Anda di halaman 1dari 2

1.

Dalam surat al-hujurat ayat 12, mengenai berprasangka buruk, penjelasan apa yang
terdapat dalam ayat tersebut?
Dari ayat ini Allah menjelaskan agar menjauhi zann (prasangka) karena sesungguhnya
sebagaian prasangka itu adalah dosa. Prasangka yang tidak berdasar tentu meresahkan
kehidupan bermasyarakat karena satu sama lainnya saling mencurigai dan akan
mengakibatkan perpecahan. Dalam kehidupan keseharian, setiap orang pernah mempunyai
anggapan yang kurang baik terhadap orang lain atau sesuatu, baik dalam lingkungan
keluarga, tetangga, pendidikan, maupun pekerjaan. Anggapan kurang baik inilah yang
disebut sebagai prasangka buruk. Adakalanya, kita menilai seseorang sebagai orang jahat
hanya karena ia berpenampilan urakan, atau adakalanya kita menilai seseorang sebagai
orang yang tidak berpendidikan atau kalangan miskin hanya karena ia berpenampilan
sederhana. Penilaian tersebut belum tentu benar, tetapi belum tentu juga salah. Bila
penilaian tersebut masih dalam bentuk pikiran, maka ia dapat saja menjadi pertimbangan
untuk kehati-hatian, tetapi bila ia telah terucapkan maka ia bisa jadi bermasalah. Bakar Ibn
Abdullah al-Muzani berkata, “Hati-hatilah kalian terhadap perkataan yang sekalipun
benar kalian tidak diberi pahala, namun apabila kalian salah berdosa (fitnah). Perkataan
tersebut adalah berprasangka buruk terhadap saudaramu.” (Anwar, dkk, 2014:1035)
2. Dalam surat al-hujurat ayat 13, mengenai al-musawah, penjelasan apa yang terdapat
dalam ayat tersebut?
Berkenaan dengan ayat 13 ini, Quraish Shihab (2002:615-617) dalam tafsirmya al-Misbah
memberi penjelasan bahwa, ayat di atas menguraikan tentang prinsip dasar hubungan antar
manusia. Karena itu ayat di atas tidak lagi menggunakan panggilan yang ditujukan kepada
orang-orang beriman, tetapi kepada jenis manusia.
3. Dalam surat al-hujurat ayat 11, mengenai sifat mengolok-olok, penjelasan apa yang
terdapat dalam ayat tersebut?
Pada ayat 11 ini, Quraih Shihab (2002:605-606) memberikan penafsiran setelah ayat yang
lalu memerintahkan untuk melakukan islah akibat pertikaian yang muncul, ayat di atas
memberi petunjuk tentang beberapa hal yang harus dihindari untuk mencegah timbulnya
pertikaian. Secara jelas, perintah yang merupakan larangan saling mengolokolok termaktub
dalam kata ( ‫ ) يسخر‬yaskhar/memperolok-olokan yaitu menyebut kekurangan pihak lain
dengan tujuan menertawakan yang bersangkutan, baik dengan ucapan, perbuatan, atau
tingkah laku.
4. Salah satu nilai kemasyarakatan dalam bentuk perintah, Al-islah, terdapat dalam surah al-
hujurat ayat 9, jelaskan tafsirannya?
Dalam konteks hubungan antar-manusia, nilai-nilai itu tercermin dalam keharmonisan
hubungan. Ini berarti jika hubungan antara dua pihak retak atau terganggu, akan terjadi
kerusakan dan hilang atau paling tidak berkurang kemanfaatan yang dapat diperoleh dari
mereka. Ini menuntut adanya islah yakni perbaikan agar keharmonisan pulih dan, dengan
demikian, terpenuhi nilai-nilai bagi hubungan tersebut dan sebagai dampaknya akan lahir
aneka manfaat dan kemaslahatan. (Shihab, 2002:596) Ali Nurdin (2006, 278-279) dalam
bukunya menerangkan bahwa ayat ini memerintahkan komunitas mukmin agar
menciptakan perdamaian di lingkungan dalam masyarakat mereka. Dari keterangan di atas
dapat diambil suatu nilai kemasyarakatan yakni, al-Islah (perdamaian). Islah di sini yakni
upaya menghentikan kerusakan atau meningkatkan kualitas sesuatu sehingga manfaatnya
lebih banyak lagi. Dalam konteks hubungan antar-manusia, nilai-nilai itu tercermin dalam
keharmonisan hubungan khususya dalam hubungan kemasyarakatan.
5. Saling menggunjing adalah salah satu nilai kemasyarakatan dalam bentuk larangan,
bagaimana penjelasannya dalam surat al-hujurat ayat 12?
Quraish Shihab (2002:162-163) dalam kitab tafsirnya mengutip pendapat dari Thabathaba’i
dalam komentarnya tentang ghibah/menggunjing, Thabathaba’i menulis bahwa ghibah
merupakan perusakan bagian dari masyarakat satu demi satu sehingga dampak positif yang
diharapkan dari wujudnya satu masyarakat menjadi gagal dan berantakan. Yang diharapkan
dari wujudnya masyarakat adalah hubungan harmonis antar-anggota-anggotanya, dimana
setiap orang dapat bergaul dengan penuh rasa aman dan damai. Masing-masing mengenal
anggota masyarakat lainnya sebagai seorang manusia yang disenangi, tidak dibenci atau
dihindari. Adapun bila ia dikenal dengan sifat yang mengundang kebencian atau
memperkenalkan aibnya, akan terputus hubungan dengannya sebesar kebencian dan aib itu.
Dan ini pada gilirannya melemahkan hubungan kemasyarakatan sehingga gunjingan
tersebut bagaikan rayap yang menggerogoti anggota badan yang digunjing, sedikit demi
sedikit hingga berakhir dengan kematian.

Anda mungkin juga menyukai