Anda di halaman 1dari 38

ARTIKEL KEISLAMAN

1. KEISTIMEWAAN DAN KEBENARAN KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM


2. SAINS DAN TEKNOLOGI DALAM AL-QUR’AN DAN HADIST
3. GENERASI TERBAIK MENURUT AL-HADIST
4. PENGERTIAN SALAF (REFERENSI HADIST)
5. ISLAM, AJARAN TENTANG BERBAGAI SERTA KEADILAN PENEGAKKAN
HUKUM

Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah: Agama Islam

Dosen Pengampuh:

Dr. Taufiq Ramdani, S. Th.I., M.Sos

disusun oleh:

Nama : M. Qamaruzzam Alawiyyin Batin Z

NIM : E1S020037

Fakultas & Prodi : Fkip, Pendidikan Sosiologi

Semester :1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSILOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

T.A. 2020/2020

i
Kata Pengantar
Puji syukur alhamdulillah penulis haturkan kepada allah swt atas selesainya
tugas ini mata kuliah agama islam dengan waktu yang tepat. Sholawat dan salam
semoga allah melimpahkan kepada rasulullah muhammad saw atas rahmat dan
hidayah yang diberikan. Penulisan tugas ini yang brjudul “artikel keislaman” dapat
terselesaikan tepat waktu.

Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S.
Th.I., M.Sos sebagai dosen pengampuh Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam yang
telah membimbing saya dalam penyusunan tugas ini.

Besar harapan saya tugas ini dapat memberi mafaat bagi para pembaca dan
mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca tugas ini. Apabila terdapat
banyak kesalahan dari tugas ini, saya memohon maaf. Demikian yang dapat saya
sampaikan. Akhir kata, semoga tugas ini memiliki manfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Penyusun, Mataram 12 Oktober 2020

Nama : M. Qamaruzzam Alawiyyin Batin Zohiro

NIM: E1S02003

ii
Daftar Isi

Contents
ARTIKEL KEISLAMAN..........................................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................................................................iii
1. KEISTIMEWAAN DAN KEBENARAN KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM...1
A. ketuhanan dalam islam.................................................................................................1
B. Hakikat Tuhan Allah Tuhan yang Maha Esa itu bersifat:..............................2
C. Tuhan Menurut Agama-agama Wahyu...................................................................2
D. Tuhan dalam Pemikiran Islam..................................................................................3
E. Allah dengan Keesaannya............................................................................................4
F. Bukti adanya Allah.........................................................................................................6
2. SAINS & TEKNOLOGI DALAM AL-QUR’AN DAN AL-HADITS.......................................7
A. Pengertian Sains, Teknologi, Al-Qur’an dan Al-Hadits.............................................7
B. Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek..............................................................................8
C. Pandangan al-qur’an dan hadis mengenai sains (penegtahuan)........................9
D. Pandangan Al-Qur’an dan hadis Mengenai Teknologi.......................................10
E. ilmuan masuk islam.....................................................................................................15
3. Generasi terbaik menurut al-hadis.....................................................................................22
4. Pengertian Salaf (Referensi Hadits)...................................................................................26
5. ISLAM, AJARAN TENTANG BERBAGAI SERTA KEADILAN PENEGAKKAN
HUKUM.....................................................................................................................................................27
A. Ajaran Tentang Berbagi..............................................................................................27
B. Keadilan Penegakan Hukum......................................................................................29
Daftar Pustaka.......................................................................................................................................33
Lampiran..................................................................................................................................................35

iii
1. KEISTIMEWAAN DAN KEBENARAN KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

A. ketuhanan dalam islam


Istilah Tuhan dalam sebutan Al-Quran digunakan kata ilaahun (penggerak dan
motivator) sehinnga dapat dipatuhi oleh hambanya (Abdun). Dalam Al-Quran
konotasinya ada dua kemungkinan, yaitu Allah, dan selain Allah. Demikianlah seperti
dikemukakan pada surat Al-Baqarah (2) : 165, sebagai berikut

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan


selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika
seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat
siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan
bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”

Sebelum turun Al-Quran dikalangan masyarakat Arab telah menganut konsep


tauhid (monoteisme). Allah sebagai Tuhan mereka. Hal ini diketahui dari ungkapan-
ungkapan yang mereka cetuskan, baik dalam do’a maupun acara-acara ritual. Abu
Thalib, ketika memberikan khutbah nikah Nabi Muhammad dengan Khadijah (sekitar
15 tahun sebelum turunya Al-Quran) ia mengungkapkan kata-kata Alhamdulillah. (Lihat
Al-Wasith,hal 29). Adanya nama Abdullah (hamba Allah) telah lazim dipakai di
kalangan masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Quran. Keyakinan akan adanya Allah,
kemaha besaran Allah, kekuasaan Allah dan lain-lain, telah mantap. Dari kenyataan
tersebut timbul pertanyaan apakah konsep ketuhanan yang dibawakan Nabi
Muhammad? Pertanyaan ini muncul karena Nabi Muhammad dalam mendakwahkan
konsep ilahiyah mendapat tantangan keras dari kalangan masyarakat. Jika konsep
ketuhanan yang dibawa Muhammad sama dengan konsep ketuhanan yang mereka
yakini tentu tidak demikian kejadiannya. Pengakuan mereka bahwa Allah sebagai

1
pencipta semesta alam dikemukakan dalam Al-Quran surat Al-Ankabut (29) ayat 61
sebagai berikut;

“Jika kepada mereka ditanyakan, “Siapa yang menciptakan lagit dan bumi, dan
menundukkan matahari dan bulan?” Mereka pasti akan menjawab Allah.” (Al-
Ankabut (29) ayat 61)

B. Hakikat Tuhan
Allah Tuhan yang Maha Esa itu bersifat:

1. Hidup
Allah maha hidup tidak memerlukan makanan dan minuman, istirahat dan
sebagainya.

2. Berkuasa.
Allah maha kuasa. Kekausaannya itu tiada tara, tidak ada tolok bandingnya, tanpa
memerlukan pihak manapun dalam kekausaannya. Konsekwensi keyakinan ini
ialah seorang muslim tidka boleh takut pada kekuasaan lain yang ada di alam ini,
baik kekuasaan  berupa kekuatan-kekuatan alamiah maupun kekuasaan-
kekuasaan insaniah. 

3. Berkehendak. 
Kehendak-Nya allah berlaku untuk manusia dan semesta. Konsekwensinya
ialah seorag muslim harus patuh dan menerima setiap kehendaknya, . kehendak
allah sudah tercantum di alqur’an, hadis, dan ayat-ayat kauniah berupa
sunnatullah.

C. Tuhan Menurut Agama-agama Wahyu

Tuhan itu bersifat ghaib sehingga informasinya berasal dari manusia sebagai
hasil renungan atau pemikiran rasional. Asal-usul tuhan sudah tertera dalam al-qur’an

“Sesungguhnya agama yang diturunkan Allah adalah satu, yaitu agama Tauhid.”


QS 21 (Al-Anbiya): 92,

Ayat tersebut di atas memberi petunjuk kepada manusia bahwa sebenarnya tidak ada
perbedaan konsep tentang  ajaran ketuhanan sejak zaman dahulu hingga sekarang.

2
Allah memperkenakan dirinya Melalui Rasul-rasul-Nya dengan setiap ajaran yan
dibawa. Jika terdapt [erbedaan ajran agama maka itu perbuatan manusia.

“Hai Bani Israil sembahlah Allah Tuhaku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti mengharamkan kepadanya
syurga, dan tempat mereka adalah neraka.” (QS 5 (Al-Maidah):72)

“Katakanlah, Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
pada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan dan tidak
ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS 112 (Al-Ikhlas): 1-4)

Tuhan yang haq dalam konsep al-Quran adalah Allah. Dalam al-quran
diberitahukan pula bahwa ajaran tentang Tuhan yang diberikan kepada Nabi
sebelum Muhammad adalah Tuhan Allah juga. Perhatikan antara lain surat Hud ayat
84 dan surat al-Maidah ayat 72. Tuhan Allah adalah esa sebagaimana dinyatakan
dalam surat al-Ankabut ayat 46, Thaha ayat 98, dan Shad ayat 4. Dengan
mengemukakan alasan-alasan tersebut di atas, maka menurut informasi al-Quran,
sebutan yang benar bagi Tuhan yang benar-benar Tuhan adalah sebutan “Allah”,
dan kemahaesaan Allah tidak melalui teori evolusi melainkan melalui wahyu yang
datang dari Allah. Hal ini berarti konsep tauhid telah ada sejak datangnya Rasul
Adam di muka bumi. Esa menurut al-Quran adalah esa yang sebenar-benarnya esa,
yang tidak berasal dari bagian-bagiandan tidak pula dapat dibagi menjadi bagian-
bagian.

Keesaan Allah adalah mutlak. Ia tidak dapat didampingi atau disejajarkan


dengan yang lain. Sebagai umat Islam, yang mengikrarkan kalimat syahadat La
ilaaha illa Allah harus menempatkan Allah sebagai prioritas utama dalam setiap
tindakan dan ucapannya. Konsepsi kalimat La ilaaha illa Allah yang bersumber dari
al-quran memberi petunjuk bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk
mencari Tuhan yang lain selain Allah dan hal itu akan kelihatan dalam sikap dan
praktik menjalani kehidupan.

D. Tuhan dalam Pemikiran Islam


ilmu kalam, ilmu tauhid atau ilmu ushuluddin dikalangan umat Islam, tercipta
karena pemikiran manusia, setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Aliran-aliran
tersebut ada yang bersifat liberal, tradisional dan ada aliran diantara keduanya.

3
Ketiga corak pemikiran ini mewarnai sejarah pemikiran ilmu ketuhanan (teologi)
dalam Islam. Aliran-aliran tersebuut adalah:
1. Muktazilah, adalah kelompok rasionalis menekankan kepada proses memahami
islam menggunakan akal dengan tujuan memperkuat keimanan.
2. Qodariyah, adalah kelompok yang berpendapat tentang kebebasan berkehendak
dan berbuat. Manusia berhak untuk mendevinidikan dirinya kafir atau mukmin
sehingga dapat mempertanggung jawabkan pada dirinya senidri.
3. Jabariyah, adalah kelompok yang berpendapat tentang perbuatan dan kehendak
manusia sudah diatur oleh tuhan sehingga manusia cenderung berikhtiar dan do’a.
4. antara Qodariyah dan Jabariyah. Manusia wajib berusaha semaksimal mungkin.
Akan tetapi, Tuhanlah yang menentukan hasilnya.

