Anda di halaman 1dari 21

REFLEKSI KASUS APRIL 2017

BAYI PREMATUR & HIPOGLIKEMIA

Nama : Puspa Indah Kencanawati


NIM : N 111 16 108
Pembimbing : dr. Suldiah, Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PALU
2017
PENDAHULUAN

Bayi yang baru lahir ke dunia mengalami berbagai macam perubahan yang
didapatkan pada kondisi ektra-uterin. Perbedaan yang mencolok antara kondisi
rahim dan luar rahim membuat bayi harus berupaya keras beradaptasi terhadap hal
tersebut. Proses adaptasi ini akan menjadi lebih sulit pada bayi-bayi risiko tinggi,
yaitu bayi yang dilahirkan tanpa memperhatikan usia gestasi dan berat badan yang
memiliki kemungkinan lebih besar akan mengalami morbiditas dan mortalitas.
Salah satu klasifikasi bayi risiko tinggi adalah bayi prematur.1
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada umur kehamilan 20 minggu
hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Beberapa definisi bayi
prematur, antara lain :2
1) Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum waktunya, biasanya
bayi kurang dari 37 minggu dengan berat badan bayi prematur antara
1000-2500 gram (Supardan, 2001:26).
2) Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan pada minggu ke-37 usia
kehamilan (Glover,1995:17).
3) Bayi prematur atau berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi lahir
dengan berat badan kurang dari 2500 gram serta umur hamil kurang
dari 37 minggu (Manuaba, 1998:326).
Terdapat 3 (tiga) sub-kategori usia kelahiran prematur berdasarkan kategori
yang diklasifikasikan WHO, yaitu :2
1) Extremely preterm (< 28 minggu)
2) Very preterm (28 hingga < 32 minggu)
3) Moderate to late preterm (32 hingga < 37 minggu)
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007, jumlah
kematian neonatal (bayi umur 0-28 hari), tercatat 181 kasus. Kematian bayi
neonatal dini (0-6 hari) sebesar 78,5%. Proporsi terbesar disebabkan oleh
gangguan/kelainan pernafasan (respiratory disorders), selanjutnya urutan kedua
oleh prematuritas, dan ketiga disebabkan oleh sepsis. Proporsi bayi prematur yang
meninggal cukup tinggi (32,4%).3

1
Masalah yang paling sering terjadi pada bayi prematur disebabkan karena
immaturitas organ tubuh, sehingga berdampak pada kondisi fisiologis dan
biokimiawi tubuh yang menyebabkan gangguan, seperti hipoglikemia. Setiap
stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada karena meningkatkan
penggunaan cadangan glukosa, misalnya pada asfiksia, hipotermi, gangguan
pernafasan.
Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar glukosa darah < 45 mg/dL atau
(2.6 mmol/L). Hipoglikemia sering terjadi pada kelahiran prematur dengan
BBLR, karena cadangan glukosa yang rendah. Bayi prematur sangat rentan
mengalami hipoglikemia disebabkan karena mekanisme kontrol glukosa yang
masih immatur. Glukosa merupakan sumber kalori yang penting untuk ketahanan
hidup selama proses persalinan dan hari-hari pertama pasca-lahir. Setiap stress
yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada disebabkan karena
meningkatkan 30 penggunaan cadangan glukosa, misalnya pada asfiksia,
hipotermia, hipertermia dan gangguan pernapasan. Kondisi ini menjadi penyebab
ketergantungan pemberian glukosa dari luar, karenanya pemberian dekstrosa
melalui intravena merupakan suatu kebutuhan pada bayi prematur.4
Hipoglikemia adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat
menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksia otak. Bila tidak dikelola
dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat bahkan
sampai kematian.4

KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama : By. N. K
Tanggal Lahir : 17 April 2017 (Pukul 09.25 WITA)
2
Tanggal Masuk : 17 April 2017 (Pukul 09.55 WITA)
Jenis Kelamin : Laki-laki

ANAMNESIS
I. Riwayat Kelahiran :
Bayi laki-laki berusia 30 menit lahir, lahir spontan, LBK, air ketuban
jernih, bayi langsung menangis. Partus karena ketuban pecah dini. Estimasi
kehamilan 36 minggu, lahir langsung menangis, air ketuban jernih, Apgar
Score 7/8.

