Anda di halaman 1dari 28

Tugas Akhir

PROPOSAL

GAMBARAN PENGTAHUAN DAN POLA KONSUMSI SAYUR


DAN BUAH PADA ANAK SD NEGERI 19 MANDONGA
Karya Tulis Akhir

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meyelesaikan Pendidikan


Diploma III Gizi

OLEH :

HARIANTI NURSAHIDAH

NIM. P00331017018

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usia sekolah merupakan usia pertumbuhan maksimal. Pemberian

makanan yang bergizi akan sangat banyak membantu pertumbuhan dan

perkembangan dirinya. Pertumbuhan dan perkembangan anak dapat maksimal

jika terpenuhi salah satu syarat yakni mengkonsumsi makanan yang sehat.

Makanan yang baik dan bermanfaat bagi tubuh adalah makanan yang

mengandung komponen unsur gizi yakni mengandung karbohidrat, protein,

vitamin, dan mineral (Susanto, 2014).

Menurut penelitian Maryam (2011) mengenai tingkat pengetahuan anak

sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur mayur di SD Shafiyyatul

Amaliyyah Medan didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan anak sekolah

dasar mengenai manfaat konsumsi sayur mayur berada paling banyak pada

tingkat sedang. Sementara itu dalam penelitian Ginting (2002) pada remaja

putri di Kabupaten Karo didapatkan ada hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan dengan buah dan sayur yang dikonsumsi.

Hasil Riskesdas tahun 2013 , Sebanyak 52,7% anak SD mempunyai

pengetahuan gizi masih kurang. Salah satu penyebab malnutrisi pada anak

adalah rendahnya pengetahuan gizi pada anak-anak .

Menurut Hapsari (2009) pola komsumsi makan seimbang cenderung

akan berdampak pada status gizi anak usia sekolah yang baik dan berlaku

sebaliknya. Apabila pola konsumsi makan tidak baik, maka dapat berdampak
pada gizi lebih atau bahkan gizi kurang (Anzarkusuma,2014). Hal ini

didukung oleh hasil penelitian Tahir , dkk (2013) yang menyatakan bahwa

pola konsumsi makan dapat mempengaruhi status gizi anak.

Menurut (Depkes 2013). Anak usia sekolah dasar (SD) merupakan masa

yang sangat menentukan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang

baik. Asupan makanan yang bergizi seimbang begitu penting untuk menjamin

tumbuh kembang anak yang sehat dan aktif. Peran dan dukungan orang

terdekat memengaruhi kebiasaan makan anak. Apabila kebiasaan makan baik,

dengan menerapkan makanan sehat dan bergizi seimbang sejak dini, maka

kebiasaan tersebut akan berpengaruh hingga tumbuh dewasa nanti.

Mengonsumsi sayur dan buah berwarna sebanyak lima porsi atau lebih

adalah bagian penting dalam pola hidup sehat. Hal ini disebabkan sayur dan

buah yang berwarna memberikan berbagai macam vitamin, mineral, serat dan

fitokimia yang digunakan oleh tubuh untuk menjaga kesehatan, melindungi

tubuh dari efek penuaan, serta mengurangi resiko terkena beberapa jenis

kanker (Judarwanto, 2008).

Sayur dan buah merupakan sumber zat gizi mikro yang sangat

bermanfaat bagi tubuh, karena kedua komponen gizi tersebut sangat penting

dalam proses metabolisme tubuh sebagai zat pengatur dan antibodi juga

bermanfaat menurunkan insiden terkena penyakit kronis. Sayur dan buah

merupakan makanan penting yang harus selalu dikonsumsi setiap kali makan.

Tidak hanya bagi orang dewasa, mengonsumsi sayur dan buah sangat penting
untuk dikonsumsi sejak usia anak-anak, karena pada usia tersebut merupakan

masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan bagi anak-anak (Santoso

dan Ranti, 2009).

Kekurangan konsumsi sayur dan buah dapat menyebabkan tubuh

kekurangan zat gizi seperti ,vitamin ,mineral , serta serat tidak seimbang asam

basah tunuh yang dapat menimbulkan sebagai macam penyakit . Berbagai

kajian menunjukan bahwa konsumsi sayur dan buah yang cukup untuk

berperan dalam menjaga kenormaan tekanan darah,kadar gula dan kolstrol

darah.Konsumsi sayur dan buah –buahan yang cukup turut berperan dalam

pencegahan penyakit tidak menular kronik ( kemenkes 2014)

Menurut Pedoman Gizi Seimbang 2014, bagi anak balita dan anak usia

sekolah dianjurkan untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan sebanyak

300-400 gram yang terdiri dari 250 gram sayur (setara dengan 3-5 porsi atau

2,5 gelas sayur setelah dimasak dan ditiriskan) dan 150 gram buah (setara

dengan 2-3 porsi atau 3 buah pisang ambon ukuran sedang atau 1,5 potong

pepaya ukuran sedang atau 3 buah jeruk ukuran sedang).

