Anda di halaman 1dari 20

MODUL 1

PARADIGMA BARU PEMBELAJARAN PKn SD

Pendahuluan
Pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran perlu
menyesuaikan diri sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang
sedang berubah. Pembentukan karakter bangsa, diharapkan dapat mengarah pada
penciptaan masyarakat Indonesia yang menempatkan demokrasi dan hak asasi
manusia sebagai prioritas.
Modul ini merupakan materi awal mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan
akan membekali anda pengetahuan tentang paradigma baru Pendidikan
Kewarganegaraan SD dan menjadi bekal dalam mengembangkan model-model
pembelajaran PKn SD.
Dalan modul ini kita akan mempelajari ciri-ciri pokok atau karakteristik dari
PKn SD. Pada akhir pembahasan modul anda diharapkan memperoleh
kemampuan sebagai berikut :
a. Menjelaskan latar belakang dan fungsi PKn di SD.
b. Menjelaskan tujuan dan ruang lingkup PKn SD
c. Menjelaskan pendekatan kurikulum PKn SD.
d. Menggunakan struktur kurikulum PKn SD.
e. Menggambarkan hubungan interaktif nilai dan moral Pancasila dengan
tujuan PKn SD.
Materi modul ini disusun menjadi dua kegiatan belajar sebagai berikut.
Kegiatan Belajar 1 : Apa, mengapa, dan bagaimana PKn SD.
Kegiatan Belajar 2 : PKn sebagai pendidikan nilai dan moral.
KEGIATAN BELAJAR 1
A. Apa, mengapa dan bagaimana PKn SD
1. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk

mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat negara

kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara

kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada

semangat kebangsaan --atau nasionalisme-- yaitu pada tekad suatu

masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara

yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras,

etnik, atau golongannya. [Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Jakarta: Sekretariat Negara Republik

Indonesia, 1998].

Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat

kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, perlu ditingkatkan

secara terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara historis, negara Indonesia telah

diciptakan sebagai Negara Kesatuan dengan bentuk Republik.

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan

rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,

Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan


yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. [Pembukaan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia 1945].

Dalam perkembangannya sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai

dengan penghujung abad ke-20, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai

peristiwa yang mengancam keutuhan negara. Untuk itu diperlukan

pemahaman yang mendalam dan komitmen yang kuat serta konsisten

terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan

kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda

sebagai generasi penerus.

Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan otoriter yang

memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip

demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan

keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non-

pemerintahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan demi

terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. Selain itu, perlu pula

ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak azasi manusia,

kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial,


ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti

korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan

mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi

warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang

diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

2. Tujuan

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta

anti-korupsi.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup

bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi.

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-

aspek sebagai berikut.

a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,

Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah

Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi

dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan

Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.

b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga,

Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-

peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan

internasional.

c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban

anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM,

Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri

sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri ,

Persamaan kedudukan warga negara.

e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang

pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,

Hubungan dasar negara dengan konstitusi.


f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,

Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan

sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.

g. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi

negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan

nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai

ideologi terbuka.

h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional

dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kelas I, Semester 1
Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Menerapkan hidup rukun 1.1 Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama,


dalam perbedaan dan suku bangsa
1.2 Memberikan contoh hidup rukun melalui
kegiatan di rumah dan di sekolah
1.3 Menerapkan hidup rukun di rumah dan di
sekolah

2. Membiasakan tertib di 2.1 Menjelaskan pentingnya tata tertib di rumah dan


rumah dan di sekolah di sekolah
2.2 Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah

Kelas I, Semester 2
Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. Menerapkan hak anak di 3.1 Menjelaskan hak anak untuk bermain, belajar
rumah dan di sekolah dengan gembira dan didengar pendapatnya
3.2 Melaksanakan hak anak di rumah dan di sekolah

4. Menerapkan kewajiban 4.1 Mengikuti tata tertib di rumah dan di sekolah


anak di rumah dan di 4.2 Melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat
sekolah

