Anda di halaman 1dari 16

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

EMI DELITA TAEK

1707010171

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN


MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan manusia, kesehatan menjadi hal


penting yang dibutuhkan agar dapat terus melanjutkan
hidupnya. Oleh karena itu, setiap orang berupaya untuk
tetap menjaga kesehatan dan mendapatkan pengobatan
yang layak atas setiap penyakitnya. Tidak jarang orang
yang mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya karena
faktor biaya. Oleh karena itu ada upaya langsung dari
pemerintah agar masyarakatnya mendapat jaminan
kesehatan. Pemerintah sudah melakuan tindakan dari
tahun ke tahun agar masyarakat kurang mampu tetap bisa
mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak.

Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 telah


melaksanakan program jaminan kesehatan sosial, yang
telah mengalami perubahan seiring dengan waktu.
Awalnya dikenal dengan nama program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat
Miskin/JPKMM, atau lebih populer dengan nama
program Askeskin (Asuransi Kesehatan Bagi Masyarakat
Miskin). Kemudian sejak tahun 2008 sampai dengan
sekarang ia berubah nama menjadi program Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). JPKMM/Askeskin
maupun Jamkesmas, kesemuanya memiliki tujuan yang
sama, yaitu melaksanakan penjaminan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat miskin dan tidak mampu,
dengan menggunakan prinsip asuransi kesehatan sosial.
UUD 1945 mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan
bagi masyarakat, khususnya yang miskin dan tidak
mampu, adalah tanggung jawab pemerintah pusat dan
daerah.

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat 1


menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.1 Perubahan UUD
1945 Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa negara
mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Untuk itu, UU tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) atau UU Nomor 40 Tahun 2004
turut menegaskan bahwa jaminan kesehatan merupakan
salah satu bentuk perlindungan sosial. Pada hakekatnya
jaminan kesehatan bertujuan untuk menjamin seluruh
rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup
secara layak. Selanjutnya pada pasal 3, jelas tertulis
bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan
umum yang layak.

Oleh karena itu, di awal tahun 2015 tepatnya 1


Januari 2014 pemerintah dalam Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan melaksanakan
kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional. Sistem jaminan
nasional merupakan program dari negara Indonesia yang
mempunyai tujuan untuk memberikan kepastian
perlindungan serta kesejahteraan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan sistem
jaminan nasional tersebut maka perlu dibentuk badan
penyelenggara yang berbentuk badan hukum berdasarkan
prinsip kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehati-
hatian, akuntabilitas, portabilitas, kepesertaan bersifat
wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaa dana jaminan
sosial seluruhnya untuk pengembangan program dan
untuk sebesar besarnya kepentingan peserta.
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN JKN

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan


bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang
diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme
asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib
(mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang
layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.

Jaminan Kesehatan (JKN) adalah program


jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional
berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas
dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.

B. TUJUAN JKN

Tujuan penyelenggaraan JKN adalah menjamin


peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasa
kesehatan. (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 19 Ayat 2).
Tujuan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
bertujuan agar semua penduduk terlindungi dalam sistem
asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak, dalam
rangka:

1. Memberikan kemudahan dan akses pelayanan


kesehatan kepada peserta di seluruh jaringan
fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
2. Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan
kepada peserta secara menyeluruh, terstandar,
dengan sistem pengelolaan yang terkendali mutu
dan biaya.
3. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang
transparan dan akuntabel.

C. DASAR HUKUM TUJUAN JKN

Dasar hukum Jaminan Kesehatan, tercantum dalam


Undang-Undang Tahun 1945 Pasal 28 H yaitu :

1. setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan


batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
2. setiap orang berhak mendapat kemudahan dan
perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan
dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan dan keadilan.
3. setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara
utuh sebagai manusia yang bermanfaat.

Atas dasar itu, maka diterbitkan Undang-Undang No.


40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
yang salah satu programnya adalah JKN, yang
pelaksanaannya diselenggarakan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Terbitnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004


tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
mengamanatkan bahwa setiap orang atau warga negara
berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi
kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan
martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia
yang sejahtera, adil dan makmur. Program jaminan sosial
menurut Undang-Undang tersebut meliputi: jaminan
kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua,
jaminan pensiun dan jaminan kematian.

Selanjutnya, dasar hukum adanya Jaminan Kesehatan


juga tertuang dalam Undang-Undang Tahun 1945 Pasal
34 yaitu :

1. fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara


oleh Negara.
2. negara mengembangkan sistem jaminan sosial
bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan
3. negara bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak.

