NPM : 1543050116
DEWAN PENGUJIPembimbing
Ditetapkan di :
Tanggal :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat,
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan
judul “Formulasi, Stabilitas, Dan Aktivitas Antibakteri Sediaan Obat Kumur Dari
Ekstrak Etanol 96% Daun Ciplukan ( Physalis angulata L. ) Terhadap Bakteri
Streptococcus mutans”.
Penulisan proposal ini merupakan salah satu syarat guna meraih gelar Sarjana
Ilmu Farmasi pada Program Studi Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi, Universitas 17
Agustus 1945 Jakarta.
Dalam penyusunan proposal ini, saya selaku penulis menyadari bahwa dalam
penyelesaian proposal skripsi ini bukanlah semata-mata hanya karena usaha dari
penulis sendiri, melainkan banyak sekali dukungan yang penulis dapat dari berbagai
pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Peneliti mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak berikut:
1. Bapak Dr. Hasan Rachmat M, DEA., Apt. selaku Dekan Fakultas
Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
2. Bapak Drs. Stefanus Lukas, MARS., Apt. selaku Ketua Program Studi
Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
3. Ibu Dra. Lilih Riniwasih Kadiwijati, M.Farm., Apt. selaku dosen
pembimbing skripsi yang senantiasa sabar membantu, membimbing,
mengarahkan dan selalu meluangkan waktunya untuk membimbing
peneliti dalam penulisan proposal skripsi ini.
4. Dosen-dosen yang telah memberikan lmu yang bermanfaat selama
penulis Menempuh Pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas 17.
Agustus 1945 Jakarta
ii
5. Kedua orang tua dan adikku yang selalu memberikan doa, dukungan,
dan semangat yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal ini dengan baik.
6. Andi Riandi Adlan yang telah memberi nasihat, doa, serta motivasi
kepada penulis.
7. Teman-teman satu bimbingan yaitu Shinta Yusnita, David Tanujaya,
Ewaldo dan Euis yang telah menjadi tempat bertukar pikiran dan saling
membantu satu sama lainnya.
8. Sahabatku, Titi Novi Yanti yang senantiasa memberi dukungan,
menghibur dan menemani penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
9. Sahabatku sedari awal berkuliah yaitu Chairunissa Herzegovina, Kintan
Regita, dan Yustika Alma
Jakarta,
Nadhiffa Anisa
iii
DAFTA ISI
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
2.3 Ekstraksi................................................................................................... 17
iv
2.3.2 Jenis jenis ekstraksi ............................................................................... 17
2.5 Bakteri...................................................................................................... 23
Antibakteri ..................................................................................................... 32
v
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 38
3.3.2 Pembuatan Ekstrak Etanol 96% Daun Ciplukan ( Physalis angulata L.)
dengan Metode Maserasi ................................................................................ 40
3.3.5.1 Pembuatan Media Kultur ( Mueller Hinton Agar Darah ) untuk Bakteri
Uji .................................................................................................................. 44
vi
3.3.9 Penyetaraan Standar Kekeruhan Suspensi Bakteri .................................. 46
3.3.10 Pembuatan Larutan Uji Ekstrak Etanol 96% Daun Ciplukan dengan
Berbagai Varian Konsentrasi .......................................................................... 46
3.3.11 Pembuatan Formulasi Sediaan Obat Kumur Ekstrak Etanol 96% Daun
Ciplukan ( Physalis angulate L.) ..................................................................... 47
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Tanaman Ciplukan (Ravianto, 2017) ................................................ 7
Gambar 2. 2 kerangka C6 -C3 FLAVANOID .................................................... 11
Gambar 2. 3 Gigi yang sehat dan bersih ............................................................. 13
Gambar 2. 4 Karies Gigi .................................................................................... 14
Gambar 2. 5 streptococcus mutans (Sofia D. Forssten *, Marika Björklund and
Arthur C. Ouwehand, 2010) ............................................................................... 26
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.5 Hipotesis
Ekstrak etanol 96% daun ciplukan ( Physalis
angulata L. ) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri
Streptococcus mutans penyebab karies gigi dan dapat
diformulasikan menjadi sediaan solid dalam bentuk obat
kumur.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Host
Struktur dari anatomi gigi terdiri dari lapisan
enamel yang terdapat pada bagian luar gigi dan lapisan
dentin yang terletak dibawah lapisan enamel. Enamel ialah
jaringan keras gigi yang dengan susunan kimia kompleks
yang mengandung 97% mineral ( kalsium, fosfat,
karbonat,fluor), air 1% dan bahan organic 2%. Enamel
bersifat rapuh dan memiliki struktur sangat tipis (Arora M,
2009). Struktur enamel atau email serta akar gigi dapat
mempengaruhi serangan karies karena perbedaan mineral
yang terkandung didalamnya (Samaranayake L. S., 2006)..