Kelas II, Semester 1


Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Membiasakan hidup 1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi
bergotong royong dan tolong menolong
1.2 Melaksanakan hidup rukun, saling berbagi dan
tolong menolong di rumah dan di sekolah
2. Menampilkan sikap cinta 2.1 Mengenal pentingnya lingkungan alam seperti
lingkungan dunia tumbuhan dan dunia hewan
2.2 Melaksanakan pemeliharaan lingkungan alam

Kelas II, Semester 2


Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. Menampilkan sikap 3.1 Mengenal kegiatan bermusyawarah


demokratis 3.2 Menghargai suara terbanyak (mayoritas)
3.3 Menampilkan sikap mau menerima kekalahan

4. Menampilkan nilai-nilai 4.1 Mengenal nilai kejujuran, kedisiplinan, dan


Pancasila senang bekerja dalam kehidupan sehari-hari
4.2 Melaksanakan perilaku jujur, disiplin, dan senang
bekerja dalam kegiatan sehari-hari

Kelas III, Semester 1


Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Mengamalkan makna 1.1 Mengenal makna satu nusa, satu bangsa dan satu
Sumpah Pemuda bahasa
1.2 Mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam
kehidupan sehari-hari

2. Melaksanakan norma yang 2.1 Mengenal aturan-aturan yang berlaku di


berlaku di masyarakat lingkungan masyarakat sekitar
2.2 Menyebutkan contoh aturan-aturan yang berlaku
di lingkungan masyarakat sekitar
2.3 Melaksanakan aturan-aturan yang berlaku di
lingkungan masyarakat sekitar

Kelas III, Semester 2


Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Memiliki harga diri 3.1 Mengenal pentingnya memiliki harga diri
sebagai individu 3.2 Memberi contoh bentuk harga diri, seperti
menghargai diri sendiri, mengakui kelebihan dan
kekurangan diri sendiri dan lain lain
3.3 Menampilkan perilaku yang mencerminkan harga
diri
4. Memiliki kebanggaan 4.1 Mengenal kekhasan bangsa Indonesia, seperti
sebagai bangsa Indonesia kebhinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan
4.2. Menampilkan rasa bangga sebagai anak Indonesia

Kelas IV, Semester 1


Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami sistem 1.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan
pemerintahan desa dan pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan
pemerintah kecamatan 1.2 Menggambarkan struktur organisasi desa dan
pemerintah kecamatan
2. Memahami sistem 2.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan
pemerintahan pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
kabupaten, kota, dan 2.2 Menggambarkan struktur organisasi kabupaten,
provinsi kota, dan provinsi

Kelas IV, Semester 2


Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Mengenal sistem 3.1 Mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan
pemerintahan tingkat pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR,
pusat Presiden, MA, MK dan BPK dll.
3.2 Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat
pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden dan para
Menteri
4. Menunjukkan sikap 4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh
terhadap globalisasi di globalisasi di lingkungannya
lingkungannya 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang
pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan
internasional
4.3 Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi
yang terjadi di lingkungannya

Kelas V, Semester 1
Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami pentingnya 1.1 Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik
keutuhan Negara Indonesia
Kesatuan Republik 1.2 Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara
Indonesia (NKRI) Kesatuan Republik Indonesia
1.3 Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
2. Memahami peraturan 2.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya peraturan
perundang-undangan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah
tingkat pusat dan daerah 2.2 Memberikan contoh peraturan perundang-
undangan tingkat pusat dan daerah, seperti pajak,
anti korupsi, lalu lintas, larangan merokok

Kelas V, Semester 2

Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. Memahami kebebasan 3.1 Mendeskripsikan pengertian organisasi


berorganisasi 3.2 Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan
sekolah dan masyarakat
3.3 Menampilkan peran serta dalam memilih organisasi
di sekolah