Permasalah utama yang dihadapi dalam konsumsi sayur dan buah

adalah bahwa secara nasional konsumsi sayur dan buah penduduk Indonesia

masih berada dibawah konsumsi yang dianjurkan.Hasil riset kesehatn dasar

dalam angka Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013, menunjukan bahwa

prporsi makanan sayur dan buah 3-4 porsi perhari dalam seminggu hanya 2,1

% .Di Kota Kendari terhadap hanya 7,9 % penduduk dengan usia ≥ 10 tahun
mengkonsumsi sayur dan buah 3-4 porsi perhari dan hanya 1,1 penduduk

dengan usia ≥ 10 tahun mengkonsumsi sayur dan buah ≥ 5 porsi perhari.

Sisanya sebayak 91 % penduduk dengan usia ≥ 10 tahun mengkonsumsi sayur

dan buah kurang dari 3 porsi (Riskesdas , 2013).

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik utuk melakukan penelitan

tentang Gambaran Pengetahuan dan Pola Konsumsi Sayur dan Buah pada

Anak SDN 19 Mandongga.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Gambaran Pengetahuan dan Pola Konsumsi Sayur dan Buah

pada Anak SDN 19 Madongga ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui gambaran pengetahuan dan pola konsumsi sayur

dan buah pada Anak SDN 19 Mandongga.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pengetahuan sayur dan buah pada anak SDN

19 Mandonga.

b. Mengetahui Pola konsumsi sayur dan buah pada SDN 19 Mandonga.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi institusi yaitu hasil penelitan diharapkan menjadi bahan informasi

kaya tulis penelitian yang berguna bagi masyarakat luas khsusnya


dibidang kesehatan masyarakat, terkait gambaran pengetahuan dan pola

konsumsi sayur dan buah pada anak usia sekolah dasar.

2. Bagi peneliti yaitu untuk menambah wawasan terkait dengan konsumsi

makanan sumber serat anak usia sekolah dasar dan mendapatkan ilmu

yang telah didapatkan selama dibangku kuliah serta menjadi bekal kelak

mendapatkan pekerjaan nanti.

3. Bagi masyarakat yaitu sebagai upaya untuk menerapkan konsumsi sayur

dan buah dalam kehidupan sehari hari


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anak Usia Sekolah

Anak sekolah adalah anak usia sekolah berumur 6 – 12 tahun . Anak

usia sekolah mempunyai laju pertumbuhan fisik yang lambat tetapi konsisten.

Mereka secara terus – menerus memperoleh pendewasaan dalam keterampilan

motorik seperti kognitif , sosial, dan emosional. Pada masa ini anak

memperoleh keterampilan yang memungkinkan untuk makan secara bebas dan

mengembangkan kesukaan makannya. Sendiri dan membentuk kebiasaan

makan, serta jenis makanan yang disukai dan tidak disukai , merupakan dasar

bagi pola konsumsi makan dan asupan gizi anak selanjunya. (Almatsier,

2011). N amun pada anak sekolah usia 9 – 12 tahun sudah muai memasuki

masa tahap remaja awal yang mulai menjembatani periode kehidupan anak

dan dewasa .( Arisman, 2009).

Umumnya pada permulaan usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah,

dengan demikian anak mulai mengenal dunia baru, anak-anak mulai

berhubungan dengan orang-orang di luar keluarganya dan mulai mengenal

suasana baru di lingkungannya. Hal-hal baru yang dialami oleh anak-anak

yang sudah mulai masuk dalam usia sekolah akan mempengaruhi kebiasaan

makan mereka. Anak-anak akan merasakan kegembiraan di sekolah, rasa takut

akan terlambat tiba di sekolah, menyebabkan anak-anak ini menyimpang dari

kebiasaan makan yang diberikan kepada mereka (Moehji, 2009).

Karateristik usia sekolah ( 6 – 12 tahun) akan dijabarkan sebagai berikut.


1. Karateristik fisik / jasmani : anak memiliki pertumbuhan lambat dan

teratur , BB dan TB akan wanita lebih besar dibandingkan dengan anak

laki-laki pada usia yang asama. Pertumbuhan tulang, pertumbuhan gigi

permanen,nafsu makan meningkat , dan timbul haid pada akhir masa ini.

2. Karateristik emosi : pada masa ini anak mulai memiliki rasa ingin tahu,

suka berteman , dan tidak peduli terhadap lawan jenis.