II. Riwayat Maternal :


Riwayat kehamilan ibu G1P0A0, usia ibu sewaktu mengandung
berumur 25 tahun. Riwayat pemeriksaan antenatal (+) sering diperiksa ke
bidan. Riwayat penyakit yang diderita ibu hipertensi (-) selama kehamilan,
riwayat penyakit diabetes melitus (-), dan riwayat konsumsi obat-obatan
saat hamil (-).

PEMERIKSAAN TANDA VITAL :


- Denyut Jantung : 130 x/menit
- Respirasi : 54 x/menit
- Suhu : 36,2 °C
- Capillary Refill Time : < 2 detik

PEMERIKSAAN FISIK :
 Berat Badan Lahir : 1700 gr
 Panjang Badan Lahir : 41 cm
 Lingkar Kepala : 30 cm
 Lingkar Dada : 32 cm
 Lingkar Perut : 31 cm
 Lingkar Lengan : 8 cm
 Sistem Neurologis : - Aktivitas bayi : kurang aktif
3
- Kesadaran : kompos mentis
- Fontanella : datar
- Sutura : belum menyatu
- Refleks terhadap cahaya : (+/+)
- Kejang : (-)

 Sistem Respirasi : - Sianosis (-)


- Retraksi (-)
- Nafas cuping hidung (-)
- Merintih (-)
- Apneu (-)
- Bunyi nafas : bronchovesikuler
- Bunyi nafas tambahan (-)

Downe’s Score : - Frekuensi nafas : 0


- Retraksi : 0
- Sianosis : 0
- Udara Masuk : 0
- Merintih : 0
Total : 0
Kesimpulan : Tidak ada gangguan napas

 Sistem Kardiovaskuler : - Bunyi jantung : S1-S2 regular murni


- Bising jantung (-)
 Sistem Hematologi : - Pucat (-)
- Ikterus (-)
 Sistem Gastrointestinal: - Kelainan dinding abdomen (-)
- Muntah (-),Diare (-)
- Umbilikus : bernanah (-), iritasi (-), edema (-)
 Sistem Genital : - Anus imperforata (-)
- (+)
 Pemeriksaan lain : - Ekstremitas : Akral hangat, lengkap
- Turgor : Baik
4
- Trauma Lahir :-
- Kelainan Kongenital : -

Ballard’s Score : Maturitas Neuromuskular Maturitas Fisik


- Sikap tubuh : 3 - Kulit : 2
- Persegi jendela : 3 - Lanugo : 2
- Recoil lengan : 2 - Permukaan Plantar :3
- Tanda selempang : 2 - Payudara : 2
- Sudut poplitea : 3 - Daun Telinga : 3
- Tumit ke telinga : 2 - Kelamin : 1
Total : 28
Estimasi Minggu Kehamilan : 34 – 36 minggu
Estimasi usia kehamilan menurut kurva

Lubscencho : Bayi Kurang Bulan (KMK)

RESUME :

5
Bayi laki-laki berusia 30 menit lahir, lahir spontan, LBK, air ketuban jernih,
bayi langsung menangis. Partus karena ketuban pecah dini. Estimasi kehamilan 36
minggu, lahir langsung menangis, air ketuban jernih, Apgar Score 7/8.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan denyut jantung 130 x/menit, respirasi 54
x/menit, suhu 36,2°C, Capillary Refill Time : < 2 detik. Berat badan lahir 1700
gram. Skor Downe : 0 (tidak ada gangguan napas). Skor Ballard 28 dengan
estimasi minggu kehamilan : 34-36 minggu. Estimasi usia kehamilan berdasarkan
Kurva Lubscenco : Bayi Kurang Bulan – Kecil untuk Masa Kehamilan.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM :

 Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS)

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM :

 GDS : 32 mg/dL

DIAGNOSIS : Bayi premature (KMK) + Hipoglikemia

ANJURAN PEMERIKSAAN : - Pemeriksaan Darah Rutin

- Pemeriksaan GDS setelah 1 jam

TERAPI :
 Injeksi K1 1 mg IM
 Gentamicin tetes mata
 Injeksi HBO 0,5 mL IM
 Rawat Inkubator pada suhu 35oC
 IVFD Dextrose 10% 8 tpm (mikro)
 Bolus Dextrosa 10% 3,4 mg selama 5 menit
 ASI/PASI 10 cc/2 jam

Kebutuhan bayi prematur hari ke-1 dengan BB 1700 gram

= 120 x 1,7 = 204 mg/hari : 24 jam = 8 tetes/menit.