E. Allah dengan Keesaannya


1. Hakikat Allah dalam Keesaan-Nya.
Allah berfirman dalam Alquran yang artinya Artinya
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup
kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.” (Q.S Ali Imran ayat 3)
Dalam ilmu Tauhid dikenal istilah tauhid uluhiyyah dan tauhid
rububiyyah. 
a. Tauhid uluhiyyah adalah semua ibadah manusia hanya allah yang dapat
menerimanya.  Manusia yang musrik ialah manusia yang menembah selain
allah, karena menganggap sesuatu itu dapat menyeamatkan dan
melindunginya. Dalam Alquran surat Annisa’ ayat 36 Allah berfirman
Artinya:

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan


sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri.”

b. Tauhid rububiyyah adalah meykini bahwa allah memelihara alam dan


segala isisnya. dalam Alqurran Surat Alfatihah ayat 2 yang Artinya:
“Segala pujibagi Allah, Tuhan semesta alam.”

4
Osman Raliby yang mengemukakan
tentang Kemahaesaan Tuhan  sebagai berikut:
 Allah Maha Esa dalam Zat-Nya
 Allah Maha Esa dalam Sifat-Sifat-Nya
 Allah Maha Esa dalam Perbuatan-Perbuatan-Nya
  Allah Maha Esa dalam wujud-Nya
 Allah Maha Esa dalam menerima ibadah
 Allah Maha Esa dalam menerima hajat dan hasrat manusia
  Allah Maha Esa dalam memberi hukum

2. Allah Maha Esa dalam Zat-Nya.


Zat allah tidak bisa dibandingkan dengan zat lain.
Allah berfirman dalam alqur’an yang artinya:

“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu
sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-
pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu.
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha
Mendengar dan Melihat.” (Q.S. Asyura : 11)

3. Allah Maha Esa dalam Sifat-Sifat-Nya.


Sifat-sifat Allah itu banyak dan tidak dapat diperkirakan. Namun
demikian, dari Alquran dapat diketahui sembilan puluh sembilan nama  Tuhan
yang biasanya disebut dengan al-Asmaaulllah al-Husnaa.
4. Allah Maha Esa dalam Perbuatan-Perbuatan-Nya
Allah dapat berbuat menciptakan alam semesta ini. Perbuatan-Nya itu
unik, lain dari yang lain, tiada taranya dan tidak sanggup pula manusia
menirunya. Kagumilah, misalnya, bagaimana Ia menciptakan diri kita sendiri
dalam bentuk tubuh yang sangat baik, yang dlengkapinya dengan pancaindera,
akal, perasaan, kemauan, bahasa, pengalaman dan sebagainya. 
5. Allah Maha Esa dalam Wujud-Nya.
Wujud Allah berbeda dengan   wujud alam semesta. Ia tidak dapat
disamakan dan diserupakan dalam bentuk apapun juga. Menurut keyakinan
Islam, Allah Maha Esa. Pernyataan wajibul wujud memilik arti bahwa Allahlah

5
yang abadi dan wajib eksistensi atau wujud-Nya. Selain Dia, semuanya
mumkinul wujud.
6. Allah Maha Esa dalam Menerima Ibadah 
Hanya allah yang patut disembah dan hanya dia tempat meminta
pertolongan. Serta Allah Maha Esa dalam Menerima ibadah. Ibadah itu seperti
melaksanakan shalat dan mengerjakan aml kebaikan, serta perbuatan lainnya
yang baik.   
7. Allah Maha Esa dalam Menerima Hajat Manusia.
Bila  manusia hendak menyampaikan maksud, permohonan atau
keinginannya kepada Allah  langsunglah sampaikan kepada-Nya, kepada Allah
sendiri tanpa perantara atau media apa pun namanya. Tidak ada
system rabbaniyah atau kependetaan dalam Islam. Semua manusia, kecuali
para Nabi dan Rasul, mempunyai kedudukan yang sama dalam berhubungan
langsung dengan Tuhan Yang Maha Esa.
8. Allah Maha Esa dalam Memberi Hukum
Allah Maha Esa dalam Memberi Hukum  berarti Allah lah satu-satunya
Pemberi Hukum yang tertinggi. Ia pula memberi hukum kepada umat manusia
bagaimana mereka harus hidup di bumi-Nya ini sesuai dengan ajaran-ajaran
dan kehendak-Nya yang dengan sendirinya sesuai pula dengan hukum-
hukum  alam dan watak manusia, yang semuanya itu adalah ciptaan Allah.

F. Bukti adanya Allah


1. Keberadaan Alam semesta, sebagai bukti adanya Tuhan
Ismail Raj’I Al-Faruqi mengatakan prinsip dasar dalam Teologi Islam,
yaitu Khalik dan makhluk. Khalik adalah pencipta, yakni Allah swt, hanya Dialah
Tuhan yang kekal, abadi, dan transeden. Sedangkan makhluk adalah yang
diciptakan, berdimensi ruang dan waktu, yaitu dunia, benda, tanaman, hewan,
manusia, jin, malaikat langit dan bumi, surga dan neraka. Adanya alam ini
merupakan bukti dari adnya tuhan, dan adanya rahasia-rahasia unik didalamnya.
Jika kita percaya akan adanya ala mini maka logikanya ada suatu penciptaan
didalamanya. Segala sesuatu bagaimanapun ukurannya, pasti ada penciptanya,
dan pencipta itu tiada lain adalah Tuhan. Dan Tuhan yang kita yakini sebagai
pencipta alam semesta dan seluruh isinya ini adalah Allah Swt.
2. Argumentasi Qur’ani
Allah Swt. berfirman,

6
“Seluruh puja dan puji hanalah milik Allah Swt, Rabb alam semesta”. Q.S.
Surah Al-Fatihah : 2

Lafadz Rabb dalam ayat tersebut, artinya Tuhan yang dimaksud adalah Allah
Swt. Allah Swt sebagai “Rabb” maknanya dijelaskan dalam surat Al-A’la ayat 2-3,
yang terjemahannya.

“Allah yang menciptakan dan menyempurnakan, yang menentukan ukuran-


ukuran ciptaannya dan memberi petunjuk”.

Allah menciptakan alam semesta, menyempurnakan, menentukan aturan-aturan


dan memberi petunju kterhadap ciptaannya. Jadi, adanya alam semesta dan
seisinya tidak terjadi dengan sendirinya. Didalam surat Al-A’raf ayat 54 :

“Tuhanmu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
hari”.
.
Dalam menciptakan sesuatu memang Allah tinggal berfirman Kun Fayakun yang
artinya jadilah maka jadi. Akan tetapi, dimensi manusia dengan Allah berbeda
sampai kepada manusia membutuhkan waktu enam periode.

2. SAINS & TEKNOLOGI DALAM AL-QUR’AN DAN AL-HADITS


A. Pengertian Sains, Teknologi, Al-Qur’an dan Al-Hadits
Pengertian Sains
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam (Setiawan, 2012), sains dapat
didefinisikan: ilmu pengetahuan pada umumnya; pengetahuan sistematis tentang
alam dan dunia fisik, termasuk di dalamnya, botani, fisika, kimia, geologi, zoologi, dan
sebagainya.
Menurut kamus bahasa seperti yang dikutip oleh Abdurrahman R Effendi dan
Gina Puspita sains adalah ilmu pengetahuan yang teratur (sistematik) yang boleh
diuji atau dibuktikan kebenarannya. Ia juga merupakan cabang ilmu pengetahuan
yang berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata-mata, misalnya sains fisika,
kimia, biologi, astronomi, termasuklah cabang-cabang yang lebih detil lagi seperti
hematologi (ilmu tentang darah), entomologi, zoologi, botani, cardiologi, metereologi
(ilmu tentang kajian cuaca), geologi, geofisika, exobiologi (ilmu tetang kehidupan di

7
angkasa luar), hidrologi (ilmu tentang aliran air), aerodinamika (ilmu tentang aliran
udara) dan lain-lain. pengetahuan sistematis yang diperoleh dari sesuatu observasi,
penelitian, dan uji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip
sesuatu yang sedang diselidiki, dipelajari, dan sebagainya. Berdasarkan pendapat
Webster’s New Collegiate Dictionary, bahwa pengertian sains adalah pengetahuan
yang dicapai melalui studi atau praktek atau pengetahuan yang memiliki kebenaran
dari pengoperasian ilmu misalnya yang diperoleh dan diuji melalui metode ilmiah. 

Pengertian teknologi
Teknologi merupakan suatu benda yang ada dalam kehidupan yang digunakan
untuk menunjang aktivitaas kehidupan manusia . Menurut Iskandar Alisyahbana,
pengertian teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
manusia dengan bantuan alat dan akal, sehingga seakan-akan memperpanjang,
memperkuat, atau mebuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra, dan otak
manusia. teknologi adalah aktivitas atau kajian yang menggunakan pengetahuan
sains untuk tujuan praktis dalam industri, pertanian, perobatan, perdagangan dan
lain-lain. Ia juga dapat didefinisikan sebagai kaedah atau proses menangani suatu
masalah teknis yang berasaskan kajian saintifik termaju seperti menggunakan
peralatan elektronik, proses kimia, manufaktur, permesinan yang canggih dan lain-
lain.

B. Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek


Jika kita menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek, bukan berarti bahwa ilmu
astronomi, geologi, agronomi, dan seterusnya, harus didasarkan pada ayat tertentu, atau
hadis tertentu. Kalau pun ada ayat atau hadis yang cocok dengan fakta sains, itu adalah
bukti keluasan ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu(lihat QS An-Nisaa` [4] :126 dan QS
Ath-Thalaq [65] :12), bukan berarti konsep iptek harus bersumber pada ayat atau hadis
tertentu. Misalnya saja dalam astronomi ada ayat yang menjelaskan bahwa matahari
sebagai pancaran cahaya dan panas (QS Nuh [71] : 16), bahwa langit (bahan alam
semesta) berasal dari asap (gas) sedangkan galaksi-galaksi tercipta dari kondensasi
(pemekatan) gas tersebut (QS Fushshilat [41] : 11-12), dan seterusnya. Ada sekitar 750
ayat dalam Al-Qur`an yang semacam ini (Lihat Al-Baghdadi, 2005:113).
Ayat-ayat ini menunjukkan betapa luasnya ilmu Allah sehingga meliputi segala
sesuatu, dan menjadi tolok ukur kesimpulan iptek, bukan berarti bahwa konsep iptek wajib
didasarkan pada ayat-ayat tertentu. Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam sebagai

8
landasan iptek bukanlah bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada Al-Qur`an dan Al-
Hadits, tapi yang dimaksud, bahwa iptek wajib berstandar pada Al-Qur`an dan Al-
Hadits.Ringkasnya, Al-Qur`an dan Al-Hadits adalah standar (miqyas) iptek, dan bukannya
sumber (mashdar) iptek. Artinya, apa pun konsep iptek yang dikembangkan, harus sesuai
dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, dan tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur`an dan Al-
Hadits itu. Jika suatu konsep iptek bertentangan dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, maka
konsep itu berarti harus ditolak.