3. Karateristik sosial : anak mulai suka bermain dan memiliki hubungan

erat dengan teman sebayanya.

4. Karateristik intelektual: anak mulai suka berbicara dan mengeluarkan

pendapat,memiliki minat yang besar dalam belajar dan keterampilan, ingin

coba-coba , dan memiliki perhatian terhadap sesuatu yang singkat .

( Andriyani, 2012).

B. Pengetahuan Anak Usia Sekolah

Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan

formal Indonesia. Anak sekolah yang dimaksudkan disini adalah anak usia 6 –

12 tahun, dimana saat ini mereka sedang duduk dibangku SD. Anak usia ini

sedang menjalani pendidikan dasar yang merupakan titik awal anak mengenal

sekolah yang sesungguhnya dengan kurikulum dan mata pelajaran yang serius

(Devi, 2012).

Pada periode ini anak sudah mulai mengikuti kegiatan –kegiatan

tambahan yang diadakan di sekolah serta lebih banyak menghabiskan waktu

bersama teman diluar rumah,sehingga anak sering kali mengkonsumsi


makanan-makanan yang tersedia di sekolah maupun di sekitar sekolah. Anak

menjadi konsumtif untuk makanan-makanan cepat saji yang biasanya

mengandung kalori tinggi namun rendah kandungan seratnya. Karena itu, saat

ini benar –benar membutuhkan perhatian dan dukungan dari orang tua dalam

mengahadapi perkembangan yang pesat.(Devi,2012).

Anak memerlukan nutrisi yang cukup dan seimbang agar proses

berfikir,belajar, dan beraktivitas tidak terlambat . Anak – anak lebih memiliki

makanan yang ditentukan oleh lingkungan dan keluarga . Iklan yang

ditanyakan ditelevisi, akan mempengaruhi pola pikir anak, sehingga mereka

cenderung konsumtif dan memiliki makanan yang diiklankan saat jajan atau

makanan luar ( Devi, 2012 ).

C. Pola Konsumsi Sayur dan Buah

Menurut Sa’diya (2015), pola makan yang baik yang diberikan

orangtua akan berdampak kepada kebiasaan makan anak. Jika orangtua

secara rutin mengonsumsi sayur dan buah maka anak akan mengikuti sikap

orangtuanya dengan mengonsumsi buah dan sayuran secara rutin pula. Ada

faktor lain yang dapat memengaruhi kebiasaan makan anak yaitu

ketersediaan sayur di dalam keluarga. Ketersediaan sayuran menjadi penting

dikarenakan dengan adanya menu sayuran di dalam keluarga maka anak-anak

akan menjadi terbiasa mengonsumsi sayur.

Pola konsumsi anak usia sekolah terjadi dari kebiasaan makan, serta

perasaan suka dan tidak suka terhadap makanan. Anak cenderung menyukai
makanan cepat saji dengan alasan lebih enak dan mengenyangkan. Hal ini

menyebabkan konsumsi buah dan sayur pada anak cenderung rendah (Hayati,

2009). Konsumsi buah dan sayur yang kurang pada masyarakat di Indonesia

ditunjukkan oleh data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 bahwa

kecenderungan proporsi penduduk umur >10 tahun yang mengonsumsi

kurang sayur dan buah.

Konsumsi sayur dan buah diperlukan tubuh sebagai sumber vitamin,

mineral dan serat dalam mencapai pola makan sehat sesuai anjuran pedoman

gizi seimbang untuk kesehatan yang optimal. Sebagai vitamin dan mineral

yang terdapat dalam sayur dan buah mempunyai fungsi sebagai antioksidan

sehingga dapat mengurangi kejadian penyakit tidak menular terkait gizi,

sebagai dampak dari kelebihan atau kekurangan gizi.

Dalam Riskesdas, penduduk dikategorikan ‘cukup’ mengonsumsi sayur

dan buah apabila makan sayur dan buah menimal 5 porsi per hari selama 7

hari dalam seminggu. Menurut WHO / FAO (2003), yang dimaksud dengan 1

porsi sayur adalah 1 mangkok sayur segar atau ½ mangkok masak dan 1 porsi

buah adalah 1 potongan sedang atau 2 potong kecil buah atau 1 mangkok buah

irisan. Dikategorikan ‘ kurang’ apabila konsumsi buah sayur kurang dari

ketentuan diatas. Hal ini menunjukan masalah kurangnya mengkonsumsi

sayur dan buah terjadi hampir diseluruh propinsi di Indonesia.