D. ROADMAP PERKEMBANGAN JKN MENUJU


UCH

Pada tahun 1999 UUD 1945 diamendemen dengan


memasukan hak jaminan sosial bagi seluruh rakyat (pasal
28H) dan pada tahun 2002 dalam amandemen keempat
UUD45 Negara diperintahkan untuk mengembangkan
sistem jaminan sosial untuk seluruh rakyat.
Tahun 2004 lahirlah Undang-undang Nomor 40
Tahun2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN). Tujuh tahun kemudian, lahirlah Undang-Undang
No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial yang antara lain menetapkan PT (Persero)
Asuransi Kesehatan Indonesia berubah menjadi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada
tanggal 1 Januari 2014. Dengan penetapan BPJS
Kesehatan, maka Indonesia memasuki era baru dimana
akan terbentuk sebuah sistem pembayar tunggal (single
payer system) layanan medis untuk seluruh penduduk.
Sistem ini merupakan sistem yang berkeadilan untuk
seluruh rakyat sekaligus yang mampu mengendalikan
belanja biaya kesehatan.Sebuah sistem besar perlu
dipahami oleh semua pemangku kepentingan dan
dijalankan dalam satu arah upaya yang sinkron agar
tujuan akhir sistem jaminan kesehatan dalam UU
SJSN,atau Sistem Jaminan Kesehatan Nasional, dapat
dicapai dalam waktu yang diharapkan. Untuk itu, perlu
disusun peta jalan (roadmap) yang akan menjadi
pegangan bagi semua pemangku kepentingan.
Tujuan disusunnya peta jalan ini adalah untuk
memberikan arah dan langkah-langkah yang perlu
dilakukan secara sistematis, konsisten, koheren, terpadu
dan terukur dari waktu ke waktu dalam rangka :
1. Mempersiapkan beroperasinya BPJS Kesehatan
pada 1 Januari 2014.
2. Terwujud sebuah Sistem Jaminan Kesehatan
Nasional (INA-Medicare) bagi seluruh penduduk
Indonesia.
3. Terselenggaranya Jaminan Kesehatan sesuai
dengan ketentuan UU No 40 Tahun 2004 tentang
SJSN dan UU No 24/2011 tentang BPJS berikut
peraturan pelaksananya.
Peta jalan ini merupakan pegangan bagi semua
pihak untuk memahami dan mempersiapkan diri
berperan aktif mempersiapkan beroperasinya BPJS
Kesehatan pada 1 Januari2014 dan mencapai cakupan
universal satu Jaminan Kesehatan untuk seluruh
penduduk Indonesia pada Tahun 2019. Untuk
itu, dirumuskan sasaran yang akan dicapai pada tahun
2014 dan sasaran yang akan dicapai pada tahun 2019

E. PREMI/IURAN DALAM KEBIJAKAN JKN

Dilansir dari situs BPJS Kesehatan, berikut rincian


premi yang berlaku saat ini:
1. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang
bekerja pada Lembaga Pemerintahan terdiri dari
Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota
Polri, pejabat negara, dan pegawai pemerintah
non pegawai negeri sebesar 5 persen dari gaji per
bulan dengan ketentuan 3 persen dibayar pemberi
kerja, dan 2 persen dibayar peserta.
2. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang
bekerja di BUMN, BUMD, dan Swasta juga
sebesar lima persen dari gaji per bulan dengan
ketentuan 4 persen dibayar pemberi kerja dan 1
persen dibayar peserta. Baca juga: Rencana
Pemerintah Tutup Defisit BPJS, dari Wacana
Kenaikan Premi hingga Pelibatan Pemda.
3. Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima
Upah yang terdiri dari anak keempat dan
seterusnya, ayah, ibu, dan mertua, besaran
iurannya sebesar 1 persen dari gaji per orang per
bulan. Iuran ini ditanggung penuh oleh pekerja
penerima upah.
4. Iuran jaminan kesehatan bagi veteran, perintis
kemerdekaan, dan janda, duda, atau anak yatim
piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan,
iurannya ditetapkan sebesar 5 persen dari 45
persen gaji pokok PNS golongan ruang III/a
dengan masa kerja 14 tahun perbulan. Biaya ini
dibayarkan oleh pemerintah.
5. Bagi peserta mandiri yang termasuk peserta
bukan penerima upah memiliki iuran berbeda
tergantung kelasnya..
a. Perawatan Kelas III dikenakan iuran
sebesar Rp 25.000 per bulan.
b. Perawatan Kelas II dikenakan iuran
sebesar Rp 51.000 per bulan.
c. Perawatan Kelas I dikenakan iuran
sebesar Rp 80.000 per bulan.

F. MANFAAT KEBIJAKAN JKN

menjamin pelayanan kesehatan secara menyeluruh,


mulai dari peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
sakit (preventif), pengobatan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif), termasuk obat-
obatan dan bahan medis habis pakai. Prosedur pelayanan
diberlakukan dan peserta wajib (kuratif), dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif), termasuk obat-obatan dan bahan
medis habis pakai.mematuhinya.

Jaminan pelayanan kesehatan berlaku di seluruh


wilayah Indonesia dan pelayanan medis berlaku sama
untuk seluruh penduduk Indonesia. Khusus untuk
pelayanan rawat inap, terdapat perbedaan manfaat
akomodasi. Akomodasi dibedakan atas tiga kelas
perawatan (kelas 1, kelas 2, kelas 3) sesuai dengan besar
iuran JKN yang dibayarkan.
Di samping mengenali hak, peserta perlu mengenali
dan memahami kondisi dan kasus-kasus yang tidak
dijamin oleh JKN. JKN tidak menanggung pelayanan

di fasilitas kesehatan yang tidak berkontrak dengan BPJS


atau pelayanan tidak sesuai dengan prosedur.