2. Mikrobiologi
Factor mikroorganisme dipengaruhi oleh jumlah
bakteri dan plak yang menempel pada permukaan gigi.
2.3 Ekstraksi
1. Maserasi
Maserasi ialah proses ekstraksi yang dilakukan dengan cara
merendam simplisia dala pelarut yang cocok selama waktu
tertentu pada temperature ruangan ( kamar ) dengan
1. Soxhletasi
Metode ini merupakan ekstraksi yang menggunakan pelarut
yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat
khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah
pelarut yang relative konstan dengan adanya pendinginan
baik (Departemen kesehatan, 2000).
2. Destilasi
Destilasi adalah metode pemisahan zat cair dari
campurannya berdasarkan perbedaan titik didih dari zat
tersebut. Pada proses pendinginan, senyawa dan uap air
akan terkondensasi dan terpisah menjadi destilat air dan
senyawa yang diekstraksi.
3. Dekok
Ekstraksi dengan cara dekok ialah menyari simplisia
dengan pelarut air selama 30 menit dihitung setelah suhu
mencapai 90°C (Departemen kesehatan, 2000).
4. Infusa
3. Tanin
2.5 Bakteri
a. Zona Iradikal
Zona ini merupakan daerah yang terdapat pertumbuhan
bakteri di sekitar disc dan dapat dihambat oleh antibakteri
tetapi tidak mematikan bakteri.
Uji disc diffusion dilakukan dengan mengukur diameter
zona bersih / jernih yang tidak memperlihatkan
pertumbuhan bakteri di sekeliling senyawa antibakteri pada
permukaan media agar. Keadaan ini menunjukan indikasi
adanya respon penghambatan pertumbuhan
mikroorganisme.
Respon hambatan pertumbuhan bakteri dapat
diklasifikasikan seperti berikut
(Greenwood, 1995) :
TABEL 2. 1 ZONA HAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI
Antibakteri
1. Gliserin (Anonim, Farmakope Indonesia, Edisi III, 1979)
Gliserin merupakan cairan jernih seperti sirup, rasa manis
diikuti rasa hangat, tidak berwarna, hanya boleh berbau
khas leamah ( tajam atau tidak enak ). Higroskopik, Jika
disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat
membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak
melebur hingga suhu mencapai kurang lebih 20°. Gliserin
dapat bercampur dengan air dan dengan etano (95%) P.
Tidak larut dalam eter, dalam kloroform, dalam minyak
menguap dan dalam minyak lemak. Pada sediaan farmasi,
konsentrasi gliserin sebagai antimikroba berkisar < 20%,
dan sebagai emollient dan humektan berkisar 30% . (Rowe,
2009)
2. Mentholum (Anonim, Farmakope Indonesia, Edisi III,
1979)
2.9 Chlorhexidine
Chlorhexidine adalah merupakan derivate bis-
biguanite yang efektif dan mempunyai spectrum luas,
bekerja cepat dan toksisitas rendah. Chlorhexidine telah
terbukti efektif terhadap bakteri rongga mulut karena dapat
mengurangi jumlah mikroorganisme plak sebanyak 80%.
Aplikasi obat kumur chlorhexidine adalah mencegah
timbulnya plak dan karies karena chlorhexidine memiliki
kemampuan bakterisid dan bakteriostatik terhadap bakteri
rongga mulut, termasuk Streptococcus mutans (Jeanne
Mervrayano; Rahmatini; Elizabeth Bahar, 2015). Di
Indonesia, salah satu contoh obat kumur yang sangat mudah
kita peroleh di pasaran yaitu klorheksidin. Klorheksidin
merupakan agen antimikroba berspektrum luas dan
memiliki efek bakterisidal terhadap semua jenis mikroba,
termasuk bakteri, jamur, dan virus. Klorheksidin terbukti
dapat menghambat pembentukan plak, mengurangi
inflamasi gingiva dan mencegah karies gigi (Fajriani¹,
2014).