Saat ini Indonesia berada dalam transisi epidemiologi ,disatu sisi masih

mengalami masalah kekurangan gizi, namun disisi lain terjadi kegemukan dan

peningkatan prevalensi penyakit tidak menular terkait gizi seperti diabetes


mellitus, hypertensi, jantung koroner, stroke. Prevalensi kekurangan gizi

(BB/TB) pada anak usia sekolah dasar ( 5 – 12 ) masih tinggi (>10 %) yaitu

11,2 % (2013). Namun disisi lain anak usia sekolah yang menderita

kegemukan cenderung meningkat, yaitu sebesar 18,8 % (2013) meningkat dua

kali lipat dibandingkan tahun 2010 (9,2 %). Masih sangat rendahnya konsumsi

sayur dan buah dimasyarakat, diperlukan adanya kampanye ‘’ Makan Sayur

dan Buah’’ dalam upaya mencapai Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) terutama

pada anak usia sekolah dasar dan remaja sebagai penerus bangsa.

1. Buah dan Sayur

Buah –buahan merupakan santapan terakhir dalam suatu acara makan

atau dimakan kapan saja, buah –buahan dapat diolah atau diawetkan. Bauah –

buahan juga merupakan sumber vitamin bagi manusia (Santoso & Ranti ,2009

dalam Rara , 2014). Bauh merupakan sumber zat pengatur yaitu vitamin dan

mineral yang sangat diperlukan oleh tubuh bagi kelancaran metabolisme

dalam pencernaan makanan untuk menjaga kesehatan. Ada bermacam-macam

buah-buahan yang terdapat di Indonesia. Dari yang kecil sampai yang besar,

warnanya juga beragam ada yang merah, kuning sampai warna

hijau.Umumnya buah yang berasal manis dan segar ini diminati sebagai orang

sedangkan sebagai lainnya bahkan tidak tertarik mengkonsumsi buah.

Sayuran didefinisikan sebagai bagian dari tanaman yang umum dimakan

untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Meskipun rasanya tidak selezat

bahan makanan hewani namun sayuran perlu konsumsi setiap hari agar tubuh

kita tetap sehat karena didalamnya tidak hanya mengandung serat saja namun
juga banyak mengandung zat gizi yang penting bagi kesehatan tubuh seperti

berbagai macam vitamin dan mineral. ( Yuliarti, 2008).

Sayuran dapat dikonsumsi baik secara langsung atau sering dibuat

lalapan maupun yang dimakan melalui proses masak. Tergantung dari

bagaiman seseorang menyajikannya atau sebagai aneka ragam penyajian agar

tidak bosan saat mengonsumsinya.Buah dan Sayuran memiliki kandunagn gizi

yang berbeda- beda dan jenis yang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh

cuaca dan iklim di tempat buah san sayur itu tumbuh.

Sebagai Negara tropis , Indonesia sangat kaya akan sayur dan buah .Oleh

karena itu, patut disayangkan jika konsumsi buah dan sayur masyarakat masih

relative rendah dibandingkan Negara lain yang bukan penghasil buah dan

sayur (Astawan , 2008 ).

2. Penggolahan Buah dan Sayur

a. Penggolahan Buah

Menurut Astawan (2008), berdasarkan ketersediaan di pasar, buah


buahan dapat dibedakan menjadi:
a) Buah bersifat musiman seperti durian, mangga, rambutan dan lain-
lain.
b) Buah tidak musiman seperti pisang, nanas, alpukat, papaya,
semangka danlain-lain.
Sedangkan berdasarkan prioritas pengembangan ,Astawan (2008)
buah – buahan dibagi menjadi :
a) Buah prioritas nasional yang meliputi jeruk, mangga, rambutan,
durian dan pisang.
b) Buah prioritas daerah yang meliputi manggis, duku, leci, lengkeng,
salak dan markisa.
b. Penggolahan Sayur

Menurut Astawan (2008), berdasarkan bagian tanaman yang dapat

dimakan, sayuran dibedakan menjadi:

a) Sayuran daun seperti kangkung, sawi, katuk dan bayam.

b) Sayuran bunga seperti brokoli dan kembang kol.

c) Sayuran buah seperti terong, cabe, ketimun dan tomat.

d) Sayuran biji muda seperti asparagus dan rebung.

e) Sayuran akar seperti wortel dan lobak.

f) Sayuran umbi keperti kentang dan bawang.

3. Kandungan Gizi dan Manfaat Buah dan Sayur


Buah dan sayur merupakan sumber serat, vitamin A, vitamin C,

vitamin Bkhususnya asam folat, berbagai mineral seperti magnesium,

kalium, kalsium dan Fe, namun tidak mengandung lemak maupun

kolesterol. Setiap buah dan sayur mempunyai kandungan vitamin dan

mineral yang berbeda. Misalnya belimbing, durian, jambu, jeruk, mangga,

melon, papaya, rambutan, sawo dan sirsak merupakan contoh buah yang

mengandung vitamin C relatif tinggi dibandingkan buah lainnya.