6
GIR (Glucose Infusion Rate)

GIR = Kecepatan cairan (cc/jam) x konsentrasi Dextrose (%)

                                                               6 x berat (Kg)

= 8 mg/jam x 10%
6 x 1,7 kg

= 7,8 mg/kgBB/jam

FOLLOW UP
Tanggal 18 April 2017
Subject Aktivitas bayi tampak aktif, menangis (+), gangguan napas (-),

sianosis(-), ikterus (-)


Object Keadaan umum : bayi tampak aktif
HR : 140 x/menit, RR : 48 x/menit, T : 36,6 °C, CRT: < 2 detik
Berat badan : 1700 gram
- Sistem neurologis: aktivitas aktif, refleks (+), tonus otot
normal, kejang (-).
- Status kardiovaskular : BJ S1 dan S2 murni reguler, HR: 140
x/menit, CRT < 2 detik.
- Status respiratorius: RR : 48 x/m, sianosis (-), retraksi dada (-).
Downe Score : 0 (Tidak ada gangguan napas).
- Status hematologis : anemia (-), ikterik (-).
- Status gastrointestinal : tampak datar, peristaltik (+).
- Mic (+), Mec (+).
- Hasil Pemeriksaan Darah Rutin dan GDS
WBC 10,47 x 103/Ul 5 - 10/uL
RBC 4,89 x 106/uL 3,6 – 6,5 x 106/uL
HGB 17,6 g/dL 12 – 18 g/dL
HCT 48,9 % 35 – 52 %
PLT 114 x 103/uL 150 – 450 x 103/uL
GDS1 54 mg/dL >45 mg/dL

7
GDS2 62 mg/dL >45 mg/dL
GDS3 74 mg/dL >45 mg/dL
cAssesment Bayi Prematur (KMK)
Plan  IVFD Dextrosa 10% 8 tpm (mikro)
 ASI/PASI 13cc/2jam
 PMK Intermitten
 Observasi TTV/jam
Kebutuhan bayi prematur hari ke-2 dengan BB 1700 gram
= 120 x 1,7 = 204 mg/hari : 24 jam = 8 tetes/menit.
GIR (Glucose Infusion Rate)
GIR = Kecepatan cairan (cc/jam) x konsentrasi Dextrose (%)
                                                               6 x berat (Kg)

= 8 mg/jam x 10%
6 x 1,7 kg

= 7,8 mg/kgBB/jam

Tanggal 19 Maret 2017

Subject Aktivitas: bayi tampak aktif (+), reflex (+) gangguan napas (-),

sianosis(-), ikterus (-)


Object Keadaan umum : bayi tampak aktif
HR : 124 x/menit; RR : 36 x/menit; T : 36,4°C; CRT: < 2 detik
Berat badan: 1700 gram
- Sistem neurologis: aktivitas aktif, refleks (+), tonus otot
normal, kejang (-).
- Status kardiovaskular: BJ S1 dan S2 murni reguler, HR: 134
x/m, CRT < 2 detik.
- Status respiratorius: RR : 36 x/m, sianosis (-), retraksi dada (-).
Downe Score : 0 (tidak ada gangguan napas).
- Status hematologis: anemia (-), ikterik (-).
- Status gastrointestinal: tampak datar, peristaltik (+).
8
- Mic (+), Mec (+).
Assesment Bayi Prematur (KMK)
Plan  IVFD Dextrosa 10% 6 tpm (mikro)
 PMK Intermitten
 ASI PASI 20cc/2jam
 Observasi TTV/jam
Kebutuhan bayi prematur hari ke-3 dengan BB 1700 gram
120 x 1,7 = 204 mg/hari : 24 jam = 8 tetes/menit.

GIR (Glucose Infusion Rate)


GIR = Kecepatan cairan (cc/jam) x konsentrasi Dextrose (%)
                                                               6 x berat (Kg)

= 8 mg/jam x 10%
6 x 1,7 kg

= 7,8 mg/kgBB/jam

9
DISKUSI

Bayi prematur dapat disebabkan oleh beberapa faktor, berikut adalah


beberapa faktor penyebab bayi prematur :1
1) Faktor ibu
 Gizi saat hamil yang kurang;
 Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun;
 Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat;
 Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh
darah (perokok);
 Faktor pekerja yang terlalu berat.
2) Faktor kehamilan
 Hamil dengan hidromnion;
 Hamil ganda;
 Perdarahan antepartum;
 Komplikasi hamil : pre-eklampsia/eklampsia, ketuban pecah
dini;
3) Faktor janin
 Cacat bawaan;
 Infeksi dalam rahim.
4) Keadaan sosial ekonomi rendah
Perlu dipahami bahwa alat tubuh bayi prematur belum
berfungsi seperti bayi matur. Oleh sebab itu, ia mengalami lebih
banyak kesulitan untuk hidup di luar uterus ibunya. Makin pendek

