Anda di halaman 1dari 7

Struktur DNA dan RNA sebagai materi genetik

Resume Ke-1

disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Genetika yang dibimbing oleh Prof. Dr. Siti
Zubaidah, M. Pd dan Deny Setiawan, M.Pd

Oleh:

Offering i/ Kelompok 8

Daffa’ Rizal Z.A. (190342621)

Dahlia Normala (190342621245)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

September 2020
RESUME

DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat (ADN) adalah molekul yang
menyimpan materi genetik setiap organisme hidup dan virus. DNA terdiri dari materi genetik
yang membentuk kromosom-kromosom makhluk hidup. Kromosom merupakan struktur
nukleoprotein yang membawa informasi genetik yang terletak di dalam inti sel dan
berkumpul membentuk genom. Pada makhluk hidup terdapat dua macam kromosom, yaitu
kromosom seks (gonosom) yang menentukan jenis kelamin dan kromosom tubuh (autosom)
yang tidak menentukan jenis kelamin. Kromosom memiliki dua fungsi utama, yaitu untuk
memastikan DNA terpisah dalam porsi yang sama pada setiap pembelahan sel dan untuk
menjaga agar replikasi genom tepat pada setiap siklus sel. Sentromer, telomer, dan unit
replikasi bertanggung jawab terhadap proses ini.

RNA (ribonucleic acid) atau asam ribonukleat adalah molekul polimer yang bertugas
mengkode dan mengekspresikan gen. RNA merupakan makromolekul yang berfungsi sebagai
penyimpan dan penyalur materi genetik.

Gen pertama kali ditemukan oleh Mendel dan terus diteliti dan dipelajari oleh saintis dari
generasi ke generasi. Gen sendiri menjelaskan hukum pewarisan pada organisme. Untuk
waktu yang lama saintis banyak berdebat mengenai dimana letak gen sebenarnya hingga pada
tahun 1940 hingga awal 1950 dilakukan bebrapa percobaan yang mengungkap bahwa materi
genetik tidak terletak di protein melainkan di dalam asam nukleat. Secara spesifik,
eksperimen tersebut mengungkan bahwa materi genetik terletak di dalam DNA.

Percobaan Griffith

Bukti kuat yang menunjukkan bahwa materi genetic berada di DNA dipublikasikan oleh O.T.
Avery, C.M. Macleod dan M. McCarty pada tahun 1944. Mereka mengumumkan bahwa
komponen sel yang bertanggung jawab dalam transformasi pada bakteri Diplococcus
pneumoniae adalah DNA. Transformasi adalah rekombinasi (pertukaran atau penyaluran
materi genetik antar organisme) yang terjadi hampir di seluruh spesies bakteri. Fenomena
dari transformasi ini ditemukan oleh Frederick Griffith tahun1928 yang menyelidiki
terjadinya transformasi pada bakteri pneumococcus. Ditekankan meskipun percobaan
griffith’s mendemonstrasikan tranformasi dari pneumococcus yang sesuai dengan cara kerja
Avery, Macleod, dan McCarty mereka tidak bisa memberikan bukti bahwa ada keterlibatan
DNA.
Sama seperti organisme hidup lain, pneumococci mempunyai perbedaan genetik yang
dikenali dengan dua macam fenotip, (1) ada tidaknya kapsul polisakarida (2) Jenis
polisakarida penyusun kapsul. Ketika dibiakkan pada medium yang sesuai (boold agar),
pneumococci yang diselubungi kapsul memiliki permukaan halus dan membentuk koloni

yang luas. Tipe ini bersifat pathogen hampir pada setiap mamalia. Bakteri yang tidak
berbahaya, mempunyai permukaan sel yang kasar, karena tidak diselubungi oleh kapsul.
Patogen (pneumococci galur halus) bermutasi menjadi tidak berbahaya dan tidak memiliki
kapsul polisakarida.

Penjelasan gambar :

1. Tikus pertama disuntik dengan bakteri nonpatogen tipe galur kasar, tikus tetap sehat tidak
mati.

2. Tikus kedua setelah disuntik dengan kultur bakteri tipe galur halus akan mati.

3. Percobaan untuk tikus ketiga, bakteri tipe galur halus dimatikan dengan dipanaskan,
kemudian disuntikkan pada tikus, ternyata tikus tersebut tetap sehat. Kesimpulan dari
percobaan ini adalah bakteri galur halus akan menyebabkan penyakit pada tikus apabila
dalam keadaan hidup

4. Percobaan terakhir untuk tikus keempat, Griffith mencampur bakteri tipe galur halus yang
telah mati karena pemanasan dengan bakteri tipe galur kasar, kemudian disuntikan pada tikus.
Tikus percobaan mati, dan dari hasil otopsi, ditemukan banyak bakteri tipe galur halus pada
tikus tersebut. Ada partikel dari bakteri tipe galur halus yang sudah mati, mengubah sel
bakteri tipe galur kasar menjadi bentuk bakteri patogen(tipe galur halus). Sifat patogenitas
yang dimiliki bakteri tipe galur kasar ternyata diwariskan ke semua keturunannya. Fenomena
ini disebut transformasi, yaitu perubahan genotip dan fenotip yang disebabkan oleh DNA
eksternal yang berbaur dan menyebabkan bakteri yang tadinya tidak berbahaya menjadi
berbahaya.

Transformasi adalah proses sel bakteri dapat mengambil DNA di sekitar lingkungannya, hal
ini bisa terjadi secara alami. DNA yang berasa di sekitar bakteri (DNA asing) dapat berupa
potongan DNA dari bakteri atau organisme lain.