Sedangkan jambu biji, merah garut, mangga matang, pisang raja dan

nangka merupakan sumber provitamin A yang sangat tinggi (Astawan,

2008).

Buah dan sayur mempuyai banyak manfaat bagi kesehatn . Ada dua

alasan utama yang membuat konsumsi buah dan sayur penting untuk

kesehatan ,( Khomsan, 2008 ), yaitu :


a. Buah dan Sayur sangat kaya akan kandungan vitamin,mineral dan

zat gizi lainnya yang di butuhkan oleh tubuh manusia. Tanpa

mengkonsumsi buah dan sayur , maka kebutuhan gizi seperti vitamin

C, vitamin A, potassium dan folat kurang terpenuhi .Oleh karena itu ,

buah dan sayur merupakan sumber makanan yang baik dan

mmenyehatkan.

b. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi

tinggi bauh dan sayur dapat menurunkan insiden terkena penyakit

kronis.Salah satu studi epidemmologi yang mengkaji secara umum

terhadap perilaku sekelompok masyarakat menunjukkan bahwa

masyarakat Cina, Jepang dan Korea lebih sedikit terkena kanker dan

penyakit jantung koroner dibandingkan masyarakat Eropa dan

Amerika. Hal ini sebabkan karena masyarakat Korea,Jepang, Cina

dikenal sangat suka mmengonsumsi sayuran dan buah- buahan lebih

banyak dari Negara Erops dan Amerika.

c. Buah –buahan dan sayuran segar juga mengandung enzim aktif yang

dapat mempercepat reaksi –reaksi kimia di dalam tubuh .Komponen

gizi dan komponen aktif non – nutrisi yang terkandung dalam buah

dan sayuran terdapat dua jenis serat yang bermanfaat bagi kesehatan

pencernaan dan mikroflora usus, yaitu serat larut air dan tidak larut

air. Serat larut air dapat tumbuh dengan sempurna . Sedangkan , serat

tidak larut air akan menghambat pertumbuhan bakteri jahat sebagai

pencetus berbagai macam penyakit (Khomsan, 2008).


4. Dampak Kurang Konsumsi Buah dan Sayur

Beberapa dampak apabila seseorang kurang konsumsi buah dan

sayur menurut Ruwaidah (2007), antara lain:

a. Meningkatkan Kolesterol Darah

Jika tubuh kurang konsumsi buah dan sayur yang kaya akan

serat, makadapat mengakibatkan tubuh kelebihan kolesterol darah,

karena kandungan serat dalam buah dan sayur mampu menjerat lemak

dalam usus, sehingga mencegah penyerapan lemak oleh tubuh. Dengan

demikian, serat membantu mengurangi kadar kolesterol dalam

darah.Serat tidak larut (lignin) dan serat larut (pectin, β-glucans)

mempunyaiefek mengikat zat-zat organik seperti asam empedu dan

kolesterol sehingga menurunkan jumlah asam lemak di dalam saluran

pencernaan. Pengikatan empedu oleh serat juga menyebabkan asam

empedu keluar dari siklus enterohepatic, karena asam empedu yang

disekresi ke usus tidak dapat diabsorpsi, tetapi terbuang ke dalam

feses.Penurunan jumlah asam empedu menyebabkan hepar harus

menggunakan kolesterol sebagai bahan untuk membentuk asam

empedu. Hal inilah yang menyebabkan serat dapat menurunkan kadar

kolesterol (Nainggolan dan Adimunca, 2005). Jika konsumsi serat

kurang, maka proses tersebut tidak terjadi dan akan menyebabkan

kolesterol darah meningkat.

b. Gangguan Penglihatan / Mata


Gangguan pada mata dapat diakibatkan karena tubuh

kekurangan giziyang berupa betakaroten. Gangguan mata dapat diatasi

dengan banyak mengonsumsi wortel, selada air, dan buah-buahan

lainnya (Ruwaidah, 2007). Kandungan vitamin A dalam buah dan

sayur penting untuk pertumbuhan, penglihatan dan meningkatkan daya

tahan tubuh terhadap penyakit dan infeksi.Vitamin A berfungsi dalam

penglihatan normal pada cahaya remang.Kecepatan mata beradapatasi

setelah terkena cahaya terang berhubungan langsung dengan vitamin A

yang tersedia di dalam darah untuk membentuk rodopsin yang

membantu proses melihat (Ruwaidah, 2007).