4. Menghargai keputusan 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama


bersama 4.2 Mematuhi keputusan bersama
Kelas VI, Semester 1

Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Menghargai nilai-nilai 1.1 Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses


juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
perumusan Pancasila 1.2 Menceritakan secara singkat nilai kebersamaan
sebagai Dasar Negara dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara
1.3 Meneladani nilai-nilai juang para tokoh yang
berperan dalam proses perumusan Pancasila
sebagai Dasar Negara dalam kehidupan sehari-hari

2. Memahami sistem 2.1 Menjelaskan proses Pemilu dan Pilkada


pemerintahan Republik
2.2 Mendeskripsikan lembaga-lembaga negara sesuai
Indonesia UUD 1945 hasil amandemen
2.3 Mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan
pusat dan daerah

Kelas VI, Semester 2

Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. Memahami peran 3.1 Menjelaskan pengertian kerjasama negara-negara


Indonesia dalam Asia Tenggara
lingkungan negara- 3.2 Memberikan contoh peran Indonesia dalam
negara di Asia Tenggara lingkungan negara-negara di Asia Tenggara

4. Memahami peranan 4.1 Menjelaskan politik luar negeri Indonesia yang


politik luar negeri bebas dan aktif
Indonesia dalam era 4.2 Memberikan contoh peranan politik luar negeri
globalisasi Indonesia dalam percaturan internasional

Latihan
Kerjakan soal-soal berikut.
1. Jelaskan hakikat pembelajaran PKn di SD!
2. Sebutkan apa saja yang menjadi fokus pembelajaran PKn di SD!
3. Jelaskan secara ringkas tujuan dan ruang lingkup pembelajaran PKn di
SD!
KEGIATAN BELAJAR 2

A. PKn Sebagai Pendidikan Nilai.


Berdasarkan ruang lingkup pelajaran PKn Sekolah Dasar yang disebutkan
sebelumnya maka jelaslah bahwa konsep-konsep yang akan diajarkan adalah
didasrkan pada Pancasila sebagai dasar negara dan Undang-Undang Dasar
sebagai hukum dasar tertulis.Konsep-konsep yang terdapat dalam Pancasila
dan UUD tersebut diatasi akan membentuk suatu moral hidup berbangsa
bernegara dan moral tersebut membentuk nilai yang dapat menunjuk pada
kualitas hidup atau suatu sikap hidup yang berarti bermanfaat dan pada
gilirannya akan menjadi norma atau aturan-aturan bermasyarakat dan
bernegara.Proses pembentukan karakter bangsa tersebut diatas akan dibentuk
melalui proses pembelajaran yang dimulai pada pendidikan dasar yakni
Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar.
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia memberikan dasar
dasar yang fundamental bagi pembentukan karakter bangsa. Pancasila sebagai
suatu nilai merupakan sumber dari penjabaran norma-norma yang berlaku
dalam negara dan dari norma-norma inilah negara mendapatkan petunjuk-
petunjuk hidup bermasyarakat dan bernegara.Untuk mendapatkan petunjuk-
petunjuk hidup dalam bermasyarakat dan bernegara maka setiap warga negara
harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai konsep-konsep hidup
bermasyaqrakat dan bernegara dimana norma dasarnya terdapat dalam
Undang-Undang Dasar 1945 yang sudah mengalami empat kali amandemen.
Pendidikan nilai dan moral sebagaimana dicakup dalam PKn menyangkut
materi atau konsep-konsep nilai Pancasila dan UNdang-Undang Dasar 1945
serta dinamika perwujudan dalam kehidupan masyarakat, dengan sasaran
mewujudkan nilai dalam kehidupan sehari-hari dimana proses
pembelajarannya melibatkan intelektual, emosional, spiritual, dan social
siswa dan guru.
Dalam pembelajaran PKn, ada empat hal yang akan dibahas yakni, konsep,
nilai, moral, dan norma. Konsep adalah pengertian-pengertian yang ada
dalam pikiran manusia mengenai segala hal. Nilai adalah suatu kualitas
kebaikan yang melekat dalam aspek kehidupan dan hal itu dianggap sebagai
sesuatu yang berharga dan bermanfaat. Moral merupakan ukuran kebaikan
yang ditampilkan individu dalam pergaulan hidup sehari-hari, sedangkan
norma merupakan petunjuk-petunjuk hidup dalam bermasyarakat dan
bernegara yang terbagi dalam norma agama, norma hukum, norma
kesusilaan, dan norma kesopanan. Empat hal yang dsebutkan di atas dapat
diuraikan sebagai berkut :