C. Pandangan al-qur’an dan hadis mengenai sains (penegtahuan)


agama islam mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu. Salah satu dasar (dalil)
yang populer adalah hadits Rasulullah SAW.

‫ض ٌة َعلَى ُك ِّل مُســـل ٍِم َو مُسْ ـــلِ َم ٍة‬


َ ‫ َطلَبُ ْالع ِْل ِم َف ِريـ ْـ‬:‫صلىَّ هللا تــَ َعالَى َعلَيـ ْـ ِه َو َسلـ َّ َم‬ ِ ‫َقا َل َرس ُْو ُل‬
َ ‫هللا‬
Artinya : Rasulullah SAW. bersabda : “Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap orang
Islam laki-laki dan perempuan.”

Dalam hadits tersebut memang jelas disebutkan bahwa hukum mencari ilmu
adalah fardhu ain (harus dilakukan per individu). Tapi, banyak pendapat yang muncul
dalam menentukan ilmu mana yang dimaksud dalam hadits tersebut. Para ahli ilmu kalam
memandang bahwa belajar teologi merupakan sebuah kewajiban, sementara para fuqaha’
berpikir bahwa ilmu fiqih dicantumkan dalam al-Qur’an. Sedangkan menurut Imam Ghazali,
ilmu yang wajib dicari menurut agama adalah terbatas pada pelaksanaan kewajiban syari’at
Islam yang harus diketahui dengan pasti. Misalnya, seseorang yang bekerja sebagai
peternak binatang, haruslah mengetahui hukum-hukum tentag zakat.

“Maka kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang
baik sepeti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
,Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizing Tuhannya.” QS.14
(Ibraim):24 dan 25

Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat
Ayat di atas menggambarkan keutuhan antara iman,ilmu,dan amal atau Aqidah,syari’ah
dan Akhlak dengan menganologikan bangunan Dinul Islam, bagaikan sebatang pohon
yang baik. Akarnya menghujam ke bumi, batangnya menjulang tinggi ke langit, cabangnya
atau dahannya rindang dan buahnya lebat. Ini merupakan gambaran bahwa antaran

9
iman,ilmu dan amal merupakan satu kesatuan yang utuh,tidak dapat pisahkan  antara satu
sama lain. Iman diidentikan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya
ajaran islam. Ilmu bagaikan batang pohon  yang mengeluarkan dahan-dahan cabang-
cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan
teknologi dan seni.

D. Pandangan Al-Qur’an dan hadis Mengenai Teknologi


Menelusuri pandangan Al-Quran tentang teknologi, mengundang kita menengok
sekian. Secara tegas dan berulang-ulang Al-Quran menyatakan bahwa alam raya
diciptakan dan ditundukkan Allah untuk manusia
Seperti yang ada dalam Tafsir Q.S. Al-Anbiya’ ayat 30:

َ ‫ض َكا َن َتا َر ْت ًقا َف َف َت ْق َنا ُه َما َو َج َع ْل َنا م َِن ْال َما ِء ُك َّل َشيْ ٍء َحيٍّ أَ َفال ي ُْؤ ِم ُن‬
‫ون‬ ِ ‫ِين َك َفرُوا أَنَّ ال َّس َم َاوا‬
َ ْ‫ت َواألر‬ َ ‫أَ َولَ ْم َي َر الَّذ‬

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada
juga beriman”. Q.S. Al-Anbiya’ ayat 30

Menurut Tafsir Ibnu Katsir


Allah swt. berfirman menunjukkan kekuasaan-Nya yang sempurna dan penciptaan-
Nya yang maha luas, “Apakah orang-orang kafir yang mengingkari ketuhanan-Nya Yang
Maha Esa dan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya tidak melihat dan renungkan
penciptaan Tuhan, langit dan bumi tujuh lapis, dan dipisahkannya langit dan bumi dengan
awan, lalu diturunkanlah hujan dari langit dan ditumbuhkanlah tumbuh-tumbuhan di bumi
serta dijadikannya air sebagai sumber hidup tiap sesuatu yang hidup. Dan dijadikannya
bumi gunung-gunung yang kokoh untuk mencegah agar bumi tidak guncang bersama
penghuninya dan di antara gunung-gunung itu dibukakan jalan-jalan yang luas yang
menghubungkan satu negeri dengan negeri lain dan sebuah kota dengan kota lain. langit
dijadikannya sebagai atap yang terpelihara dan tidak dapat di jangkau bagi bumi, kemudian
dibaginyalah waktu menjadi malam yang gelap dan siang yang terang dengan matahari
dan bulan yang masin-masing beredar di dalam garis-garis edarnya sendiri. 

Al-Qur’an menyebutkan kendaraan-kendaraan yang dihasilkan oleh kemajuan


teknologi modern:

10
“Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, agar kamu menungganginya
dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak
mengetahuinya.” (Q.s. an-Nahl: 8).

Sungguh pun hebat hasil teknologi, namun jika diniatkan untuk menghancurkan
sesama manusia, menghancurkan lingkungan, maka sangat dilarang di dalam Islam. Jadi
teknologi bukan merupakan sesuatu yang bebas nilai. Demikian pula penyalahgunaan
teknologi merupakan tindakan zhalim yang tidak patut untuk dilanjutkan. Oleh sebab itu
teknologi harus dapat dimanfaatkan baik langsung ataupun tak langsung untuk membantu
mendapatkan kemudahan, amar ma'ruf nahi munkar. Dan bukan untuk merusak, sehingga
menimbulkan bencana, sebagaimana firman-Nya dalam surat al-Qoshosh: 77.

"Dan raihlah apa yang dianugrahhan Allah kepadamu untuk kebahagiaan kampung 
akhirat, tetapi jangan sekali-kali kamu mengabaikan nasibmu di dunia. Dan berbuat
baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang
berbuat kerusakan." al-Qoshosh: 77

Dalam QS. 13(Ar Ra’du) : 2 Allah berfirman:

‫س ًّمى يُدَ ِّب ُر األَ ْم َر‬


َ ‫س َوا ْل َق َم َر ُكل ٌّ َي ْج ِري ألَ َج ٍل ُّم‬ َّ ‫س َّخ َر ال‬
َ ‫ش ْم‬ ْ ‫ت ِب َغ ْي ِر َع َم ٍد َت َر ْو َن َها ُث َّم‬
ِ ‫اس َت َوى َعلَى ا ْل َع ْر‬
َ ‫ش َو‬ َّ ‫هّللا ُ الَّذِي َر َف َع‬
ِ ‫الس َم َاوا‬
َ‫ت لَ َعلَّ ُكم بِلِ َقاء َر ِّب ُك ْم ُتوقِ ُنون‬
ِ ‫صل ُ اآل َيا‬ ِّ ‫ُي َف‬

Artinya : Alla lah Yang meninggikan langit tanpa tiang(sebagaimana) yang


kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, manundukkan matahari dan
bulan. Masing- masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur
urusan(makhluk Nya), menjelaskan tanda- tanda(kebesaranNya), supaya kamu
meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu. (QS. Ar Ra’du : 2)

Dengan kemampuan akal, ilmu, dan teknolginya manusia dapat meniru segala
kekuatan beraneka makhluk, manusia dengan kapal udara dan jet dapat terbang ke udara

11
seperti burung. Manusia dapat menembus bumi dengan teknologinya serta menggali
segala mineral dan minyak yang terpendam dalam bumi.
Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, umat Islam hendaknya
memiliki dasar dan motif bahwa yang mereka lakukan tersebut adalah untuk memperoleh
kemakmuran dan kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk mencari keridhaan Allah
sehingga terwujud kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Berikut akan dijelaskan jenis-jenis
teknologi :

1. Teknologi Konstruksi
Suatu tanda kemajuan teknologi pada abad di mana kita hidup dan, yang mana Nabi
Muhammad saw. telah menyebutkannya adalah dibangunnya gedung-gedung yang
tinggi. Tidak akan ada [Hari] Pengadilan-hingga gedung gedung yang sangat tinggi
dibangun. (Diriwayatkan oleh Abu Hurairah)

As-Sa‘ah (Hari Kiamat) tidak akan tiba  hingga manusia berlomba-lomba membuat
bangunan yang tinggi. (H.r. Bukhari).

Menjelang akhir abad ke 19 kita lihat gedung gedung berlantai banyak dibangun. Di
abad ke 20-21 penggunaan baja dan lift yang disebut pencakar langit menjadi bagian
penting dari arsitektur dalam perkembangan konstruksi. Apa yang dikatakan oleh
hadis tadi telah menjadi kenyataan: manusia memang telah berlomba-lomba dalam
membangun gedung-gedung tinggi, dan bangsa-bangsa pun saling berlomba-lomba
dalam membangun pencakar langit tertinggi.

2. Teknologi Transportasi
Masyarakat berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupanya dengan eekti dan efisien.
Nabi Muhammad saw. bersabda mengenai perkembangan transportasi:

Hari Akhir tidak akan tiba hingga … waktu berjalan dengan cepatnya. (H.r. Bukhari)

Jarak-jarak yang sangat jauh akan dilintasi dengan waktu singkat. (H.r. Ahmad,
Musnad)

Dengan alat transportasi jarak yang jauh bisa ditempuh dengan cepat. Seperti
pesawat terbang supersonik, kereta api dan kendaraan-kendaraan canggih lainnya

12
dapat, dalam sekian jam saja, melintasi jarak yang dulunya ditempuh selama berbulan-
bulan, dan melakukannya dengan lebih mudah, nyaman, dan aman. Al-Qur’an
menyebutkan kendaraan-kendaraan yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi
modern:Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, agar kamu
menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan.

“ Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Q.s. an-Nahl:
8).

Di sini, kita dapat memikirkan dengan mendalam makna ungkapan “waktu akan
berjalan dengan cepat” dalam hadis pertama, dari pandang apa yang telah kami
ceritakan. Jelaslah, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw., pada waktu Akhir
Zaman, tugas-tugas akan dirampungkan dalam waktu yang jauh lebih singkat
dibandingkan dengan kurunkurun waktu lainnya.