10
masa kehamilannya makin kurang pertumbuhan alat-alat dalam
tubuhnya, dengan akibat makin mudahnya terjadi komplikasi dan
makin tinggi angka kematiannya. Dalam hubungan ini sebagian
besar kematian perinatal terjadi pada bayi prematur

Berdasarkan dengan kurang sempurnannya alat-alat dalam tubuhnya baik


anatomi maupun fisiologik maka mudah timbul beberapa kelainan diantaranya :1
1) Suhu tubuh;

2) Gangguan pernafasan;

3) Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi;

4) Hepar yang belum matang (immature), akan mudah menimbulkan


gangguan pemecahan bilirubin, sehingga mudah terjadi
hiperbilirubinemia (kuning) sampai ikterus;

5) Ginjal masih belum matang (immature), sehingga kemampuan mengatur


pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna sehingga
mudah terjadi oedema;

6) Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh (fragile),


kekurangan faktor pembukuan, seperti protrombin, faktor vitamin K, dan
faktor Christmas;

7) Gangguan monologik, yaitu daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang


karena rendahnya kadar IgE. Bayi prematur relatif belum sanggup
membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap
peradangan masih belum baik;

8) Perdarahan intraventrikuler, lebih dari 50% bayi prematur menderita


perdarahan intraventrikuler. Hal ini disebabkan karena bayi prematur
sering menderita apnea, asfiksia berat, dan sindroma gangguan
pernafasan.

11
Pada kasus ini, pasien By. N. K merupakan bayi prematur dimana
Skor Ballard yang didapatkan adalah 28, artinya estimasi kehamilan 34-36
minggu.

12
Estimasi usia kehamilan menurut Kurva Lubscencho adalah Bayi
Kurang Bulan (KMK).

13
Masalah yang paling sering terjadi pada bayi prematur disebabkan karena
immaturitas organ tubuh, sehingga berdampak pada kondisi fisiologis dan
biokimiawi tubuh yang menyebabkan gangguan, seperti hipoglikemia. Beberapa
penyebab hipoglikemia :2
1) Berkurangnya simpanan glukosa dan menurunnya produksi glukosa.
Neonatus yang berisiko seperti :
 Kurang masa Kehamilan (KMK);
 BKB (prematur) atau BLB;
 Penundaan pemberian asupan/puasa
 Asfiksia perinatal;
 Hipotermia atau stres dingin;

2) Meningkatnya pemakaian glukosa (hiperinsulinisme). Neonatus yang


berisiko :
 Ibu dengan diabetik (IDM);
 Polisitemia;
 Eritroblastosis.
3) Kedua mekanisme yang telah disebutkan diatas.
4) Lain-lain :
 Insufisiensi adrenal;
 Sepsis;
 Penyakit penyimpanan glikogen (glycogen storage diseases);
 Transfusi tukar;
 Penyakit jantung kongenital – hipopituitarisme kongenital;
 Obat untuk ibu : steroid, beta bloker.

Serum glukosa pada neonatus menurun segera setelah lahir sampai 1-3 hari
pertama kehidupan. Pada bayi aterm yang sehat, serum glukosa jarang berada di

14
bawah nilai 35 mg/dL dalam 1-3 jam pertama kehidupan, di bawah 40
mg/dL dalam 3-24 jam, dan kurang dari 45 mg/dL (2.5 mmol/L) setelah 24 jam.5
Hipoglikemia pada neonatus didefinisikan sebagai kondisi dimana kadar
glukosa plasma di bawah 30 mg/dL (1.65 mmol/L) dalam 24 jam pertama
kehidupan dan kurang dari 45 mg/dL (2.5 mmol/L) setelahnya. Konsentrasi < 45
mg/dL didefinisikan sebagai hipoglikemia. Terdapat dua kelompok neonatus
dengan risiko tinggi mengalami hipoglikemia, yaitu bayi lahir dari ibu diabetik
(IDM) dan bayi IUGR.5
Tanda klinis hipoglikemia pada neonatus :4
 Neonatus bisa menunjukkan gejala atau tidak;
 Kecurigaan tinggi harus selalu diterapkan, dan selalu antisipasi
hipoglikemia pada neonatus dengan faktor risiko.
 Tanda klinis :
 Tidak tenang, gerakan tidak beraturan (jittering)
 Sianosis
 Apnea
 Kejang atau tremor
 Letargi atau sulit menyusui
 Tangis lemah atau melengking.