Berbagai pelayanan lainnya tidak dijamin oleh


JKN, antara lain penyakit yang timbul akibat kelalaian
seperti ketergantungan obat/alkohol, sengaja menyakiti
diri sendiri, atau melakukan hobi berbahaya. Penyakit-
penyakit yang timbul akibat bencana atau kejadian luar
biasa tidak dijamin oleh JKN, melainkan menjadi
tanggung jawab pemerintah.

JKN tidak menanggung biaya pelayanan-


pelayanan yang tidak tergolong kebutuhan dasar
kesehatan, seperti pelayanan kosmetik dan estetik,
pelayanan ortodonsi, dan pelayanan infertilitas.
Pelayanan yang belum terbukti khasiatnya dan belum
dinyatakan efektif berdasarkan penilaian tekonologi
kesehatan juga dikecualikan dari manfaat JKN, antara
lain pengobatan komplementer, alternatif, tradisional dan
pelayanan medis yang masih dalam percobaan.

Pelayanan keluargaberencana ditanggung oleh


JKN, namun alat kontrasepsi tidak ditanggung.
Penyediaan alat kontrasepsi menjadi tanggung jawab
BKKBN. Kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul
akibat pekerjaan tidak ditanggung oleh JKN, melainkan
ditanggung oleh Program Jaminan Kecelakaan Kerja
Nasional. Sedangkan penyakit yang timbul akibat
kecelakaan lalu lintas ditanggung terlebih dahulu oleh
program jaminan kecelakaan lalu lintas wajib hingga
nilai pertanggungannya, selanjutnya JKN menanggung
sisa biayanya.

G. MANEJEMEN KEPESERTAAN JKN

Untuk mencapai jaminan kesehatan universal pada


tahun 2019, BPJS Kesehatan perlu melibatkan seluruh
masyarakat untuk menjadi peserta Jaminan Kesehatan
Nasional (NHI). Karena bertujuan untuk menganalisis
mekanisme peningkatan keanggotaan kelompok nelayan
non penerima iuran (Non PBI) di Jaminan Kesehatan
Nasional. Responden peserta NHI sebagai Non PBI
sebanyak 15 orang (9,6%). Minimnya peserta NHI
disebabkan oleh beberapa aspek seperti kesulitan
prosedur, tempat pendaftaran dan juga tempat
pembayaran premi. Ada juga anggapan bahwa masih ada
cost sharing bagi anggota NHI ketika mendapat
pelayanan dari pelayanan kesehatan. Pengetahuan
responden terkait prosedur pendaftaran adalah 47,8%,
dan informasi tentang sosialisasi NHI dari televisi
sebesar 62,8%. Peningkatan kepesertaan dapat dilakukan
dengan lebih sering melakukan sosialisasi program serta
mempermudah prosedur pendaftaran dan pembayaran
biaya.
Dalam rangka mencapai jaminan kesehatan
universal pada tahun 2019, Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan perlu melibatkan
semua kalangan untuk menjadi anggota. Minimnya
peserta BPJS Kesehatan disebabkan berbagai hal antara
lain prosedur dan tempat pendaftaran, pembayaran premi
yang masih menyulitkan, Serta anggapan masih ada
biaya tambahan pada pelayanan kesehatan bagi peserta
BPJS Kesehatan. Pengetahuan responden terkait
prosedur pendaftaran sebesar 47,8%, dan pengetahuan
tentang sosialisasi BPJS kesehatan didapatkan dari media
televisi sebesar 62,8%. Peningkatan kepesertaan BPJS
Kesehatan dapat dilakukan dengan cara sosialisasi BPJS
Kesehatan yang lebih sering serta cara pendaftaran dan
pembayaran premi yang lebih mudah.

KESJKN singkatan dari JAMINAN KESEHATAN


NASIONAL merupakan program jaminan kesehatan
yang diluncurkan pada tahun 2014 bersifat universal dan
menyeluruh.
KESIMPULAN

Jaminan Kesehatan Nasional adalah jaminan


berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan
kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh pemerintah.

Jaminan Kesehatan (JKN) adalah program


jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional
berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas
dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Dengan tujuan
memberikan kepastian jaminan kesehatan yang
menyeluruh untuk seluruh warga negara Indonesia agar
dapat hidup sehat, sejahtera dan produktif.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20131227/009480/dasar-hukum-jaminan-
kesehatan/
2. http://www.jkn.kemkes.go.id/faq.php
3. http://jkn.jamsosindonesia.com/home/cetak/8/Tujua
n%20JKN
4. https://lamongankab.go.id/dinkes/apa-itu-jaminan-
kesehatan-nasional-jkn/
5. https://www.djsn.go.id/draft-panduan/peta-jalan-
menuju-jaminan-kesehatan-nasional
6. http://www.jamsosindonesia.com/cetak/printout/50
4#:~:text=Kenali%20Manfaat%20JKN,dan%20bahan
%20medis%20habis%20pakai.

Anda mungkin juga menyukai