“Saat Akhir tidak akan tiba sebelum waktu menyusut, setahun bagaikan
sebulan, sebulan bagaikan sepekan, sepekan bagaikan sehari, sehari
bagaikan sejam, dan sejam bagaikan nyala lilin.” (H.r. Tirmizi)

Misalnya, berabad-abad yang lalu, komunikasi internasional, yang lamanya sampai


berminggu-minggu, kini dapat ditempuh dalam hitungan detik saja dengan
menggunakan Internet dan teknologi komunikasi modern lainnya. Pada masa lalu,
barang-barang yang dulunya sampai ke tujuan setelah menempuh perjalanan selama
berbulan-bulan dalam kafilahkafilah, kini dapat dikirim dengan cepat. Pada hari ini,
jutaan buku dapat diterbitkan dalam waktu yang beberapa abad yang lalu hanya
dapat untuk menghasilkan satu buah buku saja. Hal-hal sehari-hari sudah begitu saja
menjadi hal yang lazim, seperti kebersihan, cara-cara penyajian makanan, dan
keperluan untuk perawatan anak-anak, sudah tidak lagi menghabiskan banyak waktu
berkat adanya keajaiban-keajaiban teknologi modern.

Tanda lainnya lagi dari Akhir Zaman yang dalam hadis-hadis adalah tersebar
luasnya perdagangan (Diriwayatkan oleh Ibnu Masud r.a.)

13
yang seiring dengan kemaju-an-kemajuan di bidang transportasi. Transportasi-
transportasi modern telah memungkinkan tiap negeri di dunia ini untuk melakukan
hubungan perdagangan yang erat dengan negeri negeri lainnya.”

3. Teknologi Komunikasi:
Sebagian dari informasi paling menarik yang diberitakan oleh Nabi Muhammad
saw. terdapat dalam hadis beliau yang menggambarkan teknologi komunikasi di masa
modern. Salah satu hal yang beliau katakan cukup mencengangkan:

Hari Akhir tak akan tiba sebelum seseorang berbicara dengan gagang cambuknya.
(H.r. Tirmizi).

Bila kita lihat hadis ini dengan lebih dekat lagi, kita dapat melihat kebenaran
yang terkandung di dalamnya. Sebagaimana kita maklumi, pada zaman dulu, cambuk
dipakai secara luas untuk menaiki hewan-hewan tunggangan, khususnya onta dan
kuda. Manakala kita telaah hadis ini kita pun melihat bahwa Nabi Muhammad saw.
sedang membuat sebuah perbandingan.
Mari kita tanyakan kepada orang-orang pada zaman sekarang: “Benda
berbicara apa yang dapat kita perbandingkan dengan bentuk sebuah cambuk?”
Jawaban yang paling mendekati atas pertanyaan ini adalah sebuah telepon genggam
atau suatu perangkat komunikasi lainnya yang serupa itu. Bila kita ingat-ingat,
perangkat komunikasi nirkabel, seperti telepon genggam atau telepon satelit, adalah
perkembangan yang baru-baru ini terjadi, maka kita akan paham betapa futuristiknya
gambaran Nabi Muhammad saw. 1.400 yang lalu. Maka, ini adalah satu lagi
pemberitahuan akan waktu sebelum Hari Pengadilan di mana kita hidup di dalamnya.
Dalam riwayat lainnya dari Nabi Muhammad saw., beliau menyoroti
perkembangan teknologi komunikasi:

Tak ada Hari Pengadilan … hingga seseorang berbicara dengan suaranya sendiri.
(Mukhtashar Tadzkirah karya Qurthubi)

Pesan dalam hadis ini sudah cukup jelas: ia menyatakan bahwa seseorang
mendengar suaranya sendiri merupakan sebuah karakteristik Akhir Zaman. Tentu saja,
bagi seseorang agar dapat mendengar suaranya sendiri, pertama-tama suara itu harus
direkam dan kemudian didengarkan. Teknologi rekaman dan reproduksi suara adalah

14
produk-produk dari abad ke-20. Perkembangan ini merupakan titik balik dari kemajuan
sains, salah satunya yang memungkinkan lahirnya industri-industri yang bergerak di
bidang komunikasi dan media. Rekaman suara kini sudah mencapai titik puncaknya,
dengan perkembangan-perkembangan mutakhir dalam komputer dan teknologi laser.
Pendeknya, perangkat-perangkat elektronik pada hari ini, seperti mikrofon dan
pengeras suara, telah memungkinkan untuk merekam dan mendengar suara
seseorang, yang menunjukkan bahwa apa yang disebutkan dalam hadis di atas
kepada kita telah menjadi kenyataan.
Apa yang dikatakan dalam hadis-hadis yang menggambarkan Akhir Zaman
mengenai teknologi komunikasi tidak terbatas pada hadis yang dikutip di atas saja.
Masih ada tandatanda lain yang sangat menarik dalam hadis-hadis lainnya:

Tanda hari itu: Sebuah tangan akan menjulur dari langit, dan orang-orang akan
menyaksikannya. (Ibnu Hajar Haytsami, Al-Qawl al-Mukhtashar fi ‘Alamat al-Mahdi
al-Muntazhar)

Tanda hari itu adalah sebuah tangan menjulur di langit dan orang-orang pun
berhenti untuk melihatnya. (Al-Muttaqi al-Hindi, ‘Al-Burhan fi ‘Alamat al-Mahdi Akhir az-
Zaman) Jelaslah bahwa kata “tangan” dalam hadis di atas merupakan kiasan. Pada
zaman dahulu, sebuah tangan yang dijulurkan dari langit dan orang-orang
menyaksikannya, sebagaimana tersebut dalam hadis tadi barangkali tidak begitu
berarti bagi mereka. Namun bila kita mempertimbangkan teknologi pada hari ini,
pernyataan tadi dapat ditafsirkan dengan sejumlah cara. Misalnya, televisi, yang kini
sudah menjadi suatu bagian yang tak terpisahkan dari dunia ini, dan ia, beserta
dengan kamera dan komputer, dapat menjelaskan dengan sangat baik apa yang
digambarkan oleh hadis tadi. Kata “tangan” yang disebut dalam hadis itu mungkin saja
dipakai untuk mengiaskan kekuasaan. Bisa dipakai untuk menyebut gambar-gambar
yang muncul dari langit dalam bentuk gelombang, yaitu, televisi.

E. ilmuan masuk islam


1. Jacques Yves Costeau
Seorang ahli oceanografer dan ahli selam dari Prancis, Jacques melakukan
eksplorasi dengan menyelam bawah laut. Dia menemukan kumpulan mata air tawar
tidak bercampur dengan air laut seolah-olah ada dinding pembatas diantara keduanya.
Dia kemudian menceritakannya ke seorang professor muslim. Kemudia professor itu

15
menyatakan bahwa al-qur’an sudah menjelaskannya dalam surah Ar-rahman Ayat 19 –
20.

"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara
keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing," (QS Ar Rahman Ayat 19-
20).
mendengar ayat itu Jacques kemudian memmeluk agam islam.
2. Maurice Bucaille
Maurice bucaille seorang ahli bedah dari prancis. Dia pemimpin sekaligus penanggu
jawab ketika meneliti tentang mumi termasuk jasad Fir’aun.
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada sisa-sisa garam yang melekat pada jasad
mumi fir’aun yang membuktikan bahwa fir’aun mati tenggelam. Jasadnya kemudian
segera dibalsem untuk diawetkan setelah keluar dari laut.
namun sang professor bertanya-tanya mengapa suatu jasad yang sudah lama
tenggelam lama didalam laut lebih baik kondisinya daripada mumi lainnya. Bucaille
merilis artikel berjudul "Les momies des Pharaons et la midecine" (Mumi Fir'aun;
Sebuah Penelitian Medis Modern). Bucaille menemui sejumlah ilmuan autopsy muslim
kemudian diberitahukan salah satu potongan ayat ," (QS. Yunus Ayat 92).

"Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran
bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari
manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami," (QS. Yunus Ayat 92).”
bucaile kemudian tersentuh dengan ayat itu yang pada akhirnya bucaile masuk islam

3. Prof William Brown


Majalah sains, Journal of Plant Molecular Biologies mengungkap hasil
penelitian yang dilakukan tim ilmuwan Amerika Serikat. sutu tim ilmuan melakukan
penelitian mengenai suara halus dari tumbuhan yang tidak dapat didengar oleh Telinga
manusia. Suara halus itu kemudian direkam dengan alat yang canggih. Alat canggih itu
merekam getaran ultrasonik diubah menjadi gelombang elektrik optik yang dapat
dipantau di monitor. Hasil penemuan itu mereka bawa kehadapan tim peneliti inggris
yang salah satunya peneliti muslim. Hasilnya sangat mengejutkan bahwa getaran
halus ultrasonic yang di transfer ke alat perekam itu menggambarkan garis-garis
membetuk lafadz Aallah. Para Ilmuwan lalu kagum dengan apa yang mereka saksikan.
Keajaiban itu sudah ada dalm al-qur’an (QS Al-Isra:44).

16
"Dan tak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memujinya, tetapi kamu
sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya dia adalah Maha Penyantun
Lagi Maha Pengampun," (QS Al-Isra:44).

Peneliti muslim lalu memberikan hadiah berupa mushaf Alquran dan terjemahanya
kepada Profesor William, salah satu anggota tim peneliti Inggris. Professor
mengatakan bahwa ia belum pernah melihat fenomena semacam ini. Tidak ada
seorang ilmuan maupun kitab manapun yang dapa menerjemahkan fenomena ini.
Hanya al-qur’an yang dapat menjelaskannya. Hal ini tidak memberikan pilihan lain
buatku selain mengucapkan Syahadatain," ungkap William.
4. Fidelma O'leary
seorang ahli neurologi amerika serikat bernama Fidelma O'leary. Ia
mendapatkan hidayah ketika meneliti saraf otak manusia. Ia meneliti tentang saraf
otak. Dia menemukan beberapa ura sarf otak manusia yang tidak di masuki darah.
Padahal setiap inci dari otak manusia memerlukan suplai darah supaya dapat
berfungsi normal. Namun dia mengatakan bahwa urat saraf dalam otak bisa dimasuki
darah dengan melakukan gerakan sujud dalam salat. Ini menunjukkan bahwa bila
seseorang tidak melakukan salat, maka otak tidak dapat menerima darah yang cukup
untuk bisa berfungsi secara normal.
5. Leopold Werner Von Ehrenfels
Prof. Dr. Leopold Werner von Ehrenfels merupakan seorang psikiater dan
neurology berkebangsaan Austria. Dia menemukan kejangalan pada agama Kristen
kemudian dia mempelajari agam islam. Satu di antara yang ia cermati yaitu mengenai
kewajiban wudhu. Prof Leopold Werner von Ehrenfels, menemukannya sesuatu yang
mengagumkan pada wudhu. Pusat saraf yang paling sensitive ialah bagian dahi,
tangan, serta kaki, dan pusat syaraf itu amat peka terhadap air segar. Dari sini ial
menemukan hikmah dari berwudhu ketika membersihkan pusat syaraf itu. Dengan
selalu membersihkan pusat syaraf itu maka oaring tersebut bakal memlihara
kesehatan erta kesesuaian pusat syarafnya.
ia menganjurkan untuk berwudhu bukan hanya untuk umat islam saja namun umat
manusia seluruhya.
Leopold kemudian memeluk agama Islam serta merubah nama menjadi Baron Omar
Rolf Ehrenfels.
Tiap perintah Allah SWT jelas mempunyai hikmah kebaikan di baliknya. lima panca

17
indera, harus terkena seluruh tanpa kecuali disapu oleh air wudhu. Mata, hidung,
telinga & semua kulit tubuh. Ini benar-benar mengagumkan.