Diagnosis hipoglikemia pada neonatus :


1) Untuk mencegah abnormalitas perkembangan saraf, maka identifikasi
dan pengobatan tepat waktu untuk hipoglikemia adalah sangat penting.
2) Pemantauan glukosa di tempat tidur adalah tindakan tepat untuk
penapisan dan deteksi awal.
3) Hipoglikrmia harus dikonfirmasi oleh laboratorium.

Tata laksana pemberian ASI pada bayi hipoglikemia :3


a) Asimtomatik (tanpa manifestasi klinis)
1. Pemberian ASI sedini mungkin dan sering akan menstabilkan kadar glukosa
darah. Teruskan menyusui bayi (kira-kira setiap 1-2 jam) atau beri 3-10 ml
15
ASI perah tiap kg berat badan bayi, atau berikan suplementasi (ASI donor
atau susu formula);
2. Periksa ulang kadar glukosa darah sebelum pemberian minum berikutnya
sampai kadarnya normal dan stabil;
3. Jika bayi tidak bisa menghisap atau tidak bisa mentoleransi asupannya,
hindari pemaksaan pemberian minum, dan mulailah pemberian glukosa intra
vena. Pada beberapa bayi yang tidak normal, diperlukan pemeriksaan yang
seksama dan lakukan evaluasi untuk mendapatkan terapi yang intensif;
4. Jika kadar glukosa tetap rendah meskipun sudah diberi minum, mulailah
terapi glukosa intra vena dan sesuaikan dengan kadar glukosa darah;
5. ASI diteruskan selama terapi glukosa intra vena. Turunkan jumlah dan
konsentrasi glukosa intra vena sesuai dengan kadar glukosa darah;
6. Catat manifestasi klinis, pemeriksaan fisis, kadar skrining glukosa darah,
konfirmasi laboratorium, terapi dan perubahan kondisi klinik bayi (misalnya
respon dari terapi yang diberikan).
b) Simtomatik dengan manifestasi klinis atau kadar glukosa plasma < 20-25
mg/dL atau < 1,1 - 1,4 mmol/L
1. Berikan glukosa 200 mg tiap kilogram berat badan atau 2 mL tiap
kilogram berat badan cairan dekstrosa 10%. Lanjutkan terus pemberian
glukosa 10% intra vena dengan kecepatan (glucose infusion rate atau GIR)
6-8 mg tiap kilogram berat badan tiap menit
2. Koreksi hipoglikemia yang ekstrim atau simtomatik, tidak boleh diberikan
melalui oral atau pipa orogastrik.
3. Pertahankan kadar glukosa bayi yang simtomatik pada >45 mg/dL atau
>2.5 mmol/L.
4. Sesuaikan pemberian glukosa intravena dengan kadar glukosa darah yang
didapat.
5. Dukung pemberian ASI sesering mungkin setelah manifestasi
hipoglikemia menghilang.
6. Pantau kadar glukosa darah sebelum pemberian minum dan saat
penurunan pemberian glukosa intra vena secara bertahap (weaning),
16
sampai kadar glukosa darah stabil pada saat tidak mendapat cairan glukosa
intra vena. Kadang diperlukan waktu 24-48 jam untuk mencegah
hipoglikemia berulang.
7. Lakukan pencatatan manifasi klinis, pemeriksaan fisis, kadar skrining
glukosa darah, konfirmasi laboratorium, terapi dan perubahan kondisi
klinik (misal respon dari terapi yang diberikan).
Sampai saat ini mortalitas dan morbiditas neonatus pada bayi prematur masih
sangat tinggi. Usia gestasi merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan
kematian bayi. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ pada bayi prematur,
seperti paru-paru, otak, dan dan gastrointestinal. Dengan tingkat kematangan
tumbuh yang belum sempurna, bayi prematur berisiko tinggi terhadap penyakit
infeksi karena daya tahan tubuh bayi terhadap infeksi berkurang, antibodi belum
terbentuk sempurna, daya fagositosis dan reaksi terhadap peradangan belum
berjalan dengan baik.
Kelahiran prematur bisa disebabkan karena adanya masalah kesehatan pada
ibu hamil maupun pada janin itu sendiri yang merupakan faktor risiko terjadinya
kelahiran bayi prematur. Bayi prematur dapat disebabkan oleh ibu hamil yang
kurang gizi, anemia, umur kehamilan terlalu muda atau terlalu tua diatas 35 tahun,
dan penyakit penyerta kehamilan.
Pada By. N. K ini, prematur disebabkan karena ketuban pecah dini. Ketuban
pecah dini adalah pecahnya kulit ketuban sebelum persalinan, sedangkan
pecahnya kulit ketuban pada usia kehamilan <37 minggu disebut ketuban pecah
dini kehamilan prematur. Ketuban pecah selama persalinan secara umum
disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang, keseimbangan sintesis
dan degradasi ekstraseluler matriks, perubahan struktur, jumlah sel, dan
katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas kolagen berubah.
Pecahnya selaput ketuban yang berfungsi melindungi atau menjadi pembatas
dunia luar dan ruangan dalam rahim pecah dan mengeluarkan air ketuban
menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan dalam rahim
yang memudahkan terjadinya infeksi asenden. Semakin lama periode laten maka
semakin besar kemungkinan infeksi dalam rahim dan persalinan prematur.
17
1) BBLR
Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir.
Rerata bayi normal (usia gestasi 37 sampai dengan 41 minggu) adalah 2500-
4000 gram.
Berat badan lahir rendah (BBLR) telah didefinisikan oleh WHO sebagai
berat saat lahir kurang dari 2500 gram. Bayi BBLR dapat dibagi menjadi 2
golongan, yaitu :
a) Prematur murni adalah adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari
37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk
masa kehamilan, atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai masa
kehamilan.
b) Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
sesungguhnya untuk masa kehamilan. Hal ini dikarenakan janin
mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi
yang kecil untuk masa kehamilan.
Pada By. N. K estimasi minggu kehamilan menurut Skor Ballard 34-36
minggu dan estimasi usia kehamilan menurut Kurva Lubscencho Bayi Kurang
Bulan (Kecil untuk Masa Kehamilan). Artinya, By. N. K termasuk bayi BBLR
yang dismaturitas. Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
sesungguhnya untuk masa kehamilan. Hal ini dikarenakan janin mengalami
gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk
masa kehamilan. Hal ini juga yang berisiko tinggi mengakibatkan kematian pada
bayi.
2) Hipoglikemia
By. N. K juga mengalami hipoglikemia dimana hasil pemeriksaan
laboratorium beberapa menit setelah lahir 32 mg/dL. Kemudian diberikan
terapi dextrosa melalui intravena. Kondisi ini menjadi penyebab
ketergantungan pemberian glukosa dari luar, karenanya pemberian dekstrosa
melalui intravena merupakan suatu kebutuhan pada bayi prematur.

