Bab I
Bab I
1
1.3 PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN
1) Percobaan Konsistensi Normal Semen
(a) Memeriksa dan menyetel peralatan yang diperlukan.
(b) Menyetel alat vicat agar benar pembacaannya, yaitu jika
jarum mengenai bibir atas cincin ebonit, maka petunjuk alat
vicat menunjukkan posisi 0 mm, dalam percobaan ini
menggunakan jarum diameter 10 mm.
(c) Meminyaki bagian dalam cincin ebonit dan meletakkan
cincin di atas plat kaca dengan posisi diameter kecil di atas
dan diameter besar di bawah.
(d) Menimbang semen ± 300 gram.
(e) Meletakkan semen ke dalam mangkok porselen dan campur
semen dengan air seberat x% dari berat semen (tentukan
sendiri dan air diukur dengan gelas ukur 100cc).
2
(j) Akibat berat sendiri (berat alat vicat dan jarum = 300 gram)
maka jarum akan menembus pasta semen. Catat penurunan
jarum pada detik ke 30 setelah jarum dilepaskan.
(k) Konsistensi normal didapat pada penurunan 10 mm.
(l) Percobaan di atas diulang dengan prosentase jumlah air
sedemikian rupa sehingga diperoleh nilai Konsistensi
Normal.
(m)Melukis grafik konsistensi normal dari data yang diperoleh.
Prosentase air yang diperlukan sebagai absis (x) dan
penurunan jarum (mm) sebagai ordinat (y).
(n) Menghitung jumlah air yang diperkirakan untuk mencapai
konsistensi normal dari grafik konsistensi normal. Suhu
kamar dicatat setiap kali mengadakan pengujian.
3
membuat besarnya penurunan (mm) dipakai sumbu Y
(ordinat). Grafik sumbu X/Y dari pengikatan awal dimana
untuk waktu penurunan (menit) dipakai sebagai sumbu X
(absis).
(h) Mencatat penurunan dan suhu kamarnya setiap
menjatuhkan jarum pada 30 detik pertama.
4
2) Analisa Pengikatan Awal Semen Portland
Tabel I.Ib
Waktu Penuruna Suhu
No Penurunan n (C0) Keterangan
(mm)
1 15 menit 41 34
2 30 menit 41 35
3 45 menit 40 34
4 60 menit 38 34 Semen
Bima
5 75 menit 35 34
6 90 menit 30 34
7 105 menit 10 35
8 95.75menit 25 35
Catatan :
Konsistensi Normal: 31,04 %
Pengikatan Awal : 93.75 menit
1.4.1 PERHITUNGAN
1) Analisa Konsistensi Normal
5
X− X 1 Y −Y 1
=
X 2−X 1 Y 2−Y 1
X−90 25−30
=
105−90 10−30
X−90 −5
=
15 −20
X−90 1
=
15 4
1
X −90= x 15
4
x=3.75+ 90
x=93.75 menit
1.6 PEMBAHASAN
6
(a) Pada percobaan uji konsistensi normal ini bertujuan untuk
menentukan prosentase air yang di butuhkan untuk mencapai
konsistensi normal semen. Dari prosentase air yang di gunakan
dalam percobaan ini sebagai berikut:
7
1) Dari hasil percobaan serta pembahasan di peroleh bahwa
konsistensi normal di dapat dengan menambahkan air sebanyak
31.04 % dari berat semen pada suhu 340C.
2) Dari hasil percobaan dan pembahasan waktu pengikatan awal
semen bima dengan waktu ikat 93.75 menit adalah yang
memenuhi persyaratan ASTM C-191-04a untuk digunakan
sebagai bahan bangunan.
1.8 SARAN
1) Sebaiknya sebelum praktikum mengecek dan membersihakan
seluruh alat yang digunakan saat praktikum ini, agar praktikum
terkondisikan dengan baik.
2) Agar praktikum mendapatkan hasil yang tepat dan data yang
akurat di butuhkan keseriusan dan ketelitian dalam melakukan
praktikum.
3) Air yang di gunakan sebaiknya adalah air yang benar-benar
bersih dari kotoran organis dan sebagainya, agar tidak
mempengaruhi proses pengikatan awal.
4) Setelah praktikum selesai semua peralatan yang di gunakan di
bersihkan dan di simpan dengan baik, agar alat tetap kondisi
baik.
1.9 LAMPIRAN
1) Grafik Analisa Konsistensi Normal Semen Bima.
2) Grafik Analisa Pengikatan Awal Semen Bima.
3) Gambar Alat Vicat.
4) ASTM C-19104a
5) SNI 15- 2049 -2004
8
ASTM.C-191-04a
SNI 15-2049-2004
1.11 DOKUMENTASI
Gambar 1
O-Hause
Gambar 2
Vicat