c. Menurunkan KekebalanTubuh

Buah dan sayur sangat kaya dengan kandungan vitamin C yang

merupakan antioksidan kuat dan pengikat radikal bebas. Vitamin C

juga meningkatkan kerja sistem imunitas sehingga mampu mencegah

berbagai penyakit infeksi bahkan dapat menghancurkan sel kanker

(Silalahi, 2006). Jika tubuh kekurangan asupan buah dan sayur, maka

imunitas/kekebalan tubuh akan menurun.

d. Meningkatkan Risiko Kegemukan

Kurang konsumsi buah dan sayur dapat meningkatkan risiko

kegemukan dan diabetes pada seseorang (WHO, 2003). Buah berperan

sebagai sumber vitamin dan mineral yang penting dalam proses

pertumbuhan. Buah juga bisa menjadi alternatif cemilan (snack) yang

sehat dibandingkan dengan makanan jajanan lainnya, karena gula yang


terdapat dalam buah tidak membuat seseorang menjadi gemuk namun

dapat memberikan energi yang cukup(Khomsan, dkk, 2009).

Sayuran juga merupakan sumber vitamin dan mineral yang

sangat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan individu.

Seseorang yang mengonsumsi cukup sayuran dengan jenis yang

bervariasi akan mendapatkan kecukupan sebagian besar mkineral

mikro dan serat yang dapat mencegah terjadinya kegemukan. Selain

itu, sayuran juga berperan dalam upaya pencegahan penyakit

degeneratif seperti PJK (Penyakit Jantung Koroner), kanker, diabetes

dan obesitas (Khomsan, dkk, 2009).

e. Meningkatkan Risiko Kanker Kolon

Diet tinggi lemak dan rendah serat (buah dan sayur) dapat

meningkatkan risiko kanker kolon. Penelitian epidemiologis

menunjukkan perbedaan insiden kanker kolorektal di Negara maju

seperti Amerika, Eropa dan di Negaraberkembang seperti Asia dan

Afrika. Hal itu dikarenakan perbedaan jenis makanan di Negara maju

dan Negara berkembang tersebut, dimana masyarakat di Negara maju

lebih banyak mengonsumsi lemak daripada di Negara berkembang

(Puspitasari, 2006).

f. Meningkatkan Resiko Sembelit (konstipasi)

Konsumsi serat makanan dari buah dan sayur, khususnya serat

tak larut ( tak dapat dicerna dan tak larut air ) mrnghasilkan tinja yang

lunak .Sehingga diperlukan kontraksi otot minimal untuk


mengeluarkan feses dengan lancer. Sehingga menguragi konstipasi

( sulit buang air besar ) . Diet tinggi serat juga dimaksudkan untuk

merangsang gerakan peristaltik usus agar defekasi ( pembuangan tinja)

dapat berjalan normal. Kekurangan serat akan menyebabkan tinja

mengeras sehingga memerlukan kontraksi otot yang besar untuk

mengeluarkan atau perlu mengejan lebih kuat. Hal inilah yang sering

menyebabkan konstipasi .Oleh karena itu ,diperlukan konsumsi serat

yang cukup khususnya yang berasal dari buah dan sayur (Puspitasari ,

2006).

Mengkonsumsi sayuran dan buah –buahan yang sebaiknya

bervariasi sehingga diperoleh beragam sumber vitamin ataupun

mineral serta serat. Konsumsi sayur dan buah dalam bentuk lalapan

( mentah) dan dalam bentuk minuman yaitu dengan ekstrasi sayuran

yang ditambah dengan air tanpa gula dan tanpa garam (PGS 2014).

g. Kecukupan Konsumsi Buah dan Sayur yang Dianjurkan

Sejak tahun 1990, telah dicanangkan dalam Dietary for

Americans bahwa rekomendasi minimal untuk mengonsumsi buah

adalah 2 porsi/hari dan 3 porsi/hari untuk konsumsi sayur atau setara

dengan konsumsi buah dan sayur 5 porsi/hari. Menurut WHO/FAO

(2003), yang dimaksud dengan 1 porsi sayuradalah 1 mangkok sayur

segar atau ½ mangkok sayur masak dan 1 porsi buah adalah 1

potongan sedang atau 2 potongan kecil buah atau 1 mangkok buah

irisan Konsumsi buah dan sayur dianggap ‘cukup’ apabila asupan


buah dan sayur 5 porsi atau lebih per hari. Sedangkan yang dianggap

‘kurang’ apabila asupan buah dan sayur kurang dari 5 porsi sehari.