18
Bayi prematur memiliki sistem tubuh bayi yang immatur dan cadangan
nutrisi yang kurang sehingga berisiko terhadap terjadinya komplikasi
kelahiran.
Hipoglikemia adalah keadaan hasil pengukuran kadar glukosa darah
kurang dari 45 mg/dL (2.6 mmol/L). Hipoglikemia sering terjadi pada
kelahiran prematur dengan BBLR, karena cadangan glukosa yang rendah.
Bayi prematur sangat rentan mengalami hipoglikemia disebabkan karena
mekanisme kontrol glukosa yang masih immatur. Glukosa merupakan sumber
kalori yang penting untuk ketahanan hidup selama proses persalinan dan hari-
hari pertama pasca lahir.
Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada
disebabkan karena meningkatkan penggunaan cadangan glukosa, misalnya
pada asfiksia, hipotermi, hipertermia dan gangguan pernapasan. Kondisi ini
menjadi penyebab ketergantungan pemberian glukosa dari luar, karenanya
pemberian dekstrosa melalui intravena merupakan suatu kebutuhan pada bayi
prematur.
Hipoglikemia adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat
menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksia otak. Bila tidak
dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat
bahkan sampai kematian.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Cranmer, H. 2013. Neonatal Hypoglycemia. Emedicine Medscape.

2. Hay, W. 2008. The Newborn Infant. Lange Current Diagnosis and Treatment
of Pediatrics. McGraw-Hill : Denver-Colorado.

3. Lucille Packard Children’s Hospital at Stanford. 2013. Hypoglycemia in the


Newborn.

4. McGowan, J. 2003. Neonatal Hypoglycemia. Pediatrics in Review. American


Associaton of Pediatrics Publication.

5. Sperling, Mark. 2011. Hypoglycemia. Nelson Pediatrics 19th edition. Elsevier


Saunders : Philadelphia.

20

Anda mungkin juga menyukai