Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN PERKARA

TEMPAT
Masyarakat PELAPORAN

PIDANA PIKET SERSE BIN OPS DIREKTUR

Perdata/ Tidak
memenuhi unsur PENYIDIK KASUBDIT KEPUTUSAN POLRES
pidana

JPU

Keterangan : penanganan perkara mulai dari penerimaan laporan sampai pengiriman laporan ke JPU
Di dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana atau biasa disebut KUHAP dimana pada Pasal 108 KUHAP dijelaskan mengenai

apa yang dimaksud dengan Pelapor, yaitu: “Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan/atau menjadi korban peristiwa yang

merupakan tindak pidana berhak untuk mengajukan laporan atau pengaduan kepada penyelidik dan atau penyidik baik lisan maupun tertulis.”

Berdasarkan definisi tersebut, maka seorang Pelapor bisa saja ia sebagai korban ataupun sebagai saksi atas suatu peristiwa tindak pidana.

Maka ia berhak untuk melaporkan atau mengadukan peristiwa tersebut kepada pihak Kepolisian setempat, misalnya seperti :

1.Kepolisian Sektor (POLSEK)

2.Kepolisian Resor Jakarta Timur/Barat/Utara/Pusat/Selatan (POLRES)

3.Kepolisian Daerah (POLDA)

4.Markas Besar Kepolisian RI (MABES POLRI).

5.Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK)

Bila berkaitan dengan tindak pidana Korupsi dan Tindak Pidana Suap. Sebelum lebih jauh dibahas, maka akan dijelaskan terlebih dahulu

mengenai apa yang dimaksud dengan laporan dan pengaduan (aduan). Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang karena hak

atau kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa
pidana. Artinya, seseorang dapat saja melaporkan sesuatu baik atau kemauannya sendiri ataupun atas kewajiban yang dibebankan kepadanya

oleh Undang-undang. Sedangkan Pengaduan adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan kepada pejabat yang

berwenang untuk menindak menurut hukum seorang yang telah melakukan tindak pidana aduan yang merugikannya.

Pengertian tersebut menunjukan kepada kita bahwa bila seseorang merasa dirugikan hak hukumnya oleh orang lain, maka ia dapat

mengadukan perilaku tersebut dengan disertai keinginan untuk memperoleh keadilan atau tuntutan hukum. Namun di dalam prakteknya, lebih

sering digunakan istilah pelaporan, hal tersebut dikarenakan status yang disandang seseorang yang memasukkan laporan atau pengaduan lebih

sering disebut Pelapor. Dalam melakukan pelaporan atau pengaduan ke Kepolisian, dapat saja dilakukan dengan sendiri ataupun dengan di

dampingi oleh Kuasa Hukum/Pengacara/Advokat.

Bila si Pelapor hendak melakukan pelaporan sendiri, maka Pelapor pada saat di Kepolisian akan diarahkan ke Sentra Pelayanan

Kepolisian (SPK). Terdapat pula pelaporan atau pengaduan hanya dilakukan oleh Kuasa Hukum/Advokat nya dengan berbekal Surat Kuasa dari

Pelapor sebagai Kliennya. Pada saat melakukan Pengaduan ke SPK Kepolisian setempat, Dalam kapasitasnya Pelapor adalah Korban, maka

sebelum dibuatkan laporan Pengaduan, pihak SPK akan melakukan sesi dengar pendapat atau gelar perkara.

Berikut ini merupakan proses penanganan Perkara di Polda Sumsel :

1. Masyarakat datang ke tempat pelaporan, kemudian diserahkan ke piket Serse

2. Piket reserse melakukan pemeriksaan awal kemudian diteruskan ke BIN OPS


3. BIN OPS, melakukan pendataan perkara dan kemudian diserahkan ke direktur

4. Direktur akan membagi perkara tersebut, dengan mengambil keputusan untuk ditangani sendiri oleh reserse atau ditangani oleh

polres, apabila keputusan diserahkan ke polres maka tanggung jawab ditanggani oleh pihak polres, namun jika diserahkan ke reserse

maka dilanjutkan ke kasubdit

5. Kasubdit menunjuk penyidik untuk menangani perkara tersebut apabila dinyatakan memenuhi unsur pidana maka perkara dikirim ke

kejaksa’an, dan apabila dinyatakan tidak memenuhi unsur/ perdata maka dihentikan penyidikan

6. Bila perkara dinyatakan belum lengkap oleh JPU (Jaksa), maka dikembalikan lagi ke penyidik untuk dilengkapi. Bila sudah lengkap

dikembalikan lagi ke JPU.

Anda mungkin juga menyukai