Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang

alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PARTNHERSHIP BIDAN DAN

PEREMPUAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN” Makalah ini berisikan tentang

informasi PENGERTIAN PARTNHERSHIP BIDAN DAN PEREMPUAN DALAM

PELAYANAN KEBIDANAN”,.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan

saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta

dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa

meridhoi segala usaha kita.Amin.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

A.   Latar belakang......................................................................................................1

B.    Rumusan masalah.................................................................................................1

C.    Tujuan penulisan..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

A. Partnership Bidan Dan Perempuan Dalam Pelayanan Kebidanan.............................3

B.  Woman Centered Care..............................................................................................4

C.  Sasaran Pelayanan Kebidanan.................................................................................8

BAB III PENUTUP............................................................................................9

A. Kesimpulan..............................................................................................................10

B.  Saran.......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Perempuan adalah makhluk Bio-Psiko-Sosial-Kultural dan Spiritual yang utuh dan

unik, mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat

perkembangannya.Setiap perempuan merupakan pribadi yang mempunyai hak, kebutuhan

serta harapan (Sofie, 2011).

Perempuan mengambil tanggung jawab terhadap kesehatannya dan keluarganya

melalui pendidikan dan konseling dalam dalam membuat keputusan.Perempuan mempunyai

hak untuk memilih dan memutuskan tentang siapa yang memberi asuhan dan dimana tempat

pemberian asuhan.Sehingga perempuan perlu pemberdayaan dan pelayanan untuk

memperoleh pendidikan dan informasi dalam menjalankan tugasnya (Hidayat, dkk, 2009).

Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, kepada

masyarakat khususnya perempuan. Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang

bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan

dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas,

memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru

lahir dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi

komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta

melaksanakan tindakan kegawat-daruratan (Kurnia, 2009).

B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah itu partnership bidan dengan perempuan dalam pelayanan kebidanan?

2.      Kegiatan apa sajakah yang berkaitan dengan partnership bidan dengan perempuan dalam

pelayanan kebidanan?

(1)
C.     Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini diantaranya:

1.      Menjelaskan definisi partnership bidan dengan perempuan dalam pelayanan kebidanan

2.      Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan partnership bidan dengan perempuan

dalam pelayanan kebidanan

D.    Manfaat Penulisan

Penulis berharap penulisan makalah ini akan memberikan manfaat berupa:

1.      Menambah pengetahuan pembaca mengenai partnership bidan dengan perempuan dalam

pelayanan kebidanan

2.      Menambah pengetahuan pembaca mengenai jenis kegiatan yang berkaitan dengan

partnership bidan dengan perempuan dalam pelayanan kebidanan

(2)
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Partnership Bidan Dan Perempuan Dalam Pelayanan Kebidanan

1.      Pengertian

Partnership menurut terjemahan Google adalah “kemitraan, persekutuan, perseroan,

perkongsian, kongsi, perekanan (Translate google, 2011).

Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang telah

diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek

kebidanan di negeri itu (Yulianti, Rukiah, 2011).

Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan asuhan

kebidanan pada klien yang menjadi tanggung jawab bidan mulai dari kehamilan sampai

Keluarga Berencana (KB) termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan pelayanan

kesehatan masyarakat.

Pemberdayaan adalah upaya mengembangkan dari keadaan kurang atau tidak berdaya

menjadi punya daya dengan tujuan dapat mencapai / memperoleh  kehidupan yang lebih baik

(Satria, 2008).

B.     Kegiatan yang Berkaitan dengan Partnership Bidan dengan Perempuan dalam

Pelayanan Kebidanan

1.      Woman Centred Care

a.      Pengertian Woman Centred Care

Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM) yang dianut

dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan

Federation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO). Bidan adalah seseorang yang

telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari

(3)
pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau

memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.

Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia merupakan

seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi

profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi

untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik

kebidanan.

Menurut Kep Menkes RI No. 900/MENKES/SK/VII/2002, Bidan adalah seorang

wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai persyaratan

yang berlaku. Bidan adalah seseorang yang telah mendapatkan lisensi untuk melaksanakan

praktek kebidanan (Wahyuningsih, 2005).

Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang

bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama

masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab

sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan balita. Asuhan ini mencakup

upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan

akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-

daruratan.

Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, kepada

masyarakat khususnya perempuan.Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan

persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual

atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.

(4)
Seorang pekerja profesional adalah seseorang yang terampil atau cukup dalam

kerjanya dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilan terutama dalam memberikan

pelayanan kebidanan. 

b.      Prinsip-prinsip Women Centered Care

Prinsip-prinsip dasar Women CenteredCareadalah:

 Memastikan perempuan adalah mitra sejajar dalam perencanaan dan pelayanan

kebidanan maternitas.