1. Pengertian dan Makna Konsep dalam Pembelajaran PKn

Konsep adalah suatu pernyataan yang masih bersifat abstrak/pemikiran

untuk mengelompokkan ide-ide atau peristiwa yang masih dalam angan-angan

seseorang. Meski belum diimplementasikan, konsep yang bersifat positif

memiliki makna yang baik. Begitu pula sebaliknya, jika konsep tersebut

bersifat negatif maka juga akan memiliki makna negatif pula.

Menurut (Bruner, 1996) konsep adalah suatu kata yang bernuansa abstrak

dan dapat digunakan untuk mengelompokkan ide, benda, atau peristiwa. Setiap

konsep memiliki nama, contoh positif, contoh negatif, dan ciri.

Perhatikan contoh pemikiran Bruner dikaitkan dengan HAM seperti di bawah


ini!

Contoh : Konsep Hak Asasi manusia (HAM) di rumah dan sekolah

Nama konsep : Hak asasi manusia terhadap anak

Contoh positif : Adanya kesadaran dari orang tua, guru, masyarakat,pemerintah

terhadap hak-hak anak yang harus diberikan. Misal anak

diberi waktu belajar, bermain, mengutarakan pendapatnya

baik di rumah, di sekolah maupun di dalam masyarakat.


Contoh negatif : Orang tua yang merampas hak anak untuk berjualan koranatau

kue, sehingga anak tidak sempat belajar atau putustidak

menyelesaikan sekolahnya.

Contoh lain dari guru: Yang diskriminasi terhadap sesama siswa, (misal karena

Amin anak kepala sekolah, maka Amin diberi perhatian

yang lebih oleh guru), sedangkan siswa yang lain

tidakmendapat perhatian secara wajar, bahkan anak yang

tidak pandai juga kurang mendapat perhatian dari guru

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengertian konsep adalah semua

pengertian yang terdapat dalam pikiran seseorang tentang berbagai hal. Dalam

2. Pengertian Nilai dan Moral dalam Materi PKn

Pengertian nilai (value), menurut Djahiri (1999), adalah harga, makna, isi

dan pesan, semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep,

dan teori, sehingga bermakna secara fungsional. Disini, nilai difungsikan untuk

mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang, karena

nilai dijadikan standar perilaku. Sedangkan menurut Dictionary dalam

Winataputra (1989), nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu

dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara intrinsik memang

berharga.

Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan dan

menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri siswa. PKn SD sebagai pendidikan

nilai yaitu mata pelajaran yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan


nilai-nilai Pancasila /budaya bangsa seperti yang terdapat pada kurikulum PKn

SD.

Pelaksanaannya selain melalui taksonomi Bloom dkk, juga bisa

menggunakan jenjang afektif (Kratzwoh,1967) yaitu menerima nilai

(receiving), menanggapi nilai/penanggapan nilai (responding), penghargaan

nilai (valuing), pengorganisasian nilai (organization), karakterisasi nilai

(characterization), namun disini cenderung memilih Bloom dkk. Selanjutnya

marilah kita mencermati contoh nilai di bawah ini.

Sebagai contoh, nilai benda kayu jati dianggap tinggi, sehingga kayu jati

memiliki nilai jual lebih mahal daripada kayu kamper atau kayu lainnya.

Secara intrinsik kayu jati adalah kayu yang memiliki kualitas yang baik,

tangguh, tidak mudah kropos, dan lebih kuat daripada jenis kayu yang lain

seperti kamper. Oleh karena itu, sudah sewajarnya jika kayu jati, menurut

pandangan masyarakat khususnya pemborong, nilainya mahal.