METODE PENELITIAN
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
autoklaf, silinder cup, timbangan analitik, kompor listrik,
incubator, botol kaca gelap, rotary evaporator, mikroskop,
oven, alat-alat gelas laboratorium (gelas ukur, gelas kimia,
labu ukur, cawan petri, erlenmeyer, dan tabung reaksi),
jangka sorong, ose , Bunsen, batang pengaduk, spatel
logam, sarung tangan, pH meter, kertas saring, jangka
sorong.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Daun
dari tanaman Ciplukan ( Physalis angulata L.) yang
diperoleh dari BALITRO ( Balai Penelitian Tanaman
Rempah dan Obat ) Bogor, etanol 96%, aquadest, gliserin,
38
Universita 17 Agustus 1945 Jakarta
39
3.3.3.1Perhitungan Rendemen
Rendemen ialah perbandingan antara bobot ekstrak
yang didapat dengan bobot simplisia awal (Departemen
kesehatan, 2000). Nilai rendemen dapat dihitung
berdasarkan :
B−C
% 𝑆𝑢𝑠𝑢𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑖𝑎𝑛 = 𝑋 100%
B−A
Keterangan:
A = Bobot botol timbang
B = Bobot botol timbang + ekstrak sebelum dipanaskan
C = Bobot botol timbang + ekstrak setelah dipanaskan
3.3.14.4 Uji pH
Pengujian pH pada sediaan obat kumur
menggunakan alat pH meter. Dengan cara mencelupkan
elektroda pada sediaan obat kumur lalu didiamkan
beberapa saat hingga diperoleh angka pembacaan yang
stabil oleh pH meter , lalu nilai pH dicatat.
1. Aldi, Y., Aria, M., & Erman, L. 2014. UJI EFEK IMUNOSTIMULASI
EKSTRAK ETANOL HERBA CIPLUKAN (Physalis angulata L.)
TERHADAP AKTIVITAS DAN KAPASITAS FAGOSITOSIS SEL
MAKROFAG PADA MENCIT PUTIH BETINA. SCIENTIA, 38.
53
11. Depkes, R. 2014. Pusat Data dan Informasi. In R. Depkes, Pusat Data dan
Informasi.
14. Dra. Sujati Woro l., M. A. 2016. Farmakologi. In M. A. Dra. Sujati Woro l.,
Farmakologi. Jakarta.
15. Dwi Fitrianti AR, N. A. 2011. Efektivitas Ekstrak Daun Ceplukan sebagai
Antimikroba terhadap Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus In Vitro.
Jurnal Kedokteran Brawijaya, 213.
54
22. Harborne, J. 1984. Phytochemical Methods: A Guide to Modern Technique
of. In J. Harborne, Phytochemical Methods: A Guide to Modern Technique
of (pp. 37–168). London: Chapman and Hall.
27. Kamal Rai Aneja, R. J. 2010. The antimicrobial potential of ten often used
mouthwashes against four dental caries pathogens . Jundishapur Journal of
Microbiology, 15.
55
33. Nurul Latifah, A. A. 2014. Ciplukan (Physalis angulata L.). Retrieved from
Ciplukan (Physalis angulata L.):
http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/en/?page_id=193
56
44. Radji, M. 2011. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan.
In M. Radji, Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan (pp.
107, 118, 201-207, 295). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
45. Ravianto. 2017. Mahalnya Harga Cecenet atau Ciplukan Bikin Netizen
Heboh. Retrieved from Mahalnya Harga Cecenet atau Ciplukan Bikin
Netizen Heboh: http://jabar.tribunnews.com/2017/06/27/mahalnya-harga-
cecenet-atau-ciplukan-bikin-netizen-heboh?page=3
55. Sri Luliana, R. S. 2017. Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Air Herba
Ciplukan (Physalis angulata L.) terhadap Tikus Putih (Rattus norvegicus L.)
Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Karagena. Traditional Medicine
Journal, 199.
57
56. Steenis., C. G. 1997. Flora. Jakarta: Pradnya Paramita.
58