 Mengenali pelayanan yang ada untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

perempuan.

 Memberikan informasi kesehatan dan memberikan pilihan kepada perempuan dalam

hal : pemilihan terhadap kehamilan, persalinan, nifas, dll.

 Memberikan penyuluhan dan pelayanan kebidanan kepada perempuan sehingga

mereka mampu membentuk hubungan saling percaya antara sesama.

 Bidan memberikan kontrol atas keputusan-keputusan dalam memberikan pelayanan

kebidanan.

c.        Sasaran Pelayanan Kebidanan

Sasaran pelayanan kebidanan adalah masyarakat khususnya perempuan yang meliputi

upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.Upaya promotif meliputi ; meningkatkan

kesadaran individu, keluarga dan masyarakat untuk berprilaku hidup sehat, meningkatkan

proporsi keluarga yang memiliki akses terhadap sanitasi dan air bersih dan melakukan upaya

penyuluhan kesehatan baik dengan menggunakan media ataupun langsung kepada

masyarakat.

(5)
Upaya preventif meliputi ; meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh

tenaga kesehatan terlatih, melakukan kunjungan antenatal secara rutin, mengkonsumsi

makanan gizi seimbang, meningkatkan cakupan imunisasi dasar, meningkatkan pertolongan

persalinan yang aman dan bersih, meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan sebagainya.

Upaya Kuratif meliputi ; meningkatkan sistem rujukan dan kolaborasi yang

berkesinambungan, melakukan perawatan dan pengobatan sesuai dengan kewenangan dan

tanggung jawab.

Upaya Rehabilitatif meliputi ; pasien penderita lumpuh melakukan rehabilitasi dengan

mengikuti fisioterapi, pasien pasca operasi gangguan reproduksi (kanker rahim, kista, dll)

d.      Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek

profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan dengan tujuan meningkatkan KIA dalam

rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.

Pelayanan kebidanan dapat dibedakan menjadi  3 jenis yaitu :

1)      Pelayanan Kebidanan Primer adalah merupakan layanan bidan yang sepenuhnya menjadi

tanggung jawab bidan.Adapun pelayanan kebidanan primer sebagai berikut :

 Tugas mandiri

 Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah dengan melibat

klien

 Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal

 Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan

melibatkan klien/keluarga

(6)
 Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

 Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan

klien/keluarga

 Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan

keluarga berencana

 Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem reproduksi dan wanita

dalam masa klimaterium dan menopause

 Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga

 Pelayanan Kolaborasi / Kerjasama adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan

sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah

satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.

2)      Pelayanan Kolaborasi / kerjasama terdiri dari :

      Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi

dengan melibatkan klien dan keluarga.

      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama

pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan

keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi

dengan melibatkan klien dan keluarga.

      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan

pertolongan pertama dalam keadaan kegawat daruratan yang memerlukan tindakan

kolaborasi dengan klien dan keluarga.

(7)
      Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang mengalami

komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan

kolaborasi yang melibatkan klien dan keluarga.

      Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yangmengalami

komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan

keluarga

3)      Pelayanan Rujukan adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke

system layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan

dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang dilakukan

oleh bidan ke tempat/ fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun vertikal

atau meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.

Pelayanan Ketergantungan / Rujukan terdiri dari :

         Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi

keterlibatan klien dan keluarga.

         Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada hamil dengan resiko

tinggi dan kegawatdaruratan.

         Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan

penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.

         Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawat

daruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien dan keluarga.

         Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawat

daruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien dan keluarga

(8)
Secara umum pelayanan dan penyuluhan yang diberikan dapat mengatasi masalah

kesehatan untuk bayi dan balita, kesehatan untuk ibu hamil, kesehatan untuk ibu menyusui,

kesehatan untuk keluarga, kesehatan reproduksi wanita usia subur, kesehatan reproduksi

wanita usia lanjut, dan kesehatan reproduksi tingkat remaja. Kesadaran kaum perempuan

yang semakin meningkat tentu akan membuat mereka hidup lebih berkualitas. Lebih lanjut,

masyarakat berharap kegiatan penyuluhan tidak berhenti sampai di situ saja, melainkan dapat

berkesinambungan.

Pelayanan kesehatan reproduksi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perempuan

sebagaimana mereka inginkan, serta mengetahui bahwa kebutuhan-kebutuhan ini sangat

beragam dan saling terkait satu dengan yang lain. Hak Reproduksi maupun akses untuk

mendapatkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi adalah penting, sehingga perempuan dapat :

 Mempunyai pengalaman dalam kehidupan seksual yang sehat, terbebas dari penyakit,

kekerasan, ketidakmampuan, ketakutan, kesakitan, atau kematian yang berhubungan

dengan reproduksi dan seksualitas

 Mengatur kehamilannya secara aman dan efektif sesuai dengan keinginannya,

menghentikan kehamilan yang tidak diinginkan, dan menjaga kehamilan sampai

waktu persalinan

 Mendorong dan membesarkan anak-anak yang sehat seperti juga ketika mereka

menginginkan kesehatan bagi dirinya sendiri.