Setujukah Anda jika nilai yang kita jadikan tuntunan hidup ini kita

tanamkan pada seluruh bangsa Indonesia? Mengapa Anda setuju atau mengapa

Anda tidak setuju? Anda hendaknya sadar bahwa secara historis, nilai

Pancasila digali dari puncak-puncak kebudayaan, nilai agama, dan adat istiadat

bangsa Indonesia sendiri, bukan dikulak dari negara lain. Nilai ini sudah ada

sejak bangsa Indonesia lahir. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika Pancasila

mendapat predikat sebagai jiwa bangsa.

Nilai Pancasila yang digali dari bumi Indonesia sendiri merupakan

pandangan hidup/panutan hidup bangsa Indonesia. Kemudian, ditingkatkan


kembali menjadi Dasar Negara yang secara yuridis formal ditetapkan pada

tanggal 18 Agustus 1945, yaitu sehari setelah Indonesia merdeka. Secara

spesifik, nilai Pancasila telah tercermin dalam norma seperti norma agama,

kesusilaan, kesopanan, kebiasaan, serta norma hukum.

Dengan demikian, nilai Pancasila secara individu hendaknya dimaknai

sebagai cermin perilaku hidup sehari-hari yang terwujud dalam cara bersikap

dan dalam cara bertindak. Bisakah Anda membuat contoh penerapan nilai ini

pada keluarga Anda? Marilah kita coba dengan contoh gotong-royong. Jika

perbuatan gotong-royong dimaknai sebagai nilai, maka akan lebih bermakna

jika nilai gotong-royong tersebut telah menjadi pola pikir, pola sikap, dan pola

tindak seseorang secara individu maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh

karena itu, nilai gotong-royong seperti yang dicontohkan tadi adalah perilaku

yang menunjukkan adanya rasa saling membantu sesama dalam melakukan

sesuatu yang bisa dikerjakan secara bersama-sama sebagai perwujudan dari

rasa solidaritas yang memiliki makna kebersamaan dalam kegiatan bergotong-

royong.

Berdasarkan uraian di muka dapat disimpulkan bahwa pengertian dan

makna nilai adalah suatu bobot/kualitas perbuatan kebaikan yang terdapat

dalam berbagai hal yang dianggap sebagai sesuatu yang berharga, berguna, dan

memiliki manfaat. Dalam pembelajaran PKn SD, nilai sangat penting untuk

ditanamkan sejak dini karena nilai bermanfaat sebagai standar pegangan hidup.

Dengan demikian, nilai Pancasila perlu dipahamkan pada anak SD. Sarana

paling tepat untuk menanamkannya adalah melalui pembelajaran PKn, karena


di dalamnya terkandung muatan nilai, moral, dan norma yang disertai contoh-

contoh.

3. Pengertian Moral dalam Materi PKn

Pengertian moral, menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik buruk

seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga

negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan

anak manusia bermoral baik dan manusiawi. Sedangkan menurut Ouska dan

Whellan (1997), moral adalah prinsip baik buruk yang ada dan melekat dalam

diri individu/seseorang. Walaupun moral itu berada di dalam diri individu,

tetapi moral berada dalam suatu sistem yang berwujud aturan.

Moral dan moralitas ada sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip

baik buruk sedangkan moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik

buruk. Dengan demikian, hakekat dan makna moralitas bisa dilihat dari cara

individu yang memiliki moral dalam mematuhi maupun menjalankan aturan.