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah,
dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus)
atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur" (QS Al-Maidah ayat
6).
6. Keith Moore
Keith Moore adalah Presiden AACA (American Association of Clinical Anatomi
) antara tahun 1989 dan 1991. Ia menjadi terkenal karena literaturnya tentang mata
pelajaran Anatomi dan Embriologi dengan puluhan kedudukan dan gelar kehormatan
dalam bidang sains. Dia menulis bersama profesor Arthur F. Dalley II, Clinically
Oriented Anatomy, yang merupakan literatur berbahasa Inggris paling populer dan
menjadi buku kedokteran pegangan di seluruh dunia. Buku ini juga digunakan oleh
para ilmuwan, dokter, fisioterapi dan siswa seluruh dunia. Pada suatu hari para
sekelompok mahasiswa memberika refrensi alqur’an tentang penciptaan manusia
kepada professor keith moore. Dia kemudian megatakan :

“Tidak mungkin ayat ini ditulis pada tahun 7 Masehi, karena apa yang
terkandung di dalam ayat tersebut adalah fakta ilmiah yang baru diketahui oleh ilmu
pengetahuan modern!
Ini tidak mungkin, Muhammad pasti menggunakan mikroskop!”

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati air yang berasal
dari tanah. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,
Pencipta Yang Paling Baik." ( QS A;-Mu'Minum 13-14).

18
Mendengar ayat tersebut professor kemudian masuk islam, dan kemudian merevisi
beberapa kajian ilmiahnya karena alqur’an sudah menjawab bagian yang selama ini
membuat professor gusar.
7. Masaru Emoto
Masaru Emoto dari Hado Institute di Tokyo, Jepang.
ia meneliti dan mengungkapkan adanya keanehan dalam sifat air pada tahun 2003.
Ternyata partikel molekul air bisa berubah-ubah tergantung perasaan manusia di
sekelilingnya sehingga ia menyimpulkan adanya sebuah isyarat pengaruh perasaan
terhadap klasterisasi meolekul air yang terbentuk karena ada ikatan hydrogen.

Emoto juga menemukan bahwa partikel kristal air terlihat menjadi “indah” dan
“mengagumkan” apabila mendapat reaksi positif disekitarnya, misalnya dengan
kegembiraan dan kebahagiaan.
Namun partikel kristal air terlihat menjadi “buruk” dan “tidak sedap dipandang mata”
apabila mendapat efek negatif disekitarnya, seperti kesedihan dan bencana.

Lebih dari dua ribu buah foto kristal air terdapat di dalam buku Message from
Water (Pesan dari Air) yang dikarangnya sebagai pembuktian kesimpulan nya
sehingga hal ini berpeluang menjadi suatu terobosan dalam meyakini keajaiban alam.
Emoto juga berpendapat partikel air dapat dipengaruhi oleh suara musik, doa-doa dan
kata-kata yang ditulis dan dicelupkan ke dalam air tersebut. Namun karyanya masih
dianggap kontroversial. Ernst Braun dari Burgistein di Thun, Swiss, telah mencoba
dalam laboratoriumnya metoda pembuatan foto kristal seperti yang diungkapan oleh
Emoto, sayangnya hasil tersebut tidak dapat direproduksi kembali, walaupun dalam
kondisi percobaan yang sama. Dalam kajian Masaru Emoto dengan tekun melakukan
penyelidikan tentang perubahan molekul air. Air murni dari mata air di Pulau Honshu
didoakan mengikut tradisi agama Shinto, lalu didinginkan sehingga -5°C kemudian ia
diambil gambar dengan mikroskop elektron dengan kamera kwalitas tinggi. Ternyata
molekul air tersebut membentuk Kristal segi enam yang indah. Uji coba Air diulangi
dengan membacakan kata arigato (terima kasih dalam bahasa Jepang) di depan botol
air tadi. Kristal yang terbentuk sangat indah. Lalu dicoba dengan menghadapkan
tulisan huruf Jepang arigato, kristal membentuk dengan keindahan yang sama.
Selanjutnya ditunjukkan kata “syaitan”, maka molekul air berbentuk buruk. Diputarkan
musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal
diperdengarkan, molekul kristal air itu terus hancur. Ketika 500 orang berkonsentrasi

19
memusatkan pesanan peace di depan sebotol air, kristal air tadi mengembang
bercabang-cabang dengan indahnya. Dan ketika diuji dengan dibacakan doa Islam,
kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan. Maha Suci Allah
yang telah mencipta makhluk yang bernama air ini. Sesungguhnya ia adalah makhluk
yang paling setia dan amat peka sekali dalam menjalankan perintah Tuhannya. Firman
Allah Swt: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya: 30) Dari hasil penelitiannya, Masaru
Emoto membuktikan air zamzam memiliki struktur unik dan kemampuan penyembuhan
yang luar biasa. Sejarah telah membuktikan khasiat dan keistimewaan air zamzam dari
zaman ke zaman. Karena keistimewaan dan keunikan air zamzam ini, ia pun kemudian
memeluk agama Islam.
8. Tegatat Tejasen
Tegatat Tejasen adalah ilmuan Thailand dari bidang anatomi.
Tegatat Tejasen masuk islam saat peneliatan Tagatat Tejasen masuk islam dalam
penelitian dermatologi dalam tinjauan anatomi. Lapisan Kulit terdiri atas 3 lapisan
yakni, Epidermis, Dermis dan Cut Cutis. Pada lapisan terakhir ini terdapat ujung ujung
pembuluh darah dan saraf. Penemuan modern dibidang anatomi membuktikan bahwa
luka bakar yang terlalu dalam bisa mati saraf pengatur sensasi. Saat terjadi luka bakar
hingga lapisan terakhir ini orang tersebut tidak akan merasa nyeri karena tidak
berfungsinya ujung saraf eferen dan eferen yang rusak akibat luka bakar tersebut.
Penelitian ini ternyata sudah ada dalam ayat Al-Quran.

"Allah akan memasukkan orang-orang kafir ke dalam neraka dan mengganti kulit
mereka yang baru setiap kali kulit itu habis terbakat" (QS An-Nisa:56).

Tanggal 3 November 1983 adalah hal bersejaranh bagi Tagatat karena pada hari itu
dia mengucap kalimat syahadat dihadapan peserta konferensi dan memberitahukan
hal layak umum bahwa ia masuk Islam.
F. Carner Nasa
Mantan pejabat Amerika Serikat ini juga masuk islam karena menemukan
fakta-fakta tentang malam Lailatul Qadar dan Ka'bah. Setelah masuk Islam, Carnar
kemudian meneliti fenomena mencium Hajar Aswad. Nasa menyembunyikan kepada
dunia bukti empiris ilmiah tentang (malam) Lailatul Qadar. Ia menyayangkan kelompok

20
jutawan Arab yang kurang perhatian dengan masalah ini sehingga dunia tidak
mengetahuinya. Menurutnya, sesuai dengan hadits Nabi bahwa malam Lailatul Qadar
adalah “baljah” (‫;) َب ْل َجة‬tingkat suhunya sedang), tidak ada bintang atau meteor jatuh ke
(atmosfer) bumi, dan pagi harinya matahari keluar dengan tanpa radiasi cahaya.
Menurutnya, sesuai dengan hadits Nabi bahwa malam Lailatul Qadar adalah “baljah” ( ‫َب ْل‬
‫;)جة‬tingkat
َ suhunya sedang), tidak ada bintang atau meteor jatuh ke (atmosfer) bumi,
dan pagi harinya matahari keluar dengan tanpa radiasi cahaya.
”Sayyid menegaskan, terbukti secara ilmiah bahwa setiap hari (hari-hari biasa) ada 10
bintang dan 20 ribu meteor yang jatuh ke atmosfer bumi, kecuali malam Lailatul
dimana tidak ada radiasi cahaya sekalipun. Hal ini sudah pernah ditemukan Badan
Antariksa NASA 10 tahun lalu. Namun mereka enggan mempublikasikannya. Statemen
ini mengutip ucapan seorang pakar di NASA Carner , seperti yang dikutip oleh harian
Al-Wafd Mesir. Abdul Basith Sayyid, Kepala Lembaga Mukjizat Ilmiah Al-Quran dan
Sunnah di Mesir, Dr Abdul Basith As-Sayyid dalam sebuah program di TV Mesir
Sayyid juga menegaskan, pakar Carner akhirnya masuk Islam dan harus kehilangan
jabatannya di NASA. Ini bukan pertama kalinya, NASA mendapatkan kritikan dari
pakar Islam. Pakar geologi Islam Zaglol Najjar pernah menegaskan, NASA pernah
meremove satu halaman di situs resminya yang pernah dipublish selama 21 hari.
Halaman itu tentang hasil ilmiah yakni cahaya aneh yang tidak terbatas dari Ka’bah di
Baitullah ke Baitul Makmur di langit. Sayyid menegaskan, “jendela” yang berada di
langit itu mirip yang disebutkan dalam Al-Quran.

“Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu)
langit, lalu mereka terus menerus naik ke atasnya. tentulah mereka berkata:
“Sesungguhnya panda ngan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang
orang yang kena sihir”.” (Al-Hijr: 14).

Saat itu Carner dengan bukti jelas bahwa jagat raya saat itu gelap setelah “jendela” itu
tersibak.
Karenanya, setelah itu Carner mendeklarasikan keislamannya.
10. Jon Dean
Kisah Jon Dean kembali pada Islam bermula ketika ia memutuskan bekerja di Riyadh,
Arab Saudi.
Ia bekerja di industri kesehatan dan nutrisi. Bidang itu kebetulan sedang membutuhkan
individu seperti dirinya. "Mereka membutuhkan saya guna membangun industri mereka.

21
Saya tahu, negara ini begitu kaya, banyak uang di sini," kenang pria asal Amerika
Serikat itu seperti dinukil onislam.net.
Ketika tiba di Riyadh, Jon sebelumnya tidak tahu banyak tentang Islam.
Yang ia tahu, Saudi seperti negara Arab lainnya, kaya minyak, terlibat perang dan
pertikaian. Ia sempat khawatir apakah pilihan ini yang terbaik baginya atau tidak.

Dengan berbekal keyakinan tinggi, dan bermodalkan pemahaman tentang Islam, Jon
memulai petualangnya di Jazirah Arab dengan satu tujuan, tidak terlibat dalam hal
buruk, seperti dipenjara.
Setiap hari Jon membaca buku tentang Islam. Baginya, Islam merupakan hal yang asing
meski ia berteman dengan penganut Hindu, Buddha, Ateis atau Yahudi. Sekelebat
membaca ada ketertarikan. Maklum, ia seorang peneliti biologi yang haus akan rasa
ingin tahu.Memang, ketertarikan itu lebih kepada ilmu pengetahuan belum sampai
menyentuh aspek spiritual. "Saya memang pribadi yang gemar membaca hal yang
menarik, semisal saja, Muhammad Ali, Bruce Lee," kata dia. Dean mendapati Alquran
begitu sederhana bahasanya sehingga mudah dipahami. Ayat-ayatnya sangat mudah
untuk diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Ini sangat mengejutkannya.
Sangat bertolak belakang dengan asumsinya bahwa Alquran sangat kaku dalam
mengatur kehidupan umat muslim. Dean mendapat penjelasan dari seorang rekannya
yang lain bahwa agama Islam juga berfungsi seperti panduan hidup. Yang paling
menyenangkan dalam Islam, menurut Dean, adalah perintah agama tersebut untuk
membuktikan semua ayat-ayat Alquran jika mampu. Agama Islam juga menyarankan
untuk terus belajar kepada pemeluknya. Dean bersyukur bisa bertemu orang-orang yang
mampu membuka matanya bahwa yang dipercayainya selama ini tentang Islam ternyata
salah. Dan ketika dia mulai mempelajarinya, agama tersebut ternyata mudah dipahami
dan masuk akal. Setelah menyadari hal tersebut, Dean mengungkapkan. keinginannya
untuk menjadi mualaf. Ditemani dua rekannya, Dean mengucapkan dua kalimat
syahadat.

3. Generasi terbaik menurut al-hadis


Generasi terbaik umat Islam menurut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
mereka sebaik-baik manusia. ada ungkapan yang mengindikasikan infomasi mengenai
generasi Islam terbaik itu, sebagaimana tercermin dalam 3 hadis berikut,

22
ُ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َم َث ُل أُ َّمتِي َم َث ُل ْال َم َط ِر اَل ي ُْد َرى أَوَّ لُ ُه َخ ْي ٌر أَ ْم آ ِخ ُره‬ ٍ ‫َعنْ أَ َن‬
َ ِ ‫س َقا َل َقا َل َرسُو ُل هَّللا‬

“Perumpamaan umatku seperti perumpamaan hujan, tidak diketahui apakah yang terbaik itu
ada pada permulaan atau pada akhirnya.” (H.R. Tirmidzi dan Ahmad)

‫ِيه ْم‬
ِ ‫تف‬ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َقا َل َخ ْي ُر َه ِذ ِه اأْل ُ َّم ِة ْال َقرْ نُ الَّذِي ُبع ِْث‬
َ ِ ‫ْن أَنَّ َرسُو َل هَّللا‬
ٍ ‫صي‬
َ ‫ْن ُح‬ َ ‫َعنْ عِ مْ َر‬
ِ ‫ان ب‬

Riwayat dari Imran Ibn Hushain bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Sebaik-baik umat ini
adalah generasi yang aku di utus pada mereka.” (H.R. Ahmad)

َ ‫ِين َيلُو َن ُه ْم ُث َّم الَّذ‬


‫ِين َيلُو َن ُه ْم‬ َ ‫اس َقرْ نِي ُث َّم الَّذ‬
ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َقا َل َخ ْي ُر ال َّن‬
َ ِّ‫َعنْ َع ْب ِد هَّللا ِ َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َعنْ ال َّن ِبي‬

Riwayat dari ‘Abdullah r.a. dari Nabi saw. bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah orang-
orang yang hidup pada zamanku (generasiku), kemudian orang-orang setelah mereka,
kemudian orang-orang setelah mereka. (H.R. Bukhari Muslim)

Ibn Qutaibah dalam karyanya Ta’wil Mukhtalif al-Hadits, memberikan tanggapan


terkait persoalan ini. Menurutnya, ketika Nabi menetapkan bahwa yang terbaik adalah
generasi pada masanya, itu mengindikasikan bahwa para sahabat merupakan produk
pertama umat Islam yang dididik langsung oleh Nabi Muhammad saw., di samping mereka
juga merasakan penderitaan bersama Nabi, berjihad, membantu memelihara Al-Qur’an dan
lain sebagainya, di mana hal tersebut tidak didapati oleh generasi setelahnya. Namun, Nabi
saw. juga tidak mengabaikan bahwa di akhir zaman nanti, ada generasi yang memiliki
kontribusi yang sebanding dengan kontribusi yang dilakukan oleh para sahabat Nabi.
Pandangan Ibn Qutaibah di atas kemudian dikembangkan oleh para pemikir Islam, seperti
Muhammad Abduh, Syahrur, Abu Rayyah dan Harun Nasution. Menurut mereka, generasi
terbaik tidak mesti dispesifikasikan hanya kepada generasi Nabi (para sahabat) dan umat
Islam akhir zaman. Semua generasi dapat menjadi generasi terbaik, dengan catatan mereka
patuh dan taat kepada aturan-aturan Islam.
Berikut ini ada 3 Generasi Terbaik dalam Islam sebagai berikut:
1. Sahabat
Definisi Sahabat adalah generasi atau orang-orang beriman yang bertemu
dengan Nabi Muhammad, kemudian meninggal pun dalam keadaan Islam. Orang yang
dapat terkategorikan sebagai Sahabat harus memiliki kritera pernah bertemu dengan
Nabi, baik sebulan, sepekan, sehari, maupun hanya sesaat. pertemuan yang dimaksud

23
bisa berupa duduk di hadapan Nabi, berjalan bersama, bertemu walau tanpa bicara, dan
bertatap muka. Oleh karena itulah, Abdullah bin Ummi Maktum tetap termasuk Sahabat
meski ia buta. Kriteria selanjutnya adalah beriman dan meninggal pun dalam keadaan
beriman atau di atas Islam. Dahulu ada orang yang bertemu Nabi dan beriman, tetapi ia
kemudian keluar dari Islam, mati pun dalam keadaan tidak beriman, maka ia bukan
termasuk Sahabat. Adapun jika sempat murtad atau keluar dari Islam, tetapi kembali
memeluk Islam serta mati di atas Islam, maka tetap masuk kategori Sahabat. Di antara
Sahabat Nabi yang masyhur adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib,
Zubair bin Awwam, Abdullah bin Abbas, dan lainnya radiallahu ‘anhum.
Berikut nama-nama sahabat.

1. Abdullah bin 8. Ali bin Abi Talib 15. Mua'dz bin 22. Thalhah bin
Umar 9. Amru bin Ash Jabal Ubaidillah
2. Abdurrahman 10. Bilal bin Rabah 16. Mua'wiyah bin 23. Zaid bin
bin Auf 11. Hakim bin Abu Sufyan Khattab
3. Abu Bakar Hazm 17. Mus'ab bin 24. Umar bin
4. Abu Dzar Al- 12. Hamzah bin Umair Khattab
Ghiffari Abdul Muthalib 18. Salman al- 25. Usamah bin
5. Abu Hurairah 13. Imran bin Farisi Zaid bin Haritsah
6. Abu Thufail al- Hushain 19. Sa'ad bin Abi 26. Usman bin
Laitsi 14. Khalid bin Waqqas Affan
7. Abu Ubaidah Walid 20. Sa'ad bin 27. Wahsyi bin
bin al-Jarrah 'Ubadah Harb
21. Sa'id bin Zayd 28. Zubair bin
bin `Amr Awwam

2. Tabi’in
Selanjutnya yang dimaksud dengan Tabi’in adalah orang-orang beriman yang
meninggal di atas Islam. Mereka juga hidup baik di masa Nabi maupun Sahabat, tetapi
tidak bertemu dengan Nabi Muhammad. Meski demikian, dapat bertemu atau berjumpa
dengan Sahabat. Oleh karena itu, Uwais Al-Qarni tetap disebut Tabi’in walau hidup di
masa Nabi, ia memang tidak dapat berjumpa dengan Nabi, tetapi dapat berjumpa
dengan Sahabat Di antara Tabi’in yang terkenal adalah Atha’ bin Abi Rabah, Uwais Al-
Qarni, Umar bin Abdul Aziz, Hasan Al-Bashri, Muhammad bin Sirin, dan lainnya
rahimahumullah.

24
1. Abd Allah ibn Muhammad ibn al-Hanafiyyah
2. Abu Muslim al-Khawlani
3. Abu Hanifa
4. Ahnaf ibn Qais
5. Ali ibn Husayn Zayn al-Abidin
6. Alqama ibn Qays
7. Ata ibn Abi Rabah
8. Hammam ibn Munabbih
9. Hasan ibn Muhammad ibn al-Hanafiyyah
10. Hasan al-Basri
11. Ibn Jurayj
12. Ibn Kathir al-Makki
13. Ibn Shihab al-Zuhri
14. Ibn Sirin
15. Ja'far al-Sadiq
16. Malik Dinar
17. Masruq ibn al-Ajda'
18. Muhammad ibn Abi Bakr
19. Muhammad al-Baqir
20. Mujahid ibn Jabr
21. Qasim ibn Muhammad ibn Abu Bakr
22. Said ibn al-Musayyib
23. Salim ibn Abd-Allah
24. Shaikh Habib Al-Raee
25. Sulaym ibn Qays
26. Tawus ibn Kaysan
27. Ubayd-Allah ibn Abd-Allah
28. Umar II
29. Urwah ibn Zubayr
30. Uwais al-Qarani
31. Wuhayb ibn al-Ward
32. Yahya ibn Sa'd
33. Zayd ibn Ali

3. Tabi’ut Tabi’in

25
Kemudian yang dimaksud dengan Tabi’ut Tabi’in adalah orang-orang beriman
yang meninggal di atas Islam, hidup di masa Tabi’in, dan bertemu dengan Tabi’in, tetapi
tidak bertemu dengan Sahabat. Di antara Tabi’ut Tabi’in yang masyhur adalah Sufyan
bin Uyainah, Sufyan Ats-Tsauri, Al-Auza’i, Al-Laits bin Saad, dan lainnya
rahimahumullah.
Ulama Tabi'ut tabi'in yaitu
1. Ja'far al-Sadiq
2. al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakr as-Siddiq (w. 108 H)
3. Sufyan al-Tsauri (97–161 H)
4. Sufyan bin ‘Uyainah (107-198 H)
5. Al-Auza'i (w. 158 H)
6. Al-Laits bin Saad
7. Abdullah bin Al-Mubarak
8. Waki'
9. Abdurrahman bin Mahdi
10. Yahya bin Said Al-Qathan
11. Yahya bin Ma'in
12. Ali bin Al-Madini

4. Pengertian Salaf (Referensi Hadits)


Menurut bahasa (etimologi), Salaf ( ُ‫لســلَف‬
َّ َ‫ ) ا‬artinya yang terdahulu (nenek
moyang), yang lebih tua dan lebih utama.[1] Salaf berarti para pendahulu. Jika dikatakan (
ِ ‫)س ـلَفُ الرَّ ُجـ‬
‫ـل‬ َ salaf seseorang, maksudnya kedua orang tua yang telah mendahuluinya.[2]
Menurut istilah (terminologi), kata Salaf berarti generasi pertama dan terbaik dari ummat
(Islam) ini, yang terdiri dari para Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in dan para Imam pembawa
petunjuk pada tiga kurun (generasi/masa) pertama yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

‫اس َقرْ نِيْ ُث َّم الَّ ِذي َْن َيلُ ْو َن ُه ْم ُث َّم الَّ ِذي َْن َيلُ ْو َن ُه ْم‬
ِ ‫خ ْي ُر ال َّن‬.
َ

“Sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini (yaitu masa para Sahabat), kemudian yang
sesudahnya (masa Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (masa Tabi’ut Tabi’in).”

Menurut al-Qalsyani: “Salafush Shalih adalah generasi pertama dari ummat ini yang
pemahaman ilmunya sangat dalam, yang mengikuti petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa

26
sallam dan menjaga Sunnahnya. Allah memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya
Shallallahu ‘alaihi wa sallamdan menegak-kan agama-Nya…” Syaikh Mahmud Ahmad
Khafaji berkata di dalam kitabnya, al-‘Aqiidatul Islamiyyah bainas Salafiyyah wal Mu’tazilah:
“Penetapan istilah Salaf tidak cukup dengan hanya dibatasi waktu saja, bahkan harus sesuai
dengan Al-Qur-an dan As-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih (tentang ‘aqidah,
manhaj, akhlaq dan suluk-pent.). Barangsiapa yang pendapatnya sesuai dengan Al-Qur-an
dan As-Sunnah mengenai ‘aqidah, hukum dan suluknya menurut pemahaman Salaf, maka ia
disebut Salafi meskipun tempatnya jauh dan berbeda masanya. Sebaliknya, barangsiapa
pendapatnya menyalahi Al-Qur-an dan As-Sunnah, maka ia bukan seorang Salafi meskipun
ia hidup pada zaman Sahabat, Ta-bi’in dan Tabi’ut Tabi’in. Penisbatan kata Salaf atau as-
Salafiyyuun bukanlah termasuk perkara bid’ah, akan tetapi penisbatan ini adalah penisbatan
yang syar’i karena menisbatkan diri kepada generasi pertama dari ummat ini, yaitu para
Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in. Ahlus Sunnah wal Jama’ah dikatakan juga as-
Salafiyyuun karena mereka mengikuti manhaj Salafush Shalih dari Sahabat dan Tabi’ut
Tabi’in. Kemudian setiap orang yang mengikuti jejak mereka serta berjalan berdasarkan
manhaj mereka -di sepanjang masa-, mereka ini disebut Salafi, karena dinisbatkan kepada
Salaf. Salaf bukan kelompok atau golongan seperti yang difahami oleh sebagian orang,
tetapi merupakan manhaj (sistem hidup dalam ber-‘aqidah, beribadah, berhukum, berakhlak
dan yang lainnya) yang wajib diikuti oleh setiap Muslim. Jadi, pengertian Salaf dinisbatkan
kepada orang yang menjaga keselamatan ‘aqidah dan manhaj menurut apa yang
dilaksanakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat Radhiyallahu anhum
sebelum terjadinya perselisihan dan perpecahan.

5. ISLAM, AJARAN TENTANG BERBAGAI SERTA KEADILAN PENEGAKKAN


HUKUM

A. Ajaran Tentang Berbagi

Allah SWT berfirman,


‫هّٰلل‬
ِ ‫ب َو ٰلـكِنَّ ۡال ِبرَّ َم ۡن ٰا َم َن ِبا‬
ِ ‫س ۡال ِبرَّ اَ ۡن ُت َولُّ ۡوا وُ ج ُۡو َه ُكمۡ قِ َب َل ۡال َم ۡش ِر ِق َو ۡال َم ۡغ ِر‬
َ ‫لَ ۡي‬

ٰ‫ن َو ٰا َتى ۡال َما َل َع ٰلى ُحبِّهٖ َذ ِوى ۡالقُ ۡر ٰبى َو ۡال َي ٰتم‬ ِ ‫َو ۡال َي ۡو ِم ااۡل ٰ خ ِِر َو ۡال َم ٰ ٓل ِِٕـٕٮکَ ِة َو ۡالك ِٰت‬
‌َۚ ‫ب َوال َّن ِب ٖ ّي‬

‫الز ٰکو َة‬ ‌ِۚ ‫ و ۡال َم ٰسك ِۡي َن َو ۡاب َن الس َِّب ۡي ِۙل َوالسَّٓا ِِٕـٕٮل ِۡي َن َوفِى الرِّ َقا‬
َّ ‫ب َواَ َقا َم الص َّٰلو َة َو ٰا َتى‬ َ

27
‫ و ۡالم ُۡوفُ ۡو َن ِب َع ۡه ِدهِمۡ ِا َذا ٰع َهد ُۡوا‬
َ

ِؕ ‫ص ِب ِر ۡي َن فِى ۡال َب ۡا َسٓا ِـء َوالضَّرَّ ٓا ِء َوح ِۡي َن ۡال َب ۡا‬


ۚ‫س‬ ّ ٰ ‫َوال‬
ٓ ٰ ُ ‫ ا‬
َ ‫ك الَّذ ِۡي َن‬
‫صدَ قُ ۡوا‬ َ ‫ول ِِٕـٕٮ‬

  ؕ‫ك ُه ُم ۡال ُم َّتقُ ۡو َن‬ ٓ ٰ ُ ‫وا‬


َ ‫ول ِِٕـٕٮ‬ َ

"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi
kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam
perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya,
yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji
apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada
masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-
orang yang bertakwa.( Al-Baqarah: 144)”

Islam menganjurkan kita untuk selalu berbagi. Berbagi merupakan kebaikan,


merupakan sikap yang terpuji. Maka, dalam hidup hendaknya kita saling berbagi dan
peduli terhadap orang lain. Berbagi tidak dapat dilepaskan dari peduli. Berbagi
merupakan kebaikan dan orang yang berbuat kebaikan akan dicintai oleh Allah Swt.

َ ‫اس ۗ َوٱهَّلل ُ ُيحِبُّ ْٱلمُحْ سِ ن‬


‫ِين‬ ِ ‫ِين َع ِن ٱل َّن‬ َ ‫ون فِى ٱلسَّرَّ ٓا ِء َوٱلضَّرَّ ٓا ِء َو ْٱل ٰ َكظِ م‬
َ ‫ِين ْٱلغَ ْي َظ َو ْٱل َعاف‬ َ ‫ٱلَّذ‬
َ ُ‫ِين يُنفِق‬

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun


sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (Al-Imran: 134)”

Allah SWT berfirman dalam ayat lainnya:

‫ت ُث َّم‬ َّ ٰ ‫وا ٱل‬


ِ ‫صل ٰ َِح‬ ۟ ُ‫وا َو َعمِل‬
۟ ‫وا وَّ َءا َم ُن‬
۟ ‫ت ُج َنا ٌح فِي َما َط ِعم ُٓو ۟ا إِ َذا َما ٱ َّت َق‬ َّ ٰ ‫وا ٱل‬
ِ ‫صل ٰ َِح‬ ۟ ُ‫وا َو َعمِل‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬
َ ‫ْس َعلَى ٱلَّذ‬
َ ‫لَي‬

۟ ‫وا وَّ أَحْ َس ُن‬


َ ‫وا ۗ َوٱهَّلل ُ ُيحِبُّ ْٱلمُحْ سِ ن‬
‫ِين‬ ۟ ‫وا ُث َّم ٱ َّت َق‬
۟ ‫وا َّو َءا َم ُن‬
۟ ‫ٱ َّت َق‬

"Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang
saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka
bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian
mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan

28
berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (Al-
Ma’idah : 93)

Berbagi mengindikasikan pengorbanan dan kerelaan untuk memberi. Semakin banyak


memberi, semakin tidak akan merasa kekurangan.ketika yang dikorbankan adalah
harga diri sendiri untuk meningkatkan harga diri orang lain. Disinilah keindahan berbagi
daripada sekedar menerima.

Berbagi itu indah, berbagi itu berfaidah, berbagi itu berkah.Ada lima hikmah dalm
berbagi:

1. Berbagi itu mulia, artinya : ketika kita berbagi kita akan muklia dihadapan allah
karena menolong sesama. Kemudian kita juga mulia dihadapan manusia
karena kita mau untuk berbagi kepada mereka. Berbagi tidah hanya berupa
materi.
2. Berbagi adalah bersyukur, artinya: ketika kita punya potensi diri kemudian kita
bias untuk bermanfaat untuk orang lian itulah menunjukkan kita mampu
bersyukur atas nikmat yang allah berikan kepada kita.
3. Berbagi itu amanah, artinya : setiap harta yang kita miliki ada titipan allah yang
harus kita berikan kepada sesame manusia.
4. Berbagi itu prestasi,artinya : seberapa mampu kita berkorban untuk berbagi itu
menunnjukkan prestasi kita dihadapan allah.
5. Berbagi itu investasi, artinya : kerika memberi maka itulah amal jariah yang
menjadi investasi kita dan akan kita terima nanti diakhirat.

B. Keadilan Penegakan Hukum


Ajaran Islam menurut Quthb mengatur bentuk hubungan Tuhan dengan
makhluk-Nya, hubungan antara sesama makhluk, dengan alam semesta dan kehidupan,
hubungan manusia dengan dirinya, antara individu dengan masyarakat, antara individu
dengan negara, antara seluruh umat manusia, antara generasi yang satu dengan
generasi yang lain, semuanya dikembalikan kepada konsep menyeluruh yang terpadu,
dan inilah yang disebut sebagai filsafat Islam.

Islam memerintahkan kepada setiap manusia untuk berbuat adil atau menegakkan
keadilan pada setiap tindakandan perbuatan yang dilakukan (Qs. an-Nisaa (4): 58):

۟ ‫اس أَن َتحْ ُكم‬


‫ُوا ِب ْٱل َع ْد ِل ۚ إِنَّ ٱهَّلل َ ِن ِعمَّا‬ ِ ‫ُّوا ٱأْل َ ٰ َم ٰ َن‬
ِ ‫ت إِلَ ٰ ٓى أَهْ ِل َها َوإِ َذا َح َكمْ ُتم َبي َْن ٱل َّن‬ ۟ ‫إِنَّ ٱهَّلل َ َيأْ ُم ُر ُك ْم أَن ُت َؤد‬

29
‫ان َسم ِۢيعً ا بَصِ يرً ا‬ ُ ‫َيع‬
َ ‫ِظ ُكم ِب ِهۦٓ ۗ إِنَّ ٱهَّلل َ َك‬

“Sesungguhnya Allah menyuruhmu menyampaikan ama- nat kepada yang berhak


menerimanya, dan (menyuruh kamu) apa bila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha
Melihat.”

Dalam Al-Qur’an Surat an-Nisaa ayat 135 juga dijumpal perintah kepada orang-orang


yang beriman untuk menjadi penegak keadilan, yaitu

َ ‫ْن َوٱأْل َ ْق َر ِب‬


ْ‫ين ۚ إِن َي ُكن‬ ِ ‫ش َهدَ ٓا َء هَّلِل ِ َولَ ْو َعلَ ٰ ٓى أَنفُسِ ُك ْم أَ ِو ْٱل ٰ َولِدَ ي‬ َ ‫وا َق ٰ َّوم‬
ُ ِ‫ِين ِب ْٱلقِسْ ط‬ ۟ ‫وا ُكو ُن‬ َ ‫ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذ‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬

۟ ‫وا ۚ َوإِن َت ْلوُ ۥ ۟ٓا أَ ْو ُتعْ رض‬


َ ‫ُوا َفإِنَّ ٱهَّلل َ َك‬
‫ان ِب َما‬ ۟ ُ‫ُوا ْٱل َه َو ٰ ٓى أَن َتعْ دِل‬
۟ ‫غَ ِن ًّيا أَ ْو َفقِيرً ا َفٱهَّلل ُ أَ ْولَ ٰى ِب ِه َما ۖ َفاَل َت َّت ِبع‬
ِ

َ ُ‫َتعْ َمل‬
‫ون َخ ِبيرً ا‬

"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benarpenegak


keadilan, menjadi saksi karena Allah walaupun terhadap dirimu sendiri atau Ibu,
Bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia, kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemasalahatanya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dan kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau
dengan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Segalanya apa
yang kamu lakukan”

Perintah untuk berlaku adil atau menegakkan keadilan dalam menerapkan hukum tidak
memandang perbedaan agama, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an
Surat asSyuura (42) ayat 15, yakni:

ٍ ‫نز َل ٱهَّلل ُ مِن ِك ٰ َت‬


ُ ْ‫ب ۖ َوأُمِر‬
‫ت أِل َعْ ِد َل‬ ُ ‫َفلِ ٰ َذل َِك َف ْٱد ُع ۖ َوٱسْ َتقِ ْم َك َمٓا أُمِرْ تَ ۖ َواَل َت َّت ِبعْ أَهْ َوٓا َء ُه ْم ۖ َوقُ ْل َءا َم‬
َ َ‫نت ِب َمٓا أ‬

‫َب ْي َن ُك ُم ۖ ٱهَّلل ُ َر ُّب َنا َو َر ُّب ُك ْم ۖ َل َنٓا أَعْ ٰ َملُ َنا َولَ ُك ْم أَعْ ٰ َملُ ُك ْم ۖ اَل حُجَّ َة َب ْي َن َنا َو َب ْي َن ُك ُم ۖ ٱهَّلل ُ َيجْ َم ُع َب ْي َن َنا ۖ َوإِلَ ْي ِه ْٱلمَصِ ي ُر‬

Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana
diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan
katakanlah:
“Aku beriman kepada semua kitab yaig diturunkan Allah dan aku diperintahkan
supaya berlaku adil di antara kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu
amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu Allah
mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kebali (kita).”

30
Begitu pentingnya berlaku adil atau menegakkan keadilan, sehingga Tuhan
memperingatkan kepada orang-orang yang beriman supaya jangan karena kebencian
terhadap suatu kaum sehingga memengaruhi dalam berbuat adil, sebagaimana
ditegaskan dalam A1-Qur’an Surat al-Maidah (5) ayat 8, yakni:

‫وا ه َُو‬ ۟ ُ‫ش َهدَ ٓا َء ِب ْٱلقِسْ طِ ۖ َواَل َيجْ ر َم َّن ُك ْم َش َنٔـََٔـانُ َق ْوم َعلَ ٰ ٓى أَاَّل َتعْ ِدل‬
۟ ُ‫وا ۚ ٱعْ ِدل‬
ٍ ِ َ ‫وا َق ٰ َّوم‬
ُ ِ ‫ِين هَّلِل‬ ۟ ‫وا ُكو ُن‬ َ ‫ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذ‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬

َ ُ‫وا ٱهَّلل َ ۚ إِنَّ ٱهَّلل َ َخ ِبي ۢ ٌر ِب َما َتعْ َمل‬


‫ون‬ ۟ ُ‫أَ ْق َربُ لِل َّت ْق َو ٰى ۖ َوٱ َّتق‬

“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu Untuk berlaku
tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan takwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Keadilan dalam sejarah perkembangan pemikiran Filasafat Islam tidak terlepas


dan persoalan keterpaksaan dan kebebasan. Para Teolog muslim terbagi dalam dua
kelompok, yaitu Kaum Mu’tazilah yang membela keadilan dan kebebasan, sedangkan
Kaum Asy’ari yang membela keterpaksaan. Kaum Asy’ari menafsirkan keadilan
dengan tafsiran yang khas yang menyatakan Allah itu adil, tidak berarti bahwa Allah
mengikuti hukum-hukum yang sudah ada sebelumnya, yaitu hukum-hukum keadilan
tetapi berarti Allah merupakan rahasia bagi munculnya keadilan. Setiap yang dilakukan
oleh Allah adalah adil dan bukan setiap yang adil harus dilakukan oleh Allah, dengan
demikian keadilan bukan lah tolok ukur untuk perbuatan Allah melainkan perbuatan
Allahlah yang menjadi tolok ukur keadilan. Adapun Kaum Mu’tazilah yang membela
keadilan berpendapat bahwa keadilan memiliki hakikat yang tersendiri dan sepanjang
Allah mahabijak dan adil, maka Allah melaksanakan perbuatannya menurut kriteria
keadilan.

Murtadha Muthahhari mengemukakan bahwa konsep adil dikenal dalam empat


hal; pertama, adil bermakna keseimbangan dalam arti suatu masyarakat yang ingin
tetap bertahan dan mapan, maka masyarakat tersebut harus berada dalam keadaan
seimbang, di mana segala sesuatu yang ada di dalamnya harus eksis dengan kadar
semestinya dan bukan dengan kadar yang sama. Keseimbangan sosial mengharuskan
kita melihat neraca kebutuhan dengan pandangan yang relatif melalui penentuan

31
keseimbangan yang relevan dengan menerapkan potensi yang semestinya terhadap
keseimbangan tersebut. Al-Qur’an Surat ar-Rahman 55:7

‫ان‬ َ ‫ض َع ْٱلم‬
َ ‫ِيز‬ َ ‫َوٱل َّس َمٓا َـء َر َف َع َها َو َو‬

Artinya: Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).

32
Daftar Pustaka
Natsir,M Demokrasi dibawah Hukum, Media Dakwah, Jakarta Cet.III 2002

https://sites.google.com/site/ujppai/materi-kuliah/materi-03

https://nursyam-makmun.blogspot.com/2014/09/kuliah-pai-bab-i-konsep-ketuhanan-
dalam.html

https://bunglong11.blogspot.com/2011/10/konsep-ketuhanan-dalam-islam.html

https://nuristiar.blogspot.com/2013/10/makalah-pai-konsep-ketuhanan-dalam-
islam.html

https://agungsukses.wordpress.com/2008/07/24/konsep-ketuhanan-dalam-islam/

https://widyaelrahma.blogspot.com/2014/07/pendidikan-sains-dan-teknologi-dalam-
al.html

https://www.maxmanroe.com/vid/teknologi/pengertian-teknologi.html

https://widyaelrahma.blogspot.com/2014/07/pendidikan-sains-dan-teknologi-dalam-
al.html

https://alfikmiza.wordpress.com/2010/08/26/sains-dan-teknologi-dalam-al-quran/

https://blendist.blogspot.com/2015/02/al-quran-dalam-pengembangan-sains-dan-
teknologi.html

http://www.makalah.co.id/2016/09/makalah-ilmu-pengetahuan-da
https://www.kaskus.co.id/thread/5eb01f99337f9342b35c1d33/10-ilmuwan-ini-
bersyahadat-masuk-islam-saat-penelitiannya-terjawab-di-alquran/ n-teknologi.html

https://bincangsyariah.com/kalam/siapa-generasi-islam-terbaik-itu/

https://almanhaj.or.id/3428-definisi-salaf-definisi-ahlus-sunnah-wal-jamaah.html

www.temukanpengertian.com/2013/08/pengertian-hukum.html

https://eramadani.com/mengenal-tiga-generasi-terbaik-umat-islam/

https://sunni.id/tiga-generasi-terbaik-umat-islam

33
https://www.wattpad.com/620475266-motivasi-dan-materi-tentang-islam-indahnya-
berbagi

https://rumaysho.com/1020-jangan-lupa-untuk-saling-berbagi.html

https://customslawyer.wordpress.com/2014/06/21/keadilan-dalam-perspektif-islam/

https://mediaindonesia.com/read/detail/166818-kembali-ke-fitrah-keadilan-dalam-
perspektif-islam-dan-kebangsaan

34
Lampiran

35

Anda mungkin juga menyukai