(9)
2.      Continuity of Care

Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada persaingan global yang semakin

ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi

sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan sebaik mungkin secara terencana,

terpadu dan berkesinambungan. Upaya tersebut haruslah secara konsisten dilakukan sejak

dini yakni sejak janin dalam kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa

bahkan sampai usia lanjut.

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh,

yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan

dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.

Siklus hidup reproduksi merupakan permasalahan yang tidak ditangani dapat

berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya. Dalam pendekatan siklus hidup dikenal

lima tahap, yaitu konsepsi, bayi dan Anak, remaja, usia subur, usia lanjut.

3.      Empowerment Woman

Pada bulan September 1994 di Kairo, 184 negara berkumpul untuk merencanakan suatu

kesetaraan antara kehidupan manusia dan sumber daya yang ada.Untuk pertama kalinya,

perjanjian internasional mengenai kependudukan memfokuskan kesehatan reproduksi dan

hak-hak perempuan sebagai tema sentral.

(10)
Konferensi Internasional ini menyetujui bahwa secara umum akses terhadap pelayanan

kesehatan reproduksi harus dapat diwujudkan sampai tahun 2015.Tantangan yang dihadapi

para pembuat kebijakan, pelaksana-pelaksana program serta para advokator adalah mengajak

pemerintah, lembaga donor dan kelompok-kelompok perempuan serta organisasi

nonpemerintah lainnya untuk menjamin bahwa perjanjian yang telah dibuat tersebut di Kairo

secara penuh dapat diterapkan di masing-masing negara.

Pelayanan kesehatan reproduksi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan

perempuan dan laki-laki berhubungan dengan masalah seksualitas dan penjarangan

kehamilan.Tujuan dari program-program yang terkait serta konfigurasi dari pelayanan

tersebut harus menyeluruh, dan mengacu kepada program Keluarga Berencana (KB) yang

konvensional serta pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Komponen yang termasuk di dalam kesehatan reproduksi adalah:

         Konseling tentang seksualitas, kehamilan, alat kontrasepsi, aborsi, infertilitas, infeksi dan

penyakit;

         Pendidikan seksualitas dan jender;

         Pencegahan, skrining dan pengobatan infeksi saluran reproduksi, penyakit menular seksual

(PMS), termasuk HIV/AIDS dan masalah kebidanan lainnya.

         Pemberian informasi yang benar sehingga secara sukarela memilih alat kontrasepsi yang

ada;

         Pencegahan dan pengobatan infertilitas;

         Pelayanan aborsi yang aman;

         Pelayanan kehamilan, persalinan oleh tenaga kesehatan, pelayanan pasca kelahiran; dan

         Pelayanan kesehatan untuk bayi dan anak-anak.

(11)
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Partnership atau kemitraan adalah perihal hubungan (jalinan kerja sama dsb) sebagai

mitra (artikata.com). Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia

adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan

organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan

kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk

menjalankan praktik kebidanan. Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang diberikan oleh

bidan sesuai dengan kewenangannya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak di keluarga

maupun di masyarakat.

Adapun kegiatan yang berhubungan dengan partnership bidan dengan wanita dalam

pelayanan kebidanan di antaranya Women Cared Centre, Continue of Care dan

Empowerement Care.

B.     Saran

1.      Bagi Mahasiswa Kebidanan

Diharapkan makalah ini menjadi referensi bacaan untuk menambah pengethuan mengenai

partnership bidan dengan wanita dala pelayanan kebidanan

2.      Bagi masyarakat

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi baru sebagai sarana pendukung untuk

memperluas wawasan khususnya di bidang kebidanan.

(12)
DAFTAR PUSTAKA

Admin, 2011. Peranan Bidan dalam Sistem Kesehatan Nasional.

Internet:http://obstetriginekologi.com/artikel/latar+belakang+peranan+bidan+dalam+sistem+

kesehatan+nasional.html [akses: 12 Desember 2011] http://translate.google.co.id/translate?

hl=id&sl=en&u=http://maternalhealthtaskforce.org/library/doc_download/690-woman-

centred-care.

Kurnia, Hesti, 2011. Patnership Bidan Dan Perempuan Dalam Pelayanan Kebidanan

Internet: http://celebrat2002.blogspot.com/2009/02/partnership-bidan-dan-perempuan-

(13)
TUGAS INDIVIDU TENTANG

Women centre midwifery partnership

DI SUSUN OLEH

Nadia kartika

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN (STIKes) AL- INSYIRAH PEKANBARU

Anda mungkin juga menyukai