Ada beberapa pakar yang mengembangkan pembelajaran nilai moral,

dengan tujuan membentuk watak atau karakterstik anak. Pakar-pakar tersebut

di antaranya Newman, Simon, Howe, dan Lickona. Dari beberapa pakar

tersebut, pendapat Lickona-lah yang lebih cocok diterapkan untuk membentuk

watak/karakter anak. Pandangan Lickona (1992) tersebut dikenal dengan

educating for character atau pendidikan karakter/watak untuk membangun

karakter atau watak anak. Dalam hal ini, Lickona mengacu pada pemikiran

filosof Michael Novak yang berpendapat bahwa watak atau karakter seseorang
dibentuk melalui tiga aspek yaitu, moral knowing, moral feeling, dan moral

behavior, yang mana satu sama lain saling berhubungan dan terkait.

Lickona menggarisbawahi pemikiran Novak. Ia berpendapat bahwa

pembentukan karakter atau watak anak dapat dilakukan melalui tiga kerangka

pikir, yaitu konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling), dan

perilaku moral (moral behavior). Dengan demikian, hasil pembentukan sikap

karakter anak pun dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu konsep moral, sikap

moral, dan perilaku moral.

Teori Lickona (1992) ini cukup relevan untuk digunakan dalam

membentuk watak anak dan sesuai dengan karakteristik materi PKn. Sasaran

pembelajaran PKn SD dapat dikaitkan dengan pola pikir Lickona tersebut. Dari

sini dapat kita lihat hasilnya, seberapa jauh perubahan watak atau karakter anak

setelah mendapat materi PKn. Misalnya, bagaimana watak atau karakter anak

yang terbentuk berkenaan dengan demokrasinya setelah ia menerima materi

demokrasi tersebut.

Berdasarkan uraian di muka, dapat disimpulkan bahwa pengertian

moral/moralitas adalah suatu tuntutan perilaku yang baik yang dimiliki oleh

individu sebagai moralitas, yang tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan

tingkah laku. Dalam pembelajaran PKn, moral sangat penting untuk

ditanamkan pada anak usia SD, karena proses pembelajaran PKn SD memang

bertujuan untuk membentuk moral anak, yaitu moral yang sesuai dengan nilai

falsafah hidupnya.

4. Pengertian Norma dalam materi PKn


Norma adalah tolok ukur/alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap

dan tindakan manusia. Norma juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi

rambu-rambu yang menggambarkan ukuran tertentu, yang di dalamnya

terkandung nilai benar/salah. Dalam bahasa Inggris, norma diartikan sebagai

standar. Di samping itu, norma juga bisa diartikan kaidah atau petunjuk hidup

yang digunakan untuk mengatur perilaku manusia dalam kehidupan

bermasyarakat maupun bernegara.

Norma yang berlaku di masyarakat Indonesia ada lima, yaitu (1) norma

agama, (2) norma susila, (3) norma kesopanan, (4) norma kebiasaan, dan (5)

norma hukum dan sebenarnya masih ada yang lain.

Pelanggaran norma biasanya mendapatkan sanksi, tetapi bukan berupa

hukuman di pengadilan. Menurut Anda apa sanksi dari pelanggaran norma

agama? Sanksi dari norma agama lebih ditentukan oleh Tuhan. Oleh karena itu,

hukumannya berupa siksaan di akhirat, atau di dunia atas kehendak Tuhan.

Sanksi pelanggaran/penyimpangan norma kesusilaan adalah moral yang

biasanya berupa gunjingan dari lingkungannya. Penyimpangan norma

kesopanan dan norma kebiasaan, seperti sopan santun dan etika yang berlaku di

lingkungannya, juga mendapat sanksi moral dari masyarakat, misalnya berupa

gunjingan atau cemooh. Begitu pula norma hukum, biasanya berupa aturan-

aturan atau undang-undang yang berlaku di masyarakat dan disepakati

bersama.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa norma adalah

petunjuk hidup bagi warga yang ada dalam masyarakat. Norma dalam
masyarakat hendaknya dipatuhi oleh anggota masyarakat, karena norma

tersebut mengandung sanksi. Siapa saja, baik individu maupun kelompok, yang

melanggar norma mendapat hukuman yang berwujud sanksi, seperti sanksi

agama dari Tuhan dan departemen agama, sanksi susila, kesopanan, hukum,

maupun kebiasaan yang diberikan oleh masyarakat berupa sanksi moral.