Di Indonesia, konsumsi buah yang dianjurkan yaitu sebanyak 200-300

gram atau 2-3 potong sehari berupa papaya atau buah lain sedangkan

porsi sayuran dalam bentuk tercampur seperti sayuran daun, kacang-

kacangan dan sayuranberwarna jingga yang dianjurkan sebanyak 150-

200 gram atau 1 ½ - 2 mangkok sehari (Almatsier, 2009).

Konsumsi buah dan sayur harus cukup, tidak boleh kurang

ataupunberlebihan sebab jika kekurangan ataupun kelebihan depat

menimbulkan efek negatif bagi tubuh. Kekurangan buah dan sayur

dapat menyebabkan tubuhkekurangan zat-zat gizi seperti vitamin dan

mineral yang sangat bermanfaat dan dibutuhkan tubuh. Sedangkan

kelebihan buah dan sayur dapat berakibatmembebani kerja dan fungsi

ginjal. Walaupun vitamin dan mineral diperlukantubuh, tetapi jika

ginjal tidak mampu mencerna akibat asupan yang berlebihandapat

menyebabkan seseorang terkena gagal ginjal (Khomsan, 2008).

Di Indonesia, konsumsi buah yang dianjurkan yaitu sebanyak

200-300 gram atau 2-3 potong sehari berupa papaya atau buah lain

sedangkan porsi sayuran dalam bentuk tercampur seperti sayuran

daun, kacang-kacangan dan sayuranberwarna jingga yang dianjurkan

sebanyak 150-200 gram atau 1 ½ - 2 mangkok sehari (Almatsier,

2009).
Konsumsi buah dan sayur harus cukup, tidak boleh kurang

ataupunberlebihan sebab jika kekurangan ataupun kelebihan depat

menimbulkan efek negatif bagi tubuh. Kekurangan buah dan sayur

dapat menyebabkan tubuhkekurangan zat-zat gizi seperti vitamin dan

mineral yang sangat bermanfaat dan dibutuhkan tubuh. Sedangkan

kelebihan buah dan sayur dapat berakibatmembebani kerja dan fungsi

ginjal. Walaupun vitamin dan mineral diperlukantubuh, tetapi jika

ginjal tidak mampu mencerna akibat asupan yang berlebihandapat

menyebabkan seseorang terkena gagal ginjal (Khomsan, 2008).


D. Kerang Teori

Faktor – faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur makan

peneliti menyusun kerangka teori seperti dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Faktor Predisposisi

1. umur
2. Jenis Kelamin

3. Pendidikan Anak

4. Pengetahuan Gizi Anak

Faktor pemungkin

1.Ketersediaan buah dan


sayur Konsumsi Buah dan
Sayur pada Anak SD
2. Media Masa / iklan

3. Pola Konsumsi
Faktor pengantar

1. Pengetahuan Gizi Ibu

2. pendidikan Ibu

3. Pekerjaan Ibu

4. Pendapatan Perkapital

5. Jumlah Anggota
Keluarga

6. Pengaruh Teman
Sebaya

Sumber : Nototmodjo (2010)


E. Kerangka Konsep

Pengetahuan
Konsumsi Sayur
dan Buah pada
Anak SD
Pola Komsumsi

a. Frekuensi
b. Jenis
c. jumlah

Keteranga :

Variabel yang diteliti :

Variabel yang tidak diteliti :

Variable Bebas :

Variable Terikat :
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan


pendekatan survey yang bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan
Pola Konsumsi Sayur dan Buah pada Anak SDN 19 Mandonga

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan bulan Januari tahun 2019 di SD 19

Mandonga.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian siswa Kelas 4, 5 dan 6 yang berada di SD Negeri

19 Mandongga yang tercatat sebagai Siswa yang berjumlah … Siswa.

2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV, V DAN VI di
SDN 19 Mandongan Kota Kendari yang berjumlah 214 orang , Sedangkan
kelas I , II dan III tidak dimasukkan sebagai sampel karena belum mampu
diajak berkomunikasi dengan baik
a. Tehnik sampling
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu
acak bertingkat proporsional , ( proporsional stratified random
sampling).
b. Besar sampel
Besar sampel minimum ditentukan dengan menggunakan rumus
lemeshow (1997) yaitu sebagai berikut:
2
α ¿¿
n=Z 1 P ¿
2

Ket :
n = Besar sampel
N = Jumlah Populasi

P = Perkiraan variable yang trliti (0,5) 1- P (0,5)