Percobaan Hershey dan Chase

Pada tahun 1952, Alfred Hershey dan Martha Chase melakukan serangkaian percobaan untuk
membuktikan bahwa DNA adalah materi genetik. Mereka melakukan percobaan terhadap
bakteriofage (virus yang menyerang bakteri). Menurut pemikiran mereka, eksperimen dengan
bakteriofage akan mengarahkan mereka ke hasil penemuan yang mereka inginkan dengan
presentasi ketepatan lebih tinggi karena virus hanya punya 2 komponen yaitu, DNA dan
protein. Mereka hanya perlu mengobservasi reproduksi virus dan apa yang diinjeksikan oleh
virus tersebut ke sel inang (bakteri). Sebagai penanda untuk membedakan molekul
protein dan DNA, Mereka sengaja mengkontaminasi beberapa virus dengan sulfur
dan fosfor. Virus yang terkontaminasi sulfur, proteinnya akan berwarna merah.

Virus yang terkontaminasi fosfor, DNA-nya berwarna hijau. Skema penelitian mereka

juga disebut sebagai Blender Experiment.

Dari hasil penelitian yang mereka lakukan, ternyata molekul virus yang masuk dan
menginfeksi bakteri adalah DNA (yang sudah ditandai warna hijau). Sedangkan

komponen protein virus (yang ditandai merah) tidak masuk ke dalam bakteri. Hal ini

membuktikan bahwa materi genetik yang diturunkan suatu organisme adalah DNA.

Percobaan Fraenkel Conrat

DNA dan RNA ada di dalam tubuh setiap organisme dan merupakan materi genetik yang
diturunkan. Namun, diketahui virus hanya memiliki salah satu dari 2 asam nukleat tersebut.
Ada virus yang memiliki DNA saja atau RNA saja. Pada tahun 1957 Fraenkel Corat dan B.
Singer melakukan penelitian pada virus mozaik tembakau atau tobacco mozaic virus (TMV).
Virus tersebut menyebabkan penyakit mozaik pada daun tanaman tembakau. Virus ini
mengandung RNA dalam kapsid nya. Mereka memisahkan molekul RNA dari kapsid untuk
digabungkan dengan kapsid dari strain TMV yang lain. RNA dari virus strain A digabungkan
dengan protein virus strain B. Begitu juga sebaliknya. Kedua TMV hasil penggabungan ini
kemudian diinfeksikan ke inang (daun tembakau) agar mengalami penggandaan. TMV hasil
penggandaan ternyata merupakan strain A jika RNAnya berasal dari strain A dan merupakan
strain B jika RNAnya berasal dari strain B. Jadi, faktor yang menentukan strain hasil
penggandaan adalah RNA, bukan protein. Dari hasil eksperimen tersebut dapat disimpulkan
bahwa materi genetik pada virus-virus yang tidak mempunyai DNA adalah RNA.

Perbedaan DNA dan RNA sebagai materi genetik

DNA dan RNA adalah materi genetik. Meskipun begitu, DNA dan RNA memiliki perbedaan
diantaranya :

1. Bentuk antara DNA dan RNA berbeda. Bentuk DNA merupakan heliks ganda, sedangkan
RNA rantai tunggal yang terlipat, sehingga menyerupai rantai ganda.

2. Susunan kimia molekul DNA dan RNA merupakan polimer nukleotida. Perbedaannya ada
pada gula penyusunnnya. DNA disusun oleh gula deoksiribosa, sedangkan RNA ribosa. Lalu
basa pirimidin yang menyusun DNA berupa timin, sedangkan RNA berupa urasil.

3. Jumlah guanin dalam molekul RNA tidak perlu sama dengan sitosin, demikian pula jumlah
adenin, tidak perlu sama dengan urasil.

PERTANYAAN

1. Bisakah memodifikasi suatu organisme sehingga punya sifat atau fitur yang diinginkan?
Bisakah menciptakan mutan?

Jawab :

Perubahan sifat keturunan adalah mutasi. Mutasi sendiri adalah perubahan materi genetik (gen atau
kromosom) suatu sel yang diwariskan kepada keturunannya. Mutasi bisa disebabkan oleh banyak
hal, yaitu kesalahan replikasi materi genetika selama pembelahan sel oleh radiasi, bahan kimia
(mutagen), virus, dan kesalahan selama proses meiosis. Tetapi ada juga mutasi yang tidak jelas
mutagennya, yang diperkirakan hanya karena suatu kekeliruan proses metabolisme dalam sel. Suatu
organisme bisa dimodifikasi dengan cara mutasi genetik. Mutan sangat mungkin untuk diciptakan.
Sebagai contoh semangka yang harusnya memiliki biji menjadi tidak berbiji. Mutasi pada semangka
tersebut disebabkan oleh mutagen berupa bahan kimia yang menjadikan semangka tanpa biji
(mutan).

2. Apakah kloning termasuk mutan?


Jawab :

Kloning berbeda dengan mutan. Kloning adalah proses duplikasi organisme yang nantinya
akan memiliki kromosom dan sifat yang identik. Sedangkan mutan berarti organisme hasil
mutasi.

Referensi :

1. DNA Worldwide. The History of DNA Timeline. www.dna-worldwide.com


2. Murnaghan I. 2018. How was DNA discovered?. www.exploredna.co.uk
3. Victoria H. 2013. Genetika Molukular. www.staff.uny.ac.id
4. Elya N. 2014. Genetika. Yogyakarta. www.deepublish.co.id
5. Gardner, dkk. Principles of Genetics 8th Edition. Hal 91-104

Anda mungkin juga menyukai