2
1. Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP1)
2. Pilih kemampuan kedua
yang dapat dilakukan
3. Latih kemampuan yang
dipilh
4. Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien

SP 3
1. Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP 1dan 2)
2. Memilih kemampuan

7
ketiga yang dapat
dilakukan
3. Masukkan dalam jadwal
egiatan pasien

Keluarga mampu Setelah.…..x SP 1


merawat pasien dengan pertemuan, keluarga 1. Identifikasi masalah
HDR di rumah dan mampu : yang dirasakan dalam
menjadi system 1. Mengidentifikasi merawat pasien
pendukung yang efektif kemampuan yang 2. Jelaskan proses
bagi pasien dimiliki pasien terjadinya HDR
2. Menyediakan 3. Jelaskan tentang cara
fasilitas untuk pasien merawat pasien
melakukan kegiatan 4. Main peran dalam
3. Mendorong pasien merawat pasien HDR
melakukan kegiatan 5. Susun RTL
4. Memuji pasien saat Keluarga/jadwal
pasien dapat keluarga untuk merawat
melakukan kegiatan pasien
SP 2
5. Membantu melatih
1. Evaluasi kemampuan
pasien
SP1
6. Membantu
2. Latih keluarga langsung
menyusun jadwal
ke pasien
kegiatan pasien
3. Menyusun RTL
7. Membantu
keluarga/jadwal
perkembangan
keluarga untuk merawat
pasien
pasien
SP 3

8
1. Evaluai kemampuan
keluarga
2. Evaluasi kemampuan
pasien
3. RTL kleuarga
a. Follow up
b. Rujukan

DAFTAR PUSTAKA

Balitbang. 2015. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor


Direja Surya Herman Ade. 20146. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Nuha Medika

9
Direktorat kesehatan jiwa, Ditjen. 2015. Teori dan tindakan keperawatan jiwa.
Jakarta: Yankes RI Keperawatan Jiwa
Fitria, Nita. 2015. Aplikasi Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan da
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba
Medika
Keliat, B.A. 2015. Proses Kesehatan Jiwa.Edisi 1. Jakarta
Marimas, F, W. 2016. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga
University Press.
Tim Direktorat Keswa. 2015. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa. Edisi 1. Bandung:
RSJP

10

Anda mungkin juga menyukai