² = Derajat ketelitian ( 0,10)
Penghitungan :
−b ± √ b2 −4 ac
n=
2a

( 1.96 )2 × 0.5 ( 1−0.5 ) 214


n= 2
( 0.10 ) ( 214−1 )+ ¿¿

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data


1. Data Primer
a) Data karakteristik siswa / siswi yang meliputi nama, umur, kelas, jenis
kelamin, melakukan wawancara menggunakan kuisioner.
b) Data pengetahun tentang sayur dan bauh kuesioner metode frekuensi
makan atau SQ-FFQ (Semi Quantitatif Food Frequency Questionnaire)
. Pengumpulan data dilakukan penelitian dengan cara menayakan
kepada sampel yang terdapat dalam lembaran kuesioner yang terdiri
atas pertanyaan mengenai Frekuensi , jumlah dan jenis konsumsi sayur
dan buah ditanyakan dengan mengunakan bantuan media alat bantu
yaitu buku foto.
c) Data pola konsumsi sayur dan buah diperoleh melalui semi FFQ ,
wawancara dengan menggunakan kuesioner dan buku foto bahan
makanan.

2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari sekolah melalui bagian tata usaha
mngenai gambaran umum sekolah yang diperoleh dari dokumentasi di
SDN 19 Mandonga.
E. Pengolahan Data
1. Pengolahan Data
a. pengetahuan dalam mengonsumsi sayur dan buah
Data pengetahuan diolah berdasarkan jawaban dari responden
tentang pengatahuan dalaam mengonsumsi sayur dan buah selama 1
bulan terakhir . Selanjunya konsumsi diolah menggunakan kriteria
objektif.
b. Jenis sayur dan buah yang dikonsumsi dalam gr per hari
Data ini diolah dengan menghitung hasil dari jenis sayur dan buah
yang dimakan selama 1 bulan terakhir yang diperoleh dari data
pengetahuan makan atau SQ-FFQ (semi Quantitatif Food Frequency
Questionnaire ) kemudian dibandingkan dengan kriteria objektif.
c. Jumlah sayur dan buah yang dikonsumsi gr per hari
Data ini diolah dengan menghitung hasil konsumsi jumlah sayur
dan buah yang dimakan selama 1 bulan terakhir yang diperoleh dari
data pengetahuan makan atau SQ-FFQ (semi Quantitatif Food
Frequency Questionnaire ) kemudian dibandingkan dengan kriteria
objektif.
F. Analisis Data

Analisis data yang digunakan yaitu Analisis Univariat. Analisis ini di

gunakan untuk mendeskripsikan variable penelitian yang di sajikan dalam


distribusi frekuensi dalam bentuk persentase dari tiap variable

( Notoadmojo,2005 ) dalam ( Saleha, 2016).

G. Pengkajian Data

Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk table dan narasi untuk

meliaht distribusi frekuensi variable penelitian.

H. Definisi Operasional

1. Pengetahuan

Pengatahuan Anak SDN 19 Mandonga yang berkaitan tentang konsumsi

sayur dan buah . pengetahuan di kategorikan

 Kurang = <60 %

 Baik = ≥ 60 % ( Dewi Lestari, 2012)

2. Pola konsumsi

Pola konsumsi sayur dan buah adalah informasi yang memberikan

gambaran mengenai frekuensi ,jenis dan jumlah sayuran dan buah yang

dimakan tiap harinya.(De Wijn , 1997).

a) Frekuensi pola konsumsi sayur dan buah adalah berapa kali buah dan

sayur yang dikonsumsi Anak SDN 19 Mandonga. Frekuensi konsumsi

buah dan sayur dikategorikan ( Kemenkes,2014).

1) Data frekuensi mengkonsumsi sayur dikategorikan:

 Sering : bila konsumsi sayur 5 kali per minggu


 Jarang : bila konsumsi sayur < 5 kali per minggu

2) Data frekuensi mengkonsumsi buah dikategorikan:

 Sering : bila konsumsi sayur 5 kali per minggu

 Jarang : bila konsumsi sayur < 5 kali per minggu

b. Jenis sayur dan buah yang dikonsumsi dalam sehari oleh siswa SDN 19

Mandonga. Jenis sayur dan buah yang dikomsumsi di kategorikan

( Kemenkes, 2014).

1. Kriteria sayur

 Baik : 2 – 3 jenis per hari

 Kurang : < 1 jenis per hari

2. Kriteria buah

 Baik : 2 jenis per hari

 Kurang : < 2 jenis per hari

c. Jumlah konsumsi sayur dan buah adalah banyaknya sayur dan buah

yang dikomsumsi oleh siswa SDN 19 Mandongga. Jumlah sayur dan

buah yang dikomsumsi dalam gr perhari dikategorikan (PGS, 2014)

1. Sayur

a) Cukup : ≥ 250 gr sehari

b) Kurang : < 250 gr sehari

2. Buah

a) Cukup : ≥ 150 gr sehari


b) Kurang : < 150 gr sehari

Anda mungkin juga menyukai