Setiap pokok bahasan atau materi berdasarkan kurikulum PKn SD selalu

dijelaskan berdasar empat aspek tersebut diatas misalnya, pokok bahasan

demokrasi akan dibahas konsep demokrasi kemudian dianalisis nilai apa yang

terkandung pada konsep tersebut kemudian ajarankan moral apa yang patut

dipatuhi dan bagaimana aturan-atauran dalam hidup berdemokrasi dalam

kehidupan sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia

Dalam setiap pelaksanaan pembelajaran PKn maka setiap materi yang

dikaji tentunya memiki suatu konsep dan konsep tersebut dipahami dari

berbagai literatur serta peraturan yang sedang berlaku yang dilandaskan pada

Pancasi dan Undang-undang dasar 1945 yang sudah diamandemen kemudian

berdasar konsep tersebut dikaji nilai apa yang terkandung pada konsep

tersebut, moral apa yang dapat disikapi sebagai warga negara dan norma apa

yang harus dipatuhi. Dengan mengkaji dari empat aspek tersebut maka

diharapkan akan terjadi proses pembentukan karakter bangsa yang demokratis

yang cerdas dan kritis, dapat mengembangkan kesadaran akan hak dan

kewajiban sebagai warga negara yang bertanggungjawab serta dapat memiliki

kemampuan berpartisipasi nyata dalam kegiatan masyarakat dan pemerintah.

Soal Untuk di kaji.


Untuk memantapkan pengetahuan yang telah Anda pelajari, kerjakanlah latihan
berikut ini.

1) Setelah Anda mengetahui tujuan dan ruang lingkup PKn, coba Anda
renungkan melalui apa dan tolok ukurnya, apakah suatu bangsa atau generasi
penerus bangsa dapat dikatagorikan sebagai bangsa yang baik?
2) Moral anak perlu dibentuk, agar menjadi bangsa yang baik. Selaku guru SD
tentunya Anda tahu, melalui apa moral anak bangsa ini sebaiknya dapat
dibentuk?
3) Karakteristik PKn terletak pada nilai moral yang dikandungnya. Menurut
Anda, menggunakan pedoman apa agar nilai moral dapat ditanamkan pada
siswa?
4) Jelaskan apa arti nilai moral yang ada dalam PKn!
5) Generasi terdahulu sering menyatakan bahwa bangsa Indonesia saat sekarang
sedang mengalami krisis jati diri, setujukah Anda jika dikaitkan dengan
moral bangsa, dan jelaskan mengapa demikian?

DAFTAR PUSTAKA

A. Kosasih Djahiri (1992). Metodologi Pengajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan, Bandung, LPPMP IKIP Bandung.
A. Kosasih Djahiri (1992/1993). Kelayakan Program dan Pola PBM Pendidikan
Nilai Moral Pancasila yang Utuh Terpadu dan Multigatra. Bandung,
LPPMP IKIP Bandung.
Achmad Rivai dan Nana Sudjana (1991), Media Pengajaran, Jakarta, Bumi
Aksara.
Anonim (1991), Penggunaan Media (Bahan Penataran bagi Guru-guru SMP
Terbuka), Jakarta, Depdikbud.
Anonim (1993), Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
(PBM)Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan Sekolah Dasar, Jakarta.
Depdikbud.
Djawad Dahlan (1990). Model-model Mengajar. Bandung, CV. Diponegoro.
Moh. Ali (1983). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung, Asyraf.
Mulyono dan M. Arifin Gapi (1979). Media dan Laboratorium IPS (diperbanyak
oleh Jurusan PKN-Hukum). Bandung, Jurusan PKN-Hukum.
Sudarwan Danim (1994). Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta, Bumi Aksara.
Udin Syarifudin W. (1990.1991). Model Belajar Mengajar untuk Bidang Studi
PMP dan Pendidikan IPS. Jakarta, Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai