Anda di halaman 1dari 43

ASET TETAP

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1


PERATURAN TERKAIT ASET
TETAP
■ PSAK 16 (Revisi 2011) Aset Tetap
■ PSAK 26 : Biaya Pinjaman
■ PSAK 61 : Hibah
■ ISAK 25 : Hak Atas Tanah
■ ISAK 9 : Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purna Operasi,
Retorasi dan Liabilitas serupa
■ UU Presiden RI Nomor 5 tahun 1960 (4/1960) tentang
peraturan dasar pokok Agraria
PENGERTIAN ASET TETAP

Aset tetap adalah Aset Berwujud yang :


■ Dimiliki untuk digunakan dalam Produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau
untuk tujuam administratif.
■ Diharapkan dapat digunakan lebih dari satu periode.

Catatan: Aset tetap yang direntalkan kepada pihak lain jika


berupa tanah atau bangunan disewakan dengan harga sewa
maka akan dikategorikan sebagai aset tetap. Tapi, jika tidak
signifikan maka dikategorikan sebagai PROPERTI INVESTASI
ASET TETAP

CARA PEROLEHAN KLASIFIKASI

1. Tanah
2. Bangunan
Kepemilikan langsung Kepemilikan tidak langsung 3. Peralatan
4. Kendaraan
5. Suku Cadang

1.1. Pembelian
2.2. Membuat Sendiri
Sewa Pembiayaan
3.3. Hibah
4.4. Hadiah
PENGUKURAN ASET TETAP
Diukur berdasarkan harga perolehan :
Komponen biaya perolehan aset tetap meliputi :
a) Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak
pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi
discount dan potongan-potongan lain.
b) Biaya – biaya yang diatribusikan langsung untuk membawa
aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap
digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud
manajemen.
c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset
tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya
tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena
entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu
untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.
d) Biaya pinjaman (aset kualifikasikan)
PENGUKURAN ASET TETAP
■ Contoh Biaya Yang Dapat Diatribusikan Secara Langsung
a) Biaya imbalan kerja yang timbul secara langsung dari
pembangunan atau akuisisi aset tetap.
b) Biaya penyiapan lahan untuk pabrik
c) Baiaya handling penyerahan awal
d) Biaya perakitan dan instalasi
e) Biaya pengujian aset
f) Komisi profesional
■ Contoh biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap
adalah, biaya pembukaan fasilitas baru, biaya pengenalan
produk baru, biaya penyelenggaraan bisinis di lokasi baru serta
biaya adm dan overhead lainnya
■ Biaya – biaya yang tidak menambah manfaat pada aset tetap
tidak boleh dimasukan kedalam harga perolehan aset tetap,
misal, biaya kerusakan disengaja, kesalahan pemasangan,
denda pajak, pencurian , PPN TDD dan biaya kerusakan lainnya.
PENGAKUAN ASET TETAP
CONTOH KASUS 1:
Perusahaan membeli peralatan kantor senilai Rp 10.000.000,
PPN 10% (Kasus PPN TDD dan DD).
CONTOH KASUS 2 :
PT.XYZ membeli sebuah kendaraan untuk operasional sbb:
harga beli Rp 6.500.000 PPN 10% (TDD), Freight in 300.000,
bea balik nama Rp 700.000, Komisi perantara Rp 500.000
denda pengangkutan Rp 75.000 (supir lalai), asuransi Rp
35.000. berapa harga perolehan asset tersebut?
ASET TETAP DITERIMA
SEBAGAI HADIAH
Untuk mencari nilai aset tetap tersebut rumusnya adalah :
Cost = Harga Pasar Aset + Biaya Tambahan Lainnya
Contoh :
Diterima hadiah berupa kendaraan atas undian tabungan BCA
seharga Rp 100.000.000, pajak 20% ditanggung oleh pemenang.
Biaya balik nama Rp 250.000 dan ongkos angkut Rp 200.000 dibayar
oleh pemenang.
Pendapatan Kontribusi : Harga aset – pajak
= 100.000.000 – 20.000.000 = 80.000.000
Biaya Perolehan aset : 100.000.000 + 250.000 + 200.000 =
100.450.000
ASET TETAP DITERIMA
SEBAGAI SUMBANGAN
Sumbangan untuk aktiva tetap bisanya didapatkan dengan
cara Hibah Pemerintah. Hibah pemerintah adalah bantuan
pemerintah dalam bentuk sumber daya kepada entitas sebagai
imbalan atau kepatuhan entitas di masa lalu atau di masa depan
sesuai dengan kondisi tertentu yang berkaitan dengan kegiatan
operasi entitas tersebut.
Pengakuan Hibah :
Ada 2 metode dalam pengakuan hibah terkait dengan aset :
1. hibah diakui sebagai penghasilan tangguhan yang diakui dalam
rugi laba dengan dasar sistematis selama umur manfaat.
2. Hibah sebagai pengurang dalam menghitung nilai tercatat aset.
ASET TETAP DITERIMA
SEBAGAI SUMBANGAN
Contoh Pengakuan Hibah Diakui sebagai Pendapatan DItangguhkan :
AG Company menerima 500.000 rupiah dari pemerintah untuk
membeli peralatan tanggal 2 Januari 2011, Harga peralatan Rp
2.000.000. umur ekonomis 5 tahun. Penyusutan garis lurus.

No Keterangan Jurnal
.
1 Mendapatkan Hibah Kas 500.000
Pendapatan Hibah Ditangguhkan 500.000
2 Membeli Peralatan Peralatan 2.000.000
Kas 2.000.000
3 Menyusutkan Aset Tetap Pendapatan Hibah Ditangguhkan 100.000
Pendapaan Hibah 100.000
Beban Penyusutan 400.000
Akm.Penyusutan 400.000
ASET TETAP DITERIMA
SEBAGAI SUMBANGAN
Contoh Pengakuan Hibah Diakui sebagai Pengurang Nilai Aset :
AG Company menerima 500.000 rupiah dari pemerintah untuk
membeli peralatan tanggal 2 Januari 2011, Harga peralatan Rp
2.000.000. umur ekonomis 5 tahun. Penyusutan garis lurus.

No Keterangan Jurnal
.
1 Mendapatkan Hibah Kas 500.000
Peralatan 500.000

2 Membeli Peralatan Peralatan 1.500.000


Kas 1.500.000

3 Menyusutkan Aset Tetap Beban Penyusutan 300.000


Akm.Penyusutan 300.000
PENYUSUTAN
AKTIVA TETAP
PENYUSUTAN ASET TETAP
Penyusutan Aset Tetap (Depreciation) merupakan konsekuensi dari penggunaan
aset tetap dimana aset tetap akan mengalami penurunan fungsi karen akerusakan
pemakaian atau karena ketidaklayakan fungsional dan ketinggalan jaman. Faktor2
yang berpengaruh dalam menghitung penyusutan adalah :

■ Harga Perolehan [Acquisition Cost]

■ Nilai Residu atau Nilai Sisa Aset [Salvage Value]

Nilai Sisa Aset adalah prediksi atau taksiran potensi arus kas masuk bila aset
tersebut dijual pada saat penarikan atau penghentian aset. Salvage Value tidak
harus/selalu ada, misalnya pada masa penarikannya asetnya tidak bisa dijual atau
tidak laku untuk dijual. hanya jadi limbah saja (scrap)

■ Umur Ekonomis Aset Tetap / umur fungsional/umur ekonomis

■ Nilai Buku Aktiva Tetap, dengan rumus

Harga perolehan – Akum.Penyusutan


METODE PENYUSUTAN ASET
TETAP
Metode penyusutan yang diperbolehkan dalam PSAK adalah :
1. Berdasarkan waktu
■ Straight line method
■ Double declining balance
■ Declining balance
■ Sum of the year digit
2. Berdasarkan penggunaan
■ Metode jam jasa
■ Metode unit produksi
3. Berdasarkan kriteria lainnya
■ Metode kelompok
■ Metode gabungan
■ Metode persediaan
■ Metode anuitas
Straight Line Method
(Garis Lurus)

Metode ini menganggap aset tetap akan mengalirkan


manfaat yang merata disepanjang penggunaannya, sehingga
aset tetap dianggap akan mengalami tingkat penurunan fungsi
yang sama besar disetiap periode penggunaan hingga aset tetap
tidak dapat digunakan lagi.
Dengan Rumus :
(Harga perolehan – Nilai residu) / Umur ekonomis
Atau
Tarif (%) x ( Harga Perolehan – Nilai Residu)
Tarif (%) : 100% / Umur Manfaat
CONTOH SOAL :

■ Sebuah kendaraan diperoleh pada tanggal 01


JANUARI 2014, harga perolehan mesin tersebut
sebesar Rp 130,000,000
■ Mesin tersebut ditaksir memiliki umur ekonomis 5
tahun.
■ Nilai sisa Rp 1.000,000.
■ Hitunglah depresiasinya tahun 2014 s/d 2020.
tahun HP BP AP NB

130.000.000 130.000.000

1 25.800.000 25.800.000 104.200.000

2 25.800.000 51.600.000 78.400.000

3 25.800.000 77.400.000 52.600.000

4 25.800.000 103.200.000 26.800.000

5 25.800.000 129.000.000 1.000.000

129.000.000
DECLINING BALANCE METHOD
(Metode 2 kali garis Lurus)

Metode ini menghasilkan beban penyusutan periodic yang


semakin menurun sepanjang umur estimasi aktiva. Dalam
metode ini, sekalipun umur ekonomisnya belum habis tetapi jika
nilai bukunya = nilai residu, maka tidak boleh dimasukan lagi
untuk periode berikutnya.
Dengan Rumus :
Tarif (%) x Nilai Buku
Tarif (%) : 2 x (100% / Umur Manfaat)
Contoh Soal :
Kendaraan digunakan tanggal 04/04/2004 dengan
harga perolehan Rp 18.000.000 nilai sisa Rp 3.000.000
umur manfaat 5 tahun.
Jawab :
Tarif = 2 *(100/5) = 40%
Tahun Harga Beban Penyusutan Akumulasi Nilai Buku
Perolehan Penyusutan

04/04/2004 18.000.000 18.000.000

2004 9/12 * 40% * 18.000.000 = 5.400.000 12.600.000


5.400.000
2005 40% * 12.600.000 = 10.440.000 7.560.000
5.040.000
2006 40% * 7.560.000 = 3.024.000 13.464.000 4.536.000

2007 4.536.000 – 3.000.000 = 15.000.000 3.000.000


1.536.000
2008

2009
Declining Method
(Saldo Menurun)
Aset tetap tetap diasumsikan memberikan manfaat terbesarnya
pada periode awal masa penggunaan kemudian akan mengalami
penurunan fungsi yang makin besar di periode-periode berikutnya
seiring umur ekonomis aset tetap yang berkurang.

Jadi semakin lama aset digunakan maka kontribusinya akan


menurun.

Metode saldo menurun ini cocok diaplikasikan pada aset tetap


dimana tingkat kerusakannya bergantung dari volume output yang
dihasilkan.

Contohnya: mesin produksi.


Depresiasi saldo menurun

■ Tentukan tarif penyusutan


■ tarif= 1-(ns/hp) pangkat 1/n
■ Tentukan besar penyusutan (tariff x nilai buku)
Soal

■ Tanggal 12 Feb 2000 PT ABC membeli sebuah mesin bubut


senilai Rp. 350juta
■ Biaya pemasangan dan pengiriman mesin tersebut adalah
sebesar Rp. 10 juta
■ Umur ekonomis dari mesin tersebut adalah 8 tahun
■ Nilai sisa: 60 juta
■ Hitunglah depresiasinya
Jawaban

■ Tarif = 1-(60juta/360juta)pangkat 1/8


= 20.07%
■ Penyusutan tahun 2000
11/12 x 20.07% x 360 juta = 66,230,999
Sum Year Digit Method
(metode jumlah angka tahun)
Metode jumlah angka tahun merupakan penyusutan dipercepat
berdasar pada pertimbangan biaya maintenance (perawatan)
serta perbaikan aset tetap yang cenderung bertambah seiring
pertambahan usia aset tetap itu sendiri.
Soal

■ Pada tanggal 2 Januari 2014, PT Foraz


membeli sebuah mesin untuk meningkatkan
produksinya.
■ Harga perolehan Mesin Sebesar Rp
135.000.000,00 dengan taksiran nilai sisa
(salvage value) sebesar Rp 15.000.000,00,
■ Ditaksir, mesin tersebut hanya mampu
berproduksi sampai dengan 4 tahun
■ Hitunglah depresiasinya dengan menggunakan
metode jumlah angka tahun
Jawaban
JAT (Jumlah Angka Tahun) : 1+2+3+4 = 10

Dasar Penyusutan :
Rp 135.000.000,00 - Rp 15.000.000,00 = Rp 120.000.000,00

Tahun Tarif Dasar Penyusutan Penyusutan


1. 4/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 48.000.000,00
2 3/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 36.000.000,00
3 2/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 24.000.000,00
4 1/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 12.000.000,00
PENYUSUTAN BERDASARKAN
METODE UNIT PRODUKSI
Metode ini menghasilkan beban penyusutan yang berbeda-beda
setiap periode menurut jumlah penggunaan aktiva. Umur aktiva
dinyatakan dalam kapasitas produksi.
Rumus tarif penyusutan Per Unit Produksi :
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎
=
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑀𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡 𝐽𝑎𝑚 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
Rumus Penyusutan per tahun :
Total Produksi setahun x Tarif penyusutan per unit Produksi
Contoh Soal :
Mesin digunakan tanggal 01/09/2009 dengan harga
perolehan Rp 18.000.000 nilai sisa Rp 3.000.000,
estimasi manfaat 10.000 unit produksi umur manfaat 5
tahun.
Data pemakaian mesin per tahun sebenarnya :

Tahun Produksi
2009 2.000 unit
2010 2.500 unit
2011 3.000 unit
2012 1.000 unit
2013 1.500 unit
Jawaban :
Tarif Per Unit = 18.000.000 – 3.000.000 / 10.000 = 1.500

Tahun Produksi Tarif Penyusutan


(unit)
2009 2000 unit 1.500 3.000.000
2010 2.500 unit 3.750.000
2011 3.000 unit 4.500.000
2012 1.000 unit 1.500.000
2013 1.500 unit 2.250.000
REVISI PENYUSUTAN ASET
TETAP
Bila suatu aktiva tetap setelah dipakai beberapa tahun
ternyata taksiran umur ekonomisnya dan nilai residunya tidak
tepat, sehingga entitas perlu melakukan revisi untuk hal
tersebut. Koreksi atas penyusutan aktiva tersebut dilakukan
hanya untuk penyusutan tahun yang akan datang saja.
Rumus untuk Revis penyusutan adalah :
Prnyusutan Tahun Yang akan Datang :
(Nilai Buku AT saat Revisi – Nilai Revisi AT Baru) / n Baru
dengan rumus n baru = n revisi – n yang sudah dijalani
Contoh Soal :
Pada awal tahun 2005 dibeli sebuah mesin dengan nilai
perolehan Rp 500.000 dan nilai residu Rp 50.000. umur
ekonomis 5 tahun. Metode penyusutan garis lurus.
Awal tahun 2008 dilakukan revisi dimana nilai residunya menjadi
Rp 30.000 dan umur ekonomisnya seharusnya 7 tahun.
Diminta :
a) Hitunglah nilai buku awal tahun 2008
b) Umur ekonomis mesin yg baru
c) Penyusutan tahun 2008.
Jawab :
Penyusutan tahun 2005 – 2008 : 3 x 20% x (500.000 –
50.000)
= 270.000
Nilai Buku 500.000 – 270.000 = 230.000
Umur ekonomis yg baru = 7tahun – 3 tahun = 4 tahun
Penyusutan tahun 2008 : (230.000 – 30.000) / 4 = 50.000
DEPLESI
DEPLESI merupakan penyusutan atas aset tetap yang
akan habis manfaatnya dan tidak dapat digantikan ( contoh :
SDA seperti minyak, gas bumi, pertambangan dll)
Contoh :
PT. ABC sedang melakukan pertambangan atas 1000 hektar
tanah di Afrika Utara untuk pertambangan emas. Dengan
perincian biaya sebagai berikut :
Biaya pembebasan lahan US $ 50.000
Biaya Explorasi 100.000
Biaya Pengembangan 850.000
Total Cost 1.000.000
Ditaksir bahwa nilai kandungan emas di lahan tersebut sebanyak
100.000 kg. Tahun pertama perusahaan berproduksi
menghasilkan 25.000 kg emas.
Jawaban :
Biaya Penyusutan Per Unit =
(Total Cost – Residual Value) / Total estimasi SDA
Maka, 1.000.000 / 100.000 = 10 / kg
Biaya penyusutan tahun pertama :25.000 x 10 = 250.000
Jurnal :
Inventory 250.000
Acc.Depreciation 250.000
PELEPASAN
ASET TETAP
PELEPASAN ASET TETAP

Pelepasan aset tetap oleh perusahaan dapat berupa :


1. Pembuangan aset tetap (Disposal of Plant Asset)
2. Penjualan aset tetap ( Sales of Plant Asset)
3. Penukaran aset tetap (Exchange of Plant Asset)
4. Disumbangkan

Dalam pelepasan aset tetap, yang harus diketahui adalah nilai


buku aset saat pelepasan.
Pembuangan Aset Tetap
Dalam pembuangan aset tetap , Rugi pembuangan aset tetap =
nilai buku aset tetap saat pembuangan.
Jurnalnya :
Depreciation Expense xxx
Accumulated Depr.Equipment xxx
Pelepasan Aset :
Accumulated Depr. – Equipment xxx
Loss on Disposal of Plant Asset xxx
Plant Asset xxx
Penjualan Aset Tetap
Dalam penjualan aset tetap, perusahaan melepaskan aset tetap lamanya dan
menerima kas atau aset lainnya. Dalam hal ini akan terjadi kerugian ataupun
keuntungan dari penjualan aset tersebut.
Hasil Penjualan AT > Nilai Buku AT = Laba
Hasil Penjualan AT < Nilai Buku AT = Rugi
Jurnalnya :
Depreciation Expense xxx
Accumulated Depr.Equipment xxx
Penjualan Aset kondisi Rugi:
Accumulated Depr. – Equipment xxx
Loss on Sale of Plant Asset xxx
Plant Asset xxx
Penjualan Aset kondisi Laba:
Accumulated Depr. – Equipment xxx
Gain on Sale of Plant Asset xxx
Plant Asset xxx
Penukaran Aset Tetap
Dalam penukaran aset tetap tidak sejenis umumnya
menciptakan substansi ekonomi, sehingga jika terjadi keuntungan atau
kerugian dalam penukaran maka keuntungan ataupun kerugian
tersebut diakui.
Dalam penukaran aset tetap sejenis, misal kendaraan lama
ditukar dengan kendaraan baru jika terdapat substansi ekonomi
contohnya umur ekonomis aset yang baru jauh lebih panjang dari aset
yang lama maka keuntungan ataupun kerugian penukaran harus
diakui. Jika dalam penukaran tidak terdapat substansi ekonomi maka
laba penukaran tidak diakui melainkan mengurangi harga perolehan
aset yang baru.
Sumbangan Aset Tetap
Jika aset tetap disumbangkan kepada pihak lain, dimana nilai
wajar aset lebih besar dari nilai bukunya, maka selisih dicatat sebagai
keuntungan dan dilaporkan kedalam beban bukan penghasilan
Penurunan Nilai Aset Tetap
Jika terjadi penurunan nilai aset tetap, maka besarnya penurunan
tersebut harus dicatat. Penurunan nilai aset akan terjadi jika :
Nilai Buku aset < (Nilai Wajar Aset – Biaya untuk Menjual Aset)
Contoh :
Pada tanggal 31 Desember 2011, Hanoi Company memiliki
peralatan Rp 26.000.000, akumulasi penyusutan 15.000.000
umur ekonomis 4 tahun, nilai residu Rp 2.000.000. pada tanggal
tersebut diketahui nilai wajar aset – biaya untuk menjual adalah :
11.000.000

Jurnal :
Loss on impairment 2.000.000
Accumulated Depreciation 2.000.000
PENYAJIAN
ASET TETAP
Penyajian Aset Tetap

Berdasarkan PSAK 16 Par 30


Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi
penurunan.
Rugi penurunan adalah jika perusahaan menilai terdapat indikasi
aset mengalami penurunn nilai. Jika terdapat indikasi tersebut,
maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
Penurunan nilai terjadi bila :
Nilai Tercatat > Nilai Terpulihkan
Penyajian Aset Tetap
Pada tanggal 31 Desember 2011, PT.X memiliki peralatan Rp
50.000.000 akumulasi depresiasi 20.000.000, UE 5 tahun, Nilai
Residu 0. pada tanggal tersebut nilai wajar aset 30.000.000,
biaya untuk menjual adalah Rp 2.000.000.
Jawaban :
Harga Perolehan 50.000.000
Akum.Penyusutan (20.000.000)
Nilai Buku 30.000.000
Nilai Wajar Netto (28.000.000)
Penurunan Nilai 2.000.000
Jurnal :
Rugi Penurunan Nilai 2.000.000
Akumulasi Penurunan Nilai 2.000.000

Penyajian di Laporan Posisi Keuangan :


Harga Perolehan 50.000.000
Akum.Penyusutan (20.000.000)
Nilai Buku 30.000.000
Rugi Penurunan Nilai (2.000.000)
Nilai Tercatat 28.000.000

Anda mungkin juga menyukai