Anda di halaman 1dari 3

Jenis-jenis Sampling

Teknik Pengambilan Sample


(Sampling)

Probability Sampling Non-Probabilty Sampling

1. Convenience Sampling
1. Simple Random
Sampling 2. Purposive Sampling
2. Systematic Sampling 3. Judgement Sampling
4. Quota Sampling
3. Sratified Sampling
5. Snowball Sampling
4. Cluster Sampling
6. Accidental Sampling
5. Multi Stage Sampling
7. Sampel Jenuh
Probability Sampling
1. Simple Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Sederhana)
Menurut Kerlinger (2006:188), simple random sampling adalah metode penarikan dari
sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu sehingga setiap anggota populasi atau
semesta tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil.
Misalnya, dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian
berjumlah 100 orang. Selanjutnya peneliti membuat undian untuk mendapatkan sampel
pertama.
Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih dikembalikan lagi agar
populasi tetap utuh sehingga probabilitas responden berikutnya tetap sama dengan
responden pertama. Langkah tersebut kembali dilakukan hingga jumlah sampel memenuhi
kebutuhan penelitian.
2. Systematic Sampling (Pengambilan Sampel Acak Sistematis)
Pengambilan Sampel Acak Sistematis yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel
adalah yang “keberapa”. Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan
interval dalam memilih sampel penelitian. Misalnya sebuah penelitian membutuhkan 10
sampel dari 100 orang, maka jumlah kelompok intervalnya 100/10=10 atau sample diambil
setiap orang ke-10
Contoh Sampel Acak Sistematis adalah pengambilan sampel pada setiap orang ke-10
yang datang ke puskesmas. Jadi setiap orang yang datang di urutan 10,20,30 dan seterusnya
maka itulah yang dijadikan sampel penelitian

3. Stratified Sampling (Pengambilan Sampel Acak Berstrata)


Stratified random sampling merupakan suatu teknik pengambilan sampel dengan
memperhatikan tingkatan atau strata dalam populasi. Teknik ini mengolah kerangka sampel
yang sebelumnya belum di stratifikasi atau belum dikelompokkan berdasarkan tingkatan
tingkatan tertentu, tinggi, sedang, dan rendah.
Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat atas, manajer tingkat
menengah dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari masing-masing
kelompok tersebut

4. Cluster Sampling (Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area)


Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan sampel jenis
ini dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. dalam sampel gugus, setiap gugus boleh
mengandung unsur yang karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen.
Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap, ruang IGD, dan ruang
poli di RS A dan lain sebagainya

5. Multi Stage Sampling (Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat)


Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu bertingkat dua,
tiga atau lebih.
Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW – RT

Nonprobability Sampling
1. Convenience Sampling
Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan
kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ
atau kebetulan dia mengenal orang tersebut.
Misalnya ialah survei jenis makanan yang disukai remaja, sample yang diambil ialah
teman dekat peneliti.

2. Purposive Sampling
Sugiyono (2001: 61) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan
sampel dengan  pertimbangan tertentu.  unit sampel yang  dihubungi disesuaikan dengan
kriteria-kriteria tertentu yang  diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.
Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien diabetes mellitus
yang mengalami luka pada tungkai kaki. Maka kriteria yang dipakai antara lain:
1. Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
2. Usia 18-59 tahun

3. Judgement Sampling
Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik
untuk dijadikan sampel penelitiannya. Judment sampling umumnya memilih sesuatu atau
seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”.
Misalnya untuk memperoleh data tentang bagaimana satu proses produksi direncanakan
oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa
memberikan informasi.

4. Quota Sampling
Menurut Sugiyono (2001: 60) menyatakan bahwa  sampling kuota adalah teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota)
yang diinginkan. Tehnik sampling ini mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah yang
telah ditentukan oleh peneliti.
Contohnya, akan dilakukan penelitian terhadap pegawai asuransi dan penelitian
dilakukan secara kelompok. Jumlah sampel ditentukan 100 dan jumlah anggota peneliti
berjumlah 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas sesuai
dengan karakteristik yang ditentukan sebanyak 20 orang.

5. Snowball Sampling
(Sugiyono, 2001: 61), Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel  yang mula-
mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk
dijadikan sampel begitu seterusnya, sehingga jumlah  sampel semakin banyak.
Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap lembaga
perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian melakukan
wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa
mewawancarai teman lesbian lainnya.

6. Accidental Sampling
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel  berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,
2001: 60).
Misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota Bandung. Selanjutnya dia
menanyakan tentang kebersihan Kota Bandung pada warga Bandung yang dia temui saat
itu.

7. Sampel Jenuh
Menurut Sugiyono (2001:61) sampling jenuh adalah  teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi  digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila  jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang.
Misalnya peneliti ingin mengukur keberhasilan pembelajaran Matematika dalam suatu
kelas dengan sample nilai ujian Matematika seluruh siswa di kelas tersebut.

Referensi
Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Penerbit
Alfabeta
Karlingger, Fred N. 1987. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : UGM
https://statmat.id/teknik-pengambilan-sampel/
https://salamadian.com/teknik-pengambilan-sampel-sampling/

Anda mungkin juga menyukai